PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan praktikum Pegas Spiral yaitu agar mahasiswa mampu :
1. Memahami Hukum Hooke
2. Menentukan besarnya konstanta pegas
3. Menentukan hubungan antara waktu getar, konstanta pegas, massa beban, dan
percepatan gravitasi.
1.2 ALAT PERCOBAAN
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Beban tambahan
Neraca dan anak timbangan
Pegas Spiral
Skala pelengkap statif
Statif
Stopwatch
Tabung tempat menaruh beban (ember)
BAB 2
TEORI PENUNJANG
2.1 Teori Dasar
Sutu pegas dengan konstanta pegas k, jika diberi beban m pada ujung pegas tersebut
padanya akan terjadi pergeseran sejauh x dengan persamaan
F =-k
...........................................
(1)
Dimana :
F = Gaya pada pegas
k = konstanta pegas
x =pergeseran (regangan)
Jika pegas yang berbedan tadi diberi simpangan dan keudian digetarkan, maka pada
ember, pegas dan beban akan mengalami getaran harmonis, sehingga diperoleh:
T =2
m
k
.............................................(2)
Dimana:
M =jumlah berat beban, pegas dan ember
T = waktu getar / perioda
k = konstanta
2.2 Teori Tambahan
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal
sama dengan getaran pegas yang diletakan secara horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada
benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal).
Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan gaya
luar (ditarik atau ditekan). Sedangkan pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi
bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun
tidak ditarik kebawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini
benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya
total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0)
yang arahnya keatas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya kebawah. Total kedua gaya
ini sama dengan nol.
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai
maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK
maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada pada titik setimbang
(x = 0).
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda
bergerak terus keatas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan
besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika
benda berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0.
Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi
keposisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak
kebawah dan keatas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan
energy antara EP dan EK.Energi. Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik
kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau
+x, EM = EP.
Suatu pegas dengan konstanta pegas k, jika diberi beban m pada ujung pegas
tersebut maka padanya akan terjadi pergeseran sejauh x dengan persamaan :
F = - k x
dimana :
F = gaya pada pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pergesaran/regangan (m)
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum
hooke. Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). Tanda negatif
menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan
simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F
ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah
ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Konstanta pegas berkaitan dengan
elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas),
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas.
Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin
kecil gaya yang diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas
sejauh x, kita akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F =
+kx. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan
pada benda.
Jika pegas yang berbeban tadi diberi simpangan dan kemudian digetarkan, maka
pada ember, pegas dan beban akan mengalami getaran harmonis sehingga diperoleh
dimana :
m = jumlah berat (kg)
T = waktu getar/perioda (s)
k = konstanta pegas (N/m)
BAB 3
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengaitkan salah satu ujung pegas pada statip, mengganti ujung lainnya dengan
tabung kosong. Kemudian mengatur skala sedemikian rupa hingga jarum
menunjukkan pada bagian skala itu dan mensatat penunjuk jarum itu.
2. Menambahkan berturut-turut beban-beban ke dalam tabung. Tiap penambahan beban
lalu menggetarkan pegas sebanyak 20 getaran dan mencatat waktunya, melakukan hal
di atas hingga pengukuran 8 beban.
3. Setelah menyelesaikan semua beban yang tersedia ( 8 keping ) kemudian mengurangi
satu persatu beban dalam tabung. Setelah itu setiap pengurangan beban dalam tabung,
menggetarkanya sebanyak 20 getaran mencatat kembali waktu yang diperlukan.
4. Mengulangi langkah percobaan (2), (3) dan(4) dengan penambahan dan pengurangan
dua keping beban.
5. Menimbang masing-masing berat ember, pegas dan beban.
BAB 4
ANALISA DATA
4.1 Data Pengamatan
Massa Benda
: 74,1 gram
Massa Pegas
Massa Ember
: 14,0 gram
: 41,8 gram
Beban (g)
10,1
20,6
30,8
41,4
52,1
63,0
72,9
84,4
x (cm)
1,3
2,8
4,5
6,0
7,2
9,3
10,8
12,4
Getaran
20
20
20
20
20
20
20
20
t (detik)
11,04
12,09
12,98
13,88
14,69
15,54
16,26
16,98
Getaran
20
20
20
20
20
20
20
20
t (detik)
16,98
16,26
15,54
14,69
13,88
12,98
12,09
11,04
Getaran
20
20
20
20
t (detik)
12,09
13,88
15,54
16,98
Getaran
20
20
20
t (detik)
16,98
15,54
13,88
Beban (g)
84,4
72,9
63,0
52,1
41,4
30,8
20,6
10,1
x (cm)
12,4
10,8
9,3
7,2
6,0
4,5
2,8
1,3
n
2
4
6
8
Beban (g)
20,6
41,4
63,0
84,4
x (cm)
2,8
6,0
9,3
12,4
F (N)
-0,0026
-0,0049
-0,0071
-0,0092
Beban (g)
84,4
63,0
41,4
x (cm)
12,4
9,3
6,0
F (N)
-0,0092
-0,0071
-0,0049
20,6
2,8
20
12,09
-0,0026
k=
m. ( 2 )
T2
a. Penambahan 1 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
1
2
3
4
10,1
20,6
30,8
41,4
0,01
0,03
0,05
0,06
20
20
20
20
11,04
12,09
12,98
13,88
0,07
0,08
0,09
0,10
0,5520
0,6045
0,6490
0,6940
0,3047
0,3654
0,4212
0,4816
9,0603
8,6346
8,4270
8,1890
5
6
7
8
52,1
63,0
72,9
84,4
0,07
0.09
0,11
0,12
20
20
20
20
14,69
15,54
16,26
16,98
0,11
0,12
0,13
0,14
0,7345
0,7770
0,8130
0,849
0,5395
0,6037
0,6609
0,7208
8,0412
7,8393
7,7575
7,6601
b. Pengurangan 1 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k
(N/m)
8
7
6
5
4
3
2
1
84,4
72,9
63,0
52,1
41,4
30,8
20,6
10,1
0,12
0,11
0.09
0,07
0,06
0,05
0,03
0,01
20
20
20
20
20
20
20
20
16,98
16,26
15,54
14,69
13,88
12,98
12,09
11,04
0,14
0,13
0,12
0,11
0,10
0,09
0,08
0,07
0,849
0,8130
0,7770
0,7345
0,6940
0,6490
0,6045
0,5520
0,7208
0,6609
0,6037
0,5395
0,4816
0,4212
0,3654
0,3047
7,6601
7,7575
7,8393
8,0412
8,1890
8,4270
8,6346
9,0603
c. Penambahan 2 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
2
4
6
8
20,6
41,4
63,0
84,4
0,03
0,06
0.09
0,12
20
20
20
20
12,09
13,88
15,54
16,98
0,08
0,10
0,12
0,14
0,6045
0,6940
0,7770
0,849
0,3654
0,4816
0,6037
0,7208
8,6346
8,1890
7,8393
7,6601
d. Pengurangan 2 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
8
6
4
2
84,4
63,0
41,4
20,6
0,12
0.09
0,06
0,03
20
20
20
20
16,98
15,54
13,88
12,09
0,14
0,12
0,10
0,08
0,849
0,7770
0,6940
0,6045
0,7208
0,6037
0,4816
0,3654
7,6601
7,8393
8,1890
8,6346
4.2.2
4.2.3
Percobaan
Penambahan 1 Beban
Pengurangan 1 Beban
Penambahan 2 Beban
Pengurangan 2 Beban
R = 1
0.6
F (newton)
0.4
0.2
0
0
b. Pengurangan 1 Beban
1
0.8
R = 1
0.6
F (newton) 0.4
0.2
0
0
c. Penambahan 2 Beban
1
R = 1
F (newton) 0.5
0
0.02 0.04 0.06 0.08
0.1
0.12 0.14
0.1
0.12 0.14
x (meter)
d. Pengurangan 2 Beban
1
R = 1
F (newton) 0.5
0
0.02 0.04 0.06 0.08
x (meter)
4.2.4
0.15
R = 1
0.1
T2 (detik) 0.05
0
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.6
0.7
0.8
m (Kg)
b. Pengurangan 1 Beban
0.15
R = 1
0.1
T2 (detik) 0.05
0
0.2
0.3
0.4
0.5
m (Kg)
c. Penambahan 2 Beban
0.2
T2 (detik) 0.1
0
0.3
R = 1
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
m (Kg)
d. Pengurangan 2 Beban
0.2
T2 (detik) 0.1
0
0.3
R = 1
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
m (Kg)
4.2.5
Kesalahan pada saat menimbang beban baik benda, pegas, maupun ember. Bisa
dengan tepat apabila penunjuk skala pada pegas tidak stabil posisinya.
Pembulatan dalam perhitungan.
Apabila pegas makin kaku, maka konstanta pegas besar dan semua memiliki gaya
yang bernilai negatif hal ini menunjukan gaya pemulihan (F). Tanda negatif menunjukkan
bahwa gaya(F) mempunyai arah berlawanan dengan simpangan (x). Semakin berat beban
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan karena massa benda besar berarti inersia
benda besar. Dengan demikian, reaksi yang diberikan benda lebih lambat sehingga
periode makin lama.
Grafik menunjukkan gaya F dan regangan x berbanding lurus. Pada saat pegas
ditarik waktu yang dibutuhkan lama dan dalam kenyataannya, pada suatu saat tertentu
pegas tersebut berhenti bergerak karena adanya gaya gesekan udara.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil analisa data, diketahui bahwa semakin berat beban yang
digantungkan pada pegas maka akan semakin besar pula pertambahan panjang pegas.
Begitupun sebaliknya jika semakin kecil beban yang ditambahkan maka akan semakin
kecil pula pertambahan panjang yang dialami oleh pegas. Dari hal tersebut dapat
dikatakan bahwa pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan pertambahan gaya
pada pegas.
Konstanta pegas adalah ukuran elastisitas pegas.Jadi apabila pegas makin kaku maka
konstanta pegas besar.Massa benda besar berarti inersia benda besar.Dengan demikian,
reaksi yang diberikan benda lebih lambat sehingga periode makin lama. Sebaliknya,
makin kaku pegas (konstanta pegas besar) maka dibutuhkan gaya yang lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
Haliday, Rensick, Silaban dan Sucipto, Fisika, Erlannga.
Nugraha, Kosim, Supriatna, Syampurno, Penuntun Praktikum Fisika.
Sears, Zemansky, Soedarjana, Fisika untuk Universitas, Binacipta.
Sutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB.
LAMPIRAN
1. Perhitungan konstanta pegas dengan persamaan 1 dan 2.
Rumus konstanta pegas :
m
T = 2
k
k=
m. ( 2 )2
T2
A. Penambahan 1 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
1
2
3
4
10,1
20,6
30,8
41,4
0,01
0,03
0,05
0,06
20
20
20
20
11,04
12,09
12,98
13,88
0,07
0,08
0,09
0,10
0,5520
0,6045
0,6490
0,6940
0,3047
0,3654
0,4212
0,4816
9,0603
8,6346
8,4270
8,1890
5
6
7
8
52,1
63,0
72,9
84,4
0,07
0.09
0,11
0,12
20
20
20
20
14,69
15,54
16,26
16,98
0,11
0,12
0,13
0,14
0,7345
0,7770
0,8130
0,849
0,5395
0,6037
0,6609
0,7208
8,0412
7,8393
7,7575
7,6601
B. Pengurangan 1 Beban
N
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k
(N/m)
8
7
6
5
4
3
2
1
84,4
72,9
63,0
52,1
41,4
30,8
20,6
10,1
0,12
0,11
0.09
0,07
0,06
0,05
0,03
0,01
20
20
20
20
20
20
20
20
16,98
16,26
15,54
14,69
13,88
12,98
12,09
11,04
0,14
0,13
0,12
0,11
0,10
0,09
0,08
0,07
0,849
0,8130
0,7770
0,7345
0,6940
0,6490
0,6045
0,5520
0,7208
0,6609
0,6037
0,5395
0,4816
0,4212
0,3654
0,3047
7,6601
7,7575
7,8393
8,0412
8,1890
8,4270
8,6346
9,0603
C. Penambahan 2 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
2
4
6
8
20,6
41,4
63,0
84,4
0,03
0,06
0.09
0,12
20
20
20
20
12,09
13,88
15,54
16,98
0,08
0,10
0,12
0,14
0,6045
0,6940
0,7770
0,849
0,3654
0,4816
0,6037
0,7208
8,6346
8,1890
7,8393
7,6601
D. Pengurangan 2 Beban
n
Beban
(g)
x
(m)
Getaran
t
(detik)
m
(Kg)
T
(detik)
T2
(detik)
k (N/m)
8
6
4
2
84,4
63,0
41,4
20,6
0,12
0.09
0,06
0,03
20
20
20
20
16,98
15,54
13,88
12,09
0,14
0,12
0,10
0,08
0,849
0,7770
0,6940
0,6045
0,7208
0,6037
0,4816
0,3654
7,6601
7,8393
8,1890
8,6346
Percobaan
Penambahan 1 Beban
Pengurangan 1 Beban
Penambahan 2 Beban
Pengurangan 2 Beban
R = 1
0.6
F (newton)
0.4
0.2
0
0
B. Pengurangan 1 Beban
1
0.8
R = 1
0.6
F (newton) 0.4
0.2
0
0
C. Penambahan 2 Beban
1
R = 1
F (newton) 0.5
0
0.02 0.04 0.06 0.08
0.1
0.12 0.14
0.1
0.12 0.14
x (meter)
D. Pengurangan 2 Beban
1
R = 1
F (newton) 0.5
0
0.02 0.04 0.06 0.08
x (meter)
0.15
R = 1
0.1
T2 (detik) 0.05
0
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.6
0.7
0.8
m (Kg)
B. Pengurangan 1 Beban
0.15
R = 1
0.1
T2 (detik) 0.05
0
0.2
0.3
0.4
0.5
m (Kg)
C. Penambahan 2 Beban
0.2
T2 (detik) 0.1
0
0.3
R = 1
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
m (Kg)
D. Pengurangan 2 Beban
0.2
T2 (detik) 0.1
0
0.3
R = 1
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
m (Kg)