J ika dua buah benda, yang salah satu benda mula-mula satuan lainnya adalah kalori (kal), di mana 1 kal = 4,184 J atau
lebih panas daripada benda yang lain, saling bersentuhan, 1 J = 0,24 kal[1].
maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah Kalor dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalor uap dan
waktu yang cukup lama. Hal ini terjadi karena adanya kalor lebur. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
perpindahan kalor. Pada dasarnya kalor adalah perpindahan
energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi Q=m .U (1)
kebenda yang bersuhu lebih randah. Pada waktu zat
mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar
dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini
Q=m . L (2)
berlangsung terus-menerus membentuk energi kinetik rata-rata
sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Dengan, Q = kalor (J)
Pada kondisi seperti ini terjadi kesetimbangan termal dan suhu U = kalor uap (J/kg)
kedua benda akan sama. Dalam menghitung jumlah kalor yang L = kalor lebur (J/kg)
diberikan pada zat, dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah m = massa benda (kg)
satunya yaitu kalor jenis zat. Untuk mengetahui berapa kalor
Dalam pembahasan kalor ada dua konsep yang hampir
jenis suatu zat, maka dilakukan percobaan dengan
sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (C) dan kalor jenis
menggunakan air, benda padat dan kalorimeter. Kalor jenis
(c). Secara matematis kapasitas kalor dapat dituliskan sebagai
adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk
berikut.
menaikkan suhu massa zat tersebut sebesar 1 . Kalor
jenis merupakan suatu angka yang bersifat khas bagi suatu zat Q
C=
T (3)
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 2
Kalorimeter terdiri atas sebuah bejana tembaga tipis yang kalorimeter, jika tidak ada pertukaran kalor antara kalorimeter
dimasukkan kedalam bejana serupa yang lebih besar. Diantara dengan sekelilingnya maka berlaku:
keduanya diberi bahan isolator, bisa berupa udara atau gabus.
Bejana ini dilengkapi dengan tutup yang dapatmenutup sangat ( ma c a +mk c k ) ( T 2T 1 ) (11)
c b=
rapat yang diberi tempat untuk pengaduk dan termometer. mb ( T bT 2 )
Ada beberapa jenis, antara lain kalorimeter aluminium
digunakan untuk menentukan kalor jenis zat padat, Dengan, mb = massa benda padat (kg)
kalorimeter elektrik digunakan untuk menentukan kalor jenis
ma = massa zat cair (kg)
zat cair, dan kalorimeter bom yang digunakan khusus untuk
menentukan kandungan energi dalam makanan dan lemak[5]. mk = massa kalorimeter dengan pengaduk (kg)
Sampai batas tertentu, nilai kalor jenis (c) bergantung pada ck = kalor jenis kalorimeter dengan pengaduk
suhu (sebagaimana bergantung sedikit pada tekanan), tetapi (kg)
untuk perubahan suhu yang tidak terlalu besar , c seringkali T 2 = suhu akhir campuran ( C)
dianggap konsisten.
Untuk suatu zat tertentu, misalnya zatnya berupa bejana
T b = suhu benda padat ( C)
kalorimeter ternyata akan lebih mudah jika faktor massa (m) T 1 = suhu awal air ( C)
dan kalor jenis (c) dinyatakan sebagai satu kesatuan.
Dalam persamaan di atas, tidak ada suhu yang menyatakan
Tabel 2.2. Kalor jenis beberapa zat[6] kalor yang diperlukan untuk penguapan air berarti dalam
Kalor Jenis (c)
percobaan ini penguapan air dapat diabaikan[7].
Nama Zat
kkal/kg C J/kg C
Alumunium III. METODE PERCOBAAN
0,22 900
Tembaga 0,093 390
Kaca
0,20 840
Sebelum melakukan percobaan ini kita harus menyiapkan
Besi atau baja alat dan bahan sebagai berikut: Neraca digital 1 buah
0,11 450
Timah hitam
0,031 130 kalorimeter 1 buah, termometer 2 buah, kawat kasa 1 buah,
Marmer 0,21 860 pemantik 1 buah, bunsen spiritus 1 buah, gelas ukur 1 buah,
Perak
0,056 230
Kayu 0,4 1.700
kaki tiga 1 buah, benda padat dari tembaga 1 buah, statif
Alkohol (etil) dengan klem 1 buah, bejana pemanas 1 buah, tali secukupnya
0,58 2.400
Air raksa 0,033 140 dan air murni secukupnya.
Air
Es (-5 C) 0,50 2.100
Cair (15 C) 1,00 4.186
0,48 2.010
Uap
0,83 3.470
Tubuh manusia
0,4 1.700
Protein
(10)
yang diukur dengan menggunakan neraca digital. Variabel sebagai m k . Memasukkan sedikit air ke dalam kalorimeter
responnya adalah suhu akhir campuran (suhu kesetimbangan) dan pengaduknya kemudian menimbangnya dan mencatat
(T2), yaitu mengukur suhu akhir campuran (T 2) saat suhunya
hasilnya sebagai mtotal . Lalu menentukan massa air
mencapai kesetimbangan yaitu sebesar (32,0 0,5) C,
dengan persamaan mair =mtotal mk . Setelah itu,
(31,0 0,5) C, dan (30,0 0,5) C yang suhunya
diukur dengan menggunakan termometer. Sedangkan variabel mengukur suhu air dalam kalorimeter sebagai T 1 . Pada
kontrolnya adalah massa benda padat (m b), massa kalorimeter saat bersamaan, mengisis bejana dengan air dan benda padat
dengan pengaduk (mk), jenis kalorimeter, suhu benda padat (T- seperti gambar 1. Setelah mencapai suhu T b yang
b), dan suhu awal air (T 1), yaitu dimana selama percobaan diinginkan, dengan cepat memasukkan ke dalam kalorimeter.
mempertahankan massa benda padat (mb) yaitu sebesar (66 Mengaduk pelan-pelan dan mencatat suhunya setelah
1)10-3 kg yang massanya ditimbang dengan menggunakan mencapai kesetimbanagn. Terakhir, mengulangi langkah
neraca digital, mempertahankan massa kalorimeter dengan tersebut di atas dengan massa air yang berbeda-beda.
pengaduk (mk) seberat (49 1)10 -3 kg yang massanya Untuk dapat menentukan nilai kalor jenis zat padat maka
ditimbang dengan menggunakan neraca digital, menggunakan dilakukanlah percobaan dengan memanipulasi massa air (m 1)
jenis kalorimeter yang tetap atau sama yaitu kalorimeter dengan cara menimbang massanya dengan menggunakan
aluminium, menjaga suhu benda (Tb) agar tetap yaitu sebesar neraca digital dan mengukur suhu benda padat (T b) dengan
(70,0 0,5) C yang diukur menggunakan termometer, cara memanaskannya kemudian dicampurkan dengan air
dan menjaga suhu awal air (T 1) agar tetap yaitu sebesar (28,0 bersuhu (T1) hingga didapatkan suhu akhir campuran atau
0,5) C yang diukur menggunakan termometer. suhu kesetimbangan (T2). Hasil percobaan yang didapatkan
akan dihitung menggunakan persamaan yang telah ditentukan
Adapun rancangan percobaan kali ini sebagai berikut.
hingga nantinya akan didapatkan nilai kalor jenis zat padat.
(| c2
ma c a+ m k c k ||
ma +
ck
ma c a + mk c k ||
m c +m c
mk + a a k k pada
| | | | | | |)
T 1 (ma
T 2 +massa air
T 2T 1 hasil pengukuran
mb
+ ) sebesar
T 2T 1 kalor
T
+ (80 b+ 1)10
mbjenis zat
T bT
-3
cb kg, memberikan-1
padat2 sebesar (1,4 + 0,2)10
kkal/Kg C, dengan kesalahan relatif sebesar 15,71% dan
cb derajat kepercayaan sebesar 84,29%.
KR = x 100%
cb Pada Percobaan kedua, pengukuran kalor jenis zat padat
pada massa air (ma) sebesar (99 + 1)10-3 kg memberikan hasil
DK = 100% - KR pengukuran kalor jenis zat padat sebesar (1,2 + 0,2)10-1
PF = (cb cb ) kkal/KgK kkal/Kg C, dengan kesalahan relatif sebesar 16,66% dan
derajat kepercayaan sebesar 83,34%.
Berdasarkan Tabel 4.1. Dapat kita ketahui bahwa Dan pada percobaan ketiga, pengukuran kalor jenis zat
percobaan kalor jenis zat padat bertujuan untuk menentukan padat pada massa air (ma) sebesar (121 + 1)10-3 kg
kalor jenis zat padat sesuai kaidah yang berlaku untuk memberikan hasil pengukuran kalor jenis zat padat sebesar
mendapatkan suatu hal pengukuran kalor jenis zat padat pada (9,9 + 2,8)10-2 J/Kg C, dengan kesalahan relatif sebesar
kalorimeter alumunium. 28,28% dan derajat kepercayaan sebesar 71,72%.
Hal yang dilakukan dalam percobaan ini ialah menentukan Dalam tiga kali pengukuran kalor jenis zat padat tersebut
kalor jenis zat padat dengan memanipulasi sebanyak tiga diperoleh hasil pengukuran kalor jenis zat padat berturut-turut
variasi massa air (ma) dan mecari suhu termal antara suhu air (1,4 + 0,2)10-1 kkal/Kg C, (1,2 + 0,2)10-1 kkal/Kg
(T1) dengan suhu benda padat (T b) untuk menghitung kalor C, dan (9,9 + 2,8)10-2 kkal/Kg C, nilai tersebut berbeda
jenis zat padat menggunakan prinsip asas Black. Percobaan ini dengan nilai kalor jenis secara teoritisnya yaitu sebesar 0,093
diawali dengan menghitung massa air (m a) dengan persamaan kkal/Kg C. Seharusnya nilai yang didapatkan dari ketiga
ma = mtotal mk, sehingga diperoleh massa berturut-turut
percobaan bernilai sama, dikarenakan menggunakan jenis zat
sebesar (80 + 1)10-3 kg, (99 + 1)10-3 kg, dan (121 + 1)10-3
yang sama.
kg, kemudian memasukkannya kedalam kalorimeter lalu
Dari data tiga kali percobaan tersebut dapat kita ketahui
mengukur suhunya (T1) yaitu sebesar (28,0 + 0,5) C. Lalu
bahwa semakin besar massa air m 1 maka semakin kecil suhu
mengisi bejana dengan air dan benda padat dan
termal. Sehingga semakin kecil pula nilai kalor jenis zat padat.
memanaskannya hingga mencapai suhu (70,0 + 0,5) C.
Dalam tiga kali pengukuran tersebut, kalor jenis zat padat
Digunakannya air dalam bejana pemanas agar alat tidak cepat yang diperoleh dari hasil percobaan berbeda dengan kalor
rusak seperti termometer yang bisa rusak akibat bersentuhan jenis zat padat secara teoritis. Adapun yang membuat hasil
langsung dengan benda padat yang bersifat konduktor tanpa kalor jenis zat padat percobaan berbeda dengan teoritis
adanya air sebagai isolatornya Kemudian dengan cepat dikarenakan beberapa faktor diantaranya kurang teliti dalam
memasukkan benda padat kedalam kalorimeter yang telah membaca skala alat ukur termometer, selain itu karena
berisi air (m1). Kemudian mengaduknya secara pelan-pelan keterbatasan waktu sehingga kalorimeter yang praktikan
dengan konstan sampai diperoleh suhu kesetimbangan (T 2) gunakan belum kembali kesuhu normal setelah digunakan
yaitu berturut-turut sebesar (32,0 + 0,5) C, (31,0 + 0,5) pada percobaan pertama sehingga mempengaruhi hasil
C, dan (30,0 + 0,5) C. percobaan kedua dan seterusnya, keterlambatan praktikan
Untuk menentukan kalor jenis zat padat dapat ditentukan dalam memasukkan benda padat yang dipanaskan kedalam
secara teoritis dan secara percobaan. Menentukan kalor jenis kalorimeter sehingga tercampur dengan suhu ruangan.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 8
Kalor jenis zat padat pada dasarnya tidak tergantung pada faktor diantaranya kurang teliti dalam membaca skala alat
suhu. Kalor jenis dalam hal ini adalah panas rata-rata untuk ukur termometer, selain itu karena keterbatasan waktu
rentang suhu tersebut. Kalor jenis zat padat ialah banyaknya sehingga kalorimeter yang praktikan gunakan belum kembali
kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 kg suatu zat padat kesuhu normal setelah digunakan pada percobaan pertama
untuk menaikkan suhu sebesar 1C. Kalor jenis zat padat juga sehingga mempengaruhi hasil percobaan kedua dan
dapat diartikan sebagai kemampuan suatu benda padat untuk seterusnya, keterlambatan praktikan dalam memasukkan
melepas atau menerima kalor. benda padat yang dipanaskan kedalam kalorimeter sehingga
tercampur dengan suhu ruangan.
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
percobaan ini bertujuan untuk menentukan kalor jenis zat karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
padat. Percobaan ini dilakukan dengan mencari suhu termal laporan ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ditujukan
pada suhu air (T1) dan suhu benda padat (Tb), dengan tiga penulis kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan
veriasi massa air (ma). Kemudian menghitung kalor jenis zat mendoakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
padat menggunakan prinsip asas Black. Berdasarkan asisten praktikum Kalor Jenis Zat Padat yaitu Khalid yang
percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa benar telah membimbing dan memberikan panduan pada saat
jika semakin tinggi T1 maka semakin tinggi pula suhu akhir melakukan percobaan. Serta teman - teman praktikum satu
campuran (Ta) dan jika suhu air (T 1) diubah-ubah maka harga kelompok yaitu kelompok 1 yang telah bekerjasama dalam
air kalorimeter selalu tetap. menyelesaikan percobaan ini.
Menentukan suhu termal pencampuran suhu air (T 1) dan
suhu benda padat (Tb) dengan tiga variasi manipulasi massa
air (ma) berturut-turut sebesar (80 + 1)10-3 kg, (99 + 1)10-3 DAFTAR PUSTAKA
kg, dan (121 + 1)10-3 kg, diperoleh hasil selama percobaan
[1] Tamrin. 2008. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus Fisika. Jakarta: Gita
yaitu adalah pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga Media Press.
diperoleh kalor jenis zat padat secara berturut-turut yaitu [2] Zaelani, Ahmad. 2006. Fisika Untuk SMA/MA. Bandung: Yrama
sebesar (1,4 + 0,2)10-1 kkal/Kg C, (1,2 + 0,2)10-1 Widya.
[3] Kanginan, Marthen. 2002. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta:
kkal/Kg C, dan (9,9 + 2,8)10-2 kkal/Kg C, nilai Erlangga.
tersebut berbeda dengan nilai kalor jenis secara teoritisnya [4] Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas I. Jakarta: Bina Cipta.
yaitu sebesar 0,093 kkal/Kg C. Dari seluruh hasil [5] Suherman, E. 2012. Rumus Lengkap Fisika SMA. Bandung: Epsilon
Grup.
percobaan dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh telah [6] Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarata:
sesuai dengan rumusan hipotesis yang digunakan sebagai Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
acuan dalam melakukan percobaan ini. [7] Tim Dosen Fisika. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar I.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
Adapun yang membuat hasil kalor jenis zat padat
percobaan berbeda dengan teoritis dikarenakan beberapa