Anda di halaman 1dari 32

Laporan Khusus

Laboratorium Kimia Fisika

PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI TERHADAP


KECEPATAN REAKSI

Disusun Oleh :

Putri Irda Utami


2004103010007

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Kimia Fisika disusun oleh:
Nama : Putri Irda Utami
NIM : 1904103010007
Judul Praktikum : Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Kecepatan
Reaksi
Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Kimia Fisika” pada Laboratorium Dasar Kimia Fisika.

Darussalam, 26 Oktober 2021


Dosen Pembimbing, Praktikan

Ir. Anwar Thaib, M.Sc Putri Irda Utami


NIP : 195904181988111001 2004103010007

Mengetahui,
Koordinator Laboratorium Dasar

Sofyana, S.T., M.T.


NIP : 197106261998022001

i
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA


Kelompok : D1
Putri Irda Utami / 2004103010007
Meilan Sovianti / 2004103010049
Safinatussalma / 2004103010071
Syifa Murran Mirza / 2004103010097

Melaksanakan percobaan di Laboratorium Dasar Kimia Fisika


Percobaan : Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap
Kecepatan Reaksi
Hari / Tanggal : Senin, 26 Oktober 2021
Pukul : 08.00 WIB

Pembimbing percobaan telah menyetujui atas penggunaan segala fasilitas di


Laboratorium Dasar Kimia Fisika untuk melakukan percobaan di atas.

Darussalam, 26 Oktober 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Anwar Thaib, M.Sc


NIP : 195904181988111001

ii
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

LEMBAR PENUGASAN
Percobaan : Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Kecepatan Reaksi
Kelompok : D1
Nama / NIM : Putri Irda Utami / 2004103010007
Meilan Sovianti / 2004103010049
Safinatussalma / 2004103010071
Syifa Murran Mirza / 2004103010097

 Konsentrasi Na2S2O3.5H2O : 0,025 M, 0,045 M, 0,065 M, 0,085 M


dan 0,097 M
 Suhu : 38, 44, 53, 62 dan 69°C
 HCl : 1 M
 HCl 37%
 Volume 250 mL

Darussalam, 26 Oktober 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Anwar Thaib, M.Sc


NIP : 195904181988111001

iii
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111 Telp 0651-51977 pes 4326

LEMBAR DATA

Percobaan : Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Kecepatan


Reaksi
Tabel 1.1 Pengaruh konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi pada suhu 25°C
Konsentrasi Log Waktu 1/waktu Log
Na2S2O3 (M) Na2S2O3 (s) (s-1) 1/waktu
0,025 -1,6020 1.305 0,00076 -3,11918
0,045 -1,3467 726 0,00137 -2,86327
0,065 -1,1870 361 0,00277 -2,55752
0,085 -1,0705 118 0,00847 -2,07216
0,097 -1,0132 75 0,01369 -1,86359

Tabel 1.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi Na2S2O3 0,025 M

Suhu Suhu 1/suhu Waktu 1/waktu Ln


(°C) (°K) (K-1) (s) (s-1) 1/waktu
38 311 0,00321 662,4 0,00151 -2,82102
44 317 0,00315 615,6 0,00162 -2,79048
53 326 0,00306 555 0,00180 -2,74472
62 335 0,00298 435 0,00229 -2,64016
69 342 0,00229 391,5 0,00255 -2,59355

Darussalam, 26 Oktober 2021


Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Anwar Thaib, M.Sc


NIP : 195904181988111001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


kepada penyusun, dan atas berkat rahmat karunia dan hidayah-Nya penyusun
dapat menyelesaikan laporan khusus praktikum “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi
Terhadap Kecepatan Reaksi” pada Laboratorium Kimia Fisika.
Maksud dari penyusunan laporan khusus “Pengaruh Suhu dan Konsentrasi
Terhadap Kecepatan Reaksi” ini adalah untuk memenuhi sebagian dari syarat-
syarat mengikuti ujian final mata kuliah Praktikum Kimia Fisika. Dalam
penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dan saran dari
berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penyusun yang selalu mendoakan penyusun.
2. Prof. Dr. Ir. Sri Aprilia, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.
3. Sofyana, S.T., M.T. selaku koordinator Praktikum Kimia Fisika Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
4. Ir. Anwar Thaib, M.Sc selaku dosen pembimbing praktikum “Pengaruh Suhu
dan Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi”.
5. Saudara Muhammad Raqib selaku asisten modul “Pengaruh Suhu dan
Konsentrasi Terhadap Kecepatan Reaksi”.
6. Teman-teman dari kelompok D-1 yaitu Syifa Murran Mirza, Safinatussalma,
dan Meilan Sovianti.
7. Teman-teman Teknik Kimia angkatan 2021.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Darussalam, 26 Oktober 2021

Penyusun

v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK

4.2 Pembahasan…..............................................................................
4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi..........................
4.2.1 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi.....................................
4.2.1 Energi Aktivasi.........................................................................
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA..........
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN
LAMPIRAN B PERHITUNGAN......
B.4.1 Na2S2O3 0,085 M dalam 250 mL Aquades
B.4.1 Na2S2O3 0,065 M dalam 250 mL Aquades
B.4.1 Na2S2O3 0,045 M dalam 250 mL Aquades
B.4.1 Na2S2O3 0,025 M dalam 250 mL Aquades
B.6 Perhitungan Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi 0.025 M
Na2S2O3................................................................................
LAMPIRAN C GAMBAR....

vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi kimia adalah suatu proses dimana suatu zat pereaksi (reaktan)
bereaksi dengan suatu zat lain dan berubah menjadi suatu senyawa yang baru
(produk). Waktu berlangsungnya suatu reaksi kimia ada yang berjalan cepat dan
lambat. Dalam suhu serta tekanan yang normal, beberapa reaksi dapat terjadi
secara spontan ketika reaktan pada reaksi tersebut mengalami kontak. Namun, ada
pula beberapa reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada pengaruh atau factor
eksternal dari luar sistem reaksi tersebut, seperti adanya panas, cahaya, atau listrik
(Sulastri dan Rahmayani, 2017).
Reaksi kimia merupakan peristiwa dimana zat atau senyawa berubah
menjadi senyawa baru. Atau bergabungnya zat pereaksi dengan reaktan dan
menghasilkan produk baru. Reaksi kimia ditulis dengan persamaan reaksi.
Reaktan ditulis disebelah kiri dan produk ditulis di sebelah kanan dari tanda
panah. Perdamaan kimia Harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa.
Jumlah atom pada unsur” reaktan dan produk harus sama (Juwita, 2017).
Reaksi kimia merupakan pereaksi yang berubah menjadi hasil reaksi. Reaksi
kimia ditinjau dari lamanya waktu reaksi, ada yang lama dan ada yang cepat.
Kebanyakan reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa organik akan berlangsung
secara cepat maka akan sulit dipelajari mekanisme dari reaksi yang terjadi. Pada
reaksi senyawa anorganik akan berlangsung lambat. pembahasan tentang
kecepatan (laju) rekasi disebut kinetika kimia. Laju reaksi merupakan perubahan
konsentrasi pereaksi atau produk dalam satuan waktu. Laju dari suatu reaksi dapat
dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi dari sebuah pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi produk. Mol per liter merupakan satuan dari
konsentrasi, tetapi untuk fasa gas satuan tekanan atmosfer, milimeter merkuri,
atau pascal dapat digunakan sebagai pengganti dari konsentrasi (Yuda dkk.,
2017).

1
2

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari penaru suhu
dan konsentrasi terhadap laju reaksi Na2S2O3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laju Reaksi


Laju reaksi adalah suatu besaran yang menyatakan besarnya perubahan yang
terjadi dalam suatu reaksi per satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dimaknai
sebagai laju pengurangan reaktan dalam reaksi atau laju pertambahan produk hasil
reaksi. Pada reaksi dalam larutan, laju reaksi dihitung dengan satuan konesntrasi
molaritas (M) per waktu sekon (s) atau dapat ditulis juga M.s-1 (Rusman, 2019).
Laju reaksi terjadi karena adanya tumbukan antar molekul pereaksi.
Tabrakan antar molekul dapat terjadi jika memiliki energi yang cukup untuk
memberikan hambatan terhadapat energi aktivasi dan molekul memiliki geometri
yang tepat agar dapat membentuk ikatan kembali. Semakin banyak tabrakan antar
molekul maka akan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Tingkat reaksi dapat
diukur dengan jumlah pereaksi yang menjadi produk dari waktu ke waktu (Susilo
dkk., 2017).

2.2 Persamaan Laju Reaksi


Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan, yaitu :
V = k [A]x [B]y [C]z
Dimana: x + y + z + … merupakan orde reaksi total. Orde reaksi merupakan
jumlah pangkat dari konsentrasi-konsentrasi yang menghasilkan garis lurus. Orde
reaksi berupa bilangan bulat positif, nol, atau bilangan pecahan (Widodo dan Elsa,
2016).
Laju reaksi dinyatakan dalam persamaan v=k[A]a[B]b[C]c, dari persamaan in
i maka orde reaksi dapat ditentukan dimana a+b+c merupakan orde reaksi total. Ji
ka orde reaksi telah diketahui maka berdasarkan hukum laju reaksi tetapan laju
pada temperatur yang dipilih dapat ditentukan. Hal itu karena tetapan laju akan be
rubah apabila temperaturnya berbeda. Jadi k (konstanta laju) merupakan fungsi te
mperatur (Nurliana dan Rustam, 2019).
4

2.3 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Menurut Widjajanti (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut.
Semakin banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula nilai konsentrasinya.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak.
Pada konsentrasi tinggi, tumbukan antar partikel terjadi lebih banyak sehingga
menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat dan menyebabkan hasil reaksi lebih
cepat terbentuk dibandingkan dengan larutan yang konsentrasinya rendah. Laju
reaksi pada konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi diungkapkan sebagai persamaan
laju reaksi atau hukum laju.
b. Suhu
Peningkatan suhu akan berdampak pada laju reaksi. Hal ini disebabkan
peningkatan suhu akan mempertinggi pergerakan molekul. Semakin banyak
molekul yang bergerak akan memperbesar peluang terjadinya tumbukan efektif,
yaitu tumbukan yang mencapai energi pengaktifan, sehingga laju reaksi akan
meningkat.
c. Luas permukaan
Partikel yang berbentuk serbuk akan lebih cepat bereaksi dibandingkan
yang berbentuk kepingan. Hal ini dikarenakan segala sisi partikel tersebut
memungkinkan terjadi tumbukan dengan partikel yang lain. Semakin halus
partikel tersebut maka akan semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
d. Katalis
Berbagai reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menamba
hkan zat yang lain disebut katalis. Fungsi ditambahkannya katalis adalah untuk m
enurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katali
s, maka reaksi akan lebih mudah terjadi.
5

2.4 Orde Reaksi


Laju reaksi tidak hanya bergantung kepada satu konsentrasi. Pada
kenyataannya, laju reaksi yang memiliki komponen yang banyak maka dia akan
bergantung kepada konsentrasi dua atau lebih dari komponen senyawa tersebut.
Pangkat m atau n ialah simbol yang menyatakan orde reaksi. Hal ini seperti kasus
yang hanya melibatkan satu konsentrasi, misalnya reaksi baru ini memiliki orde
ke m untuk konsentrasi A. Artinya perubahan perubahan konsentrasi dari A
sebesar faktor tertentu menghasilkan perubahan laju reaksi sebesar faktor tersebut
dipangkatkan m (Oxtoby dkk. 2001).

2.5 Energi Aktivasi


Suatu energi agar reaksi kimia dapat terjadi maka energi itu harus
dilampaui, energi tersebut adalah energi aktivasi. Tingkat kemudahan atau
kesulitan reaksi tersebut berlangsung bisa ditunjukkan atau dilihat dari energi
aktivasi, dimana secara teori jika suatu reaksi akan cenderung bereaksi lebih cepat
dan mudah maka reaksi tersebut dibandingkan dengan suatu reaksi yang memiliki
energi aktivasi lebih besar yang cenderung akan bereaksi lebih sulit dan lama .
Semakin besar nilai konstanta laju reaksi, maka reaksi akan berlangsung cepat.
Terjadinya tumbukan partikel dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif
singkat memungkinkan Semakin cepat suatu reaksi dan tingkat energi yang lebih
rendah sehingga keseimbangan akan tercapai pada waktu yang lebih cepat (Gita
dkk, 2018).
Katalis adalah zat atau senyawa yang bisa menurunkan eneri aktivasi reaksi,
sehingga mempercepat laju reaksi kimia tanpa mengalami perubahan atau terpakai
oleh reaksi itu sendiri tetapi hanya pada suhu tertentu. Katalis ini dapat membantu
suatu reaksi agar berlangsung lebih cepat atau pada suhu lebih rendah, sebab katal
is menyebabkan energi aktivasi menjadi lebih rendah dan juga dapat mengurangi e
nergi yang diibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi (Apriyanti dan Rodiah, 201
9).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat – alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Gelas ukur 100 mL 1 buah
2. Gelas ukur 50 mL 1 buah
3. Gelas kimia 100 mL 2 buah
4. Hot Plate 1 buah
5. Labu ukur 250 mL 2 buah
6. Pipet tetes 2 buah
7. Pipet volume 1 buah
8. Spatula 1 buah
9. Stopwatch 1 buah
10. Termometer 1 buah
11. Tabung reaksi 1 buah

Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :


1. HCl 1 M secukupnya
2. Na2S2O3 secukupnya
3. Aquadest secukupnya

3.2 Prosedur Percobaan


1. Membuat larutan natrium tiosulfat 0,05 M dengan cara memasukkan 3,1
gram natrium tiosulfat pentahidrat ke dalam 250 ml aquadest.
2. Kemudian diambil 25 ml larutan natrium tiosulfat, setelah itu dimasukkan
kedalam gelas ukur. Dan diletakkan diatas kertas yang sudah diberi tanda
silang.
3. Kemudiam diambil HCl 1 M sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet
volume.
4. Kemudian dimasukkan kedalam larutan natrium tiosulfat tadi.
7

5. Kemudian, campuran tersebut diaduk, sampai membentuk koloid belerang


6. Koloid belerang terbentuk ditandai dengan pudarnya tanda silang yang ada
pada kertas dibawah gelas beker.
7. Selanjutnya dilakukan percobaan pada suhu yang berbeda.
8. Masukkan asam klorida ke dalam tabung reaksi
9. Kemudian dimasukkan air ke dalam gelas beaker sebagai indikator untuk
mengaatur suhu.
10. Hidupkan hot plate dan letakkan gelas beaker diatasnya.
11. Selanjutnya, dimasukkan tabung reaksi ke dalam gelas beaker dan
ditunggu hingga suhu air mencapai 40℃.
12. Setelah itu, matikan hot plate dan ambil tabung reaksi.
13. Selanjutnya, HCl dipindahkan ke gelas ukur 25 ml.
14. Kemudian Asam klorida pada suhu 40℃ dipipet sebanyak 2 ml.
15. Lalu dimasukkan kedalam gelas air yang berada diatas kertas yang sudah
diberi tanda silang.
16. Percobaan selanjutnya, dilakukan dengan variasi suhu dan konsentrasi
Na2S2O3 yang berbeda.
17. Dan catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang menjadi kabur.
18. Dan ulangi langkah kerja sesuai dengan penugasan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Data


Tabel 4.1 Hasil perhitungan nilai konstanta dan orde reaksi
Konstanta Laju Reaksi Orde Reaksi
(L/mol.s) Na2S2O3 HCl Total
0,729 2,116 1 3,116

Tabel 4.2 Hasil perhitungan nilai energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi (A)
Energi Aktivasi (Ea) 1.85626678 kJ/mol
Faktor Frekuensi (A) 19,296

4.2 Pembahasan

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana suatu zat pereaksi (reaktan)
bereaksi dengan suatu zat lain dan berubah menjadi suatu senyawa yang baru
(produk). Waktu berlangsungnya suatu reaksi kimia ada yang berjalan cepat dan
lambat. Dalam suhu serta tekanan yang normal, beberapa reaksi dapat terjadi
secara spontan ketika reaktan pada reaksi tersebut mengalami kontak. Namun, ada
pula beberapa reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada pengaruh atau factor
eksternal dari luar sistem reaksi tersebut, seperti adanya panas, cahaya, atau listrik
(Sulastri dan Rahmayani, 2017).
Laju reaksi adalah suatu besaran yang menyatakan besarnya perubahan yang
terjadi dalam suatu reaksi per satuan waktu. Laju reaksi juga dapat dimaknai
sebagai laju pengurangan reaktan dalam reaksi atau laju pertambahan produk hasil
reaksi. Pada reaksi dalam larutan, laju reaksi dihitung dengan satuan konesntrasi
molaritas (M) per waktu sekon (s) atau dapat ditulis juga M.s-1 (Rusman, 2019).
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan dan katalis. Semakin besar konsentrasi maka tumbukan antar partikel
semakin banyak sehingga laju reaksi menjadi lebih cepat. Suhu yan meningkat
akan mempertinggi pergerakan pada molekul sehingga laju reaksi akan meningkat
9

titik luas permukaan yang halus menyebabkan waktu reaksinya menjadi lebih
cepat. Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi sehingga jika
ditambahkan katalis pada suatu reaksi maka reaksinya akan lebih mudah terjadi
(Widjajanti, 2007).
Suatu energi agar reaksi kimia dapat terjadi maka energi itu harus
dilampaui, energi tersebut adalah energi aktivasi. Tingkat kemudahan atau
kesulitan reaksi tersebut berlangsung bisa ditunjukkan atau dilihat dari energi
aktivasi, dimana secara teori jika suatu reaksi akan bereaksi lebih cepat dan
mudah jika reaksi tersebut memiliki energi aktivasi lebih besar. (Gita dkk, 2018).

4.2.1 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi


Konsentrasi dapat berpengaruh dimana konsentrasi yang tinggi
menyebabkan lebih banyak tumbukan, seina laju reaksinya akan semakin cepat
(Saputra dkk., 2017). Berdasarkan konsentrasi Na2S2O3 dan laju (1/t) dapat dibuat
kurva hubungan konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi. Hubungan pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dapat dilihat pada Gambar 4.1

0.02

0.01

0.01
1/w aktu (s-1)

0.01

0.01

0.01

0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

Konsentrasi Na2S2O3 (N)

Gambar 4.1 Hubungan Konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi


Gambar 4.1 menunjukkan bahwa konsentrasi berbanding lurus terhadap laju
reaksi. Pada konsentrasi 0,025; 0,045; 0,065; 0,085 dan 0,097 N diperoleh nilai
laju reaksi berturut-turut sebesar 0,00076; 0,00137; 0,00277; 0,00847 dan 0,01369
s-1. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi. Semakin tinggi konsentrasi maka partikel lebih rapat, sehingga mudah
10

untuk terjadi tumbukan antara satu sama lain dan menyebabkan laju reaksi lebih
cepat terjadi (Widjajanti, 2007).
Selain hubungan antara konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi, didapat
juga hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap 1/waktu seperti pada Gambar 4.2
berikut:
0
-2.5 -2 log [Na2S2O3]
-1.5 (M) -1 -0.5
-0.5

-1
log 1/w aktu (s-1)

-1.5

-2
f(x) = 2.12 x + 0.14
R² = 0.91
-2.5

-3

-3.5

-4

Gambar 4.2 Hubungan antara log [Na2S2O3] terhadap log 1/t


Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat grafik hubungan antara log [Na2S2O3]
terhadap log 1/t diperoleh persamaan linearnya y = 2,116x – 0,1369, dengan R2 =
0,9117. Persamaan linear ini sebanding dengan persamaan laju reaksi, log 1/t = M
log [Na2S2O3] + log k, sehingga untuk nilai y = log 1/t; x log [Na 2S2O3]; dan C-log
k, persamaan garis tersebut berasal dari:
V = k [Na2S2O3]m [HCl]n
V = k [Na2S2O3]m [1]n
1/t = k [Na2S2O3]m
Log 1/t = log k [Na2S2O3]
Log 1/t = m log [Na2S2O3] + log k
y=ax+b
Maka orde reaksi yang diperoleh dari nilai slope yaitu 2,116, dan orde
reaksi HCl adalah 1, dengan demikian orde reaksi totalnya diperoleh dari orde
reaksi Na2S2O3 ditambah orde reaksi HCl sehingga didapatkan orde reaksi
totalnya sebesar 3,116.
11

4.2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Suhu merupakaan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi
selain konsentrasi. Pada praktikum ini variabel suhu divariasikan menjadi 311,
317, 326, 335 dan 342 K. Adapun hubungan Antara suhu terhadap laju reaksi
dapat diperhatikan dari gambar 4.3 berikut
0

0
1/W aktu (𝑠−1)

0
305 310 315 320 325 330 335 340 345
Suhu (K)

Gambar 4.3 Hubungan antara suhu terhadap laju reaksi


Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa suhu berbanding lurus
terhadap laju reaksi. Semakin tinggi suhunya maka semakin cepat pula laju
reaksinya. Dari percobaan ini didapatkan laju reaksi pada suhu berturut-turut 311,
317, 326, 335 dan 342 K yaitu sebesar 0,00151; 0,00162; 0,00180; 0,00229; dan
0,00255 s-1. Nilai laju terkecil didapatkan pada suhu 311 K dan nilai laju terbesar
didapatkan pada suhu 342 K. Hal ini dapat terjadi dikarenakan suhu
mempengaruhi energi kinetiknya kinetic rate. Semakin besar eneri kinetik maka
Partikel-partikel zat reaktif bergerak serta memungkinkan gesekan lebih sering
terjadi. Peristiwa ini akan mengoptimalkan hasil volume dari produk dan laju
reaksinya akan semakin cepat apabila dibandingkan dengan suhu rendah
(Nugroho, dkk. 2019).
12

4.2.3 Energi Aktivasi


Adapun untuk hubungan antara 1/suhu terhadap ln 1/waktu dapat diperhatikan
pada gambar 4.4 berikut

1/suhu (K-1)
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-0.5

-1
ln 1/w aktu (s-1 )

-1.5

-2

-2.5

-3 f(x) = − 223.27 x − 2.06


R² = 0.73
-3.5

-4

Gambar 4.4 Hubungan Antara 1/suhu dengan ln 1/waktu pada Konsentrasi


0,025 M Na2S2O3
Pada Gambar 4.4 dapat diperhatikan hubungan antara suhu (1/T) terhadap
In (1/t) yang dimana memiliki persamaan linear bernilai y = -223,27x + 2,062.
Persamaan linear tersebut dapat dihubungkan dengan persamaan Arrhenius K =
Ae-Ea/RT menjadi ln 1/t = -Ea/RT + ln A (A [Na 2S2O3]m), maka didapatkan nilai
slope dari persamaan –Ea/R sebesar -223,27 dan didapatkan juga nilai intersept
dari persamaan ln A (A [Na2S2O3]m) sebesar 2,062s. Sehingga didapatkan nilai
energi aktivasi sebesar 1.85626678 kJ/mol dan faktor A sebesar 19,296. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur maka energi aktivasinya akan
semakin kecil. Ea dapat digunakan untuk mengetahui jumlah energi minimum
yang digunakan untuk mengaktifkan suatu reaksi sebagai akibat dari pertemuan
molekul-molekul didalam tumbukan atau getaran, sedangkan nilai frekuensi yang
tinggi menunjukkan bahwa kecepatan tumbukan antar patikel dalam suatu reaksi
semakin besar sehingga reaksi berlangsung cepat (Sucipto dkk., 2019).
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil


beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsentrasi berbanding lurus terhadap laju reaksi. Pada konsentrasi
Na2SO3 tertinggi 0,097 M diperoleh laju reaksi sebesar 0,01369 s-1
sedangkan pada konsentrasi Na2SO3 terendah yaitu 0,025 M diperoleh laju
reaksi sebesar 0,00076 s-1.
2. Nilai konstanta laju reaksi (k) yang diperoleh adalah 0,729 Kg/mol K
dengan nilai orde reaksi Na2S2O3 sebesar 2,116 dan nilai orde reaksi HCl
sebesar 1, sehingga orde reaksi total yaitu 3,116.
3. Suhu berbanding lurus dengan laju reaksi, semakin tinggi suhu maka
reaksi akan semakin cepat berlangsung. Pada Na2SO3 0,025 M dengan
suhu terendah 38˚C diperoleh laju reaksi sebesar 0,00151 s-1, sedangkan
pada suhu tertinggi yaitu 69˚C diperoleh laju reaksi sebesar 0,00255 s-1.
4. Harga energi aktivasi (Ea) yang diperoleh sebesar 1.85626678 kJ/mol dan
harga faktor frekuensi (A) yang diperoleh sebesar 19,296.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, A., dan Rodiah, S. 2019. Tanaman Alang-alang sebagai Sumber Katalis
CaO. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi. 2(1): 1-4.
Gita, A. C., Haryanto, A., Saputra, T. W., dan Telaumbanua, M. 2018. Penentuan
Nilai Parameter Kinetika Orde Satu Pada Sintesis Biodiesel dari Minyak
Jelantah. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 7(2): 72-79.
Nugroho, A., Widya, W., dan Mega, N.S. 2019. Pengaruh Temperatur Terhadap
Laju Reaksi Tar Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni Pada Rotary Kiln.
Rekayasa Mesin. 10(2): 113-120.
Nurliana, L., dan Rustam, M., 2019. Studi Kinetika Anti Bakteri dari Hasil
Pirolisis Cangkang Biji Jambu Mete Terhadap Staphylococcus aureus.
Indonesian Journal of Chemical Research. 6(2): 74-80.
Oxtoby, D.W., H.P Gillis., dan H. Nachtrieb. 2001. Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga.
Rusman. 2019. Kinetika Kimia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Saputra, F., Ahmad, F., dan Amun, A. 2017. Kinetika Reaksi pada Simtesis
Hidroksiapatit Metode Presipitasi.2016. Jom FTENIK. 3(1): 1-6.
Sucipto, L., Wawan, R., Jumaeri, Dante, A., dan Sri, W. 2019. Pengaruh
Temperatur dan Rasio H2/Hidrokarbon menggunakan Katalis CoMo/𝜸-
Al2O3 pada Hydrotreating Combined Gas Oil. Indonesian Journal of
Chemical Science. 8(3): 186-189.
Sulastri, dan Rahmadani, RF. 2017. Buku Ajar-Dasar Kimia I. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Susilo, S.H., Sudjito, S., Nurkholis, H., dan Diah, M. 2017. Studi Laju Reaksi
Proses Nitrasi Gliserol Menggunakan Microchannel Hydrodinamika
Terfokus. Jurnal Saintek II. 1(1): 190-199.
Widjajanti, E. 2007. Kinetika Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Widodo, H., dan Elsa, M. 2016 Studi Kinetika Reaksi Metil Asetat dari Asam
Asetat dan Methanol dengan Variabel Waktu, Konsentrasi Katalis dan
Perbandingan Reaktan. Jurnal Ilmiah WIDYA. 3 (4): 28-34.
15

Wijayadi, A.W. 2017. Menggali Pemahaman Awal Mahasiswa Tingkat I pada


Materi Laju Reaksi Menggunakan Instrumen Two Tier. Jurnal Pemikiran,
Penelitian, Pendidikan, dan Sains. 5 (2): 172-180.
Yuda, R.C., Irdiansyah., dan Indah, P. 2017. Studi Kinetika Pengaruh Suhu
Terhadap Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Nipis Dengan Pelarut
Etanol. Jurnal Chemurgy.1(1):22-26.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

Tabel A.1 Pengaruh konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi pada suhu 25°C
Konsentrasi Log Waktu 1/waktu Log
Na2S2O3 (M) Na2S2O3 (s) (s-1) 1/waktu
0,025 -1,6020 1.305 0,00076 -3,11918
0,045 -1,3467 726 0,00137 -2,86327
0,065 -1,1870 361 0,00277 -2,55752
0,085 -1,0705 118 0,00847 -2,07216
0,097 -1,0132 75 0,01369 -1,86359

Tabel A.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi Na2S2O3 0,025 M

Suhu Suhu 1/suhu Waktu 1/waktu Ln


(°C) (°K) (K-1) (s) (s-1) 1/waktu
38 311 0,00321 662,4 0,00151 -2,82102
44 317 0,00315 615,6 0,00162 -2,79048
53 326 0,00306 555 0,00180 -2,74472
62 335 0,00298 435 0,00229 -2,64016
69 342 0,00229 391,5 0,00255 -2,59355
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B.1 Menentukan massa Na2S2O3 0,097 M dalam 250 mL Aquades


BM Na2S2O3 = 158 gram/mol
BM Na2S2O3.5H2O = 248 gram/mol

Massa 1000
M= ×
BM V
Massa 1000
0,097= ×
158 250
0,097 ×158 ×250
Massa=
1000
Massa=¿3,83 gram

B.2 Menentukan massa Na2S2O3.5 H2O 0,097 M dalam 250 mL Aquades


Dengan Perbandingan:
Mol Na2 S2 O 3 .5 H 2 O=Mol Na 2 S 2 O 3

Massa Na2 S2 O3 .5 H 2 O Massa Na2 S 2 O3


=
BM Na2 S 2 O3 .5 H 2 O BM Na2 S 2 O3

Massa Na 2 S2 O 3 .5 H 2 O 3,83
=
248 158

3,83 ×248
Massa Na 2 S 2 O 3 .5 H 2 O=
158

Massa Na 2 S 2 O 3 .5 H 2 O=6,01 gram

B.3 Menentukan Volume HCl 37% untuk Membuat Larutan HCl 1 M pada
250 mL Aquadest
Mr HCl = 36.5 gram/mol
ρ HCl = 1,19 gram/ml
18

ρ x % x 10
M=
BM
1.19× 37 ×10
M=
36.5
M =12.06 M

V 1 x M 1=V 2 x M 2
V 1 × 12,06=250× 1
V 1=20,72 mL

B.4 Menentukan Berbagai Konsentrasi Na2S2O3 dalam 250 ml Aquades


B.4.1 Na2S2O3 0,085 M dalam 250 mL Aquades
M1 V1 = M2 V2
0,097 M . V1 = 0,085 M . 250 mL
V1 = 219,07 mL

B.4.2 Na2S2O3 0,065 M dalam 250 mL Aquades


M1 V1 = M2 V2
0,085 M . V1 = 0,065 M . 250 mL
V1 = 191,17 mL

B.4.3 Na2S2O3 0,045 M dalam 250 mL Aquades


M1 V1 = M2 V2
0,065 M . V1 = 0,045 M . 250 mL
V1 = 173,07 mL

B.4.4 Na2S2O3 0,025 M dalam 250 mL Aquades


M1 V1= M2 V2
0,045 M . V1 = 0,025 M . 250 mL
V1 = 138,89 mL
19

B.5 Perhitungan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi


0
-2.5 -2 log [Na2S2O3]
-1.5 (M) -1 -0.5
-0.5

-1
log 1/w aktu (s-1)

-1.5

-2
f(x) = 2.12 x + 0.14
R² = 0.91
-2.5

-3

-3.5

-4

Gambar B.1 Hubungan antara log[Na2S2O3] dengan log 1/waktu

v=k [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿n


1/t=k [ Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿n
1
log =log k +n log [Na ¿ ¿ 2 S 2 O 3 ]¿
t
y=ax+ b
berdasarkan grafik diperoleh :
y=2,116 x−0,1369
maka didapat dari persamaan ini
log k =b
log k =−0,1369
k =10−0,1369
k =0,729
a=n
maka n = 2,116
Orde reaksi total = 1+2,116= 3,116
Sehingga, v = k [Na2S2O3]m [HCl]n
v = 0,729 [Na2S2O3]2,116 [HCl]1
20

v = 0,729 [Na2S2O3]2,116 [HCl]


B.6 Perhitungan pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada konsentrasi
0.025 M Na2S2O3

1/suhu (K-1)
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-0.5

-1
ln 1/w aktu (s-1 )

-1.5

-2

-2.5

-3 f(x) = − 223.27 x − 2.06


R² = 0.73
-3.5

-4

Gambar B.2 Hubungan Antara 1/suhu dengan ln 1/waktu pada Konsentrasi


0,025 M Na2S2O3

v=k [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿n


k = Ae-Ea/RT
v= Ae− Ea/ RT [ Na ¿ ¿ 2 S2 O3 ] ¿n
1
= Ae−Ea / RT [ Na ¿ ¿ 2 S2 O 3 ]¿ n
t
1 −Ea 1
ln = × + ln A [ Na ¿ ¿ 2 S2 O 3 ]¿ n
t R T

y=ax+ b
Berdasarkan grafik diperoleh:
y=−223,27 x −2,062
Maka didapat dari persamaan berikut.
−Ea
=a
R
−Ea
=−223,27
R
21

Ea=223,27 ( 8,314 ) J /mol


Ea=1.856,26678 J / mol
Ea=1.85626678 J / mol

¿ A[ Na ¿ ¿ 2 S2 O 3 ]¿m = b
ln A [Na ¿ ¿ 2 S 2 O3 ]¿m = 2,062
A[ Na ¿ ¿ 2 S2 O 3 ]¿m = e2,062
A[0,025]2,116 = e2,062
e 2,062
A=
[0,025]2,116
A = 19,296
22

LAMPIRAN C
GAMBAR

0.02
0.01
0.01
1/waktu (s-1)

0.01
0.01
0.01
0
0
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

Konsentrasi Na2S2O3 (N)

Gambar C.1 Hubungan Antara Konsentrasi Na2S2O3 Terhadap Laju Reaksi

0
-2.5 -2 log [Na2S2O3]
-1.5 (M) -1 -0.5
-0.5
-1
log 1/waktu (s-1)

-1.5
-2
f(x) = 2.12 x + 0.14
R² = 0.91 -2.5
-3
-3.5
-4

Gambar C.2 Hubungan antara Konsentrasi log[Na2S2O3] terhadap log 1/waktu


23

0
0
0
1/Waktu (𝑠−1)

0
0
0
0
0
305 310 315 320 325 330 335 340 345
Suhu (K)

Gambar C.3 Hubungan Antara Suhu Terhadap Laju Reaksi

1/suhu (K-1)
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-0.5
-1
ln 1/waktu (s-1)

-1.5
-2
-2.5
-3 f(x) = − 223.27 x − 2.06
R² = 0.73
-3.5
-4

Gambar C.4 Hubungan Antara 1/T dengan ln 1/waktu pada Konsentrasi 0,025 M
Na2S2O3

Anda mungkin juga menyukai