Anda di halaman 1dari 6

Senin, 8 Februari 2020.

Nama : TARISA

NIM : 061840411422

Kelas : 5 EGB

Mata Kuliah : UAS Teknologi Bioenergi

Jawablah 3 soal di bawah ini dengan jelas !

1. Jelaskan penerapan reaksi hidrotreating pada industri ?


2. Jelaskan beberapa katalis yang digunakan dalam proses kombusisasi dan pirolisis ?
3. Apa kelemahan dan kekuatan masing-masing proses gasifikasi dan hidrotreating dalam
industri ?

Jawaban :

1. Penerapan Reaksi Hydrotreating Pada Industri, yaitu :


a) Reaksi Hydrodesulfurization

Reaksi hydrodesulfurization (HDS) yang umuum terjadi di hydrocracker


adalah sebagai berikut :
H2S hasil reaksi akan bereaksi dengan sejumlah kecil olefin untuk
membentuk mercaptan.
C – C – C – C = C – C + H2S  C – C – C – C – C – C-S
Umumnya reactor inlet temperature 315-340 oC akan memberikan kecepatan
reaksi hydorgenasi yang cukup dan tidak akan menyebabkan rekombinasi
olefin dan hydrogen sulfide (namun tergantung komposisi feed, tekanan
operasi, dan LHSV). Untuk unit naphtha hydrotreater, karena heavy naphtha
produk naphtha hydrotreater akan digunakan sebagai umpan unit platforming
maka batasan maksimum kandungan sulfur dalam produk heavy naphtha
adalah 0,5 ppm, agar tidak meracuni katalis platforming yang sangat
sensitive terhadap impurities. Sedangkan untuk unit distillate/diesel
hydrotreater, kandungan sulfur outlet reactor dapat dijaga sesuai keinginan
kita (spesifikasi produk diesel Indonesia saat ini masih 500 ppm sulfur,
sedangkan spesifikasi diesel di negara maju sudah ada yang mencapai
maksimum 30 ppm atau bahkan maksimum 10 ppm sulfur). Untuk
mengatur kandungan sulfur dalam produk dapat dilakukan dengan
mengatur temperature reactor (naiknya temperatur reactor akan mengurangi
kandungan sulfur dalam produk).

b) Reaksi Hydrodenitrification

Biasanya kandungan nitrogen dalam umpan lebih sedikit daripada kandungan


sulfur dalam umpan. Namun, reaksi penghilangan nitrogen jauh lebih sulit
daripada reaksi penghilangan sulfur, yaitu kurang lebih 5 kali lebih sulit.
Untuk unit naphtha hydrotreater, karena heavy naphtha produk naphtha
hydrotreater akan digunakan sebagai umpan unit platforming maka batasan
maksimum kandungan sulfur dalam produk heavy naphtha adalah 0,5 ppm,
agar tidak meracuni katalis platforming yang sangat sensitive terhadap
impurities. Nitrogen yang masuk ke unit platforming akan menyebabkan
endapan ammonium chloride di sirkuit recycle gas atau di system overhead
stabilizer. Penghilangan nitrogen di unit naphtha hydrotreater terutama sangat
penting jika naphtha hydrotreater mengolah cracked feed.
Sedangkan untuk unit distillate/diesel hydrotreater, walaupun tidak ada
batasan maksimum nitrogen dalam produk diesel, namun kandungan nitrogen
dalam produk diesel akan mempengaruhi color stability. Semakin rendah
kandungan nitrogen, maka semakin tinggi color stability-nya.

Reaksi penghilangan nitrogen yang umum terjadi adalah sebagai berikut :


c) Reaksi Penghilangan Oksigen

Reaksi penghilangan oksigen yang umum terjadi adalah sebagai berikut :

d) Reaksi Penjenuhan Olefin

Reaksi penjenuhan olefin yang umum terjadi adalah sebagai berikut :


 Olefin linier
C – C = C – C – C – C+ H2 C – C – C – C – C – C (dan isomer)

e) Reaksi Penghilangan Senyawa Halida


Halida organic dapat didekomposisi di unit Naphtha Hydrotreater menjadi
hydrogen halide yang kemudian diserap oleh wash water yang diijeksikan di
outlet reaktor atau diambil sebagai stripper gas. Dekomposisi organic halide
jauh lebih sulit daripada desulfurization. Biasanya maximum organic halide
removal sekitar 90%, tetapi dapat lebih kecil jika kondisi operasi hanya di-set
untuk penghilangan sulfur dan nitrogen saja. Untuk alasan ini, maka analisa
periodic terhadap kandungan chloride dalam hydrotreated naphtha harus
dilakukan, karena tingkat kandungan chloride ini akan digunakan
untuk mengatur jumlah injeksi chloride di Platformer (chloride di
Platformer dibutuhkan untuk menjaga suasana asam katalis Platformer).

Reaksi penghilangan senyawa halida yang umum terjadi adalah sebagai


berikut :
f) Reaksi Penghilangan Senyawa Logam

Sebagian besar impurities metal terjadi pada level part per billion (ppb) di
dalam naphtha. Biasanya katalis naphtha hydrotreater atau distillate
hydrotreater mampu menghilangkan senyawa metal ini pada konsentrasi yang
cukup tinggi, yaitu hingga 5 ppmwt atau lebih, dengan basis intermittent pada
kondisi normal operasi. Impurities metal ini tetap berada di dalam katalis
hydrotreater dan dianggap sebagai racun katalis permanent karena meracuni
katalis secara permanen, tidak dapat dihilangkan dengan cara regenerasi
katalis. Beberapa logam yang sering terdeteksi dalam spent catalyst
hydrotreater adalah arsenic, iron, calcium, magnesium, phosphorous, lead
(timbal), silicon, copper, dan sodium.
Iron biasanya ditemukan terkonsentrasi pada bagian atas catalyst bed sebagai
iron sulfide. Sedangkan arsenic walaupun jarang ditemukan lebih dari 1
ppbwt pada straight run naphtha, namun sangat penting diperhatikan karena
merupakan potensi racun katalis platformer (yang berupa logam platina).
Lead yang terkandung dalam spent catalyst hydrotreater berasal dari
kontaminasi fasilitas tangki oleh leaded gasoline atau dari reprocessing leaded
gasoline di crude distillation unit. Sodium, calcium, dan magnesium
biasanya berasal dari adanya kontak umpan dengan salt water (misalnya
terkontaminasi oleh ballast water) atau additives.
Penghilangan metal dapat dilakukan di atas temperatur 315 oC hingga metal
loading sekitar 2-3% berat total katalis. Dengan metal loading diatas 3%,
katalis akan mendekati tingkat penjenuhan yang setimbang, sehingga
memungkinkan terjadinya metal breakthrough (metal dalam umpan tidak
dapat lagi dihilangkan dan terikut ke downstream process). Reaksi
penghilangan metal terjadi dengan mekanisme sebagai berikut :

2. Katalis Pada Pirolisis seperti Al2O3, Bentonit, dan Zeolit.

 zeolit memiliki tingkat kefektifan yang tinggi. Zeolit merupakan senyawa zat kimia
alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium.

 Alumina (Al2O3) merupakan salah satu material keramik yang paling banyak


penggunaanya sebagai katalis, support katalis.

 Bentonit digunakan sebagai material pengikat dalam produksi bijih besi. Melalui proses
ini, bijih besi yang halus diubah menjadi pelet bulat yang cocok digunakan sebagai
material dasar dalam tanur tinggi untuk produksi besi kasar.
Katalis Pada Kombusisasi seperti katalis nitrat, Ni (Nikel).

 Katalis nitrat digunakan pada reaksi pembentukan belerang trioksida. Katalis ini
termasuk dalam jenis katalis homogen. Sehingga reaktan dan produk yang
dihasilkan sama-sama berfase gas.

 Katalis nikel yang digunakan pada proses pembuatan etana. Katalis ini termasuk
dalam jenis katalis heterogen. Reaktan dan produk yang dihasilkan berbeda fasenya.

3. Gasifikasi

1) Updraft Gasifier

 Kekurangan

-Tingginya jumlah uap tar yang terkandung di dalam gas keluaran dan
kemampuan gas produser membawa muatan rendah.

-Kemungkinan terjadi channeling, sehingga distribusi panas tidak merata dan


dapat menurunkan efisiensi gasifier.

 Keuntungan

-Mekanismenya sederhana

-Arang (charcoal) habis terbakar

-Temperatur keluaran rendah, dan efisiensi tinggi.

2) Downdraft Gasifier

 Kekurangan

-Rendahnya efisiensi keseluruhan akibat rendahnya pertukaran panas dalam


sistem

-Kesulitan dalam menangani kelembaban dan kadar abu yang tinggi.

 Kelebihan

-Adanya kemungkinan menghasilkan gas bebas tar sehingga masalah lingkungan


yang ditimbulkan lebih kecil dari pada updraft gasifier

3) Crossdraft Gasifier
 kekurangan

-Proses hanya ditujukan untuk arang kualitas tinggi, temperatur gas keluaran
gasifier tinggi, CO2 yang tereduksi rendah, dan kecepatan gas tinggi

 Kelebihan

-Waktu yang dibutuhkan untuk start up lebih singkat dari pada gasifier jenis
downdraft dan updraft. Temperatur tinggi pada gasifier ini memiliki efek yang
nyata terhadap komposisi gas. Gasifier jenis ini akan beroperasi dengan baik pada
aliran udara dan bahan bakar yang kering. Gasifier ini cocok untuk dioperasikan
pada skala kecil.

Hydrotreating

 Kekurangan : Menggunakan katalis dalam prosesnya, sehingga biaya operasional


yang dikeluarkan akan lebih besar.

 Kelebihan : Proses penghilangan kadar sulfur, nitrogen, dan logam-logam yang


terkandung akan lebih cepat, karena menggunakan katalis pada prosesnya. Katalis
sendiri berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.

Anda mungkin juga menyukai