Anda di halaman 1dari 26

Bekti Husendi

140310220065

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFISIEN PERGESERAN ZAT CAIR


(M – 1)

Nama : Bekti Husendi

NPM : 140310220065

Partner : Helena, Abel, Putri, Riyan, Retha, Farel,


Amenis, Nadzifa
NPM : 49,23, 59,45,28,18,51,64,37

Fakultas / Departemen : MIPA/Fisika


Tanggal : 17 November 2022

Hari / Jam : 11.30-14.30 WIB

Nama Asisten : Shofwah

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
Bekti Husendi
140310220065
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFISIEN PERGESERAN ZAT CAIR

M-1

NAMA :. Bekti Husendi


NPM : 140310220065
PARTNER : Helena, Abel, Putri, Riyan, Retha, Farel,
Amenis, Nadzifa.
NPM : 49,23, 59,45,28,18,51,64,37.
JURUSAN/FAKULTAS : MIPA/Fisika
JADWAL PRAKTIKUM : Sesi II

KOLOM NILAI

Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 17 November 2022


Asisten

___________________________
NPM
Bekti Husendi
140310220065

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengeahui mekanika fluida tentang
viskositas, menentukan koefisien pergeseran zat cair dan menentukan harga
koefisien pergeseran zat cair korelasi. Viskositas merupakan salah satu sub bab
dalam ststistika fluida. Statistika fluida atau fluida ststis merupakan salah satu
cabang dari mekanika fluida. Mekanika fluida adalah cabang ilmu fisika yang
mempeajari tentang perilaku zat alir (zat cair dan gas). Di dalam ekanika fluida
terbagi menjadi 2 yaitu fluida dinamis dan fluida ststis. Sub bab dalam fluida
dinamis adalah hukum kontinuitas dan hukum bernoulli sedangkan dalam ststistika
fluida terdapat tekanan, hukum pascal, massa jenis, tegangan permukaan zat cair,
hukum archimedes dan viskositas. Viskositas sendiri merupakan pengukuran
kekentalan zat alir. Dalam peoses pengukuran ini, terdapat beberapa alat yang
digunakan untuk percobaan diantaranyas bola kecil, tabung yang berisi gliserin,
sendok penyaring, neraca Ohauss, mikremeter sekrup, jangka sorong, aerometer,
termometer, stopwatch dan penggaris. Pada prosedur percobaan, terlebih dahulu
diukur diameter bola sebnayak tiga kali, kemudian mengukur diameter tabung
sebanyak tiga kali, kemudian mengukur temperatur zat cair dan massa jenis,
selanjutnya meletakkkan karet melingkar dengan batas yang telah ditentukan.
Mengukur waktu jatuh bola dari batas atas karet ke batas bawah karet menggunakan
stopwatch, akan tetapi sebelum itu mengukur temperatur zat zair dan massa
jenisnya.

Kata kunci : fluida, viskositas.


Bekti Husendi
140310220065

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang perilaku
suatu benda dan fluida adalah zat alir/zat yang dapat mengalir. Sehingga mekanika
fluida adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku zat alir, yang termasuk ke
dalam jenis fluida ada;ah zat cair dan gas. Mekanika fluida secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu fluida statis dan fluida dinamis. Sesuai dengan namanya, fluida
statis yaitu fluida dalam keadaan yang diam sedangkan fluida dinamis adalah fluida
dalam keadaan bergerak. Perumusan pada statistika fluida hukum gerak Newton I
and III. Sub bab yang dipelajari pada fluida statis adalah massa jenis, tekanan,
hukum Pascal, hukum Archimedes, tegangan permukaan zat cair dan viskositas.
Sub bab yang dipelajari pada fluida dinamis adalah hukum Kontinuitas dan hukum
Bernoulli.
Materi pertama yang dipelajari pada fluida statis adalah tekanan. Tekanan
merupakan besaran skalar yang tidak memiliki sifat arah. Tekanan didefinisikan
sebagai gaya normal yang bekerja pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang
tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
𝐹
𝑃=
𝐴
Dengan :
P : tekanan (N/m2)
F = gaya normal (N)
A = luas penampang (m2)
Satuan Internasional (SI) untuk tekanan adalah Pascal (Pa) sebagai
pernghargaan kepada Blaise Pascal ( penemu Hukum Pascal). 1 Pa = 1 N/m2. Untuk
keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau mmHg dan milibar.
Fluida statis juga mempelajari massa jenis, massa jneis adalah massa fluida
persatuan volume sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut.
𝑚
𝜌=
𝑉
Dengan :
Bekti Husendi
140310220065

𝜌 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
m = massa (kg/gr)
V = volume benda (m3 atau cm3)
Pada pembahasan statistika fluida selanjutnya membahas tentang hukum
Pascal. Hukum Pascal berbunyi “apabila suatu zat cair dmasukkan ke dalam wadah
tertutup. Jika salah satu bagian zat cair tersebut mengalami penambahan tekanan,
maka seluruh bagian zat cair terebut akan mengalami penambahan tekanan yang
sama besar”. Salah satu aplikasi dari hukum Pascal adalah pompa hidrolik. Jika
gaya diberikan pada sebuah penampang atau piston, maka tekanan pada piston
akibat gaya tersebut adalah P = F/A. Karena salah satu bagian mengalami
penambahan tekanan, maka bagian yang lain juga akan mengalami tekanan yang
sama sehingga P1=P2.

Gambar 1.1 Hukum Pascal


Dalam statistika fluda juga terdapat Hukum Archimedes. Hukum ini bisa
juga disebut degan gaya angkat atau gaya apung apabila sebuah benda jika
dimasukkan ke dalam fluida. Hukum Archimedes menjelaskan hubungan antara
gaya berat dengan gaya angkat keatas pada suatu benda jika dimasukkan ke dalam
fluida. Akibat adanya gaya angkat, benda yang berada di dalam fluida beratnya akan
berkurang sehingga benda yang diangkat di dalam fluida akan terasa lebih ringan.
Secara matematis, Hukum Archimedes dituliskan sebagai berikut.
𝐹𝑎 = 𝜌. 𝑔. 𝑉
Dengan :
Fa : Gaya Archimedes (N)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3 atau gram/cm3)
Bekti Husendi
140310220065

g = percepatan gravitasi (m/s2)


V = volume (m3)
Bunyi dari hukum Archimedes adalah “suatu benda yang dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Jika
massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida maka benda tersebut akan
mengapung. Jika massa jenis benda sama dengan massa jenis fluida maka benda
tersebut akan melayang. Jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis
fluida maka benda tersebut akan tenggelam.
Fluida juga memiliki tegangan permukaan. Fenomena tersebut merupakan
kecenderungan fluida untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi
oleh suatu lapisan elastis. Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya tegangan permukaan (F) dengan panjang permukaan (d) tempat gaya
tersebut bekerja. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
𝐹
𝜎=
𝑑
Sub bab yang dibahas pada fluida dinamis adalah persamaan Kontinuitas dan
Hukum Bernoulli. Pada persamaan kontinuitas, jika pada sebuah pipa yang dialiri
fluida tidak ada yang bocor. Maka sepanjang aliran pipa berlaku hukum kekekalan
massa. Jumlah massa fluida yang mengalir persatuan waktu (debit) pada berbagai
penampang akan tetap sama. Sehingga
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1. 𝑉1 = 𝐴2. 𝑉2

Gambar 1.2 Hukum Kontinuitas.


Bekti Husendi
140310220065

Selain itu juga ada Hukum Bernoulli, hukum ini berbunyi “Pada pipa
mendatar, tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirnya
paling kecil dan tekanan paling kecil adalah bagian yang kelajuan alirnya paling
besar”. Hukum ini adalah hukum tentang energi mekanik yang diterapkan pada
fluida bergerak sehingga keluar persamaan berikut.
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑉1 + 𝜌. 𝑔. ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑉2 + 𝜌. 𝑔. ℎ2
2 2

Gambar 1.3 Hukum Bernoulli.


Fokus pada percobaan ini adalah mengetahui mekanika fluida tentang viskositas.
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida. Ilustrasinya adalah ketika fluida
diletakkan pada dua buah pelat yang sejajar. Jika salah satu pelat diberikan gaya /
digerakkan dengan kecepatan konstan, maka permukaan fluida yang bersentuhan
dengan pelat akan ikut bergerak namun fluida yang bersentuhan dengan pelat yang
diam akan tetap diam sehingga membentuk gradien kecepatan yang dapat
didefinisikan sebagai berikut.
𝑉
𝐹 = 𝜂𝐴
𝑙
Dengan :
A = luas penampang pelat (m3)
l = jarak ppisah dua pelat.
F = gaya yang diperlukan agar pelat bergerak dengan konstan.
𝜂 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 (Ns/m2).
Bekti Husendi
140310220065

Rumus dari viskositas ini bisa digunakan untuk menentukan hukum Stokes. Hukum
Stokes adalah hukum yang berhubungan dengan gaya gesek fluida. Benda yang
jatuh ke dalam sebuah fluida tentunya akan mengalami gaya gesek yang arahnya
berlawanan dengan aah gerak benda. Biasanya gaya gesek bergantung pada
kecepatan relatif benda terhadap fluida serta bentuk bendanya. Pada umumnya
benda yang digunakan adalah benda yang berbentuk bola sehingga hukum
Stokesnya dapat dituliskans ebagai berikut.
𝐹 = 6𝜋 𝜂 𝑟 𝑣
Dengan :
F = gaya gesek benda oleh fluida (N)
r = jari-jari bola(m)
v = laju bola relatif terhadap fluida (m/s)
𝜂 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 (Ns/m2).
Fluida yang mengalir juga terbagi menjadi 2 kelompok yaitu aliran laminar
dan aliran turbulen. Aliran laminar adalah aliran fluida dimana setiap partikel yang
melewati suatu jalur berjalan mulus dan beraturan. Partikel dalam aliran tersebut
tidak mengganggu satu sama lain. Aliran ini biasanya terjadi pada kecepatan rendah
dan viskositas tinggi. Sedangkan aliran turbulen adalah aliran yang bergerak secara
tidak teratur pada suatu jalur dan aliran partikel dalam jalur tersebut bergerak secara
acak yang membentuk pola aliran seperti pusaran air. Aliran turbulen cenderung
terjadi pada fluida yang bergerak pada kecepatan dan viskositas rendah.
Untuk menentukan apakah aliran tersebut termasuk aliran laminar atau
turbule, maka dapat dibantu dengan menggunakan bilangan Reynolds. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
𝜌𝑣𝐷
𝑅=
𝜂
Dengan :
R = bilangan Reynolds
ρ = massa jenis fluida
v = laju aliran fluida
D = dimensi benda yang dilalui fluida
Bekti Husendi
140310220065

𝜂 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎


Jika bilangan Reynolds berada lebih dari 4000 maka akan menjadi turbulen, dan
apabila bilangan Reynoldsnya kurang dari 2000 maka aliran tersebut digolongkan
sebagai laminar. Pada aliran ini, terdapat alian transisi yang berarti transisi dari
laminar ke turbulen.
Pada percobaan ini, fluida yang digunakan adalah gliserin. Gliserin
memiliki karakteristik jernih, tidak berwarna, kental, dan cairannya berasa manis.
Gliserin dapat dilarutkan ke dalam air dan etanol tapi tidak larut dalam lemak dan
memiliki titik didih yang tinggi.

B. Tujuan Percobaan
1. Memahami mekanika fluida tentang viskositas.
2. Menentukakn koefisien pergeseran zat cair.
3. Menentukan harga koefisien pergeseran zat cair koreksi.
Bekti Husendi
140310220065

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan Percoabaan
1. Bola – bola kecil.
Bola digunakan sebagai objek yang digunakan untuk percobaan yang akan
dimasukkank ke dalam tabung berisi zat cair dan diukur waktunya sampai
bola tesebut jatuhke dasar.
2. Tabung berisi gliserin.
Tempat untuk wadah glisrin di dalamnya yang terdapat bola – bola kecil
yang diamati.
3. Sendo penyaring.
Berfungsi untuk mnyaring dan mengambil bola yang masuk ke dalam
tabung.
4. Neraca Ohauss.
Neraca Ohauss diguanakan untuk menghitung massa dari bola.
5. Mikrometer sekrup.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter dan ketebalan dari
bola.
6. Jangka sorong.
Digunakan untuk mengukur dimensi sebuah bola yang nantinya akan
digunakan untuk mengukur massa jenis bola.
7. Aerometer.
Aerometer digunakan untuk mengukur massa jenis suatu zat cair.
8. Termometer.
Termometer digunakan untuk mengukur temperartur zat cair dalam tabung.
9. Stopwatch.
Digunakan untuk mengukur waktu jatuhnya bola dari batas atas ke batas
bawah.
10. Penggaris.
Penggaris digunakan untuk mengukur kedalaman air dalam tabung.
Bekti Husendi
140310220065

B. Prosedur Percobaan
1. Diameter masing – masing bola ditimang dan diukur sebanyak 3 kali.
2. Diameter tabung diukur sebanyak 3 kali.
3. Temperatur zat cair diukur dan massa jenis.
4. Karet diletakkan di batas atas dan batas bawah tabung. Jarak bola ditentukan
sesuai dengan tabel pengukuran.
5. Waktu jatuh diukur untuk masing – masing bola pada jarak h sebanyak 3
kali.
6. Letak karet diubah dengan jarak h yang lain, kemudian dilakukan
pengukuran seperti contoh 5.
7. Sebelum percobaan, temperatur zat cair dan massa jenisnya diukur.
Bekti Husendi
140310220065

BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data Percobaan
1. Tabel 3.1. Massa bola, jari-jari bola dan massa jenis bola.
𝒎 ± ∆𝒎 (𝒅 ± ∆𝒅)
Bola No
(gram) (cm)
1 2, 17 ± 0, 05 1, 421 ± 0, 05
I 2 2, 15 ± 0, 05 1, 410 ± 0, 05
3 2, 19 ± 0, 05 1, 450 ± 0, 05
1 0, 65 ± 0, 05 0, 957 ± 0, 05
II 2 0, 68 ± 0, 05 1, 016 ± 0, 05
3 0, 69 ± 0, 05 0, 930 ± 0, 05
1 0, 19 ± 0, 05 0, 630 ± 0, 05
III 2 0, 18 ± 0, 05 0, 640 ± 0, 05
3 0, 17 ± 0, 05 0, 645 ± 0, 05

2. Tabel 3. 2 Diameter dan jari – jari tabung.


𝑫𝒕𝒂𝒃 ± ∆𝑫𝒕𝒂𝒃
No
(cm)
1 4, 98
2 4, 96
3 5, 01

3. Tabel 3.3. Pengukuran waktu jatuh bola, kecepatan jatuh bola dan
perhitungan koefisien pergeseran zat cair.
(𝒉 ± ∆𝒉) 𝒕𝟏 𝒕𝟐 𝒕𝟑
Bola
cm (detik) (detik) (detik)
18 11,41 11, 19 11, 22
I
16 10, 97 10, 34 9, 38
II 18 15, 05 15, 53 16, 56
Bekti Husendi
140310220065

16 7, 72 7, 75 7, 75
18 25, 38 24, 75 23, 34
III
16 11, 97 13, 72 11, 66

B. Pengolahan data
1. Menentukan massa bola
 Rumus yang digunakan.
∑𝑚
𝑚 =
𝑁

∑(𝑚 − 𝑚)
∆𝑚 =
𝑁(𝑁 − 1)

 Contoh perhitungan (bola pertama)


∑𝑚
𝑚 =
𝑁
2, 17 + 2, 15 + 2, 19
𝑚 =
3
𝑚 = 2, 17 𝑔𝑟𝑎𝑚

∑(𝑚 − 𝑚)
∆𝑚 =
𝑁(𝑁 − 1)

(2, 17 − 2, 17) + (2, 17 − 2, 15) + (2, 17 − 2, 19)


∆𝑚 =
3(3 − 1)

∆𝑚 = 0, 0115 𝑔𝑟𝑎𝑚
 Tabel percobaan.
Bola 𝑚 ± ∆𝑚 (gram)
1 2, 17 ± 0,0115
2 0, 673 ± 0, 012
3 0, 18 ± 0,0057
Bekti Husendi
140310220065

2. Jari – jari bola


 Rumus yang digunakan.
∑𝑑
𝑑̅ =
𝑁

∑(𝑑̅ − 𝑑)
∆𝑑̅ =
𝑁 (𝑁 − 1)
1
𝑟̅ = 𝑑̅
2
∆𝑑̅
∆𝑟̅ = . 𝑟̅
𝑑̅
 Contoh perhtiungan.
1, 421 + 1, 41 + 1, 45
𝑑̅ =
3
𝑑̅ = 1, 427 𝑐𝑚

(1, 427 − 1, 421) + (1, 427 − 1,41) + (1, 427 − 1, 450)


∆𝑑̅ =
3 (3 − 1)

∆𝑑̅ = 0,0119 𝑐𝑚

 Tabel percobaan.
Bola 𝑑̅ ± ∆𝑑̅ 𝑟̅ ± ∆𝑟̅
1 1, 427 ± 0,0119 0, 713 ± 0,0059
2 0,967 ± 0, 025 0,483 ± 0,0126
3 0, 638 ± 0,0044 0,319 ± 0,0022

3. Menghitung volume bola.


Bekti Husendi
140310220065

 Rumus yang digunakan.


4
𝑉= 𝜋. 𝑟̅
3
∆𝑟̅
∆𝑉 = .𝑉
𝑟̅

 Contoh perhitungan.
4
𝑉= 𝜋. 𝑟̅
3
4
𝑉 = 3, 14. 0, 363
3
𝑉 = 1, 520 𝑐𝑚3
∆𝑟̅
∆𝑉 = .𝑉
𝑟̅
0,0059
∆𝑉 =
0,713
∆𝑉 = 0,012 𝑐𝑚3
 Tabel percobaan.
Bola 𝑉 ± ∆𝑉 (𝑐𝑚3)
1 1, 520 ± 0,012
2 0.266 ± 0,0069
3 1,336 ± 0,0092

4. Menghitung massa jenis bola.


 Rumus yang digunakan
𝑚
𝜌=
𝑉

∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + .𝜌
𝑚 𝑉

 Contoh perhitungan
,
𝜌= = 1, 42 gram/cm3
,
Bekti Husendi
140310220065

∆𝑚 ∆𝑉
∆𝜌 = + .𝜌
𝑚 𝑉

0,0115 0,012
∆𝜌 = + . 1, 42
2, 17 1, 520

∆𝜌 = 0,014 gram/cm3
 Tabel percobaan
No 𝜌 ± ∆𝜌
1 1, 42 ± 0,014
2 2, 52 ± 0,80
3 0, 134 ± 0,0044

5. Menghitung jari- jari tabung


 Rumus yang digunakan.
∑𝐷
𝐷=
𝑁

∑(𝐷 − 𝐷)
∆𝐷 =
𝑁 (𝑁 − !)
1
𝑅= 𝐷
2
∆𝐷
∆𝑅 = .𝑅
𝐷
 Contoh perhitungan
4, 98 + 4, 96 + 5, 01
𝐷=
3
𝐷 = 4, 983 𝑐𝑚

∑(𝐷 − 𝐷)
∆𝐷 =
𝑁 (𝑁 − !)
Bekti Husendi
140310220065

(4, 983 − 4, 98) + (4, 983 − 4, 96) + (4, 983 − 5, 01)


∆𝐷 =
3(3 − !)

∆𝐷 = 0,014 𝑐𝑚
 Tabel percobaan.

No 𝐷 ± ∆𝐷 𝑅 ± ∆𝑅

1
2 4, 983 ± 0,014 2, 491 ± 0,0072
3

6. Waktu tempuh bola tiap ketinggian


 Rumus yang digunakan
∑𝑡
𝑡̅ =
𝑁

∑(𝑡̅ − 𝑡)
∆𝑡̅ =
𝑁 (𝑁 − 1)

 Contoh perhitungan.
, , ,
𝑡̅ = = 11, 27 s

(11, 27 − 11,19) + (11, 27 − 11, 41) + (11, 27 − 11. 22)


∆𝑡̅ =
3 (3 − 1)

∆𝑡̅ = 0, 068 𝑠
 Table percobaan

Bola ℎ ± ∆ℎ (𝑐𝑚) 𝑡 ̅ ± ∆𝑡 ̅(s)

18 ± 0,05 11,2733333 ± 0,068


I
16 ± 0,05 10,23 ± 0, 46
18 ± 0,05 15,7266667 ± 0, 43
II
16 ± 0,05 7,74 ± 0, 01
III 18 ± 0,05 24,49 ± 0,603
Bekti Husendi
140310220065

16 ± 0,05 12,45 ± 0,641


7. Kecepatan bola
 Rumus yang digunakan.

𝑣=
𝑡̅

∆ℎ ∆𝑡̅
∆𝑣 = + .𝑣
ℎ 𝑡̅

 Contoh perhitungan.

𝑣=
𝑡̅
𝑣= = 1, 59 cm/s
,

0,05 0,068
∆𝑣 = + . 1, 59
18 11, 27

∆𝑣 = 0,0107 𝑐𝑚/𝑠
 Tabel percobaan

Bola ℎ ± ∆ℎ (𝑐𝑚) 𝑣 ± ∆𝑣(cm/s)

18 ± 0,05
I 1,596 ± 0,0107
16 ± 0,05
1,564 ± 0,070
18 ± 0,05
II 1,144 ± 0, 031
16 ± 0,05
2,067 ± 0, 0069
III 18 ± 0,05
0,734 ± 0, 018
16 ± 0,05
1,285 ± 0, 066
8. Koefisien pergeseran zat cair
 Rumus yang digunakan
(𝜌 − 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑)
𝜂 = 2. 𝑟 . 𝑔.
9. 𝑣
∑𝜂
𝜂̅ =
𝑁
Bekti Husendi
140310220065

𝜂̅ − 𝜂)
∆𝜂̅ = ∑(
𝑁 (𝑁 − 1)

 Contoh perhitungan
(1, 426 − 1, 19)
𝜂 = 2. 0, 713 . 9, 8.
9. 1, 59
𝜂 = 0, 417
0, 417 + 0, 409 + 0, 137 + 0, 248 + 0, 038 + 0, 067
𝜂̅ =
6
𝜂̅ = 1, 362
 Tabel percobaan
Bola 𝜂 𝜂 ∆𝜂̅

I 0,417
0,409
II 0,137 1, 362 0,436
0,248
III 0,0384
0,0672
9. Grafik 𝑡 ̅ terhadap (r/R) dan konstanta koreksi
 Rumus yang digunakan
𝑟
𝑡 ̅ = 𝑡0 . (1 + 𝑘 . )
𝑅
𝑟
𝑡 ̅ = 𝑡0 . 𝑘 . + 𝑡0
𝑅
𝑎𝑡
𝑘=
𝑏𝑡
 Tabel percoban untuk h1(18 cm)
No x y xy x2
1 11, 273 3,22 0, 081
0, 286
2 0, 194 15, 726 3, 05 0, 037
3 24, 49 3, 15 0,013
0, 128
∑ 0, 608 51, 489 9,41 0, 136

 Grafik
Bekti Husendi
140310220065

Chart Title
30

25

Axis Title 20

15
Series1
y = -81.281x + 33.653
10 R² = 0.9231 Linear (Series1)

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Axis Title

𝑎𝑡 = −81, 281
𝑏𝑡 = 33, 653
−81, 281
𝑘= = −2, 41
33, 653

 Tabel percobaan untuk h2 (16cm)


No x y xy x2
1 10, 23 2, 929 0, 081
0, 286
2 0, 194 7, 74 1, 50 0, 037
3 12, 45 1, 594 0,013
0, 128
∑ 0, 608 30, 42 6, 027 0, 136

 Grafik
Bekti Husendi
140310220065

Chart Title
14

12

10 y = -11.424x + 12.458
Axis Title R² = 0.1485
8

6 Series1

4 Linear (Series1)

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Axis Title

𝑎𝑡 = −11, 424
𝑏𝑡 = 12, 458
−11, 242
𝑘= = −0, 917
12, 458

10. Kecepatan bola koreksi


 Rumus yang digunakan.
𝑟
𝑣𝑘𝑜𝑟 = 𝑣 . (1 + 𝑘 . )
𝑅
 Contoh perhitungan (bola pertama ketinggian 18 cm)
𝑣𝑘𝑜𝑟 = 1, 596 . (1 + (−4, 830). 0, 431) = −1, 726
 Tabel percobaan
Bola ℎ ± ∆ℎ 𝑣𝑘𝑜𝑟
18 ± 0,05 0,494791
I
16 ± 0,05 1,564027
18 ± 0,05 0,60893
II
16 ± 0,05 2,067183
18 ± 0,05 0,508097
III
16 ± 0,05 1,285141

11. Koefisien pergerakan zat cair korelasi.


Bekti Husendi
140310220065

 Rumus yang digunakan


(𝜌 − 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑)
𝜂𝑘𝑜𝑟 = 2. 𝑟 . 𝑔.
9. 𝑣𝑘𝑜𝑟
∑𝜂
𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟 =
𝑁

𝜂̅ − 𝜂)
∆𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟 = ∑(
𝑁 (𝑁 − 1)

 Contoh perhitungan (bola pertama untuk h 18 cm)


(𝜌 − 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑)
𝜂𝑘𝑜𝑟 = 2. 𝑟 . 𝑔.
9. 𝑣𝑘𝑜𝑟
𝜂𝑘𝑜𝑟 = 0, 530
 Tabel percobaan
Bola ℎ ± ∆ℎ 𝑣𝑘𝑜𝑟 𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟 ± ∆𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟
18 ± 0,05
I 0,129982
16 ± 0,05
0,410872
0,323584721
18 ± 0,05
II 0,414235 ±
16 ± 0,05 0,245711811
1,406236
18 ± 0,05
III -0,11895
16 ± 0,05
-0,30087
12. KSR dan KP
 Rumus yang digunakan
𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟 − ∆𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟
𝐾𝑆𝑅 = . 100%
𝜂̅ 𝑘𝑜𝑟.
𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
 Perhitungan

0,3235 − 0,2457
𝐾𝑆𝑅 = . 100%
0,3235
𝐾𝑆𝑅 = 24, 04%
𝐾𝑃 = 100% − 24, 04% = 75, 96 %
Bekti Husendi
140310220065

C. Analisis Data
Pada percobaan ini, langkah yang pertama diakukan adalah
mengukur diameter masign- masing bola, hal ini bertujuan untuk
mengetahui volume bola yang digunakan nantinya untuk dapat menghitung
massa jenis bola. Pengukuran volume bola menggunakan jari-jari (r).
Pengukuran jari- jari bola didapatkan dari setengah diameter bola.
Kemudian mengukur diameter tabung agar bisa dihitungjari – jari tabung
tersebut. Kemudian mengukur temperatur zat cair dan mengukur massa
jenis zat cair tersebut.pengukuran temperaur zat cair menggunakan
termometer dengan nilai derajat celsius dan pengukuran massa jenis fluida
tersebut menggunakan aerometer. Kemudian meletakkkan karet pada batas
bagian atas dan bagian bawah tabung yang berisi gliserin tersebut.
Pada percobaan ini, fluida yang digunakan adalah gliserin. Gliserin
memiliki karakteristik yang jernih, kental, dan terasa manis. Gliserin
digunakan karena memiliki koefisien viskositas yang tinggi. Glsierin juga
mempermudah praktikan dalam mempelajari viskositas dibandingan
dengan air karena praktikan dapat melihat langsung bahwa fluida memiliki
viskositas / ukuran kekentalan yang berbeda beda.
Hasil yang didapatkan setelah percobaan tersebut telah tertera
diatas, akan tetapi hasil yang terdapat pada tabel 3 tentang pengukuran
waktu jatuh bola pada jarak 16 cm bola kedua lebih cepat daripada bola
pertama yang mempunyai massa lebih besar. Secara teori, bola yang
mempunyai massa yang lebih besar akan menghasilkan waktu tempuh yang
singkat untuk menuju ke bawah karena adanya gaya gravitasi. Hal itu
tersebut mungkin saja terjadi karena terdapat kecepatan awal yang
ditambahkan oleh bola kedua dengan cara mendorong, atau
menjatuhkannya dari tempat yang tinggi.
Hal yang berpengaru dalam menentukan koefisien pergeseran zat
cair adalah jari- jari bola,gravitasi, massa jenis fluida dan kecepatan bola
tersebut. Pada umumnya kecepatan adalah perbandingan antara jara dengan
waktu, akan tetapi di dalam percobaan ini jarak yang tertera adalah
Bekti Husendi
140310220065

ketinggian dari batas atas dan batas bawah yang ditandai dengan karet maka
rumus yang digunakan adalah v = h/t dengan h adalah ketinggian atau jarak
antara batas dan batas bawah dan t waktu tempuh.
Koefisien pergeseran zat cair yang didapatkan dari perhitungan
tersebut adalah:
Bola 𝜂 𝜂 ∆𝜂̅

I 0,417
0,409
II 0,137 1, 362 0,436
0,248
III 0,0384
0,0672
KSR atau tingkat kesalahan relatif yang didapatkan dari perhitungan
tersebut yaitu 24, 04% dengan tingkat keberhasilan 75, 96%.
Bekti Husendi
140310220065

BAB IV
KESIMPULAN
1. Praktikan dapat memahami mekanika fluida tentang viskostas.
Viskositas adalah pengukuran kekentalan fluida. Viskositas tiap zat
alir akan berbeda tergantung volume dan massa jneis.
2. Praktikan dapat menentukan koefisien pergeseran zat cair
3. Praktikan dapat menentukan harga koefisien pergeseran zat cair
koreksi.
Bekti Husendi
140310220065

DAFTAR PUSTAKA
David Halliday, Robert Resnick.1984. Fisika jilid 1. Jakarta . Erlangga
Paul A. Tipler. 2001.FISIKA untuk Sains dan Teknik edisi ketiga jilid satu. Jakarta.
Erlangga
Mikrajudin Abdullah.(2016).Fisika dasar I. Bandung . ITB

Anda mungkin juga menyukai