Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PERCOBAAN IV

HUKUM OHM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IX

FAJRI L A 241 17 036

ADISTY ANGGRAENI PUTRI B GOBEL A 241 17 051

HESTI LONDONG PADANG A 241 17 054

YULIANA A 241 17 090

ZAENAB A 241 17 087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. TUJUAN
2. ALAT DAN BAHAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA


BAB 3 METODE PRAKTIKUM
1. WAKTU PELAKSANAAN
2. PROSEDUR KERJA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. ANALISA DATA
2. PERHITUNGAN RALAT
3. PEMBAHASAN
BAB 5 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN
1. TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Memahami azaz-azaz fisika tentang kelistrikan
1.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Menunjukkan hubungan antara beda potensial dengan kuat arus
pada sebuah hambatan.
2. Menunjukkan hubungan antara beda potensial dengan kuat arus
dalam bentuk grafik
3. Menghitung besarnya hambatan berdasarkan grafik hubungan
antara beda potensial dengan kuat arus.
4. Menghitung besarnya daya pada setiap hambatan.
2. ALAT DAN BAHAN
1. Power supply
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Rheostat
5. Lampu pijar
6. Saklar
7. Kabel penghubung secukupnya
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan
dengan alasan sejarah. Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan
persamaan: Dimana :

1. adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere.
2. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
3. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.

Berdasarkan hukum Ohm, 1 Ohm didefinisikan sebagai hambatan yang


digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 Ampere
dengan beda potensial 1 Volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan
pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.
Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan. Jadi,
besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus
listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang penampang, luas penampang dan jenis
bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang, luas dan jenis bahan.
Hambatan berbading lurus dengan panjang benda, semakin panjang maka semakin
besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbading terbalik dengan luas
penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin kecil
hambatannya. Inilah alasan mengapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat
besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan
bisa mengalir dengan mudah. Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda
(hambatan jenis) semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan
benda itu.
Kalau antara dua kutub positip dan kutub negatip dari sebuah sumber tegangan
kita hubungkan dengan sepotong kawat penghantar, maka akan mengalir arus
listrik dari kutub positip ke kutub negatip. Arus ini mendapat hambatan dalam
penghantar itu. Dari peristiwa di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara
arus yang mengalir dalam hambatan kawat dan adanya sumber tegangan.
Besarnya arus listrik yang mengalir tergantung dari besarnya hambatan kawat.
Semakin besar hambatan kawat, maka semakin kecil arus yang mengalir. Apabila
sumber listrik bertegangan 1 volt dihubungkan dengan hambatan sebesar 1 Ohm,
maka arus yang mengalir sebesar 1 amper. Dalam penyelidikannya George Simon
Ohm (ahli ilmu fisika dari Jerman) menemukan bahwa arus listrik yang mengalir
dalam hambatan akan bertambah besar jika tegangan dinaikkan, sementara nilai
hambatannya tetap. Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu:

dimana:
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan amper
R = hambatan dalam satuan Ohm
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

1. Waktu dan Tempat


1.1 Waktu : 08:00-10:30
1.2 Tempat: Laboratorium Mekanika
2. Prosedur Kerja
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dengan menggunakan
lampu pijar
b. Tutup saklar S lalu atur rheostat (Rh) sehingga arus listrik pada
lampu menjadi kecil
c. Catat penunjukkan amperemeter dan voltmeter.
d. Hitung RL menurut persamaan (3)
e. Hitung daya pada lampu menurut persamaan (2)
f. Ulangi langkah c-e sekurang-kurangnnya 5 kali dengan mengubah-
ubah Rh
g. Buat Grafik V terhadap I
h. Tentukan RL berdasarkan grafik diatas
i. Ulangi langkah b,c dengan lampu yang lain.
j. Buat Grafik Rl terhadap I
k. Buat Grafik Rl terhadap P
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
2. Analisa Data
1. Terang

1 𝑉
∆𝑅𝐿 =| 𝑉 2
| |∆𝑉|+| 𝑉 | |∆𝐼|
𝑖− ( ) 𝑖− ( ) 2
𝑅 𝑅

1 3,9
=| 3,9 2
| |10−1 |+| 3,9 2
| |10−1 |
0,23− ( ) 0,23− ( )
105,2 105,2

1 3,9
=| | |10−1 | +| | |10−2 |
0,228 0,228

=0,438+0,171
=0,603 Ω

KTPm =0,603 Ω

Δ𝑅𝐿
KTPr = ×100 %
𝑅𝐿

0,603
= ×100%
20,31

=2,96%

0,603
AB =1– log ( )
20,31

=1- (-1,52)

=2,52 ≈ 3AB

Pelaporan RL ± ΔRL
20,31 ± 2,148
( 2,03 ± 0,0603 ) 10−1Ω
1.1.1.1. Ralat terhadap grafik
No. Xi Yi Xi2 Xiyi

1 0,23 3,9 0,0529 0,897

2 0,15 1,8 0,0225 0,27

n ( xi Yi ) 2  ( X i ) ( Yi )
a
n ( X i )  ( X i ) 2
2

2(1,361)−(0,38)(5,7)
= 2(0,0754)−(0,1444)

2,722−2,166
= 0,1508−0,1444

0,556
= 6,4×10−3

= 86,87

( Yi ) ( X i )  ( X i ) ( X iYi )
2

b
n ( X i )  ( X i ) 2
2

(5,7)(0,1444)−(0,38)(1,167)
= 2(0,1444)−(0,1444)

0,82308−0,44346
= 0,1444
0,37962
=
0,1444

= 2,62

y = ax + b
1) Untuk x = 1
y = 86,87 (1) + 2,62
= 89,49
= 0,8949 × 102

2) Untuk x = 2
y = 86,87 (2) + 2,62
= 173,74 + 2,62
= 176,36
= 1,7636 × 102

3) Untuk x = 3
y = 86,87 (3) + 2,62
= 260,61 + 2,62
= 263,23
=2,6323 × 102

grafik

RL = tan 
∆𝑦 V
tan  =∆𝑥 =
I

3,9−1,8
=
0,23−0,15

2,1
=
0,08

= 26,25
 = 97,57˚
1.1.2. Cara II
1.1.2.1. Ralat terhadap hambatan dalam Amperemeter
𝜕𝑅 𝜕𝑅𝐴
∆𝑅𝐴 = | 𝜕𝑉𝐴| |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
𝜕𝐼

1 V
= | | |∆𝑉|+| 2 | |∆𝐼|
I I

I = NST amperemeter = 10−2 A


V = NST voltmeter = 10−2 V

1 0,15
∆𝑅𝐴 = |0,31| |10−2 |+|0,312 | |10−2 |

= |3,22||10−2 |+|1,56||10−2 |

= 0,0322 + 0,0156

= 0,0478 Ω

KTPm = 0,0478 Ω

𝛥𝑅𝐴
KTPr = × 100 %
𝑅𝐴

0,0478
= × 100 %
0,483

= 9,8 %

0,0478
AB = 1- log ( )
0,483

= 1- ( -1,01 )

= 2,01 ≈ 2 AB

Pelaporan RA ± ΔRA
( 0,48 ± 0,048 )

1.1.2.2. Ralat terhadap hambatan dalam lampu


𝜕𝑅 𝜕𝑅
∆𝑅𝐿 = | 𝜕𝑉𝐿| |∆𝑉|+| 𝜕𝐼𝐿| |∆𝐼|

1 𝑉−I𝑅𝐴
= | I | |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
I2
`

I = NST amperemeter = 10−2 A


V = NST voltmeter = 10−1 V

1. Redup

1 1,6−0,,14 × 0483
∆𝑅𝐿 = |0,14| |10−1 |+| | |10−2 |
0,142

1,532
= |7,14||10−1 |+| | |10−2 |
0,0196

= 0,714 + 1,563

= 2,277 Ω

KTPm = 2,277 Ω

𝛥𝑅𝐴
KTPr = × 100 %
𝑅𝐴

2,277
= × 100 %
10,945

= 20,8 %

2,277
AB = 1- log ( )
10,945

= 1- (-0,86 )
= 1,86 ≈ 2 AB

Pelaporan RL ± ΔRL
10,945 ± 2,277
( 1,1 ± 0,23 ) 101 Ω

2. Terang

1 𝑉−I𝑅𝐴
∆𝑅𝐿 = | I | |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
I2

1 3,9−0,23 ×0,483
= |0,23| |10−1 |+| | |10−2 |
0,232

3,788
= 0,434 + |0,0529| |10−2 |

= 0,434 + 0,716

= 1,15 Ω

KTPm = 1,15 Ω

1,15
KTPr = × 100 %
16,,473

= 6,9 %

1,15
AB = 1- log ( )
16,,473

= 1- (-1,15 )

= 2,15 ≈ 2 AB

Pelaporan RL ± ΔRL
16,473 ± 9,26
( 1,6 ± 0,12 ) 10 Ω
1.1.2.3. Ralat terhadap grafik
No. Xi Yi Xi 2 Xiyi

1 0,23 3,9 0,0529 0,897

2 0,14 1,6 0,0196 0,224

n ( xi Yi ) 2  ( X i ) ( Yi )
a
n ( X i )  ( X i ) 2
2

2 ( 1,256 )–( 0,37 )( 5,5 )


=
2 (0,0725 )–( 0,1369 )

2,512−2,035
=
0,145−0,1369

0,,457
=
8,1 ×10−3

= 56,42
( Yi ) ( X i )  ( X i ) ( X iYi )
2

b
n ( X i )  ( X i ) 2
2

(5,5 )( 0,,1369 )–( 0,37 )( 1,121 )


=
2 (0,0725 )–( 0,1369 )

0,75295−0,41477
=
8,1 ×10−3

0,03818
=
8,1 ×10−3
= 41,75
y = ax + b
4) Untuk x = 1
y = 56,42 (1) + 41,75
= 56,42 + 41,75
= 98,17
= 0,9817 ×102
5) Untuk x = 2
y = 56,42 (2) + 41,75
= 112,84 + 41,75
= 154,59
= 1,5459 × 102

6) Untuk x = 3
y = 56,42 (3) + 41,75
= 169,26 + 41,75
= 211,01
= 2,1101 × 102

grafik
RA = tan 
∆𝑦 V
tan  =∆𝑥 =
I

3,9−1,6
= 0,23−0,14

2,3
= 0,09

= 25,55

 = 97,51˚
3. Pembahasan
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
ohm, apabila resistansinya tidak bergantung terhadapbesar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya. Daya listrik adalah jumlah energi yang
diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit / rangkaian.

Pada percobaan ini, kami menggunakan beberapa alat dan bahan yaitu Power
Supply Amperemeter,Voltmeter,Rheostat,Lampu pijar,Saklar,Kabel penghubung
dan papan rangkaian. Power supply berfungsi sebagai sumber energi dalam
rangkaian,Amperemeter digunakan sebagai alat untuk mengukur arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian listrik,voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan
yang mengalir dalam rangkaian listrik,rheostat berfungsi sebagai hambatan,lampu
pijar digunakan sebagai indikator,kabel penghubung berfungsi sebagai
penghubung dalam rangkaian,dan papan rangakaian berfungsi untuk tempata
meletakkan resistor sehingga dapat terhubung dalam rangkaian.

Dari hasil analisa data yang dilakukan, untuk cara 1 hambatan dalam
voltmeter bernilai . hambatan lampu yang didapatkan, untuk yang redup yaitu ,
terang yaitu , . Serta daya rata-rata yang didapatkan yaitu . untuk cara 2 hambatan
dalam amperemeter bernilai . hambatan lampu yang didapatkan, untuk yang redup
yaitu , terang yaitu , . Serta daya rata-rata yang di dapatkan yaitu .

Selain itu dibuat grafik hubungan kuat arus (I) dan tegangan (V) baik cara 1
maupun cara 2. Dari penggambaran grafik hubungan antara kuat arus (I) yang
terletak pada sumbu X dan tegangan (V) yang terletak pada sumbu Y, dapat di
lihat bahwa semakin besar kuat arus (I) yang mengalir pada rangkaian maka
semakin besar juga tegangan (V) yang terdapat pada rangkaian listrik tersebut.

Perhitungan ralat dilakukan untuk mengetahui tingkat ketelitian selama


percobaan, baik terhadap alat ukur maupun terhadap praktikan yang melakukan
praktikum. Untuk cara 1 nilai KTPm rata-rata yaitu , nilai KTPr rata-rata yaitu ,
dan ABnya berkisar 1-3 AB . Untuk cara 2 nilai KTPm rata-rata yaitu , nilai KTPr
rata-rata yaitu , dan Abnya berkisar 1-3 AB. KTPm berhubungan dengan
ketelitian pada alat ukur. Semakin kecil nilai KTPm maka semakin tinggi pula
tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan, dan begitu pula sebaliknya. KTPr
berhubungan dengan ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran. Semakin
kecil nilai KTPr maka semakin tinggi tingkat ketelitian praktikan dalam
melakukan penelitian, dan begitu pula sebaliknya. AB berhubungan dengan
ketelitian perhitungan yang dilakukan praktikan terhadap hasil pengukuran
tersebut. Semakin banyak AB yang di dapatkan , maka semakin teliti suatu
perhitungan dan seluruh perhitungan ralat dituangkan dalam bentuk pelaporan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi selama percobaan berlangsung antara lain


ketidakstabilan alat ukur yang digunakan, yakni multimeter ( baik sebagai
amperemeter maupun voltmeter). Hal ini terjadi di sebabkan karena angka yang di
tunjukkan alat ukur tersebut cenderung untuk berubah dan tidak menunjukkan
angka yang tetap, sehingga praktikan kesulitan untuk menetapkan angka yang di
ambil sebagai hasil pengukuran.

Dalam percobaan penggunaan rheostat sangat mempengaruhi kondisi nyala


lampu. Rheostat merupakan hambatan geser yang berfungsi menghambat sebagian
arus yang masuk pada suatu rangkaian. Apabila rheostat di geser ke arah kanan
menuju input pada rheostat tersebut, maka nyala lampu akan semakin terang.
Semakin redup nyala lampu maka semakin kecil hambatan pada lampu tersebut
dan begitu pula sebaliknya, semakin terang nyala lampu, maka semakin besar nilai
hambatan lampu yang menghambat arus listrik pada suatu rangkaian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan suatu penghantar listrik antar lain


suhu, makin besar suhu mkin besar nilai hambatannya, hambatan jenis
kawat,makin besar hambatan jenis makin besar hambatan listriknya dan luas
penampang kawat,makin besar luas penampang kawat, makin kecil pula nilai
hambatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen. Physics for Senior High School 2nd SemesterGradXI . 2010.

Jakarta: Erlangga

Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.

Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press. Anonim,


2013. http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transformator/
(Diakses pada 04-05-2018 pukul 20.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai