Anda di halaman 1dari 5

V.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang


termokimia dan hukum hess maka didapatkan data sebagai berikut :

5.1. Penentuan Tetapan Kalorimeter


Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Suhu air panas, ºC 65 60 62,5
Suhu air dingin, ºC 30 30 30
Suhu Campuran, ºC 36,5 33,5 35
Termokimia adalah cabang kimia yang berhubungan dengan
hubungan timbal balik panas dengan reaksi kimia atau dengan
perubahan keadaan fisika. Dalam termokimia dikenal istilah lingkungan
dan sistem, lingkungan adalah segala sesuatu di luar sistem dan dapat
mempengaruhi sistem tersebut, sedangkan sistem adalah segala sesuatu
yang diamati yang terbagi menjadi tiga yaitu sistem terbuka, sistem
tertutup, dan sistem terisolasi.
Sistem terbuka adalah sistem dimana antara sistem dan
lingkungannya dapat bertukar energi dan materi, sistem tertutup adalah
sistem dimana sistem tersebut memungkinkan terjadinya perpindahan
energi ke lingkungan tetapi tidak pada materinya dan sistem terisolasi
adalah sistem dimana energi dan materi tidak dapat mengalir ke
lingkungan.
Di dalam termokimia ada dua reaksi yang dikenal yaitu reaksi
endoterm dan eksoterm. Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang
menangkap kalor dari sistem sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi
kimia yang melepaskan kalor ke lingkungan. Alat yang digunakan untuk
mengukur perubahan panas suatu reaksi disebut dengan kalorimeter.
Prinsip dari calorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase
dari sifat fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan
kalor dari zat – zat yang berbeda sehingga prinsip pengukuran pada
percobaan ini disebut kalorimetri. Prinsip kerja kalorimeter sederhana
juga dikenal dengan nama metode campuran yaitu suatu sampel
dimasukkan ke kalorimeter dan sampel zat satunya dimasukkan ke
kalorimeter kemudian dicampurkan ke dalam air dingin kalorimeter dan
diukur suhu campuran di dalam kalorimeter. Suhu akan naik secara
perlahan karena air dingin kalorimeter telah menyerap panas dari
pencampuran tersebut sesuai dengan asas black.
Semakin lama waktu pencampuran maka suhsu akan semakin
turun karena sistem melepas kalor ke lingkungan. Apabila pada menit
terakhir, suhu yang dihitung pada termometer tidak berubah maka
kalorimeter tetap pada sifatnya yaitu menjaga suhu dan tidak ada
pengaruh dari lingkungan.
Fungsi pengadukan secara terus menerus bertujuan supaya
kalor yang ada tersebar secara merata pada kalorimeter. Kalor adalah
energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhsu rendah ketika kedua benda disatukan atau dicampur. Fungsi
pengukuran suhu pun bertujuan agar dapat mengetahui berapa besar
suhu yang diperoleh sehingga memudahkan dalam perhitungan.
Dari hasil percobaan dengan diketahui kalor jenis air sebesar
4,184 J/goC. tetapan calorimeter ini juga digunakan untuk menentukan
H netralisasi. Menurut teori, tetapan kalorimeter adalah 0 atau lebih
kecil nilainya maka semakin bagus kalorimeter yan digunakan dalam
suatu percobaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan dari termokimia ini
biasanya dipakai pada tubuh yang bekerja dari energi panas yang telah
diubah menjadi energi listrik dan penerapan termokimia ini juga dapat
ditemukan pada tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis yang
membutuhkan energi dari sinar matahari.
5.2. Penentuan H Netralisasi untuk Asam-Basa
Ulangan 1 Ulangan 2 Rerata
Suhu larutan asam
35 35 35
HCl 1 M, ºC
Suhu larutan basa
34,5 34,5 34,5
NaOH 1 M, ºC
Suhu Campuran, ºC 33,5 33,5 33,5
Pada percobaan ini, larutan NaOH dimasukkan ke dalam
calorimeter sedangkan larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas piala
dan kemudian diukur suhu masing-masing menggunakan thermometer.
Kedua larutan tadi kemudian dicampurkan menjadi satu dan diukur
suhu campurannya.
Dari pencampuran antara larutan asam HCl dan larutan basa
NaOH didapatkan reaksi sebagai berikut :

NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Pada reaksi ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat
sehingga larutan yang terbentuk adalah garam dan air yang besifat
netral. Pada percobaan ini didapatkan kalor netralisasinua sebesar -
135,98 J dan Hrks sebesar 3.399,5 J/mol.
Selain menggunakan larutan NaOH dan HCl, praktikan juga
melakukan percobaan dengan 4 pasang larutan asam basa lain
menggunakan prosedur kerja yang asam.
A. Asam Asetat dan NaOH
Ulangan 1 Ulangan 2 Rerata
Suhu larutan
32 32 32
CH3COOH, ºC
Suhu larutan basa
30 30 30
NaOH, ºC
Suhu Campuran, ºC 35,5 35,5 35,5
Pada percobaan ini larutan CH3COOH dan larutan NaOH
berperan sebagai sistem, kalorimeter berperan sebagai lingkungan.
Reaksi ini merupakan reaksi endoterm karena hasil dari reaksi ini yaitu
adanya kalor yang diserap oleh sistem dari lingkungan. Hal ini
ditunjukkan dengan menaiknya nilai rata-rata suhu campuran.
Pada reaksi ini terjadi reaksi antara asam lemah dengan basa
kuat yang menghasilkan larutan basa dan air dengan reaksi sebagai
berikut :

CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

Pada percobaan ini seharusnya selisih antara suhu larutan asam


asetat dengan larutan NaOH adalah 0,5ºC tetapi pada saat percobaan,
praktikan melakukan kesalahan dengan kurangnya ketelitian dalam
prosedur kerja yang tersedia.
B. Natrium Asetat dan HCl
Ulangan 1 Ulangan 2 Rerata
Suhu larutan
31,5 31,5 31,5
CH3COOH, ºC
Suhu larutan basa
30 30 30
HCl, ºC
Suhu Campuran, ºC 32 32 32
Pada reaksi ini terjadi reaksi antara basa lemah dengan asam
kuat yang menghasilkan larutan asam dan garam dengan rekasi sebagai
berikut :
CH3COONa(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + CH3COOH(aq)

Pada percobaan ini juga seharusnya selisih suhu antara


larutannya hanya 0,5ºC .
C. NaOH dan Asam Nitrat
Ulangan 1 Ulangan 2 Rerata
Suhu larutan NaOH,
24,5 24 24,25
ºC
Suhu larutan basa
24,5 24 24,25
HNO3, ºC
Suhu Campuran, ºC 28 27,5 27,75
Pada reaksi ini terjadi antara basa kuat dengan asam kuat dan
menghasilkan larutan yang bersifat netral dengan reaksi sebagai berikut:

NaOH(aq) + HNO3(aq) → NaNO3(aq) + H2O(l)

D. HCl dan Ammonia


Ulangan 1 Ulangan 2 Rerata
Suhu larutan HCl, ºC 24 23,5 23,75
Suhu larutan basa
24 23,5 23,75
NH3, ºC
Suhu Campuran, ºC 25 24,5 24,75
Pada reaksi ini terjadi antara asam kuat dengan basa lemah dan
menghasilkan larutan yang bersifat asam dengan reaksi sebagai berikut:
NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)

Dari semua data yang diperoleh dalam percobaan ini maka dapat
diketahui bahwa kekuatan asam dan basa yang digunakan akan
mempengaruhi harga H-nya. Semakin kuat asam yang digunakan
maka semakin kecil harga Hrks yang diperoleh dan keadaan ini juga
sama dengan keadaan dimana
Berikut ini data-data hasil percobaan lain yang menghubungkan
harga Hrks dengan larutan asam dan basa yang digunakan :
1. Asam Asetat dan NaOH
Reaksi antara asam lemah dengan basa kuat menghasilkan
harga Hrks sebesar -11.898,25 J/mol.
2. Natrium Asetat dan HCl
Reaksi antara basa lemah dengan asam kuat menghasilkan
harga Hrks sebesar -1.699,75 J/mol.
3. NaOH dan Asam Nitrat
Reaksi antara basa kuat dengan asam kuat menghasilkan
harga Hrks sebesar -11.898,25 J/mol.
4. HCl dan Ammonia
Reaksi antara asam kuat dengan basa lemah menghasilkan
Hrks sebesar -3.399,5 J/mol.
Semua reaksi di atas terjadi dengan melepas kalor ke
lingkungan atau biasanya disebut dengan reaksi eksoterm.

Anda mungkin juga menyukai