Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN TEORITIS

Keadaan (fase) zat di alam ada 3 fase yaitu padat, cair, dan gas. Zat-zat itu dalam
kondisi suhu dan tekanan tertentu mengalami 3 fase tersebut. Misalnya air juga mengalami
hal seperti itu yaitu dalam keadaan padat, keadaan cair dan padat juga berupa gas atau uap.
Transisi dari satu fase ke fase lain disertai dengan pelepasan atau penyerapan panas dan
sering kali disertai juga dengan perubahan volume. Sebagai contoh, andaikan bahwa
sebongkah es ya ng diambil dari kulkas dengan suhu misalnya -25o C. Segera masukkan es
ke dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur
suhunya dengan penambahan panas yang ada. Nampaklah bahwa penunjukan termometer
naik sampai 0o C. Di sini dangan segera akan nampak adanya air dalam bejana dengan kata
lain es mencair, terjadi perubahan padat dari padat ke cair. Kenaikan suhu berhenti karena
panas seluruhnya dipakai untuk mencair. (Anonim, 2015)

Setelah es mencair seluruhnya, suhu air perlahan-lahan akan naik kembali. Kenaikan
suhu sekarang lebih lambat dari sebelum mencair sebab panas jenis air lebih besar dari pada
panas jenis es. Kenaikan suhu air terhenti lagi pada suhu 100o C, terjadi penguapan. Suhu
tetap 100o C sampai air menjadi uap seluruhnya. Jika uap air masih menerima panas,
akhirnya menjadi uap superheated. Panas yang diperlukan untuk mencair disebut panas lebur,
sedangkan untuk penguapan disebut panas penguapan. Panas lebur es dapat dicari dengan
memasukan es yang sudah ditimbang ke dalam kalorimeter yang berisi air yang sudah
diketahui massanya, kemudian amatilah suhu awal dan suhu akhirnya. Misalnya massa es
yang bersuhu 0oC adalah m, massa air didalam kalorimeter ma, suhu awal tm dan suhu akhit
Ta, sesuai azas Black bahwa panas diserap senilai panas dilepas, sehingga didapat persamaan
ma(Tm–Ta) = m(Le+Ta) dimana panas lebur es (Le) adalah tetapan yang dicari. Panas
penguapan air dapat dicari dengan menguapkan air yang berada dalam kalorimeter dengan
kawat pemanas, tenaga yang diberikan oleh kawat pemanas sama dengan panas yang diterima
oleh air. Dengan mengamati perubahan massa air, panas yang terjadi pada waktu air telah
mendidih, maka dapat dihitung panas penguapan dari air tersebut. Jika suhu air panas Tm,
suhu air mendidih Ta, tegangan kawat pemanas V, arus yang lewat kawat pemanas i pada
waktu t dengan perubahan masa air Δma, pada tetapan panas penguapan Lu,dipenuhi kaitan

Vit = Δma(Lu + Ta - Tm). (Anonim, 2015)


Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer,
sedangkan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih dingin untuk
menyamakan suhunya. Suhu sesungguhnya adalah ukuran energi kinetik rata-rata partikel
dalam suatu benda. Sedangkan dalam fisika, istilah “kalor” selalu mengacu pada energi yang
berpindah dari suatu benda ke benda yang lainnya karena perbedaan suhu. Begitu proses
pemindahan energi ini berhenti maka kalor tidak lagi memiliki arti. Jadi, kalor bukanlah
jumlah energi yang terkandung dalam suatu benda. Karena itu, tidaklah tepat menyatakan
bahwa suatu benda mengandung kalor. Secara sederhana kita dapat menyatakan beda antara
suhu, kalor, dan energi dalam sebagai berikut. Suhu merepresentasikan energi kinetik satu
molekul zat. Energi dalam adalah ukuran energi seluruh molekul dalam zat. Sedangkan kalor
adalah perpindahan sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain karena adanya perbedaan
suhu( Sitti Nurjihan, 2013).

Dalam kehidupan modernisasi saat ini tidak bisa terlepas dari yang namanya kalor.
Sebelum abad ke-17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah dari benda
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor merupakan bentuk energi yang pindah
karena adannya perbedaan suhu. Secara ilmiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah. Satuan untuk menyatakan kalor adalah Joule (J) atau kalori (kal). Nilai
1 kalori (1 kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air agar
suhunya naik 1oC. Hubungan satuan kalori dan joule adalah 1 kal = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kal
(Setya Yuli, 2013).

Untuk proses melebur, zat memerlukan kalor dan pada waktu melebur suhu suatu zat adalah
tetap. Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik
leburnya dinamakan kalor lebur. Jadi titik lebur suatu zat sama dengan titik bekunya. Suhu
suatu zat tetap selama melebur atau membeku disebut titik lebur atau titik beku. Adapun
kalor yang digunakan untuk membekukan 1 satuan massa disebut kalor beku. Panas
penguapan merupakan proses perubahan molekul suatu zat cair menjadi gas atau
memaparkan sejumlah besar gas. Panas penguapan terjadi ketika molekul air menguap dari
badan kolektif air. Ketika molekul air menguap, mereka mengambil beberapa objek yang
menguap. Panas ini disimpan di molekul air, dan disebut sebagai panas laten. Hasilnya adalah
bahwa suatu obyek diturunkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan penguapan
adalah suhu, jumlah uap air yang sudah di udara, kecepatan angin. Perbedaan utama dari
penguapan adalah perbedaan titik didih karena titik didih mempengaruhi semua volume
cairan bukan hanya permukaan atas. Setiap zat memerlukan atau melepaskan kalor yang
berbeda untuk melebur atau membeku (Suherman, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2015. “Petunjuk Praktikum Fisika Industri” Institut Pertanian Stiper,


Yogyakarta

Anonimb 2015. “Panas Penguapan”. http://id.wikipedia.org/wiki/Panas_Penguapan.html.


Diakses pada tanggal 09 Maret 2021

Suherman.2012..Pendalaman Materi Panas Kalor dan Panas Lebur  .http://www.dunia-


fisika suherman.co.id.Diakses   pada    tanggal 09 Maret 2021

Tripler     .2013. Fisika untuk sains dan teknik-Jilid I,Jakarta,Penerbit ErlanggaDiakses


pada tanggal 09 Maret 2021

Yuli, S. 2013. Materi Suhu  dan Kalor..http://www.yurishandcraft.com. Diakses pada


tanggal 09 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai