Anda di halaman 1dari 5

DISTILASI ASTM`` D 86

Oleh :

Nama :Eksel A.C Lapian

Kelas :Refinery 1 A

NIM : 181420027
I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1. Mahasiswa dapat menentukan secara kuantitatif karakteristik trayek titik didih
menggunakan unit distilasi secara laboratories, meliputi distilasi atmosferik produk
minyak bumi (Mogas, Avgas, Avtur, Kerosine, Gas Oil dan produk lain sejenis)
2. Mahasiswa dapat menentukan Initial Boiling Point (IBP).
3. Mahasiswa dapat menetukan End Point (EP) atau Final Boiling Point (FBP).

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati – hati bekerja menggunakan peralatan – peralatan yang mudah pecah.
2. Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik, lihat terlebih dahulu tegangan jaringan
listrik yang ada.

III. TEORI DASAR


1. Initial Boiling Point (IBP), adalah pembacaan thermometer yang diperoleh pada waktu
tetesan pertama kondensat jatuh dari ujung tabung kondensor.
2. End Point (EP) atau Final Boiling Point (FBP), adalah pembacaan thermometer yang
paling tinggi (maksimal) yang diperoleh selama pemeriksaan

Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan


kecepatan atau kemudahan menguap volatilitas bahan denganmenggunakan panas
sebagai pemisahan dalam destilasi, campuran zat dididihkansehingga menguap dan
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu
Pada prinsipnya, destilasi adalah penguapan atau pengembunan kembaliuap
yang diperoleh, pada tekanan dan temperatur tertentu. Destilasi digunakanuntuk
memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang memiliki titik didih berbeda.

IV. BAHAN DAN PERALATAN


a. Bahan
1. premium
b. Peralatan
1. Labu Distilasi 125 mL
2. Gelasukur 100 mL & 10 mL
3. Thermometer 7 oC atau 8 oC
4. Condensor (bak pendingin)
5. Pemanas (burner atau elektrik)

V. LANGKAH KERJA
a. Cara Penyiapan Peralatan
1. Siapkan labu distilasi volume 125 mL. Bila labu kotor (ada karbon residu) pada bagian
dasar labu bersihkan dengan cara dibakar dengan nyala api burner.
2. Siapkan termometer (ASTM 7 oC atau ASTM 8 oC) sesuai dengan contoh yang akan
diuji.
3. Siapkan penyangga labu, dengan ukuran yang sesuai dengan contoh yang akan diuji.
Dan pasang pada alat pemanas.
− Untuk contoh group 1 dan 2, diameter lobang 38 mm.
− Untuk contoh group 3 dan 4, diameter lobang 50 mm
4. Siapkan gelas ukur bersih dan kering dengan skala 0 s/d 100 mL.
5. Bak kondensor diisi air, suhunya diatur sesuai jenis contoh yang akan diuji.
− contoh group 1, 2 dan 3 bak kondensor diisi air (suhu 0 s/d 5oC).
− contoh group 4, bak kondensor diisi air panas (suhu 0 s/d 60 oC).
6. Bersihkan / hilangkan cairan pada tabung kondensor dengan cara mengelap / menyerap
dengan kolok yang diberi kain.

b. Cara Pemasangan Peralatan

1. Pasang thermometer serapat mungkin ke dalam labu distilasi yang berisi contoh. Atur
posisi termometer, dimana ujung bulb dari thermometer berada sejajar dengan lubang
keluarnya uap.

2. Pasang labu distilasi yang berisi contoh, sehingga ujung labu masuk ke dalam tabung
kondensor serapat mungkin. Posisi labu tegak sehingga pipa uap labu masuk ke dalam
tabung kondensor dalam jarak 1 s/d 2 inchi.
3. Naikkan dan atur penyangga labu hingga pas dengan dasar labu distilasi.

c. Langkah Kerja Pengujian

1. Ukur contoh 100 mL menggunakan gelas ukur 100 mL, tuangkan ke dalam labu distilasi dan
pasang thermometer yang sesuai.

2. Pasang gelas ukur 100 mL pada ujung kondensor sebagai penampung kondensat.

3. Nyalakan pemanas dan atur kecepatannya sehingga mencapai IBP (initial boiling
point):
• Untuk grup 1 s/d 3 dalam waktu 5 – 10 menit.
• Untuk grup 4 dalam waktu 5 – 15 menit.
4. Atur pemanasan dari IBP sampai 5 % volume dalam waktu 60 – 70 detik atau dengan
kecepatan tetesan 4 – 5 mL / menit. Setelah IBP terbaca, gelas ukur digeser sehingga
ujung kondensor menempel dinding gelas.
5. Baca dan catat suhu setiap kenaikan 10 % volume.
6. Atur pemanasan sehingga dari 95 % volume sampai FBP (final boiling point) waktunya
3 – 5 menit. FBP adalah suhu tertinggi yang terbaca saat uji distilasi.
7. Setelah FBP tercapai, matikan pemanas dan labu dibiarkan dingin kemudian ukur
volume residu.
8. Hitung % volume Losses dengan formula:

Losses, % vol. = 100 mL – (Total Recovery + Residu) mL

VII. HASIL PENGAMATAN


 Bahan =premium 100 mL

IBP = 46°C
Volume condesate
 5% = 54°C
 10% = 61°C
 20% = 71°C
 30% = 80°C
 40% = 92°C
 50% = 100°C
 60% = 112 °C
 70% = 129°C
 80& = 150°C
 90% = 180°C
EP = 196°C
Jumlah condensate = 93,4 ml
Residu = 2,8 mL
Losses = 4 mL
VIII. PERTANYAAN
1. Catat suhu IBP, 10%, 20%, ....... dst, sampai FBP.
2. Hitung % volume Losses
Jawab
IBP = 46°C
Volume condesate
 5% = 54°C
 10% = 61°C
 20% = 71°C
 30% = 80°C
 40% = 92°C
 50% = 100°C
 60% = 112 °C
 70% = 129°C
 80& = 150°C
 90% = 180°C
EP = 196°C
Jumlah condensate = 93,4 ml
Residu = 2,8 mL
Losses, % vol. = 100 mL – (Total Recovery + Residu) mL
= 100 mL – ( 93,4 + 2,6)mL
=100 mL – 96 mL
= 4 mL

IX. ANALISIS
Destilasi dilakukan bertujuna untuk pemurnian salah satunya. Pemurnian dilakukan untuk
meningkatkan kualitas produk. Prinsio kerja dari pemurnian dengancara destilasi adalah adanya
perbedaan titik didih. Pada proses ini sample yang berupa cairan di panaskan hingga menguap,
uap tersebut merupakan zat murni. Setelah itu uap tersebut didinginkan sehingga menjadi cairan
kembali. Hasil dari proses ini menghasilkan cairan murni yang di sebut destilat.
Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia
CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan Cn. Dengan kata lain, bensin terbuat dari
molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya
sehingga membentuk rantai.
Pada percobaan kali ini yaitu untuk memurnikan bensin dengan menggunakan metode
destilasi. Sedangkan jenis bensin yang akan didestilasi adalah Premium (ON 88) yaitu bahan
bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat
adanya zat pewarna tambahan. Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan
lain-lain.
Percobaan dilakukan dengan memasukan smaple sebanayak 100mL ke dalam labu
destilasi. Kemudian dipasangkan termometer pada salah satu mulut labu. Dan labu dapasangkan
kedalam alat destilasi kemudian dicatat dataseperti IBP, volume condensate, dan EP. Dari data
pengamatan didapat bahwa hasilnya berupa 93,4 mL, artinya dari 100mL premium terdapat 93,4
mL bensin murn, yang berarti sisanya merupakan pengotor dan zat pewarna terdapat juga zat yang
dapat menggangu proses destilasi seperti air.
titik didih bensin yang sebenarnya adalah 30-180oC, dalam data IBP sedikit tinggi. Hal
tersebut dapat diakibatkan karena produk masih tercemar fraksi yang lebih berat sehingga
membutuhkan sushu yang lebih tinggi untuk melakukan destilasi

X. SIMPULAN
Dari percoaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa destilasy adalah suatu proses
untuk memurnikan produk dari zat pengotor dan yang lainnya dan dari data dapat diambil
kesimpulan bahwa produk tersebut tergolong bagus karena dapat menghasilkan condensate
sebanyak 93,4 itu berarti efisiensi dari produk tersebut tergolong tinggi.
XI. SARAN
 Berhati-hati dalam menggunakan perlatan dalam praktikum
 Lakukan pengamatan dengan teliti
 Mempelajari materi sebelum praktikum di mulai
XII. DAFTAR PUSTA
https://www.academia.edu/4727956/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_ORGANIK_1_AKKS_354_PERCO
BAAN_II_PEMURNIAN_ZAT_CAIR_DENGAN_DESTILASI

http://infokimiawan13o1a-1.blogspot.com/2013/09/pemurnian-bensin-dengan-cara-destilasi.html

http://febriyantiikra.blogspot.com/2014/10/laporan-praktikum-metode-pemisahan-kimia.html

http://sasmita-putra.blogspot.com/2011/03/laporan-kimia-minyak-bumi.html

anonim, 2015. Modul praktikum minyak bumi, PEM AKAMIGAS, 2015

Anda mungkin juga menyukai