TAR
LA BELAKANG
Latar belakang pendudukan Jepang atas Indonesia
adalah karena Jepang berambisi menguasai dunia
dengan segala pahamnya yang dimulai dengan
membangun imperium di wilayah Asia terutama Asia
Timur dan Asia Tenggara yang dianggap makmur dan
strategis termasuk Indonesia. Untuk mewujudkan
ambisi Jepang ini maka ia harus melenyapkan
penghalangnya yakni Amerika Serikat dan sekutunya
termasuk Belanda yang dahulu menjajah Indonesia.
EKSPLOITASI
BIDANG SOSIAL & EKONOMI
1. Pembentukan barisan romusha dengan panitia
pengarahan (romukyokai) di setiap daerah.
2. Mendirikan pusat kebudayaan Keimin Bunka
Shidoso pada 1 April 1943 untuk mengawasi
karya para seniman agar tidak menyimpang dari
tujuan Jepang.
3. Inflasi parah karena uang yang dikeluarkan
pemerintah Jepang tidak ada jaminannya.
BENTUK
PERLAWANAN RAKYAT
1. Perlawanan masyarakat Cot Plieng (10 November
1942)
2. Gerakan Koreri di Biak (1943)
3. Pemberontakan PETA di Blitar (14 Februari 1945)
4. Perlawanan Aceh (1873-1904)
5. Perlawanan di Kalimantan (September 1943 -
awal tahun 1944)
6. Perlawanan Singaparna (25 Februari 1944)
MASA KEPENDUDUKAN
AISENODNI ID
JEPANG
NAYLA ADZRA HADIENEGORO / 19 / XI IPS 4
AKIBAT
1. Politik: melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan
Bahasa Indonesia sendiri sebagai bahasa pengantar.
2. Sosial budaya dan ekonomi: Adanya pasar gelap yang menyebabkan
kenaikan inflasi secara drastis. Bahan makanan dan obat-obatan sulit di
dapatkan. Perkebunan tebu dan pabrik gula ditutup oleh Jepang sehingga
masyarakat tidak mempunyai penghasilan.
3. Pendidikan: terjadi masa kemunduran dari sistem pendidikan, dan Jepang
membentuk banyak organisasi militer yang mengajarkan tentang
pendidikan militer dengan target anggotanya adalah pelajar.
4. Militer: terhentinya kegiatan pemerintahan sementara dan mendatangkan
suatu tenaga sipil dari Jepang ke daerah Jawa.
POSITIF
KAPMAD
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sehari-
hari yang menjadi sarana persatuan yang tidak disadari pemerintah
Jepang, ditetapkannya jenjang sekolah dan pendidikan,
Dibentuknya strata masyarakat hingga tingkat paling bawah,
Diperkenalkannya pertanian line system, diperkenalkannya latihan
kemiliteran dan banyak budaya positif Jepang
NEGATIF
Kebijakan romusha menyebabkan munculnya berbagai macam
permasalahan sosial yang mengakibatkan trauma bagi masyarakat
Indonesia. Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan Jepang
mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
ORGANISASI
PERGERAKAN
Kemasyarakatan:
Gerakan 3A : Nipon pelindung Asia, Nipon
Pemimpin Asia, Nipon Cahaya Asia. Gerakan
tersebut lahir dari pemikiran Shimizu Hitoshi,
seorang pejabat di Sendenbu. Sendenbu adalah
departemen propaganda Jepang selama Perang
Dunia II.
Jawa Hokokai : Hōkōkai adalah perkumpulan yang
dibentuk oleh Kekaisaran Jepang pada tanggal 8
Januari 1944 untuk menggantikan Pusat Tenaga
Rakyat selama pendudukan Jepang di Hindia
Belanda pada Perang Dunia II.
MIAI dan Masyumi : Majelis Islam A'la Indonesia,
MIAI pada masa pendukung Jepang diperbolehkan
berkembang karena Jepang membutuhkan bantuan
dan tenaga umat Islam.
Semi militer:
Seinendan (barisan pemuda) : Tujuan organisasi
Seinendan ini seolah-olah untuk mendidik dan
melatih kaum muda agar mampu mempertahankan
tanah airnya dari imperialisme.
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi atau Laskar
Penjaga Keamanan rakyat ) : ujuan pembentukan
dari organisasi ini ialah untuk membantu polisi
Jepang ketika masa penjajahan Jepang di
Indonesia. Selain itu, motif utama yang diusung yaitu
guna memberikan pelatihan semi militer kepada para
pemuda Indonesia untuk membela tanah air dari
gangguan musuh.
Syuisyintai (barisan pelopor) : Suishintai adalah
sayap pemuda paramiliter Jawa Hōkōkai yang
dibentuk pada Agustus 1944 oleh pemimpinnya
Sukarno, bersama Soediro, Moewardi, Soeroso, Oto
Iskandar di Nata, dan Boentaran Martoatmodjo
Militer:
Heiho (tentara cadangan) : Heiho adalah unit asli
Indonesia yang diangkat oleh Tentara Kekaisaran
Jepang selama pendudukannya di Hindia Belanda
pada Perang Dunia II. Bersamaan dengan Heiho,
Jepang mengorganisir Giyūgun, seperti "Pembela
Tanah Air" yang berbasis di Jawa
PETA (organisasi asal Jawa pembela tanah air) :
Jepang menginginkan PETA untuk membantu
pasukan mereka dalam melawan kemungkinan