KUMPARAN INDUKSI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika Dasar III
yang dibimbing oleh Nugroho Adi Pramono, S.Si., M.Sc.
Disusun oleh:
Offering AB
Kelompok 3
Ikhfan Prayoga 220321600740
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat:
1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri listrik bolak-balik (AC).
2. Menentukan reaktansi induktif diri sebuah kumparan.
3. Menentukan induktansi diri suatu kumparan.
B. DASAR TEORI
Faraday melakukan percobaan terhadap loop kawat yang dihubungkan pada
amperemeter dan didekati oleh magnet, maka akan terdapat pembacaan nilai arus
pada amperemeter, yang mengindikasikan bahwa terdapat arus dalam rangkaian
loop kawat tersebut. Begitu juga ketika magnet dijauhkan, maka juga terdapat
pembacaan nilai arus pada amperemeter. Namun, jika magnet tersebut didiamkan
atau tidak digerakkan, tidak terdapat pembacaan nilai arus pada amperemeter (arus
bernilai nol). Maka Faraday, menyimpulkan bahwa arus listrik dapat diinduksi
dalam suatu loop oleh perubahan medan magnet (Serway, 2014). Secara matematis,
Hukum Faraday dapat dituliskan:
𝑑𝜙𝐵
𝜀𝑖𝑛𝑑 = − dengan 𝜙 = 𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑑𝑡
𝑑
𝜀𝑖𝑛𝑑 = − (𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑑𝑡
𝑑𝜙𝐵 𝑑
𝜀𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 = 𝜀𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 (𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Dengan:
N = jumlah lilitan
1.
Gambar 2. Kumparan
2.
Gambar 3. Amperemeter AC
3.
Gambar 4. Voltmeter AC
4.
Gambar 5. Kabel
D. SKEMA PERCOBAAN
Rangkaian Seri
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun peralatan seperti rangkaian pada gambar 6.
2. Memvariasikan besar tegangan V pada voltmeter AC, lalu menentukan besar
arus (I) yang pada amperemeter AC.
3. Mengulangi langkah 2 sebanyak 5 kali.
4. Mencatat hasil V dan I ke dalam tabel data percobaan.
5. Menentukan Resistansi kumparan dengan wheatstone bridge.
6. Mengukur frekuensi sumber tegangan AC dengan frekuensi meter
7. Menyusun peralatan seperti rangkaian pada gambar 7.
8. Mengulangi langkah 2-4.
F. DATA PERCOBAAN
NST Voltmeter : 0,5 V Δ Voltmeter : 0,25 V
NST Amperemeter : 0,2 A Δ Amperemeter : 0,1 A
Resistensi Kumparan Dengan Wheatstone Bridge
Resistensi Kumparan: 0,1 Ω
G. ANALISIS DATA
I. Metode Analisis
Dalam percobaan kumparan induksi menggunakan metode ralat kuadrat
terkecil dan ralat grafik untuk menganalisis hubungan antara tegangan (v) dan
kuat arus (i), dengan rumus sebagai berikut:
Mencari Nilai 𝑺𝒀
Nilai 𝒂
⃗
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗ = 𝑆𝑦√
𝑆𝑎
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
Ralat Relatif
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎
Nilai ⃗𝒃
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2
𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
Ralat Relatif
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏
𝑧=𝑏
𝑋𝐿 = √𝑍 2 − 𝑅 2
𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3
𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2
No X Y XY 𝑿𝟐 𝒀𝟐
1. 1,0 0,6 0,6 1 0,36
2. 2,0 1,4 2,8 4 1,96
3. 3,0 2,0 6,0 9 4,00
4. 4,0 2,8 11,2 16 y7,84
5. 5,0 3,6 6,0 25 12,96
𝞢 15 10,4 18 55 27,12
Mencari nilai 𝑺𝒚
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑦 = 0,063246
Mencari nilai 𝒂
⃗
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) (∑ 𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
((10,4))(55) − (15)(18)
𝑎=
5(55) − (225)
𝑎 = −0,14
Mencari nilai 𝑺𝒂
⃗⃗⃗⃗⃗
∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
55
⃗⃗⃗⃗ = 0,063246√
𝑆𝑎
5(55) − (225)
⃗⃗⃗⃗ = 0,066332496
𝑆𝑎
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎
0,066332496
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
−0,14
𝑅𝑅 = 47% (2AP)
Jadi nilai 𝑎 adalah (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2AP)
⃗
Mencari nilai 𝒃
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2
5(18) − (15)(10,4)
𝑏⃗ =
5(55) − (225)
𝑏⃗ = 0,74
𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
5
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,063246√
5(55) − (225)
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,02
⃗⃗⃗⃗𝑏
𝑆
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏
0,02
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
0,74
𝑅𝑅 = 2,70% (3AP)
Jadi nilai b = 0,74 ± 0,02 Ω dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP)
Dengan persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 ± 𝑎, 𝑦 = −0,14 ± 0,74
Grafik Hubungan Antara Tegangan Arus (V) dengan Kuat Arus (I)
Hubungan V dan I
4
y = 0.74x - 0.14
3.5 R² = 0.9978
3
2.5
2
I
Series1
1.5
1 Linear (Series1)
0.5
0
1 2 3 4 5
V
2. Rangkaian Paralel
No X Y XY 𝑿𝟐 𝒀𝟐
1. 1,0 0,6 0,6 1 0,36
2. 2,0 1,4 2,8 4 1,96
3. 3,0 2,0 6,0 9 4,00
4. 4,0 2,8 11,2 16 y7,84
5. 5,0 3,6 6,0 25 12,96
𝞢 15 10,4 18 55 27,12
𝑆𝑦 = 0,063246
Mencari nilai 𝒂
⃗
(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) (∑ 𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
((10,4))(55) − (15)(18)
𝑎=
5(55) − (225)
𝑎 = −0,14
∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗ = 𝑆𝑦√
𝑆𝑎
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
55
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 0,063246√
5(55) − (225)
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 0,066332496
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎
0,066332496
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
−0,14
𝑅𝑅 = 47% (2AP)
Jadi nilai 𝑎 adalah (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2AP)
Mencari nilai ⃗𝒃
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2
5(18) − (15)(10,4)
𝑏⃗ =
5(55) − (225)
𝑏⃗ = 0,74
𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
5
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,063246√
5(55) − (225)
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,02
⃗⃗⃗⃗𝑏
𝑆
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏
0,02
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
0,74
𝑅𝑅 = 2,70% (3AP)
Jadi nilai b = 0,74 ± 0,02 Ω dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP)
Dengan persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 ± 𝑎, 𝑦 = −0,14 ± 0,74
Grafik Hubungan Antara Tegangan Arus (V) dengan Kuat Arus (I)
Hubungan V dan I
4
y = 0.74x - 0.14
3.5 R² = 0.9978
3
2.5
2
I
Series1
1.5
1 Linear (Series1)
0.5
0
1 2 3 4 5
V
𝑧=𝑏
𝑋𝐿 = √𝑍 2 − 𝑅 2
𝑋𝐿 = √(0,74)2 − (0,1)2
𝑋𝐿 = 0,733212
𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3
𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 )2
0,74 0,1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 0,02| + |− 1 . . 0,05|
3
(0,742 − 0,12 )2 (0,742 − 0,12 )2
𝑆𝑋𝐿 = 0157262
𝑆𝑋𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝑋𝐿
0157262
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,733212
𝑅𝑅 = 21% (2 𝐴𝑃)
Rangkaian Seri
z=b
XL = √Z 2 − R2
XL = √(0,74)2 − (0,1)2
XL = 0,733212
𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3
𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 )2
0,74 0,1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 0,02| + |− 1 . . 0,05|
3
(0,742 − 0,12 )2 (0,742 − 0,12 )2
𝑆𝑋𝐿 = 0,157262
𝑆𝑋𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝑋𝐿
0157262
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,733212
𝑅𝑅 = 21% (2 𝐴𝑃)
Jadi, nilai reaktansi induktif pada rangkaian seri adalah sebesar (0,73
± 0,16 Ω) dengan ralat relatif sebesar 21% (2 AP).
IV. Menentukan Induktansi Diri (L)
Rangkaian Seri
1
𝑏=
𝑅
1 1
𝑅= = = 1,3513513514𝛺
𝑏 0,74
𝑅
𝐿=
2𝜋𝑓
1,3513513514
𝐿=
2𝑥3,14𝑥50
𝐿 = 0,0043014849 𝐻
2
1 𝑅2
𝑆𝐿 = √| .− .𝑆 |
𝑛 − 2 2𝜋𝑓 𝑅
2
1 (0,74)2
𝑆𝐿 = √| .− . 0,02|
5 − 2 2. (3,14). (50)
𝑆𝐿 = 0,00007754354458
𝑆𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝐿
0,00007754354458
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,0043014849
𝑅𝑅 = 1,80% (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai induktansi diri pada rangkaian seri adalah sebesar (0,00430 ±
0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).
Rangkaian Paralel
1
𝑏=
𝑅
1 1
𝑅= = = 1,3513513514𝛺
𝑏 0,74
𝑅
𝐿=
2𝜋𝑓
1,3513513514
𝐿=
2𝑥3,14𝑥50
𝐿 = 0,0043014849 𝐻
2
1 𝑅2
𝑆𝐿 = √| .− .𝑆 |
𝑛 − 2 2𝜋𝑓 𝑅
2
1 (0,74)2
𝑆𝐿 = √| .− . 0,02|
5 − 2 2. (3,14). (50)
𝑆𝐿 = 0,00007754354458
𝑆𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝐿
0,00007754354458
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,0043014849
𝑅𝑅 = 1,80% (3 𝐴𝑃)
Jadi, nilai induktansi diri pada rangkaian seri adalah sebesar (0,00430 ±
0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).
H. PEMBAHASAN
Proses pengambilan data sebanyak lima kali dengan tegangan (v) sebagai
variabel kontrol dan nilai kuat arus (I) sebagai variabel terikat. Untuk nilai resistensi
kumparan diukur dengan jembatan wheatstone melalui arah jarum pada
galvanometer diperoleh nilai 0,1 ohm. Metode ralat kuadrat terkecil dan ralat grafik
digunakan untuk mencari hubungan tegangan (v) dan kuat arus (I) pada rangkaian
seri mendapatkan nilai a sebesar (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2
AP) nilai b sebesar (0,74 ± 0,02 Ω) dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP) dan
persamaan garis y = bx ± a mendapatkan y = (0,74x – 0,14) dengan 𝑅 2 = 0,01.
Untuk rangkaian paralel mendapatkan nilai a sebesar (-0,14 ± 0,07) dengan ralat
relatif sebesar 47% (2 AP), nilai b sebesar (0,74 ± 0,02 Ω) dengan ralat relatif
sebesar 2,70 % (3 AP) dan persamaan garis y = (0,74x – 0,14 ) dengan 𝑅 2 = 0,01.
Pada percobaan ini juga didapatkan grafik hubungan antara tegangan (V)
dan kuat arus (I). Dengan grafik linear, maka tegangan (v) dan kuat arus (i)
berbanding lurus. Apabila nilai (v) bertambah besar, maka nilai (I) akan bertambah
besar juga, begitupun sebaliknya. Keadaan yang disebabkan oleh arus (AC)
berpengaruh pada rangkaian dan hambatan sehingga ada reaktansi induktif dan
induktansi. Untuk mencari nilai induktansi diri dan reaktansi induktif kumparan
digunakan metode ralat rambat. Nilai reaktansi induktif yang didapat pada
rangkaian paralel adalah (0,73 ± 0,16 Ω) dengan ralat relatif sebesar 21%.
Sedangkan pada rangkaian seri nilai reaktansi induktifnya sebesar (0,73 ± 0,16 Ω)
dengan ralat relatif sebesar 21%.
Pada praktikum ini juga didapatkan nilai induktansi diri kumparan pada
rangkaian seri sebesar (0,00430 ± 0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80%
(3 AP). Sedangkan nilai induktansi diri kumparan pada rangkaian paralel adalah
sebesar (0,00430 ± 0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).
Pada percobaan ini, didapatkan nilai ralat atau penyimpangan yang cukup
besar. Hal tersebut juga bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kesalahan kita
sebagai praktikan atau orang yang melakukan praktikum tidak begitu teliti melihat
angka yang di tunjukkan oleh jarum pada alat ukur seperti voltmeter dan
amperemeter (kesalahan paralaks). Selain itu, bisa saja dari kesalahan alat tersebut
karena sudah lama ataupun karena sudah rusak. Saran untuk percobaan ini yaitu
lebih memahami lagi modul praktikum tentang kumparan induksi, lebih teliti dalam
membaca skala pada voltmeter dan amperemeter, serta lebih teliti lagi dalam
melakukan perhitungan data.
TUGAS
1. Bagaimana penjelasan Saudara tentang watak magnet kumparan ini?
Jawab: magnet kumparan ini dialiri arus AC, sehingga terdapat arus yang
berubah-ubah sejalan dengan waktu. Oleh karena itu, akan timbul perubahan
medan magnet yang akan menghasilkan arus induksi pada kumparan.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kumparan yang dialiri arus AC akan menghasilkan perubahan medan magnet yang
akan memunculkan arus ggl induksi karena terdapat perubahan medan magnet yang
berasal dari arah arus yang selalu berubah-ubah pada arus AC.
Berdasarkan praktikum ini juga dapat ditentukan nilai reaktansi induktif
yang mana, dimana reaktansi induktif merupakan perlawanan atau hambatan
rangkaian atas perubahan arus listrik karena adanya induktansi. Selain itu, pada
praktikum ini juga didapatkan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus pada
masing-masing rangkaian seri ataupun paralel. Grafik yang terbentuk adalah linear,
maka hubungan tegangan dan kuat arus adalah berbanding lurus.
Pada praktikum ini juga didapatkan nilai induktansi diri kumparan dari nilai
R dan f . Dimana nilai R adalah sama dengan nilai 1/b, dimana b adalah koefisien-
x pada metode grafik yang telah diketahui.
J. DAFTAR PUSTAKA
Dewi K. Gulo, Liefson J. (2014). Rancang Bangun Teslameter Dengan Metode
Induksi. Sleman: Universitas Kristen Immanuel.
Prastyaningrum, I., Sulistyaning K., Roseanne A. (2020). G-TECH Jurnal
Teknologi Terapan: Pengaruh Media Kit GGL Induksi Elektromagnetik
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep GGL Induksi. Malang:
Universitas Islam Raden Rahmat Malang.
Sahdinnur, M.R., Ishafit. (2014). Prosiding Mathematics and Sciences Forum:
Eksperimen Hukum Faraday untuk Memahami GGL Induksi dan Laju Fluks
Magnet dengan Metode Benda Jatuh Bebas. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan.
Serway,Jewett. (2014). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.
Ninth Edition. Boston: BROOKS/COLE Cengage Learning.
Tim Praktikum Fisika Dasar III. Modul Praktikum Fisika Dasar III. Malang:
Universitas Negeri Malang.
K. LAMPIRAN
1. Dokumentasi