BAB I
Pendahuluan
1.1 Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini , mahasiswa diharapkan:
Mampu menghitung koefesien muai panjang pada suatu batang logam yang
dipanaskan .
7. Thermometer
8. Jangka sorong
9. Mistar
BAB II
Tinjauan pustaka
Perubahan ukuran pada dimensi linier , seperti panjang , lebar , tebal disebut
sebagai muai linier . Untuk perubahan temperatur yang kecil , perubahan panjang,
lebar atau tebal akan sebanding dengan perubahan temperatur .
Perubahan panjang ΔL berbanding lurus dengan L dan ΔL, maka dapat ditulis :
ΔL = α L ΔT (1)
α juga dinamakan dengan “ koefisien muai linier” dan persamaan (1) juga dapat
ditulis dalam bentuk :
∆𝐿
= α. ΔT (2)
𝐿
Suatu zat padat yang isotropik , apabila dipanaskan akan mengalami perubahan
panjang secara uniform pada seluruh bagianya. Artinya untuk suatu ΔT yang
∆𝐿
diberikan , maka : untuk lebar , tebal dan panjang akan sama . Oleh karena itu ,
𝐿
maka didapat turunan koefisien muai luas maupun koefisien muai volume .
ΔL = ɣ . Lo. ΔT
ɣ = ΔT/ Lo . 1/ ΔT
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan.
Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan
bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak
antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian
adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian
dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.
Lt = Lo (1+α∆T)
Keterangan :
suhu . Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda tersebut akan
memuai kesegala arah,denagn kata lain ukuran panjang bertambahnya
ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk
membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah maschen
brock.ketika tiga batang logam yang berbeda jenis
(tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari
ketiga logam sama dengan mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi
pertambahan panjangnya berbeda.
Koefisien muai panjang biasanya dihitung berdasarkan persamaan
empiris antara rapat massa dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode
ini tidak memungkinkan digunakan metode optic yang melibatkan
factor intenferensi cahaya koefisien muai panjang tidak bebas pengaruh
perubahan dari tekanan. (Tepller, 1998 )
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk
satu demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume
(untuk tiga dimensi). Sedangkan pada zat cair dan zat gas hanya terjadi
pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil nilai
koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.(Tim Penyusun, 2007)
Pemuaian panjang
AluminiumPerunggu 0,0000240,000019
12
Baja 0,000011
3
Tembaga 0,000017
4
Kaca 0,000009
5
Pirek 0,000003
6
Berlian 0,000001
7
Grafit 0,000008
8
Pemuaian luas
Pemuaian volume
BAB III
Prosedur kerja
BAB IV
Analisa
1 40 1,50
2 60 1,60
3 80 1,80
4 90 1,90
1.1 AnalisaMatematis
1. KoefisienMuaiPanjang (α)
ΔP = α.P0.ΔT
∆𝑃
𝛼 =
𝑃0 . ∆𝑇
Dimana :
∆𝑷 = 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 10
∆𝑻 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑢ℎ𝑢 (𝑇𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑇𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛) )
𝑷𝒐 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙
a. Alumunium
∆𝑃 0,25 𝑐𝑚 0,25 𝑐𝑚
𝛼1 = = = = 6,735 x10−5 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (90 − 26)℃ 58 𝑐𝑚 . 64 ℃
∆𝑃 0,24 𝑐𝑚 0,24 𝑐𝑚
𝛼2 = = = = 7,663 x10−5 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (80 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 54 ℃
∆𝑃 0,23 𝑐𝑚 0,23 𝑐𝑚
𝛼3 = = = = 1,166 x10−4 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (60 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 34 ℃
∆𝑃 0,19 𝑐𝑚 0,19 𝑐𝑚
𝛼4 = = = = 2,339 x10−4 /℃
𝑃0 . ∆𝑇 58 𝑐𝑚 . (40 − 26) ℃ 58 𝑐𝑚 . 14 ℃
b. Tembaga
∆𝑃 0,19 𝑐𝑚 0,19 𝑐𝑚
𝛼1 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (90 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 66 ℃
= 4,782 x10−5 /℃
∆𝑃 0,18 𝑐𝑚 0,18 𝑐𝑚
𝛼2 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (80 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 56 ℃
= 5,339 x10−5 /℃
∆𝑃 0,16 𝑐𝑚 0,16 𝑐𝑚
𝛼3 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (60 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 36 ℃
= 7,383 x10−5 /℃
∆𝑃 0,15 𝑐𝑚 0,15 𝑐𝑚
𝛼4 = = =
𝑃0 . ∆𝑇 60,2 𝑐𝑚 . (40 − 24) ℃ 60,2 𝑐𝑚 . 16 ℃
= 1,557 x10−4 /℃
2. KoefisienMuaiLuas (β)
a. Alumunium
rL = dL / 2 = 0,962 / 2 = 0,481 cm
L0 = P0 .KelilingLingkaranLuar
= P0 . 2πr
= 58 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm)
= 58 cm . 3,0207 cm= 175,19 cm2
ΔL = ΔP . 2πr
ΔL1 = ΔP1 . 2πr = 1,9 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 1,1207cm2
ΔL2 = ΔP2 . 2πr = 2,3 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 6,9476 cm2
ΔL3 = ΔP3 . 2πr = 2,4 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 7,2496 cm2
ΔL4 = ΔP4 . 2πr = 2,5 cm . (2 . 3,14 . 0,481 cm) = 7,5517 cm2
ΔL = β .L0 .Δt
∆𝐿
𝛽=
𝐿0 . ∆𝑡
∆𝐿 1,1207 𝑐𝑚2 1,1207 𝑐𝑚2
𝛽1 = = = = 0,0896 /℃
𝐿0 . ∆𝑡 175,19𝑐𝑚2 . (40 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 14℃
∆𝐿 6,9476 𝑐𝑚2 6,9476 𝑐𝑚2
𝛽2 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (60 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 34℃
= 1,3484 /℃
∆𝐿 7,2496 𝑐𝑚2 7,2496 𝑐𝑚2
𝛽3 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (80 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 54℃
= 2,2346 /℃
∆𝐿 7,5517 𝑐𝑚2 7,5517 𝑐𝑚2
𝛽4 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 175,19 𝑐𝑚2 . (90 − 26℃) 175,19 𝑐𝑚2 . 64℃
= 2,2346 /℃
b. Tembaga
rL = dL / 2 = 0,937 / 2 = 0,4685 cm
L0 = P0 .KelilingLingkaranLuar
= P0 . 2πr
= 60,2 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm)
= 60,2 cm . 2,9422 cm
= 177,12 cm2
ΔL = ΔP . 2πr
ΔL1 = ΔP1 . 2πr = 1,5 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 4,4133 cm2
ΔL2 = ΔP2 . 2πr = 1,6 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 4,7075 cm2
ΔL3 = ΔP3 . 2πr = 1,8 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 5,2960 cm2
ΔL4 = ΔP4 . 2πr = 1,9 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) = 5,5902 cm2
ΔL = β .L0 .Δt
∆𝐿
𝛽=
𝐿0 . ∆𝑡
∆𝐿 4,4133 𝑐𝑚2 4,4133 𝑐𝑚2
𝛽1 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (40 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 16℃
= 0,3987 /℃
∆𝐿 4,7075 𝑐𝑚2 4,7075 𝑐𝑚2
𝛽2 = = =
𝐿0 . ∆𝑡 177,12 𝑐𝑚2 . (60 − 24℃) 177,12 𝑐𝑚2 . 36℃
= 0,9568 /℃
ΔV = γ .V0 .Δt
∆𝑉
𝛾=
𝑉0 . ∆𝑡
∆𝑉 1,4061 𝑐𝑚3 1,4061 𝑐𝑚3
𝛾1 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (40 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 14℃
= 0,4586 /℃
∆𝑉 1,7022 𝑐𝑚3 1,7022 𝑐𝑚3
𝛾2 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (60 − 26℃) 42,9241 𝑐𝑚3 . 34℃
= 1,3483 /℃
∆𝑉 1,7762 𝑐𝑚3 1,7762 𝑐𝑚3
𝛾3 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (80 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 54℃
= 2,2345 /℃
∆𝑉 1,8502 𝑐𝑚3 1,8502 𝑐𝑚3
𝛾4 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 42,9241 𝑐𝑚3 . (90 − 26℃) 42,9241𝑐𝑚3 . 64℃
= 2,7587 /℃
b. Tembaga
rL = dL / 2 = 0,937 / 2 = 0,4685 cm
V0 = P0 .KelilingLingkaranLuar .TebalLogam
= P0 .2πr . (dL - dD)
= 60,2 cm . (2 . 3,14 . 0,4685 cm) . (0,937 cm – 0,793 cm)
= 60,2 cm . 2,9422 cm . 0,144 cm
= 25,5053 cm3
ΔV = ΔP .2πr . (dL - dD)
ΔV1 = ΔP1 .2πr . (dL - dD)
ΔV = γ .V0 .Δt
∆𝑉
𝛾=
𝑉0 . ∆𝑡
∆𝑉 0,6355 𝑐𝑚3 0,6355 𝑐𝑚3
𝛾1 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (40 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 16℃
= 0,3987 /℃
∆𝑉 0,6779 𝑐𝑚3 0,6779 𝑐𝑚3
𝛾2 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (60 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 36℃
= 0,9568 /℃
∆𝑉 0,7626 𝑐𝑚3 0,7626 𝑐𝑚3
𝛾3 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (80 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 56℃
= 1,6744 /℃
∆𝑉 0,8050 𝑐𝑚3 0,8050 𝑐𝑚3
𝛾4 = = =
𝑉0 . ∆𝑡 25,5053 𝑐𝑚3 . (90 − 24℃) 25,5053𝑐𝑚3 . 66℃
= 2,0831 /℃
Pada percobaan tembaga pada suhu 90 derajad celcius panjang awal tembaga adalah
60,2 cm, kemudian setelah dialiri uap panas terjadi penambahan panjang 1,90
cm sehingga panjang muainya berubah menjadi 62.1 cm, dengan
pertambahan panjang logam lamunium dapat menentukan muainya sebesar
4,782 x10−5
Koefisien muai linier adalah perubahan relatif dari panjang zat dibagi dengan
perubahan waktu.Koefisien muai linier satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.Koefisien muai luas satuannya adalah 0 C -1 dimensinya
[ θ -1 ].
Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.Koefisien muai volume satuannya adalah 0 C -
1
dimensinya [ θ -1 ].
Zat padat isotropik adalah zat padat yang mempunyai sifat fisik yang sama
pada semua arah. Misalnya intan, intan adalah salah satu wujud padatan karbon
dimana atom – atom karbonnya saling berikatan dengan kuat pada semua arah.
4. Pengelingan
Mengeling yaitu menyambung dua pelat dengan paku keling.
Pengelingan pelat pada umumnya dilakukan dengan paku keling
yang dipanaskan. Setelah dingin dua pelat itu akan bersatu oleh paku
yang mengerut.
5. Penerapan Teknologi Transportasi
Apabila kamu melewati lintasan kereta api kami akan
melihat rel melengkung. Sebagaimana halnya dengan jembatan dan
jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun harus
dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kereta api yang disebabkan oleh relnya melengkung akibat
pemuaian dari pemanasan di siang hari.
Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api
pun menggunakan prinsip pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran
diameter ban sedikit lebih kecil daripada diameter rodanya. Apabila
ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya
memuai. Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah
masuk, biarkan suhunya turun. Setelah dingin, ban menyusut dan
akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus menggunakan baut.
BAB V
Kesimpulan
1. Pemuaian zat padat adalah proses pertambahan panjang, lebar, dan volume
benda padat karena menerima kalor.
2. pemuaian zat padat akan terjadi jika suhu dinaikkan dan untuk menentukan
besar pemuaian zat padat pada logam yang jenis bahannya berbeda namun
memiliki ukuran yang sama jika suhunya dinaikkan
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya koefisien muai panjang
yaitu temperatur / suhu, kemampuan masing-masing logam untuk memuai,
dan tingkat kepekaan jenis benda dalam menghantarkan panas.
4. Almunium di suhu 90 derajad celcius, diketahui panjang awal almunium
sebelum memuai yaitu 58 cm setalah dialiri uap panas panjangnya
bertambah sebesar 2.50 sehingga panjang muainya mejadi 60.50 cm dan
diperoleh muai sebesar 6,74 x10−5
5. tembaga pada suhu 90 derajad celcius panjang awal tembaga adalah 60,2
cm, kemudian setelah dialiri uap panas terjadi penambahan panjang 1,90
cm sehingga panjang muainya berubah menjadi 62.1 cm, dengan
pertambahan panjang logam lamunium dapat menentukan muainya sebesar
4,782 x10−5
Daftar Pustaka
Haliday, Rensick, Silaban dan Sucipto, Fisika, Erlannga.
Sutrisno, Gie; Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB.
Sears, zemansky , university physics
Sears & Zemansky. 1969. Fisika Untuk Universitas. Binacipta. Bandung.
Tepller. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun. 2003. Fisika I. FMIPA. ITS. Surabaya.
Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Lampiran
1. Apa yang dimaksud dengan dengan koefesien muai linier, koefesien muai
luas dan koefesien muai volume? Tentukan dimensi dari besaran-besaran
tersebut .
Jawaban :
Koefisien muai linier adalah perubahan relatif dari panjang zat dibagi
dengan perubahan waktu.
Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.
Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.
- Dimensi dari besaran-besaran tersebut
Koefisien muai linier satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
Koefisien muai luas satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
Koefisien muai volume satuannya adalah 0 C -1 dimensinya [ θ -1 ].
4. Sebutkan apa yang harus diukur untuk menentukan koefisien muai panjang
suatu batang logam!
Jawaban :
1. Panjang awal logam
2. Panjang akhir logam.
ΔL
5. Buatlah grafik terhadap T dari hasil pengukuran
L
Jawaban :
Grafik alumunium ΔL/L terhadap T
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4
ΔL/L 1.9 2.3 2.4 2.5
suhu 40 60 80 90
GrafikTembagaΔL/L terhadap T
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4
ΔL/L 1.5 1.6 1.8 1.9
suhu 40 60 80 90
Grafik Alumunium
Luas terhadap Volume
0.065
0.06
Volume
0.055
0.05
0.045
0.04
12.5 13.5 14.5 15.5 16.5 17.5
Luas
GrafikTembagaLuasterhadap Volume
Grafik Tembaga
Luas terhadap Volume
0.065
0.06
Volume
0.055
0.05
0.045
0.04
10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5
Luas
7. Apa yang dimaksud dengan koefesien muai luas dan koefesien muai
volume? Jelaskan
Jawaban :
- Koefisien muai luas adalah perubahan relatif dari luas suatu zat dibagi
dengan perubahan waktu.
- Koefisien muai volume adalah perubahan relatif dari volume suatu zat
dibagi dengan perubahan waktu.
9. Carilah dalam literature dan berilah contoh koefesien muai panjang logam!
Jawaban :
Nilai koefisien Muai Logam pada literatur.
𝜷 𝜸
Jenis Logam 𝜶 (℃−𝟏 )
= 𝟐𝜶 (℃−𝟏 ) = 𝟑𝜶 (℃−𝟏 )
Lampiran Dokumentasi