Bentuk tersebut juga dapat dinyatakan dalam tiap satuan waktu (rate), yaitu:
komponen dapat disusun dalam bentuk seperti Persamaan (2.1) dan (2.2). Untuk sistem
dengan n komponen massa, dapat disusun n persamaan neraca massa (1 neraca massa
total dan n-1 neraca massa komponen atau n neraca komponen). Misalnya ada 4
komponen massa yaitu A, B, C, dan D, maka dapat disusun misalnya neraca massa total,
neraca massa A, neraca massa B, dan neraca massa C. Neraca massa D tidak perlu
disusun karena tidak bermanfaat.
Jika massa terdiri atas banyak komponen dan ada perubahan suatu komponen
menjadi komponen lain, maka bentuk persamaan neraca massa total tetap seperti
Persamaan (2.1) atau (2.2), tetapi persamaan neraca massa komponen perlu dikoreksi
menjadi sebagai berikut (misalnya neraca massa untuk komponen A):
Pada keadaan steady (tunak), atau keadaan sudah tidak berubah terhadap waktu lagi,
akumulasi = 0.
Bentuk-bentuk lain juga banyak, seperti Persamaan Bernoulli dalam Mekanika Fluida.
3. Kesetimbangan
Dalam bidang teknik kimia termasuk teknokimia nuklir, jenis kesetimbangan yang
penting adalah kesetimbangan fasa dan kesetimbangan kimia.
a. Kesetimbangan fasa
Fasa I
y Pada sistem kesetimbangan, ada
persamaan matematis yang
menghubungkan komposisi suatu
Fasa II fasa dengan fasa lain
x
Sebagai contoh, pada kesetimbangan fasa uap-cair untuk sistem biner dapat
didekati dengan persamaan Raoult-Dalton:
x
y (2-6)
1 ( 1) x
Pendekatan Henry yang serupa dengan koefisien distribusi pada ekstraksi, leaching,
kelarutan gas dalam cairan, dan sebagainya secara umum dapat ditulis dengan:
y = Hx (2-7)
b. Kesetimbangan Kimia
Jika ada suatu reaksi kimia yang setimbang, misalnya:
aA + bB +…. ⇄ rR + sS (2-8)
Tetapan kesetimbangan konsentrasi dapat ditulis dengan:
Kc
k
R r S s ...
(2-9)
k' A a B b ...
Selain tetapan kesetimbangan konsentrasi masih ada bentuk lain, misalnya aktivitas dan
tekanan parsial.
4. Proses-proses Kecepatan
Proses-proses kecepatan meliputi kecepatan perpindahan panas, momentum, dan massa,
banyak dipelajari dalam operasi teknik kimia, perpindahan panas, proses transfer, dan
kinetika kimia.
T= suhu
x=jarak (posisi)
k=koefisien perpindahan panas konduksi
Nilai k tergantung pada jenis bahan, dapat tetap, dipengaruhi suhu, arah, dan lain-
lain.
Fluida, T2
Q
b. Perpindahan massa
Disini hanya dibahas perpindahan massa secara difusi dalam satu fasa, antar fasa
satu film, dan antar fasa dua film.
Persamaan kecepatan untuk perpindahan massa A dalam medium B (difusi) didekati
dengan hukum Fick:
NA = (NA+NB).xA – c.DAB. dxA/dz (2-14)
dengan
NA = perpindahan massa A tiap satuan waktu tiap satuan luas.
NB = perpindahan massa B tiap satuan waktu tiap satuan luas.
C = konsentrasi total (A+B)
XA = fraksi mol A
DAB = difusivitas A melalui B
Z = jarak (posisi)
Untuk difusi ekimolar arus berlawanan, NB = -NA sehingga persamaan (2-14)
menjadi:
NA = – c.DAB. dxA/dz (2-15)
CAs
CA
solven
Padatan A
(dapat larut)
NA
dengan
a = luas per satuan volum
kca =koefisien perpindahan massa volumetris
Perpindahan massa antar fasa dua film terjadi pada batas fasa cir-gas, atau cair-
cair, dengan gradien konsentrasi seperti Gambar 2-4.
Fasa 1 Fasa 2
CA1
(CA2)i
(CA1)i
CA2
Dengan menganggap bahwa tidak ada akumulasi A pada film-film, (CA1)i setimbang
dengan (CA2)i dan hubungan kesetimbangan mengikuti hukum Henry:
(CA1)i = H.(CA2)i (2-24)
Dengan demikian kecepatan perpindahan massa A dari fasa 1 ke fasa 2 dapat
didekati dengan persamaan:
NA = kc1(CA1 – (CA1)i) = kc2((CA2)i – CA2) (2-25)
Persamaan (2-24) sukar dipakai karena konsentrasi pada interface (CA1)i dan ((CA2)i
Sukar dievaluasi/diukur. Hal ini diatasi dengan membayangkan bahwa dua film itu
dapat diwakili oleh satu film yang merupakan gabungan 2 film. Film gabungan ini
dapat dianggap terjadi di fasa 1 atau fasa 2.
Jika film gabungan dianggap terjadi di fasa 1, gradien konsentrasi A dapat
didekati dengan Gambar 2.5.
Fasa 1 Fasa 2
CA1 CA1*
CA2
Jika film gabungan dianggap terjadi di fasa 2, maka gradien konsentrasi A dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
CA2*
CA2
c. Perpindahan momentum
Perpindahan momentum biasanya menggunakan hukum Newton
=- µ dv/dx (2-36)
Pengembangan model dari fenomena fisis dapat digambarkan dalam bagan Gambar 2.7
berikut.
Problem Jawaban
Penyelesaian:
Analitis
Numeris
Jawaban kuantitatif
Contoh 2.1.
Tangki luas permukaan A cm2 mula-mula kosong, mulai suatu saat diisi cairan dengan
kecepatan Q cm3/detik di bagian bawah tangki terdapat lubang kecil dengan luas a cm 2
tentukan: (a) tinggi permukaan cairan setelah t detik (b) Tinggi maksimum permukaan
cairan.
Penyelesaian:
Agar secara cepat dapat difahami, masalah tersebut kita tuangkan dalam bentuk Gambar
2.8.
Ingin dicari:
3
Q, cm /s hubungan x dengan t
x maksimum
A cm2
x
a. cm2
dx Q a
U
dt A A
dx Q a
2 gx
dt A A
Keadaan batas: t=0; x=0
dx a Q
2g [ x]
dt A a 2g
x x t
dx a
Q
A
2g dt
x0 x t 0
2 2g
x = …..
Latihan/PR:
Suatu tangki mula-mula berisi air murni sebanyak Mo kg air murni. Mulai suatu saat air
garam dengan kecepatan F kg/jam dengan kadar garam C o kg garam/kg larutan
dimasukkan ke dalam tangki dan L kg/jam dikeluarkan dari tangki. Carilah hubungan
kadar garam dalam tangki dengan waktu. Jika F=200, L=100, C o = 0,1, dan Mo= 1000,
hitunglah kadar garam dalam tangki tepat setelah 1 jam.