Anda di halaman 1dari 6

MOMEN INERSIA KATROL

Anis As’adah, Soffin Harjasa Setiawan Okto, dan Via Fauzia


Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Ketintang, Surabaya 6023, Indonesia

e-mail: viaf020201@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari percobaan “Momen Inersia Katrol” adalah menentukan nilai percepatan system
pada system atwood dan menentukan nilai momen inersia katrol pada mesin atwood. Pada
percobaan ini variable kontrolnya adalah Panjang talai, jari-jari katrol, massa (M1). Variable
manipulasinya adalah jarak (s) dan massa (M2) sedangkan variable responnya adalah waktu pada
percobaan ini manipulasi jarak dilakukan sebanyak 5 kali dan manipulasi massa (M2) sebanyak 5
kali. Jari-jari katrol yang diperoleh sebesar 6,5 cm dan gravitasinya sebesar 1000cm/s 2. Hasil data
dari percobaan ini diperoleh rata-rata nilai percepatan sebesar (53,25 ± 4,24) cm/s2 ; (105,2 ± 5,25)
cm/s2 ; (123,85 ± 8,93) cm/s2 ; (157,418 ± 13,88) cm/s2 dan (215,642 ± 18,24) cm/s2. Dan hasil data
dari percobaan ini diperoleh rata-rata nilai momen inersia sebesar (6208,30 ± 865,67) gcm 2 ;
(56644,25 ± 861,63) gcm2 ; (9359,25 ± 1594,24) gcm2 ; (11679,79 ± 2226,63) gcm2 ; dan (8521,38
± 1715,62) gcm2. Rata-rata taraf ketelitian pada nilai percepatan sebesar (92,1%) ; (95,1%) ;
(92,8%) ; (99,912%) ; dan (99,916%). Sedangkan rata-rata taraf ketelitian pada nilai momen inersia
sebesar (99,86%) ; (99,85%) ; (99,83%) ; (99,81%) dan (99,80%).
Kata Kunci: momen inersia katrol, percepatan, massa, waktu, jarak.

Abstract
The aim of the "Pulley Inertia Moment" experiment was to determine the acceleration value
of the system in the atwood system and determine the pulley inertia moment value on the atwood
engine. In this experiment the control variables are the length of the string, pulley radius, mass
(M1). The manipulation variable is distance (s) and mass (M2), while the response variable is time
in this experiment, distance manipulation is done 5 times and mass manipulation (M2) is 5 times.
The pulley radius obtained is 6.5 cm and the gravity is 1000 cm/s 2. The results of data from this
experiment obtained an average acceleration value of (53.25 ± 4.24) cm/s2 ; (105.2 ± 5.25) cm/s2 ;
(123.85 ± 8.93) cm/s2 ; (157,418 ± 13.88) cm/s2 and (215,642 ± 18.24) cm/s2. And the results of
data from this experiment obtained an average moment of inertia value (6208.30 ± 865.67) gcm 2;
(56644.25 ± 861.63) gcm2 ; (9359.25 ± 1594.24) gcm2 ; (11679.79 ± 2226.63) gcm2 ; and (8521.38
± 1715.62) gcm2 . The average level of accuracy in the value of acceleration is (92.1%); (95.1%);
(92.8%); (99.912%); and (99.916%). While the average level of accuracy in the moment of inertia
is (99.86%); (99.85%); (99.83%); (99.81%) and (99.80%).
Keywords: Pulley Inertia Moment, results, mass, time, distance.

PENDAHULUAN bergantung dari kuadrat benda (jarak) dan pusat


Setiap benda pasti memiliki titik pusat massa ke sumbu putar dan besar massa benda
massa yang merupakan tempat di mana massa tersebut. Tetapi pusat massa setiap benda satu
bertumpu. Dengan pengertian tersebut maka berbeda dengan benda lainnya. Sehingga besar
didapatkan bahwa setiap benda memiliki momen inersia dari setiap benda berbeda pula.
momen inersia. Momen inersia adalah ukuran Contohnya adalah tongkat golf yang akan di
kelembaman suatu benda untuk berotasi anyunkan, pesawat atwood dan lain-lain (Riani,
terhadap porosnya. Momen inersia besarnya 2008)

1
Prinsip momen inersia sangat banyak benda tegar adalah sifat benda tegar
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mempertahankan keadaan geraknya dari
khususnya pada benda yang bergerak rotasi. porosnya. Momen inersia sebuah katrol untuk
Oleh karena itu dilakukannya percobaan ini berotasi atau berubah keadaan gerak rotasinya
untuk memahami lebih dalam mengenai momen bila ada resultan momen gaya yang bekerja
inersia serta dapat mengaplikasikannya dalam padanya. Momen inersia dapat ditentukan
kehidupan sehari-hari. dengan metode percobaan atau metode
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat eksperimen. Namun untuk menentukan momen
diperoleh beberapa rumusan masalah yakni: inersia suatu benda maka sebelumnya kita juga
1. Bagaimana percepatan sistem pada harus mengetahui tentang hukum newton, serta
mesin atwood? gerak dimensi atwood.
2. Bagaimana nilai momen inersia katrol
pada mesin atwood? GERAK LURUS BERATURAN
Dari rumusan-rumusan masalah diatas dapat Gerak lurus beraturan adalah gerak
ditentukan tujuan dari percobaan ini yaitu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan
untuk: konstan. Persamaan posisi benda tiap saat untuk
1. Menentukan nilai percepatan sistem suatu dimensi adalah :
pada mesin atwood s= v.t ... (1)
2. Menentukan nilai momen inersia katrol Keterangan :
pada mesin atwood s : jarak yang ditempuh (m)
v : kecepatan benda (m/s)
DASAR TEORI t : waktu yang dibutuhkan (s)
MESIN ATWOOD
Mesin atwood merupakan alat peraga HUKUM II NEWTON
praktikum fisika yang memodelkan gerak lurus Hukum II Newton menyatakan bahwa,
dengan bantuan katrol dan beban. Nama mesin bila resultan gaya yang bekerja pada suatu
atwood ditemukan oleh scientis berkebangsaan benda dengan massa m tidak sama dengan nol
inggris yaitu George Atwood (1746-1807). maka benda tersebut mengalami percepatan ke
Mesin atau pesawat atwood terdiri atas dua arah yang sama dengan gaya. Persamaan
buah massa M1 dan M2 yang digantungkan hukum II Newton adalah sebagai berikut:
pada ujung-ujung seutas tali yang dilewatkan ∑F = m.a ... (2)
melalui katrol atau sistem katrol. Tali Untuk mencari percepatan benda berdasarkan
dihubungkan dengan katrol atau pada katrol kajian dinamika menggunakan prinsip Hukum
bebas gesekan. Alat ini digunakan untuk II Newton sebagai berikut :
mempelajari gerak benda, di antaranya yaitu ∑F=m.a
menguji hukum-hukum newton dan mengukur
besar percepatan gravitasi. Pada mesin atwood - =( ).a
dapat diamati dua jenis gerak, yaitu gerak
translasi dan rotasi. Gerak translasi yang dapat ( )g = (
diamati adalah gerak lurus beraturan (GLB) dan ).A
gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Gerak
rotasi adalah gerak katrol pada porosnya. a= . g ... (3)
Dalam gerak translasi murni, sifat benda
tegar mempertahankan keadaan geraknya GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN
disebut sifat kelembaman atau inersia. Sifat Gerak lurus berubah beraturan adalah
kelembaman atau inersia dinyatakan oleh massa gerak suatu benda dengan bentuk lintasan lurus
kelembaman atau massa inersia yang biasa dan mempunyai kecepatan berubah terhadap
disebut massa. Dalam gerak rotasi murni, peran waktu akibat dari percepatan konstan. Berikut
massa kelembaman benda tegar dengan salah satu persamaan GLBB secara umum :
digantikan oleh momen kelembaman atau
momen inersia benda tegar. Momen inersia S= ... (4)

2
Dari persamaan diatas dapat
disederhanakan untuk menentukan nilai
percepatan berdasarkan kajian kinematika.
Adapun persamaannya sebagai berikut :
S=
S- =
Karena =0
S- =
2(S- )=
a= ... (5)
MOMEN INERSIA
Momen inersia adalah kelembaman C. Variabel Percobaan
suatu benda yang berotasi atau dirotasikan 1. Variabel kontrol = panjang tali, jari-
terhadap sumbu tertentu. Kelembaman jari, katrol, massa (m1)
merupakan suatu benda tegar yang 2. Variabel manipulasi = jarak, massa
mempertahankan geraknya. Momen inersia (m2)
merupakan salah satu besaran yang penting dan
3. Variabel respon = waktu
dimiliki oleh benda tegar. Momen inersia
dipengaruhi oleh massa dan jari-jari. Adapun D. Langkah percobaan
persamaan momen inersia secara umum sebagai 1. Menyiapkan alat dan bahan yang
berikut :
akan dibutuhkan
I= ... (6)
2. Memastikan bahwa mesin atwood
Persamaan di atas adalah momen inersia
secara umum. Adapun persamaan momen siap digunakan
inersia berdasarkan analisis dinamika sebagai 3. Menimbang massa M1 dan M2
berikut : dengan neraca teknis
4. Menimbang beban tambahan dan
∑Ʈ = I.ɑ  ɑ=
mengukur jari-jari katrol
∑Ʈ = I . 5. Menggantungkan massa beban pada
R+ R=I. katrol dengan posisi M1 diatas klem
pemegang dan memberikan beban
gR+ gR=I.
tambahan diatas M2
gR ( )=I. 6. Memasang dan menahan M1 pada
I= ... (7) klem pemegang dan mengatur tinggi
posisi klem agar posisi beban
METODE tambahan tepat dititik 0 skala
A. Alat dan Bahan vertikal dan dintandai sebagai titik
1. Kit mesin atwood (1 set) awal
2. Beban (Secukupnya) 7. Memasang klem pembatas agar
3. Neraca (1 buah) posisi jatunya diklem tersebut dan
4. Mistar (1 buah) ditandai sebagai titik kedua
5. Stopwatch (1 buah) 8. Melepaskan M1 dari klem
pemegang agar M2 bergerak turun
B. Gambar rangkaian percobaan
ke klem pembatas

3
9. Mencatat waktu yang di butuhkan Sehingga jarak berbanding lurus dengan
M2 untuk menempuh jarak yang waktu tempuhnya. Setelah didapatkan jarak
telah ditentukan dan waktu, dimasukkan ke rumus a = 2s/t2
untuk mencari percepatan sistem pada
mesin atwood.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dihitung dan dirata-rata (pada
A. Data lampiran) diperoleh hasil rata-rata
NO (M1 ± (M2 ± (s ± (t ± I ( gcm2 ) a ( cm/s2 percepatan sebesar (53,25 ± 4,24) cm/s2 ;
0,005) g 0,005) g 0,5) 0,05) s
cm
) (105,2 ± 5,25) cm/s2 ; (123,85 ± 8,93)
1 103,500 123,500 50,0 1,31 4943,14 58,14 cm/s2 ; (157,418 ± 13,88) cm/s2 ; dan
60,0 1,48 5831,77 54,79
(215,642 ± 18,24) cm/s2. Dari hasil tersebut,
70,0 1,62 6248,05 53,35
semakin besar jarak yang digunakan maka
80,0 1,78 6409,25 50,63
90,0 1,85 7609,25 49,32
percepatan akan semakin besar pula jika
2 103,500 143,500 50,0 0,92 3564,25 119,04
dirata-rata
60,0 1,03 4364,25 113,20
Dari percobaan ini didapatkan pula hasil
70,0 1,15 5164,25 106,06 nilai momen inersia dari rumus ini, I = (M2
80,0 1,28 6764,25 98,15 – M1).g.r2/a – (M1+M2).r2. Jari-jari yang
90,0 1,42 8364,25 89,55 kami peroleh sebesar 6,5 cm dan nilai
3 103,500 163,500 50,0 0,82 5519,25 149,25
percepatan gravitasi 1000 cm/s2. Diperoleh
60,0 0,92 6719,25 136,36
hasil rata-rata data momen inersia sebesar
70,0 1,06 8519,25 125,00
(6208,30 ± 865,67) gcm2 ; (5644,25 ±
80,0 1,22 12119,25 108,10
90,0 1,34 13919,25 100,55
861,63) gcm2 ; (9359 ± 1594,24) gcm2 ;
4 103,500 190,500 50,0 0,71 5848,50 198,37
(11679,79 ± 2226,63) gcm2 ; dan (8521,38 ±
60,0 0,83 8458,50 173,91 1715,62) gcm2. Sesuai teori hasil momen
70,0 0,94 11068,50 159,09 inersia tidak jauh berbeda antara percobaan
80,0 1,08 14548,50 136,75 satu dengan percobaan lain. Pada hasil kami
90,0 1,23 18475,94 118,97 terlihat berbeda jauh karena kesalahan yang
5 103,500 215,500 50,0 0,60 3557,92 277,77 kami lakukan selama percobaan. Antara lain
60,0 0,73 6682,25 226,41
kurang tepatnya pembulatan saat
70,0 0,81 7802,25 215,38
perhitungan sehingga hasilnya kurang tepat.
80,0 0,93 11162,25 186,04
90,0 1.02 13402,25 173,07
C. Grafik
B. Analisis Data
Pada percobaan ini, menggunakan 2
massa silinder. Satu dijadikan sebagai
variabel kontrol yaitu sebsar 103,500 g dan
massa silinder yang kedua digunakan
sebagai variabel manipulasi sebanyak 5 kali.
Besar manipulasi massa yang kedua adalah
123,500 g ; 143,500 g ; 163,500 g ; 190,500
g ; dan 215,500 g. Dan setiap manipulasi
massa kedua menggunakan jarak dengan 5
kali manipulasi yaitu 50,0 cm ; 60,0 cm ;
70,0 cm ; 80,0 cm ; dan 90,0 cm. Sehingga
data yang diperoleh seluruhnya sebanyak 25 Gambar 4.3.1 Grafik hubungan antara jarak (s)
data. dan kuadrat waktu (t²) pada saat massa (M2) =
Dari hasil percobaan, semakin panjang 123,5 g diperoleh taraf ketelitian sebesar 99,8
jarak yang ditempuh maka waktu yang %
diperlukan juga akan semakin lama.

4
Gambar 4.3.2 Grafik hubungan antara jarak (s) Gambar 4.3.5 Grafik hubungan antara jarak (s)
dan kuadrat waktu (t²) pada saat massa (M2) = dan kuadrat waktu (t²) pada saat massa (M2) =
143,5 g diperoleh taraf ketelitian sebesar 98,7 215,5 g diperoleh taraf ketelitian 99,3 %
%
D. Analisis Grafik
Dari kelima grafik tersebut dapat dilihat
bahwa semakin panjang jarak tempuh (s)
makan kuadrat waktu (t2) akan semakin
lama. Hal ini menunjukkan hubungan jarak
(s) dan kuadrat waktu (tt) berbanding lurus.

PENUTUP
Simpulan
1. Dari percobaan yang kami lakukan
diperoleh nilai rata-rata percepatan
sistem katrol sebesar (53,25±4,25) cm/s²
Gambar 4.3.3 Grafik hubungan antara jarak (s) ;(105,2±5,25)cm/s²;(123,85±8,93)cm/s²;
dan kuadrat waktu (t²) pada saat massa (M2) = (117,418±13,88)cm/s²;dan
163,5 g diperoleh taraf ketelitian sebesar 98,6 (215,642±18,24)cm/s². semakin panjang
% jaraknya maka percepatannya akan
semakin kecil. Tetapi saat dirata-rata
percepatannya akan semakin besar.

2. Dari percobaan yang kami lakukan


diperoleh nilai rata-rata momen inersia
katrol sebesar (6208,30±865,67)gcm² ;
(5644,25±861,63)gcm²;
(9359,25±1594,24)gcm²;
(11679,79±2226,63)gcm² ; dan
(8521,38± 1715,62)gcm² .
Saran
1. Pada saat praktikum diupayakan
Gambar 4.3.4 Grafik hubungan antara jarak (s) lebih teliti dan cermat dalam
dan kuadrat waktu (t²) pada saat massa (M2) = pengukuran waktunya.
190,5 g diperoleh taraf ketelitian sebesar 97,9 2. Pada saat praktikum harus lebih
% fokus dan teliti agar hasil yang
diperoleh lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA

5
Abdullah, Mikrajuddin.2007.Fisika Dasar 1
Edisi Revisi.Bandung:ITB.
Halliday, Resnick.1987. Fisika untuk
Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Riani, Lubis.2008.Fisika Dasar
1.Bandung:UNIKOM.
Tim Laboratorium Fisika Dasar.2019.Panduan
Praktikum Fisika Dasar 1.Surabaya:UNIPRES.

Anda mungkin juga menyukai