Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

HARGA AIR KALORIMETER


(T2)
Ahmad Fauzan Rizaldy, Annge Rani Liono, Miranda Nabillah, Resty Fathma Indah Kurnia, Zerina
Rahmawati, Benny Ansari, dan Andi Ichsan Mahardika, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Banjarmasin 70123
E-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak Percobaan ini bertujuan agar dapat menentukan
harga air kalorimeter. Metode yang digunakan dalam percobaan
ini adalah dengan memanipulasi suhu air (T1) dengan cara
memanaskannya kemudian dicampurkan dengan air bersuhu
(T2) hingga didapatkan suhu setimbang (Ta). Hasil yang
diperoleh pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh
nilai harga air kalorimeter secara berturut-turut yaitu sebesar
(0,085 0,018) kkal/K, (0,066 0,013) kkal/K, (0,065 0,018)
kkal/K. Nilai tersebut berbeda dengan nilai harga air
kalorimeter secara teoritisnya yaitu sebesar 0,010 kkal/K. Dari
seluruh hasil percobaan yang diperoleh telah sesuai dengan
rumusan hipotesis yang menjadi acuan dalam melakukan
percobaan ini. Kendala yang dihadapi yaitu kurang ketelitian
pengamat dalam membaca alat ukur, kalorimeter tidak tertutup
sempurna sehingga ada kalor yang keluar sistem, dan
berkurangnya kemampuan alat ukur.
Kata Kunci Harga Air Kalorimeter, Kalor Jenis, Massa, dan
Suhu.

I. PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari kita sering mengaduk


gula pada teh atau kopi panas dengan menggunakan
sendok. Sendok yang digunakan untuk mengaduk
gula pada teh tersebut akan terasa hangat. Sesuatu yang
beerpindah tersebut merupakan energi atau kalor. Pada
dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari suatu
benda yang bersuhu lebih tinggi ke bersuhu yang lebih
rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikelpartikel benda akan mengalami bergetar dan menumbuk
partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung
secara terus menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama
antara benda panas dengan benda semula dingin. Pada kondisi
seperti ini terjadi kesetimbangan termal dan suhu kedua suhu
benda akan sama. Satu satuan kalor sama dengan satuan
energi, yaitu Joule yang dinotasikan J. Kapasitas kalor dapat
diukur dengan menggunakan prinsip pengukuran kalorimeter.
Alat yang digunakan menentukan kalor jenis zat adalah
kalorimeter. Pada setiap kalorimeter biasanya diketahui

kapasitas panasnya yang disebut harga air kalorimeter yang


dapat diukur dengan menggunakan Azas Black.
Berdasarkan latar belakang diatas diambil rumusan
masalah sebagai berikut: Berapakah harga air kalorimeter ?.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah agar dapat
menentukan harga air kalorimeter.

II. KAJIAN TEORI


a. Kalor
Kalor dapat didefinisikan sebagai energi panas yang
dimiliki oleh suatu benda. Secara umum untuk mendeteksi
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka
kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung
sedikit. Dalam satuan SI kalor dinyatakan dalam satuan Joule
(J), sedangkan satuan CGS adalah erg (1 J = 10 7 erg). Kalor
juga memiliki satuan lainnya yaitu kalori (kal), dimana 1 kal =
4,2 J atau 1 J = 0,24 kal[1].
Dan hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya
kalor yang dibutuhkan suatu benda/zat bergantung pada tiga
faktor yaitu:
1. Massa benda / zat;
2. Jenis zat (kalor jenis); dan
3. Perubahan suhu.
Sehingga secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Q=m . c . T

(1)

Dengan, Q = besar kalor (J)


m = massa benda (kg)
T = T2 (suhu akhir) T1 (suhu awal) = perubahan
suhu ( C)
c = kalor jenis suatu zat (J/kg C).
Kalor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalor uap dan
kalor lebur. Kalor uap secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.

Q=m .U

U=

Q
m

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


atau

2
(2)

Sedangkan kalor lebur secara matematis dapat dituliskan


sebagai berikut.

Q=m . L

atau

L=

Q
m

(3)

Dengan, U = kalor uap (J/kg)


L = kalor lebur (J/kg).

Qlepas =Qterima

Dalam pembahasan kalor ada dua konsep yang hampir


sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (C) dan kalor jenis
(c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 C atau 1 K.
Sedang-kan kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu atau menurunkan
suhu 1 kg massa zat sebesar 1 C atau 1 K.
Secara matematis kapasitas kalor dapat dituliskan sebagai
berikut.

C=

Q
T

(4)

Sedangkan kalor jenis, secara matematis dapat dituliskan


sebagai berikut.

c=

Q
m. T

(5)

Apabila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka


didapatkan persamaan sebagai berikut.

C=m. c

(6)

Dengan, C = kapasitas kalor suatu zat (J/K atau J/ C)


c = kalor jenis suatu zat (J/kg C atau kkal/kg

C)
Q = kalor yang diperlukan (J atau kal)
m = massa benda (kg)
T = perubahan suhu benda ( C)[2].
Kalor jenis bisa juga diartikan sebagai suatu angka yang
bersifat khas bagi suatu zat sebagai kapasitas kalor persatuan
massa zat tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut.

c=

C
m

b. Azas Black

Azas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika


yang dikemukakan oleh Joseph Black. Bunyi Azas Black
sebagai berikut.
Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor
yang diterima zat yang suhunya lebih rendah.
Secara matematis Azas Black dirumuskan sebagai berikut.

(7)

(8)

Dengan, Qlepas = kalor yang dilepaskan (J)


Qserap = kalor yang diserap/diterima (J)[3].
Dari persamaan (8) dapat dijabarkan sebagai berikut.

( m1 c1 ) ( T 1T a )=( m2 c 2 )( T aT 2 )

(9)

Dengan, m1 = massa benda yang suhunya tinggi (kg)


c1 = kalor jenis benda yang suhunya tinggi (J/kg
C)
T1 = suhu benda yang suhunya lebih tinggi ( C)
m2 = massa benda yang suhunya rendah (kg)
c2 = kalor jenis benda yang suhunya rendah (J/kg
C)
T2 = suhu benda yang suhunya lebih rendah ( C)
Ta = suhu akhir pencampuran kedua benda ( C)
Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat
kalor yang hilang ke lingkungan sekitar. Misalnya, wadah
pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali antara
massa, kalor jenis, dan kenaikan suhu wadah.
Dengan menggunakan Azas Black ini, kita dapat
menghitung akhir dari dua benda atau zat yang dicampurkan.
Selain itu, jika kalor jenis salah satu benda diketahui, kita
dapat mencari kalor jenis benda kedua. Alat yang digunakan
untuk mencari kalor jenis benda atau zat yang menggunakan
Azas Black adalah kalorimeter[4].
Besarnya kalor jenis suatu benda atau zat dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1. Kalor jenis beberapa zat[5]
Nama Zat

Kalor Jenis (c)


kkal/kg

J/kg

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


Alumunium
Tembaga
Kaca
Besi atau baja
Timah hitam
Marmer
Perak
Kayu
Alkohol (etil)
Air raksa
Air
Es (-5
Cair (15

C)

Uap
Tubuh manusia
Protein

C)

0,22
0,093
0,20
0,11
0,031
0,21
0,056
0,4
0,58
0,033

900
390
840
450
130
860
230
1.700
2.400
140

0,50
1,00
0,48
0,83
0,4

2.100
4.186
2.010
3.470
1.700

c. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kalor. Kalorimeter umumnya digunakan untuk menentukan
kalor jenis suatu zat. Kalorimeter dapat dibuat dari bahan
Polistirena.

3
Misalkan air bermassa m1 dengan suhu T1 dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang telah berisi air bermassa m 2 dengan
suhu T2, jika T1 > T2 maka setelah terjadi perpindahan panas
sampai dicapai kesetimbangan termal berlaku:
Jumlah panas yang diterima = Jumlah panas yang diberikan

m kal .c kal + m

Karena cair (panas jenis air murni) = 1, dan

m1 cair ( T 1T a )=

mkal.ckal = H

(10)

(11)

Maka didapatkan persamaan:

H=

m1 ( T 1T a )m2 ( T aT 2)

(12)

( T aT 2 )

Dengan, m1 = massa air dengan suhu T1


m2 = massa air dengan suhu T2
Ta = suhu akhir (suhu kesetimbangan)[7].

III. METODE PERCOBAAN


Sebelum melakukan percobaan ini kita harus menyiapkan
alat dan bahan sebagai berikut: Neraca 2610 1 buah,
kalorimeter 1 buah, termometer 2 buah, kawat kasa 1 buah,
pemantik 1 buah, bunsen spiritus 1 buah, gelas ukur 1 buah,
kaki tiga 1 buah, dan air murni secukupnya.

Gambar 2.1. Kalorimeter air sederhana


Kalorimeter terdiri atas sebuah bejana tembaga tipis yang
dimasukkan kedalam bejana serupa yang lebih besar. Diantara
keduanya diberi bahan isolator, bisa berupa udara atau gabus.
Bejana ini dilengkapi dengan tutup yang dapatmenutup sangat
rapat yang diberi tempat untuk pengaduk dan termometer.
Ada beberapa jenis, antara lain kalorimeter aluminium
digunakan untuk menentukan kalor jenis zat padat,
kalorimeter elektrik digunakan untuk menentukan kalor jenis
zat cair, dan kalorimeter bom yang digunakan khusus untuk
menentukan kandungan energi dalam makanan dan lemak[6].
d. Harga Air Kalorimeter
Harga air kalorimeter adalah banyaknya panas yang
diperlukan untuk menaikkan satu satuan derajat suhu
kalorimeter tersebut. Harga air tersebut sama dengan kapasitas
panas dari kalorimeter. Karena bahan kalorimeter biasanya
sering tidak diketahui (panas jenisnya tidak diketahui), harga
air kalorimeter sering ditentukan dengan menggunakan Azas
Black.

Gambar 3.1. Neraca Ohaus 2610

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


Gambar 3.2. Kalorimeter

4
Gambar 3.7. Gelas ukur

Gambar 3.3. Termometer


Gambar 3.8. Kaki tiga

Gambar 3.4. Kawat kasa

Gambar 3.9. Statif dengan klem

Gambar 3.5. Pemantik

Gambar 3.10. Bejana pemanas


Gambar 3.6. Bunsen spiritus

Adapun rumusan hipotesis percobaan ini sebagai berikut.


Jika semakin tinggi T1 maka semakin tinggi pula suhu akhir
campuran (Ta) dan jika suhu air T1 diubah-ubah maka harga air
kalorimeter selalu tetap.
Pada percobaan ini yang menjadi variabel manipulasi
adalah suhu air (T1), yaitu dengan mengubah suhu air (T 1)
hingga mencapai suhu (60,0 0,5) , (65,0 0,5)
, dan (70,0 0,5) dengan cara memanaskannya yang
suhunya diukur dengan menggunakan termometer. Variabel
responnya adalah suhu akhir/suhu kesetimbang (Ta), dengan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


mengukur suhu akhir (Ta) saat suhunya mencapai
kesetimbangan termal yaitu sebesar (41,0 0,5) , (44,0
0,5) , dan (46,0 0,5) yang suhunya diukur
dengan menggunakan termometer. Sedangkan variabel
kontrolnya adalah massa air (m1), massa air (m2), dan suhu air
(T2), serta jenis kalorimeter, di mana selama percobaan
mempertahankan massa air (m1) yaitu sebesar (67,00
0,05)10-3 kg dan massa air (m2) seberat (42,00 0,05)10-3
kg yang massanya ditimbang dengan menggunakan neraca
digital, menjaga suhu air (T2) sebesar (31,0 0,5) yang
diukur menggunakan termometer, dan menggunakan jenis
kalorimeter yang tetap atau sama yaitu kalorimeter aluminium.
Adapun rancangan percobaan kali ini sebagai berikut.

5
IV. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini seperti yang telah diketahui dilakukan
melalui tiga percobaan. Adapun tujuan dari percobaan ini
adalah agar mampu menentukan harga air kalorimeter.
Percobaan ini didasarkan pada prinsip perpindahan kalor dan
Azas Black.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data-data
sebagai berikut:
Tabel 4.1. NST dan Ketidakpastian Alat Ukur
No.

Alat Ukur

NST

Ketidakpastian

Neraca Ohaus 2610

0,05 gr

Termometer

0,1 gr
1

0,5

mair =( mair +mgelasukur )m gelas ukur


Suhu udara ruang = 31
Tabel 4.2. Hasil pengamatan percobaan harga air kalorimeter
(m1

Perc

0,05

.Ke

-3

1
2
3

) 10
kg
67,00
67,00
67,00

(T1

(m2

0,

(T2

(Ta

0,05

5) K

10-3 kg

5)K

333,0
338,0
343,0

42,00
42,00
42,00

304,0
304,0
304,0

0,

0,5
K
314,0
317,0
319,0

Setelah percobaan dilakukan didapatkan data-data


sebagaimana di atas.
Pada percobaan 1 diperoleh data sebagai berikut;
Gambar 1. Rancangan percobaan harga air kalorimeter
Percobaan kali ini diawali dengan menimbang massa air
(m2) kemudian memasukkan air ke dalam kalorimeter, lalu
mengukur suhunya (T2). Berikutnya menimbang massa air
(m1) lalu memanaskannya dalam bejana logam sampai
suhunya T1>T2 (membuat T1 di atas 60 ). Setelah itu,
dengan cepat menuangkan air yang telah dipanaskan tersebut
ke dalam kalorimeter yang telah berisi massa air m 2 yang
bersuhu T2. Kemudian mengaduk pelan-pelan sampai
memperoleh suhu yang tidak berubah lagi (tetap). Suhu yang
tetap tersebut adalah suhu akhir/setimbang (T a). Terakhir,
mengulangi percobaan tersebut beberapa kali (minimal 3 kali)
dengan variasi suhu T1 yang berbeda-beda.
Untuk dapat menentukan harga air kalorimeter maka
dilakukanlah percobaan dengan memanipulasi suhu air (T 1)
dengan cara memanaskannya kemudian dicampurkan dengan
air bersuhu (T2) hingga didapatkan suhu setimbang (Ta). Hasil
percobaan yang didapatkan akan dihitung menggunakan
persamaan yang telah ditentukan hingga nantinya akan
didapatkan harga air kalorimeter.

m1=67 103 kg ,
3

m2=42 10 kg ,
T a=41 =314 K .

T 1 =60=333 K ,
T 2 =31=304 K ,

Pada percobaan 2 diperoleh data sebagai berikut;

m1=67 103 kg ,
3

m2=42 10 kg ,
T a=44 =317 K .

T 1 =65=338 K ,
T 2 =31=304 K ,

Pada percobaan 3 diperoleh data sebagai berikut;

m1=67 103 kg ,

T 1 =70=343 K ,

m2=42 103 kg ,
T a=46 =319 K .

T 2 =31=304 K ,

Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam percobaan


dapat diketahui bahwa pada saat memanaskan air yang
memiliki massa (m1) hingga mencapai suhu yang telah
ditentukan (T1). Setelah itu, memasukkan air yang telah
dipanas-kan tersebut dengan cepat kedalam kalorimeter yang
sudah diisi dengan air yang memiliki massa (m2) dan suhunya
(T2). Kemudian mengaduk air yang telah dicampukan tersebut
secara pelan-pelan dengan menggunakan pengaduk hingga
didapatkan suhu akhir campuran atau suhu kesetimbangan
(Ta).

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


Setelah dilakukan percobaan tersebut maka diperoleh nilai
harga air kalorimeter dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.

H=

m1 ( T 1T a )m2 ( T aT 2)

6
Namun, dari data yang diperoleh pada percobaan dapat
kita nyatakan bahwa benar jika semakin tinggi T 1 maka
semakin tinggi pula suhu akhir campuran (T a) dan jika suhu
air (T1) diubah-ubah maka harga air kalorimeter selalu tetap.

( T aT 2 )

Sedangkan untuk menentukan nilai harga air kalorimeter


secara teoritis digunakan persamaan sebagai berikut.

H = mkal.ckal
Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya nilai harga
air kalorimeter yaitu besarnya suhu awal (T 1) dikarenakan
suhu awal (T1) yang dimanipulasi atau diubah-ubah,
sedangkan massa air (m1) dan massa air (m2) bernilai tetap,
sehingga massa air tidak mempengaruhi besarnya nilai harga
air kalorimeter baik pada percobaan pertama hingga percobaan
ketiga.
Tabel 4.3. Nilai harga air kalorimeter yang diperoleh setelah
melakukan percobaan.
Perc. Ke

Harga Air Kalorimeter (H)

(0,085 0,018) kkal/K

(0,066 0,013) kkal/K

(0,065 0,018) kkal/K

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pada


percobaan pertama diperoleh nilai harga air kalorimeter yaitu
sebesar (0,085 0,018) kkal/K dengan KR sebesar 22,97%
dan DK sebesar 77,03%, pada percobaan kedua diperoleh nilai
harga air kalorimeter yaitu sebesar (0,066 0,013) kkal/K
dengan KR sebesar 19,69% dan DK sebesar 80,31%, dan pada
percobaan ketiga diperoleh nilai harga air kalorimeter yaitu
sebesar (0,065 0,018) kkal/K dengan KR sebesar 27,69%
dan DK sebesar 72,31%. Nilai tersebut berbeda dengan nilai
harga air kalorimeter secara teoritisnya. Harga air kalorimeter
secara teoritis dapat ditentukan dengan menimbang massa
kalorimeter (mkal) yang sudah ditimbang dengan menggunakan
neraca Ohaus 2610 yaitu sebesar 4910-3 kg dan kalor jenis
kalorimeter yang terbuat dari alumunium (c kal) yaitu sebesar
0,22 kkal/K, sehingga dengan menggunakan persamaan H =
mkal.ckal, diperoleh nilai harga air kalorimeter secara teoritisnya
yaitu sebesar 0,010 kkal/K.
Perbedaan-perbedaan nilai yang diperoleh dari percobaan
di atas di antaranya disebabkan oleh kurang ketelitian
pengamat dalam membaca alat ukur, kalorimeter tidak
tertutup sempurna sehingga ada kalor yang keluar sistem, dan
berkurangnya kemampuan alat ukur.

V. SIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa
percobaan ini bertujuan agar dapat menentukan harga air
kalorimeter, yang didasarkan pada prinsip perpindahan kalor
dan Azas Black.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa benar jika semakin tinggi T1 maka semakin
tinggi pula suhu akhir campuran (Ta) dan jika suhu air (T1)
diubah-ubah maka harga air kalorimeter selalu tetap.
Hasil yang diperoleh selama percobaan yaitu adalah pada
percobaan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh harga air
kalorimeter secara berturut-turut yaitu sebesar (0,085 0,018)
kkal/K, (0,066 0,013) kkal/K, (0,065 0,018) kkal/K. Nilai
tersebut berbeda dengan nilai harga air kalorimeter secara
teoritisnya yaitu sebesar 0,010 kkal/K. Dari seluruh hasil
percobaan dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh telah
sesuai dengan rumusan hipotesis yang digunakan sebagai
acuan dalam melakukan percobaan ini. Kendala yang dihadapi
pada saat percobaan sebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya kurang ketelitian pengamat dalam membaca alat
ukur (seperti termometer), kalorimeter tidak tertutup sempurna
sehingga ada kalor yang keluar sistem, dan berkurangnya
kemampuan alat ukur.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ditujukan
penulis kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan
mendoakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
asisten praktikum Harga Air Kalorimeter yaitu Benny Ansari
yang telah membimbing dan memberikan panduan pada saat
melakukan percobaan. Serta teman - teman praktikum satu
kelompok yaitu kelompok 1 yang telah bekerjasama dalam
menyelesaikan percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

Tamrin. 2008. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus Fisika. Jakarta: Gita


Media Press.
Zaelani, Ahmad. 2006. Fisika Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama
Widya.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


[3]
[4]
[5]

Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas I. Jakarta: Binacipta.


Nufus, Nurhayati, A. Furqan AS. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarata: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

7
[6]
[7]

Suherman, E. 2012. Rumus Lengkap Fisika SMA. Bandung: Epsilon


Grup.
Tim Dosen Fisika. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar I.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.

Anda mungkin juga menyukai