V. PENYELESAIAN PD ORDINER
Contoh:
2
d3y d2y dy 3 dy
3
2
5 2x 4 y 4e x cos x (V-1)
dx dx dx dx
Persamaan (5-3) non linier karena variabel terikat, y, berpangkat 2. Persamaan (V-4)
non linier karena berderajad 2.
Contoh 1:
dy
x 3 y sin x (cos x 2 y ) 0 (V-7)
dx
( x 3 y sin x)dx (cos x 2 y )dy 0
M N
M
sin x
y
eksak
N
sin x
x
x 3 y sin x (V-9)
x
cos x 2 y (V-10)
y
Jika M atau diintegrasikan ke x, maka:
x
1 4
x y cos x f ( y ) (V-11)
4
Persamaan (V-11) didiferensialkan ke y, maka:
cos x f ' ( y ) (V-12)
y
x 4 4 y cos x 4 y 2 C (V-14)
Latihan
Sellidiki PD berikut, jika eksak selesaikanlah!
1. (x2 – y) dx – x dy = 0
Contoh:
x dx y dy
0
(1 x )
2 1/ 2
(1 y 2 )1 / 2
Jika diintegralkan :
x dx y dy
(1 x 2 1/ 2
)
(1 y 2 )1 / 2
0
PUPD :
(1 + x2)1/2 + (1 + y2)1/2 = C
Contoh :
1. Selesaikan PD dibawah ini
2xy dy/dx – y2 + x2 = 0
Penyelesaian :
Jika PD dibagi dengan x2 akan menjadi :
y dy y2
2 2 1 0
x dx x (1)
Substitusi y vx (2)
Substitusikan persamaan (2) dan (1) ke persamaan di atas :
d
2 ( x ) 2 1 0
dx
d
2 2 2x 2 1 0
dx
d
2 2x 1 0
dx
d
2x (1 2 )
dx
2d 1
dx
(1 2 ) x
Persamaan diferensial homogen order satu dapat pula tersusun dari analisis
peluruhan berantai, dapat juga dari analisis reaktor batch jika bahan bereaksi dalam
dua langkah atau lebih secara simultan, misalnya pada halogenasi hidrokarbon. Hal
ini dapat dilihat pada Contoh berikut.
Contoh 2:
Benzena cair diklorinasi secara batch dengan cara menggelembungkan gas klor ke
dalam reaktor tangki berisi benzena. Pengadukan dalam reaktor itu sangat baik
sehingga gas klor yang masuk ke reator semua dapat bereaksi dan hanya gas HCl saja
yang meninggalkan reaktor. Perkirakan gas klor yang harus dimasukkan agar hasil
monoklorobenzenya maksimum. Reaksi dianggap berlangsung isotermal pada suhu
55 oC dan perbandingan konstanta kecepatan reaksinya adalah:
k1 k
8,0 dan 2 30
k2 k3
Dengan subskrip 1, 2, dan 3 berturut-turut mengacu pada reaksi no I, II, dan III di
bawah ini:
C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl I
C6H5Cl + Cl2 C6H4Cl2 + HCl II
C6H4Cl2 + Cl2 C6H3Cl3 + HCl III
Penyelesaian:
Ambil basis 1 mol benzen umpan, dan didefinisikan variabel-variabel untuk
menunjukkan keadaan sistem pada saat ,
t = mol triklorobenzena
Maka q+r+s+t=1 (IV)
Dari persamaan stoikiometri, jumlah klor yang dibutuhkan adalah:
y=r+2s+3r (V)
Jika dianggap reaksi elementer, volume reaksi, V, konstan, maka kecepatan reaksi (I)
adalah, R = k1pq merupakan kecepatan berkurangnya benzen dari sistem. Akumulasi
benzen adalah Vdq/d . Dengan demikian neraca massa keempat senyawa aromatik
itu dapat ditulis sebagai berikut:
Neraca massa masing-masing komponen dalam reaktor adalah:
(Input – Output + reaksi = akumulasi
dq
Neraca massa benzen: 0 0 k1 pq V (VI)
d
dr
Neraca massa monokloro benzen : k1 pq k 2 pr V (VII)
d
ds
Neraca massa dikloro benzen : k 2 pr k 3 ps V (VIII)
d
dt
Neraca massa trikloro benzen : k 3 ps V (IX)
d
Variabel waktu , dapat dieliminasi dengan cara membagi Persamaan VII sampai
dengan IX dengan Persamaan (VI).
Pembagian yang pertama (VII/VI) menghasilkan:
dr
k1 pq k 2 pr V
d
dq
k1 pq V
d
Karena k1/k2 = 8, maka:
dr k 2 r r 8q
1 (X)
dq k1 q 8q
dr dv
Maka: vq (XII)
dq dq
Variabel dipisahkan:
dq 8 dv
q 7 v 87
Diintegralkan:
8
ln q ln v 8 7 ln K
7
8
7 (XIV)
7r
q K 8
q
Keadaan batas:
0,
q 1 8
K 8 7
r 0
Maka :
8
q 8 7 7 qr 8 8
7
8 1
Jadi monoklorobenzen, r q 8 q (XV)
7
Dengan cara yang sama dapat ditentukan diklorobenzen dan triklorobenzen. Dari
Persamaan (VI) dan (VIII) dapat dilihat:
ds s r
(XVI)
dq 240q 8q
Tugas:
Carilah reaksi berantai yang menghasilkan anak dan cucu, secara umum dapat ditulis:
ABC
d dy dR
( Ry ) R y (V-22)
dx dx dx
Persamaan (V-22) menunjukkan sisi kiri Persamaan (V-21) jika:
dR
PR
dx
Variabel R dan x dapat dipisahkan, dan penyelesaiannya adalah:
R exp Pdx (V-23)
Ini adalah faktor integral untuk menyelesaikan persamaan diferensial order 1 linier
pada Persamaan (V-20).
Kadang-kadang persamaan diferensial ordiner order 1, berderajat 1 harus
diselesaikan dalam P dan Q yang merupakan fungsi variabel bebas dan terikat (x,y).
Jika dijumpai seperti ini, sering dimungkinkan untuk melinierkannya dengan
mengubah variabel bebas. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut.
Contoh 1, Selesaikan:
dy 3x 2
xy y 4 exp
dx 2
Substitusi II ke I menghasilkan:
dz 3x 2
3 xz 3 exp III
dx 2
Persamaan III adalah persamaan diferensial linier order 1 yang mempunyai faktor
integral exp(3xdx) sesuai dengan Persamaan (V-23). Dengan demikian:
3x 2 dz 3x 2
exp 3 xz exp 3 IV
2 dx 2
3x 2 dz
exp ( 3 xz ) 3 IV
2 dx
Persamaan IV diintegrasikan:
3x 2
z exp 3 dx 3 x C V
2
1 3x 2
exp 3x C
y3 2
3x 2
y 3 3 x C exp VI
2
Persamaan diferensial order 1 linier muncul di bidang teknik kimia terutama pada
kasus kasus perpindahan panas, massa, dan momentum.Berikut ini adalah salah satu
contoh dalam bidang perpindahan panas.
Contoh 2
Sebuah tangki horizontal diameter 1 m dan panjang 2 m diletakkan dengan elevasi.
Pada dinding tangki menggunakan isolasi asbes dengan tebal 4 cm. Tangki itu
digunakan untuk suatu keperluan proses kimia secara batch. Cairan dengan suhu 95
o
C diumpankan ke dalam tangki dan dibiarkan selama 5 hari. Dengan data sebai
berikut, hitunglah suhu akhir cairan itu dan buatlah grafik hubungan suhu cairan
sebagai fungsi waktu.
Koefisien perpindahan panas film cairan (h1) = 150 W/m2 oC
Konduktivitas panas asbes = 0,2 W/m2 oC
Koefisien perpindahan panas konveksi dan radiasi ke uadara luar = 10 W/m2 oC
Penyelesaian:
Luas permukaan tangki (A)= ( 1 ) + 2 (1/4 ( 12) = 2,5 m2
Kecepatan panas yang hilang dari cairan ke dinding = h1 A (T-Tw)
kA
Kecepatan panas yang hilang melewati isolator = Tw Ts
l
Dengan T suhu cairan, Tw suhu dinding dalam tangki, Ts suhu permukaan luar
isolator.
Kecepatan panas yang hilang melalui permukaan luat isolator ke udara = h2 A (T-Tw)
Dengan demikian neraca panas pada sistem itu adalah sebagai berikut.
dT
Kecepatan akumulasi = Vs
d
dT
h2 A Ts t Vs VI
d
Dengan menggunakan nilai-nilai yang sudah diketahui dan perlu diingat harus
dimasukkan faktor 3600 karena diukur dalam jam dan substitusi Ts dari persamaan
V diperoleh:
dT
0,072 0,326T 0,674t t VII
d
Atau dalam bentuk standar:
dT
0,0235T 0,0235t 0,235 0,235 cos / 12 VIII
d
Persamaan VIII adalah persamaan diferensial linier order 1 yang dapat diselesaikan
dengan faktor integral e0,0235. Penyelasiannya adalah:
Te 0, 0235 0,235 e 0 , 0235 0,235 e 0, 0235 cos / 12 d IX
Suku ke dua bagian kanan Persamaan (IX) dapat diintegralkan dahulu, sehingga
diperoleh:
0,235e 0, 0235
0,0235 cos 0,262 0,262 sin 0,262
0,0235 2 0,262 2
Dengan demikian penyelesaian Persamaan VIII selengkapnya adalah:
T=10 + 0,08 cos 0,262 + 0,89sin0,262 + Ke-0,0235 X
Dengan keadaan batas: pada = 0, T = 95 dimasukkan ke Persamaan X diperoleh:
95 = 10 + 0,08 + K
Jadi K = 84,92.
Jadi penyelesaian akhirnya adalah:
T = 10 + 0,08 cos0,262 + 0,89sin0,262 + 84,92e-0,0235 XI
Jika kita perhatikan, suku ke dua bagian kanan Persamaan XI paling tinggi hanya
memberi kontribusi 0,08 oC. Serupa dengan itu, suku ke tiga paling besar hanya
memberi kontribusi 0,89 oC. Jika kedua suku ini diabaikan, Persamaan XI dapat
ditulis sebagai:
T = 10 + 852e-0,0235 XII
Berdasarkan Persamaan XII, suhu setelah 120 jam adalah 15 oC. Hubungan suhu
dengan waktu dapat dibuat grafik seperti ditunjukkan oleh Gambar V.1.
Latihan
Sellidiki PD berikut, jika eksak selesaikanlah!
6. (x2 – y) dx – x dy = 0
7. (x2 + y2)dx + xydy = 0
8. (x2 + y2)dx + 2xydy = 0
9. (x + y + 1) dx – (x – y – 3)dy = 0
10. (x + y + 1) dx – (y – x – 3) dy = 0