Anda di halaman 1dari 33

Yohanes amijaya 2018

BAB I

Pendahuluan

1.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini , mahasiswa diharapkan:
Mampu menghitung koefesien muai panjang pada suatu batang logam yang
dipanaskan .

1.2 Alat – alat


1. Pipa – pipa logam

Fungsi : sebagai benda uji

2. Statif dengan penjepit logam, dan mistar


3. Roda silinder dengan jarum penunjung
4. Skala penunjuk perubahan panjang
5. Ketel uap dengan pipa karet penyambung
6. Kompor pembakar / bunsen

Fungsi : Alat yang digunakan saat mengamati pertambahan panjang .

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 1


Yohanes amijaya 2018

7. Thermometer

Fungsi : untuk mengukur suhu

8. Jangka sorong

Fungsi : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian


0,1 mm

9. Mistar

Fungsi : untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian


0,5 mm.

BAB II

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 2


Yohanes amijaya 2018

Tinjauan pustaka

2.1 Teori penunjang

Secara eksperimen perubahan temperatur ΔTpada batang logam yang


mempunyai panjang L akan mengakibatkan perubahan panjang ΔL . Pada
umumnya jika temperatur naik , maka jarak rata – rata antar atom bahan jadi akan
naik , sehingga secara keseluruhan pada bahan itu mengalami pemuaian .

Perubahan ukuran pada dimensi linier , seperti panjang , lebar , tebal disebut
sebagai muai linier . Untuk perubahan temperatur yang kecil , perubahan panjang,
lebar atau tebal akan sebanding dengan perubahan temperatur .

Perubahan panjang ΔL berbanding lurus dengan L dan ΔL, maka dapat ditulis :

ΔL = α L ΔT (1)

Dimana α merupakan konstanta perbandu=ing antara perubahan temperatur dengan


perubahan panjang relatif terhadap panjang awalnya .

α juga dinamakan dengan “ koefisien muai linier” dan persamaan (1) juga dapat
ditulis dalam bentuk :

∆𝐿
= α. ΔT (2)
𝐿

Dimana α untuk setiap bahan adalah berbeda – beda .

Suatu zat padat yang isotropik , apabila dipanaskan akan mengalami perubahan
panjang secara uniform pada seluruh bagianya. Artinya untuk suatu ΔT yang
∆𝐿
diberikan , maka : untuk lebar , tebal dan panjang akan sama . Oleh karena itu ,
𝐿

maka didapat turunan koefisien muai luas maupun koefisien muai volume .

2.2 Teori tambahan

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 3


Yohanes amijaya 2018

Padaumumnya ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah.


Pada benda-benda berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan
suhu adalah sangatlah nyata, sedangkan penambahan ukuran luas penampang dapat
diabaikan karenena kecilnya. Perubahan panjang akibat perubahan suhu dapat
dirumuskan sebagai berikut :

ΔL = ɣ . Lo. ΔT

ɣ = ΔT/ Lo . 1/ ΔT

(Sears dan Zamasky,1981)

Koefisien muai panajang suatu benda adalah perbandingan antara


pertambahan panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan suhu . Jika
suatu benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala
arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya ukuran panjang suatu benda
karena menerima kalor.alat untuk membandingkan muai panjang dari berbagai
logam adalah maschen brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis
(tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari ketiga logam
sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi pertambahan panjangnya
berbeda.

Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah perubahan


ukuran dan keadaanya.keadaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya
penambahan jarak rata-rata atom bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pemuaian (ekspensi) pada seluruh padatan tersebut. Perubahan pada dimensi linier
disebut sebagai muai linier, jika penambahan temperatur ΔT adalah penambahan
panjang ΔT, untuk penambahan temperatur yang kecil, maka pertambahan panjang
pada tempertur (lt) akan sebanding dengan perubahan temperatur dengan panjang
muai. (Lo).

pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh


perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 4


Yohanes amijaya 2018

Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan.
Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan
bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak
antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian
adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian
dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.

Pemuaian zat padat

Pemuaian zat padat adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena


pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena
menerima kalor.

Pada umumya benda yang berwujud (zat padat) akan bertambah


panjangnya dengan meningkatnya suhu seperti alumunium dan
sebagainya. Apabila sebatang logam pada suhu T1 mempunyai panjang
Lo akibat dipanaskan suhu menjadi T2, panjangnya akan bertambah
menjadi Lt.

Rumus umum untuk muai panjang di nyatakan sbb:

Lt = Lo (1+α∆T)

Keterangan :

Lt = panjang setelah dipanaskan


Lo = panjang mula-mula
α = koefisian muai panjang
∆T = perbedaan suhu

Koefisien muai panajang suatu benda adalah perbandingan antara


pertambahan panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 5


Yohanes amijaya 2018

suhu . Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan
memuai kesegala arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya
ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk
membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschen
brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis
(tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari
ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi
pertambahan panjangnya berbeda.
Koefisien muai panjang biasanya dihitung berdasarkan persamaan
empiris antara rapat massa dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode
ini tidak memungkinkan digunakan metode optic yang melibatkan
factor intenferensi cahaya koefisien muai panjang tidak bebas pengaruh
perubahan dari tekanan. (Tepller, 1998 )

Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan


adalah perubahan ukuran dan keadaanya.keadaan temperatur akan
mengakibatkan terjadinya penambahan jarak rata-rata atom bahan. Hal
ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada seluruh padatan
tersebut. Perubahan pada dimensi linier disebut sebagai muai linier, jika
penambahan temperatur ΔT adalah penambahan panjang ΔT, untuk
penambahan temperatur yang kecil, maka pertambahan panjang pada
tempertur (lt) akan sebanding dengan perubahan temperatur dengan
panjang muai. (Lo).

Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk
satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume
(untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi
pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai
koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.(Tim Penyusun, 2007)

 Pemuaian panjang

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 6


Yohanes amijaya 2018

Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran


panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian
panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan
dengan nilai panjang benda tersebut. Pemuaian panjang
suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan
suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan
maka digunakan persamaan sebagai berikut :

No Jenis zat Koefisin muai panjang ( /0C )

AluminiumPerunggu 0,0000240,000019
12

Baja 0,000011
3

Tembaga 0,000017
4

Kaca 0,000009
5

Pirek 0,000003
6

Berlian 0,000001
7

Grafit 0,000008
8

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 7


Yohanes amijaya 2018

 Pemuaian luas

Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu


benda karena menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada
benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.

Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang


mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien
muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya
pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau
dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama
dengan 2 kali koefisien muai panjan

 Pemuaian volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran


volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian
volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang,
lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian
volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan
bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk
menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali
koefisien muai panjang.(Tim Penyusun , 2003)

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 8


Yohanes amijaya 2018

BAB III

Prosedur kerja

3.1 Cara kerja

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 9


Yohanes amijaya 2018

1. Alat dirangkai seperti gambar dibawah ini :

2. Batang logam yang akan ditentukan koefisien muai panjangnya


diletakan di atas roda silinder dengan jari-jari r, tanpa slip.
Pertambahan panjang akanmenyebabkanroda-roda berputar
sehingga pertambahan panjang ini dapat dibaca pada pergeseran
jarum r padaskalaS.
3. keadaan suhu ruangan diamati dan dicatat .
4. ketel uap diisi dengan air dan disimpan di atas kompor.
5. Jarum diperiksa apakah sudah bebas bergerak,tidak ada gesekan
pada porosnya, kemudian panjang jarum dan diameter roda sekunder
diukur .
6. Salah satu logam diambil dan diukur panjangnya (= Lo), dan salah
satu ujungnya dijepit pada statif.
7. Pipa karet dipasang pada ketel dan pada ujung pipa logam yang
terjepit. Ujung logam yang lain diperiksa apakah sudah benar

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 10


Yohanes amijaya 2018

menekan roda silinder tanpa slip. Jika logam bertambah panjang,


maka roda akan berputar. Berilah beban jika diperlukan .
8. ditambahkan sedikit simpangan pada jarum, agar skalanya mudah
untuk dibaca ,misalnya So.
9. Api dinyalakan . Pada saat pipa memuai ( jika sistemnyabaik), jarum
akan bergeser secara kontinu, jika tidak langkah 5-8 diulangi .
10. Jika jarum berhenti bergeser, artinya temperature batang sudah
samadengan temperature uap air tersebut. Skala yang ditunjuk kan
olehjarum St dan jugapanjang logam Ltdiamati dan dicatat .
11. Langkah 4-9 diulangi untuk logam yang lain.

BAB IV

Analisa

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 11


Yohanes amijaya 2018

4.1 Data Pengamatan


Suhu Ruangan : 26oC
Diameter Roda Jarum Skala : 1,32 cm
Panjang Jarum Skala : 22,3 cm

Tabel Pengukuran Alumunium


Suhu awal : 26ºC

No Diameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm) Panjang (cm)


1 0,710 0,965 58
2 0,720 0,960 58
3 0,720 0,960 58
0,717 0,962 58

No Temperatur (oC) Penambahan (ΔL)


1 40 1,90
2 60 2.30
3 80 2.40
4 90 2.50

Tabel Pengukuran Tembaga


Suhu awal : 24ºC

No Diameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm) Panjang (cm)


1 0,740 0,940 60,2
2 0,870 0,940 60,2
3 0,770 0,930 60,2
0,793 0,937 60,2

No Temperatur (oC) Penambahan (ΔL)

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 12


Yohanes amijaya 2018

1 40 1,50
2 60 1,60
3 80 1,80
4 90 1,90

1.1 AnalisaMatematis
1. KoefisienMuaiPanjang (α)
ΔP = α.P0.ΔT

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 13


Yohanes amijaya 2018

∆𝑃
𝛼 =
𝑃0 . ∆𝑇
Dimana :
∆𝑷 = 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 10
∆𝑻 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑢ℎ𝑢 (𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛) )
𝑷𝒐 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙

a. Alumunium
∆𝑃 0,25 𝑐𝑚 0,25 𝑐𝑚
𝛼1 = = = = 6,735 x10−5 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (90 − 26)℃ 58 𝑐𝑚 . 64 ℃
∆𝑃 0,24 𝑐𝑚 0,24 𝑐𝑚
𝛼2 = = = = 7,663 x10−5 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (80 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 54 ℃
∆𝑃 0,23 𝑐𝑚 0,23 𝑐𝑚
𝛼3 = = = = 1,166 x10−4 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (60 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 34 ℃
∆𝑃 0,19 𝑐𝑚 0,19 𝑐𝑚
𝛼4 = = = = 2,339 x10−4 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (40 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 14 ℃
b. Tembaga
∆𝑃 0,19 𝑐𝑚 0,19 𝑐𝑚
𝛼1 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (90 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 66 ℃
= 4,782 x10−5 /℃
∆𝑃 0,18 𝑐𝑚 0,18 𝑐𝑚
𝛼2 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (80 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 56 ℃
= 5,339 x10−5 /℃
∆𝑃 0,16 𝑐𝑚 0,16 𝑐𝑚
𝛼3 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (60 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 36 ℃
= 7,383 x10−5 /℃
∆𝑃 0,15 𝑐𝑚 0,15 𝑐𝑚
𝛼4 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (40 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 16 ℃
= 1,557 x10−4 /℃
2. KoefisienMuaiLuas (β)
a. Alumunium
rL = dL / 2 = 0,962 / 2 = 0,481 cm
L0 = P0 .KelilingLingkaranLuar

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 14


Yohanes amijaya 2018

= P0 . 2πr
= 58 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm)
= 58 cm . 3,0207 cm= 175,19 cm2
ΔL = ΔP . 2πr
ΔL1 = ΔP1 . 2πr = 1,9 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 1,1207cm2
ΔL2 = ΔP2 . 2πr = 2,3 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 6,9476 cm2
ΔL3 = ΔP3 . 2πr = 2,4 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 7,2496 cm2
ΔL4 = ΔP4 . 2πr = 2,5 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 7,5517 cm2

No Temperature Penambahan PenambahanLuas


(℃) (ΔP) (ΔL)

1 40 1,9 cm 1,1207 cm2

2 60 2,3 cm 6,9476 cm2

3 80 2,4 cm 7,2496 cm2

4 90 2,5 cm 7,5517 cm2

ΔL = β .L0 .Δt
∆𝐿
𝛽=
𝐿0 . ∆𝑡
∆𝐿 1,1207 𝑐𝑚2 1,1207 𝑐𝑚2
𝛽1 = = = = 0,0896 /℃
𝐿0 . ∆𝑡 175,19𝑐𝑚2 . (40 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 14℃
∆𝐿 6,9476 𝑐𝑚2 6,9476 𝑐𝑚2
𝛽2 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (60 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 34℃
= 1,3484 /℃
∆𝐿 7,2496 𝑐𝑚2 7,2496 𝑐𝑚2
𝛽3 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (80 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 54℃
= 2,2346 /℃
∆𝐿 7,5517 𝑐𝑚2 7,5517 𝑐𝑚2
𝛽4 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (90 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 64℃
= 2,2346 /℃

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 15


Yohanes amijaya 2018

b. Tembaga
rL = dL / 2 = 0,937 / 2 = 0,4685 cm
L0 = P0 .KelilingLingkaranLuar
= P0 . 2πr
= 60,2 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm)
= 60,2 cm . 2,9422 cm
= 177,12 cm2
ΔL = ΔP . 2πr
ΔL1 = ΔP1 . 2πr = 1,5 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 4,4133 cm2
ΔL2 = ΔP2 . 2πr = 1,6 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 4,7075 cm2
ΔL3 = ΔP3 . 2πr = 1,8 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 5,2960 cm2
ΔL4 = ΔP4 . 2πr = 1,9 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 5,5902 cm2

No Temperature Penambahan PenambahanLuas (ΔL)


(℃) (ΔP)
1 40 1,5 cm 4,4133 cm2

2 60 1,6 cm 4,7075 cm2

3 80 1,8 cm 5,2960 cm2

4 90 1,9 cm 5,5902 cm2

ΔL = β .L0 .Δt

∆𝐿
𝛽=
𝐿0 . ∆𝑡
∆𝐿 4,4133 𝑐𝑚2 4,4133 𝑐𝑚2
𝛽1 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (40 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 16℃
= 0,3987 /℃
∆𝐿 4,7075 𝑐𝑚2 4,7075 𝑐𝑚2
𝛽2 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (60 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 36℃
= 0,9568 /℃

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 16


Yohanes amijaya 2018

∆𝐿 5,2960 𝑐𝑚2 5,2960 𝑐𝑚2


𝛽3 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (80 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 56℃
= 1,6744 /℃
∆𝐿 5,5902 𝑐𝑚2 5,5902 𝑐𝑚2
𝛽4 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (90 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 66℃
= 2,0830 /℃
3. Koefisien Muai Volume (γ)
a. Alumunium
rL = dL / 2 = 0,962 / 2 = 0,481 cm
V0 = P0 .Keliling Lingkaran Luar .Tebal Logam
= P0 .2πr . (dL - dD)
= 58 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) . (0,962 cm – 0,717 cm)
= 58 cm . 3,0207 cm . 0,245 cm
= 42,9241 cm3
ΔV = ΔP .2πr . (dL - dD)
ΔV1 = ΔP1 .2πr . (dL - dD)
= 1,9 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) . (0,962 cm – 0,717 cm)
= 1,9 cm . 3,0207 cm . 0,245 cm = 1,4061 cm3
ΔV2 = ΔP2 .2πr . (dL - dD)
= 2,3 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) . (0,962 cm – 0,717 cm)
= 2,3 cm . 3,0207 cm . 0,245 cm = 1,7022 cm3
ΔV3 = ΔP3 .2πr . (dL - dD)
= 2,4 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) . (0,962 cm – 0,717 cm)
= 2,4 cm . 3,0207 cm . 0,245 cm = 1,7762 cm3
ΔV4 = ΔP4 .2πr . (dL - dD)
= 2,5 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) . (0,962 cm – 0,717 cm)
= 2,5 cm . 3,0207 cm . 0,245 cm = 1,8502 cm3

No Temperature (℃) Penambahan (ΔP) Penambahan Volume


(ΔV)

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 17


Yohanes amijaya 2018

1 40 1,9 cm 1,4061 cm3

2 60 2,3 cm 1,7022 cm3

3 80 2,4 cm 1,7762 cm3

4 90 2,5 cm 1,8502 cm3

ΔV = γ .V0 .Δt
∆𝑉
𝛾=
𝑉0 . ∆𝑡
∆𝑉 1,4061 𝑐𝑚3 1,4061 𝑐𝑚3
𝛾1 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (40 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 14℃
= 0,4586 /℃
∆𝑉 1,7022 𝑐𝑚3 1,7022 𝑐𝑚3
𝛾2 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (60 − 26℃) 42,9241 𝑐𝑚3 . 34℃
= 1,3483 /℃
∆𝑉 1,7762 𝑐𝑚3 1,7762 𝑐𝑚3
𝛾3 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (80 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 54℃
= 2,2345 /℃
∆𝑉 1,8502 𝑐𝑚3 1,8502 𝑐𝑚3
𝛾4 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (90 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 64℃
= 2,7587 /℃
b. Tembaga
rL = dL / 2 = 0,937 / 2 = 0,4685 cm
V0 = P0 .KelilingLingkaranLuar .TebalLogam
= P0 .2πr . (dL - dD)
= 60,2 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)
= 60,2 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm
= 25,5053 cm3
ΔV = ΔP .2πr . (dL - dD)
ΔV1 = ΔP1 .2πr . (dL - dD)

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 18


Yohanes amijaya 2018

= 1,5 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)


= 1,5 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm = 0,6355 cm3
ΔV2 = ΔP2 .2πr . (dL - dD)
= 1,6 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)
= 1,6 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm = 0,6779 cm3
ΔV3 = ΔP3 .2πr . (dL - dD)
= 1,8 cm (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)
= 1,8 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm = 0,7626 cm3
ΔV4 = ΔP4 .2πr . (dL - dD)
= 1,90 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)
= 1,90 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm = 0,8050 cm3

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 19


Yohanes amijaya 2018

No Temperature Penambahan Penambahan Volume


(℃) (ΔP) (ΔV)

1 40 1,5 cm 0,6355 cm3

2 60 1,6 cm 0,6779 cm3

3 80 1,8 cm 0,7626 cm3

4 90 1,9 cm 0,8050 cm3

ΔV = γ .V0 .Δt
∆𝑉
𝛾=
𝑉0 . ∆𝑡
∆𝑉 0,6355 𝑐𝑚3 0,6355 𝑐𝑚3
𝛾1 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (40 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 16℃
= 0,3987 /℃
∆𝑉 0,6779 𝑐𝑚3 0,6779 𝑐𝑚3
𝛾2 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (60 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 36℃
= 0,9568 /℃
∆𝑉 0,7626 𝑐𝑚3 0,7626 𝑐𝑚3
𝛾3 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (80 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 56℃
= 1,6744 /℃
∆𝑉 0,8050 𝑐𝑚3 0,8050 𝑐𝑚3
𝛾4 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (90 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 66℃
= 2,0831 /℃

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 20


Yohanes amijaya 2018

4.2 Analisa teoritis

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh


perubahan suhu atau karenamenerima kalor. Pemuaian zat padat adalah proses
pertambahan panjang, lebar, dan volume benda padat karena menerima kalor.
Praktikum tentang pemuaian zar padat ini bertujuan untuk mengetahui bahwa
pemuaian zat padat akan terjadi jika suhu dinaikkan dan untuk menentukan besar
pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun memiliki
ukuran yang sama jika suhunya dinaikkan. Pada praktikum ini jenis logam yang
digunakan adalah logam tembaga dan logam besi. Pada pada praktikum kali ini
membahas tentang pemuaian panjang pada almunium, dan tembaga.
Perbedaan perubahan panjang dan suhu pada msing-masing logam
menyebabkan hasil yang diperoleh untuk koefisien muai panjang juga berbeda-
beda.. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya koefisien muai panjang
yaitu temperatur / suhu, kemampuan masing-masing logam untuk memuai, dan
tingkat kepekaan jenis benda dalam menghantarkan panas.

Pada percobaan tembaga pada suhu 90 derajad celcius panjang awal tembaga adalah
60,2 cm, kemudian setelah dialiri uap panas terjadi penambahan panjang 1,90
cm sehingga panjang muainya berubah menjadi 62.1 cm, dengan
pertambahan panjang logam lamunium dapat menentukan muainya sebesar
4,782 x10−5

Dan pada percobaan almunium di suhu 90 derajad celcius, diketahui


panjang awal almunium sebelum memuai yaitu 58 cm setalah dialiri uap panas
panjangnya bertambah sebesar 2.50 sehingga panjang muainya mejadi 60.50 cm
dan diperoleh muai sebesar 6,74 x10−5

Koefisien muai linier adalah perubahan relatif dari panjang zat dibagi dengan
perubahan waktu.Koefisien muai linier satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 21


Yohanes amijaya 2018

Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.Koefisien muai luas satuannya adalah 0 C -1 dimensinya
[ θ -1 ].

Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.Koefisien muai volume satuannya adalah 0 C -
1
dimensinya [ θ -1 ].

Zat padat isotropik adalah zat padat yang mempunyai sifat fisik yang sama
pada semua arah. Misalnya intan, intan adalah salah satu wujud padatan karbon
dimana atom – atom karbonnya saling berikatan dengan kuat pada semua arah.

Contoh koefisien muai panjang logam dalam kehidupan sehari – hari

1. Kawat telepon atau kawat listrik


Pemasangan kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan
kendor saat pemasangannya pada siang hari. Hal ini dilakukan
dengan maksud, pada malam hari kawat telepon atau listrik
mengalami penyusutan sehingga kawat tersebut tidak putus.
2. Penerapan Teknologi Bidang Konstruksi
Para ahli konstruksi dan arsitek bangunan, jembatan, dan
jalan raya harus mengetahui sifat pemuaian dan penyusutan benda
padat yang disebabkan oleh perubahan suhu. Jalan raya pada musim
kemarau banyak yang rusak dan retak-retak, karena pemuaian baja
dan aspalnya. Jembatan dan jalan raya dibuat dari besi baja yang
saling disambungkan satu dengan yang lainnya.
Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar
memperhitungkan sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena
adanya perubahan suhu, baik di siang hari yang panas maupun di
malam hari yang dingin. Agar sambungan besi baja tidak
melengkung akibat pemuaian atau pun penyusutan maka
sambungan-sambungan besi baja tidak dipasang rapat, satu dengan
yang lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 22


Yohanes amijaya 2018

sambungan tersebut agar tidak timbul kerusakan pada jembatan dan


jalan yang disebabkan pemuaian dan penyusutan besi baja tersebut.
3. Cara Pemasangan Kaca Jendela
Tentunya kamu pernah menyaksikan tukang kayu pada saat
membuat daun jendela atau bingkai jendela. Pada bingkai ada celah
yang dibuat untuk menempatkan kaca. Kaca dipasang pada bagian
itu dengan ukuran kaca lebih kecil sedikit daripada ruang atau
tempat kaca. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan kaca agar
tidak pecah, saat mengalami pemuaian pada siang hari atau pada
musim kemarau.

4. Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan paku keling.
Pengelingan pelat pada umumnya dilakukan dengan paku keling
yang dipanaskan. Setelah dingin dua pelat itu akan bersatu oleh paku
yang mengerut.
5. Penerapan Teknologi Transportasi
Apabila kamu melewati lintasan kereta api kami akan
melihat rel melengkung. Sebagaimana halnya dengan jembatan dan
jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun harus
dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kereta api yang disebabkan oleh relnya melengkung akibat
pemuaian dari pemanasan di siang hari.
Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api
pun menggunakan prinsip pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran
diameter ban sedikit lebih kecil daripada diameter rodanya. Apabila
ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya
memuai. Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah
masuk, biarkan suhunya turun. Setelah dingin, ban menyusut dan
akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus menggunakan baut.

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 23


Yohanes amijaya 2018

BAB V

Kesimpulan

1. Pemuaian zat padat adalah proses pertambahan panjang, lebar, dan volume
benda padat karena menerima kalor.
2. pemuaian zat padat akan terjadi jika suhu dinaikkan dan untuk menentukan
besar pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun
memiliki ukuran yang sama jika suhunya dinaikkan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya koefisien muai panjang
yaitu temperatur / suhu, kemampuan masing-masing logam untuk memuai,
dan tingkat kepekaan jenis benda dalam menghantarkan panas.
4. Almunium di suhu 90 derajad celcius, diketahui panjang awal almunium
sebelum memuai yaitu 58 cm setalah dialiri uap panas panjangnya
bertambah sebesar 2.50 sehingga panjang muainya mejadi 60.50 cm dan
diperoleh muai sebesar 6,74 x10−5
5. tembaga pada suhu 90 derajad celcius panjang awal tembaga adalah 60,2
cm, kemudian setelah dialiri uap panas terjadi penambahan panjang 1,90
cm sehingga panjang muainya berubah menjadi 62.1 cm, dengan
pertambahan panjang logam lamunium dapat menentukan muainya sebesar
4,782 x10−5

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 24


Yohanes amijaya 2018

Daftar Pustaka
 Haliday, Rensick, Silaban dan Sucipto, Fisika, Erlannga.
 Sutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB.
 Sears, zemansky , university physics
 Sears & Zemansky. 1969. Fisika Untuk Universitas. Binacipta. Bandung.
 Tepller. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
 Tim Penyusun. 2003. Fisika I. FMIPA. ITS. Surabaya.
 Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 25


Yohanes amijaya 2018

Lampiran

TUGAS PENDAHULUAN DAN AKHIR

1. Apa yang dimaksud dengan dengan koefesien muai linier, koefesien muai
luas dan koefesien muai volume? Tentukan dimensi dari besaran-besaran
tersebut .
Jawaban :
Koefisien muai linier adalah perubahan relatif dari panjang zat dibagi
dengan perubahan waktu.
Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.
Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.
- Dimensi dari besaran-besaran tersebut
Koefisien muai linier satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
Koefisien muai luas satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
Koefisien muai volume satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].

2. Turunkan persamaan untuk koefisien muai luas dan volume!


Jawaban :
Koefisien muai panjang didefinisikan sebagai "perubahan panjang per
satuan suhu"
atau--> α.L1 = ΔL/ ΔT
atau α.L1=L2-L1/T2-T1
bisa kita ubah menjadi :
L2-L1=L1.α.(T2-T1)
L2=L1+ L1.α.(T2-T1)
=L1.(1+ α.ΔT)

Luas, adalah perkalian panjang kali lebar atau ;


A=LxL

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 26


Yohanes amijaya 2018

karena panjang dan lebarnya bertambah, maka menjadi :


A2 = (L1 + L1.α.ΔT) x (L1 + L1.α.ΔT) = L1xL1 + 2xL1xL1xα.ΔT
+ (L1xα.ΔT)2
karena α.ΔT jauh lebih kecil daripada L, maka (L1xα.ΔT)2 dianggap kecil
sekali dan dihilangkan.
Didapatkan :
A2 = L1xL1 + 2xL1xL1xα.ΔT
= L1xL1 (1 + 2xα.ΔT)
=A(1+ 2α.ΔT)

Untuk muai volume, dengan cara yang sama


(V=LxLxL)
V2 = (L1 + L1.α.ΔT) x (L1 + L1.α.ΔT) x (L1 + L1.α.ΔT)
akan didapatkan :
V2 = V1 (1 + 3α.ΔT)

3. Turunkan perumusan yang menyatakan panjang akhir suatu batang logam


sebagai fungsi dari temperatur!
Jawaban :
ɭ = ɭO (1+αȊT)
Dimana:
l= panjang akhir
lo = panjang awal
α = koefisien muai panjang
ΔT = perubahan suhu

4. Sebutkan apa yang harus diukur untuk menentukan koefisien muai panjang
suatu batang logam!
Jawaban :
1. Panjang awal logam
2. Panjang akhir logam.

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 27


Yohanes amijaya 2018

3. Kalau pakai mesin musschenbroeck, harus menghitung perubahan


simpangan jarum
4. Mengukur suhu awal
5. Mengukur suhu akhir

ΔL
5. Buatlah grafik terhadap T dari hasil pengukuran
L

Jawaban :
Grafik alumunium ΔL/L terhadap T

Grafik Alumunium ΔL/L terhadap T


100
90
80
70
60
Suhu

50
40
30
20
10
0
1 2 3 4
ΔL/L 1.9 2.3 2.4 2.5
suhu 40 60 80 90

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 28


Yohanes amijaya 2018

GrafikTembagaΔL/L terhadap T

Grafik Tembaga ΔL/L terhadap T


100
90
80
70
60
Suhu

50
40
30
20
10
0
1 2 3 4
ΔL/L 1.5 1.6 1.8 1.9
suhu 40 60 80 90

6. Bagaimana bentuk grafik antara luasnya terhadap volume


Jawaban :
GrafikAlumunium Luas terhadap Volume

Grafik Alumunium
Luas terhadap Volume
0.065

0.06
Volume

0.055

0.05

0.045

0.04
12.5 13.5 14.5 15.5 16.5 17.5
Luas

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 29


Yohanes amijaya 2018

GrafikTembagaLuasterhadap Volume

Grafik Tembaga
Luas terhadap Volume
0.065

0.06
Volume

0.055

0.05

0.045

0.04
10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5
Luas

7. Apa yang dimaksud dengan koefesien muai luas dan koefesien muai
volume? Jelaskan
Jawaban :
- Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.
- Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.

8. Apa yang dimaksud dengan zat padat yang isotropik? Jelaskan!


Jawaban :
Zat padat isotropik adalah zat padat yang mempunyai sifat fisik yang sama
pada semua arah, misalnya intan. Intan adalah salah satu wujud padatan
karbon dimana atom-atom karbonnya saling berikatan dengan kuat pada
semua arah.

9. Carilah dalam literature dan berilah contoh koefesien muai panjang logam!
Jawaban :
Nilai koefisien Muai Logam pada literatur.

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 30


Yohanes amijaya 2018

𝜷 𝜸
Jenis Logam 𝜶 (℃−𝟏 )
= 𝟐𝜶 (℃−𝟏 ) = 𝟑𝜶 (℃−𝟏 )

Alumunium 2,4 .10-5 4,8 .10-5 7,2 .10-5

Tembaga 1,7 .10-5 3,4 .10-5 5,1 .10-5

Kuningan 1,9 .10-5 3,8 .10-5 5,7 .10-5

Intan 1,2 . 10-6 2,4 . 10-6 3,6 . 10-6

Timah hitam 2,9. 10-5 5,8.10-5 8,7 .10-5

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 31


Yohanes amijaya 2018

Lampiran Dokumentasi

Diukur diameter dalam Diukur panjang Diukur diameter luar


alumunium alumunium alumunium
menggunakan jangka menggunakan mistar menggunakan jangka
sorong plastik sorong

Diukur diameter dalam Diukur panjang Diukur diameter luar


tembaga menggunakan tembaga menggunakan tembaga menggunakan
jangka sorong mistar plastik jangka sorong

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 32


Yohanes amijaya 2018

Diukur diameter roda Diukur panjang jarum Termometer untuk


jarum skala skala menggunakan mengukur perubahan
menggunakan jangka mistar plastik suhu alumunium dan
sorong tembaga

Tembaga diletakan Ketel uap diisi dengan


Alumunium diletakan
diatas roda air disimpan diatas
diatas roda
silinder,dimasukan kompor yang
silinder,dimasukan
termometer kedalam menghasilkan uap
termometer kedalam
diameter tembaga dan
diameter tembaga dan
disambungkan selang
disambungkan selang
ketel uap
ketel uap

LAPORAN FISIKA KOEFISIEN MUAI PANJANG LOGAM Page 33

Anda mungkin juga menyukai