Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR III

KUMPARAN INDUKSI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika Dasar III
yang dibimbing oleh Nugroho Adi Pramono, S.Si., M.Sc.

Disusun oleh:
Offering AB
Kelompok 3
Ikhfan Prayoga 220321600740

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
NOVEMBER 2023
PERCOBAAN KUMPARAN INDUKSI

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan dapat:
1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri listrik bolak-balik (AC).
2. Menentukan reaktansi induktif diri sebuah kumparan.
3. Menentukan induktansi diri suatu kumparan.

B. DASAR TEORI
Faraday melakukan percobaan terhadap loop kawat yang dihubungkan pada
amperemeter dan didekati oleh magnet, maka akan terdapat pembacaan nilai arus
pada amperemeter, yang mengindikasikan bahwa terdapat arus dalam rangkaian
loop kawat tersebut. Begitu juga ketika magnet dijauhkan, maka juga terdapat
pembacaan nilai arus pada amperemeter. Namun, jika magnet tersebut didiamkan
atau tidak digerakkan, tidak terdapat pembacaan nilai arus pada amperemeter (arus
bernilai nol). Maka Faraday, menyimpulkan bahwa arus listrik dapat diinduksi
dalam suatu loop oleh perubahan medan magnet (Serway, 2014). Secara matematis,
Hukum Faraday dapat dituliskan:
𝑑𝜙𝐵
𝜀𝑖𝑛𝑑 = − dengan 𝜙 = 𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑑𝑡

Dengan demikian, Hukum Faraday juga dapat dituliskan:

𝑑
𝜀𝑖𝑛𝑑 = − (𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑑𝑡

Sedangkan, besar GGL induksi pada kumparan dengan N lilitan adalah:

𝑑𝜙𝐵 𝑑
𝜀𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 = 𝜀𝑖𝑛𝑑 = −𝑁 (𝐵𝐴𝑐𝑜𝑠𝜃)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Dengan:

𝜀𝑖𝑛𝑑 = GGL Induksi (volt)

N = jumlah lilitan

𝑑𝜙𝐵 = perubahan fluks magnet (Weber)


B = medan magnet (Tesla)

A = luas bidang (𝑚2 ) (Prastyaningrum, 2020).

Gambar 1. Induktansi diri pada sebuah kumparan yang dialiri arus AC

Apabila kumparan dialiri arus bolak-balik (AC), ia akan menyebabkan


terjadinya perubahan arah arus secara periodik. Hal ini akan menghasilkan
perubahan medan magnet dalam kumparan tersebut. Sebagai hasilnya, akan terjadi
induksi elektromagnetik. Contoh penerapan induksi elektromagnetik adalah
generator AC. Metode induksi bekerja dengan mengukur fluks magnet, yang
merangkum gaya gerak listrik (GGL) terinduksi, di mana kekuatan medan dapat
diukur sepanjang jalur listrik yang melibatkan perubahan arus. Ketika kawat
penghantar digerakkan ke arah medan magnet, ggl induksi dibuat (Dewi K. Gulo,
2014).
Menurut Faraday, GGL yang diinduksi dalam sebuah kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnet yang ditangkap oleh kumparan. Ini berarti
semakin cepat fluks berubah, semakin besar ggl induksi (Fadhilah I, 2022).
Jika suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri listrik AC, maka yang
berpengaruh pada rangkaian tersebut tidak hanya hambatan ohmik tetapi juga
hambatan yang muncul dari kumparan (reaktansi induktif). Nilai reaktansi induktif
bergantung pada besarnya induksi kumparan diri kumparan. Reaktansi suatu
induktor/kumparan, banyak difungsikan pada rangkaian-rangkaian elektronik (Tim
Praktikum Fisika Dasar 3, 2023).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan watak lampu pijar adalah
sebagai berikut:

No. Alat dan bahan

1.

Gambar 2. Kumparan

2.

Gambar 3. Amperemeter AC

3.

Gambar 4. Voltmeter AC
4.

Gambar 5. Power supply

Gambar 5. Kabel

Tabel 1. Alat dan Bahan.

D. SKEMA PERCOBAAN
 Rangkaian Seri

Gambar 6. Skema percobaan


 Rangkaian Paralel

Gambar 7. Skema percobaan

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyusun peralatan seperti rangkaian pada gambar 6.
2. Memvariasikan besar tegangan V pada voltmeter AC, lalu menentukan besar
arus (I) yang pada amperemeter AC.
3. Mengulangi langkah 2 sebanyak 5 kali.
4. Mencatat hasil V dan I ke dalam tabel data percobaan.
5. Menentukan Resistansi kumparan dengan wheatstone bridge.
6. Mengukur frekuensi sumber tegangan AC dengan frekuensi meter
7. Menyusun peralatan seperti rangkaian pada gambar 7.
8. Mengulangi langkah 2-4.

F. DATA PERCOBAAN
NST Voltmeter : 0,5 V Δ Voltmeter : 0,25 V
NST Amperemeter : 0,2 A Δ Amperemeter : 0,1 A
Resistensi Kumparan Dengan Wheatstone Bridge
Resistensi Kumparan: 0,1 Ω

1. Rangkaian Seri Penentu Induksi Diri Kumparan (L)


No V I
1. 1,0 ± 0,5 0,6 ± 0,2
2. 2,0 ± 0,5 1,4 ± 0,2
3. 3,0 ± 0,5 2,0 ± 0,2
4. 4,0 ± 0,5 2,8 ± 0,2
5. 5,0 ± 0,5 3,6 ± 0,2
Tabel 2. Data hasil percobaan rangkaian seri

2. Rangkaian Paralel Penentu Induksi Diri Kumparan (L)


No V I
1. 1,5 ± 0,5 0,6 ± 0,2
2. 2,0 ± 0,5 1,4 ± 0,2
3. 2,5 ± 0,5 2,0 ± 0,2
4. 3,0 ± 0,5 2,8 ± 0,2
5. 3,5 ± 0,5 3,6 ± 0,2
Tabel 3. Data hasil percobaan rangkaian paralel

G. ANALISIS DATA
I. Metode Analisis
Dalam percobaan kumparan induksi menggunakan metode ralat kuadrat
terkecil dan ralat grafik untuk menganalisis hubungan antara tegangan (v) dan
kuat arus (i), dengan rumus sebagai berikut:
 Mencari Nilai 𝑺𝒀

1 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑ 𝑦 2 |
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

 Nilai 𝒂

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗ = 𝑆𝑦√
𝑆𝑎
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

 Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎

 Nilai ⃗𝒃

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2

𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

 Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏

Persamaan Grafik 𝑦 = ⃗⃗⃗⃗


𝑏𝑥 ± 𝑎

Untuk menemukan nlai reaktansi induktif dengan metode ralat rambat,


dengan rumus:

𝑧=𝑏

𝑋𝐿 = √𝑍 2 − 𝑅 2

𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3
𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3

1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3

𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2

II. Sajian Hasil


1. Rangkaian Seri

No X Y XY 𝑿𝟐 𝒀𝟐
1. 1,0 0,6 0,6 1 0,36
2. 2,0 1,4 2,8 4 1,96
3. 3,0 2,0 6,0 9 4,00
4. 4,0 2,8 11,2 16 y7,84
5. 5,0 3,6 6,0 25 12,96

𝞢 15 10,4 18 55 27,12

𝚺𝟐 225 108,16 1489,96 3025 735,4944

 Mencari nilai 𝑺𝒚
⃗⃗⃗⃗⃗

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑ 𝑦 2 |
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

1 (55)(108,16) − 2(15)(18)(10,4) + 5(1489,96)


𝑆𝑦 = √ |27,12|
5−2 5(55) − (225)

𝑆𝑦 = 0,063246

 Mencari nilai 𝒂

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) (∑ 𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

((10,4))(55) − (15)(18)
𝑎=
5(55) − (225)

𝑎 = −0,14

 Mencari nilai 𝑺𝒂
⃗⃗⃗⃗⃗

∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

55
⃗⃗⃗⃗ = 0,063246√
𝑆𝑎
5(55) − (225)

⃗⃗⃗⃗ = 0,066332496
𝑆𝑎

 Mencari Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎

0,066332496
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
−0,14

𝑅𝑅 = 47% (2AP)

Jadi nilai 𝑎 adalah (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2AP)


 Mencari nilai 𝒃

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2
5(18) − (15)(10,4)
𝑏⃗ =
5(55) − (225)

𝑏⃗ = 0,74

 Mencari nilai ⃗⃗⃗⃗⃗


𝑺𝒃

𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

5
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,063246√
5(55) − (225)

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,02

 Mencari Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗𝑏
𝑆
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏

0,02
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
0,74

𝑅𝑅 = 2,70% (3AP)

Jadi nilai b = 0,74 ± 0,02 Ω dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP)
Dengan persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 ± 𝑎, 𝑦 = −0,14 ± 0,74

 Grafik Hubungan Antara Tegangan Arus (V) dengan Kuat Arus (I)
Hubungan V dan I
4
y = 0.74x - 0.14
3.5 R² = 0.9978
3
2.5
2
I
Series1
1.5
1 Linear (Series1)
0.5
0
1 2 3 4 5
V

Grafik 1. Hubungan Tegangan V dan Kuat Arus I pada Rangkaian Seri

2. Rangkaian Paralel

No X Y XY 𝑿𝟐 𝒀𝟐
1. 1,0 0,6 0,6 1 0,36
2. 2,0 1,4 2,8 4 1,96
3. 3,0 2,0 6,0 9 4,00
4. 4,0 2,8 11,2 16 y7,84
5. 5,0 3,6 6,0 25 12,96

𝞢 15 10,4 18 55 27,12

𝚺𝟐 225 108,16 1489,96 3025 735,4944

 Mencari nilai ⃗⃗⃗⃗⃗


𝑺𝒚

1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |∑ 𝑦 2 |
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

1 (55)(108,16) − 2(15)(18)(10,4) + 5(1489,96)


𝑆𝑦 = √ |27,12|
5−2 5(55) − (225)

𝑆𝑦 = 0,063246

 Mencari nilai 𝒂

(∑ 𝑦)(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥) (∑ 𝑥𝑦)
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

((10,4))(55) − (15)(18)
𝑎=
5(55) − (225)

𝑎 = −0,14

 Mencari nilai ⃗⃗⃗⃗⃗


𝑺𝒂

∑ 𝑥2
⃗⃗⃗⃗ = 𝑆𝑦√
𝑆𝑎
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

55
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 0,063246√
5(55) − (225)

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎 = 0,066332496

 Mencari Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑎
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑎

0,066332496
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
−0,14

𝑅𝑅 = 47% (2AP)

Jadi nilai 𝑎 adalah (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2AP)

 Mencari nilai ⃗𝒃

𝑛(∑ 𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏⃗ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (𝑥)2
5(18) − (15)(10,4)
𝑏⃗ =
5(55) − (225)

𝑏⃗ = 0,74

 Mencari nilai ⃗⃗⃗⃗⃗


𝑺𝒃

𝑛
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦√
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

5
⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,063246√
5(55) − (225)

⃗⃗⃗⃗
𝑆𝑏 = 0,02

 Mencari Ralat Relatif

⃗⃗⃗⃗𝑏
𝑆
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
𝑏

0,02
𝑅𝑅 = | | 𝑥 100%
0,74

𝑅𝑅 = 2,70% (3AP)

Jadi nilai b = 0,74 ± 0,02 Ω dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP)
Dengan persamaan garis 𝑦 = 𝑏𝑥 ± 𝑎, 𝑦 = −0,14 ± 0,74

 Grafik Hubungan Antara Tegangan Arus (V) dengan Kuat Arus (I)
Hubungan V dan I
4
y = 0.74x - 0.14
3.5 R² = 0.9978
3
2.5
2
I
Series1
1.5
1 Linear (Series1)
0.5
0
1 2 3 4 5
V

Grafik 2. Hubungan Tegangan V dan Kuat Arus I pada Rangkaian Paralel

III. Menentukan nilai reaktansi induktif (𝑿𝑳 )


 Rangkaian Paralel

𝑧=𝑏

𝑋𝐿 = √𝑍 2 − 𝑅 2

𝑋𝐿 = √(0,74)2 − (0,1)2

𝑋𝐿 = 0,733212

𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3

𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3

1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3

𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 )2
0,74 0,1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 0,02| + |− 1 . . 0,05|
3
(0,742 − 0,12 )2 (0,742 − 0,12 )2

𝑆𝑋𝐿 = 0157262

𝑆𝑋𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝑋𝐿

0157262
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,733212

𝑅𝑅 = 21% (2 𝐴𝑃)

Jadi, nilai reaktansi induktif pada rangkaian paralel adalah sebesar


(0,73 ± 0,16 Ω) dengan ralat relatif sebesar 21% (2 AP).

 Rangkaian Seri
z=b

XL = √Z 2 − R2

XL = √(0,74)2 − (0,1)2
XL = 0,733212

𝜕𝑋𝐿 𝜕𝑥𝐿 2
𝑆𝑋𝐿 = √| . 𝑆𝑍 | + | . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3

𝜕√𝑥 2 − 𝑅 2 𝜕√𝑧 2 − 𝑅 2 2
𝑆𝑋𝐿 = |√ . 𝑆𝑧| + |√ . . ΔR|
𝜕𝑧 𝜕𝑅 3

1 −1 1 −1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 2𝑍 (𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 .𝑆𝑍 | + |− . 2𝑅(𝑍 2 − 𝑅 2 ) 2 . . ΔR|
2 2 3
𝑍 𝑅 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 𝑆𝑍 | + |− 1 . . ΔR|
3
(𝑍 2 − 𝑅 2 )2 (𝑍 2 − 𝑅 2 )2

0,74 0,1 2
𝑆𝑋𝐿 = √| 1 . 0,02| + |− 1 . . 0,05|
3
(0,742 − 0,12 )2 (0,742 − 0,12 )2

𝑆𝑋𝐿 = 0,157262
𝑆𝑋𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝑋𝐿

0157262
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,733212

𝑅𝑅 = 21% (2 𝐴𝑃)

Jadi, nilai reaktansi induktif pada rangkaian seri adalah sebesar (0,73
± 0,16 Ω) dengan ralat relatif sebesar 21% (2 AP).
IV. Menentukan Induktansi Diri (L)
 Rangkaian Seri
1
𝑏=
𝑅
1 1
𝑅= = = 1,3513513514𝛺
𝑏 0,74
𝑅
𝐿=
2𝜋𝑓
1,3513513514
𝐿=
2𝑥3,14𝑥50
𝐿 = 0,0043014849 𝐻

2
1 𝑅2
𝑆𝐿 = √| .− .𝑆 |
𝑛 − 2 2𝜋𝑓 𝑅
2
1 (0,74)2
𝑆𝐿 = √| .− . 0,02|
5 − 2 2. (3,14). (50)

𝑆𝐿 = 0,00007754354458
𝑆𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝐿

0,00007754354458
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,0043014849

𝑅𝑅 = 1,80% (3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai induktansi diri pada rangkaian seri adalah sebesar (0,00430 ±
0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).
 Rangkaian Paralel
1
𝑏=
𝑅
1 1
𝑅= = = 1,3513513514𝛺
𝑏 0,74
𝑅
𝐿=
2𝜋𝑓
1,3513513514
𝐿=
2𝑥3,14𝑥50
𝐿 = 0,0043014849 𝐻

2
1 𝑅2
𝑆𝐿 = √| .− .𝑆 |
𝑛 − 2 2𝜋𝑓 𝑅

2
1 (0,74)2
𝑆𝐿 = √| .− . 0,02|
5 − 2 2. (3,14). (50)

𝑆𝐿 = 0,00007754354458
𝑆𝐿
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
𝐿

0,00007754354458
𝑅𝑅 = | | 𝑥100%
0,0043014849
𝑅𝑅 = 1,80% (3 𝐴𝑃)

Jadi, nilai induktansi diri pada rangkaian seri adalah sebesar (0,00430 ±
0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).

H. PEMBAHASAN

Pada percobaan kumparan induksi ini mempunyai keterkaitan dengan


hukum faraday dimana medan magnet konstan tidak akan menghasilkan arus dalam
kumparan, tetapi medan magnet yang berubah bisa menghasilkan arus. Arus ini
disebut arus induksi. Maxwell merumuskan persamaan matematis hubungan antara
perubahan fluks magnet dan gaya gerak listrik yang ditemukan oleh Faraday.
Persamaan ini disebut hukum Induksi Faraday .

Proses pengambilan data sebanyak lima kali dengan tegangan (v) sebagai
variabel kontrol dan nilai kuat arus (I) sebagai variabel terikat. Untuk nilai resistensi
kumparan diukur dengan jembatan wheatstone melalui arah jarum pada
galvanometer diperoleh nilai 0,1 ohm. Metode ralat kuadrat terkecil dan ralat grafik
digunakan untuk mencari hubungan tegangan (v) dan kuat arus (I) pada rangkaian
seri mendapatkan nilai a sebesar (-0,14 ± 0,07) dengan ralat relatif sebesar 47% (2
AP) nilai b sebesar (0,74 ± 0,02 Ω) dengan ralat relatif sebesar 2,70 % (3 AP) dan
persamaan garis y = bx ± a mendapatkan y = (0,74x – 0,14) dengan 𝑅 2 = 0,01.
Untuk rangkaian paralel mendapatkan nilai a sebesar (-0,14 ± 0,07) dengan ralat
relatif sebesar 47% (2 AP), nilai b sebesar (0,74 ± 0,02 Ω) dengan ralat relatif
sebesar 2,70 % (3 AP) dan persamaan garis y = (0,74x – 0,14 ) dengan 𝑅 2 = 0,01.

Pada percobaan ini juga didapatkan grafik hubungan antara tegangan (V)
dan kuat arus (I). Dengan grafik linear, maka tegangan (v) dan kuat arus (i)
berbanding lurus. Apabila nilai (v) bertambah besar, maka nilai (I) akan bertambah
besar juga, begitupun sebaliknya. Keadaan yang disebabkan oleh arus (AC)
berpengaruh pada rangkaian dan hambatan sehingga ada reaktansi induktif dan
induktansi. Untuk mencari nilai induktansi diri dan reaktansi induktif kumparan
digunakan metode ralat rambat. Nilai reaktansi induktif yang didapat pada
rangkaian paralel adalah (0,73 ± 0,16 Ω) dengan ralat relatif sebesar 21%.
Sedangkan pada rangkaian seri nilai reaktansi induktifnya sebesar (0,73 ± 0,16 Ω)
dengan ralat relatif sebesar 21%.

Pada praktikum ini juga didapatkan nilai induktansi diri kumparan pada
rangkaian seri sebesar (0,00430 ± 0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80%
(3 AP). Sedangkan nilai induktansi diri kumparan pada rangkaian paralel adalah
sebesar (0,00430 ± 0,00008 H) dengan ralat relatif sebesar 1,80% (3 AP).

Pada percobaan ini, didapatkan nilai ralat atau penyimpangan yang cukup
besar. Hal tersebut juga bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kesalahan kita
sebagai praktikan atau orang yang melakukan praktikum tidak begitu teliti melihat
angka yang di tunjukkan oleh jarum pada alat ukur seperti voltmeter dan
amperemeter (kesalahan paralaks). Selain itu, bisa saja dari kesalahan alat tersebut
karena sudah lama ataupun karena sudah rusak. Saran untuk percobaan ini yaitu
lebih memahami lagi modul praktikum tentang kumparan induksi, lebih teliti dalam
membaca skala pada voltmeter dan amperemeter, serta lebih teliti lagi dalam
melakukan perhitungan data.

TUGAS
1. Bagaimana penjelasan Saudara tentang watak magnet kumparan ini?

Jawab: magnet kumparan ini dialiri arus AC, sehingga terdapat arus yang
berubah-ubah sejalan dengan waktu. Oleh karena itu, akan timbul perubahan
medan magnet yang akan menghasilkan arus induksi pada kumparan.

2. Bagaimana cara menentukan kutub-kutub magnet kumparan?


Jawab: menggunakan aturan tangan kanan, dimana ibu jari menunjuk arah arus
listrik yang mengalir melalui kumparan, jari telunjuk menunjuk kutub utara
kumparan sedangkan jari tengah menunjuk kutub selatan kumparan.
3. Bagaimana arah garis gaya magnet yang dibangkitkan oleh kumparan yang
dialiri listrik DC?
Jawab: Pada kumparan, arah garis gaya magnet mengitari setiap kawat
kumparan yang melingkar. Sehingga terakumulasi arah garis gaya magnet sesuai
sumbu kumparan (vertikal atau horizontal).
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kuat medan magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan yang dialiri listrik DC?
Jawab: Besar kuat medan magnet yang dibangkitkan oleh kumparan yang dialiri
listrik DC adalah jumlah lilitan kumparan, kuat arus, panjang kumparan,dan sifat
materi inti kumparan.
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai resistansi ohmik dari
kumparan/penghantar ?
Jawab: Nilai resistansi ohmik dari kumparan/penghantar dipengaruhi oleh
panjang penghantar, luas penampang penghantar, sifat materi penghantar dan
suhu.
6. Apakah kumparan yang dialiri listrik AC juga berwatak sebagai magnet?
Jelaskan!
Jawab: ya, kumparan yang dialiri listrik AC juga berwatak sebagai magnet.
Ketika arus listrik AC mengalir melalui kumparan, ia menciptakan medan
magnet yang berubah-ubah seiring dengan perubahan arah arusnya.
7. Apa reaktansi induktif itu?
Jawab: Reaktansi induktif adalah hambatan atau resistensi terhadap arus bolak-
balik (AC) yang disebabkan oleh induksi elektromagnetik dalam suatu rangkaian
induktif. Induktansi adalah sifat alami kumparan atau induktor untuk
menghasilkan tegangan induksi (emf) saat arus berubah.
8. Jelaskan proses munculnya reaktansi induktif !
Jawab: Saat arus yang mengalir pada kumparan berubah, akan mengakibatkan
perubahan medan magnet. Perubahan medan magnet menginduksi tegangan
listrik (emf) dalam kumparan. Induksi ini menghasilkan gaya gerak lsitrik yang
menciptakan tegangan potensial. Tegangan yang dihasilkan oleh induksi
elektromagnetik memiliki kecenderungan untuk menghasilkan reaksi yang
melawan arus yang menyebabkannya. Tegangan yang dihasilkan oleh induksi
elektromagnetik (reaktansi induktif) tertinggal 90˚ di belakang arus yang
menyebabkannya. Proses ini menyebabkan hambatan terhadap arus bolak-balik
(AC), dan konsep ini dinyatakan sebagai reaktansi induktif.
9. Apakah induksi diri dari sebuah kumparan itu? Jelaskan!
Jawab: Induksi diri dalam sebuah kumparan mengacu pada fenomena di mana
perubahan fluks magnetik, yang gilirannya menghasilkan tegangan induksi
(emf) dalam kumparan itu sendiri. Dalam konteks induksi diri, kumparan
bertindak sebagai induktor.
10. Bagaimana kaitan antara reaktansi induktif dengan koefisien induksi diri dari
sebuah kumparan?
Jawab: Reaktansi induktif (XL) dan koefisien induksi diri (L) dari sebuah
kumparan memiliki hubungan matematis melalui sebuah persamaan berikut:
𝑋𝐿 = 2. π. 𝑓. 𝐿
Dari persamaan tersebut dapat diketahui jika koefisien induksi diri (L)
meningkat, maka nilai Reaktansi induktif (XL) juga ikut meningkat.
11. Apakah yang dimaksud dengan V efektif ?
Jawab: Tegangan efektif adalah nilai tegangan AC yang setara dengan nilai
tegangan DC yang akan memberikan daya yang sama dalam resistor.
12. Apakah yang dimaksud dengan I efektif ?
Jawab: Arus efektif adalah nilai arus AC yang setara dengan nilai arus DC
yang akan memberikan daya yang sama dalam resistor.
13. Berapakah frekuensi f dari PLN dalam persamaan (6)?
Jawab: Besar frekuensi f dari PLN adalah sekitar 50 Hz
14. Turunkan persamaan (6).
Jawab:
𝑉𝑅 = 𝑉𝐿
𝐼𝑍𝑅 = 𝐼𝑍𝐿
𝐼. 𝑅 = 𝐼. 2𝜋𝑓𝐿
𝑅 = 2𝜋𝑓𝐿
𝑅
𝐿=
2𝜋𝑓

I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
kumparan yang dialiri arus AC akan menghasilkan perubahan medan magnet yang
akan memunculkan arus ggl induksi karena terdapat perubahan medan magnet yang
berasal dari arah arus yang selalu berubah-ubah pada arus AC.
Berdasarkan praktikum ini juga dapat ditentukan nilai reaktansi induktif
yang mana, dimana reaktansi induktif merupakan perlawanan atau hambatan
rangkaian atas perubahan arus listrik karena adanya induktansi. Selain itu, pada
praktikum ini juga didapatkan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus pada
masing-masing rangkaian seri ataupun paralel. Grafik yang terbentuk adalah linear,
maka hubungan tegangan dan kuat arus adalah berbanding lurus.
Pada praktikum ini juga didapatkan nilai induktansi diri kumparan dari nilai
R dan f . Dimana nilai R adalah sama dengan nilai 1/b, dimana b adalah koefisien-
x pada metode grafik yang telah diketahui.
J. DAFTAR PUSTAKA
Dewi K. Gulo, Liefson J. (2014). Rancang Bangun Teslameter Dengan Metode
Induksi. Sleman: Universitas Kristen Immanuel.
Prastyaningrum, I., Sulistyaning K., Roseanne A. (2020). G-TECH Jurnal
Teknologi Terapan: Pengaruh Media Kit GGL Induksi Elektromagnetik
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep GGL Induksi. Malang:
Universitas Islam Raden Rahmat Malang.
Sahdinnur, M.R., Ishafit. (2014). Prosiding Mathematics and Sciences Forum:
Eksperimen Hukum Faraday untuk Memahami GGL Induksi dan Laju Fluks
Magnet dengan Metode Benda Jatuh Bebas. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan.
Serway,Jewett. (2014). Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.
Ninth Edition. Boston: BROOKS/COLE Cengage Learning.
Tim Praktikum Fisika Dasar III. Modul Praktikum Fisika Dasar III. Malang:
Universitas Negeri Malang.
K. LAMPIRAN
1. Dokumentasi

Gambar 8. Dokumentasi Praktikum.

Gambar 9. Dokumentasi Praktikum.


2. Laporan Sementara

Gambar 10. Laporan Sementara


Gambar 11. Laporan Sementara.

Anda mungkin juga menyukai