Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
ELEKTROLISIS

Oleh
MARHAENANTO
2018710150062
AYU LINTANG CAHYANI
2019710450051
RIBKA ANGRETHA FEBRIANI
2019710450065

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS JAYABAYA

JAKARTA
AGUSTUS 2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah:
1. Mempelajari hubungan antara energi listrik dan reaksi kimia dengan
elektrolisa.
2. Mengukur besar tara kimia listrik dan muatan elementer dengan
proses elektrolisa.

II. DASAR TEORI


Sel Elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumber energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada
elekrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki
muatan positif (Muhammad adam et al,2019). Dalam sel elektrolisis
terjadinya reaksi kimia karena adanya energi dari luar dalam bentuk
potensial atau arus listrik. Reaksi yang berlangsung pada sel
elektrolisis adalah reaksi yang tergolong dalam reaksi redoks
spontan. Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan
dialiri arus listrik searah maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu
gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda
dan menerima elektron yang direduksi dan ion negative (anion) bergerak
ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi (Fakhrudin et al.2017)

Pengaliran arus listrik pada elektrolisis menggunakan suatu medium


sebagai penghantar arus listrik ke dalam elektrolit, juga menjadi tempat
berlangsungnya reaksi redoks, medium tersebut disebut elektroda Reaksi
reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung
pada anoda (Sariasih et al., 2016). Melalui elektrolisis, kation dan anion
dalam larutan dapat bergerak dan disisihkan dengan melibatkan proses
oksidasi dan reduksi (Wang et al, 2017).

Pada elektrolisis berlaku hukum faraday. Michael Faraday pada


tahun 1833 menetapkan hubungan antara kelistrikan dan ilmu kimia pada
semua reaksi elektrokimia. Dua hukum Faraday ini adalah: a) Hukum I :
Jumlah dari tiap elemen atau grup dari elemen-elemen yang dibebaskan
pada kedua anoda dan katoda selama elektrolisa sebanding dengan
jumlah listrik yang mengalir dalam larutan. b) Hukum II : Jumlah dari arus
listrik bebas sama dengan jumlah ion atau jumlah substansi ion yang
dibebaskan dengan memberikan sejumlah arus listrik adalah sebanding
dengan berat ekivalennya. Hukum I membuktikan terdapat hubungan
antara reaksi kimia dan jumlah total listrik yang melalui elektrolit. Menurut
Faraday, arus 1 Ampere mengalir selama 96.496 detik ( 26,8 jam)
membebaskan 1,008 gram hidrogen dan 35,437 gram khlor dari larutan
asam khlorida encer. Seperti hasil yang ditunjukkan bahwa 96.496
Coulomb arus listrik membebaskan satu satuan berat ekivalen ion positif
dan negatif. Oleh sebab itu 96.496 Coulomb atau kira-kira 96.500 Coulomb
yang disebut 1 Faraday sebanding dengan berat 1 elektrokimia. Untuk
menentukan logam logam yang terdeposisi dengan arus dan waktu dapat
ditentukan: Faraday = Amper detik /96500 = (Amper jam × 3600)/ 96500.
Langkah selanjutnya adalah mengalikan bilangan Faraday dengan
bilangan gram yang diendapkan oleh 1 Faraday (Eko Budiyanto et al.
2016).

III. PELAKSANAAN PERCOBAAN


A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Tembaga Sulfat (CuSO4)
2. Air (H2O)
B. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini ditunjukan oleh rangkaian
alat berikut:

Gambar 1. Rangkaian Elektrolisis


1. Amperemeter
2. Hot Plate
3. Amplas
4. Timbangan
5. Catu daya
6. Plat Tembaga
7. Statif
8. Pencepit
9. Kabel penghubung

C. Cara Percobaan
1. Plat tembaga diamplas terlebih dahulu dan kemudian diberi tanda
K untuk Kantoda dan A untuk Anoda.
2. Plat tembaga yang telah diamplas, ditimbang sebagai bobot awal.
3. Plat tembaga dirangkai sesuai dengan gambar 1 dan dicelupkan
pada sel elektrolit.
4. Tembaga dielektrolisa selama 2 menit pada arus 1.5 A, 2.0 A,
2.5A, 3.0A, dan 3.5A masing-masing selama 2 menit.
5. Plat tembaga diangkat dan dicelupkan ke dalam air dan
dikeringkan.
6. Plat tembaga ditimbang sebegai bobot akhir.
7. Deposit dapat diketahui dan dapat dihitung nilai tara kimianya.

D. Analisis Data
--------- Rumus 1

Z = Tara Kimia (g/A.s)


W = Bobot endapan (gram)
I = Kuat arus (Ampere)
t = waktu (sekon)

--------- Rumus 2

e = Muatan elementer (Coloumb)


A = Berat atom (gram/mol)
i = Kuat Arus (Ampere)
t = Waktu (sekon)
w = Berat endapan (gram)
No = Bilangan Avogadro (6.02 x1023 atom/mol)
2 = Biloks Tembaga

( ) ( )
√ ---------- Rumus 3
( )

∆R = Kesalahan Absolut
( ) = Jumlah kuadrat hambatan hasil percobaan
( ) = Jumlah hambatan hasil percobaan
n = Banyaknya Percobaan

̅
--------- Rumus 4

I = Kesalahan Relatif (%)


= Kesahalahan absolut
̅ = Rata-rata percobaan

------- Rumus 5
K = Keseksamaan (%)
I = Kesalahan relatif (%)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Percobaan

No t I Massa Massa Setelah W Z E


(S) (A) Sebelum endapan (10-4) (1019)
Anoda Katoda Anoda Katoda
1 120 1.5 13.54 14.47 13.47 14.53 0.064 3.55 1.48

2 120 2.0 11.59 12.65 11.51 12.75 0.102 4.25 1.21

3 120 2.5 12.72 13.26 12.61 13.36 0.094 3.13 1.68

4 120 3.0 9.538 14.02 9.032 14.11 0.086 2.38 2.20

5 120 3.5 12.70 13.62 12.54 13.71 0.092 2.19 2.41


Gambar 1. Grafik Hubungan Arus dan Deposit

Grafik Korelasi Arus dan Deposit


0.12
0.1
0.08
Deposit 0.06
0.04
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Arus

Elektrolisis bertujuan untuk menentukan nilai tara kimia listrik dan


muatan elementernya. Nilai tara kimia listrik nilai kesetaraan antara energi
listrik dan reaksi yang terjadi di dalamnya. Muatan elementer adalah
muatan listrik oleh sebuah partikel proton dan elektron yang setara.
Percobaan elektrolisis memiliki titik kritis yaitu pada saat perhitungan waktu
mulai elektrolisis. Waktu menjadi titik kritis dikarenakan jika waktu yang
dihitung tidak sesuai dengan pada saat proses elektrolisis dimulai, akan
secara otomatis jumlah deposit akan berkurang dan mempengaruhi hasil
dari nilai tara dan muatan elementer yang akan dicari. Selain waktu, titik
kritis yang lain pada percobaan ini adalah pada saat pencelupan ke dalam
air, karena jika terlalu lama maka deposit yang menempel pada lempeng
akan berkurang dan akan ada kemungkinan kesalahan negatif pada saat
hasil akhir.
Tabel diatas menunjukan hasil dari percobaan elektrolisa, dengan
mengetahui bobot endapan, maka nilai tara kimia dapat dicari dengan
persamaan . Hasil dari tara kimia dapat dilihat bahwa semakin

besar bobot deposit yang dihasilkan pada saat elektrolisa, maka akan
didapat nilai tara yang akan semakin besar pula, hal ini dapat dilihat pada
persamaan bahwa hubungan antara nilai tara dan bobot adalah berbanding
lurus. Nilai muatan elementer yang tertera pada tabel dapat dianalisa
bahwa semakin besar bobot endapan maka nilai muatan elementer
semakin kecil. Muatan elementer akan berbanding terbalik dengan
besarnya bobot endapan, hal ini sesuai dengan persamaan yang
diturunkan dari Hukum Faraday I dan II.
Kesalahan pada percobaan ini dapat dihitung dengan mencari
besar kesalahan mutlak dan kesalahan parsial. Nilai keseksamaan dapat
dihitung dengan prinsip selisish antara 100% dengan persen kesalahan
parsial. Hasil kesalahan total pada percobaan ini sebesar 5.35x10-5,
kesalahan parsial sebesar 0.22% dan didapat nilai keseksamaan sebesar
99.78%. Hasil tersebut menunjukan bahwa percobaan ini dapat dikatakan
baik.

V. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa semakin
semakin besar arus, maka jumlah deposit akan semakin banyak. Semakin
banyak jumlah deposit, maka nilai tara kimia semakin besar dan nilai
muatan elementernya semakin kecil.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Pandiangan, Paken. (2018). Panduan Praktikum IPA, Universitas Terbuka.

Suparno S,dkk. (2001). Panduan Praktikum Fisika 2, Universitas Terbuka.

Adam Muhammad,dkk. (2019). Pengaruh Kuat Arus dan Teganga


Terhadap Perubahan Kandungan Logam Pada Lindi TPA Sampah Dengan
Metoda Elektrolisis. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Fakhrudin,dkk.(2017).Analisis Penurunan Kadar Cr Fe dan Mn pada


Limbah Cair Laboratorium Teknologi Lingkungan Universitas Mulawarman.
Samarinda: Universitas Mulawarman.

Sariasih, N.W., Suyanto, H. & Wendri, N.(2016). Aplikasi Karbon Grafit


Untuk Mobilisasi Ion Dalam Cairan Metode Elektrolisis. 17(2): 8–15.

Wang, J., Li, H., Li, A., Shuang, C. & Zhou, Q. 2014. Dissolved organic
matter removal by magnetic anion exchange resin and released ion
elimination by electrolysis. Chemical Engineering Journal, 253: 237–242.
Tersedia di http://dx.doi.org/10.1016/j.cej.2014.05.060.
Jakarta, Agusus, 2020.

Asisten, Praktikan,

(Dila Septiana D.)


1. Marhaenanto (2018710150062)
2. Ayu Lintang Cahyani
(2019710450051)
3. Ribka Angretha Febriani
(2019710450065)
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses Kimia
1. Identifikasi Hazard Proses
 Proses penuangan bahan kimia Tembaga Sulfat (CuSO4) harus
menggunakan sarung tangan agar tidak terkena tangan serta
menggunakan kacamata pelindung pada saat proses
menggunakan Tembaga Sulfat ini.
 Proses menyambung kabel ke hambatan dan pemasangan
instalasi lainnya, tangan harus dalam keadaan kering. Hindari
dari kemungkinan percikan air agar tidak terjadi konslet listrik.

2. Identifikasi Hazard Bahan Kimia


 Tembaga Sulfat (IV)/ CuSO4

Pernyataan Bahaya
Berbahaya jika tertelan.
Menyebabkan kerusakan mata yang seirus.
Beracun untuk kehidupan perairan dan jangka panjang.
Penanganan
Gunakan alat pelindung mata dan sarung tangan saat kontak.
Jika terkena mata, segera bilas dengan air bersih mengalir
selama beberapa menit.
Hindari pembuangan limbah langsung ke lingkungan

B. Penggunaan Alat Pelindung Diri


1. Jas Laboratorium berlengan panjang untuk menghindari cipratan
bahan kimia oleh praktikan lain.
2. Sepatu tertutup dan kering untuk menghindari adanya listrik statis
dari bawah yang menyebabkan sengatan atau kejut listrik.
3. Masker atau face schield untuk menghindari cipratan bahan kimia ke
arah wajah.
4. Sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan bahan
kimia.

C. Manajemen Limbah
Limbah tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan . Hasil sisa
CuSO4 ditampung dalam wadah dan selanjutnya diolah sesuai dengan
ketentuan sehingga tidak melampuai atas maksimum keberterimaan ke
lingkungan.

D. Protokoler Covid-19
1. Melakukan sanitasi baik dengan handa sanitizer maupun mencuci
tangan dengan sabun baik saat memasuki ruang praktikum maupun
dalam prosesnya.
2. Menggunakan masker dan face schield untuk meminimalisir
penyebaran virus melalui droplet.
3. Melakukan physical distancing antara praktikum satu dengan lainnya.
E. Data Percobaan
F. Perhitungan

a. Tara Kimia Listrik

Kesalahan Absolut

( ( ) ̅̅̅̅̅)

( )

( ) ( )

( )

Kesalahan Relatif

̅̅̅̅

Keseksamaan
b. Niali elementer

̅̅̅̅
Kesalahan Absolut

( ( ) ̅̅̅̅̅)

( )

( )
√ ( )
=

Kesalahan Relatif

̅̅̅̅

Keseksamaan

Anda mungkin juga menyukai