Universitas Jambi 2019 Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun lebar memanjang dari suku Musaceae. Tamaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon tersusun atas batang pohon semu. Berdasarkan cara konsumsi buahnya, pisang dikelompokkan dalam dua golongan yaitu pisang meja (dessert banana) dan pisang olah (plantain cooking banana). Pisang meja dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang seperti buah ambon, susu, raja, seribu, dan sunripa. Pisang olahan dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar atau dikolak seperti pisang kapok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Pisang mempunyai kandungan gizi yang sangat baik antara lain menyediakan energy cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin yaitu, vitamin C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pisang juga digunakan bagi ibu hamil untuk penyakit usus dan perut. Selain itu, bagi luka bakar dan kecantikan, diabetes Mellitus, pendarahan Rahim, merapatkan vagina, ambein, cacar air, tenggorokan bengkan dan sakit kuning atau lever. Masyarakat umumnya hanya mengkonsumsi buahnya saja, sedangkan kulitnya dibuang yang akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Apabila limbah kulit pisang tersebut dibiarkan begitu saja maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya penumpukan sampah atau limbah kulit pisang. Oleh karena itu pengolahan limbah kulit pisang merupakan salah satu alternatif masalah tersebut.Potensi pisang di indonesia sangat banyak apalagi di provinsi jambi, hampir seluruh wilayah indonesia memiliki pohon pisang karena pohon pisang dapat tumbuh di daerah yang tropis, bukan hanya di indonesia saja tapi di asia tenggara seperti malaysia,vietnam,filipina,dst. Semua bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan bukan hanya buahnya saja, namun daun dan akarnya pun dapat bermanfaat. Namun masih ada yang belum dimanfaatkan yaitu kulitnya, ketika seseorang memakan pisang dan membuang kulitnya sembarangan maka akan menyebabkan orang lain tergelincir dan jatuh. Dengan menggunakan kulit pisang kita dapat mengurangi pemakaian semir sepatu yang bahannya tidak alami yang lama kelamaan akan mengurangi kualitas dari sepatu itu dan selain itu dengan mengguanakan kulit pisang kita bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli semir sepatu.
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan
tiga kali ulangan. Apabila uji varian (F hitung) menunjukan beda nyata, maka dilakukan dengan uji lanjutan menggunakan Duncan’s New Multiple Test (DNMRT) pada tahap 5%.Kreteria pisang yang digunakan adalah kulit pisang yang sudah dimakan daging pisangnya dan berwarna kuning cerah. perendaman kulit pisang dengan menggunakan asam cuka sesuai yang diinginkan selama satu minggu dalam kondisi tertutup.Tujuan agar mudah mengentalkan hasil semir kulit pisang. Setelah dilakukan perendaman selama satu minggu, bahan dimasukkan kedalam periuk. Setelah itu, dimasukkan larutan alkohol 95% sesuai keinginan dan dihidupkan api kopor. Diaduk perlahan-lahan dan api jangan terlalu besar agar tidak terjadi kegosongan pada bahan. Setelah kental dipindahkan ketempat luas dan hindari dari jangkauan anak-anak. Sumber
Akrinisia,M.2010. Keragaman Genetik Plasma Nutfah Sagu Metroxylon sp.)
Berdasarkan Karakter Morfologis dan Molekuler RAPD (Random amplifiedpolymorphiDNA) di Sumatera Barat.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang. Ismanto, H. 2015. Pengolahan Tanpa LimbahTanaman Pisang. Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian. Balai Besar Pelatihan Pertanian. Batangkaluku. Komaryati dan Adi,S. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi Teknologi Budidaya Pisang Kepok (Musa paradisiaca) di Desa Sungai Kunyit Laut Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Pontianak. J.Iprekas:53-61. Radiya, M. 2013. Karakterisasi Morfologi Tanaman Pisang (Musa paradisiacaL.) di Kabupaten Agam. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Taman Siswa Padang. Rusdiansyah, D.2013. Potensi dan Peluang Investasi serta Permasalahan Komoditi Pisang di Kalimantan Timur. Badan Perizinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Sukartini, 2006. Pengelompokan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter Morfologi IPGRI. J. Hort 17(1) : 26-33. Wijayanto,T., Dirvamena,B dan Ente,L. 2013. Hubungan Kekerabatan Aksesi Pisang Kepok (Musa paradisiacaFormatypica) di Kabupaten Muna Berdasarkan Karakter Morfologi dan Penanda RAPD. J. Agroteknos Vol.3 No.3 Hal 163-170.