Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA LISTRIK, GELOMBANG, DAN CAHAYA


MODUL 2 HUKUM OHM

Dosen Pengampu Praktikum :


Rahmat Hidayat, A.Md.T., S.Pd., M.Pd.
NIDN : 0019038902

Asisten Praktikum :
Eugina Elizabeth Risamasu (1910631160059)
Agus Sutiyana (2010631160002)
Muhammad Rafi Zaki Amani (2010631160020)
Muhammad Primasuri Anbiya (2010631160116)

Disusun oleh :
ABDUL AZIS
NPM.2210631160023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengerti dan paham akan konsep hukum ohm
b. Mahasiswa mampu mencari dan menentukan besarnya arus dan beda
potensial atau tegangan yang belum diketahui dalam suatu rangkaian.
c. Mahasiswa mampu mengukur dan melakukan pengujian pada besarnya
hambatan atau tahanan yang belum diketahui nilainya dengan
mengaplikasikan hukum ohm
1.2 Alat dan Bahan
a. Power supply
b. Board
c. Resistor atau hambatan dengan nilai yang berbeda
d. Kabel penghubung
e. Multimeter
f. Laptop dan sofware proteus

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hukum Ohm


Hubungan antara kuat arus dan tegangan (V) ujung-ujung resistor dijelaskan
pertama kali oleh seorang ilmuan bernama George Simon Ohm (1787-1854).
Arus listrik akan muncul jika ada tegangan di antara dua buah titik yang
kemudian dihubungkan melalui penghantar.

Tegangan (V) atau beda potensial jika ujung-ujung hambatannya dinaikkan


maka arus yang mengalir juga akan naik. Jika tegangan di perbesar dua kali,
Maka kuat arus juga akan menjadi dua kali semula. Oleh karena itu, dapat
kita simpulkan berdasarkan sifat tersebut bahwasanya tegangan (V)
sebanding dengan kuat arus yang melewatinya. Sehingga dapat dirumuskan
secara matematis adalah .
𝑉∞𝐼

Tegangan dan resistor yang diberikan kawat terhadap aliran elektron


mempengaruhi besarnya aliran arus pada kawat tersebut. Ketika terdapat
interaksi dengan atom-atom kawat maka elektron-elektron diperlambat. Jika
Arus pada tegangan V semakin kecil, Maka hambatan akan semakin tinggi.
Dengan itu kita bisa mendefinisikan resistor, bahwa arus berbanding terbalik
dengan hambatan. Supaya kesenandungan tersebut sama, Konstanta
perbandingan sebesar R (Resistivitas=Hambatan) dipakai oleh Ohm,
sehingga dapat dihasilkan persamaan di bawah ini:
a. Rumus untuk menghitung atau menentukan tegangan/Beda potensial
𝑉 = 𝐼. 𝑅
b. Rumus untuk menghitung atau menentukan Arus listrik
𝑉
𝐼=
𝑅
c. Rumus untuk menghitung atau menentukan Resistor/hambatan
𝑉
𝑅=
𝐼

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


Keterangan :
V = Tegangan/Beda potensial (Volt)
I =Arus listrik (Ampere)
R= Resistor/hambatan listrik (ohm)

Hubungan di antara V dan I dinyatakan dalam persamaan di atas, Di mana


arus listrik sebanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) , Sebab
untuk resistor atau hambatan yang tetap. Persamaan di atas selanjutnya
dikatakan sebagai hukum Ohm. Di mana Hukum Ohm menyatakan
“tegangan suatu komponen Listrik sebanding dengan kuat arus listrik yang
mengalir melalui komponen tersebut, asalkan R Konstan”. Jadi bisa
disimpulkan bahwa kuat arus yang mengalir pada suatu komponen akan
semakin besar jika tegangan pada ujung-ujung sebuah komponen listrik
tersebut juga besar. Dan sebaliknya.

Dalam hal ini, Jika hambatan pada suatu rangkaian memenuhi hukum Ohm
untuk suatu rangkaian listrik, maka grafik hubungan antara beda potensial
atau tegangan (V) dan kuat arus (I) bisa dinyatakan seperti di bawah ini.

Gambar 2.1 Grafik hubugan tegangan dengan kuat arus

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Cara kerja

Gambar 3.1 Pengukuran rangkaian satu resistor

a. Susunlah alat seperti gambar di atas, selanjutnya hubungi asisten


praktikum untuk memeriksa rangkaian tersebut.
b. Selanjutnya nyalakan power supply dan mulailah dari 0V
c. Kemudian naikkan tegangan sesuai perintah asisten praktikum
d. Catatlah nilai V dan I pada tabel pengamatan. Setelah itu ulang langkah
1-4 dengan menggunakan nilai resistor yang berbeda.
e. Hitung nilai hambatan berdasarkan data pengukuran untuk hambatan
yang belum diketahui nilainya.
f. Buatlah sebuah grafik yang menyatakan hubungan antara V dan I untuk
setiap nilai hambatan.
3.2 Data Pengamatan
a. Tabel pengamatan
Tabel 3.1 Pengamatan rancangan percobaan pengukuran dengan 1 resistor
V (V) V I (A) R V (V) I (A) R (Ohm)
sumber (Volt) terukur (ohm) terhitung terhitung terhitung
terukur terukur
1 0,98 0,20 5 1 0,20 5
2 1,98 0,20 10 2 0,20 10
4 3,97 0,26 15 3,9 0,26 15,38

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


6 5,97 0,30 20 6 0,30 20
8 7,97 0,32 25 8 0,32 25
10 9,97 0,33 30 9,9 0,33 30,3
12 12 0,34 35 11,9 0,34 35,29
14 14 0,35 40 14 0,35 40
16 16 0,35 45 15,75 0,35 45,71
18 18 0,36 50 18 0,36 50
20 20 0,36 55 19,8 0,36 55,55

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan

Gambar 4.1 Percobaan pengukuran satu resistor

a. Mencari V terhitung
1) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 𝐼
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,20 × 5 = 1 𝑉

2) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 2
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,20 × 10 = 2 𝑉

3) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 4
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,26 × 15 = 3,9 𝑉

4) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 6
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,30 × 20 = 6 𝑉

5) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 8
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,32 × 25 = 8 𝑉

6) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 10
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,33 × 30 = 9,9 𝑉

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


7) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 12
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,34 × 35 = 11,9 𝑉

8) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 14
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,35 × 40 = 14 𝑉

9) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 16
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,35 × 45 = 15,75 𝑉

10) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 18
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,36 × 50 = 18 𝑉

11) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 20
𝑉 = 𝐼 × 𝑅 = 0,36 × 55 = 19,8 𝑉

b. Mencari I terhitung
1) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 1
𝑉 1
𝐼 = = = 0,20 𝐴
𝑅 5
2) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 2
𝑉 2
𝐼= = = 0,20 𝐴
𝑅 10
3) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 4
𝑉 4
𝐼 = = = 0,26 𝐴
𝑅 15
4) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 6
𝑉 6
𝐼= = = 0,30 𝐴
𝑅 20
5) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 8
𝑉 8
𝐼 = = = 0,32 𝐴
𝑅 25
6) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 10
𝑉 10
𝐼= = = 0,33 𝐴
𝑅 30
7) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 12

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


𝑉 12
𝐼 = = = 0,34 𝐴
𝑅 35
8) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 14
𝑉 14
𝐼 = = = 0,35 𝐴
𝑅 40
9) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 16
𝑉 16
𝐼= = = 0,35 𝐴
𝑅 45
10) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 18
𝑉 18
𝐼= = = 0,36 𝐴
𝑅 50
11) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 20
𝑉 20
𝐼= = = 0,36 𝐴
𝑅 55

c. Mencari R terhitung
1) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 1
𝑉 1
𝑅 = = = 5Ω
𝐼 0,20
2) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 2
𝑉 2
𝑅 = = = 10 Ω
𝐼 0,20
3) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 4
𝑉 4
𝑅 = = = 15,38 Ω
𝐼 0,26
4) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 6
𝑉 6
𝑅= = = 20 Ω
𝐼 0,30
5) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 8
𝑉 8
𝑅= = = 25 Ω
𝐼 0,32
6) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 10
𝑉 10
𝑅= = = 30,3 Ω
𝐼 0,33
7) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 12
𝑉 12
𝑅= = = 35,29 Ω
𝐼 0,34
8) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 14

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


𝑉 14
𝑅 = = = 40 Ω
𝐼 0,35
9) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 16
𝑉 16
𝑅 = = = 45,71 Ω
𝐼 0,35
10) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 18
𝑉 18
𝑅 = = = 50 Ω
𝐼 0,36
11) 𝑉𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 = 20
𝑉 20
𝑅 = = = 55,5 Ω
𝐼 0,36

4.2 Pembahasan
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara arus listrik dan beda potensial.
Arus yang mengalir melalui sebagian besar konduktor berbanding lurus
dengan tegangan yang diberikan padanya. praktikum kali ini adalah hukum
ohm yang bertujuan untuk memahami hubungan antara tegangan dan kuat
arus yang mengalir pada suatu rangkaian.

Pada percobaan kali ini kita menggunakan sumber tegangan yang berbeda
yaitu di antaranya 1V, 2V, 4V, 6V, 8V, 10V, 12V, 14V, 16V, 18V, dan 20V.
Jadi, hal yang diperhatikan pada praktikum ini yaitu besarnya tegangan yang
diperoleh dari pengukuran menggunakan voltmeter dan besarnya kuat arus
yang diperoleh dari pengukuran menggunakan amperemeter. Setelah itu
membandingkan hasil pengukuran menggunakan alat dengan hasil
perhitungan menggunakan teori hukum ohm dengan persamaan 𝑉 = 𝐼. 𝑅 ,
dimana V adalah (Volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah hambatan (ohm).

Pada percobaan yang pertama berdasarkan pengukuran dengan alat dan


perhitungan dengan rumus untuk sumber tegangan sebesar 1V dengan
resistor sebesar 5 ohm, arus yang diperoleh dari pengukuran sebesar 0,20
A, dengan tegangan sebesar 0,98 V. Sedangkan ketika dihitung
menggunakan rumus hukum ohm, Resistor yang diperoleh sebesar 5 ohm,
tegangan yang didapat sebesar 1, dengan arus sebesar 0,20 A. Jadi, di antara

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


pengukuran dan perhitungan pada percobaan yang pertama hanya berbeda
pada bagian besar tegangan.

Pada percobaan yang kedua untuk sumber tegangan 2V,berdasarkan data


yang didapat, di antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan, yang berbeda
hanya pada bagian tegangan yaitu besar tegangan terukur sebesar 1,98 V dan
besar tegangan terhitung sebesar 2 V. Untuk yang lainya hasilnya sama,
dengan nilai arus 0,20A dan resistor sebesar 10 ohm.

Pada percobaan yang ketiga untuk sumber tegangan 4V,berdasarkan


pengukuran dan perhitungan yang didapat, di antara hasil pengukuran dan
hasil perhitungan, yang berbeda terdapat pada bagian tegangan dan resistor.
Dengan besar tegangan terukur sebesar 3,97V dan besar tegangan terhitung
sebesar 3,9 V, sedangkan besar resistor terukur sebesar 15 ohm dan resistor
terhitung sebesar 15,38 ohm . Untuk nilai arus nilainya sama yaitu sebesar
0,26A.

Pada percobaan yang keempat untuk sumber tegangan 6V,berdasarkan


pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori ohm, di antara hasil
pengukuran dan hasil perhitungan, yang berbeda hanya pada bagian
tegangan yaitu besar tegangan terukur sebesar 5,97 V dan besar tegangan
terhitung sebesar 6 V. Untuk yang lainya hasilnya sama, dengan nilai arus
0,30A dan resistor sebesar 20 ohm.

Pada percobaan yang kelima untuk sumber tegangan 8V,berdasarkan


pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori ohm, di antara hasil
pengukuran dan hasil perhitungan, yang berbeda hanya pada bagian
tegangan yaitu besar tegangan terukur sebesar 7,97 V dan besar tegangan
terhitung sebesar 8 V. Untuk yang lainya hasilnya sama, dengan nilai arus
0,32A dan resistor sebesar 25 ohm.

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


Pada percobaan yang keenam untuk sumber tegangan 10V,berdasarkan
pengukuran dan perhitungan yang didapat, di antara hasil pengukuran dan
hasil perhitungan, yang berbeda terdapat pada bagian tegangan dan resistor.
Dengan besar tegangan terukur sebesar 9,97V dan besar tegangan terhitung
sebesar 9,9 V, sedangkan besar resistor terukur sebesar 30 ohm dan resistor
terhitung sebesar 30,3 ohm . Untuk nilai arus nilainya sama yaitu sebesar
0,33A.

Pada percobaan yang ketujuh untuk sumber tegangan 12V, berdasarkan


pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori ohm, di antara hasil
pengukuran dan hasil perhitungan, yang berbeda hanya pada bagian resistor
yaitu besar resistor terukur sebesar 35 V dan besar resistor terhitung sebesar
35,29 V, untuk yang lainya hasilnya sama.

Pada percobaan yang kedelapan untuk sumber tegangan 14V, berdasarkan


pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori ohm, hasil pengukuran
dan hasil perhitungan arus, resistor dan tegangan bernilai sama.
Pada percobaan yang kesembilan untuk sumber tegangan 16V,berdasarkan
pengukuran dan perhitungan yang didapat, di antara hasil pengukuran dan
hasil perhitungan, yang berbeda terdapat pada bagian tegangan dan resistor.
Dengan besar tegangan terukur sebesar 16V dan besar tegangan terhitung
sebesar 15,75 V, sedangkan besar resistor terukur sebesar 45 ohm dan resistor
terhitung sebesar 45,71ohm.

Pada percobaan yang kesepuluh untuk sumber tegangan 18V, berdasarkan


pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori ohm, hasil pengukuran
dan hasil perhitungan arus, resistor dan tegangan bernilai sama.

Pada percobaan yang terakhir untuk sumber tegangan 20V,berdasarkan


pengukuran dan perhitungan yang didapat, di antara hasil pengukuran dan
hasil perhitungan, yang berbeda terdapat pada bagian tegangan dan resistor.
Dengan besar tegangan terukur sebesar 20V dan besar tegangan terhitung

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


sebesar 19,8 V, sedangkan besar resistor terukur sebesar 55 ohm dan resistor
terhitung sebesar 55,55ohm.

Dari nilai hambatan, Arus dan tegangan yang didapat dari 11 percobaan
menunjukkan hasil dari pengukuran dengan alat dan perhitungan dengan teori
menunjukkan hasil yang tidak berbeda jauh, bahkan ada 2 percobaan yang
hasilnya sama. Nilai hambatan, arus dan tegangan yang diperoleh kesamaan
tidak mencapai 100%. Nilai hambatan biasanya konstan tetapi pada
percobaan ada beberapa yang berbeda, hal itu mungkin disebabkan oleh
kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan atau dalam membaca
amperemeter dan voltmeter.

Dari hasil yang didapat dari percobaan, maka dapat dinyatakan bahwasanya
tegangan pada konduktor berbanding lurus dengan arus yang mengalir
melaluinya, jadi semakin besar tegangan maka kuat arus juga akan semakin
besar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hubungan tegangan dan arus di
mana kurvanya menanjak ke sebelah kanan. Dari percobaan hukum ohm ini
maka dapat dikatakan hipotesis yang dibuat terbukti benar.

Grafik hubungan V dengan I pada setiap nilai hambatan dapat digambarkan


sebagai berikut .

Keterangan grafik :
Garis hijau = Hubungan
V dan I terhitung
Garis merah =Hubungan
V terukur

Gambar 4.2 grafik hubungan V dan I

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


𝑉
𝑉∞𝐼 =𝑅
𝐼
Keterangan :
V = Tegangan/Beda potensial (Volt)
I =Arus listrik (Ampere)
R= Resistor/hambatan listrik (ohm)

Pada grafik diatas nilai resistor masing-masing hubungan V dan I terukur


yang dimisalkan dengan titik merah dari bawah ke atas berturut dalam satuan
ohm yaitu 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 dan 55. Sedangkan nilai resistor
masing-masing hubungan V dan I terhitung yang dimisalkan dengan titik
hijau dari bawah keatas berturut-turut dalam satuan ohm yaitu 5, 10, 15,38,
20, 25, 30,3, 35,29, 40, 45,71, 50 dan 55. Perbedaan nilai resistor terhitung
dan terukur bisa disebabkan oleh alat yang digunakan untuk mengukur
tersebut. Karena alat tersebut memiliki nilai toleransi.

Grafik diatas yang diperoleh dari 11 percobaan sudah sesuai dengan konsep
hukum ohm, Semakin besar tegangan maka kuat arus juga akan semakin
besar. Tetapi grafik tersebut tidak linear disebabkan karena nilai pada
tegangan atau arus yang diukur menggunakan alat memiliki nilai toleransi.

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum tentang hukum ohm dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
a. Menurut hukum Ohm, tegangan atau beda potensial antara dua lokasi
sebanding dengan arus listrik yang mengalir melalui resistansi, dan
resistansi rangkaian sebanding dengan arus atau listrik yang mengalir
melalui resistansi.
b. Menghitung atau mencari sebuah tegangan dan arus yang belum diketahui
dari sebuah rangkaian yaitu dengan menggunakan teori hukum ohm.
Untuk menentukan suatu tegangan, maka dapat menggunakan rumus
𝑉 = 𝐼. 𝑅, Selanjutnya untuk menentukan suatu arus, maka menggunakan
𝑉
rumus 𝐼 = , di mana V adalah Tegangan (Volt), I adalah kuat arus
𝑅

(Ampere) dan R adalah resistor atau hambatan (ohm).


c. Mengukur suatu tahanan pada rangkaian bisa menggunakan alat
pengukur bernama multimeter. Tetapi jika menentukan tahanan yang
belum diketahui nilainya dengan menerapkan hukum ohm yaitu bisa
𝑉
menggunakan rumus 𝑅= , di mana R adalah hambatan, V adalah
𝐼

tegangan dan I adalah kuat arus. Untuk melakukan pengujian maka


diperlukan alat untuk mengukur tahanan kemudian dibandingkan dengan
hasil dari perhitungan menggunakan rumus diatas.

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023


DAFTAR PUSTAKA

Universitas singaperbangsa karawang. (2023). Modul praktikum fisika listrik gelombang


dan cahaya. Karawang: Prodi teknik elektro Fakultas Teknik universitas singaperbangsa
karawang.

ohm's law. Diakses pada tanggal 27 mei 2023 dari https://byjus.com/physics/ohms-law/

Hidayati, Yestri. (2012). laporan praktikum fisika dasar II "Hukum ohm". Bengkulu:
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan MIPA Universitas bengkulu.

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023 15


LAMPIRAN

a. Dokumentasi percobaan pengukuran satu resistor

Gambar 1. Percobaan pengukuran satu resistor


b. Dokumentasi penyusunan laporan praktikum

Gambar 2. Penyusunan laporan praktikum

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023 16


c. Dokumentasi penyusunan rangkaian pada proteus

Gambar 3. Penyusunan rangkaian pada proteus

Praktikum Fisika Listrik, Gelombang, dan Cahaya 2023 17

Anda mungkin juga menyukai