Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Fisika II

Modul 2 – Muai Panjang


Mohamad Rohmannuddin Yusuf/18524063
Asisten: Agus Ardiansyah
Tanggal praktikum: 24 Juni 2019
18524063@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Praktikum ini merupakan praktikum untuk II. TINJAUAN PUSTAKA


mencari nilai koefisien muai panjang pada batang tembaga,
almunium, dan kaca borosolikat. Percobaan dilakukan dengan A. Pemuaian
mengamati beberapa variabel, diantaranya adalah perubahan Pemuaian merupakan suatu peristiwa bertambahnya ukuran
suhu dan perubahan panjang benda saat suhu normal dan saat benda, baik panjang, luas maupun volume yang diakibatkan
suhu naik. Dari hasil pengamatan tersebut, data yang didapat oleh perubahan suhu lingkungan atau benda itu sendiri
diolah melalui perhitungan matematis. Sehingga didapatkan nilai
diberikan kalor. Peristiwa pemuaian dapat terjadi pada tiga zat.
koefisien muai panjang pada tembaga sebesar 26x10-6, pada
alumunium sebesar 22x10-6 dan pada kaca borosilikat sebesar
Yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. pada zat padat terjadi muai
3.9x10-6. Namun, dalam praktikum ini terdapat galat pada panjang, luas dan volume. Sedangkan pada zat cair dan gas
masing-masing nilai koefisien muai panjang pada masing-masing hanya dapat terjadi satu muai volum saja.
benda. pada tembaga presentase galat sebesar 34.6%, pada B. Muai Panjang
alumunium sebsar 9.1% dan pada kaca borosilikat sebesar
15.4%. Hal ini dikarenakan terjadi pebedaan hasil yang didapat Muai panjang adalah perubahan panjang pada benda padat
dengan ketetapan yang sudah ada. Nilai koefisien muai ini yang menerima kalor. Pada peristiwa muai panjang ini, nilai
mempengaruhi pertambahan panjang yang terjadi pada masing- muai lebar dan volume sangat kecil, sehingga nilainya
masing benda. Semakin besar nilai koefisien muai yang dimiliki dianggap nol/tidak ada. Contoh benda yang mengalmi muai
suatu benda, pertambahan panjang benda saat suhu naik akan panjang adalah rel kereta api, kabel tembaga PLN, dan kaca
tambah besa. Begitu sebaliknya. pada jendela rumah. Muai panjang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu panjang awal batang, koefisien muai benda, dan
Kata kumci—Pemuaian; muai panjang; koefisien muai perubahan suhu yang dialami benda. secara matematis, dapat
panjang. dirumuskan sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN ∆𝐿 = 𝑎 𝐿𝑖 ∆𝑇 (1)
Tanpa disadari, banyak benda-benda disekitar kita yang
mengalami pemuaian. Pemuaian adalah peristiwa III. METODE PRAKTIKUM
bertambahnya panjang suatu benda padat akibat pengaruh
suhu. Contoh benda-benda yang mengalami peristiwa Dalam praktikum ini, dilakukan percobaan untuk
pemuaian adalah besi rel kereta api, tembaga pada kabel PLN mengitung nilai koevisien mua panjang. Percobaan ini
yang di pinggir jalan, serta kaca pada jendela. Benda-benda dilakukan pada tiga batang yang berbeda, yaitu tembaga,
tersebut memuai di siang hari karena pengaruh suhu pada alumunium dan gelas borosilikat. Pada praktikum ini
lingkungan sekitar benda tersebut. Akan tetapi, pertambahan digunakan seperangat alat muai panjang, termometer untuk
panjang yang dialami oleh masing-masing benda tersebut menghitung suhu batang, pembangkit uap dan pemanas listrik
berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh koefisien muai untuk membangkitan uap.
panjang pada masing-masing benda tersebut berbeda. Untuk Berikut adalah langkah yang harus dilakukan untuk
mengetahui nilai koefisien muai panjang suatu benda dapat menghitung koefisien muai panjang pada masing-masing
dilakukan dengan mengamati panjang benda pada suhu normal batang. Langkah pertama adalah merangkai alat muai panjang
dan panjang benda saat suhu pada lingkungan naik. seperti pada gambar 1. Kemudian lakukan pengukuran masing-
Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan pada tiga masing batang pada suhu ruangan (T1), kemudian masukkan
buah benda dengan panjang yang sama, namun jenisnya batang pada tabung kaca seperti gambar 1, ukur panjang awal
berbeda. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui berapa batang (L1). Setelah itu nyalakan pemanas listrik untuk
nilai koefisien muai panjang pada suatu benda dengan membangkitkan uap. Biarkan uap mengalir pada tabung,
melakukan pengamatan pada beberapa variabel. kemudian ukur suhu (T2) dan perubahan panjang (∆L).
3.8𝑥10−4
𝑎=
14.5

𝑎 = 26𝑥10−6
Kedua, untuk batang alumunium:
∆𝐿 = 𝑎 𝐿𝑖 ∆𝑇

∆𝐿
𝑎=
𝐿𝑖 ∆𝑇

2𝑥10−4
𝑎=
Gambar 1. Alat muai panjang 5𝑥10−1 . 18
Setelah didapatkan nilai-nilai di atas, lakukan perhitungan 2𝑥10−4
koefisien muai panjang pada masing-masing batang sesuai 𝑎=
9
dengan persamaan 1.
IV. HASIL DAN ANALISIS 𝑎 = 22𝑥10−6
Ketiga, untuk batang kaca borosilikat:
Setelah melakukan percobaan untuk menghitung nilai ∆𝐿 = 𝑎 𝐿𝑖 ∆𝑇
koefisien muai panjang pada batang tembaga, alumunium dan
kaca borosilikat, hasil yang didapat dituliskan pada tabel ∆𝐿
berikut: 𝑎=
Tabel 1. Hasil Percobaan Muai Panjang
𝐿𝑖 ∆𝑇
Batang Batang Batang
Variabel
Tembaga Alumunium Gelas 6𝑥10−5
Panjang 𝑎=
Li 0.5 m 0.5 m 0.5 m 5𝑥10−1 . 31
awal batang
Suhu awal
batang
Ti 26°C 25°C 26°C 6𝑥10−5
𝑎=
Suhu akhir
Tf 55°C 43°C 57°C
15.5
batang
Selisih 𝑎 = 3.9𝑥10−6
perubahan
∆T 29°C 18°C 31°C Koefisien muai panjang pada masing-masing batang yang
suhu
batang didapat dari perhitungan memiliki perbedaan dengan nilai
Selisih ketetapan koefisien muai panjang yang telah ada. Artinya
perubahan
∆L 3.8x10-4 2x10-4 6x10-5 terjadi error (galat) pada saat melakukan percobaan. Berikut
panjang adalah nilai galat perhitungan pada masing-masing bahan.
batang
Pada tembaga nilai galat cukup besar yaitu 34.6%, pada
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa bahan yang
alumunium nilai galat kecil yaitu 9.1%, sedangkan pada gelas
memiliki pertambahan panjang paling besar saat diapanaskan
kaca borosilikat juga kecil yaitu sebesar 15.4%. niali error
adalah tembaga. Sedangkan bahan yang pertambahan
(galat) tersebut terjadi karena adanya kesalah saat praktikum.
panjangnya paling kecil saat dipanaskan adalah kaca
Kemungkinan kesalahan tersebut terjadi saat memanaskan
borosilikat. Perbedaan besar nilai pertambahan panjang pada
batang dengan uap, seharusnya uap dari alat pembangkit uap
masing-masing benda dengan panjang yang sama dipengaruhi
dapat keluar, namun pada saat percobaan uap samasekali tidak
oleh besar nilai koefisien muai panjang pada masing-masing
keluar menuju tabung kaca. Sehingga kami menuangkkan air
benda.Untuk mengetahui berapa nilai koefisien panjang pada
yang dipanaskan secara manual, disamping itu air yang kami
masing-masing batang, perlu dilakukan pengolahan data di
tuangkan belum sepenuhnya mendidih, hal ini dibuktikan
atas dengan melakukan perhitugan. Berikut adalah
dengan suhu air saat dituang belum mencapai 100°C. Untuk
perhitungan data di atas.
memperkecil galat tersebut dapat dilakukan dengan menunggu
Pertama, untuk koefisien muai panjang tembaga:
air mendidih dengan sempurna sebelum dituangkan ke dalam
∆𝐿 = 𝑎 𝐿𝑖 ∆𝑇 tabung kaca.
∆𝐿 V. KESIMPULAN
𝑎=
𝐿𝑖 ∆𝑇 Benda padat apabila dipanaskan akan mengalami
pertambahan panjang yang disebut peristiwa pemuaian.
3.8𝑥10−4 Pertambahan panjang pada benda dipengaruhi oleh nilai
𝑎=
5𝑥10−1 . 29 koefisien muai panjang benda tersebut. setiap benda memiliki
nilai koefisien muai panjang yang berbeda-beda. Inilah yang
menyebabkan perbedaan pertambahan panjang benda saat
memuai. Semakin besar nilai koefisien muai panjang suatu [2] Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. 2016. Principles
benda maka pertambahan panjang benda tersebut akan of Physics Extended, International Student Version.
semakin besar. begitu pula sebaliknya, benda yang koefisien India: Wiley India Pvt. Ltd.
muai panjangnya kecil, pertambahan pajang benda tersebut
akan semakin kecil. [3] Amien, Muhammad dan Murni. 2015. Super Intensif
Rangkuman Fisika SMA/MA. Surakarta: Bisa Publishing
DAFTAR PUSTAKA
[4] Kamajaya. 2014. Fisika. Bandung: Grafindo Media
[1] Halliday, D., Resnick, R. and Merrill, J., 2015. Pratama
Fundamentals of physics, 9nt ed. New York: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai