Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PEMANTULAN PADA CERMIN CEKUNG


(3D)
Ahmad Fauzan Rizaldy, Annge Rani Liono, Eka Oktaviani, Frans Septian Hasiholan Sianipar, Juwita,
Masitah, Ni Gusti Ayu Putu Wardani BN, Vina Zanubiya Oktaviani, Elfa Erliana, dan Abdul Salam,
M.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri, Banjarmasin 70123
E-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
jarak fokus cermin cekung dan menentukan sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung. Metode yang digunakan
merangkai peralatan, mengukur jarak bayangan (kegiatan 1),
dan mencatat posisi dan sifat-sifat bayangan (kegiatan 2).
Kegiatan 1 diperoleh jarak fokus berturut-turut sebesar
7,3210-2m, 7,3710-2m, dan 7,3610-2m, seharusnya jarak
fokus yang diperoleh tetap karena menggunakan cermin
cekung yang tetap. Perbedaan hasil ini disebabkan
ketidaktelitian praktikan dalam mengamati bayangan yang
tajam. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan rumusan
hipotesis. Kegiatan 2 saat benda diruang II maka bayangan
berada diruang III dan sifat bayangan nyata, terbalik,
diperbesar dan saat benda diruang III maka bayangan berada
diruang II dan sifat bayangan nyata, terbalik, diperkecil. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan teori.
Kata Kunci Cermin Cekung, Jarak Bayangan, Jarak
Fokus, dan Sifat-sifat Bayangan.

I. PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari kita melakukan


berbagai macam kegiatan. Salah satunya adalah
makan dan biasanya kita menggunakan sendok.
Namun, pernahkah kita memerhatikan bahwa pada bagian
cekungan sendok ternyata dapat memantulkan bayangan
benda? Dan bagaimana bayangan benda tersebut terlihat
pada sendok?. Ternyata, cekungan sendok yang terbuat dari
perak tersebut dapat memantulkan bayangan benda karena
permukaannya licin, mengkilap, dan rata serta bayangan
benda yang terlihat lebih kecil dan terbalik. Pertanyaan
berikutnya, mengapa demikian?. Nah, untuk menjawab
pertanyaan tersebut dilakukanlah percobaan. Percobaan kali
ini membahas tentang pemantulan pada cermin cekung.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut: Berapakah jarak fokus
cermin cekung? dan Bagaimana sifat-sifat bayangan pada
cermin cekung?.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
jarak fokus cermin cekung dan menentukan sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung.
II. KAJIAN TEORI

Cahaya pada umumnya dipantulkan oleh setiap


permukaan benda. Justru karena permukaan benda dapat
memantulkan cahaya maka kita dapat melihat benda.
Permukaan benda ada yang halus, mengkilap, licin, ada juga
yang kasar. Pada permukaan benda yang halus cahaya dapat
dipantulkan dengan arah yang teratur, sedangkan pada
permukaan yang kasar, cahaya dipantulkan dengan arah
yang tidak teratur atau baur.[1]

Mengacu pada Hukum Snellius yang mengatakan


bahwa pada peristiwa pantulan cahaya berlaku: sudut
datang senilai dengan sudut pantul. Hukum itu berlaku
Gambar 2.1. Pemantulan cahaya teratur
pada permukaan yang halus

Gambar 2.2. Pemantulan cahaya yang


tidak teratur/baur oleh permukaan kasar
pada permukaan datar, bergelombang, dan lengkung.
Pembuktian sudut datang senilai dengan sudut pantul dapat
dilihat pada gambar 2.3.[2]

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

1 1 1
= +
f s s'
(1)
Dengan :
Cermin sferis dikatakan cekung jika permukaan
pantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat
cermin melengkung menjauhi orang yang melihat. Titik
fokus merupakan titik bayangan dari suatu benda yang jauh
tak hingga sepanjang sumbu utama. Sumbu utama itu sendiri
Gambar 2.3. Pembuktian sudut datang senilai
dengan sudut pantul
adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan lengkung
pada pusatnya.[3]
Cermin cekung ialah cermin yang berbentuk lengkung
seperti bagian tengah bola yang dibelah menjadi dua bagian.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen),
artinya jika berkas cahaya sejajar melalui suatu permukan
cermin cekung, berkas cahaya tersebut akan dipantulkan
melalui satu titik yang sama. Cermin cekung juga disebut
cermin positif.

= jarak titik fokus (m)

= jarak benda (m)

s'

= jarak bayangan pada percobaan (m)

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa jarak fokus sama


dengan separuh jarak pusat kelengkungan cermin f =

1
R , sehingga persamaan cermin cekung dapat juga
2
ditulis dalam bentuk:

2 1 1
= +
R s s'
(2)
Perbesaran bayangan adalah perbandingan ukuran
bayangan dengan ukuran bendanya. Dalam bentuk
persamaan:

M=

h' s'
=
h s
(3)

Gambar 2.4. Pedoman pembentukan bayangan dan sifat


bayangan pada cermin cekung
1.

Jika benda berada di ruang I maka bayagan berada di


ruang IV dan bersifat Maya, tegak, diperbesar.

2.

Jika benda berada di ruang II maka bayangan berada di


ruang III dan bersifat Nyata, terbalik, diperbesar.

3.

Jika benda berada di ruang III maka bayangan berada di


ruang II dan bersifat Nyata, terbalik, diperkecil.

4.

Jika benda berada di kelengkungan cermin maka


bayangan juga berad di pusat kelengkungan cermin dan
bersifat Nyata, terbalik, sama besar.[4]

Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan


jarak bayangan (s) pada cermin cekung dapat ditentukan
dengan persamaan:

Keterangan:
M : perbesaran bayangan
h : tinggi benda
h : tinggi bayangan
s : jarak benda
s : jarak bayangan.[5]
Bila titik benda P sangat jauh dari cermin (s = ) maka
sinar-sinar datang adalah paralel. Jarak bayangan s pada
kasus ini diberikan oleh:

1 1 l ' R
+ = ,s =
s' R
2
(4)
Berkas sinar yang masuk akan konvergen, setelah
refleksi dari cermin itu titik f di mana sinar paralel yang
masuk itu mengumpul dinamakan titik fokus, f dikaitkan
dengan jari-jari kelengkungan OR, oleh:

f=

R
2

(5)

Jika benda diletakkan di titik f, jarak bayangan s adalah

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

2 1 2 1
R
+ = , =0 s' = , karena s=f =
R s' R s'
2
(6)[6]
Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat
mengumpulkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama
dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang dinamakan
titik fokus (f) cermin.
Dari semua cara mungkin untuk meluruskan sinar yang
berasal dari sebuah cermin, hanya ada tiga yang utama dan
berguna untuk menentukan lokasi bayangan tersebut.
1. Sinar datang yang paralel dengan sumbu utama
dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulkan paralel
dengan sumbu utama.
3. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan
cermin dipantulkan melalui titik itu juga.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin
cekung dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Sinar selalu datang dari depan cermin dan dipantulkan
kembali ke depan, perpanjangan sinar-sinar di belakang
cermin dilukis sebagai garis putus-putus.
2. Lukis dua buah sinar istimewa (lebih sederhana
menggunakan sinar 1 dan 3).
3. Perpotongan kedua buah sinar paralel yang dilukis pada
langkah (1) merupakan letak bayangan, jika perpotongan
didapat dari sinar pantul terjadi bayangan nyata (sejati)
akan tetapi jika perpotongannya didapat dari
perpanjangan sinar pantul, bayangan yang dihasilkan
adalah maya (semu).[7]
Adapun hukum tentang pemantulan cahaya disebut
sebagai Hukum I Snellius dan Hukum II Snellius. Hukum I
Snellius berbunyi: Sinar datang, garis normal, dan sinar
pantul terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum
II Snellius berbunyi: Besar sudut sinar datang sama dengan
besar sudut sinar pantul.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan
melalui titik fokus (F).
2. Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan
sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P)
dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu.

3
III. METODE PERCOBAAN
Pada percobaan pemantulan pada cermin cekung
diperlukan peralatan seperti lilin 1 buah, rel presisi bermistar
1 buah, layar 1 buah, cermin cekung 7,5102 m 1 buah,
sekat 2 buh, dudukan optik 3 buah, pemantik 1 buah, dan
kertas HVS 1 lembar.

Gambar 3.1. Lilin

Gambar 3.2. Rel presisi bermistar

Gambar 3.3. Layar

Gambar 3.4. Cermin cekung


Gambar 2.5. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung.[2]

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Gambar 3.5. Sekat

Gambar 3.6. Dudukan optik

Gambar 3.7. Pemantik

Gambar 3.8. Kertas HVS


Adapun rumusan hipotesis yang digunakan sebagai
acuan dalam percobaan ini, pada kegiatan pertama adalah
Jika jarak benda (s) berubah maka jarak bayangan (s) juga
akan berubah tetapi jarak fokus tetap. Sedangkan kegiatan
kedua, karena bersifat pengamatan maka hipotesisnya
ditiadakan.
Pada percobaan kali ini untuk kegiatan pertama yang
menjadi variabel manipulasinya adalah jarak benda (s).

4
Jarak benda adalah jarak antara cermin cekung dan tempat
lilin diletakkan pada bangku optik dimana dalam percobaan
ini mengubah-ubah jarak benda sebanyak tiga kali yaitu
sebesar (10,00 0,05)10-2 m, (11,00 0,05)10-2 m, dan
(12,00 0,05)10-2 m yang diukur dengan mistar yang
terdapat pada rel presisi dan dinyatakan dalam satuan meter.
Variabel responnya adalah jarak bayangan (s). Jarak
bayangan adalah jarak antara cermin cekung dan letak layar
yang dapat menangkap bayangan tajam di mana dalam
percobaan ini mengukur jarak bayangan sebanyak tiga kali
yaitu sebesar (27,20 0,05)10-2 m, (22,30 0,05)10-2 m,
dan (19,00 0,05)10-2 m yang diukur dengan mistar yang
terdapat pada rel presisi dan dinyatakan dalam satuan meter.
Sedangkan variabel kontrolnya adalah sumber cahaya, titik
fokus, dan posisi benda pada ruang cermin. Sumber cahaya
adalah benda benda yg dapat menghasilkan cahaya dimana
selama percobaan menggunakan sumber cahaya yang tetap
yaitu lilin. Titik fokus adalah tempat berpotongnya berkas
cahaya yang berasal dari sinta-sinar sejajar yang jatuh pada
suatu permukaan suatu cermin cekung dimana selama
percobaan menggunakaan titik fokus yang tetap, yaitu
sebesar 7,510-2 m yang sudah tertera di cermin cekung.
Posisi benda pada ruang cermin adalah suatu letak posisi
benda yang dibatasi oleh titik fokus dan titik central serta
titik O dimana selama percobaan menggunakan posisi benda
pada ruang cermin yang tetap, yaitu posisi benda pada ruang
II.
Sedangkan pada kegiatan kedua yang menjadi variabel
manipulasinya adalah posisi benda pada ruang cermin.
Posisi benda pada ruang cermin adalah suatu letak posisi
benda yang dibatasi oleh titik fokus dan titik central serta
titik O di mana dalam percobaan ini mengubah-ubah posisi
benda pada ruang cermin dengan cara menggeser-geser
posisi benda pada ruang cermin atau pada jarak yang telah
ditentukan sebanyak dua kali, yaitu meletakkan benda pada
ruang II atau pada jarak (12,00 0,05)10-2 m dan
meletakkan benda pada ruang III atau pada jarak (19,00
0,05)10-2 m. Variabel responnya adalah posisi bayangan
pada ruang cermin dan sifat-sifat bayangan. Posisi bayangan
pada ruang cermin adalah ruang tempat jatuhnya bayangan
yang dipantulkan cermin cekung sehingga memunculkan
sifat bayangannya dimana selama percobaan mengamati dan
mencatat posisi bayangan pada ruang cermin dengan cara
menggeser-geser posisi layar sampai diperoleh bayangan
yang tajam, yaitu posisi bayangan pada ruang III terbentuk
pada saat benda berada diruang II dan posisi bayangan pada
ruang II terbentuk pada saat benda berada diruang III. Sifat
bayangan adalah keadaan, posisi, dan ukuran bayangan yang
tertangkap pada layar dimana selama percobaan mengamati
dan mencatat sifat bayangan yang terbentuk pada ruang II
dan ruang III, yaitu pada ruang II sifat bayangannya nyata,
terbalik, dan diperbesar, dan pada ruang III sifat
bayangannya nyata, terbalik, diperkecil. Sedangkan variabel
kontrolnya adalah sumber cahaya, titik fokus, dan posisi
benda pada ruang cermin. Sumber cahaya adalah benda
benda yg dapat menghasilkan cahaya dimana selama

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II


percobaan menggunakan sumber cahaya yang tetap yaitu
lilin. Titik fokus adalah tempat berpotongnya berkas cahaya
yang berasal dari sinta-sinar sejajar yang jatuh pada suatu
permukaan suatu cermin cekung dimana selama percobaan
menggunakaan titik fokus yang tetap, yaitu sebesar 7,510 -2
m yang sudah tertera di cermin cekung.
Pada kegiatan pertama, percobaan ini dimulai dengan
menyusun alat-alat seperti gambar 3.9. Kedua, membuat
jarak benda (s) sebesar (10,00 0,05)10-2 m terhadap
cermin dan mengatur kedudukan layar sehingga terbentuk
bayangan tajam. Ketiga, mencatat jarak layar ke cermin
pada posisi tersebut sebagai jarak bayangan (s). Keempat,
mengulangi langkah kedua dan ketiga dengan mengubah
jarak benda (s) berturut-turut dari (11,00 0,05)10-2 m, dan
(12,00 0,05)10-2 m. Kelima, mencatat jarak bayangan
masing-masing pada tabel data. Terakhir, menentukan jarak
fokus cermin.
Pada kegiatan kedua, percobaan ini dimulai dengan
menyusun peralatan sebagaimana gambar 3.9. Kedua,
menyalakan lilin dan meletakkannya pada ruang II. Ketiga,
menggeser-geser layar kekiri atau kekanan sampai terbentuk
bayangan yang tajam dan mencatat sifat bayangan yang
diperoleh pada tabel pengamatan. Keempat, mengulangi
langkah kedua dengan meletakkan lilin pada ruang III,
karena lilin berada diruang III maka digunakan kertas HVS
sebagai pengganti layar. Kelima menggeser-geser kertas
HVS kekiri atau kekanan dengan cara diangkat dan
dipegang oleh tangan, sampai terbentuk bayangan yang
tajam dan mencatat sifat bayangan yang diperoleh pada
tabel pengamatan.
Adapun rangkaian dan rancangan tabel pengamatan
percobaan pemantulan pada cermin cekung, sebagai berikut.

5
3
Tabel 3.2. Rancangan tabel pengamatan kegiatan 2
f=m
No.

Posisi benda
pada ruang
cermin

Posisi
bayangan
pada ruang
cermin

Sifat-sifat
bayangan yang
terbentuk

1
2

Teknik analisis yang digunakan pada percobaan ini yaitu


pada kegiatan 1 untuk menghitung jarak fokus cermin
cekung dapat digunakan persamaan:

1 1 1
= +
f s s'
Sedangkan pada kegiatan 2, untuk menentukan sifat
bayangan pada cermin cekung dimana dapat dilakukan
dengan meletakkan lilin pada ruang II kemudian menggesergeser layar kekiri atau kekanan sampai terbentuk bayangan
yang tajam akan terbentuk pada ruang III dengan sifat
bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar. Selanjutnya,
meletakkan lilin pada ruang III kemudian menggeser-geser
kertas HVS kekiri atau kekanan dengan cara diangkat dan
dipegang oleh tangan sampai terbentuk bayangan yang
tajam akan terbentuk pada ruang II dengan sifat bayangan
nyata, terbalik, dan diperkecil.

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaaan ini seperti yang telah diketahui
bertujuan untuk menentukan jarak fokus cermin cekung dan
menentukan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung.
Metode yang digunakan selama percobaan adalah pada
kegiatan 1 dengan mengukur jarak bayangan (s), sedangkan
kegiatan 2 dengan mengamati sifat-sifat bayangan yang
terjadi pada ruang II dan ruang III.
Adapun data yang diperoleh setelah melakukan
percobaan sebagai berikut.
Gambar 3.9. Rangkaian percobaan pemantulan pada cermin
cekung
Tabel 3.1. Rancangan tabel pengamatan kegiatan 1
f=m
Perc. Ke
1
2

(s s ) m

(s s ' ) m

Tabel 4.1. Hasil pengamatan kegiatan 1


Perc. Ke

(s0,05)10-2 m

(s0,05)10-2 m

10,00

27,20

11,00

22,30

12,00

19,00

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II


Tabel 4.2. Hasil pengamatan kegiatan 2

No.

Posisi benda
pada ruang
cermin

Posisi
bayangan
pada ruang
cermin

Sifat-sifat
bayangan yang
terbentuk

Ruang II

Ruang III

Nyata, terbalik,
diperbesar

Ruang III

Ruang II

Nyata, terbalik,
diperkecil

Berdasarkan tabel 4.1. Dapat diketahui bahwa jarak


benda setiap percobaan semakin besar, sedangkan jarak
bayangan setiap percobaan semakin kecil. Sehingga semakin
besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangannya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa jarak benda berbanding terbalik
dengan jarak bayangan. Setelah diperoleh data pada tabel
4.1, kita dapat menentukan besar jarak fokus dengan
menggunakan persamaan

1 1 1
= +
f s s ' . Pada percobaan

pertama, kedua, dan ketiga diperoleh jarak fokus berturutturut, yaitu sebesar 7,3210-2 m, 7,3710-2 m, dan 7,3610-2
m. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut, terlihat
bahwa jarak fokus yang diperoleh tiap percobaan berbedabeda meskipun perbedaannya tidak jauh. Nilai jarak fokus
yang diperoleh secara percobaan juga berbeda dengan jarak
fokus secara teori atau nilai titik fokus yang tertera pada
cermin cekung, yaitu sebesar 7,5010-2 m. Seharusnya jarak
fokus yang diperoleh secara percobaan dan secara teori
bernilai tetap, karena menggunakan cermin cekung yang
jarak fokusnya tetap. Perbedaan hasil ini disebabkan kurang
telitinya praktikan dalam mengamati bayangan yang tajam
dan sulitnya menjaga bentuk bayangan karena sumber
cahaya yang digunakan adalah api, sehingga sedikit tertiup
angin maka bentuk api pada lilin akan terganggu. adapun
hasil yang diperoleh pada percobaan kegiatan pertama tidak
sesuai dengan teori dan rumusan hipotesis, yaitu jika jarak
benda (s) berubah maka jarak bayangan (s) juga akan
berubah tetapi jarak fokus tetap.
Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 yang ada di lampiran
3, pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa benda berada pada
ruang II dan sinar-sinar istimewa yang melewati benda
sehingga terbentuk bayangan yaitu sinar istimewa yang
datangnya sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui
titik fokus lalu sinar yang datangnya melewati titik fokus
dipantulkan sejajar sumbu utama. Dari pertemuan garis
pantul pada dua sinar istimewa tadi ditarik garis lurus, tegak
sumbu utama. Garis itulah yang disebut bayangan yang
terbentuk pada percobaan pertama kegiatan kedua, bayangan
terletak pada ruang III dengan sifat bayangan terbalik, nyata,
diperbesar. Hasil yang diperoleh dari percobaan tersebut
telah sesuai dengan teori bahwa bila benda di ruang II maka
bayangan yang terbentuk di ruang III dengan sifat bayangan
nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan pada gambar 4.2

6
dapat dilihat bahwa benda berada pada ruang III dan sinarsinar istimewa yang melewati benda sehingga terbentuk
bayangan yaitu sinar istimewa yang datangnya sejajar
sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus lalu
sinar yang datangnya melewati titik fokus dipantulkan
sejajar sumbu utama. Dari pertemuan garis pantul pada dua
sinar istimewa tadi ditarik garis lurus, tegak sumbu utama.
Garis itulah yang disebut bayangan yang terbentuk pada
percobaan kedua kegiatan kedua, bayangan terletak pada
ruang dua dengan sifat bayangan terbalik, nyata, diperkecil.
Hasil yang diperoleh dari percobaan tersebut telah sesuai
dengan teori bahwa bila benda di ruang III maka bayangan
yang terbentuk di ruang II dengan sifat bayangan nyata,
terbalik, dan diperkecil.

V. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak
fokus cermin cekung dan menentukan sifat-sifat bayangan
pada cermin cekung.
Pada kegiatan pertama, dihasilkan jarak fokus cermin
cekunpercobaan pertama, kedua, dan ketiga diperoleh jarak
fokus berturut-turut, yaitu sebesar 7,3210 -2 m, 7,3710-2 m,
dan 7,3610-2 m. Nilai jarak fokus secara percobaan berbeda
dengan jarak fokus secara teori yaitu sebesar 7,5010-2 m,
seharusnya bernilai tetap. Hasil yang diperoleh pada
kegiatan pertama tidak sesuai dengan teori dan rumusan
hipotesis. Sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan
kegiatan pertama ini belum berhasil. Sedangkan pada
kegiatan kedua, pada percobaan pertama jika benda di ruang
II maka bayangan yang terbentuk di ruang III dengan sifat
bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar dan pada pecobaan
kedua jika benda di ruang III maka bayangan yang terbentuk
di ruang II dengan sifat bayangan nyata, terbalik, dan
diperkecil. Hasil yang diperoleh pada kegiatan pertama tidak
sesuai dengan teori. Sehingga dapat dikatakan bahwa
percobaan kegiatan kedua ini telah berhasil.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ditujukan
penulis kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan
mendoakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
asisten praktikum Pemantulan pada Cermin Cekung yaitu
Elfa Erliana yang telah membimbing dan memberikan
panduan pada saat melakukan percobaan. Serta teman teman praktikum dua kelompok yaitu kelompok 4 dan 5
yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan percobaan ini.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR II


DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Suratman. 2001. Fisika 2. Bandung: CV. Armico.


Bambang. 2010. Fisika Dasar Listrik-Magnet, Optika, Fisika
Modern. Yogyakarta: PT. Media Press.
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Nufus, Nurhayati. 2009. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

7
[5]
[6]
[7]

Zainuddin. 2009. Dasar-dasar Gelombang dan Optik. Banjarmasin:


FKIP UNLAM.
Freedman dan Young. 2003. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Foster, Bob. 2004. Fisika Terpadu SMA Kelas X B. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal T3
    Jurnal T3
    Dokumen8 halaman
    Jurnal T3
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal M4
    Jurnal M4
    Dokumen8 halaman
    Jurnal M4
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Pralab 4D (Fauzan)
    Pralab 4D (Fauzan)
    Dokumen15 halaman
    Pralab 4D (Fauzan)
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Absen Kehadiran Maret 2023 Guru Per Kelas
    Absen Kehadiran Maret 2023 Guru Per Kelas
    Dokumen1 halaman
    Absen Kehadiran Maret 2023 Guru Per Kelas
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal T4
    Jurnal T4
    Dokumen12 halaman
    Jurnal T4
    Fauzan Rizaldy
    50% (2)
  • Jurnal M3
    Jurnal M3
    Dokumen7 halaman
    Jurnal M3
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal M5
    Jurnal M5
    Dokumen9 halaman
    Jurnal M5
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal T4
    Jurnal T4
    Dokumen12 halaman
    Jurnal T4
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal T2
    Jurnal T2
    Dokumen7 halaman
    Jurnal T2
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 1D
    Jurnal 1D
    Dokumen6 halaman
    Jurnal 1D
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 5D
    Jurnal 5D
    Dokumen7 halaman
    Jurnal 5D
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Daftar Penemu
    Daftar Penemu
    Dokumen5 halaman
    Daftar Penemu
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 4D
    Jurnal 4D
    Dokumen8 halaman
    Jurnal 4D
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal M1
    Jurnal M1
    Dokumen8 halaman
    Jurnal M1
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 6D
    Jurnal 6D
    Dokumen7 halaman
    Jurnal 6D
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Resistivitas Kawat Konduktor (Jurnal)
    Resistivitas Kawat Konduktor (Jurnal)
    Dokumen8 halaman
    Resistivitas Kawat Konduktor (Jurnal)
    Fauzan Rizaldy
    100% (2)
  • Jurnal T1
    Jurnal T1
    Dokumen9 halaman
    Jurnal T1
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Peranan Bakteri
    Peranan Bakteri
    Dokumen2 halaman
    Peranan Bakteri
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • Dalil Tentang Pancasila (Fiqih)
    Dalil Tentang Pancasila (Fiqih)
    Dokumen6 halaman
    Dalil Tentang Pancasila (Fiqih)
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat
  • GO 1 Gelombang
    GO 1 Gelombang
    Dokumen5 halaman
    GO 1 Gelombang
    Fauzan Rizaldy
    Belum ada peringkat