Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN V

ANALISA KUALITATIF GUGUS FUNGSI (I)

I.Tujuan
1.Untuk menentukan adanya ikatan rangkap pada
suatu senyawa
2.Diharapkan Mahasiswa paham akan sifat fisika alkohol
dan fenol
3.Dapat memahami reaksi-reaksi alkohol dan fenol
4.Reaksi-reaksi yang membedakan alkohol dan fenol

II.Landasan Teori

Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus


fungsi yang dikandungnya. Gugus fungsi (fuctional group) adalah sekelompok
atom yang menyebabkan perilaku-perilaku kimia dari molekul induk. Molekul
berbeda yang mengandung gugus (gugus-gugus fungsi) yang sama yang juga
mengalami reaksi serupa. Jadi dengan mempelajari sifat-sifat khas dari
beberapa gugus fungsi. Gugus fungsi sendiri dapat mempelajari dan dapat
memahami sifat-sifat dari banyak senyawa-senyawa organiknya. Gugus fungsi
sendiri telah banyak dikenal, seperti contohnya alkohol, eter, aldehida, keton,
asam karboksilat, dan amino. Semua senyawa organik merupakan turunan dari
golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab
senyawa-senyawa tersebut hanyalah terbuat dari hidrogen dan karbon.
Berdasarkan dari strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi dua golongan
utama yaitu, alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon
yang rantai C nya memungkinkan bercabang dan tidak mengandung gugus
benzena atau cincin benzen didalamnya. Berdasarkan jumlah ikatannya,
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan
senyawa alifatik yang tidak jenuh dimana senyawa alifatik jenuh sendiri adalah
senyawa alifatik yang rantai C nya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan
ini dinamakan Alkana,sedangkan senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa
alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan-ikatan rangkap dua ataupun rangkap
tiga. Jika ia memiliki rangkap dua dapat dikatakan alkena dan senyawa
memililiki rangkap tiga dinamkaan alkuna, senyawa hidrokarbonsiklik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga
mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik
dan aromatik. Yang mana senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang
mempunyai rantai tertutup. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang
terdiri dari 6 atom yang membentuk rantai benzena (Chang, 2005).
Hidrokarbon alifatik dibagi menjadi tiga , yaitu : alkana , alkena, dan
alkuna dimana alkana merupkan ikatan rangkap tunggal,alkena merupakan
ikatan rangkap ganda dan alkena merupakan ikatan rangkap tiga .

1. Alkana (alkane)
Ikatan rangkap satu mempunyai rumus;

CnH2n+2

Dengan n= 1,2..... ciri terpenting dari molekul ini adalahikatan kovalen tunggal
(alkana). Alkana sendiri dikenal sebagai hidrokarbon jenuh (Saturated
Hydrokarbon) karna mengandung jumlah maksimum atom hidrogen serta dapat
berkaitan dengan sejumlah karbon yang sudah ada. Alkana yang palaing
sederhana (yaitu dengan n=1) CH4

2. Alkena (olefin)
Merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap dua
sSikap-sikap dari alkena sendiri yaitu, Hidrokarbon tak jenuh rangkap dua
disebut juga sebagai olefin (Pembentuk Minyak). Sifat siologis dari alkena lebih
aktif, sifat sama dengan alkana tetapi lebih reaktif dengan rumus umum
sebagaiberikut;

CnH2n

3.Alkuna
Merupakan senyawa karbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga
Sifatnya sama dengan alkena tetapi jauh lebih reaktif dengan rumus umum
yaitu;

CnH2n

Tata nama senyawa diberi Akhiran “una” kegunaan dari alkuna sendiri ialah
sebagai berikut, etuna (asitilena) digunakan untuk mengikis besi dan juga
mengelas baja sebagai penerangan dan untuk sintesis senyawa-senyawa lainnya
(Oxtoby et al.,2001).
Menurut Sastrohamidjojo(2018), menyatakan bahwa salah satu gugus
fungsi yang paling sederhana terdiri atas satu atom halogen ,dalam hal ini
klorinlah yang diambil sebagai contoh. Alkil halida terbentuk bila ada campuran
alkana dan halogen (kecuali iodin) dipanaskan atau dipaparkan pada suatu
cahaya.

CH4 + Cl2 250-400℃ atau cahaya CH3Cl + HCl


Metana Klorin Kloro Metana HidrogenKlorida

Dimana (klorometana) juga dinamakan metil klorida yang digunakan dalam


sintesis untuk menambahkan gugus fungsi metil pada molekul-molekul organik
jika klorin banyak maka bentuk-bentuk dari metana berklorin yang lebih tinggi
akan dapat terjadi.
Beberapa pengaruh dari senyawa-senyawa polifenol mempunyai aktivitas
antipertensi. Beberapa penelitian juga memperlihatkan bahwa floronoid dan
tanin yang umum nya terdapat didalam beberapa buah-buahan , sayur-sayuran
dan minuman mampu mengakibatkan menghambat nya nictonimida adenine
dinucleotida phospat (NADPH) okside melalui penghambatan ACE peningkatan
Enos- Spesifik (Dhinawaty dan Ruslin, 2015).
Menurut Rathod et al.,(2014), menyatakan bahwa percobaan untuk
esterifikasi asam propionat dengan alkohol propil iso yang ditambahkan dengan
dan tanpa pervaporsi dilakukan. Kinerja-kinerja dari berbagai reaktur-reaktur
pervaporsi nya sendiri dianalisis dengan memepelajari pengaruh-pengaruh
berbagai parameter seperti suhu, konsentrasi, dan katalis serta reaktan.
Reaktan dari pervaporsi menggunakan perangkat-perangkat tambahan
lainnya.yang sudah cukup diamti dan sudah diperiksa bahwasannya koversi
asam dari propa-propaniotnya akan mengalami peningkatan atau kenaikan nilai
yang mana nilai awal kesetimbangan itu mula-mula hanyalah 66% lalu beubah
karna mngalami kenaikan, naiklah menjadi 87%.
Reaksi esterifikasi ini dipakai oleh emil fischer sebagai dasar untuk
memisahkan asam-asam amino yang diperoleh dari hidrolisis protein sebab
ester-ester yang mana telah terbentuk dapat dipisahkan dengan cara distilasi
bertingkat. Ikatan kovalen yang terbentuk dalam Hf biasanya disebut dengan
ikatan kovalen polar atau dapat juga disingkat dengan ikatan polar, yang mana
karna elektron-elektron dapat menghabiskan lebih banyak waktunya untuk
berada didalam salah satu atom-atomnya. Pada dasarnya Titanium dioksida
banyak digunakan sebagai fotokatalis karena bersifat lembab, stabilitas,
termalnya baik, non-toksik, tahan saat berada disuhu yang tinggi, dan aktivitas
kafalitiknya cukup baik saat ini titanium dioksida juga mulai digunakan sebagai
katalis yang ramah lingkungan dalam proses senyawa-senyawa organik lainnya.
III.Alat dan Bahan
3.1 Alat
- Rak Tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pemanas air
- Gelas piala 100 mL
- Gelas piala 50 mL
- Gelas ukur 100 mL
- Gelas ukur 50 mL
- Pipet tetes
- Kaca arloji
-Batang pengaduk

3.2 Bahan
-Bromine dalam CCL4 (air brom 2%)

- KMnO4
- Alkana dan Alkena
- Etanol, 2-butanol, tersier butil alkohol dan fenol
- H2SO4 Pekat
- Pereaksi Lucas (ZnCl2 dalam HCl)
- Kertas pH
- Asam asetat glasial
- FeCl3 1%
IV.Prosedur Kerja
4.1 Alkena
a. Tes Bromine
Senyawa X
Dimasukkan sebanyak 1 ml larutan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan air brom setetes demi setetes

Dikocok
Diamati hilangnya atau tidak warna air

Hasil

b. Tes Bayer (KMnO4)


Senyawa X
Dimasukkan 1 ml zat yang dianalisa kedalam tabung reaksi

Ditambahkan air atau etanol

Di tambahkan setetes demi setetes larutan berair kalium


permanganat

Dikocok

Dites positif jika warna ungu dari reagen hilang dan terbentuk

endapan coklat

Hasil

c. Reaksi dengan H2SO4 Pekat


H2SO4 Pekat

Dimasukkan 1 ml asam sulfat pekat dingin kedalam tabung

reaksi

Ditambahkan 2 tetes zat yang akan dianalisa


Diaduk perlahan-lahan
Diamati jika senyawa larut atau jika timbul warna, atau terjadi
perubahan temperatur

Hasil
4.2 Alkohol
a. Kelarutan dan keasaman
Etanol, 2-butano, dan fenol

Dimasukkan 2 ml air dan 0,5 ml senyawa alkohol yang hendak

diuji (etanol, 2-butanol, dan fenol) kedalam tabung reaksi

Dikocok

Diamati

Dicatat hasil pengamatan

Diuji masing-masing larutan dengan kertas lakmus

Hasil

b. Pengujian Lucas
Pereaksi Lucas

Dimasukkan 1 ml pereaksi lucas ke dalam beberapa tabung


reaksi
Ditambahkan kira-kira 1 ml alkohol yang hendak diuji
Dikocok selama 30 detik
Dicatat waktu yang diperlukan oleh campuran menjadi keruh
atau memisah menjadi 2 lapisan
Diamati perubahan selama 30 menit

Hasil

c. Reaksi Fenol dengan FeCl3


Etanol, 2-butano, dan fenol

Dilarutkan sebanyak 0,5 ml senyawa kedalam tabung reaksi 5 ml


air

Ditambahkan masing-masing tabung dengan 1-2 tetes larutan


FeCl3

Dikocok dan diamati hasilnya

Diperhatikan ada tidaknya terbentuk cincin biru sampai ungu

Hasil
d. Reaksi esterifikasi
Alkohol

Dicampurkan 2 ml alkohol dengan 3 ml asam asetat glasial


ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 0,5 ml H2SO4

Dipanaskan pada pemanas air kira-kira 5 menit

Dicatat dan diamati

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan yaitu
praktikum yang berjudul Analisa Kuantitatif Gugus Fungsi (I) Didalam
Laboratorium Lingkungan dan Geokimia I .
Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi
yang dikandungnya. Gugus fungsi (Functional Group) adalah sekelompok atom
yang mengandung gugus atau gugus-gugus fungsi yang sama mengalami reaksi
yang serupa jadi, dengan memperoleh atau mempelajari sifat sifat khas
beberapa gugus fungsi dapat memahami sifat sifat dari banyak senyawa
organik. Contoh macam-macam gugu fungsional yaitu
alkohol,eter,aldehida,asam karboksilat,dan lain-lain (chang,2005).
5.1.1 Alkena
Tabel 1.1
No Senyawa Bromine KMnO4 H2SO4 Keterangan
1 Alkana - Terbentuk Tidak ada (Pentana)
warna cokelat perubahan
2 Alkena - - - -
Dari data diatas dapat diketahui bahwa percobaan pada alkena ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap pada suatu
senyawa. Dalam percobaan ini seharusnya dilakukan tiga kali percobaan, yaitu
Tes Bromine,Tes Bayer (KMnO4) dan reaksi dengan H2SO4. Pada Tes Bromine
tidak dilakukan karena tidak adanya bahan yang tersedia didalam
laboratorium. Menurut literatur pada uji bromine dilakukan di loker
laboratorium yang tidak tercahayai sinar lampu maupun matahari secara
langsung. Hal ini dilakukan karena sifat dari bromine sendiri yang sangat
reaktif bila terkena cahaya dan gas yang dihasikannya pun beracun bila
terhirup. Tes bromine ini digunakan untuk mengidentifikasi hirokarbon yang
jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Penambahan bromine pada senyawa
hidrokarbon tidak jenuh akan memudar warna awal dari bromine itu sendiri
(orange) dengan menghilangnya warna dari bromine tersebut maka tes dikatakn
positif. Pada uji didapatkan reaksi sebagai berikut :

CH3(CH2)4CH3(Aq) +Br2(s)

Pada uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan


hidrokarbon terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada
percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan 1ml zat (pentanol) kedalam
tabung reaksi kemudian di tambahkan 2ml air dan ditambahkan setetes demi
setetes dengan KMnO4 dan dikocok dari percobaan ini ketika pentana
ditambahkan KMnO4 larutan berubah menjadi warna ungu dan terbentuk
endapan namun ketika dikocok gumpalan hilang dan warna larutan berubah
menjadi cokelat. Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang ada atau tidak sesuai
dengan literatur. Seharusnya alkana tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 dan
karena alkana tidak bereaksi dengan oksidator lemah bahkan oksidator kuat.
Hal ini terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang teliti dalam Melakukan
percobaan tersebut atau kesalan dalam mereaksikan dan larutan-larutan
tersebut terkontaminasi dengan zat-zat lain. Adapun persamaan reaksi alkana
dengan KMnO4 adalah sebagai berikut :
C5H12(Aq) + KMnO4(Aq)

Berdasarkan literatur yang ada jika alkena direaksikan dengan KMnO4


akan menghasilkan tes yang positif, yaitu hilangnya warna ungu reagen dan
terbentuk endapan cokelat. Uji bayer dilakukan dengan mencampurkan larutan
KMnO4 terhadap suatu cairan. Penambahan KMnO 4 bertujuan untuk
mengetahui terjadinya reaksi oksidasi, reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu
dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut, hilangnya wrna ungu disebabkan
karena adanya reaksi ion MnO4- dengan alkena membentuk gliko cdroil dan
endapan cokelat dari MnO2. Dengan persamaa reaksi sebagai berikut

OH OH

3CH3-CH-CH-CH3(Aq)+2KMnO4(Aq)+4H2O 3CH3-CH-CH-CH3(Aq)+2MnO4(Aq)+2KOH

Hasil tes positif ini menandakan bahawa sampel memiliki ikatan rangkap
satu.
Pada percobaan dengan H2SO4 pekat dilakukan dengan cara yaitu
mereaksikan 1ml asam sulfat pekat dengan 2ml zat yang dianalisa yang dimana
dalam percobaan zat yang digunakan pentana, dari reaksi ini tidak terjadi suatu
perubahan baik perubahan warna maupun perubahan temperatur (timbul
panas). Hal ini telah sesuai dengan literatur yang ada bahwa alkana tidak dapat
bereaksi dengan H2SO4, namun jika suatu larutan dapat bereaksi dengan H2SO4
yang ditandai dengan larutnya zat dalam H2SO4, terjadi timbulnya warna atau
perubahan temperatur maka senyawa yang dianalisis tidak jenuh.
Tes asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan asam sulfat dengan senyawa
hidrokarbon. Percobaan ini dapat menunjukkan senyawa kimia dari
hidrokarbon yang dapat bereaksi ataupun tidak dapat bereaksi. Dari percobaan
antra reaksi alkana (pentana) dengan H2SO4, maka tidak ada reaksi yang
terjadi. Persamaanya adalah sebagai berikut :

C5H12(Aq) + H2SO4(Aq)

5.2 Alkohol
Alkohol ialah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksi
(-OH). Beberapa alkohol yang umum ialah etil alkohol,etanol ataupun methanol
(chang, 2005).
5.2.1 Kelarutan/pH
Tabel 2.1
NO Nama Zat Pengamatan Keterangan

1 Etanol Kertas lakmus biru menjadi merah, Bersifat asam


pH = 6
2 2-Butanol Kertas lakmus biru tetap bewarna Bersifat basa
biru, pH = 8
3 Butil Kertas lakmus merah menjadi Bersifat basa
Alkohol biru,pH = 8
4 Fenol Kertas lakmus biru tetap bewarna Bersifat basa
biru, pH = 8
Dari percobaan ini didapatkan bahwa semua zat yang ada disajikan
pada tabel dapat larut dalam air karena adanya gugus hidroksi senyawa alkohol
dan fenol bersifat polar. Kepolaran gugus hidroksi disertai dengan
kemampuannya membentuk ikatan yang hidrogen yang menyebabkan alkohol
dan fenol dapat larut dalam air, namun semakin panjang atom C pada alkohol
maka kelarutannya dalam air semakin kecil, oleh karena itu etanol adalah zat
yang paling mudah larut dalam air dalam percobaan ini, sedangkan fenol yang
paling sukar larut. pH merupakan drajat keasaman dari percobaan ini
didapatkan bahwa etanol lebih asam dibandingkan dengan fenol akan tetapi
menurut literatur yang ada fenol lebih asam dibanding dengan alkohol. Hal ini
terjadi dikarenakan kesalahan praktikan yang kurang teliti.
5.2.2 Pereaksi Lucas
Tabel 2.2
NO Nama Zat Pengamatan Keterangan
1 Etanol Tetap bening Tabung reaksi panas
2 2-Butanol Terjadi kekeruhan Tabung reaksi panas
3 t-Butil alkohol keruh Tabung reaksi hangat
Uji lucas ini adalah tes untuk membedakan alkohol primer,sekunder dan
tersier dengan menggunakan pereaksi lucas. Pereaksi ini terdiri atas campuran
ZnCl2 ditambah dengan HCl pekat. Pada percobaan ini etanol tetap bening
ketika direaksikan dengan uji lucas, hal ini menunjukkan bahwa etanol tidak
beraksi dengan pereaksi lucas. Hal ini telah sesuai dengan literatur yang ada
bahwa etanol merupakan salah satu jenis jenis alkohol primer. Alkohol primer
merupakan alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C primer. Sehingga
persamaanya sebagai berikut

C2H5OH(Aq) + HCl (Aq) ZnCl


2 TR

Pada reaksi 2-Butanol dengan lucas ialah terjadi kekeruhan hal ini
menunjukkan bahwa 2-butanol bereaksi dengan pereaksi lucas. Namun lambat
hal ini terjadi karena gugus OH terikat pada atom C sekunder yang mengikat 2
atom C lainnya sehingga energi ikatannya lebih lemah dan lebih mudah
bereaksi dengan pereaksi lucas. Sehingga harus dibantu dengan pemanasan
agar reaksi berjalan lebih cepat. Dengan persamaan sebagai berikut

C4H10O(Aq) + HCl(Aq) ZnCl


2 C4H9Cl(Aq) + H2O

Pada reaksi t-butil alkohol dengan pereaksi lucas ialah terjadi kekeruhan
hal ini menunjukkan bahwa t-butil alkohol dapat menghasilkan tes positif yaitu
dapat bereaksi dengan pereaksi lucas. Hal ini terjadi karena gugus OH terikat
pada gugus C tersier yang mengikat tiga atom C lainnya. Sehingga energi
ikatannya sangat lemah dan sangat mudah bereaksi dengan pereaksi lucas
sehingga tidak harus dengan pemanasan. Adapun persamaannya sebagai
berikut.

C4H10O(Aq) + HCl(Aq) ZnCl2 C4H9Cl(Aq) + H2O

Perinsip uji lucas adalah mengidentifikasi jenis alkohol dengan


menambahkan reagen lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi gugus OH
dengan Cl pada reagen sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut dan
mengendap gugus OH yang lepas bereaksi dengan H + yang berasal dari reagen
yang membentuk H2O. Sedangkan gugus Cl- mengantarkan tempat OH-
membentuk alkil klorida yang tidak larut.
5.2.3 Reaksi dengan FeCl3
Tabel 2.3
NO Nama Zat Pengamatan Keterangan
1 Etanol Larut dengan FeCl3 Tidak ada cincin
biru
2 2-butanol Terdapat buih buih kecil Tidak ada cincin
biru
3 Fenol Hanya larut sebagian dengan FeCl3 Tidak ada cincin
biru
Reaksi dengan FeCl3 digunakan untuk membedakan alkohol alifatik
dengan alkohol aromatik FeCl3 digunakan untuk membedakan senyawa alkohol
dan fenol. Dari percobaan ini didapatkan bahwa etanol larut dengan FeCl 3, 2-
butanol terdapat buih buih kecil dan fenol hanya larut dengan sebagian FeCl 3.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang ada bahwa FeCl3 mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dengan fenol (alcohol aromatic) dan tidak bereaksi
dengan alcohol alifatik. Adanya reaksi ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi ungu kehitaman dan terbentuk cincin biru. Namun pada
percobaan ini tidak terjadi perubahan warna hal ini dikarenakan kesalahan
yang terjadi selama praktikum berlangsung. Adapun reaksi reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut

- Etanol dan FeCl3


C2H5OH (Aq) + FeCl3 (Aq) TR
- 2-butanol dan FeCl3
C4H10O (Aq) + FeCl3 (Aq) TR
- Fenol dan FeCl3
6C6H5OH(Aq) + FeCl3 (Aq) [FeCOC8H5]3-(Aq) + 3H+(g) + 3HCl(Aq)

Tes positif apabila terbentuk cincin biru sampai ungu. Etanol tidak
dapat bereaksi dengan FeCl3 karena rantai alkali pada etanol sangat sederhana
sehingga penampakannya sangat kecil, selain itu etanol merupakan alkohol
yang kurang reaktif terhadap FeCl 3 ion Fe tidak mampu mensubstitusi gugus
OH atau mematahkan gugus OH pada etanol dan berkaitan dengan atom C
sedangkan fenol mampu mematahkan gugus –OH yang dimilikinya dengan
FeCl3 dan atom H yang berikatan dengan Cl membentuk produk baru HCl.
5.2.4 Reaksi Esterifikasi
Tabel 2.4
NO Nama Zat Pengamatan Keterangan
1 Etanol Bau spidol Warna tetap bening tapi
larutan habis
2 2-butanol Bau spidol menyengat Warna menjadi kuning
keruh
3 t-butil alkohol Bau cempedak busuk Warna menjadi cokelat
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara asam karboksilat dengan suatu alkohol dengan asam sebagai
katalis. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam sulfat.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Tetapi bila
menggunakan katalis kesetimbangan reaksi akan tercapai lebih cepat dan
proses pemanasan dalam percobaan ini adalah untuk mempercepat reaksi.
Dimana kenaikan suhu sejalan dengan meningkatnya kecepatan reaski. Dalam
percobaan ini didapatkan pada etanol yang baunya seperti spidol dengan warna
bening dan larutan habis, kehabisan larutan etanol adalah hidrolisis. Adapun
persamaan reaksinya

C2H5OH(Aq) + CH3COOH(Aq) H SO pekat


2 4 CH3COOC2H5(Aq) + H2O(l)

Pada 2-butanol didapatkan baunya seperti spidol namun lebih


menyengat dibandingkan dengan etanol. Warna larutan menjadi kuning
kekeruhan. Persammaanya yaitu

C4H10 (Aq) + CH3COOH (Aq)


H SO pekat
2 4 CH3COOC4Hg(Aq) + H2O(l)

Pada t-butil alcohol didapatkan baunya seperti cempedak busuk dengan


warna larutan menjadi cokelat. Persamaan reaksinya sebagai berikut

C4H10 (Aq)+CH3COOH (Aq)


H SO pekat
2 4 CH3COOC4Hg (Aq)+H2O (l)
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Untuk menentukan adanya ikatan rangkap pada suatu senyawa dapat
dilakukan dengan Melakukan tes bromine,tes bayer (KMnO 4) dan reaksi
dengan H2SO4 Pekat.
2. Alcohol dengan fenol memiliki sifat fisika yang berbeda. Alcohol dapat
larut dalam air dengan kelarutan yang berbeda beda. Sedangkan fenol
tidak dapat larut dalam air
3. Alcohol dan fenol dapat bereaksi dengan sejumlah zat, namun zat yang
bereaksi dengan alcohol belum tentu dapat bereaksi dengan fenol dan
sebaliknya
4. Fenol dapat bereaksi dengan FeCl 3 sedangkan alcohol tidak dapat
bereaksi dengan FeCl3
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah praktikan harus lebih
teliti dan berhati hati lagi, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang
seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,R.2005.Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1..
Jakarta:Erlangga.
Dhinawaty.D dan Ruslin.2015.” Kandungan total polifenol dan aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Metanol Akar Imperta Cylindrica (L) Beauv.
(Alang-alang)”. Jurnal MKB.Vol 47(1):60-64.
Oxtoby,D.W.,P.Gillis dan N.H.Nachtrieb.2001.Kimia Modern Edisi Keempat
Jilid1.Jakarta:Erlangga
Rathod,P.A.,K.L.Wasewar dan C.K.You.2014.”Increased Estirification of
Prponic Acid With Isopropyl Alkohol by Pervaporation
Reactor”.Journal of Chemistry.Vol2(1):1-4.
Sastrohamidjojo,H.2018.Kimia Dasar.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
LAMPIRAN
A. Pertanyaan pra praktek
a. Alkena

1. Apa yang dimaksud dengan senyawa Alkena dan berikan 3 buah contohnya
Jawab :
Alkena merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alifatik yang bersifat tidak
jenuh, tetapi cukup bersifat reaktif. Istilah yang digunakan adalah tidak jenuh
yang menandakan bahwa alkena mengandung atom hidrogen yang kurang dari
jumlah semestinya. Jika dihubungkan dengan jumlah atom karbonnya. Gugus
fungsi alkena yang utama adalah adanya ikatan rangkap dua antara karbon (C=C)
gugus fungsi ini sangat mempengaruhi reaksi pada golongan alkena. Secara
umum, reaksi yang dapat terjadi pada alkena dapat dikategorikan menjadi dua
jenis, yaitu reaksi pada ikatan rangkap dan reaksi diluar ikatan rangkap. Reaksi
alkena yang terjadi pada ikatan rangkap dinamakan reaksi adisi, sedangkan
diluar ikatan rangkap dinamakan reaksi subtitusi.
Contoh :
CH2=CH-CH2-CH3 = 1-Butena
CH2=CH2 = Etena
CH3-CH=CH = 2-Butena

2. Jelaskan beberapa uji yang dapat dilakukan untuk uji senyawa alkana ?
Jawab:
uji bayer meurpakan suatu uji yang dapat dilakukan untuk menunjukkan
kereaktifan Heksana, benzene dan sikloheksana terhadap oksidator KMnO4
sebagai katalis. Pada uji bayer ini dilakukan dengan mencampurkan alkohol
absolute dan larutan KmnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkena dan
senyawa aromatik umunya tidak reaktif dengan KmnO4 hilang dan berubah
menjadi endapan KmnO4 coklat. Warna ungu dari ion permanganat
digantungkan oleh endapan coklat dan mangan oksida. Reaksi ini digunakan
untuk membedakan alkena dan alkana yang umumnya tidak bereaksi.
b. Alkohol

1. Jelaskan sifat fisika alkohol dan fenol !


Jawab: Alkohol :
- Mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan alkana
- Makin banyak atom C maka semakin tinggi titik didihnya
- BO nya lebih tinggi daripada alkana akan tetapi lebih rendah
daripada air.
Fenol :

- Mempunyai sifat antiseptik, bereaksi dan mengikis


- Memberikan zat-zat warna
2. Tuliskan reaksi – reaksi yang membedakan antara alkohol dan fenol ?
Jawab: etanol :

CH3COOH(aq) + H20(l) ⟶ CH3CH2O(aq) + H20(l)

Sedangkan fenol tidak dapat larut dalam air.

3. Jelaskan uji alkohol dengan menggunakan pereaksi lucas ?


Jawab: prinisp analisis uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol
primer,sekunder dan tersier dengan reagen yang terbuat dari campuran ZnCl2
dan HCl pekat, dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol sekunder bereaksi
sedikir dan alkohol bereksi dengan cepat hanya pada hitungan detik.
B. DOKUMENTASI
A. Percobaan Tes Bayer (KMnO4)

Gambar1.Endapan coklat

B. Percobaan Reaksi dengan H2SO4 pekat

Gambar 2.H2SO4 pekat dan Alkana

C. Percobaan keasaman dan Kelarutan

Gambar 3.Indikator Universal

D. Percobaan Pereaksi Lucas

Gambar 4.Pereaksi Lucas


E. Reaksi Fenol dengan FeCL3

Gambar 5.Alkohol dan FeCL3

F. Reaksi Esterifikasi

Gambar 6.Memasukan larutan

Gambar 7.Proses Pemanasan

Anda mungkin juga menyukai