Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA II

Modul:

Elektrolisis Air

Disusun oleh:

KELOMPOK 7

Salsabila Zakina Sutarman (121280056)

Deris Syafrudin (121280057)

Daffa Anang Rahmatullah (121280073)

Salwa Ekdra Tri Sepria (121280152)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
ABSTRAK

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kimia, larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih.
Komponen penyusun larutan terdiri atas zat terlarut yang jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan zat perlarut. Apabila suatu larutan mengandung ion-ion yang bergerak bebas
dan dapat menghantarkan listrik maka disebut dengan larutan elektrolit.
Pada pelarut air terkandung dua senyawa yang dapat dijadikan bahan bakar, yaitu
hydrogen (H2) dan oksigen (O2). Dalam hal ini diperlukan metode yang dapat mengubahnya,
salah satunya metode elektrolisis. Metode elektrolisis akan memutu dan mengubahan ikatan
air (H2O) menjadi senyawa penyusun yaitu H yang mudah terbakar dan O2 yang membantu
proses pembakaran. Hidrogen juga memiliki banyak kelebihan, diantaranya energi
pembakaran yang besar per satuan massa hydrogen dan merupakan bahan bakar yang bersih
sebab emisi pembakarannya yang hanya berupa uap air. Gas hydrogen dan air yang
diproduksi oleh proses elektrolisis ini disebut brown gas.
Daya suatu larutan dalam menghantarkan listrik bergantung pada jenis dan konsentrasi
larutan itu sendiri. Terdapat beberapa tanda yang dapat diamati dengmata telanjang, yaitu
munculnya gelembung maupun dapat menyalakan lampu pada saat di uji. Aplikasi elektrolisis
dalam kehidupan nyata contohnya yaitu saat proses penyepuhan logam menggunakan logam
mulia, seperti emas, perak, maupun nikel. Pada dunia industri juga bermanfaat untuk metode
pembuatan gas oksigen, hydrogen, dan gas klorin di laboratorium.

1.2 Tujuan Percoban


1.2.1 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada
proses elektrolisis.
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai yaitu :
1. Mengidentifikasi jenis dan konsentrasi elektrolit terhadap over potensial minimum
proses elektrolisis air, dan
2. Menghitung efisiensi arus dan konsumsi energi proses elektrolisis air

1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elektrolisis
Elektrolisis adalah suatu proses penguraian molekul air (H2O) menjadi Hidrogen (H2)
dan Oksigen (O2) dengan energi pemicu reaksi berupa energi listrik. Proses ini dapat
berlangsung ketika dua buah elektroda ditempatkan dalam air dan arus searah dilewatkan
diantara dua elektroda tersebut. Hidrogen terbentuk pada katoda, sementara Oksigen pada
anoda. Selama ini elektrolisis dikenal sebagai proses produksi Hidrogen dari air yang paling
efektif dengan tingkat kemurnian tinggi, tapi terbatas untuk skala kecil (Marlina, Wahyudi, &
Yuliati , 2013)
Hantaran listrik melalui larutan elektrolit terjadi ketika sumber arus searah memberi
muatan yang berbeda pada kedua elektroda. Katoda elektroda yang dihubungkan dengan
kutub negative bermuatan negatif sedangkan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan
kutub positif) bermuatan positif. Spesi (ion, molekul atau atom) tertentu dalam larutan akan
mengambil electron ke anoda dan selanjutnya electron akan dialirkan ke katoda melalui
sumber arus searah dan perlu kita ketahui factor yang mempengaruhi elektrolisis ialah
penggunaan katalisator, luar permukaan tercelup, sifat logam bahan elektroda, konsentrasi
produksi dan besar tegangan eksternal (Suyuty, 2011).
2.2 Elektrolisis Air
Elektrolisis air merupakan peristiwa penguraian dari senyawa air (H2O) menjadi gas
hydrogen (H2) dan Oksigen (O2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.
Dimana pada katoda, dua molekul air akan bereaksi dengan menangkap dua elektron, lalu
tereduksi menjadi gas hidrogen (H2) dan ion hidroksida (OH-). Pada anoda, dua molekul air
lainnya akan terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan
elektron ke katoda. Lalu terjadi proses netralisasi pada ion H+ dan O- sehingga terbentuk
kembali beberapa molekul air.
Gas hidrogen tidak dapat ditemukan secara bebas di alam karena 48% dari gas hidrogen
berasal dari produksi gas alam, 30% berasal dari perindustrian minyal, 10% berasal dair hasil
gasifikasi batu bara dan sisanya sebesar 4% berasal dari elektrolisis (Husni, Husin 2012).
DIketahui bahwa metode elektrolisis banyak digunakan untuk dikembangkan sehingga daoat
emnghasilkan gas hidrogen. Di samping metodenya yang cuku[ sederhana dalma produksi
gas hidrogen, metode ini sudah cukup banyak digunakan agar mendapat hidrogen dengan
tingkat kemurnian tinggi (Richard, 2004).
2.3 Elektrolit
Hasil homogen dihasilkan apabila suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut cair, zat- zat
dapat diklasifikasikan dalam dua golongan berdasarkan perilakunya jika arus listrik dialirkan
melalui larutannya. Pada golongan pertama ialah zat-zat yang menghantarkan arus listrik,
serta golongan kedua terdiri atas bahan-bahan yang jika dilarutkan dalam air tidak
menghantarkan arus listrik dan tidak berubah. Dimana zat-zatt yang pertama dinamakan
elektrolit.Elektrolit ialah senyawa larutan yang berdiosisasi menjadi partikel yang bermuatan
ion positif dan ion negative. Atau larutan elektrolit juga merupakan cairan pada baterai

3
berupa campuran antara asam sulfat (H2SO4) dan air (H2O). Dimana air merupakan
elektrolit yang begitu lemah dan nantinya akan mengalami proses ionisasi menjadi ion H+
dan OH- dan kemungkinan dielektrolisis menjadi O2 dan H2O (Isana, 2010).
2.4 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media
non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Elektroda ada 2
jenis yaitu:
a. Elektroda inert, yaitu elektroda yang tidak mudah bereaksi. Unsur yang termasuk di
dalam elektroda inert adalah yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)
b. Elektroda tak inert, yaitu elektroda yang mudah bereaksi.Unsur yang termasuk di
dalam elektroda tak inert adalahzat lainnya selain Pt, C, dan Au. Elektroda yang
digunakan dalam percobaan ini adalah carbon karena bersifat inert. Konduktivitas
elektroda listrik dapat dilihat pada deret volta kemampuan menghantarkan listrik dari
suatu logam dapat dilihat pada deret volta dimana semakin ke kanan maka akan
semakin mudah menghantarkan listrik (Farid, Soehartanto, Totok, Dea,& Suprapto,
2012)
2.5 Teori Faraday
Faraday mengamati peristiwa elektrolisis, berdasarkan pengamatannya jika arus listrik
arus listrik searah dialirkan ke dalam suatu larutan elektrolit, maka akan mengakibatkan
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Faraday menemukan hubungan antara massa yang
dibebaskan dengan arus listrik. Faraday menyatakan bahwa jumlah berat (massa) zat yang
dihasilkan (diendapkan) pada elektroda sebanding dengan jumlah muatan listrik (Coulumb)
yang dialirkan melalui larutan leektrolit tersebut dan massa yang dibebaskan oleh arus listrik
sebandiing dengan bobot ekuivalen dari zat-zat tersebut (Zulfikar, 2010).
2.6 Rumus-Rumus yang Digunakan
a. Perhitungan Muatan Listrik
Muatan listrik (Q) dapat dipeorleh dengan perkalian antara arus (I) dengan waktu (t)
.................................................... (1)

b. Menghitung efisiensi Arus


Efisiensi arus dihitung dengan membandingkan mol gas terbentuk dengan mol gas
teoritis
mol terbentuk Pv / RT
𝜇= x 100% = x 100% ……………………………
mol teoritik Q/ μF
(2)
c. Menghitung Konsumsi Energi

4
V ×Q
𝐸= …………………………….(3)
Volume gas

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain:
1. Gelas kimia 1000 ml
2. Elektroda batang karbon,
3. Labu takar 1000 ml,
4. Kabel tembaga tunggal,
5. Jepit buaya
6. Sumber listrik baterai 9V
7. Batang pengaduk,
8. Voltmeter
9. Amperemeter
10. Stopwatch

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Percobaan dengan konsentrasi 2,5 N
Tabel 4.1 Percobaan dengan konsentrasi 2,5 N
Waktu Arus Tegangan
(menit) (Amper) (volt) Q
1 0,06 7,04 1,8
2 0,07 6,82 415,8
3 0,07 6,86 410,4
4 0,06 6,77 408,9
5 0,06 6,77 406,2
6 0,08 6,29 391,8
7 0,08 6,21 375
8 0,07 6,29 375
9 0,07 6,12 372,3
10 0,07 6,08 366
11 0,07 6,04 363,6
12 0,07 6,03 362,1
13 0,07 5,94 359,1
14 0,07 5,99 357,9
15 0,07 6,04 360,9

6
4.1.2 Percobaan dengan konsentrasi 3,5 N
Tabel 4.2 Percobaan dengan konsentrasi 3,5 N
Waktu Arus Tegangan
(menit) (Amper) (volt) Q
1 0,01 7,88 0,3
2 0,01 7,96 0,6
3 0,01 7,98 0,6
4 0,01 8 0,6
5 0,01 8 0,6
6 0,01 8,01 0,6
7 0,01 8 0,6
8 0,02 8,02 0,9
9 0,02 7,98 1,2
10 0,02 8,02 1,2
11 0,02 7,93 1,2
12 0,02 7,99 1,2
13 0,01 8,01 0,9
14 0,02 8,01 0,9
15 0,01 8 0,9
16 0,02 7,99 0,9
17 0,01 8 0,9
18 0,01 7,99 0,6
19 0,02 7,99 0,9
20 0,02 7,99 1,2

BAB V
KESIMPULAN & SARAN

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia dasar. jakarta: Erlangga.


Daryoko, M. (2017). Efisiensi Arus Elektrolisis pada Sel Elektrolisis Platina-Platina Asam
Nitrat. Serpong: Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif-BATAN.
Daryoko, M. S. (2009). Optimasi Proses Reaksi Ag2+ pada Sel Elektrolisis Berkapasitas Satu
Liter, Seminar Nasional V SDM. Yogyakarta: Teknologi Nuklir Yogyakarta.
Erlinawati. (2014). Pengaruh Suplai Arus Listrik dan Jumlah Sel Elektroda Terhadap
Produksi Gas Hidrogen dengan Elektrolit Asam Sulfat. Jurusan Energi Politeknik Negri
Sriwijaya.
M, R, Farid; Dr. Ir Soehartanto; Totok; Dea; Suprapto M.si., Ph.D,. (2012). Perancangan dan
pembuatan alat pemroduksi gas brown dengan metode elektrolisis berskala laboratorium.
Jumiati. (2013). Pengaruh Konsentrasi Larutan Katalis dan Bentuk Elektroda dalam Proses
Elektrolisis untuk Menghasilkan Gas Brown. Pontianak: POSITRON Universitas
Tangjungpura.
Marlina, E., Wahyudi, S., & Yuliati , L. (2013). PRODUKSI BROWN’S GAS HASIL
ELEKTROLISIS H2O DENGAN KATALIS NaHCO3, 4, 53.
Richard, S. P. (2004). A Techno-Economic Analysis of Decentralized Electrolytic Hydrogen
Production for Fuell Cell Vehicle. Master of Applied Science Thesis Department of
Mechanical Engineering.
Suyuty, A. (2011). Studi Eksperimen Konfigurasi Komponen Sel Elektrolisis Dalam Rangka
Peningkatan Performa Dan Reduksi Sox-Nox Motor Diesel. Surabaya: ITS Undergrade.
Yoyon Wahyono, H. S. (2017). Produksi Gas Hydrogen menggunakan Metode Elektrolisis
dari Elektrolit Air dan Air Laut dengan Penambahan Katalis NaOH. Semarang: Departemen
Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
Yuda, B. (2018). Overpotensial Elektroda. Semarang: Universitas Diponegoro

9
LAMPIRAN A
DATA MENTAH

10
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

11
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar 1. Rangkain alat

Gambar 2.Garam

12
Gambar 3. Elektroda

13
14
15
LAMPIRAN E
RA

16
17
18
19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai