PERCOBAAN IV
HUKUM OHM
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IX
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. TUJUAN
2. ALAT DAN BAHAN
PENDAHULUAN
1. TUJUAN
KAJIAN PUSTAKA
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan
dengan alasan sejarah. Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan
persamaan: Dimana :
1. adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere.
2. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt.
3. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.
dimana:
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus dalam satuan amper
R = hambatan dalam satuan Ohm
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
1 𝑉
∆𝑅𝐿 =| 𝑉 2
| |∆𝑉|+| 𝑉 | |∆𝐼|
𝑖− ( ) 𝑖− ( ) 2
𝑅 𝑅
1 3,9
=| 3,9 2
| |10−1 |+| 3,9 2
| |10−1 |
0,23− ( ) 0,23− ( )
105,2 105,2
1 3,9
=| | |10−1 | +| | |10−2 |
0,228 0,228
=0,438+0,171
=0,603 Ω
KTPm =0,603 Ω
Δ𝑅𝐿
KTPr = ×100 %
𝑅𝐿
0,603
= ×100%
20,31
=2,96%
0,603
AB =1– log ( )
20,31
=1- (-1,52)
=2,52 ≈ 3AB
Pelaporan RL ± ΔRL
20,31 ± 2,148
( 2,03 ± 0,0603 ) 10−1Ω
1.1.1.1. Ralat terhadap grafik
No. Xi Yi Xi2 Xiyi
n ( xi Yi ) 2 ( X i ) ( Yi )
a
n ( X i ) ( X i ) 2
2
2(1,361)−(0,38)(5,7)
= 2(0,0754)−(0,1444)
2,722−2,166
= 0,1508−0,1444
0,556
= 6,4×10−3
= 86,87
( Yi ) ( X i ) ( X i ) ( X iYi )
2
b
n ( X i ) ( X i ) 2
2
(5,7)(0,1444)−(0,38)(1,167)
= 2(0,1444)−(0,1444)
0,82308−0,44346
= 0,1444
0,37962
=
0,1444
= 2,62
y = ax + b
1) Untuk x = 1
y = 86,87 (1) + 2,62
= 89,49
= 0,8949 × 102
2) Untuk x = 2
y = 86,87 (2) + 2,62
= 173,74 + 2,62
= 176,36
= 1,7636 × 102
3) Untuk x = 3
y = 86,87 (3) + 2,62
= 260,61 + 2,62
= 263,23
=2,6323 × 102
grafik
RL = tan
∆𝑦 V
tan =∆𝑥 =
I
3,9−1,8
=
0,23−0,15
2,1
=
0,08
= 26,25
= 97,57˚
1.1.2. Cara II
1.1.2.1. Ralat terhadap hambatan dalam Amperemeter
𝜕𝑅 𝜕𝑅𝐴
∆𝑅𝐴 = | 𝜕𝑉𝐴| |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
𝜕𝐼
1 V
= | | |∆𝑉|+| 2 | |∆𝐼|
I I
1 0,15
∆𝑅𝐴 = |0,31| |10−2 |+|0,312 | |10−2 |
= |3,22||10−2 |+|1,56||10−2 |
= 0,0322 + 0,0156
= 0,0478 Ω
KTPm = 0,0478 Ω
𝛥𝑅𝐴
KTPr = × 100 %
𝑅𝐴
0,0478
= × 100 %
0,483
= 9,8 %
0,0478
AB = 1- log ( )
0,483
= 1- ( -1,01 )
= 2,01 ≈ 2 AB
Pelaporan RA ± ΔRA
( 0,48 ± 0,048 )
1 𝑉−I𝑅𝐴
= | I | |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
I2
`
1. Redup
1 1,6−0,,14 × 0483
∆𝑅𝐿 = |0,14| |10−1 |+| | |10−2 |
0,142
1,532
= |7,14||10−1 |+| | |10−2 |
0,0196
= 0,714 + 1,563
= 2,277 Ω
KTPm = 2,277 Ω
𝛥𝑅𝐴
KTPr = × 100 %
𝑅𝐴
2,277
= × 100 %
10,945
= 20,8 %
2,277
AB = 1- log ( )
10,945
= 1- (-0,86 )
= 1,86 ≈ 2 AB
Pelaporan RL ± ΔRL
10,945 ± 2,277
( 1,1 ± 0,23 ) 101 Ω
2. Terang
1 𝑉−I𝑅𝐴
∆𝑅𝐿 = | I | |∆𝑉|+| | |∆𝐼|
I2
1 3,9−0,23 ×0,483
= |0,23| |10−1 |+| | |10−2 |
0,232
3,788
= 0,434 + |0,0529| |10−2 |
= 0,434 + 0,716
= 1,15 Ω
KTPm = 1,15 Ω
1,15
KTPr = × 100 %
16,,473
= 6,9 %
1,15
AB = 1- log ( )
16,,473
= 1- (-1,15 )
= 2,15 ≈ 2 AB
Pelaporan RL ± ΔRL
16,473 ± 9,26
( 1,6 ± 0,12 ) 10 Ω
1.1.2.3. Ralat terhadap grafik
No. Xi Yi Xi 2 Xiyi
n ( xi Yi ) 2 ( X i ) ( Yi )
a
n ( X i ) ( X i ) 2
2
2,512−2,035
=
0,145−0,1369
0,,457
=
8,1 ×10−3
= 56,42
( Yi ) ( X i ) ( X i ) ( X iYi )
2
b
n ( X i ) ( X i ) 2
2
0,75295−0,41477
=
8,1 ×10−3
0,03818
=
8,1 ×10−3
= 41,75
y = ax + b
4) Untuk x = 1
y = 56,42 (1) + 41,75
= 56,42 + 41,75
= 98,17
= 0,9817 ×102
5) Untuk x = 2
y = 56,42 (2) + 41,75
= 112,84 + 41,75
= 154,59
= 1,5459 × 102
6) Untuk x = 3
y = 56,42 (3) + 41,75
= 169,26 + 41,75
= 211,01
= 2,1101 × 102
grafik
RA = tan
∆𝑦 V
tan =∆𝑥 =
I
3,9−1,6
= 0,23−0,14
2,3
= 0,09
= 25,55
= 97,51˚
3. Pembahasan
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
ohm, apabila resistansinya tidak bergantung terhadapbesar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya. Daya listrik adalah jumlah energi yang
diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit / rangkaian.
Pada percobaan ini, kami menggunakan beberapa alat dan bahan yaitu Power
Supply Amperemeter,Voltmeter,Rheostat,Lampu pijar,Saklar,Kabel penghubung
dan papan rangkaian. Power supply berfungsi sebagai sumber energi dalam
rangkaian,Amperemeter digunakan sebagai alat untuk mengukur arus listrik yang
mengalir dalam rangkaian listrik,voltmeter berfungsi untuk mengukur tegangan
yang mengalir dalam rangkaian listrik,rheostat berfungsi sebagai hambatan,lampu
pijar digunakan sebagai indikator,kabel penghubung berfungsi sebagai
penghubung dalam rangkaian,dan papan rangakaian berfungsi untuk tempata
meletakkan resistor sehingga dapat terhubung dalam rangkaian.
Dari hasil analisa data yang dilakukan, untuk cara 1 hambatan dalam
voltmeter bernilai . hambatan lampu yang didapatkan, untuk yang redup yaitu ,
terang yaitu , . Serta daya rata-rata yang didapatkan yaitu . untuk cara 2 hambatan
dalam amperemeter bernilai . hambatan lampu yang didapatkan, untuk yang redup
yaitu , terang yaitu , . Serta daya rata-rata yang di dapatkan yaitu .
Selain itu dibuat grafik hubungan kuat arus (I) dan tegangan (V) baik cara 1
maupun cara 2. Dari penggambaran grafik hubungan antara kuat arus (I) yang
terletak pada sumbu X dan tegangan (V) yang terletak pada sumbu Y, dapat di
lihat bahwa semakin besar kuat arus (I) yang mengalir pada rangkaian maka
semakin besar juga tegangan (V) yang terdapat pada rangkaian listrik tersebut.
Jakarta: Erlangga