Anda di halaman 1dari 42

PERPINDAHAN MOMENTUM

1 (SATU) ARAH

Pertemuan 6)
Perpindahan Momentum dan
Dinamika Fluida
Momentum (P) adalah hasil kali massa (m)
dengan kecepatan: P = m.v
Maka : v = P/m
Sehingga dengan adanya perubahan
kecepatan dapat menghasilkan perpindahan
momentum
Hukum Newton Kedua Tentang Gerak
Gaya (F) dari sebuah benda dengan massa m adalah
sebanding dengan P. (laju alir momentum).
Jika massa (m) tetap, maka gaya (F) adalah sebanding
dengan hasil perkalian massa benda dengan
percepatan.
F = K. P. = k. d(mv)/dt = K.m.a …………………………(1)
Dimana:
a = dv/dt
K = konstanta pembanding yang ditentukan
berdasarkan satuan yang digunakan.
Menentukan K
Jika F = W (berat benda) dan a = g = 32,2 ft/det2, maka
persamaan (1) menjadi:
W = K.m.g
W lbf = (K.m lbm).( 32,2 ft/det2)
1 lbf
Jika: W = m, maka : K = 32,2 lbm.ft/s2
1
Atau: K = g
𝑐
Dimana: gc = factor konversi = (32,2 lbm.ft/s2)/lbf
𝑃. 1 𝑑𝑃 1
Maka: F= 𝑔𝑐
= 𝑔𝑐 𝑑𝑡
= 𝑔𝑐
m.a ……………(2)
Dalam satuan untuk system absolut, gc = 1 dan tidak
bersatuan.
Hukum Newton Kedua yang Diaplikasikan
untuk Fluida
Persamaanya ditulis menjadi pers (3) berikut:
Rate of accumulati on   Net flow of  Sum of forces 
of momentum in arbitrari   momentum   acting on  ………(3)
     
volume  int o volume  volume x g c 
Perpindahan Momentum Diantara 2 (Dua)
Pelat Sejajar

Suatu fluida berada diantara 2 pelat sejajar. Lebar plat


sangat besar, jarak antara kedua pelat adalah Lx yang
sangat kecil jika dibandingkan dengan Ly dan Lz .
Pada waktu t = 0, pelat bawah (x = 0), bergerak dengan
kecepatan tetap sebesar V (vy = V), dengan gaya yang
bekerja kearah y sebesar Fy , sedangkan pelat atas (x = Lx )
diam (vy = 0).
Pergerakan pelat bawah tersebut menyebabkan
bergeraknya fluida yang berada di atas pelat bawah,
dengan kecepatan yang semakin rendah. Sehingga terjadi
penurunan kecepatan dari V (di pelat bawah) ke nol atau
diam (pada pelat atas).
Figure 1-18. Fluida flow between parallel plates

Berkurangnya kecepatan fluida tersebut disebabkan


adanya friksi atau gesekan dari molekul-molekul
fluida.
Profil Kecepatan
Pada kasus ini:
x = 0  vy = V
x = Lx  vy = 0
Karena pelat bawah bergerak ke
arah y, maka fluida juga
bergerak kearah y (vy). Pada
posisi x tertentu kecepatan
fluida dalam arah y (vy) adalah
tetap. Sedangkan kecepatan vy
berubah dalam arah x, semakin
keatas vy semakin kecil. Pada
keadaan tidak steady,
perubahan kecepatan (vy)
diperngaruhi posisi x dan waktu.
Ketika kondisi steady tercapai,
maka perubahan kecepatan (vy)
hanya diperngaruhi posisi x.
Tegangan Geser dan Fluks Momentum
Jika fluida bergerak ke arah y, maka akan ada gaya yang
bekerja dalam arah y (Fy ). Fy merupakan gaya yang
diberikan oleh momentum y ke fluida yang berada
diantara 2 pelat sejajar.
Fy adalah tegangan geser yaitu sebuah gaya yang
bekerja secara tangensial dengan luasannya.
Dalam kasus ini, Fy bekerja secara tangensial dengan
luasan Ax = Ly Lz
Subscript x dalam luasan menunjukkan bahwa luasan
tegak lurus dengan sumbu-x.
Besarnya Fy adalah sebanding dengan Ax .
Tegangan Geser

• Tegangan geser (𝛔) adalah gaya yang bekerja


persatuan luas
Fy
• Dapat ditulis: σxy = ………….(4)
Ax
• Subscript dalam σxy menunjukkan Subscript
pertama (x) menunjukkan luasan untuk gaya
yang bekerja, sedangkan yang kedua (y)
menunjukkan arah bekerjanya dari tegangan
geser.
Fluks Momentum (𝛕)
Fluks = Laju alir per satuan luas ……….. (5)
Untuk fluks momentum kasus ini yang ditentukan
pada posisi x = x, besarnya adalah:

P.y rate of flow of y momentum


τxy │x=x = │ = …(6)
Ax 𝑥=𝑥 normal area
Subscript dalam τxy menunjukkan Subscript pertama
(x) menunjukkan luasan untuk perpindahan
momentum, sedangkan yang kedua (y) menunjukkan
arah dari momentumnya.
Pada kasus yang sama, maka subscript dalam 𝛕 dan 𝛔
adalah sama
Laju Alir Momentum (𝐏 . )
Laju alir momentum = Gaya x g 𝑐 …….… (7a)
𝐏 . = Fy x g 𝑐 …….… (7b)

Fluks momentum = Tegangan Geser x g 𝑐 …….… (8a)


P.y Fy x g c
= …….… (8b)
Ax Ax
τxy = σxy . g 𝑐 …….… (8c)

Jika untuk Sistem satuan English:


lbm.ft/s lbf lbm ft
τxy = σxy 2 g 𝑐 lbf. s2
s.ft2 ft

Jika untuk SI, maka: τxy = σxy …….… (9)


Hukum Newton Tentang Viskositas (1)
Digunakan untuk kasus fluida diantara pelat sejajar, pada
keadaan steady, dimana Fy dan σxy tergantung pada
kecpatan fluida V, sifat fluida dan jaraka antara kedua
pelat Lx. Dapat dinyatakan:
σxy = f(V, Lx, fluida)
f(V, Lx, fluida) adaalh fungsi yang tidak diketahui.
Menurut Newton dapat dinyatakan:
μ V
σxy = .
c g L
x
Atau:
V
τxy = σxy . gc =𝜇.L ………. (10)
x

μ = sifat fluida atau viskositas


Hukum Newton Tentang Viskositas (2)
Untuk menentukan fluks momentum pada keadaan
tidak steady, dengan menggunakan grafik berikut:
Hukum Newton Tentang Viskositas (3)
V ∆vy
=−
Lx ∆x
∆vy = vy (x + ∆x, t) - vy (x , t)
Sehingga persamaan (10) akan menjadi:
∆vy
τxy = σxy . gc =−𝜇.
∆x
∆vy 𝜕vy
lim =
∆x→0 ∆x 𝜕x
Maka akan diperoleh persamaan berikut:
𝜕vy
τxy = σxy . gc =−𝜇. ………..(11)
𝜕x
Persamaan (11) disebut dengan Hukum Newton
tentang viskositas dalam 1 arah pada keadaan tidak
steady
Hukum Newton Tentang Viskositas (4)
Fluida yang memenuhi persamaan (11) disebut
dengan fluida newtonian, misalanya adalah air dan
udara. Sedangkan fluida yang tidak memenuhi
persamaan (11) disebut dengan fluida
nonnewtonian, misalnya adalah pasta gigi, larutan
polimer, aspal dll.
Pada kondisi steady, maka persamaan (11) menjadi:
dvy
τxy = σxy . gc =−𝜇. dx
………… (12)
Analogi dengan Perpindahan Panas dalam Sebuah Slab

 Momentum dipindahkan dari daerah yang


mempunyai kecepatan tinggi (vy = V pada x = 0) ke
daerah yang mempunyai kecepatan lebih rendah
(vy = 0 pada x = Lx )
 Hukum fluks (Hukum Newton tentang viskositas
dan Hukum Fourier tentang panas konduksi)
keduanya mempunyai bentuk yang sama yaitu:
Flux = − transport property x potential gradient
μ dan k = transport properties
dvy dT
dan = potential gradients or driving forces
dx dx
for momentum and heat transfer
Force – Momentum Balances (1)

Perhatikan Fig 1.23 berikut:


Force – Momentum Balances (2)
Pada elemen volume yang terletak pada posisi x = x
dan x = x + ∆x, dengan luas Ax , pada posisi x = x,
akan ada tegangan geser │Fy ││x = │σxy ││x yang
menyebabkan fluida di bagian bawah pada elemen
volume melakukan tarikan (gesekan) pada fluida
dalam elemen volume tersebut. Gaya ini
mempengengaruhi laju alir momentumnya, yaitu:
𝑃𝑦 │𝑥 = Fy . gc│𝑥
Pada posisi x + ∆x, juga akan ada gaya 𝐹𝑦′ │x+∆x
untuk fluida di bagia atas.
Force – Momentum Balances (3)
Menurut Hukum ketiga Newton bahwa untuk setiap
tindakan (action) akan ada reaksi (reaction) yang
sama dan berlawanan. Sehingga, fluida di atas
elemen volume ada gaya: − Fy′ │x+∆x = Fy │x+∆x
 Gaya tersebut adalah gaya gesek pada fluida yang
cenderung memperlambat kecepatan fluida di
bagian atas dan menyebabkan adanya laju alir
momentum yang keluar pada posisi terebut yaitu
τxy Ax │x+∆x
Dalam kasus ini, untuk arah y tidak ada gaya lain yang
bekerja misalnya pengaruh perbedaan tekanan dan
gaya gravitasi.
Neraca Gaya (1)
Dari persamaan (3), untuk neraca gaya dalam arah y
pada fluida dalam elemen volume yang ditinjau,
maka suku laju alir momentum adalah 0.
Gaya netto yang bekerja untuk arah y adalah:
Fty ≡ Fy = 0 ………………………. (12a)
Tanda digunakan untuk menjumlahkan semua
gaya yang bekerja dalam arah y.
Fy menjadi positif, jika bekerjanya dalam y +, dan Fy
menjadi negatif, jika bekerjanya dalam y −.
Neraca Gaya (2)
Gaya total adalah:
Fty = Fy │x + Fy │x+∆x = 0 ………… (12b)
Fy │x = −Fy │x+∆x ………… (12c)
Gaya yang bekerja pada posisi x dan x + ∆x, mempunyai tanda
yang berlawanan. Sehingga dapat ditulis:
│positive forces│ − │negative forces│ = 0 ………… (12d)
Maka:
│Fy ││x −│Fy ││x+∆x = 0 ………… (12e)
Sesuai dengan persamaan (4), maka persamaan (12e), akan
menjadi:
σxy .Ax │x − σxy .Ax │x+∆x = 0 ………… (13)
Neraca Momentum (1)

Dari persamaan (3), untuk neraca momentum, maka


suku gaya dalam persamaan tersebut diabaikan.
Sehingga pada keadaan steady dapat ditulis:

Pyt = Py• = 0 ………… (14a)
𝑃𝑦• adalah positif jika momentum y adalah menuju ke
sistem dan negative jika meninggalkan sistem.
Sehingga total laju alir momentum pada elemen
volume yang ditinjau menjadi:

Pyt ≡ Py• │x + Py• │x+∆𝑥 = 0 ………… (14b)
Neraca Momentum (2)
Jika momentum pada elemen volume yang ditinjau,
mengalir menuju x, maka Py• > 0, dan jika mengalir
keluar pada posisi x + ∆x, maka Py• < 0. Sehingga
dapat dinyatakan:
│Py• │x − │Py• │x+∆x = 0 ………… (14c)
Sesuai persamaan (6), maka persamaan (14c),
menjadi:
τxy .Ax │x − τxy .Ax │x+∆x = 0 ………… (15)
in out
Penentuan Persamaan Distribusi Kecepatan (1)

Sesuai persamaan (13) dan (15), yaitu:


σxy .Ax │x − σxy .Ax │x+∆x = 0 ………… (13)
τxy .Ax │x − τxy .Ax │x+∆x = 0 ………… (15)
Karena: σxy .g c = τxy , maka pers (13) = pers (15),
maka:
τxy .Ax │x − τxy .Ax │x+∆x = 0
Kemudian, persamaan tersebut dibagi dengan
elemen volume (∆V = 𝐴𝑥 .∆x), kemudian dilimitkan
pada nilai ∆x → 0, diperoleh:
τxy = C1 (C1 = konstanta)
Penentuan Persamaan Distribusi Kecepatan (2)

Hukum Newton tentang viskositas (pers.12):


dvy
τxy = −𝜇. dx

dv y
  C1
dx
C1
dv y  dx

Persamaan tersebut diselesaikan dengan integral


tertentu.
Keadaan batas:
1. x = 0 → vy = V
2. x = x → vy = vy
3. x = Lx → vy = 0
Dengan keadaan batas 1 dan 2, diperoleh:
vy x
C
 dv
V
y  1
  dx
0

vy  V  
C1
x ............. a 

Dengan keadaan batas 1 dan 3, diperoleh:
C1
V Lx ........... b 

Dengan membagi persamaan (a) dengan (b), maka
diperoleh persamaan distribusi kecepatan sebagai
berikut:

V − vy x
=
V Lx

Atau:

 x 
v y  V 1  
 Lx 
Neraca Overall
Dari neraca overall, diperoh hasil:
Pada posisi x = 0:
μV
P1• = │Py• ││x=0 = │τxy .Ax ││x=0 = A
Lx x
Pada posisi x = Lx :
μV
│P2• │ = │Py• ││x=Lx = │τxy .Ax ││x=Lx = A
Lx x
Example 1- 3 (Fahien. hal. 47)
Minyak pelumas dengan viskositas 10 cP, berada diantara 2
pelat logam sejajar. Pada keadaan steady, pelat bawah ditarik
dengan gaya sebesar 0,1 lbf. Masing-masing pelat mempunyai
luas 50 ft 2 . Jarak antar pelat adalah 0,12 inc. Tentukan:
a. Besarnya tegangan geser pada pelat bawah
b. Besarnya fluks momentum di pelat bawah dengan satuan
lbm, ft dan detik
c. Besarnya fluks momentum di pelat bawah dengan satuan
SI (kg, meter, dan detik)
d. Besarnya kecepatan pelat bawah, jika pelat atas diam
e. Ulangi soal d, jika minyak pelumas diganti dengan air pada
suhu 20o C
f. Ulangi soal d, jika minyak pelumas diganti dengan udara
pada suhu 20o C
g. Profil kecepatan vs posisi untuk soal d, e, f
Penyelesaian (1):
Fy 0,1 lbf
a. σxy = A = = 2 x 10−3 lbf/ft 2
x 50 ft2
lbm.ft
b. τxy = σxy gc = 2 x 10−3 lbf/ft 2 [32,2 2 ]
lbf .s
lbm
= 0,0644 ft.s2
lbm 0,454 𝑘𝑔 1 𝑓𝑡 kg
c. τxy = 0,0644 ft.s2 𝑙𝑏𝑚 0,3048 𝑚 = 0,0958 m.s2
−3 lbm
d. Untuk minyak pelumas (μ = 10 cP = 6,72.10 ) :
ft.s
Voil = τxy . Lx /μ
lbm −3 lbm
Voil = 0,0644 2 . 0,01 ft/(6,72.10 ft.s )
ft.s
Voil = 0,0958 ft/det = 2,92 cm/det
Penyelesaian (2):
−4 lbm
e. Untuk air (μ = 1 cP = 6,72.10 ) :
ft.s
Voil . μoil = τxy .Lx
Vair . μair = τxy .Lx
Voil .μoil 10 cP cm
Vair = = (2,92 cm/det). = 29,2
μair 1 cP det
f. Untuk udara (μ = 0,018 cP) :
Voil .μoil 10 cP
Vudara = = (2,92 cm/det).0,018 cP
μudara
cm
= 1622,2
det
f. Profil kecepatan vs posisi untuk soal

Profilnya adalah:

50

45

40
Kecepatan, cm/det

35 Udara
30

25

20 Air
15

10

5
oil
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

Posisi, cm
Sign Convention for Incremental
Momentum and Forces Balances

Akan dipelajari pada pertemuan berikutnya,


silahkan anda pelajari terlebih dahulu.Materi
ini ada di buku Fahien hal. 48 -51
Curviliniear Coordinates
Akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, silahkan
anda pelajari terlebih dahulu.Materi ini ada di buku
Fahien hal. 52 -55
Soal Latihan
• Kerjakan soal-soal berikut ini
• Setiap soal wajib disusun persamaan neraca gaya
atau neraca momentumnya
• Setiap soal wajib ditentukan persamaan distribusi
fluks momentum dan distribusi kecepatan,
walaupun di dalam soal tidak disebutkan
No. 1
Dua buah pelat berjarak 0,005 cm, berisi minyak
pelumas yang mempunyai viskositas 0,2 Pa.s. Jika
pelat bawah diam dan pelat atas bergerak dengan
kecepatan 0,5 m/s, hitunglah besarnya tegangan
geser yang diperlukan untuk menjaga supaya pelat
atas bergerak.

1 Pa.s = 10 P = 1000 cP = 1 kg/m.s


No. 2
Fluida Newton berada diantara 2 pelat sejajar berjarak Lx
(lihat gambar). Pelat atas digerakkan dengan kecepatan
konstan V, sedang pelat bawah dalam keadaan diam. Pada
keadaan stedi :
a) Turunkan persamaan distribusi fluks momentumnya.
b) Turunkan persamaan distribusi kecepatannya.
c) Jika jarak antara pelat tersebut adalah 10 cm dan fluida
yang dimasukkan adalah air dengan viskositas 1 cP, sedang
kecepatan pelat atas adalah 30 cm/det. Tentukan fluks
momentumnya.
d) Jika fluida yang dimasukkan mempunyai viskositas 10 cP
dan fluks momentumnya adalah 0,003 N.m-2. Tentukan
kecepatan pelat atasnya.
Diketahui : 1 kg.m-1. det-1 = 1000 cP; 1 N.m-2 = 1 kg. m-1. det-2
t =

Gambar untuk soal no.2

Perhatikan gambar berikut:

vy = V

Lx
Profil kecepatan pada t = ∞
x

y
No. 3

Sebuah batang silinder dengan jari-jari kR


bergerak kearah z dengan kecepatan tetap V
(lihat gambar). Batang silinder dan silinder
adalah koaxial (mempunyai sumbu/poros yang
sama). Jari-jari silinder R. Pada keadaan
steady, tentukan :
a. Persamaan distribusi kecepatan
b. Persamaan distribusi fluks momentum
t =

Gambar untuk soal no.3


Perhatikan gambar berikut:
Pustaka:
Fahien, R.W., 1983, “Fundamentals of Transport
Phenomena”, McGraw-Hill Book Company, New York (hal. 32
– 58)
Bird, R.B., W.E. Stewart, E.N. Lightfood, 1962, “Transport
Phenomena”, Prentice-Hall, Englewood Cliff, New Jersey
(hal. 71- 106)

Anda mungkin juga menyukai