(TRANSPORT PHENOMENA)
KONTRAK KULIAH
I-1
Sumber Pustaka:
A. Wajib
1. Fahien, R.W., 1983, “Fundamentals of Transport Phenomena”,
McGraw-Hill Book Company, New York.
2. Bird, R.B., W.E. Stewart, E.N. Lightfood, 2002, “Transport
Phenomena”,2 .ed Prentice-Hall, Englewood Cliff, New Jersey.
nd
B. Anjuran
1. Brodkey, R.S., Hershey H.C., 1988, “Tranport Phenomena”, McGraw-Hill Book Company,
New York.
2. Tjipto Utomo, 1984, “Teori Dasar Fenomena Transport”, Binacipta, Bandung
I-2
Setelah mengikuti mata kuliah ini (akhir semester), mahasiswa mampu
untuk menjelaskan dan merumuskan perpindahan panas, momentum dan
massa berdasarkan neraca panas, neraca momentum dan neraca massa
serta hukum-hukum yang terkait dengan proses tersebut.
I-3
Bobot untuk komponen-komponen penilaian:
No Jenis Tagihan Bobot (%)
1. Tugas 10
2. Kuis 20
3. Ujian Tengah Semester (UTS) 30
4. Ujian Akhir Semester (UAS) 40
I-4
KONSEP DASAR PERPINDAHAN
Di dalam perancangan alat proses, akan digambarkan secara jelas kejadian yang
berlangsung dalam alat itu. Dengan demikaian akan dapat diperoleh keterangan-
keterangan kualitatif dan kuantitatif tentang proses tersebut yang sangat berguna dalam
perancangan alat tersebut.
Kejadian fisis akan selalu disertai oleh berpindahnya satu atau lebih dari tiga
kuantita yaitu massa, momentum dan panas. Peristiwa perpindahan ini akan banyak
dijumpai dalam semua operasi teknik kimia. Cabang ilmu “Transport Phenomena ”
mempelajari tentang kejadian fisis yang terjadi selama operasi teknik kimia dan
menuangkan di dalam suatu model matematis. Model matematis tersebut
menggambarkan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam peristiwa itu.
Transport phenomena mempelajari secara sistematis dan integrated:
Persamaan:
Ketiga transfer tersebut mempunyai similarita dalam mekanisme fisik ada
analogi Studi analogi : mempelajari aliran yang satu untuk mempelajari aliran
yang lain karena mempunyai persamaan differensial yang sama
Perbedaan :
Transfer panas dan massa → besaran skalar
Transfer momentum → besaran vektor
Pendekatan:
Dari ke -3 transfer proses ada 2 pendapat untuk pendekatan:
1. Ketiganya dipelajari secara paralel → karena mempunyai analogi (Fahien,
1983)
2. Ketiganya dipelajari secara seri, dimulai dari transfer momentum, karena pada
umumnya peristiwa pada transfer panas dan massa melibatkan aliran fluida (Bird,
Stewart, 1962 dan 2002)
3. Di dalam kuliah ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ke-2, tetapi
dimulai dari transfer panas dilanjutkan transfer momentum kemudian massa
karena peristiwa pada proses perpindahan panas dirasa lebih mudah difahami
(skalar)
Tinjauan:
Peninjauaan mekanisme peristiwa-peristiwa itu dilakukan dengan menggunakan
matematika sebagai alat bantu utama. Oleh karena itu untuk bisa mendalami Transport
Phenomena, diperlukan menguasai bagian matematika utamannya ilmu hitung
I-5
diferensial dan integral dan penyelesaian persamaan diferensial. Disamping itu tetap
harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam ilmu fisika, kimia fisika
dan termodinamika.
Dengan menggunakan matematika diusahakan supaya perubahan-perubahan
dalam suatu peristiwa dapat dinyatakan dengan persamaan matematis. Pekerjaan ini
akan selalu diawali dengan membuat suatu neraca, yaitu neraca massa, panas dan
momentum. Neraca-neraca tersebut didasarkan atas ketiga hukum kekekalan:
Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan momentum
Hukum kekekalan panas/energi
Yang menyatakan bahwa massa, momentum dan panas tidak dapat dimusnakan akan
tetapi hanya berubah bentuk.
Ke-3 proses ditinjau secara mikro (differensial) → elemen volume ∆V→ ada beda
suhu(T), kecepatan (v) dan konsentrasi (C) terhadap posisi sehingga diperoleh :
PD parsial.
PD ordiner
(perlu MTK ›››)
Algoritma penyusunan persamaan:
Persamaan Persamaan Persamaan
Neraca Panas Neraca Momentum Neraca Massa
I-6
Sistem geometri yang ditinjau:
Bidang datar (x,y,z) Area
Silinder (z,r, ϴ) Volume
Bola (r,ϴ,Ф) el.volume
Maka laju perpindahan panas dari dinding pipa ke fluida tergantung parameter yang
disebut koefisien perpindahan panas (h).
I-7
Nilai h= f (geometri sistem/ukuran pipa, laju alir fluida, sifat-sifat termal fluida)
sehingga untuk prediksi nilai h harus dilakukan penelitian (research engineer) dan
kadang-kadang persamaan harus diselesaikan dengan program komputer (design
engineer). Untuk menentukan nilai h tersebut melibatkan transfer panas dan transfer
momentum.
2. Tubular Reactor
Pada kenyataannya banyak kasus perancangan alat yang melibatkan transport
phenomena. Sebagai contoh pada reaktor alir pipa. Bentuk alat sama dengan HE di
atas tetapi di dalamnya terjadi reaksi. Umumnya reaksi pada fase homogen. Fluida
masuk dengan konsentrasi reaktan tertentu dan meninggalkan reaktor dengan
konsentrasi reaktan yang lebih kecil dan konsentrasi produk yang makin besar (arah
axial).
Apabila reaksi eksotermis, maka suhu dinding reaktor akan dijaga suhunya dengan
menggunakan pendingin untuk memindahkan panas generasi yang timbul karena reaksi
kimia. Sehinggga suhu akan berkurang ke arah radial. Pada sumbu reaktor suhu lebih
tinggi dari pada di dinding reaktor. Pada umumnya laju reaksi akan bertambah dengan
kenaikan suhu, sehingga akan terjadi juga perbedaan konsentrasi produk pada arah
radial (perhatikan gambar dibawah).
Reaksi:
pendingin
exotermal - Isotermal
pemanas - Non isotermal adiabatis
endotermal non adiabatis
C mean
T C
R 0 R
R 0 R
posisi posisi
I-8
↑
T ↑
C
produk
center
mean mean
o → z 0 Z
posisi posisi→
REVIEW
PERSAMAAN KESEIMBANGAN :
1. Persamaan kesetimbangan overall (sistem uniform, makro) →V
differensial (elemen, mikro)→bila
ada beda T atau C atau v terhadap posisi →∆V
Persamaan keseimbangan:
Input rate - Output rate ± Generation rate = Accumulation rate
Generation rate :
Transfer panas → kec.terbentuknya energi :
- Ada aliran arus listrik dalam sistem→ Bird
- Hasil reaksi fusi pada reaktor nuklir (atau bahan lain mis
pembakaran batubara, briket) → Fahien, Bird
I-9
Secara umum y=f(x), maka harga rata-rata y=ya
y
ya
x1 x2
x1
∫ f ( x ) dx
y a= x 2
x 2 −x 1
dengan:
ya(x2-x1) = luas dengan tinggi ya dan lebar x2-x1
x2
∫ ydx
x1 = luas di bawah kurva y=f(x)
∫ TA x dx ∫ Tdx
⟨T ⟩= 0 = 0
=T a
A x Lx Lx
2. Suhu rata-rata silinder
R
∫ T ( 2 Π rL z ) dr
⟨T ⟩= R0
∫ 2 Π rL z dr
0
2 ΠL z
∫ T . rdr
0
= R
2 ΠL z
∫ rdr
0
I-10
R
R
∫ T . rdr ∫ T .rdr
⟨T ⟩= 0 1 =2
0
2
R2 R
2
∫ Tdr
⟨T ⟩= 0
R
Bola ?
I-11
Kasus 1. Sebuah tangki diisi dengan liquid yang mengalir dengan laju massa w 1 kg/s.
Pada saat yang bersamaan liquid meninggalkan tangki dengan laju alir massa w 2 kg/s.
Bila luas permukaan tangki A dan tinggi liquid di dalam tangki pada saat t adalah h,
susun persamaan neraca massa liquid di dalam tangki.
w1
w2
Persamaan keseimbangan:
Input mass rate - Output mass rate ± Generation mass rate = Accumulation mass
rate
Analisa:
1. Jika tidak ada produksi massa dalam tangki dan stedy-state
2. Bila w1 ǂ w2 maka ketingggian liquid berubah terhadap t
3. Bila ada reaksi
Kasus 2.
Jelaskan perbedaan dan persamaan (analogi) transfer panas, momentum dan massa
(persamaan:mekanisme secara molekuler menghasilkan persamaan differensial yg
sejenis; perbedaan: subyek yang ditransfer)
Kasus 3.
Berikan analisa Sdr peristiwa terdispersinya bahan atau limbah yang mengalir di aliran
sungai ditinjau dari transfer panas, momentum dan massa
I-12