I. PENDAHULUAN
1 1 1
= +
f s s'
(1)
Dengan :
Cermin sferis dikatakan cekung jika permukaan
pantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat
cermin melengkung menjauhi orang yang melihat. Titik
fokus merupakan titik bayangan dari suatu benda yang jauh
tak hingga sepanjang sumbu utama. Sumbu utama itu sendiri
Gambar 2.3. Pembuktian sudut datang senilai
dengan sudut pantul
adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan lengkung
pada pusatnya.[3]
Cermin cekung ialah cermin yang berbentuk lengkung
seperti bagian tengah bola yang dibelah menjadi dua bagian.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen),
artinya jika berkas cahaya sejajar melalui suatu permukan
cermin cekung, berkas cahaya tersebut akan dipantulkan
melalui satu titik yang sama. Cermin cekung juga disebut
cermin positif.
s'
1
R , sehingga persamaan cermin cekung dapat juga
2
ditulis dalam bentuk:
2 1 1
= +
R s s'
(2)
Perbesaran bayangan adalah perbandingan ukuran
bayangan dengan ukuran bendanya. Dalam bentuk
persamaan:
M=
h' s'
=
h s
(3)
2.
3.
4.
Keterangan:
M : perbesaran bayangan
h : tinggi benda
h : tinggi bayangan
s : jarak benda
s : jarak bayangan.[5]
Bila titik benda P sangat jauh dari cermin (s = ) maka
sinar-sinar datang adalah paralel. Jarak bayangan s pada
kasus ini diberikan oleh:
1 1 l ' R
+ = ,s =
s' R
2
(4)
Berkas sinar yang masuk akan konvergen, setelah
refleksi dari cermin itu titik f di mana sinar paralel yang
masuk itu mengumpul dinamakan titik fokus, f dikaitkan
dengan jari-jari kelengkungan OR, oleh:
f=
R
2
(5)
2 1 2 1
R
+ = , =0 s' = , karena s=f =
R s' R s'
2
(6)[6]
Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat
mengumpulkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama
dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang dinamakan
titik fokus (f) cermin.
Dari semua cara mungkin untuk meluruskan sinar yang
berasal dari sebuah cermin, hanya ada tiga yang utama dan
berguna untuk menentukan lokasi bayangan tersebut.
1. Sinar datang yang paralel dengan sumbu utama
dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan paralel
dengan sumbu utama.
3. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan melalui titik itu juga.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin
cekung dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Sinar selalu datang dari depan cermin dan dipantulkan
kembali ke depan, perpanjangan sinar-sinar di belakang
cermin dilukis sebagai garis putus-putus.
2. Lukis dua buah sinar istimewa (lebih sederhana
menggunakan sinar 1 dan 3).
3. Perpotongan kedua buah sinar paralel yang dilukis pada
langkah (1) merupakan letak bayangan, jika perpotongan
didapat dari sinar pantul terjadi bayangan nyata (sejati)
akan tetapi jika perpotongannya didapat dari
perpanjangan sinar pantul, bayangan yang dihasilkan
adalah maya (semu).[7]
Adapun hukum tentang pemantulan cahaya disebut
sebagai Hukum I Snellius dan Hukum II Snellius. Hukum I
Snellius berbunyi: Sinar datang, garis normal, dan sinar
pantul terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum
II Snellius berbunyi: Besar sudut sinar datang sama dengan
besar sudut sinar pantul.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan
melalui titik fokus (F).
2. Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P)
dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu.
3
III. METODE PERCOBAAN
Pada percobaan pemantulan pada cermin cekung
diperlukan peralatan seperti lilin 1 buah, rel presisi bermistar
1 buah, layar 1 buah, cermin cekung 7,5102 m 1 buah,
sekat 2 buh, dudukan optik 3 buah, pemantik 1 buah, dan
kertas HVS 1 lembar.
4
Jarak benda adalah jarak antara cermin cekung dan tempat
lilin diletakkan pada bangku optik dimana dalam percobaan
ini mengubah-ubah jarak benda sebanyak tiga kali yaitu
sebesar (10,00 0,05)10-2 m, (11,00 0,05)10-2 m, dan
(12,00 0,05)10-2 m yang diukur dengan mistar yang
terdapat pada rel presisi dan dinyatakan dalam satuan meter.
Variabel responnya adalah jarak bayangan (s). Jarak
bayangan adalah jarak antara cermin cekung dan letak layar
yang dapat menangkap bayangan tajam di mana dalam
percobaan ini mengukur jarak bayangan sebanyak tiga kali
yaitu sebesar (27,20 0,05)10-2 m, (22,30 0,05)10-2 m,
dan (19,00 0,05)10-2 m yang diukur dengan mistar yang
terdapat pada rel presisi dan dinyatakan dalam satuan meter.
Sedangkan variabel kontrolnya adalah sumber cahaya, titik
fokus, dan posisi benda pada ruang cermin. Sumber cahaya
adalah benda benda yg dapat menghasilkan cahaya dimana
selama percobaan menggunakan sumber cahaya yang tetap
yaitu lilin. Titik fokus adalah tempat berpotongnya berkas
cahaya yang berasal dari sinta-sinar sejajar yang jatuh pada
suatu permukaan suatu cermin cekung dimana selama
percobaan menggunakaan titik fokus yang tetap, yaitu
sebesar 7,510-2 m yang sudah tertera di cermin cekung.
Posisi benda pada ruang cermin adalah suatu letak posisi
benda yang dibatasi oleh titik fokus dan titik central serta
titik O dimana selama percobaan menggunakan posisi benda
pada ruang cermin yang tetap, yaitu posisi benda pada ruang
II.
Sedangkan pada kegiatan kedua yang menjadi variabel
manipulasinya adalah posisi benda pada ruang cermin.
Posisi benda pada ruang cermin adalah suatu letak posisi
benda yang dibatasi oleh titik fokus dan titik central serta
titik O di mana dalam percobaan ini mengubah-ubah posisi
benda pada ruang cermin dengan cara menggeser-geser
posisi benda pada ruang cermin atau pada jarak yang telah
ditentukan sebanyak dua kali, yaitu meletakkan benda pada
ruang II atau pada jarak (12,00 0,05)10-2 m dan
meletakkan benda pada ruang III atau pada jarak (19,00
0,05)10-2 m. Variabel responnya adalah posisi bayangan
pada ruang cermin dan sifat-sifat bayangan. Posisi bayangan
pada ruang cermin adalah ruang tempat jatuhnya bayangan
yang dipantulkan cermin cekung sehingga memunculkan
sifat bayangannya dimana selama percobaan mengamati dan
mencatat posisi bayangan pada ruang cermin dengan cara
menggeser-geser posisi layar sampai diperoleh bayangan
yang tajam, yaitu posisi bayangan pada ruang III terbentuk
pada saat benda berada diruang II dan posisi bayangan pada
ruang II terbentuk pada saat benda berada diruang III. Sifat
bayangan adalah keadaan, posisi, dan ukuran bayangan yang
tertangkap pada layar dimana selama percobaan mengamati
dan mencatat sifat bayangan yang terbentuk pada ruang II
dan ruang III, yaitu pada ruang II sifat bayangannya nyata,
terbalik, dan diperbesar, dan pada ruang III sifat
bayangannya nyata, terbalik, diperkecil. Sedangkan variabel
kontrolnya adalah sumber cahaya, titik fokus, dan posisi
benda pada ruang cermin. Sumber cahaya adalah benda
benda yg dapat menghasilkan cahaya dimana selama
5
3
Tabel 3.2. Rancangan tabel pengamatan kegiatan 2
f=m
No.
Posisi benda
pada ruang
cermin
Posisi
bayangan
pada ruang
cermin
Sifat-sifat
bayangan yang
terbentuk
1
2
1 1 1
= +
f s s'
Sedangkan pada kegiatan 2, untuk menentukan sifat
bayangan pada cermin cekung dimana dapat dilakukan
dengan meletakkan lilin pada ruang II kemudian menggesergeser layar kekiri atau kekanan sampai terbentuk bayangan
yang tajam akan terbentuk pada ruang III dengan sifat
bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Selanjutnya,
meletakkan lilin pada ruang III kemudian menggeser-geser
kertas HVS kekiri atau kekanan dengan cara diangkat dan
dipegang oleh tangan sampai terbentuk bayangan yang
tajam akan terbentuk pada ruang II dengan sifat bayangan
nyata, terbalik, dan diperkecil.
(s s ) m
(s s ' ) m
(s0,05)10-2 m
(s0,05)10-2 m
10,00
27,20
11,00
22,30
12,00
19,00
No.
Posisi benda
pada ruang
cermin
Posisi
bayangan
pada ruang
cermin
Sifat-sifat
bayangan yang
terbentuk
Ruang II
Ruang III
Nyata, terbalik,
diperbesar
Ruang III
Ruang II
Nyata, terbalik,
diperkecil
1 1 1
= +
f s s ' . Pada percobaan
pertama, kedua, dan ketiga diperoleh jarak fokus berturutturut, yaitu sebesar 7,3210-2 m, 7,3710-2 m, dan 7,3610-2
m. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut, terlihat
bahwa jarak fokus yang diperoleh tiap percobaan berbedabeda meskipun perbedaannya tidak jauh. Nilai jarak fokus
yang diperoleh secara percobaan juga berbeda dengan jarak
fokus secara teori atau nilai titik fokus yang tertera pada
cermin cekung, yaitu sebesar 7,5010-2 m. Seharusnya jarak
fokus yang diperoleh secara percobaan dan secara teori
bernilai tetap, karena menggunakan cermin cekung yang
jarak fokusnya tetap. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
telitinya praktikan dalam mengamati bayangan yang tajam
dan sulitnya menjaga bentuk bayangan karena sumber
cahaya yang digunakan adalah api, sehingga sedikit tertiup
angin maka bentuk api pada lilin akan terganggu. adapun
hasil yang diperoleh pada percobaan kegiatan pertama tidak
sesuai dengan teori dan rumusan hipotesis, yaitu jika jarak
benda (s) berubah maka jarak bayangan (s) juga akan
berubah tetapi jarak fokus tetap.
Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 yang ada di lampiran
3, pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa benda berada pada
ruang II dan sinar-sinar istimewa yang melewati benda
sehingga terbentuk bayangan yaitu sinar istimewa yang
datangnya sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui
titik fokus lalu sinar yang datangnya melewati titik fokus
dipantulkan sejajar sumbu utama. Dari pertemuan garis
pantul pada dua sinar istimewa tadi ditarik garis lurus, tegak
sumbu utama. Garis itulah yang disebut bayangan yang
terbentuk pada percobaan pertama kegiatan kedua, bayangan
terletak pada ruang III dengan sifat bayangan terbalik, nyata,
diperbesar. Hasil yang diperoleh dari percobaan tersebut
telah sesuai dengan teori bahwa bila benda di ruang II maka
bayangan yang terbentuk di ruang III dengan sifat bayangan
nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan pada gambar 4.2
6
dapat dilihat bahwa benda berada pada ruang III dan sinarsinar istimewa yang melewati benda sehingga terbentuk
bayangan yaitu sinar istimewa yang datangnya sejajar
sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus lalu
sinar yang datangnya melewati titik fokus dipantulkan
sejajar sumbu utama. Dari pertemuan garis pantul pada dua
sinar istimewa tadi ditarik garis lurus, tegak sumbu utama.
Garis itulah yang disebut bayangan yang terbentuk pada
percobaan kedua kegiatan kedua, bayangan terletak pada
ruang dua dengan sifat bayangan terbalik, nyata, diperkecil.
Hasil yang diperoleh dari percobaan tersebut telah sesuai
dengan teori bahwa bila benda di ruang III maka bayangan
yang terbentuk di ruang II dengan sifat bayangan nyata,
terbalik, dan diperkecil.
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak
fokus cermin cekung dan menentukan sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung.
Pada kegiatan pertama, dihasilkan jarak fokus cermin
cekunpercobaan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh jarak
fokus berturut-turut, yaitu sebesar 7,3210 -2 m, 7,3710-2 m,
dan 7,3610-2 m. Nilai jarak fokus secara percobaan berbeda
dengan jarak fokus secara teori yaitu sebesar 7,5010-2 m,
seharusnya bernilai tetap. Hasil yang diperoleh pada
kegiatan pertama tidak sesuai dengan teori dan rumusan
hipotesis. Sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan
kegiatan pertama ini belum berhasil. Sedangkan pada
kegiatan kedua, pada percobaan pertama jika benda di ruang
II maka bayangan yang terbentuk di ruang III dengan sifat
bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar dan pada pecobaan
kedua jika benda di ruang III maka bayangan yang terbentuk
di ruang II dengan sifat bayangan nyata, terbalik, dan
diperkecil. Hasil yang diperoleh pada kegiatan pertama tidak
sesuai dengan teori. Sehingga dapat dikatakan bahwa
percobaan kegiatan kedua ini telah berhasil.
7
[5]
[6]
[7]