Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

PENGENDALIAN PENCEMARAN
SOLIDIFIKASI

DISUSUN OLEH:
1. Gede Marawijaya
2. M. Ari Bastari
3. M. Arifin
4. M. Ariq Perdana
5. Nila Wulandari
6. Nur Azizah Yasmin
7. Fauzia
KELAS
KELOMPOK
JURUSAN
INSTRUKTUR

:
:
:
:

(061440411702)
(061440411704)
(061440411705)
(061440411706)
(061440411708)
(061440411709)
(061440412035)
4 EG.C
II
Teknik Kimia Prodi Teknik energi
Dr. Neni Rochyani, M.T

Politeknik Negeri Sriwijaya


2016
SOLIDIFIKASI
I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat melakukan proses


solidifikasi limbah berbahaya agar kontaminan dalam bentuk terlarut
dapat larut atau terekstrak kembali ke air dan tidak menyebar ke
lingkungan.
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan:
1. Pengaduk
2. Wadah polytilen
3. Gelas piala 100 ml, 1000 ml, 2000 ml
4. Gelas ukur 100 ml, 500 ml
5. Alat uji tekan
6. pH meter
Bahan yang digunakan:
1. Lumpur dari limbah padat
2. Semen
3. Aquades
III.

DASAR TEORI
Solidifikasi adalah proses pemadatan limbah berbahaya sedimikian
rupa sehingga mempunyai sifat fisik, kimia yang stabil sehingga aman
untuk

penanganan. Proses

selanjutnya

mulai

pengangkutan,

penyimpanan, sementara sampai penyimpanan lestarr. Bahan yang dapat


digunakan untuk proses solidifikasi adalah semen, semen fly ash.
TEORI TAMBAHAN
SOLIDIFIKASI
Mekanisme solidifikasi dengan menggunakan semen. Selama
absorbsi air, senyawa mineral terhidrasi membentuk substansi
dispersi koloid yang disebut sol. Sol tersebut kemudian di
koagulasi

dan

dipresipitasi

(pengkondisian

akhir). Gel yang

terbentuk kemudian dikristalisasi. Solidifikasi menggunakan semen


merupakan asalah satu alternative pengolahan limbah dengan tujuan

untuk mengurangi interaksi pencemaran lingkungan. Teknologi


solidifikasi limbah didasarkan pada interaksi limbah membentuk
padatan limbah baik secara fisika maupun kimiawi.
-

Karakteristik solidifikasi:
1. Solidifikasi logam murni
Logam murni membeku pada temperature konstan yaitu sama
dengan temperature pembekuannya / temperature leburnya.
2. Solidifikasi logam murni (alloy)
Logam padatan pada umumnya membeku pada daerah
pembekuan sebenarnya.
3. Solidifikasi logam panduan eutektik
Suatu panduan yang memiliki komposisi tertentu (komposisi
eutentika) bila mengalami pendinginan ssangat lambat maka

pembekuan akan berlangsung pada temperature konstan.


Tiga hal yang umumnya dilakukan dalam proses solidifikasi, yaitu:
1. Fisika
Mencangkup kelembapan, kerapatan, kepadatan, kekuatan, dan daya
tahan.
2. Kimia
Mencangkup Ph, reaksi redoks, kapasitas penetralan asam,
kebasahan, dan kandungan senyawa organic.
3. Peluluhan
Mencangkup TCID, prosedur ekstraksi peluluhan dinamis, prosedur
peluluhan pengendapan asam sintesis (SPLP) dan ekstraksi
berurutan.
Keuntungan dan Kerugian Solidifikasi menggunakan Semen
Keuntungan

Kerugian

material dan teknologinya mudah

peningkatan volume dan

densitas yang tinggi for


dijangkau

shipping dan disposal

sesuai dengan berbagai jenis limbah

dapat mengalami keretakan

biaya sedikit

apabila terekspos dengan air

produk sememntasi bersifat stabil


terhadap bahan kimia dan biokimia
produk sementasi tidak mudah
terbakar dan memiliki kestabilan
temperature yang baik

LIMBAH B3
1. Pengertian Limbah B3
Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3
adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta mahluk hidup lain.
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap
bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung
bahan

berbahaya

dan

beracun

(B3)

karena

sifat

(toxicity, flammability,reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau


jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan
manusia.

2. Identifikasi Limbah B3
Pengidentifikasian Limbah B3 digolongkan ke dalam 2 kategori,

yaitu:
1. Berdasarkan sumber
2. Berdasarkan karakteristik
Golongan Limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:
1. Limbah B Limbah B3 dari sumber spesifik;
2. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;
3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan
dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik


ditentukan dengan:
1. mudah meledak;
2. pengoksidasi;
3. sangat mudah sekali menyala;
4. sangat mudah menyala;
5. mudah menyala;
6. amat sangat beracun;
7. sangat beracun;
8. beracun;
9. berbahaya;
10. korosif;
11. bersifat iritasi;
12. berbahayabagi lingkungan;
13. karsinogenik;
14. teratogenik;
15. mutagenik.

Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari


PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria,
yaitu:
1. mudah meledak;
2. mudah terbakar;

3. bersifat reaktif;
4. beracun;
5. menyebabkan infeksi;
6. bersifat korosif.
Proses Pengolahan Limbah B3

4. Pengolahan Limbah B3
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan
kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat
dilakukan dengan proses sbb:
1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi,
pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.
2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan
penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi,
dialisa, osmosis balik, dll.
3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi
racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut,

penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat


penimbunan akhir
4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah
menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran
harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah
B3 ingin dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.
5. Teknologi Pengolahan
1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical
conditioning. Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
1. menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di
dalam lumpur
2. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam
lumpur
3. mendestruksi organisme pathogen
4. memanfaatkan hasil samping proses chemical
conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas
methane yang dihasilkan pada proses digestion
5. mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan

dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan


Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Concentration thickening
2. Treatment, stabilization, and conditioning
3. De-watering and drying
4. Disposal

2. Solidification/Stabilization
Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses

pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan


menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi
didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif.
Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat
dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam
limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar
2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation
tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur
kristal pada tingkat mikroskopik
3. Precipitation
4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara
elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan
menyerapkannya ke bahan padat
6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun
menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau
bahkan hilang sama sekali
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik
dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume
dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).
IV.

PROSEDUR KERJA
1. Membuat larutan FeSo4 . 7 H2O 1gr dalam 200 ml
2. Mengambil 100 ml larutan FeSo4 . 7 H2O ( A )
3. Mengambil 100 ml dan sisa laurtan induk FeSO4 ditambah 100 ml
(B)

4. Mengambil 100 ml larutan FeSo 4 . 7 H2O ( B ) ditambah 100 ml


aquadest ( C ) dan larutan yang sama ( D )
5. Membuat campuran dari semen dan lumpur, dengan perbandingan :
A
1:1
= 100 gr semen
:
100 gr lumpur
B
1:2
= 100 gr semen
:
200 gr lumpur
C
1:3
= 100 gr semen
:
300 gr lumpur
D
1:4
= 100 gr semen
:
400 gr lumpur
6. Mengecek sampel pH larutan A,B,C,dan D
7. Mengambil 75 ml sampel A,B,C,dan D , kemudian menitrasi dengan
KMnO4 , mengecek pH sampel setelah menitrasi
8. Mencapurkan 75 ml setiap sampel ke campuran semen + lumpur dan
menambahkan 25 ml aquades
9. Kemudian mengaduk dan memeram sampai beberapa hari
10. Setelah pemeraman, dilakukan pengujian kuat tekan , permeabilitas
dan menguji dengan titrasi KMnO4
V. DATA PENGAMATAN
A. Lumpur + Semen
Sampel

pH
Sebelum

A
B
C
D

10
10
10.5
9

Sesudah Ditambah Fe
H2O + aquades
12
11.5
11
10.5

B. FeSo4 . 7 H2O + KmnO4


Sampel
A

pH
Sebelum
3

Sesudah Dititrasi
3.5

Volume Titrasi
KMnO4 ( ml)
1.6

B
C

4
3

3
3.5

1
0.6

0.5

C. Pengujian Tekan
Sampel

Volume Titrasi

Banyak Pukulan

A
B
C
D

KMnO4 ( ml)
0.7
0.5
0.5
0.2

13
7
5
0

VI.

PERHITUNGAN
V KMnO 4 x N KMnO 4 x BE Fe
1. % Fe A =
gr sampel

x 100

ek
gr
x 56
l
ek
1l
x
x 100
1 gr
1000 ml

1,6 ml x 0,1
=
= 0,896
2. % Fe B =

V KMnO 4 x N KMnO 4 x BE Fe
gr sampel

x 100

ek
gr
x 56
l
ek
1l
x
x 100
1 gr
1000 ml

1 ml x 0,1
=
= 0,56
3. % Fe C =

V KMnO 4 x N KMnO 4 x BE Fe
gr sampel

x 100

ek
gr
x 56
l
ek
1l
x
x 100
1 gr
1000 ml

0,6 ml x 0,1
=
= 0,336
4. % Fe A =

V KMnO 4 x N KMnO 4 x BE Fe
gr sampel

x 100

ek
gr
x 56
l
ek
1l
x
x 100
1 gr
1000 ml

0,5 ml x 0,1
=
= 0,28
VII.

TUGAS
1. Apa yang dimaksud dengan limbah B-3 ?
2. Apa tujuan dari solidifikasi ?
3. Selain semen bahan apa saja yang digunakan untuk solidifikasi ?
4. Apa keuntungan solidifikasi dengan semen ?
5. Pada kondisi pH berapa solidifikasi dapat dilakukan dengan baik,
jelaskan
6. Bagaimana kuat tekan dari hasil solidifikasi yang dilakukan ?

Jawab :
1. Suatu limbah digolongkan sebagai B-3 bila mengandung bahan
berbahaya beracun yang sifat dan konsentrasinya baik langsung
maupun tidak langsung dapat masuk dan mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan.
2. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah penyebaran limbah cair ke
lingkungan dengan membentuk padatan sehingga lebih mudah
ditangani.

3. Selain semen dapat digunakan fly ash, kaca, dan termoplastik.


4. Keutungan solidifikasi dengan semen:

Mengandung komposisi yang konsisten

Reaksi setting, pengerasan dan fiksasi berjalan lebih bagus


dibandingkan bahan lainnya.

Murah

5. Pada kondisi pH=7 (netral) karena jika proses pemadatan yang


dilakukan oleh semen berada pada pH yang asam maka hasil
solidifikasi akan mengalami keretakan sehingga dapat dikatakan
solidifikasi yang dilakukan gagal karena memungkinkan bagi limbah
cair keluar dari padatan tersebut.
6. Dari hasil solidifikasi yang dilakukan sampel yang memiliki kuat
tekan yang lebih besar adalah sampel yang memiliki campuran semen
yang lebih besar denga pH netral (pH=7).

VIII. ANALISA PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa
percobaan solidifikasi , metode solidifikasi menggunakan semen
dapat menstabilkan logam berbahaya menjadi tidak membahayakan
lingkungan. Pada percobaan ini, digunakan proses solidifikasi adalah
semen. Sedangkan kadar limbah yang digunakan adalah lumpur yang
mengan dung Fe2+ . Setelah dilakukan pencampuran semen dan
lumpur dicek pH masing-masing botol rata-rata pH-nya 10 setelah
ditambahkan FeSo4 . 7 H2O dan aquades pH naik dikarenakan
kandungan basa yang meningkat. Kemudian sisa FeSo4 . 7 H2O
sebanyak 75 ml dititrasi dengan KMnO4, sebelumnya pH rata-rata 4
setelah dititrasi menjadi turun karena kandungan asam meningkat.
Kemudian lumpur campuran semen di peram, sehingga akan
mengeras dan mengikat. Pada percobaan ini terdapat kesalahan yang
dapat memungkinkan tidak solidnya antara campuran tersebut
dikarenakan kesalahan dalam pengadukan atau penambahan yang
kurang ataupun berlebihan. Terlihat pada percobaan ini pada saat uji
tekan semakin banyak lumpur maka campuran akan mudak pecah
dikarenakan kandungan air yang membuat sulitnya solidifikasi. Air
sisa pada botol-botol dipisahkan dan dititrasi dengan KMnO4, terlihat
basa yang terkandung pada botol D lebih banyak.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Solidifikasi bertujuan untuk mencegah migrasi/penyebaran
konstituen berbahaya yang terdapat pada suatumlimbah cair
dengan merubahnya dalam bentuk solid sehingga mudah
ditangani.
2. Proses solidifikasi yang baik dilakukan pada pH = 7 (netral).
3. Semakin sedikit kandungan air dalam sampel maka semakin baik
kualitasnya.
4. Faktor yang diperhatikan di dalam solidifikasi yaitu kemampuan
leaching, uji kuat tekan, kelarutan, dan ketahanan radiasi.

X.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jobsheet. 2016. Pengendalian Pencemaran. Politeknik Negeri
Sriwijaya
2. http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/
3. http://banksampahmelatibersih.blogspot.com/2013/02/sampahb3-bahan-berbahaya-dan-beracun.html
4. Gambar Alat

Neraca analitik
arloji

Kaca

Pengaduk

gelas kimia

Labu ukur

botol aquadest

Corong gelas

bola

karet

Pipet ukur
Sebelum 1 minggu

bola karet

Setelah 1 minggu

Anda mungkin juga menyukai