Anda di halaman 1dari 7

Laporan Tetap Praktikum Teknik Pengolahan Limbah

Proses Elektrokoagulasi Limbah Laundry

Disusun oleh :
Delika Amarasuli (061830400292)
Hasna Salsabila (061830400295)
Juandito Yudhatama (061830400297)
Putri Maya Safira (061830400299)
Rifky Destiani Putri (061830400302)
Savira Aura Shalsabila (061830400304)
Vivin Nopiana (061830400306)
Kelas : 2KB
Instruktur : Dr. Ir. A. Husaini , M.T.

Jurusan Teknik Kimia


Program Studi DIII Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
2019
PROSES ELEKTROKOAGULASI LIMBAH LAUNDRY

I. TUJUAN
- Menentukan analisa awal dan akhir limbah Laundry
- Memahami proses pengolahan secara elektrokoagulasi
- Menentukan factor yang mempengaruhi proses elektrokoagulasi

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGNAKAN


 Alat yang digunakan
 Reaktor Elektrokoagulasi
 Plat stainless steel
 pH Tester
 Gelas kimia
 Pengaduk kaca
 Bahan yang digunakan
 Limbah Laundry
 Air
 Kertas pH
 Kertas saring

III. DASAR TEORI


Elektrokoagulasi adalah proses penggumpalan dan pengendapan partikel-
partikel halus yang terdapat dalam air dengan menggunakan energi listrik. Proses
elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang di dalamnya terdapat dua buah
penghantar arus listrik searah yang kita kenal sebagai elektroda. Apabila dalam satu
larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda kemudian elektroda tersebut dialiri oleh arus
listrik searah maka akan terjadi suatu proses elektrokimia yang berupa gejala
dekomposisi elektrolit, yaitu ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima
elektron yang direduksi dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan menyerahkan
elektron yang dioksidasi. Sehingga nantinya akan membentuk flok yang mampu
mengikat partikel-partikel dalam limbah.
Proses elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap yaitu proses equalisasi, proses
elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses sedimentasi. Proses equalisasi
dimaksudkan untuk menyeragamkan limbah cair yang akan diolah terutama kondisi pH,
pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Elektrokoagulasi seringkali dapat menetralisir
muatan-muatan partikel dan ion, sehingga bisa mengendapkan kontaminan-kontaminan,
menurunkan konsentrasi lebih rendah dari yang bisa dicapai dengan pengendapan
kimiawi, dan dapat menggantikan atau mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang
mahal (garam logam, polimer). Meskipun mekanisme elektrokoagulasi mirip dengan
koagulasi kimiawi dalam hal spesies kation yang berperan dalam netralisasi muatan-
muatan permukaan, tetapi karakteristik flok yang dihasilkan oleh elektrokoagulasi
berbeda secara dramatis dengan flok yang dihasilkan oleh koagulasi kimiawi. Flok dari
elektrokoagulasi cenderung mengandung sedikit ikatan air, lebih stabil dan lebih mudah
disaring.
Elektrokoagulasi dikenal juga sebagai elektrolisis gelombang pendek.
Elektrokoagulasi merupakan suatu proses yang melewatkan arus listrik ke dalam air. Itu
dapat digunakan menjadi sebuah uji nyata dengan proses yang sangat efektif untuk
pemindahan bahan pengkontaminasi yang terdapat dalam air. Proses ini dapat
mengurangi lebih dari 99% kation logam berat. Pada dasarnya sebuah elektroda logam
akan teroksidasi dari logam M menjadi kation (Mn+). Selanjutnya air akan menjadi gas
hidrogen dan juga ion hidroksil (OH-).
Adapun prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan menggunakan dua buah
lempeng elektroda yang dimasukkan ke dalam bejana yang telah diisi dengan air yang
akan dijernihkan. Selanjutnya kedua elektroda dialiri arus listrik searah sehingga
terjadilah proses elektrokimia yang menyebabkan kation bergerak menuju katoda dan
anion bergerak menuju anoda, sehingga pada akhirnya akan terbentuk suatu flokulan
yang akan mengikat kontaminan maupun partikel-partikel dari air baku tersebut. Proses
elektrokoagulasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: Purwaningsih. 2008


Gambar 1. Proses Elektrokoagulasi
Interaksi – interaksi yang terjadi dalam larutan yaitu:

1. Migrasi menuju muatan elektroda yang berlawanan ( elektroporesis ) dan netralisasi


muatan.
2. Kation ataupun ion hidroksil membentuk sebuah endapan dengan pengotor.
3. Interaksi kation logam dengan OH membentuk sebuah hidroksida dengan sifat
adsorbsi yang tinggi selanjutnya berikatan dengan polutan (bridgecoagulation).
4. Senyawa hidroksida yang terbentuk membentuk gumpalan (flok) yang lebih besar.
5. Gas hidrogen membantu flotasi dengan membawa polutan kedalam lapisan bulk flok
di permukaan cairan.

Kelebihan elektrokoagulasi :

1. Elektrokoagulasi memerlukan peralatan sederhana dan mudah untuk dioperasikan.


2. Elektrokoagulasi lebih cepat mereduksi kandungan koloid/partikel yang paling kecil,
hal ini disebabkan pengaplikasian listrik kedalam air akan mempercepat pergerakan
mereka didalam air dengan demikian akan memudahkan proses.
3. Gelembung-gelembung gas yang dihasilkan pada proses elektrokoagulasi ini dapat
membawa polutan ke atas air sehingga dapat dengan mudah dihilangkan.
4. Tidak diperlukan pengaturan pH.
5. Tanpa menggunakan bahan kimia tambahan.
6. Endapan yang terbentuk dari proses elektrokoagulasi lebih mudah dipisahkan dari air.
7. Dapat memindahkan partikel–partikel koloid yang lebih kecil.

IV. LANGKAH KERJA


1. Analisa awal limbah Laundry TDS, Turbidity, DO dan pH
2. Memasukkan Umpan berupa Limbah cair Laundry kedalam gelas kimia 600 ml
3. Mengatur jarak Elektroda 1,5 cm
4. Mengatur tegangan dimulai dari 10 volt sampai 18 volt
5. Menghidupkan peralatan elektrokoagulasi
6. Menetapkan waktu proses dengan stop watch + 20-30 menit
7. Catat perubahan yang terjadi dari proses elektrokoagulasi
8. Analisa akhir bila waktu telah tercapai TDS, Turbidity, DO dan pH
9. Saring jika perlu untuk menghitung jumlah flok yang terbentuk
V. DATA PENGAMATAN
 Data Parameter
Setelah elektrokoagulasi
Sampel Parameter Awal
6V 12 V
pH 7 7,5 9
Suhu 30 36ºC 41ºC

 Data untuk perhitungpan TSS dan VSS


 Data pembentukan flok
- Berat kertas saring : 0.7282 gram
- Berat kertas saring setelah penyaringan : 1.2372 gram
- Berat flok terbentuk : 0.509 gram

VI. ANALISIS PERCOBAAN


Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan
sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan
akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Salah satu metode yang
dapat digunakan dalam pengolahan limbah yaitu metode elektrokoagulasi, yang
merupakan proses yang dilewati oleh arus listrik pada air. Metode elektrokoagulasi ini
telah dibuktikan betapa efisiensinya proses tersebut untuk menghilangkan kontaminan
dalam air.
Pada praktikum kali ini, kami mengolah limbah cair yang berupa air limabh
cucian laundry dengan menggunakan metode elektrokoagulasi, parameter yang
dianalisa antara lain pH dan suhu.
Proses elektrokoagulasi terbentuk melalui pelarutan dari anoda yang kemudian
berinteraksi secara simultan dengan ion hikdroksida dan gas hidrogen yang dihasilkan
dari katoda, katoda yang digunakan pada alat elektrokoagulasi ini yaitu stainless steel,
dimana stainless steel adalah senyawa besi yang mengandung CO 5 % kromium yang
berfungsi mencegah proses korosi. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan
pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom secara
spontan. Stainless Steel cukup baik jika digunakan jangka panjang dan harganya
terjangkau, teteapi kembali lagi pada jenis sampel yang akan dianalisa maka
disesuaikan dengan jenis sampel elektrodanya.
Rentang waktu yang digunakan 30 menit untuk setiap analisa dengan volt yang
berbeda, dari hal ini juga belum dapat membandingkan waktu optimum atau waktu yang
baik untuk setiap proses elektrokoagulasi. Selain itu juga faktor yang dapat
mempengaruhi proses elektrokoagulasi adalah jarak antar elektroda. Besarnya jarak
antar elektroda mempengaruhi hambatn elektrolit, semakin besar jaraknya, semakin
besar hambatannya, sehingga semakin kecil arus yang mengalir. Dari data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode elektrokoagulasi ini metode yang efisien.

VII. KESIMPULAN
1. Metode elektrokoagulasi merupakan proses yang dilewati oleh arus listrik pada air.
2. Proses elektrokoagulasi terbentuk melalui pelarutan dari anoda yang kemudian
berinteraksi yang dihasilkan dari katoda.
3. Parameter yang dianalisa diantaranya : pH dan suhu
4. Dilihat dari data yang diperoleh setelah proses elektrokoagulasi, dapat diketahui
bahwa metode elektrokoagulasi terbukti efisien.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Tim Penyusun. 2019. Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah.
Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.
 Sayutinasir. 2013. Elektrokogulasi.
(http://sayutinasir.blogspot.co.id/2013/08/elektrokoagulasi.html3m=1 )
 Anonim. 2011. Stainless steel.
(http://rozaqsangbleu.blogspot.co.id)
 Wijayanti, Lili. 2016. Elektrokoagulasi.
https://id.scribd.com/document/352764611/Elektrokoagulasi-Lili
GAMBAR ALAT

Reaktor Elektrokoagulasi Plat Stainless Steel Gelas Kimia

Pipet Ukur Bola Karet Erlenmeyer

Corong Gelas Kertas Saring pH Meter Lakmus

Neraca Analitik Pengaduk

Anda mungkin juga menyukai