Anda di halaman 1dari 22

Unit Operasi - KIM 401

PERPINDAHAN PANAS
Oleh : Yuliarti Rahayu Ningsih, S.T

I. Pendahuluan dan Mekanisme Perpindahan Panas

Hampir semua operasi yang dilaksanakan dalam industri kimia melibatkan pembangkitan atau
penyerapan energi dalam bentuk kalor (panas). Perpindahan panas sering terjadi dalam sistem gabungan
dengan unit operasi lainnya, seperti unit pengeringan (drying), destilasi alkohol, pembakaran bahan bakar
dan evaporasi.
Persamaan matematis untuk perpindahan panas adalah sebagai berikut:
Laju Akumulasi = Laju alir panas - Laju alir panas + Laju alir panas
Panas masuk keluar yang ditimbulkan

Secara mekanisme, perpindahan panas terjadi bila dua buah benda yang suhunya berbeda berada
dalam kontak termal, maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke yang suhunya
lebih rendah. Aliran netto selalu berlangsung menurut arah penurunan suhu. Pengaliran panas itu
berlangsung dalam tiga ragam mekanisme: konduksi atau hantaran (conduction), konveksi atau aliran
(convection) dan radiasi atau pancaran (radiation)

II. Sifat-sifat Perpindahan Panas

II.1 Konduksi
Jika dalam suatu bahan kontinu terdapat gradien suhu, maka kalor akan mengalir tanpa disertai oleh sesuatu
gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut konduksi atau hantaran. Pada logam-logam padat, konduksi
termal sebagai akibat dari gerakan elektron yang tak terikat. Konduksi termal ini erat kaitannya dengan
konduktivitas listrik. Pada zat padat yang bukan penghantar listrik dan pada kebanyakan zat cair, konduksi
termal merupakan akibat dari transpor momentum oleh masing-masing molekul disamping gradien suhu.
Pada gas, konduksi terjadi sebagai akibat dari gerakan rambang molekul-molekul, sehingga kalor terdifusi
dari bagian yang lebih panas ke bagian yang lebih dingin.

1
Unit Operasi - KIM 401

Hukum Fourier
Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi ialah berupa kesebandingan antara laju aliran
kalor melintas permukaan isotermal dan gradien suhu yang terdapat pada permukaan itu. Hubungan ini
disebut Hukum Fourier, yang dituliskan sebagai berikut:

q = -kA dT
dx
di mana q = laju alir panas (Btu/jam, cal/jam)
k = konduktivitas panas (Btu/ft jam F, cal/cm jam C)
T = suhu (F, C)
x = tebal bahan (ft, cm)
A = luas bahan (ft2, cm2)

k adalah fungsi suhu.


k = a + bT + cT2 , dimana a, b dan c adalah konstanta empiris
Integrasi dari persamaan Fourier:

q = kA T
x

II.1.1 Konduksi Keadaan Mantap


a. Luas Tetap
T2, A2

T1, A1
Pada luas tetap, A1 = A2 = A
q = kA T T = T1 – T2
x

Contoh 2.1
Berapa panas yang hilang melalui dinding dapur yang tebalnya 9 in, apabila suhu permukaan dalam
330 F dan permukaan luar 130 F. Harga konduktivitas panas dinding dapur 0.4 Btu/ft jam F, serta
panjang dan lebar dinding dapur masing-masing 10 ft & 6 ft.
Solusi :

2
Unit Operasi - KIM 401

Diketahui, x = 9 in = 0.75 ft
T = (330 – 130) F = 200 F
k = 0.4 Btu/ft jam F
A = 10 ft x 6 ft = 60 ft2
Jawab :
q = kA T
x

q = 0.4 Btu x 60 ft2 x 200 F


ft jam F 0.75 ft

q = 6400 Btu/jam

b. Luas yang dilalui berubah


b.1 Pada Pipa

ri

ro

Luas bagian dalam : Ai =  Di L q/ Ai > q/ Ao


Luas bagian dalam : Ao =  Do L
dT
q   kA
dr
dT
q  k 2rL
dr

q ro dr T2

2kL ri r  dT
 
T1
q ro
ln  T1 T 2
2kL ri

3
Unit Operasi - KIM 401

q 2k (T 1  T 2)
 Btu/ft jam
L ro
ln
ri

b.2 Bola Berongga


dT
q   kA A  4r 2
dr
dT
q   k 4r 2
dr
q dr
  dT
k 4 r 2
q ro dr T2

k 4 ri r 2  dT
 
T1
ro
q 1
   T1  T 2
k 4 r  ri

q 1 1
    T1 T 2
4k  ri ro 

q  ro  ri 
   T1 T 2
4k  riro 

4k  T 1  T 2  riro
q
ro  ri
Btu/jam

Contoh 2.2
Sebuah pipa berdinding tebal dengan jari-jari dalam 5 mm dan jari-jari luar 20 mm, digunakan sebagai
coil pendingin temporer dalam bak pendingin dengan air es mengalir didalamnya. Temperatur dinding
dalam adalah 274.9 K dan temperatur permukaan luar 297.1 K. Jika total energi sebesar 14.65 Watt
harus dipindahkan dari bak, berapakah panjangnya tabung yang dibutuhkan, jika konduktivitas termalnya
0.151 W/mK?
Solusi :
Diketahui ri = 0.005 m ; ro = 0.02 m
T1 = 274.9 K ; T2 = 297.1 K

4
Unit Operasi - KIM 401

Dicari dahulu besarnya kalor yang harus dipindahkan per meter panjang pipa (L=1 m)
q 2k (T 1  T 2)

L ro
ln
ri
W
q
2 0.151  274.9  297.1 K
 mK
L 0.02
ln
0.005
q
 15.2W / m
L
Tanda negative menunjukkan panas mengalir dari ro (permukaan luar) ke ri (permukaan dalam).
Untuk memindahkan panas sebesar 14.65 W, maka dibutuhkan panjang pipa:
14.65W
L
15.2W / m
L  0.964m

II.1.2 Konduksi Pada Dinding Berlapis (Isolator)


Digunakan dinding berlapis dengan 2 tujuan utama, yaitu:
1. Untuk penghematan panas
2. Untuk keselamatan
a. Luas Tetap
A1 A2 A3
T1
T2
T3
T4
Lap 1 Lap2 Lap3

dT
q  kA
dx

dT
q1   k 1 A1 dst
dx
q1  q 2  q 3  q

T A1 = A2 = A3 =A
q  kA
x

5
Unit Operasi - KIM 401

Penjumlahan suhu :

k 1 A1  T1  T2  q1 x1
q1   T1  T2  
x1 k 1 A1
k A  T  T3  q2 x2
q2  2 2 2  T2  T3  
x2 k 2 A2
k 3 A3 T 3  T4  q3 x 3
q3  T 3  T 4 
x3 k 3 A3
+

q  x1 x 2 x 3 
 T1  T4      
A  k1 k 2 k 3 

q  T 1T4 

A  x1 x 2 x 3 
    Btu/ft2jam
 k1 k 2 k 3 

b. Luas Berubah
4k  T 1  T 2  riro
q
ro  ri

Seperti halnya pada konduksi pada luas tetap, penjumlahan suhu pada lapisan 1 dan 2:

q1  r2  r1 
 T1  T2  
4k1 r1 r2
q r  r 
 T2  T3   2 3 2
4k 2 r2 r3
+

4r2  T1  T3 
q
  r2  r1   r3  r2  
   Btu/jam
 k1 r1 k 3 r3 

6
Unit Operasi - KIM 401

Contoh 2.3
Diketahui:

T1 A B C x1 = 6 in = 0.5 ft
X2 = 4 in = 0.33 ft
T4 X3 = 1 in = 0.083 ft

T1 = 1200 F ; T4 = 400 F
k1 = 0.75 Btu/ft jam F
k2 = 0.55 Btu/ft jam F
k3 = 20 Btu/ft jam F

Berapakah besarnya kalor per satuan luas penampang isolator?

Solusi:

q  T 1T4 

A  x1 x 2 x 3 
   
 k1 k 2 k 3 

q

1200  400 F
A  0.5 0.33 0.083  ft
   
 0.75 0.55 20  Btu
ftjam F
q Btu
 629.5 2
A ft jam

II.2 Konveksi
Bila arus atau partikel makroskopik fluida melintas suatu permukaan tertentu, misalnya bidang batas
suatu volume kendali, arus itu akan ikut membawa serta sejumlah tertentu entalpi. Aliran entalpi demikian
disebut aliran konveksi.

7
Unit Operasi - KIM 401

Konveksi merupakan fenomena makroskopik yang hanya terjadi bila ada gaya yang bekerja pada
partikel atau ada arus fluida yang dapat membuat gerakan melawan gaya gesekan. Konveksi erat kaitannya
dengan mekanika fluida. Contoh konveksi ialah perpindahan entalpi oleh pusaran-pusaran aliran turbulen
dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan menjauhi radiator (pemanas) biasa.
Konveksi terdiri dari 2:
a. Konveksi Alamiah
b. Konveksi Paksa
II.2.1 Konveksi Alamiah
Konveksi Alamiah, yaitu arus yang terjadi sebagai akibat gaya apung yang disebabkan oleh perbedaan
densitas, dan perbedaan densitas ini adalah akibat dari adanya gradien suhu di dalam fluida itu. Contohnya
adalah aliran udara melalui radiator.

x
To Ts  Ta
Tf

Ts = suhu dinding dalam


To = suhu dinding luar
Ta = suhu fluida
Tf = suhu film
T s  Ta
Tf 
2

q c  hc A Ts  Ta 

Di mana qc = panas konveksi (Btu)


hc = koefisien perpindahan panas konveksi (Btu/ft2jam F)
A = luas (ft2)
Koefisien konveksi dapat dicari dengan menggunakan bilangan-bilangan tak berdimensi berikut:
 Gr (bilangan Grashof)
L3  2 gT
Gr 
2
 Pr (bilangan Prandtl)

8
Unit Operasi - KIM 401

cp
Pr 
k
 Nu (bilangan Nusselt)
hc L
Nu 
k
Hubungan ke-3 bilangan tersebut adalah sbb:

Nu  C  Gr Pr 
n

Dimana C dan n adalah konstanta


Sehingga :
n
Untuk pelat : hc L  C  L  gT c p  
3 2

 
k  2 k 
n
 Untuk silinder : hc D  D 3  2 g T c p  
 C 
k  2 k 

Nilai C dan n ditentukan sbb:


Tabel 2.1 Nilai konstanta C dan n
Nilai Gr.Pr C n
4
Pelat vertikal <10 1.36 1/5
4 9
10 - 10 0.59 1/4
109 – 1012 0.13 1/3
Silinder vertikal <104 1.36 1/5
104 - 109 0.59 1/4
9 12
10 – 10 0.13 1/3
Pelat Horizontal 105 – 2x107 0.54 1/4
2x107 – 3x1010 0.14 1/3
Silinder Horizontal <10-5 0.49 0
-5 -3
10 – 10 0.71 1/25
10-3 - 1 1.09 1/10
1 – 104 1.09 1/5
104- 109 0.53 ¼
9
> 10 0.13 1/3

9
Unit Operasi - KIM 401

Contoh 2.4
Bilangan Grashof (NGr) dan Prandtl (NPr) suatu zat cair yang berada di sekitar silinder vertikal yang
berdiameter 2 in adalah 10.000 dan 10. Daya hantar panas dari zat cair itu adalah 0.017 Btu/ft jam F. Jika
suhu permukaan silinder dan zat cair berturut-turut 200 dan 70 F, maka:
a. Hitung hc untuk perpindahan panas konveksi alamiah antara silinder dan zat cair
b. Hitung panas yang hilang dari silinder ke zat cair jika panjang silinder adalah 100 ft
Solusi:
Diketahui NGr = 10000
NPr = 10
D = 2 in = 2/12 ft
k = 0.017 tu/ft jam F
Ts = 200 F
Ta = 70 F
L = 100 ft

hc D
 C  Gr Pr 
n
a.
k
Gr.Pr = 10000 x 10 = 105 (dari tabel 2.1, maka nilai C = 0.59 dan n = ¼)


0.59 10 5  1/ 4
0.017 Btu
ftjam F
hc 
2 / 12 ft
. hc  1.070 Btu
ft 2 jam F

b. q c  hc A Ts  Ta 

q c  hc DL Ts  Ta 

 
q c  1.070 Btu 2  (2 / 12) ft100 ft  200  70  F
 ft jam F 

q c  7283.26 Btu
jam
II.2.1 Konveksi Paksa
Perbedaan antara konveksi alamiah dan konveksi paksa adalah sbb:
No. Konveksi Alamiah Konveksi paksa

10
Unit Operasi - KIM 401

1 Panas dibawa serta oleh fluida yang Panas dipindahkan karena dibawa oleh
bergerak karena perbedaan suhu massa yang dialirkan oleh suatu alat
2 Sifat Aliran ditentukan oleh gaya apung Sifat aliran ditentukan oleh alat tersebut
fluida yang berbeda densitas
3 Penyebaran kecepatan dan suhu saling Penyebaran kecepatan dicari dulu, baru
berhubungan dicari penyebaran suhu
4 Bilangan Nu tergantung pada bilangan Gr Bilangan Nu tergantung dari bilangan Gr dan
dan Pr Pr
Pada prakteknya, konveksi alamiah dan konveksi paksa berlangsung secara bersamaan.

II.3 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energi melalui ruang oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika
radiasi melaui ruang kosong, maka ia tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk energi lainnya dan
tidak dibelokkan lintasannya. Tapi sebaliknya, jika terdapat zat pada lintasannya, radiasi akan mengalami
transmisi, refleksi dan absorpsi. Hanya energi yang diserap itu saja yang muncul sebagai kalor.
Contoh:
 Kuarsa lebur  meneruskan hampir semua radiasi
 Permukaan buram, mengkilat atau cermin  memantulkan sebagian radiasi
 Permukaan hitam atau yang tidak mengkilat  menyerap hampir semua radiasi

q r  hr A Ts  Ta 

Di mana qr = panas radiasii (Btu)


Hr = koefisien perpindahan panas radiasi (Btu/ft2jam F)
A = luas (ft2)
Ts = suhu permukaan silinder (F)
Ta = suhu fluida (F)

III. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas dalam Fluida

11
Unit Operasi - KIM 401

Perpindahan panas dari satu fluida ke fluida lainnya mungkin berupa kalor laten yang menyertai
proses perubahan fasa seperti kondensasi (pengembunan) dan vaporisasi (penguapan), atau mungkin pula
kalor sensible, yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan suhu tanpa suatu perubahan fasa. Contoh
yang umum perpindahan panas dalam fluida ialah (pemindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi):
 Penurunan suhu fluida melalui pemindahan kalor sensible dari suatu fluida panas ke fluida yang
lebih dingin, yang karena menerima kalor itu menjadi naik suhunya.
 Kondensasi uap dengan air pendingin.
 Penguapan air dari suatu larutan pada tekanan tertentu dengan bantuan kondensasi uap pada
tekanan yang lebih tinggi.
Contoh alat penukar panas adalah heat exchanger, condensor, boiler, radian heat dryer, dll.

III.1 Kurva suhu atau Profil Suhu


Aliran fluida yang masuk dan keluar pada alat penukan panas dapat berbeda-beda. Perbedaan aliran fluida
ini akan menentukan profil suhu yang pada akhirnya mempengaruhi perhitungan alat penukar panas.
Ada 2 aliran fluida pada alat penukar panas:
1. Aliran Berlawanan Arah(Counter current Flow)

Arah aliran fluida panas

Tha
T2
Tcb
Thb

T1 Arah aliran fluida dingin


Tca
Jarak dari lubang masuk fluida dingin

2. Aliran Searah (Cocurrent Flow)

12
Unit Operasi - KIM 401

Arah aliran fluida panas

Tha T
Thb
T1 T2
Tcb

Tca Arah aliran fluida dingin

Jarak dari lubang masuk fluida dingin

TL(LMTD Diff= Logaritmic Mean Temperature Difference)

T1  T2
T L 
T1
ln
T2

Contoh 3.1
Suatu fluida panas pada alat penukar panas yang bersuhu 300 F didinginkan menjadi 200 F dengan
menggunakan fluida pendingin yang masuk pada suhu 100 F dan keluar pada suhu 150 F. hitunglah TL
dengan jika alirannya:
a. CoCurrent
b. Countercurrent
Solusi :

T1  T2  Tha  Tc a    Thb  Tc b 


TL  TL 
a. T  Th  Tc a 
ln 1 ln a
T2  Thb  Tc b 
TL 
 300  100   200  150
ln
 300  100
 200  150 
T L  108.2 F

13
Unit Operasi - KIM 401

T1  T2  Tha  Tc b    Thb  Tc a 


T L  TL 
b. T1  Th  Tc b 
ln ln a
T2  Thb  Tc a 
TL 
 300  150   200  100
ln
 300  150
 200  100 
T L  123.32 F

III.2 Perhitungan Alat Penukar panas

q  UAT L

Di mana q = panas (Btu)


U = koefisien perpindahan panas menyeluruh lokal (Btu/ft2jam F)
A = luas (ft2)
TL = T LMTD

IV. Alat Penukar Kalor


Pada proses industri, perpindahan energi dilaksanakan dengan berbagai cara, termasuk diantaranya dengan
konduksi di dalam pemanas tahanan listrik, konduksi-konveksi di dalam penukar kalor (heat exchanger),
ketel didih (boiler) dan kondensor, radiasi di dalam tungku (furnace) dan pengering kalor radiasi (radiant
heat dryer) dan dengan berbagai metode khusus seperti pemanasan dielektrik. Umumnya peralatan bekerja
dalam kondisi steady state.

IV.1.Heat Exchanger (Penukar Kalor)


Heat Exchanger terdiri dari 2 saluran yaitu saluran untuk fluida panas dan saluran untuk fluida dingin.
Perpindahan panas terjadi dari fluida panas ke fluida dingin. Peralatan heat exchanger ter terdiri atas
Selongsong (shell) dan tabung (tube). Heat exchanger terbagi menjadi 2 jenis:
1. Single Pass Heat Exchanger, yaitu alat penukar kalor dengan aliran lintas tunggal, terdiri dari 1
shell, 1 tube, dan 1 pass (aliran). Alirannya dapat merupakan aliran searah (co-current) ataupun
aliran berlawanan arah (counter current). Disebut juga dengan 1,1 Heat Exchanger.

14
Unit Operasi - KIM 401

2. Multi Pass Heat Exchanger, yaitu alat penukar kalor dengan aliran lintas berganda. Dapat terdiri
dari:
- 1 shell - 2 pass; 1 shell - 4 pass, 1 shell - 6 pass, dst.
- 2 shell – 4 pass, 2 shell – 8 pass, 2 shell – 12 pass, dst.
- 3 shell – 6 pass, 2 shell – 12 pass, 3 shell – 18 pass, dst.

Gambar. 1, 2 HE

Gambar 2, 4 HE

IV.2. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor yang khusus digunakan untuk mencairkan uap dan mengambil kalor.
Kalor laten itu diambil dengan menyerapnya ke dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut pendingin
(coolant). Karena suhu pendingin di dalam kondensor meningkat, maka alat ini juga dapat bekerja sebagai
pemanas. Tapi sebagai fungsinya, kegiatan kondensasi itu yang lebih penting.
Kondensor terbagi atas beberapa golongan, yaitu:
- Kondensor jenis selongsong dan tabung (shell and tube condensor), dimana uap yang akan
dikondensasi dipisahkan dari pendingin oleh permukaan perpindahan kalor berbentuk tabung.

15
Unit Operasi - KIM 401

- Kondensor kontak (contact condensor), dimana arus pendingin dan arus uap, yang keduanya
biasanya adalah air, bercampur secara fisik dan meninggalkan kondensor sebagai satu arus
tunggal.

- Kondensor dehumidifikasi, yaitu untuk campuran uap dan gas tak mampu kondensasi.
Kondensor ini dipasang vertikal dan uap terkondensasi di dalam tabung, sedangkan pendingin
mengalir melalui selongsong. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan campuran uap dan gas
memberikan sapuan positif pada waktu melalui tabung, sehingga mencegah pembentukan
kantong-kantong gas yang tidak terkondensasi yang dapat menyelimuti permukaan perpindahan
kalor.

IV.3. Ketel Didih (Kettle Boiler) dan Kalandria

16
Unit Operasi - KIM 401

Ketel didih - Alat didih jenis ketel (kettle boiler) disebut juga pendidih ulang (reboiler) bila dikaitkan dengan
kolom destilasi. Selongsong horizontal terdiri satu berkas tabung yang relatif kecil dengan 2 lintasan. Berkas
tabung terbenam dalam kolam zat cair yang mendidih. Umpan zat cair dimasukkan dari bawah ke dalam
selongsong, dan uap panas yang dihasilkan keluar dari puncak selongsong. Fluida pemanas (uap) masuk
melalui tabung dan kondensat keluar melalui perangkap.

Kalandria – merupakan unit selongsong dan tabung dalam susunan vertikal, atau disebut juga pendidih
ulang sirkulasi alamiah. Biasanya merupakan alat penguap yang paling ekonomis untuk operasi destilasi dan
evaporasi.

Perhitungan Alat Penukar panas

q  UAT L

Di mana q = panas (Btu)


U = koefisien perpindahan panas menyeluruh lokal (Btu/ft2jam F)
A = luas (ft2)
TL = T LMTD

V. Neraca Energi Pada Alat Penukar Kalor


Pada alat penukar panas, tidak terdapat kerja poros. Energi mekanik, potensial, dan kinetik dapat diabaikan.
Sehingga neraca energi hanya didasarkan pada nilai entalpi.

q  m H out  H in 

17
Unit Operasi - KIM 401

Untuk fluida panas : q h  m h  H h out  H h in 


Untuk fluida dingin : q c  mc  H c out  H c in 

Dimana: mh = laju aliran fluida panas (lb/jam)


mc = laju aliran fluida dingin (lb/jam)
Hhout , Hcout = entalpi per satuan massa fluida panas dan fluida dingin keluar
(Btu/lb)
Hhin , Hcin = entalpi per satuan massa fluida panas dan fluida dingin masuk
(Btu/lb)
qh qc = laju penambahan panas terhadap fluida panas dan fluida dingin (Btu/jam)

Tanda qc adalah positif, tetapi tanda q h negatif, karena fluida panas melepaskan kalor. Kalor yang dilepaskan
fluida panas akan diambil oleh fluida dingin (azas Black), sehingga:
q lepas = q terima
- q hot  q cold

-m
h  H h out  H h in  = mc  H c out  H c in 
  m  c  T   m  c  T
h ph h c pc c

 
mh  c ph  Thin  Thout  mc  c pc  Tcout  Tcin 

Dimana: mh = laju aliran fluida panas (lb/jam)


mc = laju aliran fluida dingin (lb/jam)
cph = kalor jenis fluida panas (Btu/lb F)
Th = gradien suhu fluida panas (F)
Tc = gradien suhu fluida panas (F)
cpc = kalor jenis fluida dingin (Btu/lb F)

Contoh 5.1

18
Unit Operasi - KIM 401

Suatu alat Heat Exchanger berbentuk cangkang dan pipa dipakai untuk mendinginkan suatu larutan.
Pendingin yang dipakai adalah air dengan : Tcin = 80 F; Tcout = 100 F. Sedangkan Thin = 200 F dan Thout
= 150 F.
Hitunglah:
a. kebutuhan air pendingin per jam (mc)
b. T LMTD
c. Luas perpindahan panas
Jika diketahui :
- aliran searah (cocurrent)
- laju alir panas masuk (mh) 1000 lb/jam
- cph = 0.5 Btu/lb F
- U = 50 Btu/ft2jam F
- cpair = 1J/gK = 0.239 Btu/lb F
Jawab:
a.  mh  c ph  Th  mc  c pc  Tc

 m h  c ch  Thin  Thout 
mc 
c pc   Tcin  Tcout 
 lb Btu 
 1000  0.5   200  150  F 
 jam lb F 
mc 
Btu
0.239    80  100   F
lb F
lb
m c  5230.125
jam

b.T LMTD

 Tha  Tc a    Thb  Tc b 
TL 
 Th  Tc a 
ln a
 Thb  Tc b 
TL 
 200  80  150  100
ln
 200  80
150  100
T L  79.96 F
c. q  UATL
 
m h c ph Thi  Tho  UATL

19
Unit Operasi - KIM 401

m h c p h (Thi  Tho )
A
AT L
lb Btu
1000 0. 5  200  150  F
jam lb F
A
Btu
50 2 79.96 F
ft jam F
A  6.25 ft 2

Contoh Soal

1. Konduktivitas suatu bahan berubah menurut persamaan:

k  a  bT  cT 2 a, b, c adalah konstanta
Jabarkan rumus untuk menghitung kehilangan panas per ft dari suatu silinder berongga dari bahan
tersebut!

2. Hitung tebal dinding dapur yang terdiri dari 3 lapisan bahan, jika diinginkan suhu terluar sebesar 200 F.
Harga k masing-masing bahan tersebut adalah 1, 1.6 dan 0.5 Btu/ft jamF. Suhu permukaan masing-
masing bahan secara berurutan (F) T1 = 2500, T2=1500, T3 = 600. Dan panas yang mengalir
2
sebesar 1500 Btu/ft jam

T1 A B C
T2 T3
T4

3. Gas O2 disimpan dalam suatu tangki bola berdiameter 5 ft yang diisolasi dengan bahan A dan B, yang
masing-masing mempunyai ketebalan 1 ft dan 0.5 ft. Temperatur bagian dalam -290 F dan bagian luar
50F. Diketahui harga kA = 0.022 Btu/ft jam F dan kB = 0.4 Btu/ft jam F.
Hitung :
a. besar perpindahan panas dari luar ke tangki
b. jika isolasi B diganti dengan A, berapa tebal isolasi A?

4. Pipa horizontal dengan diameter luar 2.38 in digunakan untuk mengalirkan uap air yang bersuhu 370F.
Jika suhu ruangan pada 80F, Hitung panas yang hilang dalam satuan Btu/jam, jika diketahui panjang
pipa 100 ft dan koefisien radiasi (hr) = 3.4 Btu/ft2jamF.

20
Unit Operasi - KIM 401

5. Suatu pipa baja dengan panjang 30 ft, diameter dalam 1.5 in, dan diameter luar 1.9 in mempunyai suhu
bagian dalam 390 F dan bagian luar 150F. Pipa baja ini diisolasi setebal 1.5 in dengan bahan yang
mempunyai harga k = 0.5 Btu/ft jamF sehingga suhu terluarnya menjadi 100F.
Hitunglah persentase (%) panas yang dapat dihemat setelah diisolasi, jika harga k pipa baja adalah
24.8 Btu/ft jamF.
6. Gambarkan profil suhu dalam suatu kondensor dimana metanol masuk sebagai uap jenuh pada suhu 65
°C dan keluar sebagai zat cair dingin pada suhu 35 °C. Air pendingin masuk pada suhu 20 ° C dan
keluar pada 35 °C. Aliran manakah yang mungkin?

7. Jika fluida dingin dipanaskan dari 100 °F menjadi 275 °F, menggunakan steam pada suhu 300 °F.
Tentukan TLMTD dengan aliran co-current dan counter current.

8. Anilina sebanyak 10.000 lb/jam akan didinginkan dari 200 menjadi 150 °F di dalam pipa rangkap yang
mempunyai luas total permukaan sebesar 70 ft2. Sebagai pendingin adalah toluena sebanyak 8600
lb/jam pada suhu 100 °F. Cp Anilina dan Toluena berturut-turut adalah 0,4dan 0,6 Btu/lb °F.
a. Jika aliran itu berlawanan arah, tentukan suhu keluar toluena
b. Tentukan pula koefisien perpindahan panas overall
c. Berapakah nilai-nilai itu ( Tout dan U) jika alirannya searah?

9. Benzena yang didapat dari suatu kolom destilasi berupa cairan jenuh pada suhu 170°F, didinginkan
menjadi 115°F dengan menggunakan air pendingin pada kecepatan 50000 lb/jam pada suhu 55°F. Jika
diketahui benzena dialirkan dengan kecepatan 8000 lb/jam, U = 55 Btu/ft 2jam°F, Cp benzena = 0.42
Btu/lb °F, Cp air = 1 Btu/lb °F
à Hitunglah luas perpindahan panas (dengan menggunakan aliran cocurrent dan countercurrent)

10. Uap jenuh yang dikondensasikan pada 227 °F digunakan untuk memanaskan 13400 lb/jam minyak
hidrokarbon dari 80 °F menjadi 217 °F. Cp minyak 0.47 Btu/lb °F. Nilai U bervariasi terhadap
suhu, sebagai berikut:
T (°F) 80 95 110 130 160 190 217

U (Btu/ft2jam°F) 29.5 38 47 56 70 81.5 91.7

21
Unit Operasi - KIM 401

Tentukan luas perpindahan panasnya (A) jika aliran fluida panas dan fluida dingin berlawanan arah !

22

Anda mungkin juga menyukai