E-mail: shofimaulida256@gmail.com
Dalam praktikum ini franck hertz didapat dari eksitasi sebuah atom dari tingkat energi dasar ke tingkat
energy di atasnya, yang mana dalam hal ini dapat mengakibatkan atom mengalami radiasi. Mekanisme
yang digunakan dalam dalam ekperimen ini adalah teori tumbukan atom dengan partikel lain, yang
menimbulkan lucutan listrik dalam gas bertekanan rendah, sehingga medan listrik yang mempercepat
electron dan ion atomik sampai energy kineticnya cukup untuk mengeksitensikan atom ketika terjadi
tumbukan.[1]. Dalam praktikum franck hertz pun memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mempelajari
tingkat energy diskrit dalam suatu atom dan menunjukkan tingkat energy eksitasi pada atom.
Pada tahun 1914 Franck dan Hetz menciptkan suatu alat yang dpaat digunakan untuk
mempelajari ionisasi electron yang dihasilkan dalam atom sebuah gas atau uap oleh electron yang
dipancarkan dari kawat panas melalui suatu proses emisi termionik. Electron ini lalu dipercepat di
dalam sebuah medan listrik sehingga energinya dapat diketahui. Dari gambar 1 terlihat perbedaan
potensial kecil Vo yang dipasang diantara kisi dan keeping pengumpul yang mana electron yang
mempunyai energy lebih besar dari harga minimum dapat digunakan saat arus I melalui amperemeter.
Saat potensial bertambah electron yang terdapat pada keeping bertambah, yang mana electronnya
hanya tepental dalam arah yang berbeda dengan arah datangnya. Hal ini terjadi karena atom lebih
massif dari electron, atom tidak kehilangan energy dalam proses tersebut. Setelah energy kritis
tercapai, arus akan menurun secara tiba-tiba dan naik kembali. Ini bermakna bahwa electron yang
bertumbukan dengan atom akan kehilangan energy kinetik secara total atau sebagian untuk
menegeksitasi atom ke tingkat energy yang lebih tinggi [2]
Dalam percobaan ini terdapat dua mekanisme eksitasi electron dari tingkat dasar ke tingkat yang
lebih tinggi yang mana akan memancarkan radiasi dan menimbulkan spectrum, yang mana dalam hal
ini juga akan mengalami berkurangny energy kinetic. Yang kedua yaitu lucutan listrik dalam gas yang
bertekanan rendah yang akan menimbulkan medan listrik yang mempercepat electron.
Proses tersebut menyatakan bahwa electron yang berkurang energinya dari harga minimum maka akan
menimbulkan arus. Saat electron bertambah dan tegangan bertambah maka menyebabkan arus naik.
Franck dan Hertz menembaki uap berbagai unsur dengan elektron yang energinya diketahui dengan
rangkaian eksperimen pada gambar 1. Perbedaan potensial Vo dipasang di antara kisi dan keeping
pengumpul, sehingga setiap electron yang mempunyai energy yang lebih besar dari harga minimum
maka akan kehilangan energy yang mana dapat berkontribusi pada arus I yang melalui amperemeter.
Kemampuan electron untuk melewati grid dan mencapai anoda dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
potensial pemercepat, potensial perlawanan dan keadaan tumbukan antara molekul-molekul gas dalam
tabung [3]
2. Metode
Metode Pelaksanaan
Mula-mula mengatur switch power (1) pada posisi off, switch (9) pada posisi manu, switch (10)
pada posisi internal, dan switch (11) pada posisi meter. Kemudian memutar semua tombol pada posisi
minimum. Setelah itu menghubungkan input dengan tegangan 220 Volt, kemudian mengatur jarum
amperemeter pada posisi nol dengan menggunakan tombol zero (7). Lalu mengatur tombol gain pada
posisi garis penunjuk mengarah ke atas. Lantas memutar tombol G2-K (5) searah jarum jam sampai
voltmeter menunjuk kira-kira 30 Volt. Lalu memutar tombol pemanas (2) sampai garis penunjuk
mengarah ke atas dan tunggu kira-kira 1-2 menit. Kemudian memutar tombol G1-K (3) sampai
amperemeter menunjukkan adanya arus dan putar tombol G2-P (4) sampai menunjukkan adanya
pengaruh pada jarum amperemeter. Setelah itu mengatur G1-K (3) dan G2-P (4) sedemikian sehingga
bila G2-K (5) diputar ke arah maksimum amperemeter tidak melebihi batas maksimum. Kemudian
mengatur tombol zero (7) agar menunjuk nol pada saat G2-K minimum (nol). Dari harga nol,
memperbesar V dengan memutar G2-K (5) sedikit demi sedikit yang akan diikuti oleh bertambah
besarnya arus yang ditunjukkan oleh jarum amperemeter. Pada posisi harga V tertentu harga i akan turun
drastis kemudian bertambah besar lagi. Lalu mencari keadaan penurunan i ini sebanyak 3-4 kali untuk
proses perubahan V dari harga nol sampai maksimum. Apabila keadaan di atas sudah didapat, dilanjut
dengan meminimumkan tombol G2-K (5), kemudian mengubah switch (9) pada posisi auto. Selanjutnya
memaksimumkan tombol G2-K (5), lalu meminimumkan tombol G2-K (5) dan mengubah switch (9)
pada posisi manu kembali. Kemudian melakukan secara manual pengukuran V dan I dengan memutar
tombol G2-K (5) sedikit demi sedikit. Lalu melakukan pelaksanaan 5-9 dengan mengatur tombol G1-K
(3) dan G2-P (4) yang berbeda.
Gambar 2. Keterangan tombol
Metode analisis
Pada percobaan ini, analisis data yang dipakai adalah metode grafik untuk menampilkan
hubungan antara tegangan dan arus kolektor. Selain itu, pada percobaan ini juga menggunakan ralat
mutlak dan ralat relatif untuk menentukan standar deviasi serta besarnya ketidakpastian (ralat) panjang
gelombang atom hasil pengukuran.
2
Sλ
Sλ=
√|−hc 2 1
eV 3 2
2 |
. . nst dan R λ =
λ
(1)
Arus yang terbaca pada amperemeter bersifat fluktuatif. Tegangan eksitasi yang besarnya
diketahui, dapat digunakan untuk menghitung energi eksitasi serta panjang gelombang yang dinyatakan
dalam persamaan berikut :
hc hc
E=eV , λ= atau λ= (2)
eV E
Hasil
Data Percobaan
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
No. V I Imin/ No. V I Imin/ No. V I Imin/
(Volt) (Ampere) Imax (Volt) (Ampere) Imax (Volt) (Ampere) Imax
1. 2 0 1. 2 2 1. 2 2
2. 4 2 2. 4 4 2. 4 6
3. 6 4 3. 6 8 3. 6 8
4. 8 4 4. 8 10 4. 8 12
5. 10 6 5. 10 12 5. 10 16
6. 12 10 6. 12 16 6. 12 20
7. 14 14 7. 14 20 7. 14 22
8. 16 18 8. 16 26 8. 16 26
9. 18 20 9. 18 32 9. 18 34
10. 20 24 * 10. 20 36 * 10. 20 28
11. 22 22 11. 22 34 11. 22 40
12. 24 20 12. 24 34 12. 24 36
13. 26 20 13. 26 34 13. 26 36
14. 28 20 14. 28 34 14. 28 38
15. 30 30 15. 30 34 ** 15. 30 40
16. 32 34 16. 32 42 16. 32 42
17. 34 38 17. 34 50 17. 34 52
18. 36 46 18. 36 58 18. 36 62
19. 38 46 * 19. 38 62 * 19. 38 64 *
20. 40 40 20. 40 60 20. 40 62
21. 42 36 21. 42 56 21. 42 58
22. 44 34 22. 44 54 22. 44 56
23. 46 38 23. 46 50 ** 23. 46 56 **
24. 48 42 24. 48 52 24. 48 58
25. 50 50 25. 50 62 25. 50 62
26. 52 60 26. 52 68 26. 52 72
27. 54 64 27. 54 78 27. 54 80
28. 56 64 * 28. 56 82 28. 56 84
29. 58 62 29. 58 82 * 29. 58 84 *
30. 60 56 30. 60 80 30. 60 82
31. 62 54 31. 62 74 31. 62 80
32. 64 54 32. 64 70 ** 32. 64 78
33. 66 60 33. 66 72 33. 66 76 **
34. 68 64 34. 68 76 34. 68 80
35. 70 74 35. 70 82 35. 70 88
36. 72 80 36. 72 90 36. 72 92
37. 74 82 37. 74 96 37. 74 98
38. 76 82 38. 76 98 38. 76 100
39. 78 80 * 39. 78 98 39. 78 100 *
40. 80 78 ** 40. 80 96 40. 80 98
41. 82 78 41. 82 92 41. 82 96
42. 84 80 42. 84 90 42. 84 96
43. 86 84 43. 86 92 43. 86 96 **
44. 88 88 44. 88 96 44. 88 98
45. 90 94 45. 90 100 45. 90 100
46. 92 98 46. 92 100 46. 92 100
47. 94 100 47. 94 100 47 94 100
48. 96 100 48. 96 100 48. 96 100
49. 98 100 49. 98 100 49. 98 100
50. 100 100 50. 100 100 50. 100 100
Percobaan 2
Tegangan Pemercepat V 2=51,3 Volt
Energi Eksitasi E2=8,21.10−18 Joule
Panjang Gelombang λ 2=2,42. 10−8 m
Simpangan Baku Panjang Gelombang S λ =3,14 .10−10 m
2
Percobaan 3
Tegangan Pemercepat V 3=76 Volt
Energi Eksitasi E3 =1,21.10−17 Joule
Panjang Gelombang λ 3=1,634.10−8 m
Simpangan Baku Panjang Gelombang S λ =1,43.10−10 m
3