Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Perumusan Matematika
untuk Persoalan-persoalan Fisik dan Kimia

I. Perumusan Matematika.

Ilmu-ilmu terapan hampir seluruhnya memerlukan pelaksanaan percobaan


dan menginterpretasikan hasil percobaannya. Cara yang banyak diminati adalah
dilaksanakan secara kuantitaif dengan melakukan pengukuran yang akurat dari
variabel-variabel sistem, kemudian data hasil pengukuran ini dianalisa (diolah) dan
dibuat korelasinya, atau dilaksanakan secara kualitatif dengan menyelidiki perilaku
umum sistem yang dinyatakan sebagai suatu variabel yang mempengaruhi variabel
yang lain.
Bila suatu penyelidikan kuantitatif akan dilaksanakan maka perlu dibuat
model matematik untuk sistemnya sebelum melakukan eksperimen, karena model
matematis ini bisa mempengaruhi jalannya eksperimen. Perumusan model
matematika suatu sistem atau proses dibutuhkan juga pada perancangan peralatan-
peralatan, misalnya menara distilasi, menara absorbsi, reaktor, ekstraktor, dsb.
Pembentukan model matematika suatu sistem (proses) dilakukan melalui
tiga tahap dasar yaitu :
1. Mengubah dari proses fisik/kimia menjadi bahasa matematika, sehingga didapat
suatu persamaan matematis.
2. Menyelesaikan persamaan matematis yang diperoleh
3. Menginterpretasikan hasil penyelesaian yang diperoleh ke dalam istilah-istilah
fisik/kimia.
atau digambarkan sbb. :

Proses fisik/kimia Jelas mekanismenya

Perumusan matematis/modelling berupa PD/pers. aljabar/transendental

Penyelesaian rumusan/model matematika

Interpretasi hasil penyelesaian dalam istilah-istilah fisik/kimia

MTK-2/1
II. Hukum-hukum dasar yang dipakai.
1. Hukum Kekekalan :
a. massa :
1. overall :
laju akumulasi massa dalam sistem = laju massa masuk ke sistem -
laju massa keluar dari sistem
2. komponen :
laju akumulasi mssa komponen i dalam sistem = laju massa
komponen i masuk ke sistem - laju massa komponen i keluar dari
sistem + laju massa komponen i yang timbul dalam sistem - laju
massa komponen i yang terpakai dalam sistem
b. energi :
laju akumulasi energi dalam sistem = laju energi masuk ke sistem -
laju energi keluar dari sistem + laju energi yang timbul dalam sistem
- laju energi yang terpakai dalam sistem
c. momentum :
laju akumulasi i momentum dalam sistem = laju i momentum i
masuk ke sistem - laju i momenutm keluar dari sistem + gaya-gaya
ke arah i yang bekerja dalam sistem

2. Hukum untuk proses kecepatan :


a. perpindahan panas :
1. konduksi :
Q = -k.A.T/x (hk. Fourier), dimana :
k = thermal konduktifity
A = luas perpindahan panas
T/x = gradien suhu ke arah x
2. konveksi antar fasa :
Q = h.A.(TS - Tf), dimana :
h = koeffisien perpindahan panas
A = luas perpindahan panas
(TS Tf) = perbedaan suhu antara permukaan dengan badan
fluida
b. perpindahan massa
1. secara molekuler (diffusi) :
Ni = -Di.S. Ci (hk. Fick), dimana :
Di = koeffisien diffusi komponen i
S = luas perpindahan massa
Ci = gradien konsentrasi komponen i
2. antar fasa :
Ni = Kc.S.(Cs - Cb), dimana :
Kc = koeffisien perpindahan massa
Cs = konsentrasi komponen i di permukaan
Cb = konsentrasi komponen i di badan fluida
c. perpindahan momentum : (secara molekuler) :
xy = -.Vx/y (hk. newton untuk viskositas), dimana :
xy = fluks perpindahan x momentum ke arah y
Vx = kecepatan ke arah x
MTK-2/2
 = viskositas
d. reaksi kimia :
aA + bB  cC
kecepatan A bereaksi dinyatakan dengan :
 rA  k. C A . CB mol A bereaksi/(volume . waktu), dimana
:
k = konstanta kecepatan reaksi
 = orde reaksi terhadap A
 = orde reaksi terhadap B

3. Hukum kesetimbangan :
a. kesetimbangan fasa : uap-cair, cair-cair, gas/uap-padat, cair-padat
b. kesetimbangan kimia :
 CC  c
aA + bB  cC, maka K =
 C A  a . C B  b
III. Contoh Soal.

A. Hk. Kekekalan Massa.


1. Dua buah tangki (masing-masing 100 l), mula-mula penuh dengan larutan garam
berkonsentrasi 20 gr/l. Ke dalam tangki I dialirkan air dengan laju 5 l/min, dan
pada saat yang sama dikeluarkan dari tangki I, larutan dengan laju 8 l/min ke
tangki II. Dari tangki II dikeluarkan larutan dengan laju 8 l/min, dimana 3 l/min ke
tangki I dan 5 l/min dibuang. Tentukan konsentrasi garam (gr/l) di tangki I dan II
sebagai fungsi waktu. Asumsi  sama diseluruh aliran.
Jawab :

air lar.
5 l/min 3 l/min

lar
8 l/min
I II lar.
V1 dan C1 V2 dan C2 5 l/min

Tangki I :
neraca massa total : akumulasi = input - output
d  V1 .   dV1
 5  3  8    0  V1 konstan = 100 l
dt dt
neraca massa garam : akumulasi = input - output
d  V1 . C1 
 5.0  3C2  8C1
dt
dV1 dC
 C1  V1 1  3C2  8C1
dt dt

MTK-2/3
dC1
 100  3C2  8C1 (1)
dt
Tangki II :
neraca massa total : akumulasi = input - output
d V2 .  dV
 8   8    2  0  V2 konstan = 100
dt dt
l
neraca massa garam : akumulasi = input - output
d  V2 . C2 
 8C1  8C2
dt
dV2 dC2
 C2  V2  8C1  8C2
dt dt
dC2 dC
 100  8C1  8C2  C1  C2  12.5 2 (2)
dt dt
2
dC1 dC2 d C
Pers. (2) didefferensialkan :   12.5 2 2 (3)
dt dt dt
Substitusi pers.(2) + (3) ke pers. (1) :
dC d 2C dC
100 2  1250 2 2  3C2  8C2  100 2
dt dt dt
2
d C dC
 1250 2 2  200 2  5C2  0
dt dt
2
d C dC
 250 2 2  40 2  C2  0 , diselesaikan dengan P.D. linier tereduksi
dt dt
tingkat n
 250 m + 40 m + 1 = 0, diperoleh m1 = -0.031 dan m2 = -0.129, maka
2

penyelesaiannya adalah : C2 = K1.e-0.031 t + K2.e-0.129 t (4)


dC2
 0.031.K1 .e 0.031t  0.129.K 2 e 0.129t
dt
(5)
Kondisi awal, t = 0 : - pers. (4) 20 = K1 + K2
- pers. (5) 0 = -0.031 K1 - 0.129 K2
dari kedua persamaan ini didapat harga K1 = 26.33 dan K2 = -6.33, jadi
penyelesaian untuk tangki II adalah : C2 = 26.326.e-0.031 t - 6.33.e-0.129 t (6)
Substitusi pers. (5) + (6) ke pers. (2) :
C1 = 26.33.e-0.031 t - 6.33.e-0.129 t + 12.5(-0.031.26.33.e-0.031 t + 0.129.6.33.e-0.129 t)
= 16.e-0.031 t + 3.875.e-0.129 t

Dengan cara Transformasi Laplace :


dC
100 1  3C2  8C1 , dilakukan transformasi Laplace :
dt
 dC 
100. L  1   3. L C2   8. L C1 
 dt 
 ~  20  ~ ~
 100  s. C1 ( s)  C1 ( 0)   3. C2 ( s)  8. C1 ( s)
 

MTK-2/4
~ ~
 (100. s  8)C1 ( s)  3. C2 ( s)  2000 (1)
dC
100 2  8C1  8C2 , dilakukan transformasi Laplace :
dt
 dC 
100. L  2   8. L C1   8. L C2 
 dt 
 ~ 20  ~ ~
 100 s. C2 ( s)  C2 ( 0)   8. C1 ( s)  8. C2 ( s)
 
~ ~
 8. C1 ( s)  (100. s  8)C2 ( s)  2000 (2)

Penyelesaian pers. (1) dan (2) :


2000 3
~ 2000 (100. s  8) 20. s  2.2 20. s  2.2
C1 ( s)   2 
(100. s  8) 3 s  0.16. s  0.004 ( s  0.129)( s  0.031)
8 (100. s  8)
 3.875 16 
C1  L1     16.e-0.031 t + 3.875.e-0.129 t
 ( s  0.129) ( s  0.031) 
(100. s  8) 2000
~ 8 2000 20. s  3.2 20. s  3.2
C2 ( s)   2 
(100. s  8) 3 s  0.16. s  0.004 ( s  0.129)( s  0.031)
8 (100. s  8)
 6.33 26.33 
C2  L1     26.326.K1.e-0.031 t - 6.33.K2.e-0.129 t
 ( s  0.129 ) ( s  0.031) 

2. 5 m3/jam larutan yang berisi reaktan A dengan konsentrasi 2 kgmol/m3 untuk


reaktor alir berpengaduk yang mula-mula berisi pelarut murni 2 m3. Dalam reaktor
terjadi reaksi peruraian : A  R + S (reaksi order 1 irreversible). Dari reaktor
keluar larutan dengan laju alir 5 m3/jam.
a. Tentukan persamaan yang menyatakan konsentrasi A (CA) sebagai fungsi waktu
(t), dimana k = 6/jam.
b. Tentukan waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi A dalam cairan keluar
reaktor mencapai 0.518 kgmol/m3. Pada saat itu tentukan CR dan CS.
c. Bila keadaan mantap tercapai, tentukan CA yang keluar reaktor.
Jawab :
Asumsi :  sama diseluruh aliran.

3
A 5 m /jam
3
2 kgmol/m
A
R
S
V
3
5 m /jam

MTK-2/5
1 kgmol A kgmol A
a. rA =- k. CA = -6.CA
jam m 3
m 3 . jam
neraca massa total : akumulasi = input - output
dV
  5  5  0 , V konstan = 2 m3
dt
neraca massa komponen A : akumulasi = input - output
d V .C A 
 5.2  5.C A  rA .V
dt
dC A
2  10  5. C A  ( 6. C A .2)  10  17C A
dt
2
 10  17C dC A  dt , diintegralkan :
A
CA t
2
 10  17C A dC A   dt
0 0
2
CA
10  17C A 
 
17
ln(10  17C A ) t  ln 
10   8.5t
0  
1
 1-1,7CA = e-8.5t  C A 
1.7
 
1  e 8.5t kgmol/m3
1 1
b. 0.518 
1.7

1  e 8.5t  t
8.5
ln 1  1.7 . 0.518 = 0.25 jam.

d V .C R 
neraca massa komponen R :  5.0  5.C R  rA .V  12C A  5C R
dt

d V .C R 
 5.0  5.C R  rR .V ; dim ana : rR   rA ,
dt
d V .C R 
 5C R  rAV  5C R    kC AV   5C R  12C A
dt
dC R 1
 2  12. (1  e 8.5t )  5C R
dt 1.7
dC 6
 dt  2.5C R  17
R
(1  e 8.5t )
. x e 2.5t

2.5t dC R 6 2.5t
e  2.5e 2.5t C R  e (1  e 8.5t )
dt 17
.
d e 2.5t . C R 
    6 ( e 2.5t  e 6 t ) ,diintegralkan :
dt 1.7

e 2 .5 t .CR t
e 2.5t . C   6 (e 2.5t  e 6t )dt
 
d
  17
R
0 0 .
2.5t . C  6 1 2.5t 1 6t
e R ( e  e )  k , t = 0  CR = 0
1.7 2.5 6

MTK-2/6
6 1 1
 0 (  )  k  k  2 , maka :
17
. 2.5 6
6 1 1
CR  (  e 8.5t )  2. e 2.5t ,
1.7 2.5 6
Saat t = 0.25  CR = 0.4115 kgmol/m3, dan dari pers. reaksi CS = CR = 0.4115
kgmol/m3.
1
c. Keadaan mantap tercapai saat t = , maka CA = (1  0) = 0.588 kgmol/m3.
1.7

3. Reaksi peruraian zat A menjadi B, dalam reaktor bertekanan yang ishotermal


dirumuskan sebagai 2A  B. Reaksi ini irreversibel dan mengikuti kinetika
reaksi order 2, dengan konstanta kecepatan reaksi 1000 ft 3/(lbmol.menit). Reaktor
beroperasi pada suhu 800 oF dan tekanan 3 atm yang dijaga tetap, dimana gas A
murni masuk dengan laju alir 1 lbmol/menit. Karena suhu operasi yang rendah,
dianggap tidak ada reaksi didalam sistem perpipaan, dan kedua gas mengikuti sifat
gas ideal.
a. Pada keadaan steady state, gas keluar reaktor mengandung 1/3 bagian gas B,
tentukan volume reaktor tersebut.
b. Setelah keadaan steady tercapai, tiba-tiba valve keluar reaktor ditutup dan laju
alir gas A diatur agar tekanan di dalam reaktor tetap 3 atm. Tentukan waktu
yang diperlukan mulai valve ditutup sampai konsentrasi B di dalam reaktor
9/10 bagian.
Jawab :
a./

Feed A
P = 3 atm
T = 800 oF
Product A, B

rA = -kC
2A  B
awal nAo 0
reaksi nAo.x 0.5 nAo.x
akhir nAo.(1- x) 0.5 nAo.x
(x = konversi reaksi)
Jumlah mol gas di dalam reaktor = nAo.(1- x) + 0.5 nAo.x = nAo.(1- 0.5 x)
Konsentrasi gas A di dalam reaktor = (1 - 1/3) = 2/3 = nAo.(1- x)/(nAo.(1- 0.5 x))
= (1 - x)/(1 - 0.5 x)
3 - 3x = 2 - x
1 = 2x , maka x = 0.5
nA = nAo(1 - x) = 1(1 - 0.5) = 0.5
Neraca massa komponen A di dalam reaktor :
dnA/dt = nAo - nA - knA2/V (steady state)

MTK-2/7
0 = 1 - 0.5 - 1000 . 0.52/V ====> V = 500 ft3

b./
P
Feed A
P = 3 atm
T = 800 oF
V = 500 ft3

P.V 3 . 500
n   1.63034 lbmol  nA = 0.1 x 1.63034 = 0.163 lbmol
R. T 0.7302 . 1260
neraca massa komponen A :
t 0.163
dn A k . n 2A 1 k . n 2A dn 1 k.n2 2.V dn A
dt

V
 .
2 V
 A  . A 
dt 2 V
0 dt   k . 
0.5
n 2A
0.163
2.V  1  2 . 500  1 1 
 t .     4.135 min
k  n A  0.5 1000  0.163 0.5 

B. Hk. Kekekalan Energi.

1. Perpindahan panas ke suatu dinding semi infinite. Suatu slab yang luasnya tak
berhingga, mula-mula pada suhu T0 di semua bagian. Tiba-tiba salah satu
permukaan slab dikontakkan pada cairan panas bersuhu T s terus-menerus. Jabarkan
P.D. yang menggambarkan peristiwa perpindahan panasnya.
Jawab :

T s
T 0

T
q   k .S .
x x x
x T
x x .q x x xx   k .S .
x x x x

x
Asumsi :

MTK-2/8
 konveksi di permukaan slab bersuhu Ts diabaikan.
 arah perambatan panas hanya pada arah x.
 k dan Cp tak tergantung suhu.

Neraca panas pada elemen setebal x :


akumulasi = input - output
Q T  T 
  k . S.   k . S . 
t x xx  x x  x x 



 m. C p . T   k . S.
T 
  k . S .
T 

t x xx  x x  x x 



 . S .x. C p .(T  Tref   k . S.
T 
  k . S .
T 

t x x x  x x  x  x 

T T T  2T
  . S . x . C p  k . S.  k . S.  k . S .x 2
t x x x
T  T
2
T k  2T T 2  T
2
 . S .x. C p  k . S .x     
t x 2 t  . C p x 2 t x 2
Untuk menyelesaikan diperlukan batasan masalah sbb. :
- t = 0 : 0  x  L  T = T0
- t > 0 : x = 0  T = Ts dan x =   T = T0.

2. Suatu batang silinder logam yang ke-2 ujungnya terisolasi, mula-mula pada suhu
T0 di semua bagian, dan berjari-jari a. Tiba-tiba silinder ini dimasukkan ke dalam
oven pada suhu Ts. Dianggap sejak saat itu suhu permukaan silinder selalu bersuhu
Ts. Jabarkan P.D. yang menggambarkan peristiwa perpindahan panasnya.
Jawab :

a
r

T T
L k . 2 . . r . L . k . 2 . . r . L .
r rr r r  r  r

r

Asumsi :
 konveksi di permukaan slab bersuhu Ts diabaikan.

MTK-2/9
 arah perambatan panas hanya pada arah r.
 k dan Cp tak tergantung suhu.

Neraca panas pada elemen setebal r :


akumulasi = input - output
Q  T  T
  k .2. .r.L.   k .2. .r.L. r
t  r r  r r  r r

  m.C p .T   T  T
  k .2. .r.L.   k .2. .r.L.
t  r r  r r  r r r


   .2. .r.L.r.C p .T  Tref     k .2. .r.L.T  T
   k .2. .r.L.
t  r r r r  r r r


 T 
 k . r.
T T T r 
.2.  . r . L.x. C p   k .2.  . r . L.  k .2.  . r. L. .2.  . L.r 
t r r r
 T   T 
  k . r.   k . r. 
 T r   T 1  r 
.2.  . r. L.r. C p  2.  . L.r  . C p  .
t r t r r
T   2T 1 T  T k   2T 1 T 
  .C p .  k . 2  .   .  .
t  r r r  t  .C p  r 2 r r 
T   2T 1 T 
   2 . 2  .
t  r r r 

Untuk menyelesaikan diperlukan batasan masalah sbb. :


- t = 0 : 0  r  a  T = T0
- t > 0 : r = a  T = Ts.

3. Suatu bola terbuat dari logam dengan jari-jari a, yang mula-mula bersuhu T 0.
Tiba-tiba bola ini dimasukkan ke dalam cairan pada suhu T s. Dianggap sejak saat
itu suhu permukaan bola selalu tetap pada Ts. Jabarkan PD yang menyatakan
distribusi suhu di dalam bola.
Jawab :

MTK-2/10
r

r
T T
 k .(4.  . r ).
2
 k .(4.  . r 2 ).
r r r r r  r  r

Asumsi :
 konveksi di permukaan slab bersuhu Ts diabaikan.
 arah perambatan panas hanya pada arah r.
 Cp tak tergantung suhu.

Neraca panas pada elemen setebal r :


akumulasi = input - output


 4.  . r 2 .r . . Cp.( T  Tref )    k .4.  . r 2 .
T 
  k .4.  . r 2 .
T 

t r r r  r r  r  r 


 T 
 r 2 .
T T T r 
4.  . r 2 .r . . Cp.   k .4.  . r 2 .  k .4.  . r 2 .  k .4.  .r . 
t r r r
T  2 T  T 2

   2. .  2 
t  r r r 

Untuk menyelesaikan diperlukan batasan masalah sbb. :


- t = 0 : 0  r  a  T = T0
- t > 0 : r = a  T = Ts.

IV. Soal-Soal.

1. Diinginkan untuk menghasilkan suatu zat B dari bahan baku A didalam reaktor
tangki teraduk dengan volume efektif V m3. Bila Q m3/detik suatu larutan A dengan
konsentrasi Co dialirkan ke reaktor yang semula kosong, dan reaksi yang terjadi
dalam reaktor :

K1

A B 
K3
C

K2

MTK-2/11
dimana semua reaksi berorder 1. Jabarkan PD yang menunjukkan jumlah mol B
didalam reaktor sebelum cairan tumpah.

2. Suatu aliran liquida dengan densitas, , dan panas jenis, Cp, mengalir melalui
pipa dengan jari-jari dalam, a m. Kecepatan linier cairan didalam, U m/jam.
Dinding pipa dipertahankan pada suhu, T1 oC, dan suhu liquida masuk, T 0 oC, (T1 >
T0). Koeffisien perpindahan panas secara konveksi pada dinding pipa, h kcal/
(m2.jam.oC). Konduksi didalam cairan diabaikan dan perubahan suhu ke arah radial
diabaikan. Pada keadaan steady state :
a. Tunjukkan PD yang menggambarkan peristiwa perpindahan panas di dalam
cairan.
b. Tentukan kondisi batas PD pada soal a).
c. Bila diketahui :
Cp = 1 kcal/(m2.jam.oC)  = 1000 kg/m3
U = 6000 m/jam a = 0.025 m
L = panjang pipa = 5 m T0 = 40 oC
T1 = 100 oC h = 500 kcal/(m2.jam.oC)
tentukan suhu cairan keluar pipa.

3. Turunkan distribusi suhu pada keadaan steady state pada suatu silinder berongga
dengan jari-jari dalam, r = a, dan jari-jari luar, r = b. Pada badan silinder yang
bersuhu seragam dan selalu tetap, T, terdapat sumber panas, yang mengalir secara
radial sebagai fungsi jari-jari dengan kecepatan Q(r) = Q 0.r, dan konduktifitas panas
bahan silinder berubah menurut fungsi waktu, k = k0.r, dimana Q0 dan k0 adalah
konstanta. Permukaan batas dalam suhunya dijaga 0, pada permukaan batas luar
terjadi perpindahan panas secara konveksi ke udara sekitarnya yang bersuhu T s,
dengan koeffisien perpindahan panas, h.

4. Sebuah metal berpenampang segi empat dengan lebar 3 inchi dan tebal 0.2 inchi)
dan panjang 4 ft. Pada salah satu ujungnya dipanaskan pada suhu tetap 600 oF.
Permukaan samping metal diisolasi. Anggap keadaan steady. Hitung suhu pada
ujung-ujung lain dari metal bila diketahui : suhu ruangan : 86 oF, k = 200
Btu/jam.ft2/ft.oF, h = 8 Btu/jam.ft2.oF.

Qout
3"
0.2"
Qin
Qout

Qout 4"

5. Oksigen cair produksi PT. Aneka Gas Industri disimpan dalam tangki berbentuk
bola, yang berventilasi ke udara atmosfer. Jari-jari dalam tangki, r = r0, bersuhu T0,
dan jari-jari luar, r = r1, bersuhu T1. Kondutifitas panas bahan tangki tergantung
dari suhu, dengan fungsi sbb. : k = k0 + (k1 - k0).((T - T0)/(T1 - T0)).

MTK-2/12
a. Tentukan laju perpindahan panas yang melalui bahan tangki sebagai fungsi jari-
jari dan suhu pada keadaan stady state, Q = f(r,T).
b. Tentukan laju penguapan oksigen dari dalam tangki yang berdiameter dalam 6 ft
dengan tebal 1 ft, dimana kondisi tangki sbb. :
- suhu permukaan dalam tangki, T0 = -183 oC
- suhu permukaan luar tangki, T1 = 0 oC
- titik didih normal O2 = -183 oC
- panas penguapan normal oksigen = 1636 cal/mol
- k, pada suhu : 0 oC = 0.090 Btu/(hr.ft2/ft.oF)
-183 oC = 0.072 Btu/(hr.ft2/ft.oF)
(Bird, soal 9.F2)

6. Suatu larutan yang mengandung 20 % reaktan A pada 30 oC dialirkan ke suatu


reaktor tangki teraduk dengan laju 10000 kg/jam. Reaktor dilengkapi dengan
suatu koil pemanas dengan luas 3 m2. Koil ini dialiri uap air yang mengembun pada
suhu 149 oC. Didalam reaktor terjadi reaksi kimia sangat cepat yang
endotermis dengan panas reaksi 20 Kcal/(kg A yang bereaksi). Cairan panas
(yang praktis tak mengandung A) keluar dari reaktor dengan laju 10000 kg/jam.
Pada saat awal terdapat 2500 kg larutan pada suhu 30 oC didalam tangki. Harga
koefisien perpindahan panas total adalah 350 Kcal/(jam.m2.oC) dan kapasitas panas
larutan adalah 1 kcal/(kg.oC). Hitung suhu cairan keluar sesudah : a) 10 menit ,b)
1 jam , c) 2 jam.

7. Suatu tangki berisi N2 (anggap sebagai gas ideal) pada tekanan 780 kPa dan
suhu 30 oC, dengan volume tangki adalah 28 m3. Tiba-tiba terjadi sedikit kebocoran
pada tangki. Laju alir gas melalui lubang bocor pada saat itu adalah 0.1
kgmole/jam. Selanjutnya laju alir gas melalui lubang bocor dinyatakan sebagai
berikut,
F = Cd P  Patm kgmole/jam
dimana ,
P = Tekanan pada tangki, Pa
Patm = Tekanan atmosfir = 1.013 x 105 Pa
Cd = suatu konstanta
Anggap selama kebocoran tak ada perubahan suhu pada tangki. Tentukan tekanan
pada tangki 15 menit setelah kebocoran terjadi.

8. Panas diregenerasi seragam oleh reaksi kimia dalam silinder panjang dengan jari-
jari 91.4 mm. Rate generasi konstan pada 46.6 W/m3. Dinding silinder didinginkan
dan suhu dinding dijaga pada 311 K. Thermal konduktifity bahan silinder adalah
0.865 W/m.K. Hitung suhu pada sumbu silinder dalam keadaan steady state.

MTK-2/13

Anda mungkin juga menyukai