Drama Remaja
AKU vs AYAHKU
Budi Ros
PEMBUKA
GONG DUA BERBUNYI.
PARA PEMAIN MUNCUL DARI PINTU MASUK AUDITORIUM, MENUJU
PANGGUNG. SEMUA MENYAPA PENONTON DENGAN RAMAH : SELAMAT
MALAM SEMUA, SELAMAT DATANG APA KABAR ?.
SESAMPAI DI PANGGUNG, PARA PEMAIN MENATA SET DAN PERALATAN
LAINNYA. BAGUS, PEMIMPIN MEREKA, MEMBERI KOMANDO BAGAIMANA
SET DAN PERALATAN HARUS DI TATA.
KEMUDIAN DARI SALAH SATU SISI PANGGUNG MUNCUL MENEJER
PANGGUNG, YANG MEMBERI TAHU BAHWA KOMANDO BAGUS TERNYATA
SALAH. SET DAN SEMUA PERALATAN KEMUDIAN DI TATA ULANG SEPERTI
PETUNJUK MENEJER PANGGUNG.
SEMUA PEMAIN TURUT AKTIF MENYIAPKAN PERALATAN.
MENEJER PANGGUNG DIBANTU BAGUS SESEKALI MENGECEK APAKAH
SEMUA PERALATAN DITEMPATKAN PADA TEMPATNYA ATAU TIDAK.
MEREKA MEMERIKSA DARI BEBERAPA SUDUT, KEMUDIAN BEBERAPA KALI
MELIHAT ARLOJINYA, DAN KETIKA MENYADARI SUDAH WAKTUNYA
PERTUNJUKAN DIMULAI, MENEJER PANGGUNG BERTANYA PADA PARA
PEMAIN
MENEJER PANGGUNG :
2
Bagaimana, sudah siap ?
PARA PEMAIN :
Belummm
MENEJER PANGGUNG :
Oke, cepat sedikit kalau begitu.
LALU MENEJER PANGGUNG BERUNDING DENGAN BAGUS. KEMUDIAN
MEREKA
SEPAKAT,
BAGUS
MEMULAI
PERTUNJUKAN
SEMENTARA
PANGGUNG DISIAPKAN.
MENEJER
PANGGUNG
TURUN
TANGAN
LANGSUNG
MEMBANTU
3
Lihat, apa yang terjadi dengan Marni, tokoh utama lakon ini. Marni !
MARNI : ( MENDEKAT )
Ya
BAGUS :
Lho, kok cengegesan ? Kamu kan ceritanya lagi patah hati.
MARNI :
Kan belum mulai ?
BAGUS :
Oh, ya. Tapi ini sudah waktunya mulai. Siap dong, aktris harus siap sebelum mulai.
MARNI :
Tapi panggungnya juga belum siap.
BAGUS :
Lho, belum siap juga ? Ya ampun, lama betul. He, menejer panggung, masih lama ?
MENEJER PANGGUNG :
Sebentar lagi. Ngomong aja dulu.
BAGUS :
Eee .. sudah berbusa begini. Bisa keburu pulang nanti penontonnya.
MARNI :
Ya jangan dong. Para penonton, mohon jangan pulang dulu ya ? Betul, ya ? Kan
belum nonton Marni akting. Nanti ada door prize-nya lho.
BAGUS :
Ngawur. Door prize, memangnya infotainment. Sudah, sudah, sana siap-siap.
( MARNI PERGI )
4
Maaf. Itu tadi pemeran Marni. Dia ceritanya patah hati melulu. Karena setiap kali
Marni jatuh cinta, atau ada pemuda jatuh cinta padanya, babenya selalu melarang.
Dan anehnya, sang babe selalu punya alasan yang sama: aku sayang sama kamu
NAK, jadi aku harus menjagamu. Gile, memangnya cinta itu kejahatan. Atau janganjangan babe si Marni ngidam jadi sekuriti.
MARJUKI :
He, ngomongin gue lu ? Sompret kamu. Berani-beraninya.
BAGUS :
Siapa ngomongin ? Ini perkenalan tokoh, namanya.
MARJUKI :
Pakai diperkenalkan segala. Memangnya saya tidak bisa memperkenalkan sendiri
tokoh yang saya mainkan ?
BAGUS :
Bisa, bisa. Justru ini untuk membantu situ. Supaya penonton lebih jelas, Marjuki itu
tokoh macam apa. Soalnya akting situ pas-pasan.
MARJUKI :
Sembarangan ! Saya aktor. Main saya dijamin bagus. Dalam lakon ini Marjuki pun
tokoh penting, jelas karakternya. Tidak perlu diperkenalkan.
BAGUS :
Tetap perlu diperkenalkan, kawan. Jangan kata Marjuki, capres juga perlu perkenalan,
perlu kampanye. Kalau tidak, nggak akan dapat dukungan publik. Malah ada capres
yang bikin buku dulu sebelum mencalonkan diri. Mereka membangun imej yang
hebat-hebat tentang dirinya. Padahal, begitu jadi presiden, sami mawon.
MARJUKI :
Sudah jangan ngelantur.
BAGUS :
5
Saya bukan ngelantur, saya bicara fakta. Eh, tahu tidak bedanya capres dengan aktor ?
MARJUKI :
Tahu. Mereka harus sama-sama jago akting.
BAGUS :
Pinter. Sekarang bedanya aktor dengan Presiden ?
MARJUKI :
Aktor menjalankan amanat lakon. Presiden menjalankan amanat rakyat.
BAGUS :
Betul. Terus ? Kenyataannya, presiden menjalankan amanat rakyat tidak ?
MARJUKI :
Itu pertanyaan saya juga. Sudah ah, kamu ngelantur lagi.
BAGUS :
Ini juga bagian dari amanat. Kita semua masing-masing punya tugas, misi atau
amanat. Marjuki, dalam lakon ini punya tugas sebagai tokoh antagonis atau si jahat.
Dalam kehidupan nyata, orang tua seperti Marjuki, tidak boleh begitu. Orang tua
harus ngemong anak. Harus mengerti kemauan anak. Bukan main larang. Apalagi
dalam urusan cinta.
BAGUS : ( MENYANYI )
CINTA ADALAH ANUGERAH ALAM
ANUGERAH SANG PENCIPTA
JANGAN COBA DIKEKANG
APALAGI DILARANG
BIARKAN CINTA TUMBUH
MENGIKUTI ATURAN ALAM
BIARKAN ANAK MERDEKA
6
MEMILIH JALAN
( PARA PEMAIN SUDAH SELESAI MENATA PANGGUNG KEMUDIAN IKUT
MENYANYI )
TAPI PARA ORANG TUA
SELALU PUNYA SENJATA
DAN KAMI TERKAPAR TAK BERDAYA
JANGAN INI JANGAN ITU , KATA MEREKA SELALU
( SEMUA PEMAIN UNDUR DIRI, KECUALI MARNI DAN AYAHNYA )
LAMPU BERUBAH
ADEGAN SATU
BERANDA DEPAN RUMAH MARJUKI. SIANG.
SETELAH
MENGGAMBARI
SELURUH
TEMBOK
RUMAH,
MARNI
7
Ya, ampun. Protes model apa lagi ini Marni ? Masa, seluruh rumah digambari begini
? Aduh aduuhh gambar apa pula ini ? ( MEMANDANG LEBIH SEKSAMA ) Ya
ampun, Marni .. Marni saya pikir protes kamu sudah cukup. Tujuh hari mogok
bicara, 3 hari 3 malam mogok makan dan tidak keluar kamar, eh masih ada lagi.
Seluruh rumah digambari begini. Lukisan abstrak lagi. Soal protes dengan cara yang
lain-lain itu, okelah. Ayah bisa terima. Tapi lukisan abstrak ini, saya keberatan.
Melukis itu ada aturannya. Pertama orang harus melukis realisme, surealisme,
kemudian yang lain-lainnya, baru abstrak.
MARNI :
Itu kuno.
MARJUKI :
Apa salahnya kuno kalau baik ?
MARNI :
Apa salahnya modern kalau juga baik ?
MARJUKI :
Sudahlah Marni, jangan ajak ayah berdebat. Capek.
MARNI :
Marni juga capek, makanya kemaren seminggu diam.
MARJUKI :
Marni, sekali lagi ayah tegaskan. Ayah tidak melarang kamu pacaran. Ayah hanya
tidak setuju dengan caramu. Kamu pacaran tidak kenal waktu. Pagi, siang, sore,
malam. Itu satu. Kedua, ayah ingin kamu benar-benar memilih pemuda yang cocok.
MARNI :
Itu sama saja dengan melarang.
MARJUKI :
Lain, Marni. Beda.
MARNI :
Sama !
MARJUKI :
Mmm berdebat lagi.
MARNI :
Dulu, ayah melarang Marni dekat sama Ongky. Jangan yang beda agama kata
ayah. Lalu Marni dekat sama Taufik, ayah juga melarang. Jangan dengan anak
pejabat. Miskin tidak pantas, kaya disangka KKN begitu.
Sekarang, Marni dekat sama Anto, jelas dia anak baik, se-iman, bukan anak pejabat.
Apa lagi ? Apa ayah tidak ada kata lain selain jangan ?
MARJUKI :
Siapa rela punya anak pacaran sama pengangguran ?
MARNI :
Siapa bilang dia pengangguran ? Dia sekolah ayah.
MARJUKI :
Kalau sekolah ngapain tiap pagi mondar-mandir naik motor ?
MARNI :
Pagi dia ngojek.
MARJUKI :
Kapan sekolahnya ?
MARNI :
Anto Masuk siang.
MARJUKI :
9
Kalau sekolah siang kenapa malam-malam sering datang ke sini ? Habis sekolah
mustinya pulang ke rumah, bukan main ke sini.
MARNI :
Malam dia narik angkot ayah. Kalau lagi sepi, atau angkotnya dibawa orang lain baru
main. Kan tidak tiap malam Anto ke sini ?
MARJUKI :
O, supir tembak ? Ampun Marni, apa yang bisa diharap dari tukang ojek dan sopir
tembak ?
MARNI :
Jangan kuatir. Dia punya cita-cita tinggi, punya platform !
MARJUKI :
Syarat yang diperlukan sebagai calon suami adalah hidup mapan, punya pekerjaan
tetap, penghasilan cukup, dan sayang sama kamu.
MARNI :
Itu pendapat kuno.
MARJUKI :
Biar kuno kalau baik apa salahnya ?
MARNI :
Biar modern kalau baik juga apa salahnya ?
MARJUKI :
Jangan mengajak berdebat Marni. Capek !
MARNI :
Saya juga capek dan tidak ada waktu. Masih banyak yang harus Marni kerjakan.
Seluruh rumah harus saya lukis. Tapi catnya kurang. Permisi dulu. Saya mau beli cat.
( PERGI )
10
MARJUKI :
Duh, aduh
( MENYANYI )
AMPUN AMPUN
SUNGGUH-SUNGGUH MINTA AMPUN
PUNYA ANAK GADIS PUBER SEMATA WAYANG
REPOTNYA BUKAN KEPALANG
MAU DIKASIH KEBEBASAN
TAKUT JADI SALAH JALAN
TAPI KALAU DILARANG
BIKIN GEGERAN SIANG MALAM
AMPUN, AMPUN !
LAMPU BERUBAH
ADEGAN DUA
AULA SEBUAH SMU. SIANG.
PARA SISWI / SISWA SEDANG ESKUL MENARI. MEREKA BERGERAK TANPA
PENGHAYATAN. IBU WIWIK MEMBERI PENGARAHAN.
IBU WIWIK :
Coba perhatikan semua. Irna, Audi, Lala, semua tenang dulu sebentar.
( SETELAH SEMUA TENANG )
Perhatikan ya. Menari itu bukan asal bergerak. Tapi bergeraklah dengan perasaan,
dengan emosi atau greget. Tanpa dibarengi perasaan, tarian kalian tidak akan menarik.
Hambar, kosong. Seperti robot ! Dan penonton akan cepat bosan, lalu pulang.
11
Menyedihkan. Tontonan yang ditinggalkan penonton sebelum waktunya adalah
tontonan yang sangat menyedihkan.
Sekarang coba lagi dari awal. Coba pakai musik. Ibu mau ke toilet. Irna, pimpin
teman-teman, ya. ( PERGI )
IRNA :
Baik, bu. Yuk, teman-teman. Langsung ya ?
LALA :
Istirahat dulu dong.
AUDI :
Heeh, BT nih.
YANG LAIN :
Ya. Pegel juga ya ?
AUDI :
Neyesel juga milih tari tradisi. Mana gerakannya lambaaattt jawa banget deh !
YANG LAIN :
Ember
IRNA :
Siapa yang dulu ngotot milih tari tradisi ?
AUDI :
Eh, bukan gue lagi. Keputusan bersama kan ?
LALA :
Ya. Tapi provokatornya kamu. Lala bilang modern dance aja. eh, kamu ngotot.
AUDI :
12
Gara-gara ibuku juga sih. Tradisi, tradisi aja, supaya kamu kenal tradisi. Tahunya
pegeeelll. Gerakannya lambaaatttt pantes Marni nggak mau ikut.
( MARNI MENDADAK MUNCUL )
MARNI :
Heh, latihan yang bener. Jangan mengeluh.
SEMUA :
Eh, nongol dia.
LALA :
Heh, katanya masih mogok sekolah. Kok nongol ?
MARNI :
Aku cuma mampir, habis beli cat.
AUDI :
Mau ngecat rumah ? Wah, mau hajatan rupanya ? Orang tua Anto mau melamar ?
MARNI :
Gila ! Tapi betul teman-teman, aku punya hajatan. Kalian harus datang, ya ?
IRNA :
Acara apa dong, yang jelas ?
MARNI :
Datang saja, pokoknya seru. Ini acara kejutan, jadi sengaja tidak pakai penjelasan.
Datang dan bawa makanan apa saja, kueh kek, rujak kek. Apa saja, soalnya aku nggak
sempat masak. Kabarkan ke yang lain ya ? Dah .. ( PERGI )
AUDI :
Acara apa sih ?
13
SEMUA :
Mana tahu.
LAMPU BERUBAH
ADEGAN TIGA
DI SEBUAH TEMPAT. MALAM.
ANTO SENDIRIAN, HATINYA GUNDAH.
ANTO : ( MENYANYI )
DUDUDUDU DUDU .. DUDUDU .. DU
HUHU .. HUHU . HUHU YEHE .. HEHE
SIAPA BILANG CINTA INDAH UNTUK DIKENANG
DUDUDU DUDU .. DUDU .. DUDU
YEYEYEYEY YEY .. YEY .. YEYE .
( CEPI, DATANG DIAM-DIAM. NIMBRUNG NYANYI )
UNTUK DIKENANG SIAPA BILANG CINTA INDAH
CINTA INDAH SIAPA BILANG UNTUK DIKENANG
DIKENANG UNTUK SIAPA CINTA INDAH BILANG
CEPI : ( MENYANYI )
14
SIAPA SANGKA, CINTA MARNI BIKIN PATAH HATI
SIAPA SANGKA, CINTA MARNI DILARANG PAK MARJUKI
ANTO :
Setan kamu !
CEPI :
Tenang kawan, tenang. Harap tenang. Semua aman terkendali, karena ada Cepi. Kamu
ingat kan ? Bayu, Agus, Edo, Tyas, Audi, Lala, Irna, semua pernah punya masalah
dalam urusan cinta. Tapi begitu Cepi datang, semua masalah selesai. Jadi harap sabar,
tenang.
ANTO :
Memang siapa yang ribut ?
CEPI :
Sekarang aku sedang berpikir, bagaimana supaya ayah Marni bisa menerima kamu.
Tapi sebelumnya dengar kataku. Ini penting dan perlu diketahui semua orang. Ini ilmu
kuno, tapi manjur. Sayang orang sering melupakan.
Begini, dalam hidup ini ada dua hal yang harus diingat: sukses atau gagal. Menang
atau kalah. Untung atau buntung. Senang atau sedih. Bahagia atau sengsara.
Dalam urusan cinta, juga hanya ada dua kemungkinan: diterima atau ditolak. Jadi
tenanglah.
ANTO :
Memang siapa yang ribut ?
CEPI :
Kalau cinta diterima, kita memang bahagia. Tapi sebetulnya ada sejuta resiko
menunggu. Kamu harus apel setiap malam Minggu, harus datang tepat waktu, harus
berpikir baju dan parfum apa yang pantas dipakai, punya uang saku, dan hadiah apa
yang pantas diberikan pada saat si dia merayakan ulang tahun.
15
ANTO :
Memang siapa yang bikin aturan begitu ?
CEPI :
Itu baru tahap-tahap awal. Tahap berikutnya, lebih repot. Kamu harus datang
silaturahmi pada kakek-neneknya, pada para om dan tentenya waktu mereka hajatan,
harus datang waktu sepupu-sepupu dia kawin, atau ultah dan semacamnya.
ANTO :
Siapa yang bikin aturan begitu ?
CEPI :
Pada tahap yang paling serius, waktu kamu sudah nikah dengan dia misalnya, kamu
akan dibilang orang paling sombong dalam keluarga mereka, hanya gara-gara tidak
datang waktu mereka bikin acara arisan keluarga. Bayangkan, arisan keluarga, acara
paling membosankan di dunia pun kamu harus datang. Itulah resiko kalau cinta kita
diterima seorang gadis. Jadi ditolak, sebetulnya lebih bagus.
( ANTO TERTAWA )
CEPI :
Kenapa tertawa ?
ANTO :
Kamu penyitir yang hebat.
CEPI :
Maksudnya ?
ANTO :
Kamu menyitir buku Enaknya Hidup Membujang kan ?
CEPI :
Kok tahu ?
16
ANTO :
Yang nulis buku itu pamanku. Aku sudah baca sebelum buku itu dicetak. Aku pikir
cuma aku yang hafal luar kepala, ternyata kamu lebih hafal lagi. Kapan kamu baca
buku itu, tadi siang ya ?
CEPI :
Bukan. Tadi sebelum ke sini.
ANTO :
Pantes, hafal sampai titik komanya.
Tapi maaf Cepi, aku tidak sepakat dengan buku itu. Ogah aku jomblo seumur hidup.
Aku betul-betul sayang sama Marni, dan ingin suatu saat hidup bersamanya.
Bisa tidak
bisa, harus
bisa. Apa
pun
rintangan
yang
menghadang,
kuterjang. ( PERGI )
CEPI :
Anto, tunggu. Anto ! Busyet, Romeo sekali.
( MENYUSUL ANTO )
LAMPU BERUBAH
ADEGAN EMPAT
RUMAH MARJUKI. SIANG
IRNA, AUDI, LALA DAN BEBERAPA TEMAN MARNI DATANG.
MEREKA SEMUA LANGSUNG MENGAGUMI LUKISAN MARNI.
MARJUKI MENEMUI MEREKA, MARNI TIDAK DI RUMAH.
akan
17
MARJUKI :
Silahkan, silahkan masuk semua.
SEMUA :
Terimakasih
AUDI :
Marni pergi jam berapa, om ?
MARJUKI :
Sekitar jam 8 mungkin. Buru-buru rupanya, malah tidak pamit. Kapan Marni
menyampaikan undangan dan bilang ada hajatan ?
AUDI :
Kemarin. Marni mampir ke sekolah.
IRNA :
Marni bilang, acara kejutan. Jadi tidak pakai penjelasan acaranya apa.
LALA :
Ya. Keliatannya kemaren dia buru-buru sekali. Habis beli cat dan banyak pekerjaan di
rumah. Dia juga pesan supaya kami bawa makanan. Marni tidak akan sempat masak
katanya. Ini om, kami bawa jajan pasar.
MARJUKI :
O, begitu ya ? Ya .. ya.. Terimakasih .. terimakasih. Mungkin yang Marni maksud
acara kejutan ya ini, lukisan-lukisan yang memenuhi rumah ini. Sebab setahu saya
tidak ada kejutan lain.
18
Ini semua Marni yang melukis om ?
MARJUKI :
Ya, Marni semua.
IRNA :
Luar biasa. Sangat berbakat.
LALA :
Fantastis !
IRNA :
Di mana Marni belajar melukis om ? Setahu saya, di sekolah Marni tidak pernah
belajar.
MARJUKI :
Saya juga kurang tahu. Sejak kanak-kanak Marni lebih tertarik menari atau menyanyi.
AUDI :
Apa ini yang dikerjakan Marni selama seminggu lebih tidak masuk sekolah ?
MARJUKI :
Marni mengerjakan ini hanya sehari semalam.
SEMUA :
Oh luar biasa.
IRNA :
Sangat luar biasa ! ( BEBERAPA SAAT DIAM )
Om, ada apa sebetulnya dengan Marni ?
LALA :
Apa dia sedang jatuh cinta dan ...
19
AUDI :
.. .dan om melarangnya ?
MARJUKI :
Saya tidak pernah melarang. Saya hanya meminta Marni memilih pemuda yang tepat
dan jangan pacaran sembarang waktu. Jangan sampai pacaran mengganggu jam
belajar. Itu kan tuntutan umum setiap orang tua ?
IRNA :
Mungkin cara om meminta pada Marni terlalu keras, dan
LALA :
.. dan Marni terluka hatinya.
IRNA :
Ya, terluka hatinya. Lihat om, lihat semua lukisan itu. Saya bisa menangkap, luka hati
yang sangat, sangat
AUDI :
sangat dalam .
IRNA :
Maaf om, sebagai orang tua om tentu lebih tahu bagaimana menyayangi anak.
Tapi sebagai anak, kami-kamilah yang lebih tahu apa yang kami butuhkan dari orang
tua. ( PADA AUDI ) Bukan begitu ?
MARJUKI :
Mungkin begitu
AUDI :
Lihat om, lihat lukisan yang sebelah sini.
MARJUKI :
Ya, saya lihat.
20
AUDI :
Om lihat warna putih yang menggumpal seperti awan ?
MARJUKI :
Ya.
AUDI :
Apa yang om rasakan waktu melihat gumpalan warna putih itu ?
MARJUKI : ( BINGUNG )
Ee e ..
AUDI :
Saya merasakan hati pelukisnya yang tengah kosong, hilang harapan, hampa.
LALA :
Mungkin, waktu Marni melukis itu, darahnya tengah berhenti mengalir, karena
kepedihan yang sangat.
IRNA :
Bisa jadi hati Marni serasa terbang ke awan, sebab bumi tempatnya berpijak tidak
memberi harapan apa-apa.
AUDI :
Om lihat, warna hitam di lantai sebelah sini ?
MARJUKI :
Yang mirip gua karang bolong ?
AUDI :
Ya. Apa yang timbul dalam imajinasi om memandang lukisan ini ?
MARJUKI : ( BINGUNG )
21
Ya .. ada semacam ..
IRNA :
Saya merasakan masa depan yang suram, gelap ..
LALA :
Seperti masuk sumur tanpa dasar.
AUDI :
Persis !
IRNA :
Mungkin sebaiknya om bicara dengan Marni, tanyakan apa yang terjadi. Semua
lukisan ini adalah isyarat yang sangat jelas, hati Marni sedang kacau. Mungkin ada
keinginan terpendam yang tidak kesampaian. Kalau saya jadi om, saya akan kabulkan
apa pun keinginan Marni.
LALA :
Ya, om harus bicara dan mengabulkan keinginannya.
IRNA & AUDI :
Harus.
MARJUKI : ( RAGU-RAGU )
Ya, ya, soal bicara dengan Marni saya rasa itu usulan yang baik. Dan saya sudah
sering mencoba. Tapi kalau soal mengabulkan keinginan Marni, harus saya timbangtimbang dulu. Dan, maaf ya, anu, saya ada rapat RT di kelurahan. Saya sudah
terlambat. Saya kan ketua RT paling senior di kampung ini, jadi malu kalau terlambat.
Apa kalian mau menunggu Marni pulang, atau bagaimana ?
AUDI : ( BINGUNG )
Mungkin
IRNA : ( BINGUNG JUGA )
22
Mungkin sebaiknya kami pulang.
LALA :
Ya. Nanti kami datang lagi kapan-kapan.
YANG LAIN :
Salam buat Marni ya om.
IRNA :
Sampaikan pada Marni, kami gembira sekaligus sedih atas acara kejutan ini.
MARJUKI :
Ya, ya saya sampikan nanti.
( TEMAN-TEMAN MARNI PERGI )
MARJUKI :
Kurang ajar. Berani-beraninya kasih nasehat sama saya. Apa hak mereka menyuruh
saya menuruti apa saja kemauan anak saya ? Sok pintar. Aku susah payah membiayai
anakku, aku punya hak atas masa depan anakku. Ini pasti akal-akalannya si Marni
sama si Anto.
MARNI : ( MUNCUL DARI DALAM )
Jangan menuduh sembarangan, ayah. Aku tidak tahu apa-apa. Apa lagi Anto. Semua
yang mereka lakukan tadi, adalah isnisiatif mereka sendiri. Aku sudah mencegah tapi
mereka ngotot. Itu sebabnya aku pergi.
MARJUKI :
Mereka datang atas undanganmu kan ?
MARNI :
Aku memang mengundang mereka, tapi sekedar untuk ngobrol dan pamitan. Aku mau
jadi TKI ke luar negeri. Itu protesku selanjutnya pada ayah. Dan aku akan terus protes
sampai ayah mengijinkan aku pacaran sama Anto.
23
MARJUKI :
O, begitu ? Jadi kamu pikir dengan protes keras ayah akan mengijinkan ?
MARNI :
Tentu ada syarat lain. Aku harus mandiri. Dengan bekerja aku punya uang. Dengan
uang aku bisa menentukan masa depanku sendiri. Selamanya anak akan kalah suara,
kalau anak masih tergantung sama uang orang tua.
MARJUKI :
Stop Marni ! Itu pikiran yang dangkal.
MARNI :
Kita tidak perlu berdebat ayah. Aku pergi dulu, banyak urusan. ( PERGI )
MARJUKI :
Marni ( MENGEJAR MARNI )
LAMPU PADAM
ADEGAN LIMA
SEBUAH TEMPAT. MALAM.
ANTO SEDANG DIBUJUK CEPI UNTUK SEGERA MENEMUI MARNI
CEPI :
Aku serius Anto. Kamu harus ke rumah Marni. Kamu akan menyesal kalau Marni
keburu pergi.
24
ANTO :
Kalau memang mau pergi masa dia tidak kasih tahu aku ?
CEPI :
Mungkin belum sempat kasih tahu.
ANTO :
Dari mana kamu dapat berita itu ?
CEPI :
Irna, Audi, Lala, semua sudah tahu.
ANTO :
Kalau dia sempat kasih tahu semua orang masa saya tidak dikasih tahu ?
CEPI :
Mungkin belum sempat, makanya datang supaya tahu. Cari berita, jangan pasif.
ANTO :
Barangkali memang sengaja tidak mau kasih tahu. Sudah tidak peduli sama aku.
CEPI :
Aku tahu sifat Marni. Tidak mungkin dia begitu.
ANTO :
Nyatanya dia begitu.
CEPI :
Tidak mungkin Anto. Aku yakin ini soal waktu. Mungkin dia menunggu waktu yang
tepat untuk bicara sama kamu. Kalian kan lama tidak saling ketemu. Biasanya kamu
datang ke rumah Marni, sekarang tidak. Biasanya kalian jalan bareng, sekarang tidak.
Marni juga lama tidak masuk sekolah.
ANTO :
25
Memang tidak bisa telpon ?
CEPI :
Telpon ke mana ? Kamu HP tidak ada, di rumah jarang.
ANTO :
Jelas, dia sudah berubah. Tidak sayang aku lagi.
CEPI :
Dari pada mengambil kesimpulan buru-buru dan salah, lebih baik kamu buru-buru ke
rumah Marni dan semuanya jadi jelas. Tidak ada yang salah terima, tidak ada yang
sakit hati. Ayo, kita ke sana. Aku siap menemani.
ANTO :
Kalau ayahnya mengusir kita bagimana ? Aku trauma pernah diusir.
CEPI :
Diusir kita pergi. Dimarahi kita diam. Disuguhi kita makan.
ANTO :
Kamu bisa bilang begitu, coba kamu jadi aku.
CEPI :
Kalau aku jadi kamu, tidak akan pernah diusir. Malah ayah Marni yang akan kubikin
mencari-cari aku.
ANTO :
Bagaimana caranya ?
CEPI :
Anak gadisnya kita buntingin !
ANTO :
Ngaco !
26
CEPI :
Ayo berangkat. Ambil motormu dong.
ANTO :
Jalan kaki saja. Knalpotnya tambah bocor, berisik sekali. Ayah Marni paling benci
mendengar bunyi motorku.
CEPI :
Ya sudah. Ayo !
ANTO :
Kamu jalan di depan, aku di belakang.
CEPI :
Aduh. Begitu amat. Seberapa trauma sih ?
( CEPI JALAN, ANTO MENGIKUTI DI BELAKANGNYA )
ANTO : ( BERHENTI )
Tunggu Cepi. Bagaimana kalau Marni tidak mau menemui kita ?
CEPI :
Gampang, ingat saja nasehat buku Enaknya Hidup Membujang . Oke ?
ANTO :
Tidak. Lebih baik aku pulang. ( PERGI )
CEPI :
Ampun Anto, Anto ! Kenapa kamu jadi pengecut begitu sih ? Anto ! Ampuuunn.
( ANTO TERUS JALAN, CEPI MENGIKUTI )
LAMPU BERUBAH
27
ADEGAN ENAM
TAMAN DEKAT SEKOLAH. SORE.
MARNI DIBUJUK TEMAN-TEMANNYA SUPAYA JANGAN PERGI.
INTRO MUSIK
AUDI :
Jangan Marni, jangan pergi. Pergi tidak akan menyelesaikan masalah.
IRNA :
Justru kamu akan bikin masalah baru.
LALA :
Jadi TKI itu tidak gampang Marni. Kamu akan banyak kesulitan.
IRNA :
Sebaiknya kamu segera masuk sekolah. Sebentar lagi kita ujian, tahun depan kita
harus kuliah. Lupakan keinginan konyol itu.
SEMUA :
Lupakan Marni !
MARNI :
( MENYANYI )
AKU HARUS PERGI
RUMAH TAK LAGI MEMBERIKU KEDAMAIAN
SEBAB AKU DAN AYAH TAK PERNAH SEPAHAM
CINTA PEMUDA YANG KUDAMBAKAN
SELALU LEPAS DARI GENGGAMAN
28
AUDI :
Bersabarlah, Marni. Kita masih banyak kesempatan. Waktu berjalan, sikap ayahmu
pasti berubah.
IRNA :
Orang seusia kita selalu diangap masih kanak-kanak. Dianggap belum waktunya
pacaran.
LALA :
Memang menjengkelkan, tapi di mana-mana selalu begitu.
MARNI :
( MENYANYI )
AKU TAK MAU BEGITU
MASA DEPANKU ADALAH MILIKKU
URUSAN CINTA HARUS KITA YANG MENENTUKAN
IRNA :
Tapi ayahmu bilang tidak melarangmu pacaran. Dia hanya minta kamu memilih
pemuda yang tepat, dan jangan sampai pacaran mengganggu belajar.
MARNI :
( MENYANYI )
ITU SAMA DENGAN MELARANG
Ayahku bahkan pernah mengusir Anto. Gara-garanya sangat sepele. Suara berisik
knalpot motor Anto yang bocor. Padahal ada banyak suara knalpot motor yang lebih
berisik lewat di depan rumah. Itu tidak adil.
AUDI :
Tapi semua pacar-pacar kita pernah ada masalah dengan orang tua kita. Semua pernah
diperlakukan tidak adil. Hubungan kalian pasti akan membaik.
MARNI :
29
Ketidakadilan harus diperjuangkan, kawan. Sebab ia tidak datang dari langit.
Hubungan bisa saja membaik, tapi pasti ada prinsip dan hak-hak yang dilanggar. Ada
yang menindas dan tertindas. Dan itu tidak baik.
LALA :
Tapi kami tetap tidak rela kamu pergi Marni. Apa lagi pergi ke luar negeri untuk jadi
TKI.
IRNA :
Ya. Omonganmu yang pintar tadi membuktikan kamu tidak pantas jadi TKI. Kamu
harus lulus SMU dan kuliah.
MARNI :
Soal ke luar negeri dan jadi TKI, bisa jadi aku memang asal bicara. Yang jelas aku
harus pergi dari rumah. Mungkin itu protes yang mempan buat ayahku.
AUDI :
Itu lebih baik Marni. Kamu bisa tinggal di rumahku. Soal biaya sekolah, jangan
kuatir. Ayahku pasti mau bantu.
LALA :
Ayahku juga pasti mau bantu. Tapi kamu harus tinggal bergiliran di rumah kami
bertiga dong, supaya adil.
IRNA :
Ya. Aku setuju.
AUDI :
Kalau kamu tidak ke luar negeri, pacaran sama Anto tetap berjalan lancar. Hidup
backstreet !
MARNI :
Tunggu. Kalian jangan salah ngerti. Aku pergi dari rumah bukan semata-mata protes.
30
Tapi juga bermaksud mandiri. Supaya aku tidak tergantung siapa-siapa. Supaya aku
merdeka menentukan masa depan. Tinggal di rumah kalian jelas bukan pilihan yang
tepat. Aku tetap jadi tanggungan orang.
AUDI :
Itu tidak masalah Marni. Kami ikhlas membantumu. Itulah gunanya sahabat.
LALA :
Yang penting kamu tetap bisa sekolah.
MARNI :
Prioritas utamaku sekarang cari kerja supaya bisa membiayai hidupku sendiri.
Sekolah aku pikirkan belakangan. Soal pacaran dengan Anto, aku sendiri tidak yakin
tetap bisa jalan. Sejak diusir ayahku, dia tidak pernah muncul lagi. Dia ternyata
pengecut. Tapi terimakasih atas iktikad baik kalian. Selamat sore, aku pergi dulu. Ada
perlu. ( PERGI )
IRNA :
Marni, tunggu. Marni !
LALA & AUDI :
Marniii
AUDI :
Bagaimana sih dia ?
IRNA :
Kok kepala batu banget ?
LALA :
Memang kepala batu dari sononya.
( CEPI MUNCUL BERGEGAS )
31
CEPI :
He, lihat Marni ?
AUDI :
Baru pergi.
CEPI :
Anto ?
AUDI :
Nggak. Sudah lama nggak lihat Anto. Bukannya dia jarang masuk sekarang ?
CEPI :
Memang.
IRNA :
Ada apa ?
CEPI :
Mungkin cuma Anto yang bisa membujuk Marni tidak kabur ke luar negeri.
Kemaren aku bicara sama Anto supaya dia datang menemui Marni, tapi gagal. Malah
Anto ngambek. Merasa tidak dipamiti. Memang Marni belum pamit sama Anto, ya ?.
IRNA :
Kelihatannya begitu. Marni juga ngambek karena Anto tidak pernah datang lagi sejak
dimarahi ayahnya.
CEPI :
Begitu ? Wah, tambah ruwet dong. Terus bagimana ini ?
IRNA :
Bagaimana, bagaimana ? Kita juga tidak tahu bagaimana.
( MENDADAK TERFIKIR ) Cepi, bagaimana kalau kita bagi tugas ?
Begini, coba temui Marni
32
CEPI :
Saya tadi ke rumah dia, tapi tidak ada
LALA :
Tadi dia di sini
IRNA :
Temui Marni, bujuk supaya ketemuan sama Anto. Saya, kami bertiga ini, membujuk
Anto supaya ketemuan sama Marni. Bagaimana ?
CEPI :
Tapi Anto sudah dibilangin juga bandel.
IRNA :
Kamu jangan ikutan bandel. Kita berbagi tugas, setuju ? Oke ?
CEPI :
Oke.
LAMPU BERUBAH.
ADEGAN TUJUH
TAMAN YANG SAMA, BEBERAPA HARI KEMUDIAN. SORE.
MARNI BERTEMU ANTO.
MARNI SUDAH LAMA MENUNGGU, DUDUK DIAM-DIAM.
33
ANTO DATANG KEMUDIAN, JUGA DIAM-DIAM.
MARNI :
Aku kira tidak datang
ANTO :
Aku kira kamu juga tidak datang
( BEBERAPA SAAT ANTO SALAH TINGKAH. MAU DUDUK DI SEBELAH MARNI
TAPI RAGU. AKHIRNYA IA DUDUK JUGA, TAPI AGAK JAUH. SUASANANYA
SUNGGUH KAKU )
ANTO :
Kamu mau pergi untuk menghindari aku kan ?
MARNI :
Kamu tidak pernah datang ke rumah lagi, kenapa ?
ANTO :
Supaya ayahmu tenang, karena tidak ada suara knalpot motor yang berisik.
MARNI :
Bijaksana sekali
ANTO :
Aku harus tahu diri. Aku kan cuma tukang ojek dan sopir tembak. Jangan kata
pacaran sama kamu, datang ke rumahmu pun aku tidak pantas.
MARNI :
Oo jadi begitu cara berpikirmu ? Kalau begitu kamu lebih cocok jadi anak ayahku,
dan memang tidak pantas jadi pacarku. Maaf selamat tinggal ! ( PERGI )
ANTO : ( KAGET )
34
Marni .. Marni
( MARNI BALIK LAGI )
MARNI :
Maaf, saya tidak ada urusan sama tukang ojek. ( MAU PERGI LAGI TAPI ANTO
MENAHANNYA )
ANTO :
Maaf Marni, aku tidak bermaksud membuat kamu marah.
MARNI :
Kamu sudah membuat aku marah.
ANTO :
Maaf. Aku tidak akan membuat kamu marah lagi. Maaf.
MARNI :
Katakan dengan jujur, kenapa lama tidak datang ? ( LAMA TIDAK MENJAWAB )
Katakan ! Kamu takut sama ayahku ? Aku benci orang yang pengecut Anto. Aku
yakin kamu juga benci orang semacam itu. Jadi salahkan dirimu sendiri, jangan
menyalahkan aku. Aku mau pergi dari rumah, tujuanku jelas. Aku protes keras pada
ayahku karena dia berlaku tidak adil pada kita. Jelas ?
ANTO :
Kamu betul, aku pengecut..
MARNI :
Bagus kalau kamu sadar. Tapi kenapa harus berlaku pengecut ? Kamu tidak salah apaapa sama ayahku. Pacaran juga bukan kejahatan. Yang penting kita tahu batas.
ANTO :
Ya. Tapi mungkin ayahmu betul. Kamu harus memilih pemuda yang tepat. Dan itu
bukan aku.
35
MARNI :
Stop ! Jangan mulai lagi Anto. Selain benci pengecut, aku juga benci orang rendah
diri. Dulu kamu begitu percaya diri dengan semua yang kamu kerjakan. Kamu punya
cita-cita dan berjuang keras untuk meraihnya. Itu kelebihan kamu. Itu juga yamg
membuat aku sayang sama kamu. Jadi tolong jangan berubah.
ANTO :
Kamu .. betul-betul sayang sama aku ?
MARNI : ( MALU )
Ah, pakai nanya lagi.
ANTO :
Tapi nilaiku jeblok. Aku banyak narik dan bolos sekolah. Aku kuatir tidak lulus.
MARNI :
Belum terlambat untuk mengejar ketinggalan.
ANTO :
Biaya kuliah makin mahal, apa aku sanggup ?
MARNI :
Pasti sanggup. Kamu pekerja keras. Kalau perlu kamu bisa kerja yang lain, yang
penghasilannya lebih banyak.
ANTO :
Tapi ngojek pekerjaan bersejarah, Marni. Itu kan yang mempertemukan kita ?
MARNI :
Ya. Suara knalpot motormu yang berisik membuat aku selalu menengok setiap kamu
lewat di depan rumah.
ANTO :
36
Ya. Dan kamu bilang pada teman-temanmu, aku tukang ojek paling keren.
MARNI :
Yang jelas kamu berbeda. Tukang ojek lain kalau nunggu penumpang main gaple,
kamu bikin PR. Tukang ojek lain selalu siap dengan uang kembalian, kamu tidak.
Tukang ojek lain siap menerima uang tip, kamu malu-malu.
ANTO :
Sekarang aku tidak malu, supaya cicilan motor cepat lunas.
MARNI :
Eh, berapa utangku ?
ANTO :
Utang apa ?
MARNI :
Langganan ngojek sama kamu.
ANTO :
Simpan saja uangmu. Aku lagi tidak butuh.
MARNI :
Yang kamu butuh apa dong ?
ANTO :
Pakai tanya lagi. Kita kan lama nggak ketemu ?
Marni. ( MEMEGANG TANGAN MARNI )
MARNI : ( MALU )
Apa sih ?
ANTO :
Soal pergi ke luar negeri, kamu tidak sungguh-sungguh kan ?
37
MARNI :
Tidak tahu. Yang jelas, aku harus pergi dari rumah. Aku tidak tahan, ayahku betulbetul kelewatan. Tidak adil. ( MENANGIS ) Aku harus protes. Harus ! Sampai ..
ANTO :
Setuju, boleh saja protes. Tapi kan bisa dengan cara lain. Pergi dari rumah, bukan cara
yang tepat. Nanti semuanya jadi kacau.
( MARNI TERUS MENANGIS. ANTO MENENANGKAN )
Tunggu, tenang dulu. Tenang Marni. Dengar. ( MARNI DIAM )
Bagaimanapun, rumah adalah tempat terbaik untuk memulai segala rencana, segala
cita-cita. Dan orang tua, segalak apa pun, tetap sayang sama anak.
MARNI :
Sok tahu, ah !
ANTO :
Aku tidak sok tahu, Marni. Tapi memang tahu.
Kamu juga tahu ayahmu sayang sama kamu. Kamu hanya sedang emosi.
MARNI :
Terus aku harus bagaimana ? Apa usulmu ?
ANTO :
Kamu janji tidak akan pergi ?
MARNI :
Ya. Asal kamu tetap ke rumah seperti biasa.
ANTO :
Janji kembali masuk sekolah ?
MARNI :
Ya. Janji.
38
ANTO :
Oke. Aku punya usul untuk kamu. Ayo, kita bicara di tempat lain.
( MEREKA PERGI )
LAMPU BERUBAH
ADEGAN DELAPAN
RUMAH MARJUKI. MALAM.
CEPI DATANG KE RUMAH MARJUKI UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN MARNI.
MARJUKI :
Ya ampun, jadi Marni betul-betul mau pergi ke luar negeri ? Aku pikir cuma gertak.
CEPI :
Rupanya begitu, om. Saya juga tidak menyangka Marni sungguh-sungguh.
MARJUKI :
Terus di mana Marni sekarang ? Kapan berangkatnya ?
CEPI :
Saya juga tidak tahu. Dia cuma bilang sekarang ada di tempat penampungan. Saya
tanya bolak-balik di mana alamatnya, dia tetap tidak mau menjawab.
MARJUKI :
Tapi apa secepat itu prosesnya ? Diterima jadi TKI bukannya prosesnya panjang ?
39
CEPI :
Itu juga pernah saya tanya. Dia bilang, semua bisa diatur asal ada uang.
MARJUKI :
Dari mana Marni dapat uang ?
CEPI :
Ya dari uang gaji Marni yang dipotong tiap bulan nanti. Semua dibiayai sama agen
, begitu Marni bilang.
MARJUKI :
Apa nama agennya ? Di mana alamatnya ?
CEPI :
Marni tidak sebut-sebut om. Dia hanya minta tolong saya supaya mengambil beberapa
baju yang ketinggalan.
MARJUKI :
Ya ampun, Marni .. Marni. Apa sebegitu besar marahmu sama ayah, sampai-sampai
harus pergi keluar negeri jadi TKI ? Tidak pamit lagi. Coba nak Cepi pikir, apa pantas
?
CEPI :
Kalau ditanya pantas atau tidak, jelas tidak pantas. Tapi kelihatannya, Marni memang
sangat marah sama om. Tapi terus-terang, sebagai teman, saya tidak setuju Marni
pergi. Marni sebentar lagi ujian dan tahun depan harus kuliah. Setelah lulus kuliah,
terserah mau ke mana dan jadi apa. Jadi TKI ke luar negeri pun tidak masalah. Itu
bukan hal yang jelek. Menyelesaikan kuliah, lebih aman buat masa depan Marni.
MARJUKI :
Ah, itu baru pikiran sehat. Terus, teruskan nak
CEPI :
40
Maaf om, saya tidak bisa lama. Marni memerlukan baju yang saya ambil.
MARJUKI :
Kapan Marni mau ambil baju-baju itu ? Di mana kalian janjian ketemu ?
CEPI :
Maaf om, saya tidak boleh bilang. Itu pesan Marni.
MARJUKI :
Tolonglah nak Cepi, sebutkan. Saya harus ketemu Marni sebelum dia pergi. Tolong,
saya mohon sekali. Please
CEPI :
Sekali lagi, maaf om. Saya tidak bisa melanggar janji.
MARJUKI :
Please
CEPI :
Maaf ommm . Saya tidak bisa. ( MENATAP MARJUKI BEBERAPA SAAT )
Tapi, kalau om bersedia kerjasama dengan saya, kita sebetulnya bisa membatalkan
Marni pergi. Seperti saya bilang tadi, saya tidak setuju Marni pergi.
MARJUKI :
Membatalkan Marni pergi ? Bagaimana caranya ? Jelas saya setuju.
CEPI :
Tapi jangan sampai dia tahu. Ini rahasia antara kita. Om Setuju ?
MARJUKI :
Setuju. Saya bisa pegang janji. Bagaimana caranya ?
CEPI :
41
Tunggu dulu. Saya mau tanya, tolong jawab dengan jujur Apa sebetulnya yang
membuat Marni marah sama om ?
MARJUKI :
Saya melarang Marni pacaran sama Anto.
CEPI :
Kenapa ?
MARJUKI :
Saya tidak tahu persis. Saya merasa, si Anto sebetulnya anak baik. Jadi, saya tidak
sungguh-sungguh melarang. Tapi Marni keburu protes keras.
Merasa tidak didengar omongannya, saya jadi tambah jengkel.
CEPI :
Saya lihat Marni begitu juga. Makin dilarang, makin menentang. Intinya sama: ingin
didengar suaranya.
MARJUKI :
Begitu ?
CEPI :
Begitu.
MARJUKI :
Jadi bagaimana caranya supaya Marni tidak jadi pergi ?
CEPI :
Turuti saja kemauannya. Toh om sudah yakin Anto anak baik.
MARJUKI :
Nak Cepi bisa jamin 100% Marni batal pergi ?
CEPI :
42
Saya harus ketemu Marni dulu.
MARJUKI :
Kalau begitu temui Marni, segera. Katakan, saya akan ijinkan Marni pacaran sama
Anto. Sesudah itu, ajak mereka berdua ke sini supaya mendengar langsung dari saya.
CEPI :
Om Marjuki bisa pegang janji ?
MARJUKI :
Bisa. Saya jamin !
CEPI :
Baik. Kalau begitu saya jamin 100% Marni batal pergi. Permisi dulu om, saya harus
cari Marni dan Anto sekarang juga. Saya akan kabarkan berita gembira ini.
( IRNA, AUDI, LALA DAN BEBERAPA TEMAN MARNI YANG LAIN MENDADAK
MUNCUL )
IRNA :
Tunggu Cepi ! Maaf om Marjuki, kami mendengar semua pembicaraan ini. Kami ikut
gembira. Tapi itu tidak cukup. Harus ada jaminan tertulis bahwa om Marjuki akan
menepati janji.
CEPI :
Tidak Irna, aku percaya orang tua bijaksana ini.
AUDI & LALA :
Perlu dong !
( ANTO MUNCUL )
ANTO :
43
Tidak, tidak perlu. Cepi betul. Saya juga percaya om Marjuki akan menepati janji. Ini
kan bukan urusan jual beli tanah atau semacamnya. Tapi urusan anak dan orang tua.
Jangan repot-repot. Janji secara lisan sudah cukup.
IRNA :
Tapi
MARJUKI :
Nak Anto betul, jangan repot-repot. Makin kita repot, makin lama Marni di
penampungan TKI. Kasihan dia. Lebih baik kita cari Marni sekarang. Apa kalian ada
yang tahu alamatnya ?
( MARNI MUNCUL DARI ARAH DALAM )
MARNI :
Marni sudah di sini ayah. Tidak usah dicari.
MARJUKI : ( KAGET )
Marni ? Ah, kemarilah kamu nak. Ayah sangat kuatir ada apa-apa dengan kamu.
MARNI :
Jangan kuatir ayah, Anto menjaga aku. Kalau bukan karena dia, aku pasti jadi TKI
sungguhan.
MARJUKI :
Syukur .. syukur kalau begitu. Terima kasih nak Anto.
ANTO :
Marni melebih-lebihkan om.
MARNI :
Anto meyakinkan aku begitu rupa, segalak apa pun, ayah tetap sayang aku. Dan
rumah adalah tempat terbaik menyusun rencana dan cita-cita.
44
MARJUKI :
Bagus. Kamu menemukan pemuda yang tepat anakku.
Dan kamu tidak tinggal di tempat penampungan bukan ?
MARNI :
Tidak.
IRNA, AUDI & LALA :
Di rumah kami om. Kami bertiga.
MARJUKI :
Jadi siapa yang mengatur nak Cepi datang ke mari dan main sandiwara di depan
saya ?
ANTO :
Saya om. Sayalah komadan semua sandiwara malam ini. Sebagai komandan saya
tidak akan lari. Saya siap diadili.
MARJUKI :
Bagus. Itu komandan yang baik. Anda siap saya tuntut di depan penghulu menikahi
anak saya ?
ANTO :
Sekarang ?
IRNA & YANG LAIN :
Huuuu
MARJUKI :
Nanti, setelah lulus kuliah dong.
ANTO :
Marni, siap jadi anggota Dharma Wanita ?
45
MARNI : ( MALU )
Idih, masa harus dibahas sekarang ? Sudah malem lagi. Kayaknya durasinya sudah
lewat deh. Stage manager mana sih ? Stage manager !
YANG LAIN :
Stage manager !
CEPI :
Dia nggak tahu stage manager. Tahunya menejer panggung. Menejer panggung !
MENEJER PANGGUNG :
Ya, ya
MARNI :
Durasinya sudah lewat belum ?
MENEJER PANGGUNG :
Sudah lewat dari tadi.
MARJUKI :
Bukannya ngingetin.
MENEJER PANGGUNG :
Habis situ ngomong melulu
MARJUKI :
Ee, malah marah sama saya. Saya tokoh lho, tokoh ini !
MENEJER PANGGUNG :
Biar tokoh kalau ngaco dimarahin.
ANTO : ( TERTAWA ) ( BICARA PADA PENONTON )
46
Baiklah penonton sekalian, kelihatannya sudah waktunya bagi kita untuk berpisah.
Lakon sudah tamat, pesan sponsor mudah-mudahan tidak salah alamat. Dan
marilah kita sama-sama beristirahat.
PENUTUP
ANTO :
( MENYANYI )
CINTA ADALAH ANUGERAH ALAM
ANUGERAH SANG PENCIPTA
JANGAN COBA DIKEKANG
APALAGI DILARANG
MARNI :
( MENYANYI )
BIARKAN CINTA TUMBUH
MENGIKUTI ATURAN ALAM
BIARKAN ANAK MERDEKA
MEMILIH JALAN
SEMUA :
( MENYANYI )
TUGAS ORANG TUA
HANYA PENGGEMBALA
PENUNJUK JALAN YANG BIJAKSANA
MEMAKSAKAN KEHENDAK
47
BUKAN SIKAP BIJAK
Teriimakasih banyak,
jika sebelum mementaskan naskah ini memberitahukan pada penulis.
Selamat berkarya !
48
BIODATA SINGKAT
Budi Ros.
Lahir di Banjarnegara ( Banyumas ), 6 Januari 1959.
Menamatkan Sekolah Dasar hingga SLTA di daerah kelahirannya.
Mulai tahun 1985 hingga sekarang ( 2004 ) bergabung dengan
Teater Koma mendalami tiga bidang pilihan: penulisan, seni
peran, dan penyutradaraan. Tahun 1989, sempat menjadi
mahasiswa IKJ jursan teater.
Selama 9 tahun tinggal di sanggar Teater Koma di bilangan
Setiabudi ( 1986 1994 ).
2004,
naskah
dramanya
berjudul
FESTIVAL
TOPENG
Alamat :
49
Perumahan Puri Anggrek Mas
Jl. Anggrek VI C, Blok E 1 No. 2
Depok Barat 16434.
Telpon/fax : (021) 77883525 HP : 08161949863
50
SINOPSIS
LIT
Di tengah kesemrawutan hukum Di REPUBLIK JOMBROT , Lit, pemimpin nonformal dari kaum terpelajar miskin, menantang kekuasaan semena-mena sistem
51
pendidikan yang mahal dan mencekik rakyat, juga melawan polisi dan hamba-hamba
hukum yang justru mempermainkan hukum.
Tapi, alam selalu mempunyai hukumnya sendiri.
Tokoh-tokoh :
Lit19 tahun.
Kepala sekolah.45 tahun.
Orang BP 3..35 tahun.
Pemimpin Gelandangan..30 tahun.
Pemimpin Satpol Tramtib30 tahun
Komandan Polisi..35 tahun
LIT
Oleh : Viddy AD Daery
52
Kenapa seluruh pelajaran budi pekerti yang diajarkan sejak SD sampai SLTA tidak
berlaku di kehidupan nyata ?
( hening 3 menit )
Kenapa seluruh ajaran Kitab Suci dan teladan para nabi menjadi NOL dalam
perjalanan hidup di REPUBLIK JOMBROT ini ?
( hening.lampu menyoroti tubuh2 yang teler)
Tiba2 musik disko berdentam
Kamera menyorot anak2 SMU yang mabok, mereka bangkit lalu berdansa rancak
pakai koreografi yang bagus, mengikuti irama disko, bagai di videoklip MTV di
TVG :
Syair :
53
Lit membantah :
Tapi kenapa di Malaysia,Brunei,Singapura, Thailand, bahkan di Srilangka yang
negara miskin aja SEKOLAH BISA GRATIS !!!! ?????
KS bingung lholak-lolok gak bisa jawab.
KS nanya ke BP 3 :
Pak BP 3gimana jawabannya nih ?
Kamu kan yang paling bisa ngajarin aku praktek-praktek pemerasan terhadap orang
tua siswa ?
54
BP 3 membisiki : wssswssswsss.
KS
BP 3
KS : Oooo yayaya.pemerintah negara-negara asing itu kan memberi subsidi terhadap dunia
pendidikan, goblok !
Pemerintah kita kan sudah mencabut subsidi pendidikan, dananya dikorupsiweeeek.goblok !
BP 3
KS
BP 3
LIT
Kenapa ? Kenapa subsidi kepada anggota-anggota DPR, uang dinas jabatan menteri dan pejabatpenjabat tinggi justru dinaikkan kok malah subsidi pendidikan dicabut ????
KS
BP 3
KS
BP 3
KS
dunia ?
Tapi sebenarnya berarti rakyat paling bodoh didunia hehehehe.
Lha ya toh.orang tua kalian bayar tarif listrik yang terus naik, nggak
pernah protes.
Tarif telpon naik, gak penah protes.
Tarif air minum naik, gak pernah protes.
Iuran sampah naik, gak pernah protes.
Iuran RT RWbayaaar aja.
Iuran 17 agustusan, bayaar aja.
Iuran lebaran, bayaar aja.
Iuran natalan, bayaar aja.
Iuran imlek, bayaar aja.
Iuran nyepi, bayaar aja.
55
( Ayo penonton, kalian kan rakyat yang baikkalau aku habis omong kalian bilang :
bayaaar aja.ayo mulai)
Harga minyak naik, ( penonton : bayaaar ajadst )
Elpiji naik,
Daging naik,
Sayur mayur naik,
Tempe naik,
Onde-onde naik,
Gula nak,
Telur naik,
Susu naik,
Terigu naik,
Sabun naik,
Odol naik,
Baju naik,
Sepatu naik,
Minyak rambut naik,
TARIF NDOLLY naiiikkkk
Lhoooo.
Pokoknya kami sampai heran, ortu kalian itu manusia apa mayat hidup ?
Naah, sudah ortu kalian kayak mayat hidup dan penurut kayak kerbau
dongokeeh,kalian anak-anaknya malah sok jadi PEMBERONTAK.
Lit
:
Karena kami tidak mau seperti orang tua kami yang bodoh dan
jahiliyah !!!!!
BP 3
: waah,waahPak,anak-anak ini ngomongnya sudah keblinger ini pak, sudah
bernada kiri !
56
BP 3
: Kata siapa ? Wong polisi itu ya preman kok, bedanya Cuma pakai seragam yang
dibeli dari uang rakyat.
KS
BP 3
KS
: Kamu aja.
BP 3
: Bapak aja.
KS
: Kamu aja.
BP 3
: Bapak aja.
KS
: Kamu aja.
BP 3
: Bapak.
KS
: Kamu.
BP 3
: Bapak.
KS
: Kamu.
BP 3
: Bapak kamu.
KS : Bapakku ? Bapakku sudah almarhum jeeelho ini yok opo sih, kok mbanyol kayak Srimulat
aja.tak antemi lho koen
BP 3
: lho kehidupan kita ini memang panggung komedi pak, apalagi di Republik Silit
inimalah lebih lucu dari Srilmulat lho, makanya Srimulat di THR itu bangkrut pak, kalah lucu
dari kehidupan sehari-hari pakk
KS : Sudah-sudah.katamu ini masalah gawat, makanya jangan guyon aeayo cepat lapor polisi
!!!
BP 3
57
KS : hmmm.aku takut dimintai bayaran eeesoalnya kata orang, kalau lapor polisi kehilangan
anjing, kita malah dimintai ongkos sebasar kambinglho lak rugi reek
Lha ini bukan soal anjing, ini soal subversi, kita bisa dimintai ongkos berjuta-juta toh ??
KS
PG
: Oooooitu tadiituuu tutup pak, lha pagere dikunci e pak, digembok pak.
KS
PG
KS
PG
: tahu dari mana ? wong kami nggak ngomong apa-apa sama mereka kok
KS
58
PG : Lha iya toh pakkan peraturannya begitu, kalau mau demo, harus lapor polisi dulu.
KS : Ya itu, kalian dibujuki polisiya polisinya sudah nelpon Kepala Dinas Pendidikan, Ndul.
PG : Waah busuk sekali kelakuan orang pinter itu ya, ulahnya Cuma minteri rakyat, bukan
membangun dan memakmurkan rakyat.
KS : Lho, baru tahu toh ? Waaah.guuuoooblok, makanya kok dalam pemilu ini kalian pilih lagi
partaipartai busukdasar rakyat guuuuooobbloookkkkk kelas berrraat !!!!
LIT
BP 3
KS
BP 3 : Lebih baik
bodhoooooooo
busuk
tapi
duitnya
banyak,
ketimbang
bersih
tapi
59
Stafnya busuk-busuk
Satpamnya Busuk-busuk
Polisi busuk-busuk
Tentara Busuk-busuk
Kyai busuk-busuk
Gurunya busuk-busuk
Pedagang busuk-busuk
Pedaging busuk-busuk
Insert LIT : Hanya rakyat yang tidak busuk.
Koor : KARENA SUDAH BOOOOSSSOOOKKKK!!!
Tiba-tiba datang rombongan tramtib dengan membawa pentungan, mereka
petantang petenteng.
Kepala Tramtib ( Katib ) :
Ada apa ini ? Hehada apa ini ? Apaaa iniiii ada-adaehadakah.. iniiii apa-apa
eeeh. pokoknya kalian ini mengganggu ketertiban.ketertiban apa ketiban yooo ?
Ketiban lak kejatuhan.
Wis jangan pringisanlho kan aku sendiri ya yang pringisan.yaaakkk
hush !!!.lhaaaa iniiii ( menunjuk-mengenali-Kelompok Gelandangan )
Inimusuh besarku inikalian ini bisanya Cuma mengganggu kedamaian
masyarakat saja toobikin rusuh,bikin sampah.lha kalian ini sudah sering kuusir,
tak garuk, tak giepukilha kok masih berani unjuk rasa !
Gak kapok-kapok ya kalian. ????
LIT maju dan menjendul kepala Katib.
Lit : Pak, dadi opooooooooooo koen iku, eta-etepetentengan kayak wong penting aja.
Kamu itu preman bayaran tahu, kalian lebih sampah dari para gelandangan yang kalian anggap
sampah itu.
Lihat saat ini isteri kalian belum masak nasi tohanak kalian kelaparan,tidak bisa sekolah, semua
karena pemerasan yang dilakukan para pemimpin busuk, para elit tulalit.
60
Tapi kalian malah menjadi kaki tangan orang-orang busuk itu, dan malah
memukuli sesama rakyat kecil yang tertindas. Kalian itu laksana ANJING,
tahu !
Kok tega kalian memukuli sesama rakyat, merobohkan rumah-rumah gubug
rakyat, apa kalian nggak bisa membayangkan kalau itu menimpa rumah dan
keluarga kalian sendiri ?
Tiba-tiba Katib terharu dan menangis.
Anak buahnya ikut menangis.
Terdengar tangisan bersahut-sahutan.
Ada yang hoaaaaaaaaaa..huuuuuu.haaaaaaaaaoooo. dsbnya ramai sekali.
Memang tangisan mereka harus berefek lucu tapi serius.
Lit
Pemilu itu kan sarana yang demokratis dan merupakan kesempatan untuk
memilih pemimpin yang baik dan menendang pemimpin yang busuk.
Eee lha kok rakyat malah memenangkan partai-partai busuk, dan
menelantarkan partai-partai yang ingin menyelamatkan rakyat.
Itu semua karena rakyat bodoh ! Bodoh terus karena tidak pernah dididik !
Karena sekolah bayarnya mahal ! Padahal seharusnya gratis !!!!
Coba baca UUD 45 !
( tiba-tiba semua mengeluarkan buku UUD 45 dari sakunya---ya sudah dipersiapkan
toooh )
Lit
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa
61
KS
: Lho,lho,lhoberarti selama ini pemerintah sendiri melanggar undangundang ?
Koor : Wis suwe rek, kok gek ngerti
KS
Lit
: Serius tah ?
KS
: Lho serius
memutuskan
Koor siswa
Kepsek.
BP 3
,anak-anak.aku
ini
Kepala
sekolah
lho,
berkuasa
HoreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeHidup
Pak
Tramtib : Gak isokgak isokini dia biangnya sehingga rakyat kecil tidak bisa
menikmati pendidikan ! Ayo bakar !
( semua membakar BP 3 dengan trik diganti boneka,sosok BP 3 dibakar ).
Api menjilat-jilat ke atas.
Semua menari kesurupan diiringi musik disko seram.suara mereka fals mirip hantu
haus darah.
62
Lirik :
Kami rakyat bisa seperti zombie
Sabar dan sabar
Meski kalian sakiti
Dan terus kalian sakiti
Namun jika kesabaran habis
Kamipun berubah total
Seperti raksasa Tiwikrama
Kami bisa marah tak terkendali
Jangan salahkan rakyat yang marah
Karena marahnya akibat ditindas
Berjuta-juta kali
Kalau rakyat sudah mengamok
Yang ada adalah REVOLUSI !
REVOLUSI !
REVOLUSI !
REVOLUSI !!!!!!!!!
Musik berhenti.
Rakyat teriak-teriak tak terkendali.
Lit
63
Para gepeng dihasut tramtib untuk memassa petugas kebakaran. Para petugas
pemadam kebakaran malah digebuki dan dibunuh.
Lit
: Sorry Pak !
Kopol : Enak aja sorry,sorry, ingat kasus Makassar.waaah aku dipecat nanti Dul
gara-gara kamu.
Dul
: Sorrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.pak.
Lit
Dul
Lit
: Pernyataan
bapak
MENYESATKAN !
Dul
Karena pemerintah menelantarkan rakyat, lalu rakyat yang putus asa bunuh
diri, setahun ada sekitar 30 oranglhooooooo aku polisi kok ya
taaaaaaaaaaahuuu
64
Lalu yang nekad menjadi copet, maling, garong, rampok, mereka sudah
membunuh korban sekitar 170 orang setahunlhooooooo aku polisi kok ya
taaaaaaaahuuu
Lalu para garong yang digerebeg polisi lalu lari dan ditembak, jumlah yang mati
sekitar 200 orang setahunlhooo.aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuuu
Menurut data CDC dan AGI, 2 juta nyawa bayi di Republik Jombrot ini
dibunuh per tahun di meja aborsi
Data yang dikutip koran MERDEKA baru-baru ini, setiap jam ada 2 ibu
meninggal karena melahirkan lantaran kemiskinan dan buruknya fasilitas di
Republik Gombal ini
Lalu data ELSAM mencatat 65 buruh TKI mati setiap tahun di Singapura,
karena negeri ini nggak bisa ngasih makan, karena duit negara sudah digarong
para pemimpin
Data dari Depkes RI mencatat 35 orang mati per tahun karena HIV AIDS
Waaaah.dataku lengkap nyong !
Belum lagi yang mati karena berbagai macam penyakit, kecelakaan lalu lintas,
kapal laut dan udara, belum yang mati-mati karena 1001 macam bencana alam
yang terjadi tiap hari karena alam lingkungan dirusak.wooooooo nggak karukaruan jumlah orang mati di Negeri Gombal Mukiyo iniTapi kok ya jumlah
penduduk tetap berjubeeeeel ajaMakanya aku tinggal melanjutkan upaya
PENCIUTAN PENDUDUK hehehehe
Itu semua demi keseimbangan rasio kepadatanhahahaha
Komandan Polisi : Sok tahu kamu Dul, daripada sok pinter dan lebih pinter dari
aku, mendingan kamu tak tembak aja duluan !
Dor ! Polisi Dul mati.
Lit
: Ini apa-apaan ? Apa tidak ada hukum di negeri ini ? Kok main bunuh
semaunya ????
65
Coba kamu baca lagi kitab UUD 45 ! Berapa pasal yang dilanggar mereka ?
Dor ! Satu siswa mati.
Lit
: Waaahkalau begini caranya ya sudah, ayo perangperang adalah satusatunya pilihan karena terpaksa.hanya satu kata : Lawaaaan !!!!!!
66
Lit berjalan terseok-seok menuju penonton
Sorot lampu mengiringi
Baunya menyebar harum
Lalu hilang di kerumunan penonton / lampu kian kabur
( Musik prihatin mendenging ngilu )
SELESAI
Penonton boleh tepuk tangan
Jakarta, Patal Senayan Juraganan 11 Mei 2004
Viddy AD Daery=============================viddyad2@yahoo.com
( fotokopi identitas akan dikirim menyusul, mungkin via pos )
67
Setelah lulus sarjana sosiologi tahun 1987 , lalu menjadi koresponden Jawa Pos
sambil mengelola toko emas di Lamongan.
Tahun 1991 hijrah ke Jakarta karena bekerja di TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ),
mula-mula sebagai redaktur features SERBANEKA.
Tahun 1993-2001 menjadi produser eksekutif. Produknya yang terkenal antara lain :
Lenong Bocah, Patrio Ngelaba, Telenovela Dimana Cinta Kutitipkan. Lalu keluar dari
TPI dan mendirikan jaringan production house sambil menjadi budayawan yang
banyak diundang ceramah budaya Indonesia oleh negara-negara Asia Tenggara.
Novelnya Sungai Bening diterbitkan oleh PT Grasindo Jakarta, dan cukup laku di
pasaran.
Sejak remaja/mahasiswa sampai kini aktif ikut lomba kreatif dan cukup banyak
menyabet juara di bidang penulisan puisi, cerpen dan produksi acara televisi.
E-mailnya : viddyad2@yahoo.com.
68
SRIKANDI EDIAN
Karya : Sang Aru
( Hardjono Wiryosoetrisno )
Daftar Pemain :
1. Srikandi
2. Dalang
3. Wayang wayang
campuran.
4. Pak pos
bisa
naik sepeda motor atau sepeda biasa.
5. Dibantu oleh kelompok musik.
Synopsis
Srikandi jaman wayang belajar ilmu memanah kepada Arjuna pemilik ilmu
Danurwendo, jaman sekarang atau masa depan Srikandi belajar ilmu sejarah kepada
Arjuna juga.
Srikandi kali ini ingin belajar sejarah negeri ini supaya tahu dengan jelas sejarah
negerinya. Selama ini sejarah hanyalah sebagai ilmu yang dihafalkan.
Sampai sedikit edian Srikandi berusaha mencari Arjuna untuk belajar sejarah, tetapi
sayang sekali sampai cerita ini habis Srikandi tak bisa belajar sejarah tentang
negerinya. Mengapa ?
Apakah Arjuna memang tak mau ditemui Srikandi, atau karena sejarah negeri ini tak
perlu dipelajari, dan hanya dihafalkan saja ? Inilah kegelisahan Srikandi Srikandi
jaman ini.
69
=====
ADEGAN I.
LAYAR DIBUKA, TAMPAK PANGGUNG DENGAN BEBERAPA BUAH
KOTAK SEBAGAI PROPERTY. BEGITU JUGA KELOMPOK MUSIK
SEDANG MEMAINKAN MUSIK. SEDERHANA.
TAMPAK JUGA SEORANG DALANG SEDANG BERSIAP MAIN LENGKAP DENGAN
PERALATAN DALANGNYA. WAYANG-WAYANG KELUAR DIIRINGI MUSIKNYA.
MEMBUAT KOMPOSISI ENAK.
Dalang
70
Srikandi jaman wayang dan Srikandi jaman komputer ini jauh
berbeda.
Srikandi jaman wayang dulu amat senang dan pandai sekali dalam
ilmu memanah, Srikandi sekarang pinter dan senang dengan ilmu
sejarah. Kata orang bijak, negara itu besar karena sejarah. Jangan
sekali kali meninggalkan sejarah kata salah seorang proklamator
negeri ini. Sejarah lain lho dengan sujarah. Coba tanyakan dulu
pada guru, apa bedanya sejarah dan sujarah.
Srikandi dulu, Srikandi jaman wayang jatuh cinta kepada Arjuna
pura pura edan atau gila. Srikandi sekarang ketika jatuh cinta pada
Arjuna pura-pura sakit keras.
Nah, malam ini saya coba bangunkan lagi Srikandi ini. Tidak usah bertanya ini Srikandi dulu,
Srikandi sekarang ataukah Srikandi masa depan.
:
Hallo selamat malam penonton
selamat malam Surabaya
selamat malam malam ini. Apa kabar ?
Ya benar, akulah Srikandi yang tuan tunggu sejak tadi.
Apa tuan ? Cantik ?
Lho itu kan katanya dalang. Jangan gampang percaya kata dalang.
Dalang itu kan kerjanya memang mendalangi
mendalangi wayang, mendalangi kekacauan, mendalangi kerusuhan. Oalah
dalang dalang..
71
Apa tuan ?
Oh ya aku ingin belajar kepadanya.
Belajar sejarah.
Wayang wayang : Belajar atau
Srikandi
: Atau apa ?
Wayang wayang : Belajar atau jatuh cinta ?
Srikandi
: Oh belajar rek.
: Belajar.
: Belajar belajar !
: Belajar !
Sekali belajar tetap belajar !
: Malu ah..
72
Dalang
Srikandi
Dalang
Srikandi
Dalang
Srikandi
Dalang
Srikandi
Dalang
Srikandi
Dalang
Srikandi
Wayang
Srikandi
: Kemana Srikandi ?
: Mencari rumah Arjuna
: dimana rumahnya ?
: Nggak tahu, tetapi pasti ketemu
: begitulah kisah Srikandi sementara ini.
Ia berkeras hati, berkeras kepala untuk mencari rumah Arjuna.
Ia harus melewati rumah-rumah besar
Ia harus melewati jalan-jalan besar
Ia harus melewati toko-toko besar
Ia harus melewati sekolah-sekolah besar karena ingin belajar
tentang sejarah orang-orang besar, belajar tentang sejarah
negara-negara besar, sebab Srikandi juga memiliki pikiran besar.
73
Srikandi
74
Wayang wayang : Tidak. Tak seorangpun yang tahu alamatnya. Sesekali datang
kemari. Tetapi yang penting ia mau datang kerumahmu asal tahu
alamat rumahmu Srikandi.
Srikandi
: 0311234567. HP ku masih dipinjam yang punya.
Wayang wayang : Sekarang mau kemana Srikandi ?
Srikandi
Dalang
75
Srikandi
: Atau apa.
Wayang wayang : Cobalah tanya pada semut semut
Siapa tahu ia mengerti rumah Arjuna
Tanyalah pada semut atau rumput rumput
Cobalah kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
SRIKANDI LANGSUNG JONGKOK SEAKAN BERBICARA DENGAN RUMPUT
RUMPUT
Srikandi
76
Apakah engkau tahu rumah Arjuna. Tadi kata rumput
rumput engkau tahu. Jangan takut nanti kuberi hadiah gula
kalau kau mau memberi tahu di mana rumah Arjuna. Masak
nggak tahu. Jangan bohong lho ya.
Tolonglah semut, aku perlu sekali dengan Arjuna itu. Hanya
Arjuna saja yang bisa menjadi tempat aku belajar sejarah
negeri ini. Masa depan negeri ini jangan sampai keliru gara
gara tak pernah mempelajari sejarah.
Benar ?
Nggak tahu. Siapa ?
Ah nggak akan aku cari sendiri saja rumah Arjuna.
Terima kasih semut semut. Selamat malam
Daaag semut
TIBA TIBA TERDENGAR SUARA HANDPHONE. SRIKANDI LANGSUNG
MENGANGKATNYA.
Wayang wayang
Srikandi
Wayang wayang
Srikandi
BIODATA PENULIS
Naskah SRIKANDI EDIAN
Nama penulis (samaran)
: Sang Aru
: Hardjono Wiryosoetrisno
Alamat penulis
77
2. Momon
3. Anu
4. Pasien
Synopsis :
Awalnya, Nimok menolong Momon yang menjadi korban
pengguna narkoba hanya karena keduanya adalah sahabat. Momon
berhasil lepas dari persoalan itu tetapi mencintai Nimok dan Nimok
menolaknya.
78
ADEGAN I.
79
MUSIK MENGIRINGI GERAK MEREKA. SETELAH ITU KEDUANYA DUDUK DI
KURSI MEREKA MASING MASING, DENGAN KOMPOSISI SEIMBANG. KURSI
KEMBALI SEBAGAI PROPERTY MEREKA.
SUARA MAKIN KERAS BEGITU JUGA MUSIKNYA.
DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING
DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK
Suara suara
Suara suara
Suara suara
80
Dhing dhang thak dhing dhang thak
Dhing dhang thak dhing dhang thak
Suara-suara
: Sendirian ?
Suara suara
: tanpa kami ?
: Ya
Suara-suara
: Bib bab bib bab bib bab bib bab bib bab
Bib bab bib bab bib bab bib bab bib bab
KEMUDIAN SUARA SUARA ITU MEMBUAT KOMPOSISI BEGITU JUGA NIMOK DAN
MOMON, MUSIK DAN SUARA MAKIN LAMA MAKIN LENYAP.
Nimok
: Kenapa diam ?
81
Nimok
: kenapa diam ?
Momon
: nggak tahu
Nimok
: nggak tahu ?
Momon
: ya nggak tahu
Nimok
Momon
Nimok
Momon
Nimok
: oh..
82
Momon
: Kenapa diam?
Nimok
: Apa?
Momon
: Kenapa diam?
Nimok
Momon
Nimok
Momon
Nimok
: Ingin
Momon
: Kapan
Nimok
: Kapan kapan
Suara-suara
: Kapan Nimok?
Nimok
: Kapan-kapan
83
Suara-suara
Nimok
: Diamlah suara-suara
Suara-suara
: Bib bab bib bab bib bab bib bab bib bab
Bib bab bib bab bib bab bib bab bib bab
Momon
: Kau siapa ?
Nimok
: Aku ?
Nimok !
Momon
: Nimok temanku ?
Nimok
84
Tetapi sahabatmu
Momon
: sahabatku ?
Nimok
: Ya sahabatmu
Suara-suara
: Ya benar Momon
Nimok sahabatmu datang lagi
Nimok sahabatmu balik lagi
Momon
Nimok
85
Nimok
Momon
Nimok
: Aku ingin menjadi sahabatmu seperti waktu dulu. Tidak ingin menjadi
seseorang yang kamu cintai.
Momon
: Kenapa ?
Nimok
: Tidak ingin
Suara-suara
Nimok
: Tidak ingin
Suara-suara
Nimok
: Tidak
Suara-suara
Nimok
Suara-suara
86
Nimok
: Sssttt.
Momon
: Sebenarnya aku lebih senang kalau kau tidak mau datang lagi Nimok.
Kenapa ?
Kau campakkan lagi aku dari sebuah tempat yang lebih tinggi setelah kau
angkat dari tempat terbawah. Itu membuatku lebih sakit.
Sekarang, setelah aku sakit kau datang lagi untuk mengangkatku dan pasti
akan menjatuhkan dari tempat yang lebih tinggi lagi.
Pergilah Nimok itu lebih baik.
Nimok
: Tidak usah khawatir. Suatu saat aku pasti pergi. Tanpa kau suruh aku akan
pergi. Tetapi untuk sekarang, aku masih ingin datang lagi untukmu
Momon
: Kenapa Nimok ?
Nimok
: Aku sahabatmu.
Sebagai seorang sahabat, aku ingin datang lagi untuk mengajakmu pergi
meninggalkan tempat yang tak patut kau singgahi.
87
Mengerti maksudku Momon ?
Nimok
: Tinggalkan semua ini. Aku ingin Momon kembali Momon yang dulu,
semasa masih menjadi sahabatku.
Apa yang kau dapatkan dari tempat ini ?
Sia-sia Momon, dan
Momon
Nimok
: Belum !
Belum cukup Momon.
Karena aku sahabatmu, aku wajib mengajakmu pergi dari sebuah tempat
yang tak layak kau tempati. Hanya ini !
Nimok
Nimok
88
Suara-suara
: Jawablah Momon
Jawablah dengan jujur
Kenapa diam momon ? malu ya ?
Jatuh cinta kok malu
Malu kok jatuh cinta
Jangan jatuh cinta kalau masih punya malu
Nimok
Momon
: Ya.
Aku cinta kamu.
Nimok
Momon
: Kenapa ?
Nimok
Momon
Nimok
: Tidak
89
Momon
Nimok
Momon
Nimok
: Mengapa kau sakiti dirimu sendiri kalau kau sudah mencintai dirimu sendiri
Kenapa kau siksa dirimu sendiri kalau kau sudah bisa mencintai dirimu
sendiri.
Bohong, aku tidak percaya.
Suara-suara
Nimok
90
Nimok
: Apakah salah kalau sebagai seorang sahabat aku ingin datang lagi
untukmu ?
Jangan usir aku Momon
Suatu saat pasti aku pergi. Sementara ini aku masih ingin melihatmu sebagai
sahabatku kembali seperti dulu lagi.
Ayo bangun dari mimpi mimpimu yang indah tetapi hanya kebusukan dan
kesakitan yang kau dapatkan.
Tidak ada pilihan lain kecuali harus segera meninggalkan tempat ini, kalau
kau benar benar mencintai dirimu sendiri.
Yakinlah suatu saat orang orang yang mencintai pasti datang. Ya kan ?
percayalah !
Momon
: Diam !
Diamlah suara-suara
Aku tak ingin mendengar suara itu
Ayo diamlah suara
91
Suara-suara
: Kenapa Momon ?
Momon
Nimok
: Diamlah Momon
Aku ingin menemanimu
Momon
Nimok
92
Belum terlambat Momon
Hidup ini milikmu sendiri bukan milikku
atau milik orang lain. Ayolah Momon
Lihatlah sebelah sana
Langit dan matahari masih cemerlang
Jangan menuntut orang lain mencintaimu
Kalau kau sendiri belum menuntut dirimu sendiri untuk lebih mencintai diri
sendiri
Ayolah Momon
Sekali lagi hanya kita sendirilah yang harus mempertanggung jawabkan
hidup ini pada sang pembuat hidup ini.
Memalukan menyayanginya sendiri tak mampu, menyuruh orang lain
menyayangi.
Bagaimana Momon ?
Nimok
93
Suara-suara
Suara-suara
: Momon pulanglah
Ibumu sudah menunggu
Suara-suara
: Momon kemana ?
Ajaklah Nimok serta, jangan dibiarkan di sini sendiri
Momon
: Tidak
Aku akan belajar lebih mencintai diriku.
PANDANGAN MOMON MAKIN NYALANG SAAT MELIHAT SESUATU YANG ADA DI POJOK
PANGGUNG. DIAM SEBENTAR ADA KEBENCIAN.
94
LANGKAHNYA CEPAT SETENGAH BERLARI. LANGSUNG DIAMBILLAH KEMARON
KECIL DIPEGANG LANGSUNG DIBANTING BERANTAKAN, SEMENTARA SERBUKNYA
BETERBANGAN MEMENUHI PANGGUNG. MUNDURLAH MOMON BEBERAPA LANGKAH
MELIHAT DENGAN LIAR LANGSUNG KAIN PANJANG YANG MELILIT KURUNGAN
DITARIK PAKSA DAN KURUNGAN ITUPUN DIBUKA DAN DILEMPARKAN SEKALIGUS.
TAMPAK SEORANG REMAJA SEDANG MENIKMATI ROKOKNYA ( GANJA ) DALAM
KURUNGAN DENGAN PANDANGAN KUYU.
MOMON MUNDUR SELANGKAH DEMI SELANGKAH DAN TERUS MELIHAT PASIEN
DENGAN MOTIVASI TERKEJUT SEKALIGUS PENYESALAN.
DENGAN LANGKAH GAGAH MOMON MENDEKATI PASIEN DEKAT DEKAT DAN
LANGSUNG DIPELUKNYA ERAT ERAT SETELAH ITU LANGSUNG DIGENDONG
( DIPANGGUL ) BERKELILING LAGI.
Suara-suara
: Momon kemana ?
Ini Nimok, jangan ditinggalkan sendiri
Momon
DIPANGGUL LAGI SANG PASIEN UNTUK KELILING PANGGUNG LAGI. NIMOK PELANPELAN TAPI PASTI MENDEKATINYA MUSIKPUN MULAI BERBUNYI
DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK
DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK
DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK DHING DHANG THAK
95
Suara-suara
Suara-suara
S E LE S AI
96
BIODATA PENULIS
: Inul
Alamat penulis
97
HITAM PUTIH
Karya :
CILEGON 2004
TOKOH :
98
AMARAL
NENEK
RIO
DUA ORANG BODYGUARD
PUTRI
SEORANG LELAKI
FIGURAN
1
BABAK SATU
TARIAN.
SELENDANG
HITAM
DAN
PUTIH
ITU
TERUS
MAKIN
KERAS
DAN
MEMBURU.
PADA
DETAK
99
JANTUNGNYA SENDIRI, AMARAL TIDAK BISA MENGUASAI BAHKAN TAK
MAMPU MENGENDALIKAN. DETAK JANTUNG ITU TERUS MEMBURU
DAN
MEMBURU.
AMARAL
LALU
TERENGAH-ENGAH
MENCARI
100
mengatur nafas saja tidak becus !
kau batuk-batuk terus, Nek !
Tak perlu memikirkan hitam dan putih,
pikirkanlah liang lahat !
NENEK
Tengik juga kau anak muda !
Jangan dengar itu, Cu ! Jangan kau dengar
kau akan menemukan putihmu
putihmu yang kaucaribukan putih dia
bukan putih orang lain !!!
AMARAL
Biarlah aku pandang sendiri, Nek !!
Jangan memandang dengan mata nenek
Aku masih awas
Pasti lebih awas !
Mata nenek sudah rabun
Mana bisa mewakili keinginanku !!
AMARAL BERJALAN KE DEPAN PANGGUNG. PADA PENONTON.
MENATAP SATU PER SATU. MENCARI SESUATU. AMARAL SEPERTI
BINGUNG SENDIRI. NENEK GELENG-GELENG KEPALA TAK PERCAYA
DENGAN UCAPAN CUCUNYA TADI.
AMARAL
Aku tak melihat putih di sana
Hoiadakah putihku di sana ?
Hoihanya ada hitamkah di sana ?
NENEK
( BATUK-BATUK )
hitam dan putih tidak dimana-mana, Cu !
tapi di sini .
101
( MENEPUK DADA DAN BATUK-BATUK KEMBALI )
ahkenapa penyakit ini selalu saja manja
dasar penyakit jaman sekarang
manjatak bisa mandiri
AMARAL
( PADA NENEK )
Artinya nenek sudah tua
NENEK
Bagusbagus itu, Cu !
Kalau kau sudah mengaku aku tua,
kau akan pula mengaku nenekmu bisa membedakan
mana hitam mana putih
RIO
Dalam kacamata tuamu,
mana mungkin bisa membedakan hitam dan putih
lihatini hitammu di sini
hitammu ada pada hitamku, Amaral !
AMARAL MULAI TERLIHAT GAMANG. IA BERJALAN KE ARAH RIO.
NAMUN NENEK TIBA-TIBA DATANG TERGOPOH. DENGAN SELENDANG
PUTIHNYA, NENEK MEMBELIT AMARAL. SESEKALI BERHASIL, TAPI
AMARAL
BISA
LEPAS.
DIBELITKANNYA
LAGI
SELENDANG
ITU
INI
BAGAIMANA
BEBERAPA
KALI
TARIK-MENARIK
DIULANG
KEINGINAN
SEHINGGA
ANTARA
TERLIHAT
AMARAL
DAN
NENEK.
DARI SUDUT PANGGUNG BEBERAPA ORANG BERPAKAIAN
HITAM SEHINGGA HANYA TAMPAK SEBAGAI BAYANGAN. BAYANGAN
HITAM ITU KEMUDIAN MENDEKATI NENEK DAN AMARAL. PADA SATU
SAAT SECARA SEREMPAK BAYANGAN ITU MEMEGANG AMARAL,
102
MENGANGKATNYA TINGGI DAN MEMBOPONGNYA MENJAUH DARI
NENEK. RIO TERDENGAR TERKEKEH. KEMUDIAN LELAKI JANGKUNG
INI DUDUK DI KURSI. IA MULAI KONSENTRASI DAN BERMAIN PIANO.
PIANO FANTASI. LAMAT-LAMAT MENGALUN LAGU SENDU. NENEK
TERLIHAT BERDIRI GOYAH, LALU TERDUDUK TAK MAMPU MENAHAN
GEJOLAK RASA DAN BERAT TUBUHNYA.
NENEK
Tuhan, jangan biarkan hitam membawa cucuku !
Kuatlah putihmu di sini.
Pancarkan putihmu pada cucuku !
Janganjangan biarkan hitam itu, Tuhan !
Jangan biarkan membawa cucuku
NENEK MEMAKSA BERDIRI TAPI KEMBALI TERDUDUK. BERDIRI.
DUDUK.
BERDIRI
DAN
ROBOH
KEMBALI.
NENEK
AKHIRNYA
SEMENTARA RIO
TERUS
BERMAIN
PIANO.
MAKIN
103
Ditawar seribudia bilang belinya saja seribu dua ratus
padahal ia beli lima ratushe he he
Aku sangka kebohongan hanya ada di terminal
bus penuh dikatakan kosong
tadinya aku hanya beranggapan
kebohongan hanya ada di senayan
tapi ternyatadi sini juga
apa pasar pindah ke sini heh ?
apa terminal juga ada di sini ?
atau tempat ini sudah disulap jadi senayan tandingan ?
NENEK TERGOPOH DAN MENJAUH DARI PENONTON. TAPI DIA
BALIK LAGI. TIARAP LAGI. BERTANYA LAGI PADA ARAH PENONTON.
NENEK
Adakah putihku di sana ?
Tunjukanlahmana putihku ?
TAK TERDENGAR JAWABAN. SEPI.
NENEK
Adakah putihku di sana ?
( SEPERTI AKAN MENANGIS )
Tunjukanlahmana putihku ?
TAK TERDENGAR JAWABAN. HENING.
NENEK
( BENAR-BENAR MENANGIS DAN BICARA SENDU )
Adakah putihku di sana ?
Tunjukanlah !!
Mana putihku ?
104
NENEK MEMEGANG SELENDANG PUTIH. DIBELITNYA KE LEHER.
AMARAL DATANG DARI ARAH LAIN. KAGET. LALU IA MEMEGANG
NENEK. MEMELUKNYA.
AMARAL
Nenek jangan bunuh diri
Nenek masih diperlukan di sini
NENEK MEMAINKAN SELENDANG DAN SEPERTI AKAN BENARBENAR DIBELITKAN KE LEHERNYA SENDIRI.
AMARAL
Jangan, Nek !
Jangan buang kesempatan hidupmu
Hidup itu mahal !!
AMARAL MEMBAWA NENEK MENJAUH DARI ARAH PENONTON.
RIO TERTEGUN SEJENAK. TAPI JARI-JEMARINYA TETAP SEPERTI
SEDANG MEMAINKAN PIANO. NENEK MENATAP KE ARAH PENONTON
SAMBIL TERSENYUM PENUH KEMENANGAN.
NENEK
Cucuku masih ada
Dia masih sayang
AMARAL TERSENTAK. MELIUK. MENGHENTAK DAN MENJAUH.
NENEK BENGONG DAN KECEWA. SELENDANG AKAN DIBELITKANNYA
KE LEHER TAPI AMARAL TETAP MENJAUH. MELIUK. RIO TETAP
MEMAINKAN PIANO DENGAN SEMANGAT.
PADA SATU KESEMPATAN NENEK BENAR-BENAR MENJERAT
LEHERNYA. TAPI KETIKA AKAN DITARIK, NENEK BATUK-BATUK. BATUK
105
ITU TERUS TERDENGAR SEIRING DENGAN SUARA PIANO YANG
SEOLAH SEDANG DIMAINKAN RIO.
SEIRING TERDENGAR SUARA LEDAKAN, RIO, NENEK DAN
AMARAL BERKUMPUL DI TENGAH PANGGUNG. MEREKA TAMPAK
PANIK.
RIO
Bom !!
AMARAL
Bom bom !!
NENEK
Bukan bomitu tadi kentut !
RIO
Kentut ? begitu kerasnya kentut ?
NENEK
Ya, itu tadi kentut !
Bahkan ada kentut yang bisa lebih keras dari itu
AMARAL
Ngaco !
Nenek jangan ngaco !
Ayo keluaritu tadi bom
atau paling tidak granat tangan
NENEK
Kentut !
RIO
Siapa yang kentut ?
106
NENEK
Kamu ! kau yang kentut !
Kentut orang macam kau itu pasti sekeras bom !
RIO
Aku kentut ? kentutku keras ?
Mana mungkin, Nek,
aku masih bebas keluar masuk Amerika !
kalau aku kentut sekeras bom,
pasti dicekal masuk Amerika
NENEK
Kalau begitu, kau yang kentut, Cu !
AMARAL
( TERSIPU )
Nenekmana mungkin aku kentut di depan umum
lagi pula kentut perempuan itu tidak keras
Mana mungkin bisa sekeras bom
NENEK
Ya, sudah !
Kalau begitu, mungkin aku yang kentut
Kentutku bisa sekeras bom,
buat ngebom laki-laki brengsek yang akan mengganggu kamu !!
Tapi.karena aku perempuan,
pasti kentutku tetap santun
Buktinya kentutku tak salah sasaran kan ?
Tidak salah tembak
Kentutku tepat nembak Riomu itu !
RIO
MENJAUH.
DUDUK
DI
KURSI.
SEPERTI
ADEGAN
107
BERMAIN PIANO. AWALNYA PERMAINAN PIANO RIO SYAHDU, TAPI
MAKIN
BERSEMANGAT. MENGHENTAK.
TARIAN
ITU
TAMPAK
EROTIS
SEHINGGA
MERONTA
MEMINTA
TOLONG.
RIO
LALU
DUDUK
DI
108
Dia itu lelaki tak bertanggung jawab
AMARAL
Tapi Rio telah memberi jalan.
Jalan menuju sukses, Nek !
NENEK
Yang memberi jalan itu, Allah !
Jangan kau salah sangka
Kita itu kecilkerdil
Mana mungkin bisa memberi jalan untuk orang lain,
jalan buat sendiri saja tidak bisa
AMARAL
Sudahlah, Nek !
Simpan omongan nenek itu di lemari besi
Aku tak mau mendengarnya lagi
NENEK
( TERSENTAK HINGGA SELENDANG JATUH )
Amaral ?
AMARAL
Sadaraku sangat sadar !
NENEK
Oh, Tuhan, sia-sialah upayaku ini
AMARAL
Nenek tidak mengerti
Dunia hiburan memberi jalan hidup
jalan yang tak pernah nenek temukan dulu
Pandanglah dunia dengan mata sekarang, Nek !!
Bukan mata nenek yang dulu !
109
NENEK
Mengkhayalah terus
Bermainlah dalam fantasimu !!
Tapi kau sedang ada dalam genggamanku sekarang
AMARAL
Mulai sekarang tidak, Nek !
Aku lepasbebas
NENEK
Bawalah pikiranmu
Tapi kau lupa, hatimu tetap di sini
NENEK MEMANDANG SELENDANG YANG JATUH. TAPI KETIKA IA
BERGERAK UNTUK MENGAMBILNYA, DENGAN CEPAT RIO JUSTRU
YANG MENGAMBIL SELENDANG PUTIH ITU. RIO BERLARI KE TENGAH
PANGGUNG. MENYATUKAN SELENDANG PUTIH DAN HITAM MILIKNYA.
SELENDANG ITU TERUS DIPILIN SEHINGGA WARNANYA SALING
SILANG, HITAM DAN PUTIH. NENEK BENAR-BENAR KECEWA BAHKAN
MENANGIS TERSEDU. AMARAL BERDIRI MEMANDANG KE ARAH RIO.
RIO
TERSENYUM.
MENGULURKAN
SELENDANG
ITU.
AMARAL
110
MUSIK BERHENTI. LAMPU BERUBAH. SUASANA BERUBAH.
PANGGUNG BERUBAH PADA ADEGAN BERIKUTNYA.
***
2
BABAK DUA
SEBUAH KURSI SIMBOL KESUKSESAN BERADA DI TENGAH
PANGGUNG. BEBERAPA SAAT PANGGUNG ITU HANYA BERISI KURSI
TERSEBUT. CAHAYA TERANG. PADA SATU SISI PANGGUNG ADALAH
KAMAR NENEK LENGKAP DENGAN TERALIS. NENEK SESEKALI
TAMPAK DARI JENDELA, MENATAP KELUAR KADANG MEMEGANG
TERALIS MENATAP PADA JARAK JAUH.
111
DARI LANGIT TURUN HUJAN. BUKAN HUJAN AIR MELAINKAN
LEMBARAN UANG DAN BUNGKUSAN KADO. LEMBARAN UANG DAN
BUNGKUSAN KADO YANG SEOLAH TURUN DARI LANGIT ITU DIATUR
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA JATUH DI ATAS KURSI KESUKSESAN,
PALING TIDAK DI SEKELILINGNYA.
DARI
ARAH
LAIN
BEBERAPA
ORANG
BERPAKAIAN
HITAM
ARTIS
MELENGGANG.
PAKAIAN
GLAMOUR,
TERKENAL
IA
AMARAL
DATANG.
SEPERTI
BANYAK
DIPUJA,
AMARAL
SEOLAH
SEDANG
YANG
MENGUMBAR
SENYUM
112
PADA SISI LAIN, DIBALIK TERALI NENEK MENATAP NANAR PADA
CUCUNYA ITU.
AMARAL
Makasihmakasihsabar ya
semuanya pasti kebagian
sabar dong
( PADA SESEORANG )
siapa namanya ? bagusmana bukunya
oketanda tangan di sini ya
iyaiya
AMARAL
TERUS
MENGUMBAR
SENYUM.
NENEK
TERUS
TAK
DENGAN TEMANNYA.
NENEK
( TERIAK )
tak ada penggemarmu, Cu !
tak ada penonton
tak ada penjaga pribadi
AMARAL
( KESAL )
Diam !
Apa sih maksud nenek ?!
113
NENEK
Aku hanya ingin menyadarkanmu
Bukalah mata hatimu
Ini bukan panggung sandiwara
untuk melambungkan angan-anganmu
ini rumah kitarumah sederhana milik kita
AMARAL
Lebih baik nenek diam, supaya saya tidak berbuat kasar
Paham ?!
NENEK
Tidak !
AMARAL
Ah, itulah, Nek !
Jaman sekarang sudah maju
Jauh lebih maju dari jaman yang nenek alami
Sekarang jaman globalisasi
Nenek pasti tidak tahu apa itu globalisasi ?
NENEK
He he he salah kau, Cu !
Dari dulu juga namanya sa-si-sa-si itu sudah ada
AMARAL
( TERIAK )
Britney spears segera hadir
Lihatkurang apa saya, Nek !
Lihatlihatpenonton !
Saya cantik luar dalam
AMARAL KEMUDIAN MELENGGOK MENGITARI KURSI. MENGITARI
KEDUA BODYGUARD KHAYALANNYA. LALU AMARAL BERLARI KE
114
DEPAN. PASANG KUPING SEOLEH IA SEDANG MENDENGAR RIUHNYA
TEPUK TANGAN. KEMBALI MEMANDANG KE ARAH NENEKNYA.
AMARAL
Dengardengar !!
Gemuruhnya sambutan dunia ?
Rrrruarrrrbiasa
AMARAL BERDIRI ANGGUN. MENEBAR SENYUM. SESEKALI IA
MENEMPELKAN JEMARINYA KE BIBIR, KEMUDIAN MENIUPNYA KE ARAH
PENONTON. TERSENYUM GENIT.
NENEK
( SEDIH )
Kau terlalu jauh mimpi
Bangunlah, Cu, hari sudah siang !!
Lihatlahini rumah kita
AMARAL TIDAK PEDULI. IA MELENGGOK SEPERTI SEDANG
BERJALAN DI ATAS CATWALK. MEMAMERKAN PAKAIANNYA. MENGITARI
BODYGUARD KHAYALANNYA BEBERAPA PUTARAN. KETIKA SUATU
SAAT IA MENCUIL HIDUNG SALAH SEORANG BODYGUARD. AMARAL
TERLIHAT SEPERTI TERKEJUT.
AMARAL
Anehkenapa dicolek tidak kerasa ?
Apa aku mencolek angin ?
Mencolek bayangan ?
AMARAL MULAI MEMERIKSA KEDUA BODYGUARD KHAYALANNYA
ITU. KEMBALI IA TERTEGUN. IA TAK MERASA APA-APA. TAPI KETIKA
MEMEGANG PINGGANG SALAH SEORANG BODYGUARD, AMARAL
KELIHATAN TERSENYUM.
115
AMARAL
Hidupyahidup
Ada kehidupan di sana
NENEK
( MEMEGANG TERALIS )
Ternyata kau memang masih waras
Yang kau pegang itu memang kehidupan
He he he maksud nenek sumber kehidupan
Tapi yakinlah cucuku, ia bukan apa-apa
Ia bukan siapa-siapa
Seperti juga kamu bukan apa-apa
dan bukan siapa-siapa !!
AMARAL
Aduh..nenek !!
Bener-bener membuat saya kehilangan kesabaran
Nenek memang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa
Tapi jangan samakan saya dengan nenek
Ini dunia saya dunia angan-angan
NENEK
Kau sebenarnya yang bikin aku kehilangan kesabaran
Dengan cara begini kau akan disadarkan
DARI DALAM KAMAR ITU NENEK MELEMPAR BOTOL MINUMAN
KE ARAH AMARAL. BOTOL ITU TEPAT MENGENAI TUBUH AMARAL.
AMARAL TERLIHAT MARAH. PADA KEDUA BODYGUARDNYA IA MARAH.
AMARAL
Kurang ajar !!
Apa kalian sudah jadi robot beneran ?
Apa kalau aku dilembar bom, kalian tetap diam ?!
Kalian kupecat !!
116
AMARAL MEMBUKA SYAL YANG DIPAKAINYA. LALU SYAL ITU
DIPAKAI MENUTUPI JENDELA KAMAR NENEK. BEGITU SYAL ITU
DIBENTANG, NENEK TERDENGAR BEBERAPA KALI BERSIN.
NENEK
Mana ada syal artis besar bau apek
Kau memang terlalu jauh melamun, Cu !
Sayangorang tuamu tidak ada
AMARAL
Jangan ungkit masalah itu, Nek !
Aku malas mendengar cerita itu
Padahal dady di Amerika !!
Mom di Prancis !!
Nenek malu anak dan menantu sukses di negeri orang ?!
NENEK
( DARI TERALIS TERHALANG SYAL )
Aku malu karena punya cucu pelamun !
Buang jauh-jauh cerita busuk itu
Kedua orang tua meninggal karena kecelakaan !
Tak ada di Amerikatidak di Prancis
AMARAL
Dengar !! Dengar !! Kalian dengar !!
Siapa sebenarnya yang melamun ?
Aku atau nenekku ?
Kalian dengar sendiri
Nenek bilang ayah ibuku meninggal
Nenek tak mengenal Prancistak mengenal Amerika
Nenek kecewa tak bisa masuk ke dunia anak-anaknya
AMARAL TERTAWA SEBENTAR KEMUDIAN TAMPAK SEDIH. DARI
DALAM KAMAR TERDENGAR NENEK MENANGIS. PADA SAAT ITULAH
SALAH SEORANG BODYGUARD MEMBUKA KACAMATA DAN RAMBUT
117
PALSUNYA. IA JUGA MEMBUKA JAS SAFARINYA SEHINGGA TINGGAL
KAOS OBLONG PUTIH. BODYGUARD ITU TERNYATA RIO. AMARAL
TERTEGUN MELIHAT KEJADIAN ITU. RIO TERSENYUM DAN TEPUK
TANGAN.
RIO
Hebathebat
Kau benar-benar telah jadi bintang hebat
( SINDIRAN )
Kau begitu gampang memecat orang
tapi tidak apa-apa, untuk maju harus tega !!
Tega menjegal orang lain
AMARAL
Apa maksud semua ini ?!
Apa Rio ?!
RIO
Penyamaran itu penting
Semakin sempurna menyamar,
semakin besar kesempatan untuk jadi besar
AMARAL
Aku tak paham
RIO
Tak perlu semuanya mengerti
Semakin banyak mengerti,
justru semakin membuat orang bego
Sederhana saja !!
AMARAL
Sederhana menghadapi hidup ?
RIO
Sederhana menanggapi hidup
118
Untuk maju kau perlu sandaran,
menyandarlah pada orang-orang !!
Untuk maju perlu kesempatan,
curilah kesempatan ketika mereka tidur !!
Untuk maju perlu kepandaian,
pura-puralah seperti orang pandai !!
AMARAL BELUM BEGITU KELIHATAN FAHAM. DARI DALAM
KAMAR
TERDENGAR
NENEK
MENANGIS.
SEDIH
SEKALI
RIO
Aku tak segan jadi jembatan
asal bisa menghubungkan kamu ke pantai harapan
AMARAL
Sungguh ?!
RIO
Kau bisa rasakan sendiri selama ini !
AMARAL
Mas Rio !
RIO
Aku tidak brengsek seperti kata nenekmu
Aku tidak sialan seperti kata orang-orang itu
Aku bukan bajingan seperti kata orang-orang suci
119
Aku tidak seperti yang tudingan wartawan-wartawan itu
AMARAL
Jangan peduli dengan nenek
Jangan peduli dengan orang-orang itu
Kita tak ada urusan dengan mereka !!
RIO
Siapa yang kau perlukan ?
AMARAL
( MALU-MALU )
mas Rio tentu
siapa yang mas Rio perlukan ?
RIO
Kamu pasti !
KEDUANYA SALING MENATAP. BIRAHI MENYEMBURAT KE UBUNUBUN. MEREKA MELENGGANG MASUK KE KAMAR SEBELAH KAMAR
NENEK. JENDELA TAK DITUTUP. PINTU KAMAR JUGA TAK DITUTUP.
MEREKA MASUK KE LORONG GELAP ITU, MEMBIARKAN NENEK DAN
SEORANG BODYGUARD YANG SEJAK TADI BERDIRI DIANGGAP
KAMBING CONGEK.
SEPATU AMARAL DILEMPAR KE TENGAH PANGGUNG. SATU PER
SATU DIAMBIL BODYGUARD. SEPATU RIO DILEMPAR KE TENGAH
PANGGUNG. SATU PER SATU DIAMBIL BODYGUARD. DISIMPANNYA DI
ATAS KURSI YANG TETAP KUKUH DI TENGAH PANGGUNG. KEMEJA RIO
DILEMPAR
KE
TENGAH
PANGGUNG.
BODYGUARD
TERTEGUN
GELENG-GELENG
KEPALA.
TAPI
SEPERTI
ADEGAN
120
BODYGUARD
Sepatu yang membuat lupa diri
Tak terasa menginjak orang kecil
Kemeja yang membuat dia silau
Semua telah ditanggalkan
Semua teronggok tak berarti di sini
Keduanya telah menjadi binatang tentu
Sama-sama menanggalkan pakaian
( PADA ONGGOKAN PAKAIAN )
Kau dicipta untuk kebaikan,
bukan untuk membuat orang lupa diri
Ingat itu !!
BODYGUARD MENANGGALKAN SEPATU YANG KIRI DAN DIGANTI
DENGAN SEPATU RIO. IA JUGA MENANGGALKAN SEPATU YANG KANAN
DAN DIGANTI DENGAN SEPATU AMARAL. IA JUGA MENANGGALKAN
JAS SAFARI DAN DIGANTI SEBELAH PAKAIAN RIO DAN SEBELAH
PAKAIAN AMARAL. NENEK KELUAR DARI KAMAR DAN TERTEGUN
MELIHAT BODYGUARD. KACAMATA TUANYA BERKALI-KALI DIPEGANG
DAN DICOPOT SEPERTI TIDAK YAKIN DENGAN APA YANG DILIHATNYA.
TAPI KETIKA BENAR-BENAR YAKIN DENGAN APA YANG DILIHATNYA
SAAT ITU, NENEK AKHIRNYA TERKEKEH.
NENEK
Tambah satu lagi orang gila sekarang
Kaukah telah melupakan takdir
BODYGUARD
Aku perlu mencoba takdir orang lain
Takdir sebagai manajer artis di sisi kiriku
Takdir sebagai artis di sisi kananku
NENEK
Dan takdirmu tak kebagian tempat
121
BODYGUARD
Takdirku tetap di sini
Di dalam dada ini, Nek !
NENEK
Berjalanlah !
BODYGUARD
Aku tak bisa berjalan
Karena kaki kananku kaki perempuan
dan kaki kiriku kaki laki-laki
NENEK
Artinya kau menolak takdir
BODYGUARD
Bukan !!
Bukan menolak takdir !
Tapi aku ingin kompromi dengan takdir, Nek !
Antara perempuan dan laki-laki pasti bisa kompromi
Tapi kenyataannya aku benar-benar menyesal
Jangankan antara perempuan dan laki-laki
antara kaki kanan dan kaki kiri saja sulit kompromi
Hebat benar orang di atas awan sana !!
NENEK
Hahkau telah berjalan ke atas awan ?
BODYGUARD
Aku sering berjalan ke sana !!
NENEK
Kau lihat orang-orang saling kompromi ?
Kau lihat kaki kanan dan kiri kompromi ?
Kau saksikan tangan kanan dan kiri kompromi ?
Atau sama seperti di sini
122
Sulit menerima kompromi ketika tak jelas jatahnya !!
BODYGUARD
Aku melihat orang-orang di atas awan sana
Semuanya bersahaja
Semuanya tertib tanggung jawab
Di jalan tak pelanggaran lalu lintas
Di kantor kepolisian tak ada jual beli kesalahan
Di pengadilan tak ada transaksi pasal dan delik aduan
Di parlemen tak ada adu jotos kekuasaan
NENEK
Tentu damai di sana
Semuanya serba teraturtertib
BODYGUARD
Nenek tahu kenapa di atas awan seperti itu ?
Karena tak ada yang punya cita-cita
Tak ada lalu lintas..
Tak ada kepolisian
Tak ada pengadilan
Dan absen yang namanya parlemen
NENEK
Aku tahu sekarang
Kalau mau tertib lalu lintas, hilangkan lalu lintas !!
Mau bersih, lenyapkan polisi !!
Mau adil, hilangkan pengadilan
Kalau mau jujur di parlemen.hilangkan
DARI KAMAR AMARAL TERDENGAR SUARA TEMPAT TIDUR
AMBRUK. NENEK DAN BODYGUARD SALING PANDANG.
NENEK
Roboh !
123
BODYGUARD
Dahsyat !
NENEK
Amblas !
BODYGUARD
Puas !
NENEK
Bencana !
BODYGUARD
Pesona !
NENEK
( MEMBENTAK )
Adzab !!
BODYGUARD
( MENAHAN NAFAS )
huh
DARI DALAM KAMAR AMARAL MENJULURKAN TANGAN.
AMARAL
Pakaianku !!
Sepatuku
DARI SEBELAH TANGAN RIO MENGGAPAI-GAPAI.
RIO
Pakaianku !!
Sepatuku !!
124
PAKAIAN RIO DAN AMARAL MASIH TERONGGOK DI ATAS KURSI.
TAK
ADA YANG
BERANI
MEMEGANGNYA.
KETIKA BODYGUARD
MENJULURKAN
TANGANNYA
AKAN
MENGAMBILNYA,
125
3
BABAK TIGA
NENEK
( TAK ACUH )
Kau tahu caranya tapi tidak tahu menjalankannya !!
Kau pinter tapi tidak cerdik
Kancil itu kecil tapi bisa memperdaya harimau
Kancil memang tidak pintar tapi cerdik
AMARAL
Nenek
126
NENEK
Kau tahu brengseknya lelaki itu
( MELIRIK PADA AMARAL )
aku tidak tahu dunia,
tapi pernah merasakan hal yang sama !!
Sudahlah !!
Tak perlu berdebat !!
sekarang selamatkan anakmu itu !!
AMARAL
Aib, Nek !
Tak ada yang bisa menanggung aib !!
NENEK
Aib !!
Yaaib !
Tapi anak itu tetap akan tumbuh dan akhirnya lahir !!
AMARAL
( BERDIRI. MERINGIS SEBENTAR )
Aku harus menghentikan agar anak ini tidak terus besar !!
Aku yakin pilihanku sekarang benar !!
AMARAL MASUK KE DALAM KAMAR. NENEK TERSENTAK KAGET.
IA BERDIRI. BERJALAN PELAN MENUJU KAMAR AMARAL. DARI PINTU
KAMAR YANG AGAK TERBUKA, AMARAL MENJULURKAN TANGANNYA
YANG SEDANG MEMEGANG PISAU. MELIHAT KILAU PISAU, NENEK
TERLIHAT KAGET DAN HAMPIR TERIAK.
AMARAL MENARIK TANGANNYA. KINI KEPALA YANG TERJULUR
DARI PINTU KAMAR ITU. MELIHAT NENEK YANG MASIH BENGONG.
MELIHAT KE SEKELILINGNYA. AMARAL MASUK LAGI DAN TERDENGAR
BICARA DARI DALAM KAMAR.
127
AMARAL
Nenek pasti tahu apa yang akan aku lakukan
Nenek telah banyak makan asam garam
Pasti tahu apa yang kupilih !!
NENEK
Tidakaku tidak tahu !
Aku tidak paham, Cu !
Aku tidak mau mereka-reka
Juga tentang pisau itu !!
AMARAL
Aku tak sanggup, Nek !
NENEK
Jangan !!
Percayalahkasih Allah seluas samudera
bahkan ditambah samudera lain
samudera yang lain lagi
AMARAL
Aku tak perlu samudera, Nek !
Aku perlu bagaimana menutup aib ini !!
NENEK MENUBRUK PINTU KAMAR. TAK TERDENGAR APA-APA.
HENING. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN AMARAL DAN NENEK KELUAR
DARI KAMAR. PERGELANGAN TANGAN AMARAL DIPERBAN. NENEK
MEMEGANG PISAU ITU. KEDUANYA KEMUDIAN DUDUK. TAK BICARA.
AMARAL MERINGIS MELIHAT LUKA DI PERGELANGAN DAN NENEK
MERINGIS MELIHAT PISAU.
NENEK
Beruntung pisau itu tumpul
Kalau tidak, nadimu pasti putus !!
128
AMARAL
Beruntung ada nenek !!
Kalau tidak, pasti bukan pisau yang aku pakai
NENEK
Kematian bukan penyelesaian
Kematian bukan akhir dari masalah
Kematian justru awal dari masalah
AMARAL
Kematian memang awal masalah
Tapi masalah yang belum aku tahu
Sementara hidup jelas awal masalah
Dari masalah yang telah tahu akibatnya
Itulah kenapa aku memilih kematian !!
AMARAL BERJALAN KE DEPAN. BEBERAPA LANGKAH LALU
BERHENTI. IA SEPERTI SEDANG MENDENGAR SESUATU. AMARAL
TERUS MEMASANG KUPINGNYA. IA YAKIN AKAN APA YANG SEDANG
DIDENGARNYA. AMARAL SEDANG MENDENGAR SUARA RIO YANG
MEMBAWA KEMATIAN.
AMARAL
Riokaukah itu ?
Kenapa kau hitam sayang ?
Kaukah bersama malaikat maut itu heh ?
Hitamkau hitam sayang
NENEK
Dari dulu dia hitam
Hanya mata kamu rabun ayam
Hitam dibilang putih
Mana mungkin hitam bisa disebut putih
Antara hitam dan putih punya suara sendiri-sendiri !!
Punya nuansa sendiri-sendiri !!
129
AMARAL
( TAK PEDULI )
Riohitamkan yang kau bawa ?!
NENEK
Sayang kau selalu menggunakan warna orang lain !!
Aku benar-benar kecewa
jangan-jangan anak muda sekarang
selalu senang dengan warna orang lain !!
AhCucuterlalu jauh kau bercermin pada orang !!
AMARAL
TERUS
MELANGKAH.
DI
DEPAN
PANGGUNG
IA
130
Ambilambil putih ini !!
Tak ada nenek di sini !! tak ada siapa-siapa !!
Ambil !! Ambil segera !!
( TERTAWA TERBAHAK-BAHAK. BERHENTI. MELANGKAH PELAN. LALU
DUDUK DAN MULAI MENANGIS )
Hitam.putih
Hitamku putihmuputihkuhitammu
Dimana hitamkudimana hitammu
Dimana putihku.dimana putihmu
Putih.hitam
Putihkuhitamkudingin
Angindimana hitamkudimana putihku
RIO
Hitammu disinibukan itubukan disana
Lihatpandangtatap
Hitammu di siniAmaral !
NENEK
Itu bukan hitam, Cu !
Itu abu-abuabu bukan hitamkarena ada putih di sana
Abu-abu bukan putih
Oh( TERKEKEH ) abu-abu bikin bingung kamu, Cu ?
Tidakjangan bingung !
Pandanglah abu-abu itu dengan ini
AMARAL MENATAP GAMANG KE ARAH SUARA TANPA WUJUD
ITU. IA BERDIRI. GONTAI. MELANGKAH PELAN. MENYEKA AIR MATA.
SELENDANG YANG ADA DI LEHERNYA KEMUDIAN DILILITKAN, LALU
KEDUA UJUNGNYA IA TARIK KE ARAH YANG BERLAWANAN. AMARAL
TERLIHAT MULAI SULIT BERNAPAS. PADA SAAT ITULAH SEOLAH-OLAH
ADA
KEKUATAN
BESAR
YANG
INGIN
MELEPASKAN
LILITAN
131
TAMPAK BERPUTAR DI TENGAH PANGGUNG, KADANG KE KIRI DAN
KADANG KE KANAN. GERAKAN-GERAKAN ITU SEPERTI SEDANG
MENARI, MELIUK-LIUK LAKSANA ULAR KOBRA MENDENGAR SERULING
PAWANG. LAMA IA MELIUK-LIUK SAMPAI AKHIRNYA KEHABISAN NAPAS
DAN
132
RIO
Karena kau biang keladinya
NENEK
Kau yang menghancurkan cucuku, sompret !
RIO
Tapi kau yang kesatu menghancurkan pacarku !
Seharusnya kau urus liang lahat
Ukur jangan sampai terlalu longgar
Bumi ini akan menolak jika kau minta kubur terlalu longgar !!
NENEK
Heikenapa kau urus masalah kubur segala heh ?
RIO
Karena kau yang sengaja minta dikubur !!
Orang yang suka mengubur keinginan orang lain,
memang selayaknya dikubur !!
NENEK
Lancang kau tengik !
Kau apakan cucuku itu ?
RIO
Kau yang harus jawab !!
Kau apakan pacarku itu heh ?
KEDUANYA DIAM. TERENGAH-ENGAH DAN SEPERTI KEHABISAN
KATA-KATA. NENEK DAN RIO BERBARENGAN MENATAP AMARAL YANG
MASIH TERDUDUK LESU.
NENEK
Kenapa kau diam ?
133
RIO
Kau sendiri kenapa ?
NENEK
Aku capekbengekku kambuh !
RIO
Samaaku juga capek !
RIO MEMBOPONG AMARAL DIBAWA MASUK KE KAMAR. TAPI DI
PINTU KAMAR NENEK MALAH MENGHALANGI.
NENEK
Langkahi dulu mayatku
RIO
Tak sudibisa-bisa aku impoten !!
Minggir atau aku kasih kentut !
NENEK MENUTUP HIDUNG DAN MULAI BATUK-BATUK.
RIO
Baru kentut bohongan sudah panik
NENEK
( BICARA PADA PENONTON )
Dasar busuk !
Masih hidup saja sudah bau busuk
Apalagi kalau sudah mati !!
Jangan-jangan akan tercium sampai Amerika
RIO
Heitua bangka hentikan omonganmu !!
Nanti kalau Amerika kentut, kau bisa celaka !!
Nasibmu bisa lebih parah dari Saddam Husein !!
NENEK
Tuh kankentut lagi !!
134
Aku mual tahu
RIO
Itu baru ngomongkentutnya belum
NENEK
Cihpantas cucuku hamil
Sering kena kentut kau rupanya
RIO KELUAR DARI KAMAR AMARAL. IA TERSENYUM MANIS PADA
NENEK. NENEK TERLIHAT KAGET DAN LANGSUNG GEMETARAN.
RIO
Kenapa kita tidak membentuk koalisi
Kita bikin poros penyelamat amaral
Kalau nenek setuju,
kita bisa kompromi bagi-bagi kentut !!
atau kita bagi-bagi kursi.
NENEK
Aku tak butuh kentut kursi goyangku masih cukup kuat
RIO
Okekita bagi-bagi kursi goyangbagaimana ?
NENEK
Hehapa maksudmu tengik ?!
RIO
Kita kompromi sajakita selamatkan Amaral
Nenek akui saja, Amaral itu hamil sama nenek
NENEK
Apa bisa ?
135
RIO
Namanya juga kompromi,
apa sih yang nggak bisa, Nek ?
RIO MENGGANDENG NENEK LALU DISURUHNYA DUDUK DI
KURSI GOYANG. KURSI ITU DIGOYANG-GOYANGKAN OLEH RIO. MULAMULA
PELAN,
MAKIN
LAMA
MAKIN
KENCANG.
PADA
SATU
4
BABAK EMPAT
PANGGUNG ADALAH SEBUAH JALAN CUKUP RAMAI. DARI SATU
ARAH MUNCUL AMARAL BERSAMA SEORANG ANAK KECIL, PUTRI
(ANAKNYA).
NONGKRONG,
DI
DEPAN
AMARAL
BEBERAPA
MENARI
ORANG
DENGAN
YANG
GEMULAI.
SEDANG
MUSIK
136
MENYODORKAN
KALENG
BEKAS
SUSU.
BEBERAPA
ORANG
137
PUTRI
Apa pantat orang-orang itu ada giginya ?
AMARAL
Tidak ! Tentu saja tidak ada !
PUTRI
Bagaimana mereka makan ?
AMARAL
Mereka akan memaksa memasukannya
Mereka memang sering memaksakan kehendaknya
Mereka akan memakan apa saja
Memakan siapa saja !!
PUTRI
Memakan ibu ?
AMARAL
Ya ! hampir saja
Hampir saja ibu mereka makan juga
Beruntung ibu punya benteng yang kokoh
AyahmuRio namanya !
( MENERAWANG JAUH )
Dia lelaki tampan juga gagah
Selalu melindungi ibu dari kerakusan orang-orang itu !!
PUTRI
Ayah hebat !!
AMARAL
Ayahmu memang hebat
Jauh lebih hebat dari Supermanapalagi Gatotkoco..
PUTRI
Ayah bisa terbang ?
138
AMARAL
Tentu, sayang ! Ayahmu bisa terbang
PUTRI
Ayah punya sayap ?
AMARAL
Tidak !
PUTRI
Kok nggak punya sayap bisa terbang ?!
AMARAL
Ia terbang dengan uangnya
Ia terbang dengan jabatannya
Ia terbang dengan ambisinya
Bahkan dengan pikiran-pikirannya
PUTRI
Ibu ngawur !!
AMARAL
( TERSENTAK KAGET )
apa benar ibu bicara ngawur ?
PUTRI MENGANGGUK. MENDEKATI KOTAK RAKSASA YANG
TERONGGOK
DI
SUDUT
LAIN.
ANAK
ITU
MENCOBA
UNTUK
KOTAK
RAKSASA
ITU.
AMARAL
SEPERTI
MULAI
139
PUTRI
Ibu pernah naik kotak ini ?
AMARAL
( TERSENYUM PAHIT )
Yayadulu ibu pernah menaiki kotak ini
Ibu juga pernah merasakan jatuh dari kotak ini
( SEDIH. MENGUSAP AIR MATA )
PUTRI
Ibu nangis ?
Kata ibu jangan pernah menangis
Kata ibu menangis itu bodoh !!
Kata ibumenangislah kalau menghadapi kematian
Siapa yang akan mati sekarang, Bu ?
AMARAL
( TERSENTAK KAGET )
Ibu tidak menangis
Ibu hanya ingat Buyutmu ibu juga ingat ayahmu
PUTRI
Apa uyut naik kotak ini, Bu ?
SEORANG LELAKI
Buyutmu tentu tidak pernah menaiki kotak ini, Nak !
Tapi ia seperti ditulis sejarah
Pernah melarang ibumu menaiki kotak ini
Inilah kotak raksasa kotak fantasi
Yang hanya akan membuat gila siapa saja yang menaikinya
AMARAL
( MEMBENTAK )
Jangan hancurkan anakku !
140
SEORANG LELAKI
Tidak mungkin, Nyonya !
Karena saya adalah tanah di sini
Tanah yang pernah menyaksikan bagaimana anda dulu
Demikian mabuk kesuksesan
Demikian mabuk kehormatan
Demikian mabuk kekayaanprestasipujiandan
AMARAL
Cukup !
PUTRI
( KAGET DAN HAMPIR MENANGIS )
Orang gila ya, Bu ?!
AMARAL
Ya, dia memang gila !
Ayo kita menyingkir dari sini
PUTRI
Ayo, Bu ! kita menyingkir
Ibu menari lagidan Putri main musik lagi
AMARAL MENJAUHI KOTAK RAKSASA DAN LELAKI MISTERIUS
ITU, TAPI ENTAH KENAPA KAKINYA SEPERTI TERPATOK. TAK BISA
MELANGKAH. PUTRI TAMPAK KAGET DAN TERUS MEMAKSA AGAR
AMARAL MENINGGALKAN TEMPAT ITU. LELAKI MISTERIUS ITU HANYA
TERSENYUM PAHIT.
PUTRI
Ayo, Bu !
Ibu harus nari nari, Bu !
141
AMARAL
Sebentar sayang ibu tidak bisa melangkah
SEORANG LELAKI
Kau tak mungkin meninggalkan tempat ini
Tanah ini adalah saksi
Bagaimana kau terbius fantasimu
Kau tak mungkin meninggalkan tempat ini
Tanah ini adalah saksi
Bagaimana kau tergila-gila kehidupan orang lain
PUTRI
Lari ibu ayo lari !
AMARAL
Tidak bisa sayang
PUTRI
Menari ayo ibu menari
Aku yang main musik.
PUTRI MAIN MUSIK DENGAN MULUTNYA. AMARAL MULAI
MENARI. TAPI ENTAH KENAPA TARIANNYA TIDAK LUWES. TARI ITU
PATAH-PATAH SEPERTI GERAKAN ROBOT. KAKU DAN MENYEBALKAN.
LELAKI MISTERIUS ITU LAGI-LAGI TERSENYUM.
SEORANG LELAKI
Kau tak bisa menari
Karena dulu kau pernah menghina tarian
Kau sering menelantarkan tarian
Kau anggap tarian adalah tiket masuk
Ke dunia gemerlap dan erotis
Kau telah menelantarkan tarian
Sekarang rasakan bagaimana tarian mengutukmu !!
PUTRI TERUS MAIN MUSIK DAN AMARAL TERUS MENARI PATAHPATAH. KEDUANYA TERUS MELAKUKAN ITU TANPA LELAH DAN TANPA
142
MEMPEDULIKAN LAGI ORANG-ORANG DI SEKITARNYA YANG MULAI
MENCIBIR. BEBERAPA ORANG BAHKAN ADA YANG MELEMPARNYA
DENGAN BEKAS MAKANAN DAN KOTORAN.
PUTRI
LaparBu, lapar !
AMARAL
Sebentar sayangtugas kita belum selesai
Ayomusiknya mana
Ibu akan menari terus
PUTRI
Laparlapar
AMARAL
Lapar ? apa itu lapar sayang ?
Ibu tidak pernah merasakannya
PUTRI BENGONG DAN MENATAP TAJAM KE AMARAL. LELAKI
MISTERIUS ITU LALU MEMBERI ISYARAT AGAR PUTRI MENDEKATI
KOTAK RAKSASA.
AMARAL
Buyutmu dulu tidak pernah mengajarkan ibu lapar
Buyutmu hanya mengajari bagaimana kita memberi orang lapar
Buyutmu memang hebat
PUTRI
Hebat seperti ayah, Bu ?
AMARAL
Ya, hebat seperti ayah !
143
PUTRI BENAR-BENAR MENDEKATI KOTAK RAKSASA ITU TAPI
TIDAK BERHASIL. LAGI-LAGI IA JATUH. AMARAL BERHENTI MENARI.
MEMEGANG PUTRI AGAR MENAIKI KOTAK ITU. PUTRI SEKARANG
TELAH MENAIKI KOTAK ITU. IA TAMPAK SUKACITA. ANAK ITU BAHKAN
MENARI-NARI. PADA SAAT PUTRI MENARI ITULAH DARI DALAM KOTAK
TERDENGAR ADA SUARA. PUTRI LONCAT MEMBURU AMARAL.
PUTRI
TakutPutri takut
SEORANG LELAKI
Ada yang tidak beres dengan kotak ini
Awas awas kalian menyingkir !!
Jangan-jangan ada bom waktu !!
AMARAL
Bom ? awwwbombom !!
Ke sini sayang ada bom
Bom!
( BERPIKIR MENGINGAT SESUATU. IA TERINGAT UCAPAN NENEK
KETIKA IA SEDANG BICARA DENGAN RIO )
Bom ? apa kentut ?
SEORANG LELAKI
Tenangsabarkalian harus bisa menjaga diri !
Percayalahselama ada saya,
semua aman dan terkendali !
PUTRI
Bom ?
Bom itu apa, Bu ? Bom itu manis apa pahit ?
AMARAL
Bom ituyabom itu seperti tangan raksasa
144
Akan merenggut siapa saja yang lemah
Bom itu
Ahsudahlah !
Nanti kalau kau besar, akan tahu apa itu bom !
PUTRI HANYA DIAM. BENGONG. BAHKAN TERLIHAT IA MULAI
FRUSTASI. IA MENDEKATI KOTAK ITU LAGI, TAPI CEPAT-CEPAT
DILARANG OLEH LELAKI MISTERIUS ITU.
SEORANG LELAKI
Lihatada yang bergerak di dalam kotak ini !
Ada kehidupan
AMARAL
Bukalah !
SEORANG LELAKI
Yasaya harus membukanya !
Satudua
Apa saya harus membuka ini ?
Kalau ini bom waktusaya pasti korban pertama
( BERPIKIR )
tapi nggak apa-apakesempatan untuk jadi pahlawan,
tak pernah datang dua kali
kalau ini bom waktu dan saya mati
tolong beritahukan pada tukang ketupat di sudut gang ini
saya sudah dua kali belum bayar
makan kerupuk tiga, tak pernah saya hitung
LELAKI MISTERIUS ITU MULAI MEMBUKA TALI KOTAK RAKSASA
ITU, KEMUDIAN BUNGKUSNA DIBUKA SATU PERSATU. LALU TUTUP
KOTAK ITU DIBUKA. ADA YANG MENGEPUL DARI DALAM KOTAK.
SEORANG LELAKI
Kurang ajar ternyata bukan bom
145
Ini hanya kotak kentut
Kau benar ini bukan bom tapi kentut
AMARAL
( MENENGOK KE DALAM KOTAK. IA KAGET )
ada orang ada orang
lihat ada orang
LELAKI
MISTERIUS
ITU
146
Ah, ternyata nenek masih bisa senyum
Tapi apakah nenek hidup atau mati ?
SEORANG LELAKI
Dia telah mati
Aku mencium bau bangkai tadi
Dia itu pasti arwah penasaran
NENEK
Aku bukan arwah penasaran
Tapi jasad dan jiwa penasaran !!
Karena belum tuntas bicara pada cucu dan cicitku !!
AMARAL
Nenek?
NENEK
Kau tak perlu kaget
Sejarah telah menuliskan semuanya dengan baik
Perjalanan kau juga telah dituliskannya
Ketika kau punya anakngamenmakan
Juga telah dengan baik dituliskannya
Percayalah !
AMARAL
Apa maksud nenek ?
NENEK
Aku hanya ingin mengatakan
Apa yang aku katakan dulu adalah kebenaran
Riomu memang brengsek
Sepanjang hidupnya terus brengsek !!
Sepertinya dia dilahirkan untuk brengsek !!
147
AMARAL
Sudahlah, Nek !
Rio itu suamikubapak cicit nenek ini !!
PUTRI
Uyut, Bu ?!
Uyut bau kentut, Bu ?
AMARAL
Yakarena uyut sudah tua
PUTRI
Apa semua yang tua bau kentut ?
NENEK
Tidak !
Tidak semua orang tua bau kentut !!
PUTRI BERLARI KE ARAH NENEK. AMARAL YANG MENCEGAH
TIDAK BISA MENGHALANGI. LELAKI MISTERIUS JUGA TAK BISA
BERBUAT APA-APA. NENEK KEMUDIAN MENGGENDONG PUTRI. IA
MULAI CERITA TENTANG KEHIDUPAN AMARAL TANPA MEMPEDULIKAN
AMARAL SENDIRI.
NENEK
Ibumu itu terlalu egois
Ia selalu menganggap benar sendiri
Padahal kebenaran itu milik semua !!
Milik bersama !!
PUTRI
Uyut masih batu kentut !!
NENEK
( TAK PEDULI DAN TERUS BICARA )
Kebenaran ada dimana-mana
148
Tidak boleh dikuasi oleh seseorang !!
Kalau saja ia tidak egois, tentu akan jadi lain ceritanya
Bapakmu juga sama-sama egois
Bahkan brengsek !!
PUTRI
Huhbau !!
NENEK
( TIDAK PEDULI DAN TERUS BICARA. TAK BISA DIREM )
Ia tidak saja membuat ibumu senewen
Tapi telah berhasil membuat malu sepanjang masa !!
Kau tau, Nak, ibumu pernah mau bunuh diri !!
Ia kira dengan bunuh diri semua urusan akan selesai
Tapi sudahlahkau jangan seperti ibumu
Pandanglah dunia dengan bijaksana !!
Minumlah jamu setiap saat kau merasa perlu
Jangan minum sirup
PUTRI
Mau sirup, Bu !!
NENEK
( TERSENYUM PAHIT )
Minum sirup itu manis sekarang !!
Enak sekarang !!
Tapi bisa membuat kamu mencret
Tapi jamupahit sekarang
Tapi bisa membuat kamu sehat !!
Paham kau ?
PUTRI
MENGGELENG
BAHKAN
MEMAKSA UNTUK
TURUN.
149
SEDIA KALA.
150
RUMAH
DI TUBIR
JURANG
S. YOGA
151
Para Tokoh
Eyang Kakung
: Usia 80
Tuan Sunan
: Setengah Baya
Nyonya Sumirah
: Setangah Baya
Papa (Umar)
: 23 tahun
Mama (Lastri)
: 23 tahun
Mawar
: 21 tahun
Noki
: 21 tahun
Ijah
Dikisahkan di sebuah rumah dihuni oleh Eyang Kakung ( pelupa dan sering mengigau sendiri ),
Tuan - Nyonya ( suami yang tak mampu mengendalikan rumah tangga dan istri yang pencuriga
dan egois ), Papa - Mama ( menikah dalam usia muda karena kecelakaan dan hidup berfoya-foya
), Mawar dan Noki ( pacarnya ) yang terseret dalam pergaulan bebas dan nikah siri tanpa diketahui
orangtuanya. Dan Ijah pembantu rumah tangga yang genit. Orang-orang inilah yang akan berjuang
keluar dari permasalahan hidup dan menyelamatkan citra keluarga besarnya dari kehancuran.
Ibarat negara, akan hancur kalau masing-masing daerah ( orang ) ingin bebas ( merdeka ) sendirisendiri tanpa mempertahankan aturan dan norma-norma moral yang berlaku.
152
1
( Rumah putih dengan perabotan antik, senapan angin di sisi kanan tembok, dua orang laki-laki dan perempuan setengah baya,
duduk menghadap dua buah layar tv, asyik menyaksikan dunia lain, sebuah dunia maya. Masing-masing menonton acara tv
kesukaan sendiri. Menghadap penonton. Di belakang nampak meja dan kursi lain, almari tempat menyimpan perkakas. Dari
belakang, tepatnya dari atas seorang pencuri meluncur turun dari atap dengan tali, mukanya dibalut kain hitam, persis ninja di
film-film. Pencuri dengan tenang dan kehati-hatian yang penuh, turun perlahan, mengambili perhiasan yang mudah didapat,
masuk ke dalam kamar tempat perhiasan lain disimpan. Kemudian naik lagi ke atas keluar dengan aman ).
TUAN SUNAN
Maafkan. Selama ini aku hanya diam saja. Habis bagaimana. Semua
sudah kau atasi sendiri. ( Sambil mengecilkan suara tv ).
NYONYA SUMIRAH :
( Batuk ). Tak ada yang beres di rumah ini. Semuanya maling. ( Batuk ). Sampai
obat saja hilang. ( Bicara sambil membawa minuman ke tempat duduk di depan tv ).
153
TUAN SUNAN
Kau kira aku yang mengambil. ( Sambil berdiri. Menyulut pipa rokok tapi tidak
berhasil ). Kita sudah tua, masak dari pernikahan dulu kita terus-menerus bertengkar.
Kapan hidup damai. Sebentar-sebentar protes. Ngambek. Memangnya masalah hidup
akan selesai dengan cara seperti itu.
NYONYA SUMIRAH :
Kau kira ada yang mendengarkan dan mempercayai kata-katamu. Dasar mata keranjang.
( Sambil berdiri, nampak mengingat sesuatu dan emosial ). Kau masih saja punya
perasaan sama tetangga sebelah kan. Ya aku tahu dia lebih bahenol dan lebih muda
dariku. Kau kira aku tidak tahu tiap pagi kau pura-pura memberi makan ayam-ayam di
belakang rumah, sambil bertukar pandang dengan dia. Iya kan. Mengaku saja. ( TUAN
SUNAN nampak salah tingkah ). Tiap hari pula aku perhatikan tingkah polahmu dan aku
mencoba bersabar. Tapi sekali lagi kau berbuat begitu, hari itu pula kau harus angkat
kaki dari rumah ini. Banyak saksi mata yang melihat kau sering bertemu dengan Rukiah,
di terminal, di pasar sayur. Pantas suka pura-pura membantu aku belikan sayur. Ternyata
ada udang di balik batu. Dan berapa kali kau tua bangka berboncengan dengan dia. Aku
tidak bisa ditipu. Semuanya aku ketahui dengan persis. ( Ketika TUAN SUNAN hendak
mendekat, NYONYA SUMIRAH menjauh, nampak benci ). Jangan sentuh aku lagi.
Semuanya telah berakhir. Sudah berakhir. ( Berkemas, masuk kamar ). Aku benci. Aku
benci. Aku benci.
( TUAN SUNAN hanya bisa menatap kosong ruang tamu yang sunyi. Mematikan semua tv, duduk di sofa panjang. Berdiri,
berjalan memandangi potret, kenangan pengantin, nampak tersenyum, membersihkan foto yang sudah berdebu, kembali
memasangnya, dengan kebahagiaan kecil. Berjalan ke almari, mencari-cari pipa gadingnya di dalam almari, ternyata sudah
tidak ada. Mencari lagi ke sana ke mari, namun tidak menemukan. Melihat kamar NYONYA SUMIRAH dengan kesal, rasanya
ingin membalas dendam ).
TUAN SUNAN
Aku tahu siapa yang mencuri di rumah ini. Aku sudah merasa sejak dulu. Dulu kelihatan
baik. Tapi akhirnya semuanya terbongkar sudah. Dia pencuriga. Sama tetangga saja dia
tidak bisa akur. Apa dia tidak sadar sebentar lagi akan mati. Mestinya ia berbaik-baik
dengan semua orang. Tidak justru penyakit dengki dan curiganya bertambah parah. Aku
sebagai kepala keluarga rupanya tidak pernah dihormati. Sikap egoisnya telah
menguasai seluruh hidupnya. Keberadaanku sebagai suaminya rasanya tidak diakui lagi.
Diremehkan. Tapi biarlah, suatu saat, ia pasti akan sadar.
2
( Dari arah kamar belakang muncul seorang kakek, rambut putih semua. Membawa pipa gading dan merokok, pakai baju jas
lengkap dengan sepatu mengkilap. Membawa tas kerja dan tongkat keramat. Berjalan penuh wibawa meski jalannya
sempoyongan. Duduk di depan meja dan segera mengeluarkan kaca mata minusnya, mengeluarkan arsip-arsip yang ada di
dalam tas, memeriksa dan sesekali membaca kertas kerjanya. Sebelum dilanda kepikunan yang menumpuk, ia seorang manajer
di sebuah perusahaan roti miliknya sendiri. Dulu begitu dihormati. Namun setelah kepikunannya kumat ia bagai sampah, tak
ada gunanya, diremehkan anak buahnya dan semua orang, bahkan dianggap meresahkan dan membuat repot keluarga, hampir
ia akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa, tapi ditolak oleh pihak rumah sakit, pernah di panti wreda, sebulan kemudian pihak
panti keberatan. Keluarga TUAN SUNAN tidak bisa berbuat banyak, mereka harus mengurusnya. TUAN SUNAN kemudian
mendekati dan mengamat-ngamati pipa gading yang dibawa EYANG KAKUNG, yang diletakkan di asbak. Pipa gading itu
154
diambil TUAN SUNAN, diamat-amati dengan seksama, sebelum pipa dikembalikan lagi sudah direbut kembali oleh EYANG
KAKUNG ).
TUAN SUNAN
EYANG KAKUNG
TUAN SUNAN
EYANG KAKUNG
Bagus. Bagus. Rencananya hari ini akan ada rapat perusahaan. Kamu tahu tidak rasarasanya perusahaan ini sudah menggaji para buruh lebih dari cukup. Bandingkan dengan
perusahaan lain. Silahkan. Bapak-bapak dan Ibu-ibu semua yang hadir dalam rapat
perusahaan hari ini. Tentunya semua yang hadir sudah memegang laporan perusahaan
akhir-akhir ini. Dan silahkan dibaca. Silahkan. Pertanyaannya. Bagaimana mungkin
perusahaan ini sudah mengalami kemerosotan yang begitu dratis. Pemasaran tidak jalan.
Sehingga di sana sini tidak ada pemasukan keuntungan sama sekali, kalau begini terus,
perusahaan akan bangkrut. Bangkrut. Kalau bangkrut aku akan keluar dan kalian tidak
akan aku beri pesangon sama sekali. Aku akan jual perusahaan dan kemudian akan aku
inveskan pada perkebunan durian. Di sana aku akan hidup lebih sederhana lagi dan akan
bahagia sekali melihat kebun-kebunku. Aku akan membuat pondok rumah yang indah.
Dan cucu-cucuku akan aku bawa ke sana semua setiap bulan sekali. Aku akan bahagia.
Aku akan beli beberapa kuda terbaik yang ada, akan aku gunakan untuk tunggangan
pribadi. Karena istriku sudah meninggal aku akan memohon kepada anak-anak untuk
mencarikan istri lagi yang lebih cantik dan sempurna. Ah rasanya hidup akan
membahagiakan.
TUAN SUNAN
Betul sekali Kung. Dan sekarang calon istri Kakung sudah ada di sini.
EYANG KAKUNG
TUAN SUNAN
Tidak. Sekarang Tuan Putri sudah ada di kamar Kakung. Sudah menunggu sejak tadi.
Sebaiknya Kakung lekas tidur. ( Sambil membimbing EYANG KAKUNG ). Ijah ! Ijah !
IJAH
TUAN SUNAN
Tolong Kakung di antar ke kamar Tuan Putri. Kung Tuan Putri sudah menunggu.
Kakung nanti langsung tidur duluan saja. Iya. Iya Tuan Putri yang cantik jelita sudah
menunggu.
EYANG KAKUNG
Ah betapa bahagianya hidup ini. Tuan Putri yang cantik jelita tunggu aku sebentar.
Tunggu jangan tidur duluan. Ah Tuan Putri. Terima kasih anakku. Kamu memang anak
yang berbudi luhur sama orang tua. Aku doakan kamu mendapatkan istri yang paling
cantik sedunia. Seperti Cleopatra. Seperti Ken Dedes. Aha jangan mereka kan gila
kekuasaan. Perempuan kalau gila kuasa apa pun akan ia lakukan. Menghalalkan segala
cara. Kecantikan dan tubuhnya akan ia manfaatkan. Lebih baik cari perempuan cantik
yang alamiah. Aha kenangan masa lalu. Kenangan yang indah. ( Bernyanyi sambi
menari-nari, merayu-rayu IJAH, sesekali mencubit pipi IJAH ).
155
Klambi abang nggo tondo moto
Wedak pupur nggo golek dhuwit
TUAN SUNAN
Iya Kung. Iya. Tuan Putri ada di dalam. Sudah tidur. Jangan brisik. Nanti Tuan Putri
terbangun. Kakung nyusul tidur ya. Kasihan Tuan Putri sendirian. Silahkan masuk.
( Setelah EYANG KAKUNG dan IJAH masuk, TUAN SUNAN nampak pikirannya lelah,
duduk di sofa ). Hancur semua. Hancur semua. ( Masuk kamar. Eksit ).
3
( Dua orang pasangan muda masuk, habis berbelanja, membawa bawaan barang-barang. Meletakkan barang-barang di atas
meja. Duduk di sofa nampak capai. Yang laki-laki tinggi kurus berwajah oval, yang perempuan berwajah bundar, pupurnya agak
pudar. Pasangan keluarga muda ini nampak dengan lagak gaya sok modern ).
MAMA
( Sambil memeriksa barang ). Papa tadi ada barang yang lupa kita beli. Baju itu.
Kosmetik itu. Kenapa kita lupa. Papa lupa kan beli piyama. Kenapa kita menjadi pelupa.
Jangan-jangan penyakit Kakung sudah menular pada kita. ( Berdiri nampak kesal.
Berjalan modar-mandir ). Semua nampaknya sudah tidur. ( Melihat jam ).
PAPA
Panggil saja Ijah. Untuk membereskan ini. Suruh buatkan Papa kopi.
MAMA
Ijah ! Ijah !
IJAH
MAMA
PAPA
Ijah. ( Dengan suara mesra, dan terus memandangi IJAH ). Jangan lupa buatkan kopi
kesukaan Papa. ( Nampak MAMA tidak suka akan sikap PAPA, cemburu ). Cepat ya,
Ijaaahh. Apa si kecil sudah tidur.
IJAH
PAPA
Begitu saja cemburu. Tidak apa kan sekali-sekali bersikap mesra sama pembantu. Agar
mereka merasa kita hargai. Begitu sayang. Jagan cemberut. Nah begitu kan manis. Lho
masih masam. Kalau gitu aku hitung tiga kali. Pasti tersenyum. Satu. Ha bibirnya mulai
tersungging. Dua. Sudah mulai tersenyum. Oh senyumnya baru sedikit. Senyumnya
dikulum. Dua setengah. Mulai merekah. ( MAMA lantas terseyum dan marahmarah ).
MAMA
Aku tidak suka Papa menggoda begitu. Sudah. Sudah jangan bercanda. ( PAPA terus
menggoda. Terjadi kejar-kejaran di ruang. Sesekali PAPA tertangkap namun dapat
meloloskan diri. Terus bercanda. Mereka hampir berpelukan. Lalu MAMA meloloskan
diri kembali ke sofa, menghempaskan tubuh, mengambil buah jeruk, mengupas ).
IJAH
( Sambil menghidangkan kopi ). Ini kopinya, Tuan. ( PAPA hanya mengangguk, matanya
tetap nakal ).
156
PAPA
Ngomong-ngomong kapan kita bisa punya rumah sendiri. Masak terus-terusan numpang
di mertua. Malu kan.
MAMA
PAPA
Bukan masalah itu. Tapi bagaimana tanggung jawab seorang suami. Di samping itu
tidak enak kan sama tetangga. Penilaian tetangga itulah yang paling berat. Mereka sama
sekali tidak mau tahu kondisi kita yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita
numpang di mertua. Itu saja. Karena tidak tahu itulah, omongan mereka tidak bersumber
pada kebenaran. Jadinya yang diomongkan yang jelek-jelek saja. Kata pepatah lebih
baik menunjukkan sedikit kebaikan kepada mertua dan jangan tinggal bersamanya.
Daripada menunjukkan kebaikan yang banyak tapi tinggal bersamanya. Karena jika
tinggal bersamanya kalau ada kejelekan sedikit saja maka semua kebaikan kita akan
hilang. Seumur hidup yang dikenang dan dibicarakan hanya kejelekan-kejelekan kita
saja.
MAMA
Maunya Papa bagaimana. Papa mau beli rumah. Memangnya kita punya uang.
PAPA
Ya itu masalahnya. ( Mereka terdiam cukup lama. Berpikir. PAPA minum kopi, berdiri
dan berjalan hilir mudik ).
MAMA
Selama ini kita tidak pernah nabung. Kerjaan Papa juga tidak mesti. Kalau ada proyek
baru kerja.
PAPA
Bagaimana kalau kita minta warisan terlebih dahulu. Tanah warisan itu bisa kita jual
untuk beli rumah.
MAMA
Papa nggak salah ngomong toh. Orang tuaku masih hidup. Masak kita minta warisan
terlebih dahulu.
PAPA
Sama saja toh nantinya kita juga akan menerima. Papa kira Ayah Ibu akan setuju melihat
kondisi kita seperti ini.
MAMA
PAPA
Ya harus Mama yang ngomong. Mama yang bisa merayu. Pasti mau. Kalau Papa pasti
sulit. Ibumu sih keras sekali. Kaku.
MAMA
PAPA
MAMA
PAPA
Ya berdua.
MAMA
Berdua.
PAPA
( Sambil dinyanyikan ). Selamanya kita selalu berdua. Selamanya kita selalu satu. Dalam
suka dan duka. Selamanya kita bahagia. Selamanya kita berdua. Berdua selamanya.
( Mereka nampak gembira. Berdansa sambil masuk kamar. Eksit ).
157
( Pagi hari, di teras rumah yang nampak luas, bercat putih, di pinggir teras depan ada tulisan Jl. Tubir 275. Di teras ada satu
meja, dua kursi, dan EYANG KAKUNG tidur di kursi panjang, ada beberapa pot bunga, tempat menyiram air, suasana nampak
asri. PAPA dan MAMA masuk dari luar sehabis kerja. Nampak wajahnya tegang. Seolah habis bertengkar. Mereka duduk dikursi
saling tak peduli ).
PAPA
MAMA
PAPA
MAMA
PAPA
Papa
menyalahkan
kapitalis
itu
kenapa
PAPA
Ya sedikit sosialislah.
MAMA
PAPA
158
MAMA
PAPA
TUAN SUNAN
NYONYA SUMIRAH :
MAMA
PAPA
MAMA
Papa !
PAPA
Mama !
MAMA
Papa !
PAPA
Mama !
TUAN SUNAN
MAMA
PAPA
NYONYA SUMIRAH :
MAMA
159
NYONYA SUMIRAH :
MAMA
TUAN SUNAN
Hak apa ?
MAMA
PAPA
NYONYA SUMIRAH :
PAPA
NYONYA SUMIRAH :
PAPA
NYONYA SUMIRAH :
( MAMA dan PAPA wajahnya nampak sangat kecewa, lekas masuk rumah. Suasana
kemudian senyap. TUAN SUNAN dan NYONYA SUMIRAH saling menarik nafas
dalam-dalam ).
160
( Dua orang remaja membawa tas, sangat modis, yang perempuan sedikit menor,
yang laki-laki sedikit macho. Masuk ke halaman, ke teras rumah ).
MAWAR
NYONYA SUMIRAH :
Assalamualaikum.
Walaikumsalam. ( Mereka saling bersalam-salaman,
nampak NYONYA SUMIRAH tidak suka dengan NOKI ).
MAWAR
NYONYA SUMIRAH :
Baik-baik.
MAWAR
Kakung bagaimana.
TUAN SUNAN
NYONYA SUMIRAH :
MAWAR
Gimana Pak Pos sih, ini udah dua minggu aku kirim.
( Mengambil surat ). Cap kantor pos di sini saja tanggal
10, berarti sudah seminggu yang lalu. Dasar Pak Pos
males.
NYONYA SUMIRAH :
TUAN SUNAN
MAWAR
NYONYA SUMIRAH :
161
mandiri. Mawar percaya segala sesuatu keputusan Ibu
sebenarnya ingin membahagiakan diri Mawar, namun
harus Ibu ketahui bahwa tidak setiap keputusan Ibu yang
berkaitan dengan Mawar selalu baik buat Mawar. Seperti
hubungan Mawar dengan Noki, memang Ibulah yang
paling tidak setuju karena berbagai pertimbangan..
NYONYA SUMIRAH :
dan
NYONYA SUMIRAH :
Bagaimana Ayah ?
( Begitu TUAN SUNAN hendak menjawab NYONYA
SUMIRAH memotong ). Semua masalah anak-anak Ibulah
yang bertanggung jawab. Semua yang memutuskan Ibu.
Tidak boleh ada yang membantah keputusan Ibu. Kalau
Ibu sudah memutuskan, tentu demi kebahagiaan anakanak. Kebaikan Ibu dan masa depan kalian. Demi nama
baik keluarga.
NOKI
NYONYA SUMIRAH :
MAWAR
162
MAWAR
NYONYA SUMIRAH :
Itu tidak sah. Kami tak ada yang dilibatkan. Itu tidak sah.
NOKI
MAWAR
Noki benar Ibu. Ibu tidak boleh keras seperti ini. Ini
MAWAR
NOKI
NOKI
Ya. Karena kami suami istri dan hal itu sudah sah.
NYONYA SUMIRAH :
NOKI
NYONYA SUMIRAH :
NOKI
163
TUAN SUNAN
Biar
pikiran
tenang.
Semua
masalah
dapat
Tidak bisa. Sudah tidak usah ikut campur urusan ini. Biar
aku atasi sendiri. Ketahuilah anak muda, Ibumu dulu
seorang pelacur, aku tahu persis. Dan Ayahmu seorang
mantan preman yang kerjanya merampok. Seorang
bajingan. Kalian berasal dari keluarga rusak.
NOKI
diriku,
dia
pernah
diperkosa,
siapa
yang
TUAN SUNAN
NYONYA SUMIRAH :
MAWAR
TUAN SUNAN
NYONYA SUMIRAH :
MAWAR
164
NYONYA SUMIRAH :
NOKI
NYONYA SUMIRAH :
NOKI
NYONYA SUMIRAH :
( NOKI eksit. Lampu perlahan meredup hingga gelap, diiringi kesedihan yang
menusuk-nusuk. Mereka terdiam seperti patung hendak runtuh ).
6
( Di ruang makan, meja makan memanjang. NYONYA SUMIRAH duduk di kursi yang
mengesankan bahwa dia pemimpin keluarga. Di kelilingi MAMA, PAPA, MAWAR,
EYANG KAKUNG dan TUAN SUNAN. IJAH sibuk menyiapkan hidangan makan
malam. Suasana agak tegang saling curiga dengan pandangan mata yang ganjil dan
mengancam. Sambil mulai makan ).
NYONYA SUMIRAH :
165
ketemu juga. Berarti ada maling di rumah ini. Apa
mungkin Ijah yang mengambil. ( Terdiam semua ). Umar
! Jadi benar kau telah melakukan pada Mawar ? ( PAPA
hanya diam saja, menunduk ).
MAMA
EYANG KAKUNG
MAWAR
NYONYA SUMIRAH :
EYANG KAKUNG
Oh
gendero londoku. Oh
klambi abangku. Oh
166
Menunggu Kakung. ( EYANG KAKUNG menurut sambil
ngomel klambi abang ).
NYONYA SUMIRAH :
menjadi
jelaga
dalam
sejarah.
Tidak
bisa
MAWAR
MAMA
NYONYA SUMIRAH :
TUAN SUNAN
Tabiatmu
itulah
yang
menghancurkan
semua
ini.
tidak
dirasakan
tapi
dampak
dari
167
NYONYA SUMIRAH :
TUAN SUNAN
mendegarkan
pendapat
orang
lain.
Tidak
mau
168
Mereka kalah. Mereka kalah. Mereka menyerah. Mereka
menyerah dalam hidup. Kita menang dalam hidup.
IJAH
: Pasukan !
EYANG KAKUNG
IJAH
Siap !
Dua. Tiga. Belok kiri. Grak. Satu. Dua. Tiga.
( EYANG KAKUNG dan IJAH masuk kamar. Eksit. Yang lagi terdiam dalam kebisuan
yang memuncak, terpikirkan atas nasib hidupnya masing-masing. Merefleksi diri.
Jalan apa yang harus ditempuh ).
7
( Seperti adegan pertama. NYONYA SUMIRAH dan TUAN SUNAN menghadap layar
kaca masing-masing, menghadap penonton, sementara meja dan kursi sofa ada di
belakang. Larut malam. Ada suara kentongan bertalu-talu. Mereka asyik menonton tv
sendiri-sendiri, sesekali berganti ke chanel lain. Wajah mereka dingin, diam, seolah
sedang memikirkan sesuatu, sorot matanya kosong, tak peduli pada sekitar, tak peduli
pada yang lain. Seorang pencuri masuk dengan baju ninja, turun dari atas dengan
tali yang mengelantung, turun perlahan dengan tenang, membuka almari, mengambil
barang, masuk kamar NYONYA SUMIRAH, mengambil barang, perhiasan dan uang,
kembali, tertarik pada jam tangan yang tergeletak di meja dekat sofa ).
EYANG KAKUNG
169
muak dengan kelakuan EYANG KAKUNG yang selalu
mengganggu hidup mereka ). Jangan bergerak ! Aku
tembak ! Angkat tangan !
PAPA
sambil
menari
berputar-putar
dengan
Tul jaenak
Jare jatul jaeji
Kuntul jare banyak
Ndoke bajul kari siji
Abang-abang gendero londo
Wetan sitik kuburan mayit
Klambi abang nggo tondo moto
170
( NYONYA SUMIRAH dan TUAN SUNAN cuek bukan main. Perlahan dan pasti
mereka mengeraskan suara tv, sehingga suara nyanyian EYANG KAKUNG, PAPA
dan IJAH perlahan hilang, tak terdengar meski penampakan mereka masih menarinari. Seolah menggoda kehidupan. Lampu mulai meredup perlahan hingga hitam
kelam. Tinggal suara televisi yang makin mengeras, berisik tak terusik, silih berganti,
tak jelas suara apa yang terdengar, sahut menyahut, melambung-lambung, kering di
telinga. Sampai puncaknya, tiba-tiba suara itu mati, seolah ada chanel yang
terputus ).
***
S E L E S A I
B I O D ATA
S. Y O G A
171
S. Yoga dilahirkan di Purworejo Jawa Tengah tahun 70an, semasa kecil gemar
akan wayang dan ketoprak, sejak SD sudah berkenalan dengan bacaan anak majalah
Bobo dan Si Kuncung, perpustakaan di sekolah dasar merupakan pemicu utama
kenapa ia akhirnya bergelut di dunia sastra. Sewaktu SMA ia telah memilih jurusan
Bahasa dan Budaya sehingga banyak mempelajari sastra dan budaya, waktu itu ia
kesengsem dengan karya-karya, Danarto, Iwan Simatupang, Budi Darma dan Putu
Wijaya. Bersama teman-teman SMA tahun 1988 ia pernah membuat antologi cerpen
dan puisi; Kering Shanira.
Kemudian melajutkan kuliah di Jurusan Sosiologi FISIP Unair Surabaya, di mana ia berkenalan
dengan teori-teori ilmu sosial. Beberapa karya-karyanya masuk antologi lomba cipta cerpen dan
puisi, dan juga banyak disebarluaskan di majalah dan media massa. Kini bekerja sebagai
Fasilitator Kecamatan untuk Program Pengembangan Kecamatan di Madiun
172
( Seorang perempuan remaja memakai kruk berjalan tertatih-tatih ke tengah
panggung. Berhenti Diam. Matanya menerawang jauh ke depan. Kemudian dia duduk
di tengah panggung. Menangis terisak )
Aisyah
Emak akan pulang, kan ? Lihat, lihat aku telah menemukan beberapa butir peluru
yang membuat Bang Yunus terkapar dan mati ? Peluru yang manghadiahkan
kematian bagi Bang Yunus saat ulang tahunnya yang ke-25. Sebelum dia berangkat di
pagi itu menuju Jawa, tempat dia menuntut ilmu.
Tapi mereka siapa, Mak ? Meraka siapa, Yah ? Orang orang yang berbaju doreng
itu ? Katanya, mereka datang hendak membebaskan kita dari penderitaan yang
berkepanjangan ini ? Orang-orang itu menuduh Bang Yunus sebagai mata-mata, entah
mata-mata siapa. Mereka hanya bisa menuduh tanpa alasan yang jelas, atau memang
itu sudah tabiat mereka ?
Mengapa kita tak pernah merdeka, Mak ? Tapi, merdeka itu sebenarnya artinya apa,
Mak ? Dan peluru tak mungkin bisa diajak bicara. Dan di Meunasah juga tak pernah
diajari apa itu peluru, untuk apa peluru dan bagaimana cara membunuh dengan
peluru.
( Dari dalam ada suara memanggil-manggil )
Noora :
Aisyah, Aisyah, dimana kau ? Hari sudah menjelang maghrib.
Aisyah :
Hari sudah menjelang maghrib ? Bagiku hari sama saja. Bagiku waktu sama saja.
Penindasan dan kekejaman.
Noora :
Aisyiah, Aisyiah, dimana kau ? Tak baik Inong keluyuran maghrib-maghrib. Kau
dimana ?
Ada suara anak-anak menyanyi :
Bungong jeumpa..,bungong jeumpa.meugah di Aceh
Bungong telebehbungong telebeh..indah lagoina..
173
174
175
Tak ada yang akan membakar Meunasah kita, Aisyah. Percayalah. Yakinlah. Semua
akan aman-aman saja.
Aisyah :
Kau jangan bohong, Noora. Kamu jangan terpengaruh apa kata-kata mereka.
Meunasah adalah juga pusaka kita. Tanpa Meunasah kekuatan kita akan lemah dan
mudah dibodohi lalu dibunuhi. Meunasah itu punya sejarah panjang, Noora. Para
pejuang tanah air ini yang membangunkannya, sejak jaman kejayaan tanah air ini.
Aku tak yakin orang-orang jahat itu akan membiarkan Meunasah itu tetap berdiri.
Mereka
takut
pada
gemuruh
suara
anak-anak
mengaji,
suara
anak-anak
bersyalawatan, anak-anak berpuisi dari dalam Meunasah itu. Mereka takut. Maka
mereka berusaha membakar Meunasah kita dan membunuh kita dan teman-teman
kita. Sadarlah, Noora.
Lihat pelor-pelor di tanganku ini, Noora. Ini yang telah membunuh Bang Yunus,
Hasan, Ibrahim, Laka, Maryam, Fatimah dan teman-teman kita yang lain. Lihat, darah
kering mereka masih ada. Dan ini sebutir peluru yang menghajar pahaku dan
membuat kaki satuku pincang. Mereka tak peduli siapapun, mereka akan
menghancurkan Meunasah itu meski yang menghalang-halangi mereka, anak-anak
seperti kita, mereka tidak peduli bahkan kalau perlu menembaki membunuhi.
Mungkin mereka tak pernah mengalami masa remaja seperti kita dan juga tak pernah
punya anak seusia kita. Karena mereka sudah disiapkan hidup sebagai makhluk yang
buas, yang membunuhi siapa saja.
Terdengar lirih anak-anak bersholawatan. Tapi tiba-tiba terdengar rentetan senapan.
Ada isak tangis. Ada jeritan menyayat.
Aisyah menutupi kedua telinganya. Tubuhnya bergetar. Noora berusaha
menenangkan.
Aisyah :
176
Dengar, dengar
derap
langkah
mereka
mulai
mendekat.
Mereka
bersiap
menghancurkan Meunasah kita. Mereka akan membakar Meunasah kita. Mereka akan
membakar Meunasah kita.
177
Perlahan ada iring-iringan jenazah. Anak-anak remaja mengusung sebuah keranda.
Lamat-lamat. Bisu. Sunyi. Lenyap. Kemudian lagu bungong jeumpa muncul kembali.
Aisyah bangkit.
Matanya sayu. Kemudian Noora memeluk erat tubuh Aisyah kembali. Membenamkan
kepalanya dalam dekapannya. Lalu menyenandungkan lagu bungong jeumpa
beriringan dengan nyanyian bungong jeumpa yang sayup dinyanyikan anak-anak.
Aisyah :
Noor, pohon bungong jeumpa di halaman Meunasah kita, yang merupakan pohon
bungong jeumpa satu-satunya di kampung kita, masih hidup ? Masih ada bunganya ?
Beberapa hari yang lalu, bunganya mekar lebat-lebat. Aku memetiknya kemudian
kusuling menjadi minyak, lalu aku berikan untuk Bu Salehah dan kubagi-bagikan
kepada teman-teman kita agar semua merasakan wanginya. Dan untuk Bu Salehah, itu
hadiahku untuk acara pernikahan dia, agar kedua mempelai itu lebih wangi. Dan akan
aku nyanyikan lagu bungong jeumpa sewaktu mereka melangsungkan pernikahan
nanti. Pohon bungong jeumpa itu masih ada, kan ?
Noora :
Pohon bungong jeumpa itu masih ada. Kamu jangan khawatir. Penghuni Meunasah itu
juga kita akan selalu menjaganya, akan selalu merawatnya agar bunganya lebat, agar
kita bisa memetiknya, agar kita bisa menyuling minyaknya, agar kita bisa membagi
wanginya kepada siapa saja.
Aisyah :
Membagi wanginya kepada siapa saja ? Aku tidak mau membagi wanginya kepada
orang-orang yang ingin membakar Meunasah kita dan membunuhi orang-orang
kampung kita, Noor. Aku tidak rela membagi wangi bungong jeumpa kepada mereka,
aku pun tak rela jika kau melakukannya.
Noora :
Aisyah, bukankah kebaikan kita untuk siapa saja, hatta mereka adalah musuh kita.
Bukankah Sang Nabi melarang kita untuk mendendam. Ketika batu-batu Taif
dilemparkan tangan-tangan kasar itu sampai melukai tubuhnya, sampai darahnya
178
menggenangi terompahnya, beliau tidak mengumpat, ataupun menyumpah serapahi
manusia-manusia itu, tapi malah beliau mendoakan dengan doa yang indah. Jangan
menyimpan dendam, Aisyah.
Aisyah :
Tapi hendak membakar Meunasah kita. Bukankah Sang Nabi juga menyuruh agar
kita tidak lari ketika bertemu musuh, apalagi musuh hendak menghabisi kita. Noora,
aku tak rela jika mereka menghanguskan Meunasah juga pohon bungong jeumpa kita.
Aku tak rela. Aku tak rela. Lihat ini buktinya, pelor-pelor ini, Noora ! Apa tak cukup
kekejaman mereka, yang membunuhi tidak hanya bapak dan ibu-ibu kita, bahkan
anak-anak seperti kita. Apa artinya peperangan ini, Noora. Apa artinya ? Apakah
orang-orang tua hanya bisa menyelesaikan dengan jalan kekerasan ? Dan kematian,
Noora ? Bukankah terlalu indah jika atas nama Allah, seperti yang dikisahkan pada
Hikayat Perang Sabil. Kita tak perlu takut pada kematian, Noora meski kita merasa
masih remaja.
Karena kematian akan datang menjemput siapa saja tak memandang usia.
Kematian lebih pasti meminang kita. Saat bunga-bunga sejati diberikan pada kita.
Dan Meunasah kita akan ada yang menjaganya, meski kita mati dahulu, insya Allah,
meski hanya ruhnya. Jangan-jangan kau pikir remaja-remaja yang hadir adalah
remaja-remaja teroris, bukan, tapi remaja-remaja yang punya keberanian
mempertahankan kedaulatan negeri ini. Bahkan remaja-remaja pengecut yang
bersembunyi di ketiak harta dan narkoba. Dan pohon jeumpa itu akan selalu rimbun
bunga-bunganya, akan menaburkan semerbak wangi ke penjuru negeri.
( Kemudian ada seorang anak perempuan berlari tergesa-gesa )
Seorang anak perempuan :
Cepat, cepat lari, selamatkan diri kalian. Mereka telah datang hendak menghancurkan
kampung kita. Juga Meunasah kita.
Aisyah terperanjat. Juga Noora.
179
Aisyah :
Sudah kubilang apa. Mereka sama saja. Untuk apa kita berlari dari mereka. Aku tak
mau mati dalam kepengecutan dan kemunafikkan. Aku akan melawan mereka.
Meunasah itu tak boleh hancur. Aku tak rela jika Meunasah itu hancur. Aku tak rela.
Noora menarik-narik tangan Aisyah untuk segera pergi menghindar dari bahaya yang
mengancam, tapi Aisyah meronta-ronta. Sampai akhirnya tangan Aisyah lepas dari
pegangan Noora dan Aisyah pun bergegas tertatih menyongsong maut. Sedangkan
Noora mengejar Aisyah sambil kebingungan.
Kemudian terdengar sayup nyanyian
bungong jeumpa..bungong jeumpa meugah di Aceh
bungong lelebeh..bungong lelebeh indah lagoina
puteh kuneng mejampu mirah
keumang siulah cidah that rupa
sayup. Redup. Hanya suara rentetan bedil dan api yang menggejolak.
Bogor,1425
Zakh Syairum Majid ( Surono B Tjasmad )
BIODATA PENULIS
Zakh Syairum Majid (Surono B Tjasmad), lahir di Pekalongan, 16 Mei 1980, alumni
Institut Pertanian Bogor. Aktif sebagai Wakil Ketua Forum Lingkar Pena Bogor.
Karya berupa cerpen dan puisi pernah dimuat dalam : Republika, Suara Karya,
Tabloid MQ, Elegi Gerimis Pagi (Antologi Cerpen Mini KSI Award 2002), Yang
Dibalut Lumut (Antologi Cerpen Lomba Kreativitas Pemuda 2003, Depdiknas), Muli
Sikep (Antologi Cerpen Krakatau Award 2003), dll. Cerpennya yang bertajuk Elegi
Gerimis Pagi memenangkan Komunitas Sastra Indonesia Award 2002, sedangkan
cerpennya yang berjudul Jejak-Jejak Terhapus Hujan memenangkan juara III
180
Lomba Cipta Cerpen Kreativitas Pemuda Depdiknas 2003. tinggal di Wisma Dolphin
Balebak 32 Balumbangjaya, Bogor. (0251) 621628 / 081310326178.
181
SITTY NOERBAJA
OLEH
ILHAM YUSARDI
182
PEMAIN
Seorang perempuan muda, berperan sebagai SITTY NOERBAJA
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN
Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH
Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH
Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )
Beberapa orang SISWA.
I.
183
PENTAS MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN ATAU HALTE TEMPAT
ANAK-ANAK SEKOLAH MENUNGGU JEMPUTAN ATAU ANGKUTAN
UMUM. DI SITU MANGKAL SEORANG PEDAGANG GEROBAK YANG
MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN. DI SEBELAH KIRI
TERDAPAT SEBUAH RAMBU-RAMBU YANG MENUNJUKAN TEMPAT
PERHENTIAN BUS.
SITTY,
SAMSULBAHRI, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK. MEREKA
BERCENGKRAMA SEPERTI ADAYANG DIPERDEBATKAN.
BAKHTIAR :
Yang namanya hidup di dunia tentu harus dengan akal, pandai-pandai. Kalau hidup di
akhirat baru mesti dengan iman.
SITTY :
Tapi, melihat jimat saat ujian tadi kamu bilang pandai, Bakhtiar ? Bukankah itu cara
yang licik.
ARIFIN :
Kalau saya berpendapat lain. Yang dilakukan Bakhtiar diwaktu ujian tadi namanya
licik pandai, bukan cerdik pandai.
BAKHTIAR :
Aah, hei. Untuk hasil maksimal dibutuhkan usaha yang maksimal. Betulkan Samsul ?
SAMSUL :
Kata-kata itu benar. Kamunya yang tidak benar. Usaha maksimal bukannya
menghalalkan segala cara. Ingat, alam terkembang jadikan guru. Bisa-bisa berubah
pepatah itu, jimat terkembang otak membeku.
SEMUA TERTAWA MENDENGARNYA
PEDAGANG :
Oi ! onde-onde, onde-onde mande. Tertawa sambil makan onde-onde pasti lebih
asyik.
( SITTY MEMERIKSA SAKUNYA )
SITTY :
Ujian tadi baru tahap percobaan. Apakah kamu bisa melihat jimat saat ujian akhir
yang sebenarnya, Bakhtiar ?
ARIFIN :
Kalau saya berpendapat lain. Resiko untuk melakukan kecurangan di ujian akhir
sangat besar. Melihat kiri-kanan saja mungkin dicurigai. Bertanya tetangga ?, sesekali
jangan. Nah, apalagi lihat jimat, kertas kecil apapun jenisnya pasti akan gagal.
SAMSUL :
Barangkali Bakhtiar siap dengan resiko, didiskualifikasi.
ARIFIN :
184
Nah..., dari pada kepala pusing. Menurut pendapat saya. Lebih baik begini.
Pertanyaan yang tidak terjawab oleh kita, gunakan pilihan bantuan. Pertama, ask the
audience, kode tetangga-tetangga sebelah. Kalau dicurigai, urungkan niat. Kedua,
phone a friends, siapkan kertas kecil untuk sms-sms-an, bantu saya nomor sekian.
Lemparkan pada kawan yang mungkin tahu jawabannya. Tidak bisa juga ! Baru
gunakan fifty-fifty.
BAKHTIAR :
Fifty-fifty bagaimana ?
ARIFIN :
Tentukan dua pilihan jawaban yang menurut kamu paling berkemungkinan benar.
Dari dua jawaban tersebut, pilih satu saja dengan cara menimbang ( MENIRUKAN
DENGAN TANGAN ). Ma rancak iko pado iko, rancak iko
Nah, dapatlah satu jawabannya. Untung-untung betul. Gampangkan.... ?
SAMSUL :
Alaahh...., sama juga bohong Arifin.
SITTY :
Tidak ada gunanya. Seperti kata petuah :
Jalar-menjalar akar benalu
Kuat melingkar di batang mangga
Kita belajar menuntut ilmu
Tabiat buruk tak akan berharga
ARIFIN :
Tapi bukankah fifty-fifty itu sah saja. Lain halnya dengan cara Bakhtiar yang menurut
pendapat saya....
BAKHTIAR :
Sudah, sudah. Waktu seminggu itu masih panjang. Cukup untuk bersantai
menenangkan pikiran. Pergi piknik, tenangkan jiwa.
SAMSUL :
Seminggu kamu bilang masih panjang ? Mana jari tanganmu ? Hitung mundur mulai
detik ini. Saatnya siaga satu, kawan.
BAKHTIAR :
Jangan tegang, rileks saja. Kita tentu punya cara masing-masing sebelum bertempur.
Kalau saya, butuh refreshing dulu sebelum menuju gelanggang. Kalau mau belajar
kejar tayang menghafal buku-buku, silahkan coba. Bisa-bisa meledak itu kepala.
ARIFIN :
Dasar pemalas !
BAKHTIAR :
Terserah saja, sekarang lebih baik pulang. Dengar,
Batang purut di tepi pagar
Ditanam putri anak bangsawan
185
Kerontang perut karena lapar
Segera pulang mencari makan.
Ayo, Arifin. Kamu pulang bersama saya atau tidak ? Biarlah mereka berdua
menggagas masa depan. Apakah kamu mau jadi pamong terus, jadi obat nyamuk
bakarnya ? ( ARIFIN MENGIKUTI BAKHTIAR ) Samsul, Sitty, kami duluan. O, ya.
Bayar onde-onde kami ini. Buat tutup mulut kami. Daaah.., selamat berindehoi !
BAKHTIAR DAN ARIFIN KELUAR SETELAH MENGAMBIL BEBERAPA
ONDE-ONDE
SAMSUL :
Cerdik juga dia !
Kamu lapar, Sitty ?
SITTY :
(MENGGELENG)
SAMSUL :
Benar tidak lapar ?
SITTY :
( MENGGELENG )
SAMSUL :
Bagaimana kalau kita beli onde-onde. Sekedar pengganjal perut.
SITTY :
Mau, mau ! Boleh juga.
SAMSUL MENUJU PEDAGANG
SAMSUL :
Onde-ondenya, pak.
PEDAGANG :
Nah, begitu. Perhatikan juga nasib orang kecil seperti saya. Masa seharian saya
berjualan di sini tidak ada yang beli ? Makanya dari tadi saya tawarkan onde-onde ini.
Saya tahu kalau putrimu itu sangat suka onde-onde. Dia kan langganan saya.
SAMSUL :
Berapa, pak ?
PEDAGANG :
Belum seberapa, sepuluh onde-onde baru lima ribu saja. Kali ini saya kasih bonus dua
buah. Buat nona Sitty.
SAMSUL :
O. Ya. Terima kasih. Bapak baik sekali. Eh, benar tidak, pak ? Kata orang, hari esok
harus lebih baik dari hari ini.
186
PEDAGANG :
Ya, harus !
SAMSUL :
Kalau begitu besok bapak harus lebih baik. Besok, kalau saya beli onde-onde
bonusnya harus lebih dari dua. Hehehe ......
PEDAGANG :
Pintar juga otakmu.
SAMSUL KEMBALI KE TEMPAT SITTY
SAMSUL :
Sitty, ini onde-ondenya. Makanlah. Bapak itu memberi bonus buat kamu.
SITTY :
O, ya. Kalau saya tadi yang beli pasti bonusnya lebih dari dua.
SITTY DAN SAMSUL DUDUK MENIKMATI ONDE-ONDE
SAMSUL :
Sitty, selepas lulus sekolah nanti, ayahku menyuruhku untuk meneruskan ke
perguruan tinggi. Aku sendiri setuju dengan itu. Kalau kamu bagaimana ?
SITTY :
Baguslah. Siapa yang tidak bangga bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi . Ayahmu
tentu telah menyiapkan semua demi kamu. Aku sendiri belum tentu, Sam. Belakangan
ini ayahku sakit-sakitan. Aku tidak mungkin memaksakan keinginanku dalam kondisi
seperti ini. O... rencananya kamu mau melanjutkan kemana, Sam ?
SAMSUL :
Ayahku menyarankan untuk kuliah di luar negeri.
SITTY :
Luar negeri ?!
SAMSUL :
Iya, Sitty. Tidak di sini.
SITTY :
Kenapa mesti ke luar negeri, Sam ?
SAMSUL :
Kata ayahku, sangat baik untukku nantinya. Dengan kuliah di luar negeri kita bisa
mendapatkan ilmu dengan maksimal.
SITTY :
Di sini juga bisa, bukan ? Banyak perguruan tinggi yang tidak kalah kualitasnya. Dan
lagi, kuliah di luar itu butuh biaya besar, Sam. Apakah ayahmu sudah memikirkannya
matang-matang ?
187
SAMSUL :
Ah, entahlah. Selain itu sebenarnya aku belum siap untuk merantau terlalu jauh. Jauh
dari kampung halaman, jauh dari keluarga, dan tentu akan menjauhkan aku dari kamu
Sitty.
SITTY :
Jauh tidak lagi persoalan, Sam. Selagi masih di bumi ini. Apalagi zaman sekarang ini.
Jarak dan waktu bisa direkayasa dengan teknologi.
SAMSUL :
Aku tidak ingin jauh dari kamu Sitty.
Anak baginda berburu rusa
Rusa mati tertembak panah
Jika kasih jauh dimata
Rasa mati badan sebelah.
SITTY :
Burung puyuh masuk ke rimba
Di dahan jati singgah merapat
Meskipun jauh dipelupuk mata
Di dalam hati tetapkan dekat.
SAMSUL :
Ombak berdentum di hujan lebat
Sampan melaju ke pulau seberang
Hendak kemana carikan obat
Badan bertemu makanya senang.
Kalau lama tidak ke ladang
Tinggilah rumput dari padi
Kalau lama tak bisa kupandang
Rasa rindu menjadi-jadi.
SITTY :
Risau kicaunya si anak balam
Ditinggal induknya di pohon jambu
Walau tak bisa berjawat tangan
Di dalam mimpi kita bertemu.
Utara selatan jadi penjuru
Timur dan barat jadi pedoman
Jika tuan dilanda rindu
Dikerat rambut jadikan kenangan.
SAMSUL :
Tetak lontar alaskan padi
Peti dibawa dari Palembang
Bertemu sebentar bagaikan mimpi
Itu membawa hatiku bimbang
188
Bendi dipapah jalan berliku
Mengangkut sirih ke tengah pekan
Kaki dilangkah terasa kaku
Takut kasih berpindah tangan.
SITTY :
Anak Kediri berdagang kain
Kain disimpan dalam peti
Niat diri tidak pada yang lain
Tuan terikat di dalam hati.
Anak dara bersunting kembang
Rupanya elok serta jelita
Banyak dara di negeri orang
Tidakkah tuan bersimpang mata.
SAMSUL :
Manis-manis bukannya tebu
Manisnya manis si gula jawa
Manis tidak sekedar dari rupamu
Manis kupandang budi bahasa.
Surabaya kota pahlawan
Dikenang seluruh anak negeri
Sitty Noerbaja yang menawan
Tak akan kudapati di luar negeri.
SITTY :
Merah warnanya si bunga mawar
Putih suci bunga melati
Janji bukan untuk ditawar
Kasih hanya dilerai mati
SAMSUL :
Tanam melati di depan rumah
Ubur-ubur berdamping dua
Jikalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua.
SITTY :
Ubur-ubur berdamping dua
Tanam melati bersusun tangkai
Kalau mati kita berdua
Jikalau boleh bersusun bangkai.
SAMSUL :
Tanam melatai bersusun tangkai
Tanam padi satu persatu
Jikalau boleh bersusun tangkai
189
Daging melebur jadi satu.
TANPA DISADARI, PEDAGANG MEMPERHATIKAN PERCINTAAN SAMSUL
DENGAN SITTY.
PEDAGANG :
Allahuakbar Allahuakbar..............!! ( KEARAH SITTY DAN SAMSUL )
SAMSUL :
Hah ! O . Ayo kita pulang, Sitty. Sudah terlalu senja. Nanti orang di rumah marahmarah. Merantaunya masih lama. Lulus saja juga belum tentu.
SAMSUL DAN SITTY KELUAR
PEDAGANG :
Ikat berikat tali kuda
Pasang pelana kuda yang putih
Hati terikat samanya muda
Lupa waktu sebab berkasih
Minta daun diberi daun
Dalam daun buah bidara
Minta pantun diberi pantun
Dalam pantun ada cerita
PEDAGANG ITU PUN KEMUDIAN MENUTUP DAGANGANNYA. KELUAR
SERAYA MEMBAWA RAMBU-RAMBU YANG TERNYATA BISA DICABUT
DENGAN MUDAH.
***
II.
DI RUANGAN SEBUAH RUMAH SEORANG LAKI- LAKI SEPARUH BAYA
DUDUK. LAKI-LAKI ITU TERBATUK-BATUK SERAYA MENGUSAP-USAP
DADANYA MENAHAN SAKIT. ANAK PEREMPUANNYA DUDUK DI
SEBELAH LAKI-LAKI ITU, SESEKALI MEMIJIT-MIJIT BAHUNYA.
SITTY :
Istirahatlah lagi ayah, sudah terlalu larut.
AYAH :
Tidak mudah tidur bagi ayah sekarang ini, Sitty.
Dipejam mata tak terpejam
Direbah tubuh tak jua senang perasaan.
190
SITTY :
Apalagi yang ayah pikirkan ? Bukankah ayah pernah bilang pada Sitty,
Tidaklah beban jadi rasian
Habis daging dihisapnya.
AYAH :
Sitty, anakku. Kamu ini seperti orang dulu bilang,
Kecil tak lagi untuk disuruh-suruh.
Besar belumlah dapat ditumpangi.
SITTY :
Ah, ayah. Kecil Sitty anak ayah, besar juga tetap anak ayah. Kalau boleh Sitty tahu,
apa yang ayah pikirkan ?
AYAH :
Dipintal benang dengan gulungan
Biar berpisah pangkal dengan ujungnya
Tak kusut pula dalam genggaman.
Tapi, kali ini kamu terpegang ujung benang, Sitty.
Ayah memintal dari pangkalnya.
SITTY :
Kalaulah ujung di tangan Sitty, tentulah Sitty takkan berlepas tangan.
Ceritakanlah ayah. Dengan senang Sitty dengarkan.
AYAH :
( MENARIK NAFAS )
Berniaga ke tanah Jawa dagang emas dengan budi bahasa.
Tapi, bagaimanapun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Nasib tertoreh di telapak tangan.
Niat hendak menyekolahkanmu tinggi-tinggi, biar bertambah isi kepala.
Cita-cita membumbung langit, Tuhan dari atas jua yang menentukan.
Jerih peluh usaha niaga kita kali ini telah habis surut, Sitty. Ayah tak dapat lagi
berbuat apa-apa. Sekarang, kamu juga tahu, harta ayah hanya tinggal badan
sepembawaan ini. Hutang-hutang tumbuh melilit pinggang. Mencekik kerongkongan.
SITTY :
Sitty mengerti, ayah.
AYAH :
Hutang emas dibayar emas. Hutang budi, tentulah dibawa mati.
SITTY :
Benar ayah.
AYAH :
Kemarin Datuk Maringgih datang ke sini. Tak lain untuk menagih hutang pinjaman
dagang yang sudah jatuh tempo. Ayah meminta Datuk menambah jangka waktu yang
diberikan. Tapi, dia menolak. Karena telah melewati batas waktu yang seharusnya.
191
Sehingga bunganya sudah berlipat ganda. Rumah yang satu-satunya inipun hendak
disitanya. Dan itupun belum juga akan menutupi hutang kita Sitty.
SITTY :
Iya, ayah. Sitty paham, ayah.
AYAH :
Panjang cerita segelas kopi, direntang masa setinggi bulan. Bersilat lidah di
perbincangan, berkecamuk darah dalam dada.
Ah. Hutang kita seperti memotong rumput di tengah padang. Potong dipotong tumbuh
jua. Bunganya menjulang menyentuh lutut. Tiap melangkah terjatuh pula menyentuh
tanah.
SITTY :
Sitty mengerti, ayah.
Jual gabah di tengah pekan, gabah dibawa dengan bendi.
Kalaulah susah sama kita pikirkan, nak lapang jua beban di hati.
Ayah, apa yang bisa Sitty perbuat untuk itu, Ayah.
AYAH :
( KEMBALI MENARIK NAFAS, KEMUDIAN MENGGELENGKAN KEPALA )
Daunmu terlalu hijau. Berputik sudah, berbunga belum. Harumnya belumlah melintas
pagar.
SITTY :
Maksud ayah.... ?
AYAH :
Sitty, hutang emas dibayar emas ? Hutang budi dibayar budi ? Tapi, lain dengan
Datuk Maringgih. Seluruh hutang kita padanya, tidak berguna pepatah demikian.
Datuk ingin mempersuntingmu. Maka, lepaslah hutang yang selilit pinggang.
SITTY :
( TERKEJUT )
Dengan Sitty, ayah !? Datuk Maringgih !?
AYAH :
Itulah jalan yang ia pintaskan agar terlepas dari segala hutang.
SITTY :
Tidak, ... tidakkah ada jalan lain, ayah ?
AYAH :
Kalaulah umur ayah masih panjang, dan tenaga berisi di badan. Tentu ayah tidak akan
memberi tahu kamu, Sitty.
SITTY :
Tapi, ... Sitty belum ...
AYAH :
192
Sitty, Ayah paham kalau kamu belum punya timbangan yang kuat, Sitty. Timbangan
yang bagus tidak berat sebelah. Berlebih semata ditentang dengan pikiran. Selepas
kamu lulus sekolah nanti, Datuk Maringgih hendak menjatuhkan hari.
SITTY :
( TERDIAM LAMA SEPERTI BERPIKIR )
Ayah, bolehkah Sitty mohon diri Ayah ?
Sudah berat kelopak mata. O, ayah istirahatlah dahulu.
SITTY KELUAR MENINGGALKAN AYAHNYA.
LAMPU MENYURUT.
***
III.
PENTAS KEMBALI MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN. PEDAGANG
MENUNGGU ANAK-ANAK PULANG SEKOLAH.
DATUK MARINGGIH MASUK BERSAMA PENDEKAR LIMAASISTEN,
JUBIR SEKALIGUS PENGAWALNYA.
DATUK :
Sudah keluar anak sekolah itu ?
PEDAGANG :
O, belum Tuan. Mungkin sebentar lagi. Coba lihat arlojinya ( MENARIK TANGAN
DATUK, MELIHAT ARLOJI ). Baru pukul lima lewat sedikit. Lihat, baru sedikit
lewatnya. Sekolah bubar pukul setengah enam. Ya, setengahnya saja. Sebentar lagi.
Sabar, sabar. Silahkan duduk dulu. Santai dulu. Dan saya punya onde-onde, enak
rasanya. Silahkan dicoba. Kalau tidak percaya lihat saja nanti. Seorang gadis cantik
akan memborong onde-onde ini, Sitty Noerbaja gadis....
DATUK :
Sitty Noerbaja ?!
PEDAGANG :
Tepat sekali. Gadis manis, semanis tebu, suka onde-onde. Dia bilang onde-onde lebih
hebat dari makanan import manapun. Eh, apa Tuan menunggu Sitty Noerbaja ?
DATUK :
Ya. Saya menjemputnya.
PEDAGANG :
Berarti Tuan ini keluarganya Sitty, kakeknya barangkali ?
193
PENDEKAR LIMA :
Heh ! Jangan asal bicara ya !
PEDAGANG :
Bapaknya ?
PENDEKAR LIMA :
Datuk ini bukan bapaknya.
PEDAGANG :
Jadi, pamannya begitu ?
PENDEKAR LIMA :
Huhh ! Tidak kata saya !
PEDAGANG :
Kakek bukan, bapak tidak, paman juga salah. Tapi ke sini untuk menjemput Sitty.
Nah, berarti Tuan ini sopir pribadinya nona Sitty.
PENDEKAR LIMA :
Hei ! Mau kakek, kek. Mau bapak, kek. Mau paman, kek. Apa urusanmu ! Urus saja
onde-ondemu itu.
PEDAGANG :
O. Oke, oke. Maafkan saya. Tidak akan saya urus lagi. Ya, bukan urusan saya. Tapi
ingat, sekedar informasi. Bagi saya, Sitty berarti onde-onde, seperti onde-onde.
Lembut di luarnya, manis di dalamnya. Dia ramah sekali....
DATUK :
( KEPADA PENDEKAR LIMA )
Coba kau lihat kesana. Lama sekali keluarnya. Apa yang mereka perbuat di sekolah
itu. Zaman saya sekolah tidak terlalu penting. Lihat saya, tidak perlu sekolah tinggitinggi untuk bisa hidup sejahtera. Cuma pakai akal-akalan. Kecil bahagia, muda foyafoya, tua sejahtera, mati masuk......
PENDEKAR LIMA :
Itu dia, Datuk. Menuju kesini. Anak sekolah keluar seperti kambing lepas dari
kandang. Tapi, Sitty bergandengan Datuk.
DATUK :
Bergandengan ! Dengan siapa !?
PENDEKAR LIMA :
Dengan laki-laki. Mesra sekali mereka.
DATUK :
Siapa laki-laki itu ? Hah ! Samsul Bahri. Anak Sutan Mahmud. Sudah melekat-lekat
pula ia dengan Sitty.
SAMSUL , SITTY, BAHKTIAR DAN ARIFIN MASUK.
194
SAMSUL :
Tuan Datuk Maringgih rupanya. ( MENGULURKAN TANGAN HENDAK
BERSALAMAN TAPI TIDAK DIBALAS OLEH DATUK )
PENDEKAR LIMA :
Oh, bersalaman dengan Datuk harus melalui saya. Saya asisten, jubir, sekaligus
pengawal pribadi Datuk. Jadi segala apapun urusan dengan Datuk harus melalui saya.
DATUK :
Selamat sore Sitty. Sedari tadi saya menunggu. Niat di hati hendak menjemputmu.
Mobil sudah saya persiapkan. Mari, kita berkeliling menikmati senja yang menarik
ini. Bagaimana kalau kita ke tepi laut, mencari angin segar sambil makan rujak atau
jagung bakar. Setelah itu kita ke plaza mencari oleh-oleh untuk ayahmu.
SITTY :
Ah, eh. O. Mmmh ... Datuk !?
DATUK :
Ayo Sitty, mari. ( MENARIK TANGAN SITTY )
SAMSUL :
Ada apa ini Datuk ?
PENDEKAR LIMA :
Bukan urusan kamu !
SAMSUL :
Ini jadi urusan saya.
PENDEKAR LIMA :
Oi, urus saja dirimu sendiri, kalau tidak mau berurusan panjang dengan saya !
SAMSUL :
Tapi jangan main ... !
SITTY :
Tenang Sam. Ini urusan saya. Pulanglah dulu bersama Bachtiar dan Arifin. Saya mau
bicara sebentar dengan Tuan Datuk.
SAMSUL :
Tapi, Sitty. Kamu...
SITTY :
Sam, saya mohon pengertian kamu.
PENDEKAR LIMA :
Nah, kamu dengar tidak ? Sitty menyuruhmu pergi dari sini. Tunggu apalagi,
menunggu kena usir, ya ?
BACHTIAR :
195
Enak saja main usir. Ini tempat umum tahu.
PENDEKAR LIMA :
Kamu juga mau turut campur urusan ini, ya ? Mau tahu prosedur berurusan dengan
saya ?
ARIFIN :
Op, op, op. Menurut pendapat saya lebih baik kita mengalah. Mundur. Ayo. Sitty,
kami duluan. Jaga diri baik-baik.
SAMSUL, BACHTIAR DAN ARIFIN PERGI DENGAN KESAL.
SITTY :
Datuk. Apa maksud Datuk menjemput saya ?
DATUK :
Saya bermaksud baik Sitty. Mulai hari ini saya, eh, aku, akan menjemputmu. Sebagai
seorang calon induk berasku, alangkah menyenangkan kita bertemu setiap saat. Biar
kita merasa dekat. Bukan begitu hendaknya ?
SITTY :
Siapa yang menyuruh Datuk melakukannya ?
DATUK :
O, tidak siapa-siapa. Ini aku lakukan tulus dan murni dari hati nuraniku sendiri.
PENDEKAR LIMA :
Ah, tidak usah pakai menolak segala. Turuti sajalah. Datuk akan membuat hariharimu bahagia.
DATUK :
Saya tidak menyuruhmu bicara !
SITTY :
Datuk. Saya tidak pernah meminta untuk dijemput, Datuk.
DATUK :
Sitty, semua sudah saya perhitungkan dengan ayahmu, Sitty. Tidak ada lagi yang perlu
dipermasalahkan.
SITTY :
Tuan Datuk. Ini bukan hitungan matematik, Tuan. Sebagai seorang yang jauh lebih
dewasa, tentu Tuan lebih paham dunia ini.
DATUK :
Ah, kau kan bukan lagi anak kecil yang tidak bisa menentukan langkahmu sendiri.
Sudah tujuh belas tahun. Tentu kau mengerti Sitty.
SITTY :
196
Jalan saya masih panjang Datuk. Saya belum berpikir melangkah sejauh ini. Alangkah
bagusnya Datuk mencari perempuan yang lebih dari saya. Lebih pantas, lebih pas
menjalankan hidup dengan Datuk.
DATUK :
Apalagi yang kamu cari setamat sekolah ini, Sitty ? Lebih baik lakukan langkah besar.
Apalagi, kamu perempuan. Bukankah perempuan itu hanya ; sumur, dapur, dan kasur.
SITTY :
Tuan. Hendaklah Tuan berpikir baik. Baik untuk Tuan, dan juga baik untuk saya.
PENDEKAR LIMA :
Ini sudah yang terbaik Datuk lakukan untuk kamu dan Ayahmu, Sitty. Apakah kamu
senang melihat ayahmu sakit-sakitan memikirkan...
SITTY :
Tentang hutang Ayah saya pada Datuk, saya berharap Datuk sabar. Berilah saya
kesempatan. Tunggu saya menyelesaikan sekolah saya dulu. Saya akan berusaha,
bekerja mencari uang untuk membayarnya.
PENDEKAR LIMA :
Heh ! Mau kerja apa kamu Sitty ? Tidak gampang mencari pekerjaan di jaman
sekarang ini. Kerja di kantor ? Di Bank ? Jangan mimpi Sitty. O, barangkali kamu
bisa jadi babu, buruh kasar, atau kamu jadi pekerja ... pekerja seks komersil.
SITTY :
( MENAHAN AMARAH )
Saya tidak bicara demikian Tuan-tuan.
DATUK :
Pendekar Lima. Saya tidak suruh kamu bicara. Diam saja di sana.
Jadi, kamu keberatan dengan aku Sitty ?
SITTY :
Maafkan saya Tuan Datuk.
DATUK :
Saya tidak main-main Sitty.
PENDEKAR LIMA :
Tidak tahu diuntung pula kau rupanya. Ingat. Hutang ayahmu dengan Datuk sudah
terlalu banyak. Mau dibayar dengan apa lagi ? Ayahmu sudah menjual seluruh
perusahaan dagangnya. Untuk bunganya saja itu pun belum cukup. Ayahmu sudah
mulai bicara sendiri memikirkannya. Lebih baik kau bayar lunas dengan ...
SITTY :
Hutang emas dibayar emas, Tuan.
PENDEKAR LIMA :
197
Jadi kau kemanakan perbuatan baik Datuk selama ini pada ayahmu ?
SITTY :
Saya akan selalu mengingatnya. Tidak akan saya lupakan, bahwa Datuk adalah
seorang yang baik. Bahkan terlalu baik.
PENDEKAR LIMA :
Nah, tunggu apa lagi ?
SITTY :
Namun, keinginan Datuk terhadap saya, apakah baik buat saya ?
PENDEKAR LIMA :
Jelas sangat baik. Niat baik Datuk tidak akan ada yang menghalangi.
SITTY :
Belum tentu, Tuan. Kalau Tuhan berkeinginan lain, tidaklah boleh mendahului yang
di atas.
DATUK :
Hhh. Jangan bermain-main, apalagi mempermainkan saya. Jadi kamu menolak saya ?
Saya tidak pantas untuk kamu, begitu ? Lalu, siapa yang pantas ?
PENDEKAR LIMA :
Samsul Bahri tentu telah mempengaruhi otaknya.
SITTY :
Tidak baik menyangkut pautkan persoalan ini dengan orang lain, Tuan. Samsul
tidak tahu apa-apa dengan masalah ini.
PENDEKAR LIMA :
Jangan bersilat lidah, Sitty. Sejak kapan kau berhubungan dengan dia ? Sudah sejauh
mana ? Jangan-jangan kau telah melakukan......
SITTY :
Cukup Tuan. Persoalan ini hanya antara keluarga saya dengan tuan Datuk.
DATUK :
Baik, baik. Sitty ! Silahkan kamu berpikir baik-baik sekarang. Baik untuk kamu serta
ayahmu. Terserah ! Saya tunggu keputusanmu.
SITTY :
Sekali lagi, saya mohon maaf dan berharap Tuan mengerti. Maafkan atas
kelancangan saya. Saya mohon diri dulu, Tuan. Saya pulang.
SITTY KELUAR
PENDEKAR LIMA :
198
Keras kepala juga dia !
DATUK :
Keras hati, pendekar.
PENDEKAR LIMA :
Keras hatinya pada Samsul Bahri.
DATUK :
Mmmh. Hehehe ... Samsul Bahri !? Tampaknya dia akan menjadi batu sandungan
bagi langkah saya. Tapi dia bukan masalah yang besar. Pendekar, ke sini !
( MEMBISIKAN SESUATU. PENDEKAR MENGANGGUK-ANGGUK )
PENDEKAR LIMA :
Ide yang usul. Tapi...
DATUK :
Tapi bagaimana ?
PENDEKAR LIMA :
Begini Datuk, apakah setelah ini dilakukan Sitty akan mau dengan Datuk ? Tentu dia
akan tambah sulit didekati. Lebih baik langsung Sitty saja, Datuk.
DATUK :
Kamu gila ya ! Tujuan saya itu jelas-jelas Sitty. Kenapa Sitty pula yang dijadikan
sasaran. Goblok ! Sekarang gunakan otakmu, bagaimana caranya.
PENDEKAR LIMA :
O. Baik. Begini ( BEBICARA PELAN DENGAN DATUK, SESEKALI
MENUNJUK KE ARAH PEDAGANG )
DATUK :
Bagus, bagus. Sekarang gunakan bibirmu itu kesana.
PENDEKAR LIMA MENDEKATI PEDAGANG.
PEDAGANG :
Eh, Tuan. Kelihatan serius sekali pembicaraan tuan-tuan dengan Nona Sitty. Sehingga
Ia tidak sempat menikmati onde-onde saya. Rejeki saya jadi hilang begitu saja.
PENDEKAR LIMA :
Ah, biasalah. Kami ini memiliki sebuah Production House yang sedang menggarap
sebuah film baru. Pembicaraan tadi itu, kami menawarkan sebuah peran pada Sitty
Noerbaja. Tapi dia masih ragu. Pikir-pikir dulu katanya ( MEMAKAN SEBUAH
ONDE-ONDE ) Mmmh..onde-ondenya enak sekali.
PEDAGANG :
Tuan mengajak Sitty main film ? Dia menolaknya ?
PENDEKAR LIMA :
199
O, Belum. Sitty belum memutuskannya tadi.
( MEMATUT-MATUT GEROBAK PEDAGANG )
Selain dengan Sitty, sepertinya kita juga bisa berkerjasama.
PEDAGANG :
Bekerjasama ? Tuan membutuhkan saya untuk main film ?
PENDEKAR LIMA :
Ya. Kami membutuhkan gerobak Anda ini untuk setting sebuah adegan di film kami
nantinya.
PEDAGANG :
Aah..., masa cuma gerobaknya saja. Sayanya tidak. Memang apa judul filmnya ?
PENDEKAR LIMA :
Mmmh. Tidak Ada Apa-apa Dengan Cinta.
PEDAGANG :
Lho ! Kok pakai kata tidak ?
PENDEKAR LIMA :
Di situlah nilai jual film ini, lain dari yang lain. Film ini akan memperlihatkan bahwa
tidak ada apa-apa dengan cinta. Persetan dengan yang namanya cinta. Nah,
pengambilan gambar pertamanya akan dilakukan di sini. Sitty akan memainkan tokoh
utamanya yang sedang menunggu kekasihnya sambil makan onde-onde.
PEDAGANG :
Makan onde-onde ? Wah, cocok sekali dengan hobinya.
PENDEKAR LIMA :
Karena itulah kami memberikan peran ini pada dia.
PEDAGANG :
Semestinya saya juga diajak, dikasih peran. Saya ini kan sudah biasa melakukan
adegan yang Tuan inginkan. Sitty pasti senang dengan saya sebagai lawan mainnya.
PENDEKAR LIMA :
Sayang, wajah Anda itu tidak Kameragenik
PEDAGANG :
Apa maksudnya ?
PENDEKAR LIMA :
Wajah Anda itu tidak menarik jika dishoot dengan kamera. Itu akan merusak citra film
ini di mata penonton nantinya. Jadi saya cuma pakai gerobaknya saja. Bagaimana ?
Mau tidak ? Kami hargai ( MEMBERI PENJELASAN DENGAN TANGAN
SAMBIL BERBISIK ).
PEDAGANG :
200
Ah, cuma segitu ? Biasanya seorang produser itu sangat royal. Apalagi untuk sebuah
adegan penting.
PENDEKAR LIMA :
Tenang, sesudah pengambilan gambar adegan ini akan saya tambah. Dua kali lipat,
bagaimana ?
PEDAGANG :
Nah, begitu. Kerjasama disepakati. Tapi.....
PENDEKAR LIMA :
( HENDAK BERBALIK KE TEMPAT DATUK ) Apa lagi !?
PEDAGANG :
Tadi kata Tuan, Nona Sitty belum memastikan dirinya untuk.......
PENDEKAR LIMA :
O. Itu bukan urusan kamu. Nanti akan kami hubungi lagi dia. Cuma persoalan nilai
kontrak. Dengan nilai yang lebih tinggi, pasti Sitty tidak akan sanggup menolaknya.
( MENUJU DATUK )
DATUK :
Bagaimana, Pendekar ?
PENDEKAR LIMA :
Beres, Datuk. Semua sudah saya persiapkan
DATUK :
Bagus. Tidak percuma kau kuangkat jadi jubir, bibirmu tak kalah cepatnya dengan
otakmu. Setelah Samsul dibereskan, tidak ada lagi halangan bagi saya menuju Sitty.
Oh, Sitty ( SERAYA MENERAWANG ).
***
IV.
SEORANG PEDAGANG PALSU SURUHAN PENDEKAR LIMA TELAH SIAP DI
TEMPAT ITU. IA MONDAR-MANDIR MENUNGGU ANAK-ANAK SEKOLAH
KELUAR.
SITTY MASUK, HERAN MELIHAT PEDAGANG ITU.
PEDAGANG PALSU :
O. Mmh, nona pasti Sitty Noerbaja.
201
SITTY :
Betul. Tapi bapak ini siapa ? Biasanya kan pak Amat yang berjualan dengan gerobak
ini.
PEDAGANG PALSU :
Saya ini... anu, maksud saya, saya ini saudara dari isterinya si Amat yang biasanya
berjualan di sini. Berhubungan si Amatnya ada urusan ke situ...., maksud saya
ke....kampung isterinya itu, saya diminta untuk menggantikannya. Daripada tidak
untung....Eh, maksud saya daripada merugi, lebih baik saya yang menjual-jual
dagangannya hari ini. Katanya dia ada......
SITTY :
Ada apa, Pak ?
PEDAGANG PALSU :
Ah, entahlah. Tidak tahu saya. Pokoknya anu. Penting !
SITTY :
Maksud bapak urusan penting.
PEDAGANG PALSU :
Nah, betul. Seperti yang Nona maksudkan tadi.
Yang penting bagi saya itu, si anu, maksud saya, teman Nona yang bernama Samsul
itu .
SITTY :
O, Samsul Bahri. Dia belum keluar. Sebentar lagi. Saya biasa menunggunya di sini.
Ada perlu apa bapak dengan Samsul ?
PEDAGANG PALSU :
Begini. Saya ini di...., maksud saya ada sesuatu yang akan saya......
SITTY :
Maksud bapak ada yang ingin bapak sampaikan pada Samsul ? Katakan saja pada
saya, nanti saya sampaikan pada Samsul.
PEDAGANG PALSU :
Ooo...tidak bisa, maksud saya tidak usah. Biar saya saja. Ini juga penting Nona.
SITTY :
Memangnya siapa yang berpesan ?
PEDAGANG PALSU :
Si itu..., si anu, maksud saya.......
SITTY :
Pak Amat ?
202
PEDAGANG PALSU :
Iya, ya, seharusnya saya bilang begitu. Hehehe........
SEMENTARA PEDAGANG PALSU ITU MENUNGGU SAMSUL, SITTY
MENGAMBIL BEBERAPA BUAH ONDE-ONDE DARI GEROBAKNYA.
SITTY :
Pak, Saya beli onde-ondenya. Ini uangnya.
PEDAGANG PALSU :
Ha! Onde-onde ? Nona Sitty membeli onde-onde ini untuk siapa ?
SITTY :
Ya buat saya.
PEDAGANG PALSU :
Tapi ini tidak untuk........
SITTY :
O, tidak untuk dijual, begitu ? Apa bapak tidak mau uang ?
PEDAGANG PALSU :
Uang ! Mau saya. Ini saya lakukan karena uang.
SITTY :
Nah, ini uangnya.
SITTY DUDUK MELEPAS LELAH . KEMUDIAN IA MEMAKAN SATU BUAH
ONDE-ONDE.
PEDAGANG PALSU :
( KESAMPING ) Aduh ! Celaka saya. Seharusnya Samsul, seperti yang disuruhkan
pada saya. Nona memakannya ? ( PADA SITTY )
SITTY :
Iya, kenapa ?
PEDAGANG PALSU :
Ditelan ?
SITTY :
( MENGANGGUK )
PEDAGANG PALSU :
Enak ?
SITTY :
Mmm, enak. Tapi gulanya terlalu manis dari yang biasa.
( MEMAKAN SEBUAH LAGI )
203
PEDAGANG PALSU :
Yang itu ?
SITTY :
Sama saja. Bapak ini kenapa ? Kalau bapak mau silahkan coba saja.
( MENYODORKAN ONDE-ONDE )
PEDAGANG PALSU :
O. Tidak, tidak ! Saya tidak suka onde-onde. Onde-onde itu manis. Saya tidak boleh
makan yang manis-manis. Kalau saya makan, saya akan batuk-batuk. Saya akan jadi
pusing. ( SITTY MEMEGANG KEPALANYA SEPERTI KESAKITAN ) Nah, anak
saya akan marah. Ia akan tambah pusing melihat saya. Ia akan kasak-kusuk
mencarikan saya obat. Pernah saya pusing sekali gara-gara makan dodol yang juga
sama manisnya dengan onde-onde. Saya jadi terbatuk-batuk, nafas saya sesak sekali
( SITTY MEMEGANG DADANYA KARENA SESAK NAFAS ) Hampir-hampir
saya tidak kuat lagi. Untung anak saya segera membawa saya ke Puskesmas. Kata
anak saya, puskesmas itu kependekan dari; pusing, kepala sakit dan masuk angin.
Susternya menyuntik saya disini ( MENUNJUK BAGIAN PAHANYA ) Sakit. Tapi,
setelah itu saya bisa sembuh. Kalau tidak, saya bisa mati.( SITTY SUDAH
TERDIAM BEGITU SAJA.TERKAPAR ) Saya ini belum ingin mati. Saya ingin
hidup seribu tahun lagi. Nona takut mati ? ( MENOLEH KEPADA SITTY ) Nona ?
Nona ! Bangun nona. Nona, bangun. Wah, celaka. Aduh, seharusnya Samsul. Kalau
tidak, saya tak dapat uang. Aduh, nona ini ( MENDEKATKAN TANGAN PADA
HIDUNG SITTY ) Haa ! Tidak ada anginnya. Puskesmas, puskesmas ! Tolong !
Tolong ! Ah, kalau orang-orang datang hancur saya. Aduh, bagaimana ini !?.
SAMSUL, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK
SAMSUL :
Sitty !?
BAKHTIAR :
Sitty kenapa !?
ARIFIN :
Ada apa dengan Sitty !?
SAMSUL :
Hah ! Tidak usah bertanya lagi. Cepat angkat. Bawa ke rumah sakit.
MEREKA KELUAR MEMBOPONG TUBUH SITTY. DARI ARAH LAIN DATUK
MARINGGIH DAN PENDEKAR LIMA MASUK.
DATUK :
Bagaimana ?
PEDAGANG PALSU :
Wah. Aduh, celaka ! Sitty !
204
DATUK :
Kenapa Sitty ?
PEDAGANG PALSU :
Onde-onde, maksud saya Sitty makan onde-ondenya. Sudah saya larang, tapi ia terus
saja. Mau apa lagi. Kalau saya katakan ada racunnya tidak mungkin. Sekarang Sitty
diangkut ke...
PENDEKAR LIMA :
Diangkut ke rumah sakit ? Cepat bapak lihat kondisinya ! Segera balik, kami tunggu
di sini !
PEDAGANG PALSU KELUAR MELIHAT SITTY
DATUK :
Haahhh ! Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kacau ! Yang saya perintahkan bunuh Samsul
Bahri. Kalau Sitty mati, percuma semuanya !
PENDEKAR LIMA :
Ini kesalahan teknis, Datuk.
DATUK :
Ini kesalahan kamu ! Menyuruh orang yang tidak bisa diandalkan ! Apa tidak ada
yang lebih punya akal !
PENDEKAR LIMA :
Kalau orang berakal mungkin tidak mau melakukannya, Datuk.
DATUK :
Sudah! Jangan mencari alasan lagi. Apa yang harus kita lakukan ? Kita dalam
keadaan bahaya. Sebaiknya kita pergi dari sini.
PENDEKAR LIMA :
Kita tunggu laporan dari orang tadi dulu Datuk.
DATUK :
Untuk apa lagi ?
PENDEKAR LIMA :
Mengetahui keadaan Sitty, ia mati atau tidak.
DATUK :
Mati atau tidak, tidak perlu lagi saat ini. Kasus ini pasti diusut. Sekaranglah waktu
yang tepat untuk menghindar. Ayo !
LANGKAH DATUK TERHENTI KARENA SAMSUL DATANG.
SAMSUL :
O. Ternyata langkah saya tak kurang dan tak jua lebih. Hendak ke mana tuan-tuan ?
205
Tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, ya ! Begitu ? Sitty sekarang
dalam keadan koma, Dokter telah mengetahui penyebabnya. Tidak ada alasan untuk
tidak menuduh Datuk sebagai dalangnya.
DATUK :
Jangan asal tuduh ! Kamu ingin mencemarkan nama baik saya, ya !?
PENDEKAR LIMA :
Oi, anak muda. Apakah kau punya bukti otentik kalau bicara !?
SAMSUL :
Bukti ? ( MENGODE DENGAN TEPUKAN TANGAN )
BAKHTIAR MASUK MEMBAWA PEDAGANG PALSU
SAMSUL :
Siapa yang menyuruh bapak untuk meracuni Sitty ? ( KEPADA
PALSU )
PEDAGANG
PEDAGANG PALSU :
Itu, Situ. Maksud saya orang itu ( MENUNJUK PENDEKAR LIMA )
SAMSUL :
Berapa bapak dibayarnya ?
PEDAGANG PALSU :
Tadi saya dikasihnya uang segini ( HENDAK MENGELUARKAN SELURUH ISI
SAKUNYA ). Janjinya saya akan dikasih uang banyak, satu juta katanya. Jadi saya
mau. Perintah cuma menyerahkan onde-onde itu pada Samsul Bahri. Samsul Bahrinya
tidak ada. Tapi Nona Sitty membeli onde-onde itu dan mengasih saya uang.
SAMSUL :
Maksud bapak ?
PEDAGANG PALSU :
Aduh, ini sudah tiga kali saya jelaskan pada kalian !
BAKHTIAR :
Jadi tidak usah berkelit lagi dari kami, Datuk !
SAMSUL :
Datuk hendak meracuni saya agar Sitty bisa jatuh ke tangan Datuk ? Terlalu sempit
jalan pikiran datuk. Tidak semua orang bisa Datuk bodoh-bodohi. Zaman sudah
bertukar, Datuk ! Nah, sekarang kau harus me......
ARIFIN MASUK DENGAN RAUT MUKA TEGANG BERCAMPUR TANGIS.
ARIFIN :
Sitty sudah mendahului kita.
206
SEMUA :
Sitty !?
SAMSUL :
Gaek keparat ! ( HENDAK MENYERANG DATUK )
DATUK :
Lari !
PENDEKAR LIMA :
Kita hadapi saja, saatnya perhitungan terakhir, Datuk !
BAKHTIAR :
Oooooooiii ! Babi hutan masuk ke ladang !
BEBERAPA ORANG SISWA MASUK MEMBAWA BENDA-BEDA KERAS DI
TANGAN. MEREKA LANGSUNG MENYERANG SEHINGGA TERJADI
TAWURAN.
Bagi saya.
Ini. Hajar !
Kubunuh kau, anak ingusan !
Ayo, pak tua !
Beraninya keroyokan !
Sudah biasa, Datuk !
Ekstrakurikuler !
DALAM PERISTIWA TAWURAN ITU SAMSUL BAHRI TEWAS TERTUSUK
BELATI OLEH DATUK, SEDANGKAN DATUK MARINGGIH TEWAS
DIKEROYOK SISWA DENGAN BATU.
Samsul !?
KAWAN SAMSUL MENGANGKAT TUBUH SAMSUL KELUAR. PENDEKAR
LIMA DAN PEDAGANG PALSU MELARIKAN DIRI.
***
V.
DI SUDUT JALAN BEBERAPA HARI KEMUDIAN, SEORANG LAKI-LAKI
BERPAKAIAN LUSUH DUDUK DI HALTE. IA TENGAH BERBICARA
SEORANG DIRI.
AYAH :
Sitty...kembalilah Sitty...dst.
207
SUARA-SUARA :
Sitty di sini Ayah. Menjelma gunung. Orang-orang mendaki, seperti mendaki mimpi.
Sitty melihat mimpi itu, Ayah. Bintang jatuh ke samudera jiwa, jiwa lepas dari
tubuh....
AYAH :
Kemarilah, sayang. Maafkan Ayah, kemarilah...peluk Ayah....dst.
SUARA-SUARA :
Sitty di sini Ayah. Serupa jembatan, antara masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Jembatan waktu yang melingkar, metamorfosis. Orang-orang melintas, datang,
singgah, pergi, dan menghilang.
AYAH :
Jangan cengeng, Sitty ! Ayo, berdiri. Ayo! Bangun, nak. Lepaskan kemanjaan...dst.
SUARA-SUARA :
Sitty jadi muara, Ayah. Tempat segalanya berakhir. Akhir dari kepedihan, akhir dari
segala dendam. Akhir dari mimpi-mimpi yang dihanyutkan orang dari hulu, dari masa
lalu. Telah jadi kisah, Ayah. Yang melahirkan seribu tafsir.... Meski kita tidak pernah
tahu kapan episode ini berakhir....
LAMPU PERLAHAN MENYURUT. PADAM.
SELESAI
Bukandiya april-mei 2004
208
BIODATA PENULIS
Nama
TTL
Alamat
: Ilham Yusardi
: Padang, 28 April 1982
: Jl. DR. M. Hatta RT 05 / RW 01 No. 29-30 Anduring Padang 25151
Alamat Surat
: Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Univ. Andalas Padang
PO. BOX 235.
Status
Aktivitas
: Menulis puisi, cerpen, esai. Aktif di Teater LANGKAH FSUA, HMJ SASINDO,
Teater GARAK. Pernah ikut berbagai pementasan teater. Diantaranya; Suara-suara
Patung karya Mila K. Sari, Primordial II karya S. Metron M. Di beberapa kota di
Sumatera Barat.
209
Symphoni
anak jalanan
Karya : IGN. Arya Sanjaya
210
Pemain
Atet
= pengamen
Iwo
= pengamen
Kemal
= pengamen
Abdul
= petugas
Nasir
= petugas
Komandan
Babak Satu
211
Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet, Iwo dan
Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan
Kemal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu kelaparan. Mereka sedang
menyanyikan sebuah lagu berirama dangdut.
Lagu Pengamen
Mondar-mandir di sela-sela mobil
nyanyi-nyanyi sampai suaraku sember
hilir-mudik di antara rumah makan
senyam-senyum sampai bibirku dower
Eh,
kawan-kawan,
tadi
malam
aku
bermimpi
kejatuhan durian !
Atet
: Benjol dong kepalamu. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh !
Iwo
Kemal
Iwo
Kemal
Atet
Sudah,
sudah
Eh,
Wo,
Mal,
lumayan
juga
Kemal
Berarti
kita
bisa
makan
sama-sama
sebungkus
212
Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah sisi panggung, bergegas sambil
meniup peluitnya. Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu terperangkap di
salah satu pojok.
Abdul
: Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah ?!
Bertiga : Maaf pak, apa salah kami ?!
Nasir
Iwo
Abdul
: Kalian dilarang
tahu !!
Kemal
Nasir
Atet
Abdul
buta
kalian
apa
pada
?!
Sudah
sering
genjrang-genjreng
aku
di
lihat
sekitar
sini ...
Iwo
Nasir
: Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang
kami tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, cepat ...!!
Babak dua
Keesokan harinya di kantor petugas. Iwo, Kemal dan
Atet
duduk
di
bangku
panjang,
dua
petugas,
Abdul
dan
Nasir
berdiri
karet di tangannya.
mondar-mandir
dengan
pentungan
213
Nasir
ngamen
di
tempat
itu
lagi.
Berisik
matanya
ngeliatin
kamu-kamu
semua...
ngerti, nggak ?!
Bertiga : Ngerti bang, eh, pak !
Tiba-tiba
telepon
terdengar
suara
berdering,
komandan
Abdul
mengangkatnya.
memanggilnya
menghadap
kemejanya.
Komandan: Dul, harap segera datang keruangan saya !
Abdul
Abdul
: Siap, komandan !
Komandan: Duduklah.
Abdul
ingin
sedikit
ada
perayaan
di
rumah,
pemusik,
organ
tunggal
untuk
katanya
nggak
meninggal.
gantinya
?!
bisa
Nah,
tampil
aku
Kira-kira
jadi
kamu
karena
bingung
punya
214
Abdul
Baik
komandan.
Hendak
berbalik,
tiba-tiba
: Iya, komandan !
bernyanyi
mereka
hanya
dengan
bisa
baik
?!
nyanyi
mereka
Jangan-jangan
sepotong-sepotong
utuh
tentu
saja.
Nah,
kalau
komandan
Wah,
bagus
juga
ide
kamu.
Tidak
sia-sia
ku
Di
ruangan
sebelah,
komandan.
Sedang
diberi
: Baik, komandan.
Abdul,
aku
butuh
penyanyi
untuk
ulang
tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anakanak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin
215
mendengarkan
mereka
menyanyikan
sebuah
lagu
dulu.
Nasir
: Siap, komandan !
( terus
mendekati
para
kalian
bagus
bertiga
kali
ini.
mendapat
Kalian
kesempatan
diminta
tampil
Kami
diminta
tampil,
wah
kesempatan
bagus
nih ...
Iwo
: Ya, betul !
Nasir
Tapi,
tentu
Sekarang
hadapan
saja
kalian
kalau
diminta
komandan.
Ayo,
kalian
untuk
lulus
test.
bernyanyi
nyanyikanlah
di
sebuah
sopan,
jangan
lagu
protes-protesan,
awas
kalau macam-macam !!
Kemal
Baik,
pak.
Ayo
kita
nyanyikan
sebuah
lagu
kawan.
Iwo
Kemal
Iwo
Atet
?
Iwo
Jangan,
itu
masuk
kategori
lagu
protes,
kan
Iwo
Kemal
Atet
Nasir
216
Mereka
bertiga
mulai
menyanyikan
sebuah
lagu
: Dahsyat, man !!
Nasir
: Asyiikkkk !!!
Babak tiga
Esok harinya, di kantor dua petugas, Abdul dan
Nasir ngobrol tentang pesta anak komandan mereka tadi
malam.
Abdul
Nasir
: Ya, makanannya enak-enak dan melimpah, temantemannya si Ria juga cantik-cantik dan seksiseksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak
itu
juga
nyanyinya
nggak
malu-maluin,
kompak
Ya,
walau
peralatan
mereka
sederhana,
tapi
hadir
terpikat
dan
terkagum-kagum
dibuatnya.
Nasir
217
Abdul
Aku
jamin,
sedang
nggak
sang
molor
bakalan.
Paling-paling
kecapaian !
( Tiba-tiba
dia
masuk
komandan )
Apa
mereka
sudah
nyolong
sesuatu
dari
rumah
komandan ?!
Nasir
Nasir
Ya,
saya
juga
mengira
mereka
telah
Oh,
yang
tidak-tidak.
memuji
menanyakan
sekarang
Malahan
mereka.
dimana
aku
mau
tamu-tamuku
Banyak
aku
diantaranya
menemukan
minta
banyak
tolong
mereka.
pada
yang
Dan
kalian
Komandan:
Tidak,
aku
hanya
ingin
menyampaikan
ucapan
ini
kepada
mereka.
218
Abdul + Nasir
: Baik, komandan !
Abdul
Nasir
Babak tiga
Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota.
Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan Kemal.
Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka, karena
mentari
mulai
meninggi.
Sambil
berjalan
mereka
Nasir
: Huusss ...
bertugas harus bertugas
tak boleh karena terpaksa
bertugas tentu saja
suka atau tak suka ...
Abdul
Sir,
kearah
mana
kita
harus
mencari
mereka,
ya ?!
Nasir
: Kesana !!
Abdul
: Kenapa kesana ?
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
Tapi
ya ?!
kemana
perginya
anak-anak
brekele
itu,
219
Nasir
Abdul
: Brekele ...
Nasir
Abdul
Nasir
: Maksud kamu ?
Abdul
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
Makanya,
buruan
buka,
biar
kita
tidak
penasaran.
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
Nasir
Abdul
hanya
meminjamnya.
Ya,
hitung-hitung
kembaliin
kepada
mereka.
Anu,
ngomong-
Abdul
Dosa-dosa,
buruan
Nasir
mengambil
satu
220
kemudian
dengan
malu-malu
dia
mengambil
50
petugas
itu
buru-buru
menyelipkan
uang
kutipan
Abdul
: Tunggu, tunggu dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian ...
Atet
Nasir
Kemal
Ngasih
uang
buat
apa
mereka
berhenti
berkejaran )
Abdul
Nasir
ala
kalian
kadarnya.
yang
terhibur.
Karena
bagus,
Nasir
berkat
penampilan
tamu-tamunya
menyerahkan
menjadi
amplop
terus
seperti
nggak
percaya
dengan
Atet
Kemal
Banyak
amat
pinjam
sedikit
Eh,
Tet
buat
bagaimana
sarapan,
kalau
perutku
kita
lapar
nih !!
Atet
kita
tunggu
Kemal
dulu,
sebentar
lagi
pasti dia datang. Nanti kita sarapannya samasama, bagaimana ?! ( Iwo masuk ) Tuh, Iwo sudah
datang.
221
Iwo
Atet
Iwo
Kemal
: Seratus ribu.
Atet
Iwo
Atet + Kemal
Iwo
: Ya !!
Nah,
sekarang
mari
kita
pergi
kerumah
makan
Selesai
Parakan Resik, Mei 2004.
222
BIODATA PENULIS :
NAMA
ALAMAT
Telp.
: (022) 7501232
223
Syair Kamelia
pp
Nasib bunga
diperantauan
Bertaut asa menyulam
duka
Adat dan budaya
dijunjung tinggi
Sopan dan santun
Telah dijaga,kenapadaku
Yang durjana ? Kasih
entah
kemana, cinta jauh
dimata
AkulahKamelia yang
terbiar disangkar
kerinduan
yang membakar
224
BAG. I
: Abang ade apeni bang ? Uww pastilah abang betengka lagi, iye kan ? Sudah
berape kali abang mace mini,tak jera ke ? ( sambil mengobati luka-luka Samsul ).
Samsul
Bukannye abang yang nak betengka, merekelah yang berani-berani nak tantang abang
jadi ye abang terime aje. Tapi asal kau tau Kamelia, abang babak belo macam ni
bukannye kalah, abang dihantam oleh tujuh orang Jawe tu, soal kecillah tu, satu due kali
pukul tunggang langgang lah mereke lari.
Ha.ha.
Kamelia
: Abang-abang, jadi betul abang betengka lagi dengan orang-orang Jawe tu.
Alamakjanghari ini tujuh orang besuk sepuluh orang besok lagi satu kampunglah
nak pukul abang, teruklah badan ! Kenapelah abang ni, suke sangatlah abang betengka,
Kamelia yakin pasti abang yang belagak, itulah yang buat mereke meradang.
Samsul
Eh Kamelia sini abang nak cakap, kite ni orang Melayu yang terkenal jago dan
terhormat jadi pantanglah bagi abang dikalahkan same orang-orang Jawe yang ilmunya
tak cukup ( sambil menunjukkan kelingking ) pantang dek abang cume nak tunjuk meski
kite ni tinggal di negeri orang tapi kite ni tetap orang Melayu yang hebat dan pantang
menyerah.
Kamelia
: Abang cakap macam cume abang yang paling terhormat dimuke bumi ni. Sebut aje
pengase jagad raye, nak menyaingi Tuhan ke ? kite ni duduk dekat perantauan bang, ini
negri orang janganlah suke mengacau. Kite cume hidup bedue, mesti boleh jage diri dan
adapt, tetapi bukan bemakne abang mesti betengka dengan orang-orang sini. Orang
takkan hormat kite atau anggap kite ni terhormat, bile kite juge tak sopan.
Samsil
Hei kenape ni adek abang jadi marah-marah. Buruklah orang tengok, nanti orang kate
bunge dese yang parasnye bak rembulan tu da redup.
Kamelia
: Abang dengalah cakap Kamelia kali ni aje, janganlah abang betengka lagi, abang tau
sendiri kite ni masih dijajah Belanda, negri kite kan hanco, bile persatuan bangsa ini taka
ade. Bukankah semestinye bangsa yang beragam ini menjadi satu buat menghadapi
Belande. Entah tu orang Jawe, Melayu, Betawi ataupun Sunde, mereke semue tu saudare
kite, hargailah prajurit yang susah payah beradu di medan perang .
225
Samsul
Cakap kau macam ceramah kopral aje, sudahlah yang penting abang kau ni selamat,
cume itukan yang kau risaukan. Kau tu
taulah alasan sebenarnye,abang betengka ni kerne abang tak suke dengar mereke betaruh
demi merebutkan kau. Mereke pikir kau ni emas ape ? aku tak terime orang-orang Jawe
tu perlakukan kau mom tu dan aku juge.
Kamelia
: abang sekali lagi Kamelia cakap, janganlah abang betengka lagi, Kamelia cume punye
abang kalau abang terluke atau terbunuh siape nak tolong Kamelia ni ?
BAG. II
Disela pembicaraan Hamidah datang sambil berlari kecil.
Hamidah
Kamelia! Kamelia!
Kamelia
Hamidah
Ini aku... ( terpotong karena terkesima melihat Samsul yang ada disebelah Kamelia
). Dia abangmu ? ( sambil berbisik dan tersenyum malu ).
Kamelia
Betul kenape ?... Owwh aku pahamlah ( sambil berbisik ). Bang Samsul die ni kawan
Kamelia, namenye Hamidah orang Betawi asli, die ni jugelah yang kerap beri semur
jengkol kesukaan abang tu.
Hamidah
( Tersenyum salah tingkah sambil mencubit Kamelia lalu mengulurkan tangan pada
Samsul dan disambut hangat pula )
Ngomong-ngomong abang suka semur jengkol juga ye ? Duh aye jadi semangat ni
masak, bukannya ape-ape bang, ancing aye punya kebun jengkol sebelas hektar bang,
jadi enggak bakalan deh kehabisan kalau abang pesan semur jengkol ama aye . Kalau
perlu Midah anterin setiap hari kalau abang demen mah ?
Samsul
Ah tak payahlah nanti buat susah Midah. Tapi abang betul-betul sukelah dengan
semur jengkol Midah tu. Abang nak saran supaye Midah tu buke kedai aje. Sebenta ye
abang nak ke belakang, cakap-cakap lah kalian dulu .
226
Kamelia
Hai Midah ade ape ni kau cari aku, ade laying ke untuk aku ?
Hamidah
Kinclong juga otak lu, tau aje aye bawa beginian ( menyerahkan surat ). Eh abang lu
cakep juga ye ? Kenapa nggak lu kenalin dari kemaren-kemaren .
Kamelia
Terime kasih ye Midah tak percume lah aku ni punye anak tukang pos.
Hamidah
Eh non ( menepuk bahu Kamelia ) aye ngomong abang lu, kenapa nggak kemarenkemaren lu kenalin ke gue ? Heh dengar kagak sih !
Kamelia
Iye.iye kalau takdir nak temukan kalian sekarang tak ape lah kan .
Hamidah
Gue sih sebenarnya udah sekali ngeliat abang lu, waktu abang lu berkelahi dipasar
sama Jarwo, tapi aye kan belum tau ntu abang lu.
Kamelia
Ape cakap kau lah Midah, sekarang ni aku nak bace layang, pergilah kau balek dulu
nona manis.
Hamidah
De ile keterlaluan banget lu jadi temen, baru aja gue kasih surat diusir ! .
Kamelia
Bukannye macam tu, aku nak bace laying sorang aje, malu lah aku ditengokkan
engkau.
Samsul
Kamelia
Ah tak ade ape-ape lah bang, tak taulah Midah ni katenye nak balek ( Midah
mencubit Kamelia ) Auww.sakit tu ( Kamelia tertawa usil ).
Hamidah
Kagak kog bang, aye masih betah disini, beneran deh bang..
Samsul
Iye,janganlah dulu terburu-buru nak balek, nanti aje kalau rase masih betah. Oh iye
Kamelia abang nak keluar sebenta, engkau abang tinggal tinggal dulu ye dengan Midah
( wajah Midah langsung kaget ).
Kamelia
Samsul
Hamidah
Eee ke sungai ye bang ye, kalau gitu aye jadi pulang deh.
Kan mumpung ada yang nemenin aye.
Kamelia
Hamidah
Setelah aye pikir-pikir, mendingan aye pulang aje deh, ntar dicariin enyak lagi. Pan
pas tuh jalan mau ke sungai leat juga rumah aye, nanti deh Midah kenalin sekalian
abang ama enyak babe aye.. barangkali he he
Samsul
Ye tak ape-apelah kalau memang macam tu, jage rumah baek-baek ye Kamelia,
Assalamualaikum .
Kamelia
227
kandapun ikut terluka, tapi Kamelia tak usah gundah dan gelisah sekarang kanda sudah sehat dan
bisa membalas suratmu. Mungkin karena kekuatan cinta kita yang membuat kanda terus bertahan dan
berjuang. Seandainya Kamelia tahu teramat dalam kerinduan kanda padamu pukaan hatiku.
Percayalah kanda begitu amat sangat merindukan Kamelia. Parasmu bak purnama bersinar selalu
kanda kenang dan terngiang-ngiang diingatan serta meracuni seluruh nadi ini. ( sebentar
mendekapsurat lalu membaca lagi ) Oh ya Kamelia, ada kabar baik untuk kita berdua,kanda
diperbolehkan pulang sebentar. Kanda harap Kamelia dapat menanti kanda pada malambulan
purnama di bulan Agustus di taman tepi utan. Kanda akan datang padamu tentulah dengan membawa
sekantong hati untuk Kamelia. Kiranya sekian kabar dari kanda. Ingatlah sebentar lagi kita kan
bersua. Ada satu permintaan kanda, kanda ingin Kamelia datang dengan sematan bunga dahlia di
sanggulmu. Wassalam.
Kekasihmu,
Satria
( Kamelia merasa sangat bahagia demi mendengar kekasihnya datang )
BAG. III
Di suatu taman di bulan purnama, Kamelia duduk seorang diri menanti kekasihnya akan
datang. Sekian menit, sekian jam dinanti tak kunjung datang, sesekali ia mengira yang datang adalah
kekasihnya, tapi ternyata hanyalah orang-orang yang lewat disana. Puas sudah menunggu malampun
semakin larut, lalu ia bergumam.
Kamelia
: Kanda. Dimane ke kanda saat ni, ade ape lah dengan kanda, ade sesuatu ke
yang menimpe atau kanda lupe dengan janji kite ? ( mengambil selipan bunga
dahlia di sanggul ), meskipun bunge dahlia ni layu, Kamelia kan tetap menanti. Tapi .
Betulkah kanda akan datang ? Bukannye aku ragu, aku ni cume cemburu dengan
228
purname yang bersinar tu. ( Sejenak termangu dan menggenggam surat dari satria, lalu
dia bersenandung ).
Sekarang Kamelia taulah kanda ni takkan datang, Kamelia cume terbuai dengan rayuan
kanda .
( akhirnya Kamelia pun beranjak pergi, belum lagi selangkah melangkah, datang dua
orang pemuda mencoba menggoda Kamelia ).
Pemuda 1: Mau kemana nona manis kok sendirian malam-malam begini ?
Pemuda 2: Iya, lagi kesepian ya boleh dong kita temenin ( mencolek badan Kamelia ).
Kamelia
: ( mulai sebal & setengah marah ) Hey janganlah kurang ajar kau ni
Pemuda 1: Wuihgalak ! Masak begitu aja kok marah to mbak, ojo nesu mbaknanti elek lho
mukane ( Menghalang-halangi Kamelia )
Pemuda 2: Lhadaripada nganggur mendingan jalan sama kangmas Jaduk dan mas Sugina
( mengerdipkan mata )
Pemuda 1: Duk, hati-hati kowe ngerayu,inikan adeknya Samsul to ? Anak kampung Melayu.
Pemuda 2: O..begitu to ? Pantes kudengar dari jauh merdu buanget suaranya.kayak Siti Nurhaliza
he..he..he..tapi nggak papa to kalau aku colek sedikit badannya, mumpung nggak ada
Samsul. Ayo Noarep melu nyolek ora ?
Kamelia
: ( memukul tangan pemuda 2 tadi ) Jangan cobe-cobe nak pegang aku atau aku teriak !
Pemuda 1: Hehehe..mau berteriak katanya Duk, piye ? Tapisik tak colek sithik. ( mencolek
pipi ).
Kamelia
Pemuda 2: Mau panggil sopo ? Saiki wis gelap, ndak ada yang denger. Percuma ha..ha..ha..ha..
( tiba-tiba dari balik hutan Samsul datang dan melihat adeknya dipermainkan oleh dua
pemuda tadi, Samsul pun marah ).
Samsul
: Hey awas kau ! lepaskan adekku atau kubuat mampus kau ( 2 pemuda tadi
melepaskan tangan Kamelia tapi Samsul tetap menghajar dua orang tadi, lalu tiba-tiba
datang Jarwo musuh Samsul ).
Jarwo
: Ada apa ini ? ( dua pemuda tadi langsung menghampiri Jarwo dan mengadu ).
Pemuda 1: Itu kang Jarwo, Samsul memukul kita berdua padahal kami cuma mau nganter adeknya
kang.
Samsul
: Bangsat !!! cakap ape kau ni ?! Sini kan ku buat patah batang leher kalian semue !
Jarwo
: Samsul !!! Aku tahu kau hebat tapi kamu jangan berani-berani lawan anak buah Jarwo !
Kalau kau memang bernyali, langkahi dulu mayatku. Aku juga masih ingat kekalahanmu
kemaren, apa kau lupa ?!
Samsul
: Tak payah banyak cakap kau Jarwo, lawan aje aku ! Jangan salahkan aku bile kubuat
habis kau malam ni juge ! ( akhirnya terjadilah perkelahian sengit antara Jarwo dan
Samsul, Kamelia mencoba melerai mereka tapi percume ).
Kamelia
229
Kamelia
Samsul
: Bodoh !!! Nak mampus ke kau disini ? cepat pergi ! Dengarkan cakap abang ! cepat !
( Kamelia tidak mau pergi, hanya menepi ).
Kamelia
Samsul
Jarwo
: Tenang Samsuladekmu tidak akan kubunuh, justru sebaliknya akan kujadikan istri
ketigaku.
Samsul
: Diamkau !!! ( setelah lama berkelahi akhirnya Samsul menang juga melawan Jarwo
dan anak buahnya babak belur )
Jarwo
Kamelia
: ( mendekati dan menuntun Samsul ) Abangabang tak ape-ape ? Luke abang tampak
parah, marilah kite cepat balek kerumah aje .
Samsul
: Kemane aje kau ! Untung ade abang cube bile tak ade, mampuslah kau Kamelia !
Kamelia
: Maafkan Kamelia bang, tak ade maksud Kamelia nak susahkan abang, apalagi nak buat
abang terok macam ni .
Samsul
: Ahhsudahlah kite cakap dirumah aje ( Akhirnya mereka kembali pulang ke rumah ).
230
BAG. IV
Didepan teras Kamelia mengobati luka Samsul.
Samsul
: Aku heranlah dengan kau ini Kamelia, entah ape yang timpe kau sekarang ni, ah !
abang tak tau lah. Ape sebenernya yang kau sembunyikan dari abang ? kenape kau pergi
tak cakap dulu dengan abang ?
Kamelia
Samsul
: Seseorang..? Seseorang
ape
( penasaran ).
Kamelia
Samsul
: Ape ? jadi kau tadi jumpe dengan laki-laki dan abang tak tau ?! .
Kamelia
: Kamelia tak jumpelah dengan Satrio, die tak datang, kami cume buat janji nak jumpe
sebenta disane .
Samsul
Kamelia
Samsul
: Orang Jawe !!! Kamelia.. Kamelia sudah berape kali abang cakap, janganlah sekali kali
dekat dengan orang-orang Jawe macam mereke tu ! ( memukul meja ).
Kamelia
: Tapi bang Satrio bukan orang yang macam abang bayangkan, tak macam orang-orang
Jawe tadi. Die seorang prajurit yang saat ini ade di medan perang melawan penjajah, die tu
orang baek bang.. Dulu kami jumpe ketike kite datang pertame kali di pulau seribu. Masih
inget kea bang ? Die yang selamatkan Kamelia, ketike Kamelia jatuh di pangkalan, ingat kan
bang ?
Samsul
: ( Sedikit berfikir ) Tak !!.. Pokoknye abang tak nak tau, lepaskan hubungan kau tu, abang
tak ndak kau dekat dengan orang Jawe manepun, abang dah muak !!!! .
Kamelia
: Abang diracun kepicikan akal dan otak yang kotor ! Kamelia ni tak sedang betaruh asal
muasal tapi betaruh cinte bang
Samsul
: ( ingin memukul Kamelia lalu diurungkan ) Tau ape kau soal cinte hah !!!!.
Kamelia
Samsul
BAG. V
Kamelia menyalakan lentera diteras rumah, beberapa saat kemudian Dahlia dan Nurul datang.
Kamelia
Dahlia
Nurul
Kamelia
: Maafkan aku la aku baru saje selesai menanak nasi. Jangan lah terburu-buru,
lagipun Hamidah belum datang
Nurul
Dahlia
: Kite tunggu aje lah dulu ye ( Dahlia dan Nurul duduk di teras ).
Kamelia
: Eiyy ngape ni kalian duduk diluar, masuklah tak sopan orang orang tengok tamu
duduk diluar malam-malam macam ni, mari masuk
231
Dahlia
Nurul
Kamelia
Nurul
: Boleh ke kami nak tengok sebenta, mane tau ade yang aku suke boleh lah juge
bile aku nak beli. Ye tak Dahlia ?
Dahlia
Kamelia
: Ah kalian ni bise aje, marilah masuk ke dalam, biar kukasih tunjuk ( Mereka
bertiga masuk kedalam lalu Samsul berselisih sebentar keluar sambil membawa ayam )
Samsul
: Eh ade tamu kirenye, marilah masuk ( diteras Samsul menaruh ayam itu dalam
kurunannya, sesaat kemudian Hamidah datang membawa rantang sambil tersenyum
malu ).
Hamidah
Samsul
: Owwwh Midah, abang kire gadis manelah tadi, mari masuk, Kamelia dan
kawan-kawan Midah sudah tunggukan Midah, "
Hamidah
: Iye bang bentar. Aye kesini sekalian mau ngasih ini bang. ( memberi
rantangannya ) sayur jengkol kesukaan abang he he.
Samsul
: Betulkah ??? Terime kasih banyak ye Midah, tapi tak payah lah kerap betul beri
abang semur jengkol, nanti abang bise minte terus, payahlah Midah jadinye
Hamidah
Samsul
Hamidah
: Duh abang jangan bikin jantung aye berdebar-debar, ayekan kagak enak hati
bang ( menyenggol Samsul )
Samsul
: Eh abang ni sungguh-sungguh .
Hamidah
Samsul
: Malu macam mane ni ? kau ni bile, malu tambah eloklah wajah kau tu
Hamidah
: Ih abang,, ( mencubit Samsul ) genit deh ! ngapa kagak dari dulu abang ngomong
kayak gini jadi pan kagak ade penyesalan diantara kite berdue bang .
Samsul
Samsul
Hamidah
Samsul
: Hamidah?
Hamidah
: Iye bang
Samsul
: Midah.?
Hamidah
: Kenape bang..?
Samsul
Kamelia
Dahlia
: Kite ni dah lame nanti, kite sangke Midah tak ngaji tapi taunye? ( ha.ha.
).
Hamidah
Kamelia
Hamidah
: Oh ini sayur jengkol buat abang elu, katanya pan kemarin habis sakit, banyak
luka-lukanya, jadi ya aye pikir mendingan aye nengok sekalian gitu. Tapi bener deh.
Kagak ade ape-ape sama kite berdue, ye bang ye.. bener deh.
232
Nurul
Kamelia
: Iye betullah tu
Samsul
: Cakap ape kalian ni ? Sudahlah abang nak masuk dulu, hati-hati ye di jalan
Kamelia, Midah, Nurul dan Dahlia : Iye bang ( Samsulpun masuk kedalam ).
Hamidah
: Eh. Kamelia. Gimane kemarin, jadi kagak ketemuan ame Satria. Ups
( Kamelia mendekap mulut Hamidah ) kenape ?
Kameia
Hamidah
Nurul
Kamelia
: Ssst. Diam ! diam.. ! iye betul, tapi tak itu aje, yang lebih parah lagi aku tak
jumpe dengan Satria, yang ade cume ketahuan bahwa aku ni punye pacar orang Jawe .
Dahlia
: Owwh macam tu masalahnye, tapi ade ape dengan Satria, kenape die tak datang ?
Kamelia
: Itu die masalahnye ( menunduk ). Die. Ah tak taulah aku, kenape die tak tepati
janji, mungkin. Die dah lupe dengan aku atau ade cinte lain dihatinye, aku tak tau lah
! Tapi sampai kapanpun aku nak nantikan die
Nurul
: Memang payah punye pacar prajurit perang, iye betulah kite tau die beperang
membele rakyat, tapi di tengah kampung yang sepi itu, mungkin aje die rase kesepian,
lalu cari gadis dese lah die disane, iye tak ?
Kamelia
Dahlia
: Betullah cakap Nurul tu, die tak punye maksud nak takutkan engkau, cume saje die
beri gambaran kenyataan, kehidupan orang di medan perang tu kejam. Kadang mereke
rase lapar, sakit dan letih, hingge mereke pun tak bise bepikir jernih lagi, yang penting
bagi mereke tu bagaimane buat mereke bahagai dir mereke sorang dan melepas rase
tegang yang ade, tentulah kau tau sendiri gimane lelaki buat bahagia dirinya
Hamidah
Dahlia
: Iye bukannye saat-saat tu, cume wanitelah yang bise buat mereke rase bahagia,
apalagi kalau gratis hee.. he..
Kamelia
: Dahlia janganlah cakap macam tu, Satria tak mungkin buat laku macam yang kau
cakap
Nurul
: Terserah kaulah Kamelia nak pecaya atau tak. Tapi kau tau kan, gimana dulu aku
dikhianati oleh prajurit perang brengsek tu
Hamidah
: Ha.. ha
Nurul
Hamidah
: Pacarmu dulu tu bukan ngkhianatin elu, tapi emang kagak naksir elu, lagian pan
dulu elu yang ngejar-ngejar die. Lupa apa ye..? ( dipukul Nurul ) au pakai acara
ngasih semur jengkol lagi . he he
Nurul
Kamelia
: Sudah ! sudah ! kalau macam ni terus, kapanlah kite jadi pergi, marilah tak payah
dibahas lagi ( mereka pun akhirnya pergi ).
233
BAG. VI
Pasukan Jarwo datang dengan teriakannya yang berapi-api sehingga mengundang
tontonan warga sekitar.
Jarwo
: Samsul, keluar kau.. !! Samsul ayo keluar ! jangan bersembunyi saja !..ayo
keluar !!
Pasukan Jarwo :
Samsul
:
( keluar sambil menggeliat ) Hay.! Ade ape ni kau teriak-teriak, ganggu
orang aje.!
Jarwo
:
Hey Samsul kau jangan pura-pura tidak tahu ! semua warga disini sudah
tau siapa kamu, kamu yang sering membuat onar dimana-mana ! Orang perantauan
yang tidak tahu sopan-santun ! ini tanah kami, jangan sok jago kau disini !
Samsul
:
Cakap ape kau ni. alah. Cakap ajelah kau nak bayar hutang kekalahan kau
dulu ( dengan santai duduk diteras )
Jarwo
:
Kau jangan sembarangan ! aku kesini mewakii seluruh warga disini yang ingin
mengadili kamu ! kamu sudah sepantasnya mendapat hukuman karena telah
mengganggu ketentraman warga disini ! kamu sudah jadi pengacau !
Pasukan Jarwo
Samsul
: Benar ! benar itu ! bakar saja rumahnya ! adili..! hajar saja ! pukuli !!
:
Alamak jang. Fitnah macam pule tu sejak kapan kau jadi jaksa Jarwo ?
234
Jarwo
:
Aku hanya mewakili mereka saja.! Mereka sudah muak melihat kau yang
suka membuat onar dan menggoda gadis-gadis, sudah lama mereka marah padamu
hanya saja mereka takut..!
Samsul
:
Jarwo. Jarwo drame ape yang kau mainkan ni ? berape kau bayar
orang-orang kau tu ??? kau memang pintar memutar balik fakta !
Jarwo
:
Lihat dia ! ( mendekati warga sekitar ) dia pintar sekali bersilat lidah. Jangan
percaya dia ! sudah saatnya kalian terbebas dari ketakutan akan keonaran Samsul !!!
ayo habisi dia.! Serang dia !!! ( berkelahi dengan Samsul dan disusul pukulan dari
warga dan pasukan Jarwo ) mati kau Samsul !! habisi dia !!
Setelah puas mereka memukuli Samsul yang sudah tergeletak tak berdaya.
Kemudian Kamelia yang pulang dari pengajian sangatlah terkejut melihat abangnya yang tergeletak,
apalagi setelah tau abangnya sudah tak bernyawa lagi.
Jarwo
Kamelia
:
Abang. Abang....abang Samsul !!!! bangun. Abang..!!!
( Kamelia menangis seadanya )
Jarwo
:
( mencoba mendekap Kamelia lalu ditangkis ) Sudahlah Kamelia,
abangmu sudah tak bernyawa lagi. Tenang masih ada aku. Aku bisa jadi
abangmu. Lebih dari itupun bisa bagaimana ?
Kamelia
:
( memukul Jarwo ) Bangsat kau !!! kau apakan abang aku ?! Ape salah die
hah ?!??
Jarwo
:
Bukan aku. Tapi kami semua warga disini, kamu tahu apa kesalahan
abangmu ? Dia tak sopan sebagai warga perantauan selalu berbuat onar dan suka
menggoda gadis-gadis, sehingga orang-orang disini tak tahan lagi, mereka
ketakutan, dan.. ini hasilnya ( menunjuk mayat Samsul ).
Kamelia
:
Dusta kau !!! abang aku tak suke buat ribut, tak pernah menggoda gadis-gadis.
Kau jangan pure-pure, aku tau siape kau, kau sengaje kan nak buat macam ni, itu karne
kau dendam, Iye kan ?! Permainan kau sungguh kotor Jarwo !!!!
Jarwo
:
Ha. Ha pintar juga kau menebak manis, tapi bukan hanya itu alasanku
menghilangkan nyawa abangmu dimuka bumi, aku terlanjur jatuh hati padamu
Kamelia. Setiap kali aku lihat wajahmu. Hasratku semakin panas. Ayolah
sayang kau mau kan denganku.? ( memegang tangan Kamelia ).
Kamelia
:
( Kamelia semakin gugup dan mundur perlahan ) Bajingan kau !!! pergi kau
jangan dekat dengan aku !! ( melemparkan kayu ke badan Jarwo namun Jarwo
semakin mendekat )
:
Ayo manis jangan takut, abangmu sudah tidak ada, percuma kau berteriak
wargapun tak akan datang menolongmu Kamelia
Kang Jarwo.. kami boleh ikut ngga !? iya nih udah nggak tahan ! lumayan
barang bagus, bagi kang yo. !?
:
( setelah menengok kanan kiri dan memastikan semua aman, Jarwo
menganggukkan kepala dan yang lain ikut masuk kedalam ) Tapi jangan ribut.!
Malang nasib Kamelia, dia diperkosa oleh Jarwo dan pasukannya, dari dalam rumahnya
itu hanya terdengar teriakan berontak dan jerit tangis diiringi tawa puas birahi lelaki.
Setelah puas, mereka keluar rumah dengan menyeret Kamelia keluar yang hanya
berbalut selimut. Lalu tak cukup itu, merekapun juga memporak porandakan rumah Kamelia dan pergi
235
menyisakan amarah dan dendam. Tinggalah Kamelia meratapi nasib yang akan mengubah seluruh
hidupnya.
BAG. VII
Di taman tepi hutan yang rindang diperbatasan kampung datanglah seorang pemuda di
remang purnama dengan balutan perban di tangankirinya dan sedikit memar di kepala, pemuda itu
memanggil-manggil Kamelia.
Satria
Kamelia
:
( dari balik pohon Kamelia keluar dengan pakaian elok dan bunga dikepalanya )
Satria. Satria.
Satria
:
Kamelia kau cantik sekali, sudah lama wajah ini aku rindukan apa kabarmu
adinda ? ( menggenggam tangan Kamelia )
Kamelia
:
Kanda tengok sendiri kan ? Kamelia bahagia sangat, air terjun pun tak bise
gantikan keindahan hati ni, kanda sendiri ape kabar ? Ape ni kanda ?? luke ?? Kanda
terluke ?? ( meraba luke di tangan dan kepala Satria )
Satria
:
Yagara-gara luka inilah, aku tidak bisa menepati janjiku dulu padamu.
Maafkan aku Kamelia, sudikah kiranya kau memberikan maaf untukku ? ( sambil
mengajak Kamelia duduk di bangku ).
Kamelia
:
Jangankan maaf, semue akan kuberi. Andaipun kanda tak datang dan
khianatkan Kamelia, tapi Kamelia kan selalu nantikan kanda disini. Bak syair pujangge.
Ibarat bunge dahlia tak akan layu bile disiram cinte .
Satria
:
Terima kasih kau baik sekali, dinda tau ketika kanda berangkat pulang kesini,
Belanda menyerbu camp kami, banyak yang meninggal dan terluka, sehingga tak
mungkin untuk.
236
Kamelia
:
Ssstt. Sudahlah yang kanda selamat. Senang sangatlah hati Kamelia, kanda
berade disamping Kamelia, rasenye macam mimpi ( Kamelia lalu bernyanyi )
Satria
:
Kamelia aku bawakan sesuatu untukmu.. lihatlah gelang ini sengaja aku
beli dari pedagang gujarat. Pakailah kau pasti cocok.
Kamelia
Satria
Kamelia
:
Ah tak ape ape. Seandainye kanda datang menepati janji pasti Kamelia tak
akan sendiri
Satria
Kamelia
:
Ah sudahlah kanda tak payah dipikirkan, Kamelia tak sungguh-sungguh.
( sesaat melamun lalu melihat purnama ) :Kanda sekarang waktunye Kamelia harus
pulang, purname sudah tinggi
Satria
Kamelia
:
Kamelia harus balek, abang Samsul pastilah marah bile die tau kite disini.
Kamelia permisi ye kanda. Maaf Kamelia tak bise lagi temani kanda, tapi Kamelia
senang akhirnya kanda penuhi janji. Assalamualaikum ( Kamelia lalu pergi di balik
hutan meninggalkan rasa heran pada Satria )
Satria
:
Kamelia Kamelia ( melamun lalu duduk ) mengapa begitu cepat dia
pergi ? ah. Mungkin dia takut pada abangnya .
Beberapa saat kemudian tanpa sengaja seorang pemuda lewat yang juga teman lama
Satria kemudian berhenti menyapanya.
Bejo
:
Satria !! kowe wis balik toh, wah curang kowe ora aweh kabar ndisik nek wis
bali.
Satria
Bejo
Satria
Bejo
Satria
Kamu ini kayak ndak tau aja, siapa lagi, Kamelia anak kampung Melayu.
Bejo
Satria
Bejo
Satria
Bejo
Satria
Bejo
:
Temenan, yakin, dek mbiyen mase Samsul dikeroyok Jarwo karo kancakancane Jarwo nganti mati. Rumahnya diobrak-abrik pokokke wis hancur ! melasi
banget, terus Kamelia di di
Satria
Bejo
:
Di. Diperkosa Jarwo, preman pasar karo kanca - kancane kae ( takut
dan gugup )
Satria
:
Tidak. Ndak mungkin ! Kamu pasti mau ngerjain aku, jawab !!
( Satria mencekik leher Bejo ).
Di diapakan Bejo !?
237
Bejo
:
( sambil kesakitan ) Wani disamber gledek ! swer ! Maning bar Kamelia
diperkosa, Kamelia ora dianggep maning nang kampung kiye, ono sing omong edan,
ono sing omong strees. Pokokke ora ono sing gelem nampung Kamelia, kancakancane dewek ora gelemnulungi, wedi kena sial akhirnya ( sedikit gugup ) ya.
Kaya kae kuwi, Kamelia akhirnya nganu. nganu. bunuh diri. Hih! Aku dadi
mrinding kiye ( lari lalu pergi meninggalkan Satria ).
Lahir
Alamat
238