Anda di halaman 1dari 34

REFORMING

TERMIS DAN KATALIS


DISUSUN OLEH ;

FITRIA NUR ANISSA


WINDA MANIZA PUTRI
SINTIA MUHARANI
BELLA INDRIYANI
RISA AULIA
KELOMPOK 3
5KIA
PENGERTIAN REFORMING
Reforming bertujuan
Reforming adalah suatu mengubah struktur
Perubahan susunan struktur
proses untuk merubah molekul rantai lurus
molekul yang terjadi paling
struktur senyawa menjadi rantai
dominan dalam reaksi
hidrokarbon dalam bercabang/alisiklik/aroma
tersebut
fraksi minyak menjadi tik. Sebagai contoh,
adalah dehidrogenasi
komponen blending komponen rantai lurus
naftena membentuk
gasolin yang (C5-C6) dari fraksi
aromatik
mempunyai oktan tinggi bensin diubah menjadi
aromatik.
Reaksi dehidrogenasi naftena membentuk aromatik
MACAM – MACAM
PROSES REFORMING
1. REFORMING TERMIS

- Proses Polyforming

2. REFORMING KATALIS

- Katalis Unggun Diam

- Katalis Unggun Bergerak

- Katalis Unggun Terfluidisasi

- Reforming dengan Daur Ulang


REFORMING TERMIS

Proses secara termis yang kontinyu digunakan untuk mengubah molekul melalui
penyusunan kembali nafta dan gasoline berkualitas anti ketuk yang rendah menjadi
komponen gasoline yang menpunyai angka oktan tinggi

Peralatan reforming termis mirip dengan peralatan perengkahan termis, dengan


sedikit modifikasi para ahli kilang menggunakan peralatan yang sama untuk kedua
proses tersebut. Sama dengan umpan reforming katalis, tipe umpan reforming adalah
nafta ringan (virgin nafta) yang mempunyai IBP 200 - 250°F dan FBP 300 - 400°F.
Gasolin alam dan fraksi perengkahan dapat digunakan sebagai umpan. Suhu keluar
pemanas adalah 950 - 1100°F pada tekanan 400 – 1000 psig. Nafta dari aliran
samping fraksionator ditambahkan ke effluent heater untuk menahan reaksi
dekomposisi yang sangat ekstensif. Proses reforming termis masu kedalam kilang
secara komersil pada tahun 1930. Proses ini dirancang oleh UOP Co
DIAGRAM ALIR PROSES REFORMING
TERMIS
PROSES POLYFORMING
Proses ini merupakan
proses termis yang
kontinyu merubah nafta
ringan (straight 5
run) dan ataupun gas oil
bersama – sama dengan
gas – gas hidrokarbon
sangat ringan
(dominan C3 dan C4)
menjadi mogas yang
mempunyai oktan tinggi
dan fuel oil.
Operasi dari proses ini meliputi pemasukan umpan nafta (virgin) ke dalam
absorber untuk mengambil propana (recovery C3 80 – 90%) dan gas – gas
berat. Tekanan pada aliran campuran umpan adalah 1000 – 1500 psig. Aliran
quench di bagian bawah evaporator adalah 1020 – 1120 °F turun menjadi 650
– 700 °F. Tekanan evaporator sekitar 400 psig. Bagian lain dari bawah
evaporator di-flash untuk mendapatkan fuel oil dan gas, sedangkan overhead
evaporator dikirim ke stabilizer dimana gas – gas yang dapat dikondensasikan
dipisahkan dari produk gasoline untuk dipakai kembali di absorber bersama
dengan umpan gas cair. Proses polyforming ini dikembangkan oleh Gulf Oil
Corp pada tahun 1940. Proses ini sudah tidak digunakan lagi dan diganti oleh
reforming katalis
REFORMING KATALIS
Reforming katalis merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas berbagai
macam naphta (virgin, thermal, dan catalytic cracking) yang mempunyai bilangan oktan
rendah menjadi komponen-komponen yang mempunyai bilangan oktan tinggi untuk
blending mogas (motor gasoline) dengan bantuan katalis melalui serangkaian reaksi kimia,
atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan aromatik untuk
memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene).

Pada proses reforming ini volatility minyak dinaikkan dan kandungan sulfurnya
dikurangi. Perbaikan bilangan oktan virgin naphta adalah dari 20 menjadi 50 RON
tanpa menggunakan pengungkit timbal

Berjalan lurus (suling) bensin sering memiliki angka oktan yang


sangat rendah, dan setiap proses yang akan meningkatkan angka oktan akan membantu dalam
memenuhi permintaan untuk angka oktan lebih tinggi. Seperti proses (reforming thermis)
dikembangkan dan digunakan secara luas, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada
thermal cracking, tetapi menggunakan suhu yang lebih tinggi
PROSES
REFORMING
UNGGUN
BERGERAK

Proses unggun bergerak ini menggunakan


reactor tunggal yang berisi katalis
yang dapat diregenerasi secara sinambung.
Katalis yang dipakai adalah campuran oksida
logam berbentuk butir atau pellet yang dapat
diolah tergantung pada jenis katalis yang
digunakan, yaitu mempunyai jarak didih (IBP)
sekitar 150 – 175 °F dan FBP 400 -
500 °F. Proses pendahuluan terhadap umpan
biasanya tidak menjadi factor yang
dipertimbangkan kecuali kalau mengandung air
yang akan menurunkan aktifitas katalis
PROSES
REFORMING
UNGGUN
TERFLUIDISASI
Proses reforming katalis menggunakan unggun terfluidisasi dari katalis
padat, merupakan suatu proses regenerasi yang sinambung dengan reactor
terpisah ataupun terintegrasi untuk menjaga aktifitas katalis dengan cara
memisahkan kokas dan sulfur.
Sebagai umpan adalah nafta ringan hasil perengkahan atau nafta ringan
dicampur dengan gas daur ulang yang kaya hydrogen. Katalis yang
digunakan adalah molibdat 10% dalam
alumina yang secara material tidak dipengaruhi oleh arsen, besi, nitrogen
atau sulfur dalam jumlah normal. Kondisi operasi dalam reaktor sekitar 200
– 300 psig dan suhu 900 - 950°F pada space velocity 0,3 – 0,8/jam.
Kecepatan gas daur ulang adalah 4000 – 6000 scf/barel umpan dengan
nisbah berat antara katalis dan minyak adalah 0,5 – 1,5.
Kondisi regenerasi yang digunakan adalah 210 – 310 psig dan suhu 1000 -
1100°F.
Pengolahan pendahuluan terhadap umpan biasanya tidak dilakukan kecuali
untuk menyesuaikan jarak didih dalam memproduksi aromatic. Keunggulan
proses reforming ini, dapat menghasilkan yield reformat sekitar 70 – 80%
(v) dengan RON 93 - 98
Teori Catalytic Reforming
Feed naphtha ke unit catalytic reforming biasanya
mengandung C6 s/d C11, paraffin, naphthene, dan
aromatic. Tujuan proses catalytic reforming adalah
memproduksi aromatic dari naphthene dan paraffin.
Kemudihan reaksi catalytic reforming sangat ditentukan
oleh kandungan paraffin, naphthene, dan aromatic
yang terkadung dalam naphtha umpan. Aromatic
hydrocarbon yang terkandung dalam naphtha tidak
berubah oleh proses catalytic reforming
Sebagian besar napthene bereaksi sangat cepat dan efisien berubah
menjadi senyawa aromatic (reaksi ini merupakan reaksi dasar catalytic
reforming). Paraffin merupakan senyawa paling susah untuk diubah
menjadi aromatic. Untuk aplikasi low severity, hanya sebagian kecil
paraffin berubah menjadi aromatic. Sedangkan pada aplikasi high
severity, konversi paraffin lebih tinggi, tetapi tetap saja berlangsung
lambat dan inefisien
Gambar berikut menggambarkan konversi hydrocarbon yang terjadi pada
operasi typical catalytic reforming, yaitu untuk lean naphtha (high paraffin, low
naphtha content) dan untuk rich naphtha (lower paraffin, higher naphthene
content) :
Reaksi-reaksi yang
Terjadi di
Catalytic Reforming
1. Dehidrogenasi
Naphthene
2. Isomerisasi
Napthene dan
Paraffin

3 Dehydrocy 4 Hydrocracking
- clization
Paraffin

5 Demetalization 6 Dealkylation
Aromatic
1. Dehidrogenasi Naphthene
Naphthene merupakan komponen umpan yang sangat diinginkan karena reaksi
dehidrogenasi-nya sangat mudah untuk memproduksi aromatic dan by- product
hydrogen.
Reaksi ini sangat endotermis (memerlukan panas). Reaksi dehidrogenasi
naphthene sangat terbantu oleh metal catalyst function dan temperatur reaksi tinggi
sertatekanan rendah

2. Isomerisasi Napthene dan Paraffin


Isomerisasi cyclopentane menjadi cyclohexane harus terjadi terlebih dahulu
sebelum kemudian diubah menjadi aromatic. Reaksi ini sangat tergantung dari kondisi
operasi.
3 Dehydrocyclization Paraffin
Dehydrocyclization paraffin merupakan reaksi catalytic reforming yang
paling susah. Reaksi dehydrocyclization terjadi pada tekanan rendah dan
temperature tinggi.Fungsi metal dan acid dalam katalis diperlukan untuk
mendapatkan reaksi ini.

4 Hydrocracking

Kemungkinan terjadinya reaksi hydrocracking karena reaksi isomerisasi ring dan


pembentukan ring yang terjadi pada alkylcyclopentane dan paraffin dank area

kandungan acid dalam katalis yang diperlukan untuk reaksi catalytic reforming.
Hydrocracking paraffin relative cepat dan terjadi pada tekanan dan temperature
tinggi. Penghilangan paraffin melalui reaksi hydrocracking akan meningkatkan
konsentrasi aromatic dalam produk sehingga akan meningkatkan octane number.
Reaksi hydrocracking ini tentu mengkonsumsi hydrogen dan menghasilkan yield reformate
yang lebih rendah
5 Demetalization

Reaksi demetalisasi biasanya hanya dapat terjadi pada severity operasi


catalytic reforming yang tinggi. Reaksi ini dapat terjadi selama startup unit catalytic
reformate semi-regenerasi pasca regenerasi atau penggantian katalis.

6 Dealkylation Aromatic

Dealkylation aromatic serupa dengan aromatic demethylation dengan


perbedaan pada ukuran fragment yang dihilangkan dari ring. Jika alkyl side chain
cukup besar, reaksi ini dapat dianggap sebagai reaksi cracking ion carbonium
terhadap rantai samping. Reaksi ini memerlukan temperature dan tekanan tinggi.
Catalytic Reforming Catalyst Dual Function
Balance
sebagian reaksi menggunakan fungsi metal dari katalis dan sebagian reaksi lainnya
menggunakan fungsi acid dari katalis. Pada unit catalytic cracking sangat penting untuk
memiliki balance yang sesuai antara fungsi metal dan fungsi acid dari katalis, seperti
terlihat pada gambar berikut :
Pada proses catalytic reforming, sangat penting untuk meminimumkan reaksi
hydrocracking dan memaksimumkan reaksi dehydrogenation dan dehydrocyclization.
Balance ini dijaga dengan pengendalian H2O/Cl yang tepat selama siklus katalis
semi-regeneration dan dengan menggunakan teknik regenerasi yang tepat. Fase uap
H2O dan HCl berada dalam kesetimbangan dengan permukaan chloride dan kelompok
hydroxyl.
Terlalu banyak H2O dalam fase uap akan memaksa chloride dari permukaan
katalis keluar dan menyebabkan katalis menjadi underchloride (fungsi acid dalam
katalis tidak dapat dijalankan dengan baik), sedangkan terlalu banyak chloride dalam
fase uap akan menjadikan katalis overchloride yang juga tidak baik untuk katalis (fungsi
metal dalam katalis tidak dapat dijalankan dengan baik).
Catalyst Unloading

• Catalyst Unloading untuk Fixed Bed Catalytic Reformer


Prosedur catalyst unloading untuk fixed bed catalyst reforme serupa dengan prosedur
catalyst unloading untuk hydrotreater
• Catalyst Unloading untuk Catalyc Reformer-Continuous Catalyc Regeneration
Prosedur unloading untuk catalytic reformer-CCR lebih susah dibandingkan prosedur
unloading untuk fixed bed catalytic reformer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan catalyst unloading untuk catalytic reformer-CCR
adalah sebagai berikut :
1. Jangan pernah membiarkan udara masuk ke dalam reaktor karena akan menyebabkan spontaneous
combution
2. Jangan pernah membuka top dan bottom reaktor secara bersamaan karena akan menciptakan natural
chimmey draf effect yang akan menarik udara masuk ke dalam reaktor
3. Jangan menggunakan kayu, kanvas, atau material mudah terbakar lainnya
4. Yakinkan beberapa CO2 extinguisher tersedia disekitar lokasi unloading dan siapkan selang water hydrant
menjulur ke lokasi unloading
5. Selama unloading, reaktor harus dijaga dalam kondisi inert dengan menggunakan nitrogen blanketting
sehingga katalis tidak berkontak denganudara.
6. Semua orang yang masuk ke dalam reaktor harus dilengkapi peralatan keselamatan yang sesuai untuk
confined space dan kondisi inert (breathing apparatus)
7. Gunakan drum metal sebagai penampung spent catalyst dan setiap drum harus di-purge dengan nitrogen
selama proses unloading untuk mencegah kontak katalis dengan udara
8. Semua orang yang berada di sekitar area unloading harus menggunakan pelindung muka dan mata dan
menggunakan baju lengan panjang (jika mungkin yang flame-resistant) karena sewaktu-waktu spark/api
dapat saja terjadi dengan kehadiran pyrites
9. Jika timbul pyrite dalam reaktor selama proses unloading, maka naikkan supply nitrogen semaksimal
mungkin, jangan pernah menggunakan air untukmemadamkannya, karena dapat merusak struktur katalis
dan internal reaktor
10. Setelah drum berisi spent catalyst hasil unloading mengalami pendinginan alamidan
pendinginandengansupplynitrogen kedalamdrum,makadrum dapat ditutup dengan penutup yang sesuai
untuk menghindari masuknya moisturekedalamdrum
Catalyst Loading
• Catalyst Loading untuk Fixed Bed Catalytic Reformer
Prosedur catalyst loading untuk fixed bed catalyst reformer serupa dengan prosedur
catalyst loading untuk hydrotreater (silahkan merujuk ke bab hydrotreating process).
• Catalyst Loading untuk Catalytic Reformer-Continuous Catalytic Regeneration
Terdapat tiga metode catalyst loading untuk catalytic reformer-CCR ,yaitu:
- Reactorbyreactorloadingprocedure
- Entire Reactor Stack Loading Procedure
- Pneumatic Catalyst Loading Procedure
Karena prosedur ketiga metode catalyst loading di atas sangat rumit dan sangat
technical, maka ketiga metode catalyst loading tersebut tidak akan diuraikan d isini.
Catalyst Poison

● Sulfur ● Nitrogen
Konsentrasi sulfur maksimum yang diijinkan dalam Konsentrasi nitrogen maksimum yang diijinkan
umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Biasanya diusahakan dalam umpan naphtha adalah 0,5 wt-ppm. Kandungan
kandungan sulfur dalam umpan naphtha sebesar 0,1-0,2 wt- nitrogen dalam umpan naphtha akan menyebabkan
ppm untuk menjamin stabilitas dan selektivitas katalis yang terbentuknya deposit ammonium chloride pada permukaan
maksimum. katalis.
Beberapa sumber yang membuat kandungan sulfur Beberapa sumber yang membuat kandungan
dalam umpan naphta tinggi adalah : proses hydrotreating nitrogen dalam umpan naphtha tinggi adalah : proses
yang tidak baik (temperature reactor kurang tinggi atau hydrotreating yang tidak baik (temperature reactor kurang
katalis sudah harus diganti), recombination sulfur dari tinggi atau katalis sudah harus diganti), penggunaan filming
naphtha hydrotreater (dan terbentuknya sedikit olefin) atau neutralizing amine sebagai corrosion inhibitor
akibat temperature hydrotreater yang tinggi dan tekanan diseluruh area yang tidak tepat guna.
hydrotreater yang rendah, hydrotreater stripper upset,
memproses feed yang memiliki endpoint tinggi.
Catalyst Poison
● Water ● Metal
Kandungan air dalam recycle gas sebesar 30 mol-ppm Karena efek reaksi irreversible, maka kontaminasi
sudah menunjukkan excessive water, dissolved oxygen, atau metal ke dalam katalis catalytic reforming sama sekali tidak
combined oxygen di unit catalytic reforming. dibolehkan, sehingga umpan catalytic reformer tidak boleh
Beberapa sumber yang membuat kandungan air dalam mengandung metal sedikitpun. Beberapa sumber kandungan
system tinggi adalah : proses hydrotreating yang tidak sesuai, metal dalam umpan naphtha adalah : arsenic (ppb) dalam
kebocoran heat exchanger yang menggunakan virgin naphtha, lead mungkin timbul akibiat memproses
pemanas/pendingin steam/water di upstream unit, system ulang off-spec leaded gasoline atau kontaminasi umpan dari
injeksi water catalytic reforming, kebocoran naphtha tangki yang sebelumnya digunakan untuk leaded gasoline,
hydrotreater stripper feed effluent heat exchanger, proses produk korosi, senyawa water treating yang mengandung
drying yang tidak cukup di drying zone di dalam regeneration zinc, copper, phosphorous, kandungan silicon dalam
tower, dan kebocoran steamjacketdiregenerationsection. cracked naphtha yang berasal dari silicon based antifoam
agent yang diijeksikan ke dalam coke chamber untuk
mencegah foaming, dan injeksi corrosion inhibitor yang
berlebihan ke stripper naphtha hydrotreater.
Catalyst Poison
● High Feed end Point
Catalytic reforming didisain untuk memproduksi
aromatic hydrocarbon. Produksi aromatic ini tidak dapat
terjadi tanpa kondensasi single ring aromatic menjadi
mulgi-ring polycyclic aromatic, yang merupakan
petunjuk adanya coke. Endpoint naphtha maksimum
yang diijinkan sebagai umpan catalytic reforming adalah
204 oC. Pada endpoint > 204 oC, konsentrasi polycyclic
aromatic dalam umpan naphtha akan meningkattajam.
Jika umpan catalytic reforming merupakan hasil
blending dari berbagai sumber (straight run naphtha,
hydrocracker naphtha, cracked naphtha), maka tiap arus
umpan harus dianalisa secara terpisah dan tiap stream
tidak boleh memiliki endpoint > 204 oC. Hasil blending
antara high end point stream dengan low end point
stream akan ”mengaburkan” kandungan fraksi endpoint
yang tinggi.
Feed dan Produk Catalytic Reforming Unit
Feed unit catalytic reforming adalah heavy naphtha yang berasal dari unit naphtha
hydrotreating yang telah mengalami treating untuk menghilangkan impurities seperti sulfur,
nitrogen, oxygen, halida, dan metal yang merupakan racun bagi katalis Catalytic reforming.
Boiling range umpan heavy naphtha antara 70s/d150 ͦC.
Produk unit catalytic reforming berupa high octane motor gasoline component
(HOMC) yang digunakan sebagai komponen blending motor gasoline. Produk unit catalytic
reforming ini mempunyai RONC >95 dan bahkan dapat mencapai RONC 100. Produk lain
adalah LPGdan byproduct hydrogen. Produk LPG dikirim ke tangki produk (jika sudah
memenuhi spesifikasi produk LPG) atau dikirim ke unit Amine-LPG recovery terlebih
dahulu. By product hydrogen dikirim ke unit hydrotreater dan hydrogen plant.
Aliran Proses Catalytic Reforming

● Aliran Proses Semi-


Regenerative Catalytic
Reforming (Fixed Bed
Catalytic Reforming)

Process Flow Diagram Fixed


Bed Catalytic Reforming dapat
dilihat pada gambar berikut:
Aliran Proses Catalytic Reforming

● Aliran Proses Catalytic


Reforming-Continuous
Catalytic Regeneration/CCR

Process Flow Diagram Catalytic


Reforming-Continuous Catalytic
Regeneration dapat dilihat
pada gambar berikut:
Variabel Proses Catalytic Refoming Unit

Beberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi Catalytic Reforming adalah sebagai berikut:
● Catalyst Type
Tipe katalis berpengaruh terhadap operasi catalytic reforming terutama dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid
loading), chloride level, platinum level, dan activatorlevel.
○ Temperatur Reaksi
Catalytic reformer reactor catalyst bed temperature merupakan parameter utama yang digunakan untuk
mengendalikan operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi.
Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu :
Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed).
Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksi berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur
inlet dan outlet).
• Space Velocity Space velocity
merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika
volume umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan, istilah yang digunakan adalah Liquid Hourly
Space Velocity (LHSV).
• Reactor Pressure
Sebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressure sebagai variabel proses dibandingkan
reactor pressure, namun untuk kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapat digunakan
sebagai variabel proses (hydrogen partial pressure = purity hydrogen x tekanan reactor).

Hydrogen/Hydrocarbon Ratio
Hydrogen/hydrocarbon ratio didefinisikan sebagai mol recycle hydrogen per mol naphtha umpan.

Troubleshooting
Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang terjadi di Catalytic Reforming
Unit dapat dilihat dalam table II berikut ini :
Tabel II. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Catalytic
Reforming Unit
Kegunaan Produk
 
Produk yang dihasilkan dari proses reforming ini yaitu berupa komponen
hidrokarbon yang mempunyai oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas
seperti gasolin, atau digunakan untuk bahan baku petrokimia yaitu pengolahan
aromatik untuk memproduksi BTX (benzene-toluene-xylene).
Gasolin atau bensin digunakan sebagai bahan bakar motor, bahan bakar
penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia.
Kesimpulan
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh
materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah.
Setelah minyak mental mengalami proses distilasi. Fraksi-Fraksi minyak bumi tersebut selanjutnya diolah dengan proses-
proses selanjutnya, seperti proses reforming, polimerisasi, treating, dan blending reforming.
Proses reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi
komponen blending gasoline yang mempunyai oktan tinggi. Proses reforming mengubah bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Poses
reforming ini dapat dilakukan dengan reforming termis dan reforming katalis. Reforming termis terdapat proses
Polyforming dan reforming katalis dapat menggunakan katalis platina ataupun Molybdenum. Bahan baku untuk proses
reforming yaitu naftena dan produk yang dihasilkan gasolin dengan angka oktan yang tinggi yaitu 93-98. Gasolin
digunakan sebagai bahan bakar ataupun sebagai bahan baku petrokimia
Terima Kasih;

Anda mungkin juga menyukai