Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI ALJABAR LINEAR PADA SIRKUIT LISTRIK

Laporan

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas


Matakuliah Eksplorasi dalam Aljabar

oleh

SHAUMA RAUDHATUL ZIKRA


NIM: 24620010

PROGRAM STUDI PENGAJARAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................................... 3
2.1. Operasi Baris Elementer (OBE) .............................................................................................. 3
2.2. Eliminasi Gauss dan Eliminasi Gauss-Jordan ....................................................................... 3
2.3. Jaringan Listrik ........................................................................................................................ 4
2.6. Rangkaiaan Listrik ................................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................. 13
REFERENSI ........................................................................................................................................ 14

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persamaan linear merupakan suatu persamaan dimana setiap variabel yang terlibat
berderajat satu. Jika kterdapat beberapa persamaan linear maka itu disebut sistem persamaan
linear. Suatu pasangan beberapa bilangan disebut solusi dari suatu Sistem Persamaan Linear
(SPL) jika pasangan tersebut memenuhi kebenaran masing-masing persamaan dari SPL
tersebut (Gozali, 2010:1).

Rangkaian listrik adalah sekumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup
(Ramdhani, 2005:1). Rangkaian listrik pada umumnya sulit untuk diselesaikan. Penyelesaiaan
masalah ini biasanya hanya menggunakan metode eliminasi dan subtitusi. Apabila rangkaian
listrik tersebut memiliki banyak kuat arus, tegangan dan hambatan, sehingga memiliki banyak
variabel. Masalah yang demikian akan kurang efektif jika diselesaik dengan metode eliminasi
dan subtitusi, karna akan memerlukan waktu yang lebih lama dan penyelesaiaan yang lebih
panjang.

Permasalahan diatas akan lebih efektif diselesaikan dengan menggunakan aljabar linear.
Menggunakan hukum II Kircof, rangkaiaan listrik akan dimodelkan dalam bentuk aljabar.
Kemudian dilanjutkan dengan hukum Ohm hingga menghasilkan SPL. SPL yang dihasilkan
dibuat kedalam bentuk matriks, selanjutnya dilakukan operasi pada matriks menggunakan
eliminasi gauss dan eliminasi gauss-jordan dengan menggunakan Operasi Baris Elementer
(OBE) hingga diperoleh hasil kuat arusnya.

Dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kulih Eksplorasi dalam Aljabar, penulis
mengambil topik tentang “Aplikasi Aljabar Linear pada Sirkuit Listrik” untuk memenuhi tugas
tersebut. Ini merupakan penarapan aljabar linear dalam ranah ilmu fisika dan kehidupan nyata.
Aljabar linear yang digunakan disini dibatasi pada matriks, operasi gauss dan operasi gauss
jordan. Permasalahan rangkaian listrik yang dibahas akan dibatasi pada rangkaiaan listrik yang
memiliki arus searah dan rangkaiaan sederhana yaitu rangkaian seri murni atau paralel murni.

1
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut


1. Bagaimana menerjemahkan rangkaian listik ke dalam bentuk persamaan linear dan
matriks?
2. Melalui aplikasi aljabar linear, bagaimana cara menentukan kuat arus listrik?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mampu menerjemahkan rangkaiaan listrik ke dalam bentuk persamaan linear dan matriks.
2. Agar dapat menentukan kuat arus listrik melalui aplikasi aljabar linear.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Berikut ini akan dijabarkan beberapa teori terkait aljabar linear dan rangkaian listrik,
diantaranya: operasi baris elementer (OBE), eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan,
jaringan listrik dan rangkaiaan listrik.

2.1. Operasi Baris Elementer (OBE)


Perhatikan matriks berukuran 𝑚 × 𝑛 berikut.

𝑎11 … 𝑎1𝑛
𝐴=[ ⋮ ⋮ ⋮ ]
𝑎𝑚1 … 𝑎𝑚𝑛

Menurrut Gozali (2010:4) pada matriks A kita dapat melakukan operasi-operasi berikut.

1. Mengalikan suatu baris dengan bilangan tak nol.


2. Menambahkan kelipatan suatu baris pada baris lain.
3. Menukarkan sebarang dua baris.
Ketiga opersi tersebut disebut sebagai Operasi Baris Elementer (OBE). Suatu matriks 𝐴̃
yang diperoleh dari proses sejumlah OBE pada matriks A, disebut ekuivalen (baris) dengan
matriks A. Notasi yang digunakan adalah 𝐴~𝐴̃ .

2.2. Eliminasi Gauss dan Eliminasi Gauss-Jordan


Eliminasi Gauss adalah mengubah sebuah isi sebuah matriks dengan menggunakan operasi
baris elementer (OBE) dan menjadikan diagonal dari matriks bernilai satu dan setiap nilai
dibawah diagonal bernilai nol; Eliminasi Gauss-Jordan merupakan modifikasi dari eliminasi
gauss yang membuat diagonal matriks bernilai satu dan nilai lainnya bernilai nol (Taing, 2001).

Contoh
Tentukan nilai 𝑖1 dan 𝑖2 !
30 −10 𝑖1 −80
[ ][ ] = [ ]
−10 25 𝑖2 90
1 8
− 3 ⋮ − 10(𝑏1 ) + 𝑏2 1 − 3 ⋮ −3
1 8
30 −10 ⋮ −80 1 (𝑏 ) 1
[ ]3 1 [ 3] [ 95 190 ]
−10 35 ⋮ 90 ~ −10 35 ⋮ 90 ~ 0 3 ⋮ 3

1 8
3 1 − 3 ⋮ − 3 1 (𝑏2 ) + 𝑏1 1 0 ⋮ −2
95 (𝑏2 ) [ ]3 [
0 1 ⋮ 2
]
~ 0 1 ⋮ 2 ~

3
(Eliminasi Gauss) (Eliminasi Gauss-Jordan)
Diperoleh 𝑖1 = −2 𝑑𝑎𝑛 𝑖2 = 2

2.3. Jaringan Listrik


Jaringan listrik di sini akan membahas mengenai node dan reference node. Menurut
Siregar (2018:73) node dan reference node adalah sebagai berikut.

• Node (titik simpul) adalag pertemuan dua cabang atau lebih.


• Reference node adalah node dimana tegangan listrik menjadi nol, akibat dibumikan
(grounded).

Network dinyatakan dalam matriks 𝐴 = [𝑎𝑗𝑘 ]


Dengan

𝑎𝑗𝑘 = +1 jika cabang k meniggalkan node j

𝑎𝑗𝑘 = −1 jika cabang k memasuki node j

𝑎𝑗𝑘 = 0 jika cabang k tidak menyinggung

Gambar 2.3.1. Nodal

Cabang 1 2 3 4 5 6

𝑁𝑜𝑑𝑒 1 1 −1 1 0 0 0
𝑁𝑜𝑑𝑒 2 [0 1 0 1 1 0]
𝑁𝑜𝑑𝑒 3 0 0 −1 0 −1 −1

2.6. Rangkaiaan Listrik


Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup
(Ramdhani, 2005:1).

2.6.1 Hukum Kirchhoff Voltage Law (KVL)

4
Sekeliling sebarang loop tertutup jumlah penurunan voltase sama dengan jumlah kenaikan
voltase (Anton dan Chris, 1988:229).

𝛴𝐼𝑅 + 𝛴𝐸 = 0

Dengan
E: Tegangan
I: Arus
R: Hambatan

2.6.2. Hukum Ohm


Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada sebuah resistor berbanding lurus dengan
arus yang mengalir pada resistor tersebut (Abubakar, dkk, 2019: 39).

V = I. R

Dengan
V: Tegangan
I: Arus
R: Hambatan

5
BAB III
PEMBAHASAN

Agar lebih memahami pengaplikasian aljabar dalam rangkaiaan listrik, maka pada
pembahasan ini akan dipaparkan beberapa contoh mengenai rangkaiaan listrik dengan tingkat
permasalahan berbeda-beda dan penyelesaiannya melalui pengaplikasian aljabar linear.
Contoh 1.

20 ℧

𝐼1 𝐼2
80V 25 ℧
10 ℧ 90V

Gambar 3.1. Contoh 1 Rangkaian Listrik

𝛴𝐼𝑅 + 𝛴𝐸 = 0

20𝑖1 + 10(𝑖1 − 𝑖2 ) + 80 = 0

10(𝑖2 − 𝑖1 ) + 25𝑖2 + (−90) = 0

Dengan proses aljabar, diperoleh

30𝑖1 − 10𝑖2 = −80

−10𝑖1 + 35𝑖2 = 90

Buat persamaan aljbar tesebut kedalam bentuk matriks dengan menggunakan hukum Ohm
𝑅. 𝐼 = 𝑉.

30 −10 𝑖1 −80
[ ][ ] = [ ]
−10 25 𝑖2 90

Operasikan matrik tersebut menggunakan eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan


dengan OBE.
1 8
− 3 ⋮ − 10(𝑏1 ) + 𝑏2 1 − 3 ⋮ −3
1 8
30 −10 ⋮ −80 1 (𝑏 ) 1
[ ] [ 3] [ 190 ]
−10 35 ⋮ 90 ~3 1 −10 35 ⋮ 90 ~ 95
0 3 ⋮ 3

6
1 8
3 1 − 3 ⋮ − 3 1 (𝑏2 ) + 𝑏1 1 0 ⋮ −2
95 (𝑏2 ) [ ]3 [
0 1 ⋮ 2
]
~ 0 1 ⋮ 2 ~

(Eliminasi Gauss) (Eliminasi Gauss-Jordan)


Diperoleh 𝑖1 = −2 𝑑𝑎𝑛 𝑖2 = 2

𝑖 yang bernilai negatif menandakan arah loop yang diprediksi berlawanan dengan arah arus
yang seharusnya.

Contoh 2.

Contoh ini diambil dari jurnal Taing (2001).

Gambar 3.2. Contoh 2 Rangkaian Listrik

1𝑖1 + 25(𝑖1 − 𝑖2 ) + 50(𝑖1- 𝑖3 ) − 10 = 0

25(𝑖2 − 𝑖1 ) + 30(𝑖2 −𝑖4 ) + 1(𝑖2 −𝑖3 ) = 0

50(𝑖3 − 𝑖1 ) + 1(𝑖3 −𝑖2 ) + 55(𝑖3 − 𝑖4 ) = 0

55(𝑖4 − 𝑖3 ) + 30(𝑖4 - 𝑖2 ) + 25(𝑖4 −𝑖5 ) + 50(𝑖4 - 𝑖6 ) = 0

25(𝑖5 − 𝑖4 ) + 30𝑖5 + 1(𝑖5 −𝑖6 ) = 0

50(𝑖6 − 𝑖4 ) + 1(𝑖6 −𝑖5 ) + 55𝑖6 = 0

Dengan proses aljabar diperoleh

76𝑖1 − 25𝑖2 −50𝑖3 + 0𝑖4 + 0𝑖5 +0𝑖6 = 10

−25𝑖1 + 56𝑖2 −1𝑖3 − 30𝑖4 + 0𝑖5 +0𝑖6 = 0

−50𝑖1 − 1𝑖2 +106𝑖3 − 55𝑖4 + 0𝑖5 +0𝑖6 = 0

0𝑖1 − 30𝑖2 −55𝑖3 + 160𝑖4 − 25𝑖5 − 50𝑖6 = 0

7
0𝑖1 + 0𝑖2 +0𝑖3 − 25𝑖4 + 56𝑖5 − 1𝑖6 = 0

0𝑖1 + 0𝑖2 +0𝑖3 − 50𝑖4 − 1𝑖5 +106𝑖6 = 0

Ubah kedalam betuk matriks.

76 −25 −50 0 0 0 𝑖1 10
−25 56 −1 −30 0 0 𝑖2 0
−50 −1 106 −55 0 0 𝑖3
= 0
0 − 30 − 55 160 −25 −50 𝑖4 0
0 0 0 −25 56 −1 𝑖5 0
[0 0 0 −50 −1 106 ] [𝑖6 ] [ 0 ]

Operasikan matrik tersebut menggunakan eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan


dengan OBE.

76 −25 −50 0 0 0 ⋮ 10
−25 56 −1 −30 0 0 ⋮ 0
−50 −1 106 −55 0 0 ⋮ 0
0 −30 −55 160 −25 −50 ⋮ 0
0 0 0 −25 56 −1 ⋮ 0
[ 0 0 0 −50 −1 10 ⋮ 0 ]
1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158
−25 56 −1 −30 0 0 ⋮ 0
1 −50 −1 106 −55 0 0 ⋮ 0
76 (𝑏1 ) 0 −30 −55 160 −25 −50 ⋮ 0
~
0 0 0 −25 56 −1 ⋮ 0
[ 0 0 0 −50 −1 10 ⋮ 0 ]

1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158


0 47,7763 −17,4474 −30 0 0 ⋮ 3,28947
25(𝑏1 ) + 𝑏2
0 −17,448 73,1055 −55 0 0 ⋮ 6,57895
~
0 −30 −55 160 −25 −50 ⋮ 0
50(𝑏1 ) + 𝑏3
0 0 0 −25 56 −1 ⋮ 0
[ 0 0 0 −50 −1 10 ⋮ 0 ]

1 1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158


(𝑏2 )0 1 −0,36519 −0,62793 0 0 ⋮ 0,06885
47,7763
~ 0 0 66,7338 −65,9558 0 0 ⋮ 7,78025
(17,448)(𝑏2 ) + 𝑏3 0 0 −65,9557 141,162 −25 −50 ⋮ 2,06556
~
0 0 0 −25 56 −1 ⋮ 0
30(𝑏2 ) + 𝑏4 [ 0 0 0 −50 −1 10 ⋮ 0 ]

8
1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158
1 0 1 −0,36519 −0,62793 0 0 ⋮ 0,06885
(𝑏3 )
66,7338 0 0 1 −1,0118 0 0 ⋮ 0,11659
~ 0 0 0 74,4281 −25 −50 ⋮ 9,75507
(65,9557)(𝑏3 ) + 𝑏4 0 0 0 −25 56 −1 ⋮ 0
[ 0 0 0 −50 −1 10 ⋮ 0 ]

1 1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158


(𝑏 ) −0,62793 0 0 ⋮ 0,06885
74,4281 4 0 1 −0,36519
~ 0 0 1 −1,0118 0 0 ⋮ 0,11659
(25)(𝑏4 ) + 𝑏5 0 0 0 1 −0,33589 −0,67179 ⋮ 0,13107
~ 0 0 0 0 47,6028 −17,7948 ⋮ 3,27675
(50)(𝑏4 ) + 𝑏6 [ 0 0 0 0 −17,7945 72,4105 ⋮ 6,5535 ]

1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158


1 0 1 −0,36519 −0,62793 0 0 ⋮ 0,06885
(𝑏 ) −1,0118 0 0
47,6028 5 0 0 1 ⋮ 0,11659
~ 0 0 0 1 −0,33589 −0,67179 ⋮ 0,13107
(17,7945)(𝑏5 ) + 𝑏6 0 0 0 0 1 −0,37382 ⋮ 0,06884
[ 0 0 0 0 0 65,7586 ⋮ 7,77847 ]

1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158


1 0 1 −0,36519 −0,62793 0 0 ⋮ 0,06885
(𝑏 )
65,7586 6 0 0 1 −1,0118 0 0 ⋮ 0,11659
~ 0 0 0 1 −0,33589 −0,67179 ⋮ 0,13107
(0,37382)(𝑏6 ) + 𝑏5 0 0 0 0 1 0 ⋮ 0,11304
[ 0 0 0 0 0 1 ⋮ 0,11823 ]

(0,67179)(𝑏6 ) + 𝑏4
1 −0,3289 −0,65789 0 0 0 ⋮ 0,13158
~
0 1 −0,36519 0 0 0 ⋮ 0,22487
(0,33589)(𝑏5 ) + 𝑏4
0 0 1 0 0 0 ⋮ 0,36799
~
(1,0118)(𝑏4 ) + 𝑏3 0 0 0 1 0 0 ⋮ 0,24847
0 0 0 0 1 0 ⋮ 0,11304
~
[ 0 0 0 0 0 1 ⋮ 0,11823 ]
(0,62793)(𝑏4 ) + 𝑏2

1 0 0 0 0 0 ⋮ 0,49186
(0,36519)(𝑏3 ) + 𝑏2
0 1 0 0 0 0 ⋮ 0,35926
~
(0,65789)(𝑏3 ) + 𝑏1 0 0 1 0 0 0 ⋮ 0,36799
0 0 0 1 0 0 ⋮ 0,24847
~
0 0 0 0 1 0 ⋮ 0,11304
(0,3289)(𝑏2 ) + 𝑏1
[0 0 0 0 0 1 ⋮ 0,11823]

Diperoleh 𝑖1 = 0,49186, 𝑖2 = 0,35926, 𝑖3 = 0,36799, 𝑖4 = 0,24847, 𝑖5 = 0,11304 𝑑𝑎𝑛

𝑖6 = 0,11823

9
𝑖 yang bernilai negatif menandakan arah loop yang diprediksi berlawanan dengan arah arus
yang seharusnya.

Contoh 3.

Contoh ini diambil dari jurnal Rahman (2015).

Gambar 3.3. Contoh 3 Rangkaian Listrik

5𝑖1 + 2(𝑖1 −𝑖2 ) + 2(𝑖1 −𝑖3 ) − 4 = 0

2(𝑖2 − 𝑖1 ) + 2𝑖2 + 4(𝑖2 −𝑖3 ) + 1(𝑖2- 𝑖4 ) + 1(𝑖2 - 𝑖5 ) − 10 + 4 = 0

2(𝑖3 − 𝑖1 ) + 4(𝑖3 −𝑖2 ) + 3𝑖3 + 12 − 6 = 0

1(𝑖4 −𝑖2 ) + 4𝑖4 + 3(𝑖4 −𝑖5 ) = 0

1(𝑖5 − 𝑖2 ) + 3(𝑖5 −𝑖4 ) + 6 = 0

Dengan proses aljabar diperoleh

9𝑖1 - 2𝑖2 − 2𝑖3 + 0𝑖4 +0 𝑖5 =4

−2𝑖1 + 10𝑖2 − 4𝑖3 - 𝑖4 - 𝑖5 = 6

−2𝑖1 − 4𝑖2 + 9𝑖3 + 0𝑖4 + 0𝑖5 = −6

0𝑖1 − 𝑖2 + 0𝑖3 + 8𝑖4 − 3𝑖5 = 0

0𝑖1 − 𝑖2 + 0𝑖3 − 3𝑖4 + 4𝑖5 = −6

Ubah kedalam betuk matriks.

10
9 −2 −2 0 0 𝑖1 4
−2 10 −4 −1 −1 𝑖2 6
−2 −4 9 0 0 𝑖 3 = −6
0 −1 0 8 −3 𝑖4 0
[0 −1 0 −3 4 ] [𝑖5 ] [−6]

Operasikan matrik tersebut menggunakan eliminasi Gauss dan eliminasi Gauss-Jordan


dengan OBE.

9 −2 −2 0 0 ⋮ 4 1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444


−2 10 −4 −1 −1 ⋮ 6 1 −2 10 −4 −1 −1 ⋮ 6
−2 −4 9 0 0 ⋮ −6 9 (𝑏1 ) −2 −4 9 0 0 ⋮ −6
0 −1 0 8 −3 ⋮ 0 ~ 0 −1 0 8 −3 ⋮ 0
[ 0 −1 0 −3 4 ⋮ −6] [ 0 −1 0 −3 4 ⋮ −6 ]

1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444


2(𝑏1 ) + 𝑏2 0 9,55556 −4,44444 −1 −1 ⋮ 6,888888
~ 0 −4,44444 8,55556 0 0 ⋮ −5,11111
2(𝑏1 ) + 𝑏3 0 −1 0 8 −3 ⋮ 0
[ 0 −1 0 −3 4 ⋮ −6 ]

1
(𝑏2 )
9,55556 1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444
~
4,44444(𝑏1 ) + 𝑏3 0 1 −0,46512 −0,10465 −0,10465 ⋮ 0,72093
~ 0 0 6,48836 −0,4651 −0,4651 ⋮ −1,907
1(𝑏2 ) + 𝑏4 0 0 −0,4651 7,89533 −3,1047 ⋮ 0,72093
~ [0 0 −0,4651 −3,1047 3,89535 ⋮ −6 ]
1(𝑏1 ) + 𝑏5

1
(𝑏3 ) 1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444
6,48836
~ 0 1 −0,46512 −0,10465 −0,10465 ⋮ 0,72093
0,4651(𝑏3 ) + 𝑏4 0 0 1 −0,07168 −0,07168 ⋮ −0,29391
~ 0 0 0 7,86201 −3,138 ⋮ 0,58423
0,4651(𝑏3 ) + 𝑏5 [ 0 0 0 −3,138 3,86201 ⋮ −5,4158 ]

1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444


1
(𝑏4 ) 0 1 −0,46512 −0,10465 −0,10465 ⋮ 0,72093
7,86201
~ 0 0 1 −0,07168 −0,07168 ⋮ −0,29391
3,138(𝑏4 ) + 𝑏5 0 0 0 1 −0,39913 ⋮ 0,07431
[ 0 0 0 0 2,60954 ⋮ −5,1826 ]

11
1
(𝑏5 )
2,60954
~ 1 −0,22222 −0,22222 0 0 ⋮ 0,444444
0,39913(𝑏5 ) + 𝑏4 0 1 −0,46512 −0,10465 −0,10465 ⋮ 0,72093
~ 0 0 1 0 0 ⋮ −0,48776
0,07168(𝑏5 ) + 𝑏3 0 0 0 1 0 ⋮ −0,71837
~ [ 0 0 0 0 1 ⋮ −1,98601]
0,07168(𝑏4 ) + 𝑏3

0,10465(𝑏5 ) + 𝑏2
~
0,10465(𝑏4 ) + 𝑏2 1 0 0 0 0 ⋮ 0,38295
~ 0 1 0 0 0 ⋮ 0,21105
0,46512(𝑏3 ) + 𝑏2 0 0 1 0 0 ⋮ −0,4878
~ 0 0 0 1 0 ⋮ −0,7184
0,22222(𝑏3 ) + 𝑏1 [0 0 0 0 1 ⋮ −1,986 ]
~
0,22222(𝑏2 ) + 𝑏1

Diperoleh 𝑖1 = 0,38295, 𝑖2 = 0,21105, 𝑖3 = −0,4878, 𝑖4 = −0,7184 𝑑𝑎𝑛 𝑖5 = −1,986

𝑖 yang bernilai negatif menandakan arah loop yang diprediksi berlawanan dengan arah arus
yang seharusnya.

12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan di atas, permasalahan rangkaian listrik


yang rumit dan sulit diselesaiakn dapat diatasi dengan mengaplikasikan aljabar linear dalam
penyelesaiaannya, khususnya eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan, OBE dan matriks.
Rangkaiaan lstrik yang telah dimodelkan kedalam bentuk matriks akan dioperasi menggunakan
eliminasi Gauss dan Gauss-Jordan melalui Operasi Baris Elementer (OBE).

Karena pembahasan dibatasi pada rangkaiaan listrik sederhana, maka penulis belum
mengetahui apakah aljabar linear juga dapat diaplikasikan dalam penyelesaiaan rangkaian
listrik kompleks yang merupakan campuran antara rangkaian seri dan paralel. Disarankan bagi
yang ingin melanjutkan pembahasan ini, bisa mencoba membasas tentang rangkaian listrik
kompleks.

13
REFERENSI

Abubakar, Achimi, dkk. 2019. The Development of a Basic Electricity Trainer. International
Journal of Advanced Engineering Research and Science (IJAERS).
Vol-6. 05 Februari 2021

Anton, Howard dan Chris Rorres. 1988. Penerapan Aljabar Linear. Jakarta: Erlangga.

Gozali, Sumang Muthar. 2010. Aljabar Linear. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Rahman, Ahmad Fa’iq. 2015. Penerapan Sistem Persamaan Lanjar pada Rangkaian Listrik.
Bandung

Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik (Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Telkom

Siregae, Suryadi. 2018. Catatan Kuliah Aljabar Linier. Bandung: Sekolah Tinggi Menajemen
Informatika dan Komputer

Taing, Seamleng. 2001. Aplication of Linear Algebra in Electrical Circuits. 04 Februari 2021

14

Anda mungkin juga menyukai