Anda di halaman 1dari 5

Panas Jenis Zat Padat

INTISARI PERCOBAAN
Panas jenis (specific heat) suatu zat didefinisikan sebagai energi panas (kalor) yang
diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat per unit massa zat tersebut. Panas jenis suatu
zat dilambangkan dengancz. Secara matematis, panas jenis suatu zat ialah perbandingan
dari kapasitas kalor yang diterima zat dengan massa zat tersebut.
Panas Jenis suatu zat digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai karakteristik
suatu benda dan material penyusun benda tersebut. Suatu kalor jenis suatu zat dapat diukur
dengan menggunakan kalorimeter.
Sebuah sistem kalorimeter bekerja berdasarkan azas Black yaitu apabila pada kondisi
adiabatik dicampurkan dua zat yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka pada saat
kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang temperatur mula-mulanya tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperatur mula-mulanya
rendah.


Latar Belakang
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda
sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit
(Purnomo, 2008).
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor atau energi panas. Kaor
adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur dengan alat termometer dengan
perantara air yang telah didihkan. Kalor jenis suatu benda memiliki masa yang berbeda-beda
tergantung pada energi panas yang dimiliki oleh benda tersebut. Perpindahan Kalor dipelajari
sebagai sebuah mata kuliah di beberapa jurusan dalam bidang teknik. Panas dalam bahasa
Indonesia bisa mengandung dua arti, satu berarti kata sifat dan yang lain berarti kata benda,
sedangkan Kalor sudah pasti kata benda. Definisi sederhana menyatakan Perpindahan Kalor
adalah ilmu yang mempelajari perpindahan kalor dari satu system ke system lain dengan
berbagai aspek yang menjadi implikasinya (Koestoer, 2008).
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari perpindahan energi yang
terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda atau matrial. Dasar termodinamika telah
kita ketahui bahwa energi yang pindah itu dinamakan kalor atau panas (heat) (Holman,
2006).
Secara alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda yang bersuhu lebih
rendah, tetapi tidak perlu dari benda berenergi termis banyak kebenda berenergi termis lebih
sedikit.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda
tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah
ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal
kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser
(1743 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan
jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius (Akbar,
2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan
yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo, 2008).


Latar Belakang
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743
1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius (Akbar, 2010).
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung
pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu (Purnomo,
2008).

Latar Belakang
Kita menggunakan istilah kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu
apa yang kita maksud. Tetapi istilah tersebut tetap digunakan secara tidak
konsisten, sehingga perlu bagi kita untuk mendefinisikan kalor secara jelas, serta
menerangkan fenomena dan konsep yang berhubungan dengan kalor
tersebut(Glancoli, 1997).
Kalor adalah energy yang ditransfer karena tinggi ke benda bersuhu rendah,
merupakan energy yang ditransfer dari benda yang panas ke benda yang dingin,
maka kalor merupakan energy yang ditransfer dari suatu benda ke benda yang lain
karena perbedaan suhu.
Bila energi panas ditambahkan pada suatu zat, maka temperature zat itu biasanya
naik. Jumlah energy panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature suatu
zat adalah sebanding dengan perubahan temperature dan massa zat itu (Q=C T =
mc T) dengan C adalah kapasitas panas zat, yang didefinisikan sebagai energi
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu zat dengan satu derajat.
Panas jenis C adalah kapasitas panas persatuan massa(Tipler, 1991).











Jembatan Wheatstone
INTISARI PERCOBAAN
Pada dasarnya, Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan instrumen-instrumen
hambatan yang dapat disusun sedemikian rupa sehingga rangkaian yang telah tersusun
tidak dapat diganti dengan rangkaian pengganti secara seri maupun secara paralel.
Jembatan Wheatstone secara prinsip bekerja berdasarkan Hukum Ohm yang meliputi konsep
hambatan dan gaya gerak listrik, serta Hukum Kirchoff tentang percabangan listrik atau
disebut juga rangkaian listrik majemuk.
Berdasarkan hukum-hukum Ohm dan Kirchoff maka Jembatan Wheatstone dapat digunakan
untuk menentukan harga dari suatu hambatan yang belum diketahui nilainya dengan cara
mengatur penempatan hambatan yang tidak diketahui pada salah satu tempat pada
rangkaian dan kemudian dapat diketahui nilai hambatan yang lain. Nilai hambatan yang
tidak diketahui dapat dihitung berdasarkan persamaan,

http://sufyants.files.wordpress.com/2012/04/new-picture-2.png

Jembtan wheatstone tidak diciptakan oleh chavles wheatsone (1802-1875),tetapi diciptakan oleh
Hunter christi. Namun charles wheatstone bertanggung jawab untuk mempopulerkan empat resistor,
baterai dan galvanometer,dan memebrikan kredit Christi penuh pada 1843 itu disebut bakterian
kuliah. Whetstone rangkaian sebuah pengukur Deverensial Perlawanan (Diaf,2009).
Jembatan Wheatsone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan
yang tidak diketahui harganya(bessarnya).kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvonometer sama dengan
nol (ka rena patensi ujung-ujungnya sangat besar) sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian
silang (Lutfii,2009).
Rangkaian jembatan Wheatstone adalah susunan dari empat buah hambatan yang mana 2 dari
hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui bersama yang
dsusun seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanomater dan pada titik
diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. (Andhie,2010)

Voltmeter dan Amperemeter
INTISARI PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur kuat arus dan beda tegangan pada rangkaian arus
searah (DC), mengukur hambatan dalam dari voltmeter dan amperemeter, serta mengukur
daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter.
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik (i). Pengukuran arus listrik
dilakukan dengan memasang amperemeter secara seri dengan rangkaian. Untuk keakuratan
pengukurannya, amperemeter seharusnya tidak memiliki hambatan dalam. Dalam
pengukuran hambatan dalam dari suatu amperemeter digunakan rumus :

Voltmeter adalah alat untuk mengukur beda potensial atau tegangan (v) antara dua titik
yang berbeda. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen,
voltmeter harus dihubungkan secara paralel dengan titik yang akan diukur. Untuk
mengukurhambatan dalam dari suatu voltmeter, digunakan persamaan:



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Arus Listrik ada dua macam, yakni arus listrik bolak-balik atau biasa disebut arus
listrik AC (Alternating Current) dan arus listrik searah atau arus DC (Direct Current). Untuk
mengukur besarnya arus listrik dibutuhkan alat yang bernama Amperemeter. Sedangkan
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Untuk mengetahui
beda potensial tegangan DC antara dua titik pada suatu beban listrik atau rangkaian
elektronika digunakan Voltmeter DC. Sebuah voltmeter Dc mengukur beda potensial antara
dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan penyusunannya disusun secara paralel.
Amperemeter dan voltmeter banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga perlu dipelajari lebih lanjut agar lebih mengenal dan bisa menggunakan atau
mengaplikasikan fungsi dari amperemeeter dan voltmeter dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip voltmeter dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sistem pengisian (spull and
regulator) serta mengecek kondisi accu. Sedangkan amperemeter biasa digunakan untuk
mengukur aliran arus listrik yang melalui sistem kabel bangunan baru, selain itu juga
digunakan untuk menemukan masalah dalam sistem kabel pada gedung-gedung tua. Hal-hal
tersebut merupakan bukti pentingnya mengapa perlu mempelajari voltmeter dan
amperemeter.
Besar kecilnya arus listrik diukur dengan menggunakan alat yang bernama
amperemeter. Caranya adalah dengan menyusun atau merangkai amperemeter, hambatan
geser, dan voltmeter ataupun sumber tegangan (power supply) secara paralel. Kemudian nilai
hambatan dirubah dengan menggeser hambatan untuk mendapatkan lima variasi data nilai I
(kuat arus) dan V (tegangan). Selain itu dibuat rangkaian paralel yang terdiri dari hambatan
geser, amperemeter, dan power supply untuk memperoleh I
1
. Nilai I
1
untuk lima variasi data
mempunyai nilai yang sama, sedangkan untuk memperoleh nilai I
2
perlu dihubungkan dengan
bangku hambatan sehingga diperoleh lima variasi data dengan harga atau nilai R
b
yang
berbeda. Untuk mengukur tegangan dengan menggunakan voltmeter, caranya sama dengan
pengukuranhambatan dengan menggunakan amperemeter, namun untuk voltmeter dirangkai
secara seri.

Anda mungkin juga menyukai