Anda di halaman 1dari 9

(Timeline : SD)

Shoya pun menuruni tangga menuju sebuah kolam. Tak sengaja ia melihat Shoko memberi
makan merpati. Shoya memilih diam dan mengendap endap melintas di belakang Shoko. Namun, Ia
tersndung hingga tak sengaja bersuara. Merpati merpati itu pun beterbangan hingga membuat
Shoko sadar akan kehadiran Shoya.

Tak lama, Ibu Shoya datang.

Ibu Shoya : Ayo kita Pulang, Shoya. Mulai Besok, jadilah anak baik, ya. Bisa?

Angin yang menyibak rambut ibu Shoya. Memperlihatkan telinganya berdarah. Shoya
menatap ibu nya sambil bertanya tanya.

Disekolah

Guru : Karena disebut “makhluk asing”, mereka pun mengalami kesulitan

Shoya di bully. Sepatunya disembunyikan. Kakinya disandung. Kepalanya dilempar bola. Lehernya
dicekik. Isi tasnya disimbah. Ia disiram air.

Shoya kembali ke kelas. Terlihat shoko yang tampaknya sedang mengelap meja Shoya.

Shoya : Lagi apa kau? Hei, apa yang kau lakukan dimejaku (sambil berjalan dan melihat
mejanya bersih).

Shoya : Apa-apaan sih kau ini? Najis banget!

Shoko : (Tersenyum)

Shoya :Lagi lagi pasang ekspresi begitu. Jangan sok jadi orang baik terus, lah!...
Apa? Kalau mau bilang sesuatu, cepet ngomong! (mendorong-dorong shoko)
Selalu saja pasang ekspresi tidak jelas begitu! Bikin kesal, tau! Oi! Cepat
ngomong!

Shoko : (Menggigit tangan Shoya sambil menyerang balik)

Shoya : Apa-apaan kau?! Kau ini kenapa,sih?! (sambil menyerang kembali sampai terjatuh)

Shoko : (Menyerang Shoya yang terjatuh)

Berusyahha…

Shoya : Apa?

Shoko : Padhaln aku udha berusyahha!

Shoya : Kau ngomong apa, sih?! Apa-apaan, sih? Aku sama sekali tidak paham!
Shoko pergi. Shoya mengelap mejanya sendiri.

Shoya : Asli, dia bikin jengkel banget…

Esoknya…

Guru : Nishimiya udah pindah sekolah. Sekian…. Oi, siapa yang yang kebagian tugas piket

kemarin? Tidak ada yang tulis laporannya loh. Terus siapa yang bertugas mengganti bunga?

(timeline : SMA)

Shoya memasuki sebuah gedung les bahasa isyarat.

Orang 1 : Eh, Shoko?

Orang 2 : Ah, Selamat siang, Shoko.

Shoya sadar dan berbalik badan. Ia melihat dan mengingat Shoko. Dia pun meraih pundak
Shoko.

Shoya : Nishimiya!... A-anu... Apa kau ingat aku? Dari kelas enam dulu. Ishida Shoya.

Shoko : (Tersenyum canggung lalu kabur)

Shoya : eh, Nishimiya?! Tunggu! (mengejar Shoko)

Shoko : (Mencoba berhenti dan bersembunyi)

Shoya : (Celingukan) Loh? (Melihat Shoko) Nishimiya. Yo. Eng... Oh! Aku datang untuk
mengembalikan ini… Ah… Ketinggalan (berbahasa isyarat)

Shoko : Kok kamu bisa bahasa isyarat?

Shoya : Kok aku bisa bahasa isyarat? Belajar. Oh, yang penting ini. (Menyodorkan buku)
Meski menurutku, kau tidak perlu melihat isinya juga, sih. Begini...
Apa kau dan aku… bisa menjadi teman?

Shoko : (Menutup wajah dengan buku)

Shoya : (Menampar mulutnya sendiri) Aku ngomong apaan, sih?


Sebentar…, dulu dia juga pernah bilang begitu pas SD. Akhirnya aku
mengerti maksudnya.

Shoko : (Matanya berkaca-kaca)

Shoya : Jangan nangis, dong. Tolong jangan nangis, Nishimiya.


Maria : Om Sho! Bangun! Sarapan!

Ibu Shoya : Bangun, Sho!

Shoya : (Bangun dan melihat Maria) Pagi, Maria.

Maria : Om Sho udah bangun.

Ibu Maria : Aku berangkat.

Maria : Hati hati dijalan, mama!

Ibu Shoya : Hati hati ya. (Menyodorkan piring) Nih, sarapanmu, Sho.

Shoya : (Berdoa) Selamat makan.

Ibu Shoya : Makan yang banyak, ya. (Sambil menatap Shoya)

Shoya : Kenapa mesem mesem begitu?

Ibu Shoya : hem.. soalnya… Kamu sudah bekerja keras kan mengumpulkan uang ini, kan?
(Sambil memegang amplop) Sampai-sampai komik, baju sama kasur juga kamu jual.
Tapi, itu membuat ibu bahagia. Ngomong-ngomong, sho… Kenapa kamu mau bunuh
diri?

Shoya : Ah, itu... ada banyak hal yang kupikirkan. Tapi kini sudah...

Ibu Shoya : Sudah kuduga. Ternyata memang benar! Ibu sudah menduga ada yang aneh!
Kamarmu bersih tak ada barang! Ponselmu tidak menyala! Ditambah kalender yang
habis disobek! Kamu menyobek dari bulan April. Jika masih berusaha bunuh diri,
ibu akan bakar ini. (Sembari menaruh amplop di atas korek api) Ini uang 1,7 juta
hasil dari keringat dan banting tulang mu!

Shoya : (Terdiam)

Ibu Shoya : oi! Kamu dengar tidak, gemblung?!

Shoya : Eh… jangan bertindak bodoh, deh.

Ibu Shoya : Justru yang bodoh itu kamu, bocah gemblung!

Shoya : A-ah… Tu, tunggu! Maaf! Aku sungguh minta maaf! Aku akan mengurungkan
niatku, sumpah!

Ibu Shoya : Katakan yang jelas!

Shoya : Aku tidak akan bunuh diri! Aku tidak akan bunuh diri lagi! (Sambil berlutut)

Ibu Shoya : Sumpah?

Shoya : Sumpah, dah!


Ibu Shoya : Bagus. Janji, ya. (tak sengaja membakar amplop)

Shoya : (Tersadar) Ah! Ibu!

Maria : Aaa! (menunjuk)

Ibu Shoya : (Terkaget dan melempar amplop yang terbakar)

Shoya : (Membuka kaos untuk memadamkan api)

Sebenarnya, kemarin aku berniat bunuh diri dengan melompat dari jembatan tinggi. Menemui
Nishimiya pun salah satu keinginan ku sebelum bunuh diri. Itulah uji keberanian terbesar dan
terberat dalam hidupku. Meski akhirnya, aku tidak jadi… . Teman, ya…? Ngomong apaan sih..?

Shimada bilang begini saat upacara siswa baru SMP. Lebih baik jangan mendekati Shoya Ishida.
Dia itu tukang jail akut. Aku sadar bahwa seluruh dosa-dosa yang pernah ku perbuat, balik
menyerangku. Dan aku pun sadar harus menanggung dan menerima semua konsekuensinya. Pada
akhirnya… aku lah yang di bully

Shoya : (Melewati lorong dengan wajah menunduk. Kemudia menutup telinga.)

Dikelas

Kawai : (Menghampiri meja Shoya) Ishida.

Shoya : Kawai?

Kawai : Apakah kamu sudah mengumpulkan catatan matematika mu?

Shoya : ah, maaf. Aku lupa.

Kawai : Oh, lupa.Kalau begitu cepat kumpulkan, ya.

Shoya : Maaf, ya.

Kawai : Tidak apa-apa. (Pergi)

Teman Kawai : Mau makan kantin?

Shoya : Ah.. (Bergumam)


‘ishida selalu saja menyendiri, ya?’
‘Semua orang juga tahu, lo’

Murid 1 : Seriusan?

Shoya : (Bergumam)
‘Ah, lagi-lagi dia melihat ke sini’
‘Apa dia tidak kesepian begitu terus? Bakal begitu sampai mati?’
‘Lagian, buat apa dia hidup, coba?

(Menunduk)
-throwback-

Shoya : A-ah… aku beli ini pas tanggal rilis.

Shimada : Wah. Mungkin aku behenti saja, deh, jadi penggemarnya.

-Kembali-

Shoya : Wajar, lah…

Istirahat

Shoya duduk di bangku taman makan siang. Tak jauh, ada Nagatsuka yang juga sedang makan
siang.

Shoya : Kayak pernah lihat model rambut begituan. Siapa, ya? Lagian… apa aku masih punya
nyali buat ketemu Nishimiya lagi, ya? Dia bilang rajin kasih makan ikan pake roti.
Tapi orang sepertiku pantasnya harus bersikap seperti apa? Minta maaf karena
pernah membuatnya menangis? Dia juga bilang setiap hari pasti ada di tempat kursus.
Bikin jijik tidak, ya? (sesekali menatap Nagatsuka)

Dirumah

Shoya : Aku pulang.

Shoya duduk sambil menyalakan televisi.

Ibu Shoya : Sho…

Shoya : Huh?! …Bikin kaget saja… Ada apa sih?

Ibu Shoya : (Tersenyum) Maaf ya soal tadi pagi. Ibu malah membakar habis semua uang hasil kerja
kerasmu.

Shoya : A-ah…

Ibu Shoya : Tapi, ibu tidak sudi membelanjakan uang dari niat bunuh dirimu.

Shoya : Maaf. Akan ku kumpulkan lagi.

Ibu Shoya : Terima kasih. Pelan-pelan saja menabungnya. Nah. Kamu lapar, kan? Ayo makan!

Maria : Lapar!

Esoknya

Shoya : Hari Selasa. (Sambil berjalan)

Terdengar suara dari kejauhan. Shoya melirik.


Murid 1 : Hei, bisa pinjam sepedamu sebentar, gak?

Nagatsuka : Punyaku? Hah? Mau buat apa?

Shoya : Ah, orang pas makan siang kemarin.

Murid 1 : Aku kelupaan sesuatu. Sekarang aku mau balik buat mengambilnya.

Nagatsuka : Ha? Kenapa harus punyaku? Pakai aja sepedamu sendiri.

Murid 1 : Justru aku pinjam karena gak punya! (Merebut sepeda)

Nagatsuka : Tolong hentikan.

Murid 1 : Oi, lepas, dong.

Nagatsuka : Tunggu. Jangan tarik-tarik!(Melawan) SIAPA SAJA TOLONG AKU! TOLONG AKU!!!

Murid 1 : Berisik banget, sih! Buruan lepas!

Shoya : (Berjalan kearah Nagatsuka) Anu…

Murid 1 : Hah?

Shoya : Kau boleh pinjam sepedaku.

Murid 1 : Wah, Seriusan? Dewa penolong.

Sepeda ku tidak dikembalikan. Kenapa juga kejadiannya dihari selasa? Apa ini pertanda aku tidak
boleh menemuinya? Bukan berarti tidak bisa jalan kaki kesana sih. Tapi rasanya ada yang
menahanku supaya jangan dulu ketemu. Aku butuh alas an… Aku butuh alasan ketemu yang
cerdas dan senatural mungkin.

Shoya : (Melihat kupon roti) Kupon diskon roti empuk baru? Ah… Ini dia!!

Di tempat kursus

Shoya : (Sambil membawa roti) A-apa Nishimiya nya ada?

Yuzuru : Tidak ada.

Shoya : Ada tuh kelihatan, kan? (Menunjuk Nishimiya di meja)

Yuzuru : Tidak ada. Nishimiya Shoko tidak ada di sini. Maaf kalau lancang, tapi apa kamu benar
benar temannya? Kalau begitu, selamat tinggal. (Menutup pintu kemudian
menghampiri Shoko)

Shoko : Ada apa?


Yuzuru : Tidak ada apa apa. Aku Cuma habis memotret tikus. (Berbahasa isyarat) Tikus paling
menjijikkan sejagat. Tenang saja. Tikusnya tidak akan kembali lagi.

Shoya berjalan pulang sambil memakani roti untuk ikan tadi. Kemudian dia tak sengaja melihat
sepedanya dibawa oleh anak yang ia tolong.

Shoya : Loh, kok?

Nagatsuka : Ah, itu dia. Ishida! Coba lihat, nih! Ini sepedamu, kan? Pas banget!

Shoya : (Heran)

Nagatsuka : Untung saja alamatnya benar.

Shoya : Di mana kau menemukannya?

Nagatsuka : Tergeletak dekat kebun. Yah. Aku juga sudah cari ke mana mana. Syukurlah aku bisa
mengembalikannya kepada mu.

Shoya : (Terdiam)Huh…

Nagatsuka : Ada apa, Ishida?

Shoya : Ah, tidak... si-siapa namamu?

Nagatsuka : Buset,dah! Aku Nagatsuka, tahu. Padahal aku duduk di belakangmu di kelas

Shoya : O-Oh iya. r-Roti ini enak, loh. Kamu mau, Nagatsuka?

Esoknya

Nagatsuka : Ishida! Selamat pagi. Pulang sekolah kita mabar yuk. Sebagai tanda pertemanan kita.

Mereka pun menonton bioskop dan pergi makan di sebuah restoran.

Shoya : (Terdiam melihat minuman)

Nagatsuka : Ada apa, Om Bray?

Shoya : ti-Tidak ada apa apa. ‘Om Bray’?

Nagatsuka : Kesannya jadi kayak sohib,kan? Terus, apa yang sedang kau pikirkan? Ceritakan saja
padaku. Kita ini sohib, kan?

Shoya : Nagatsuka, begini… berteman itu bagaimana sih? Apakah ada persyaratan tertentu
yang harus di isi untuk berteman?
Nagatsuka : (Menyocol kentang dan saus dan menjadikannya seperti rokok) Dengar, ya, Om Bray.
Ulurkan tangan mu. (mengulurkan tangan)

Shoya : (Mengulurkan tangan)

Nagatsuka : (Membuat gerakan tos) Inilah yang namanya teman.(Memberatkan suara) Menurutku
ya, Ishida… Pertemanan itu melebihi apa yang yang bisa dijelaskan dengan kata
kata dan logika. Syarat? Mana ada yang begituan. Aneh aneh aja.

Esoknya ditempat kursus

Yuzuru : Dia tidak ada.

Shoya : Ada tuh, disana, kan? (menunjuk)

Yuzuru : Tidak ada.

Shoya : Eng,… Sebenrnya kamu si-

Yuzuru : Aku pacarnya Shoko.

Shoya : (Menjatuhkan roti) Aduh, Kerompyangan. Maksudnya roti. Bukan hatiku. Lagian… eh??
begitu, ya… Jadi nishimiya lebih suka yang berondong ya? Eh, tidak disangka.
Oh, setidaknya tolong kasih roti ini buat dia. Ini roti jempolan, lo.

Yuzuru : Dengar, ya. Kalau niatmu ingin memuaskan diri sendiri, pulang saja. Sudah selesai, kan?
Selamat tinggal.

Nagatsuka : (Datang dan menarik kerah Yuzuru) OI, UCOK! Om Bray bilang dia mau ketemu sama
Nishimiya!

Shoya : Nagatsuka? (panic)

Nagatsuka : Jangan banyak omong. Cepat panggil dia kemari!

Shoya : Lo kok ada disini?

Nagatsuka : (Melepas cengkram dan menepuk tangan) Aku nge stalk Om Bray. Itu hal yang wajib
sebagai sohib, kan?

Yuzuru : Temannya si tikus emang bau tahi. Dasar pala tinja.

Nagatsuka : (Terguncang) Hah? Apaan? Coba bilang sekali lagi!

Shoya : Sebentar, Nagatsuka…

Yuzuru : Dasar pala tinja! Pala tahi!

Orang 1 : Coba lihat itu.


Orang 2 : Ah. Ada apa?

Orang 1 : Bukannya itu Yuzuru?

Orang 2 : Waduh, gawat. Mereka berkelahi, lo.

Shoya : Nagatsuka. Nagatsuka. Berhenti… Sudahlah, kita pulang. Ayo (Mencoba melerai)
Nagatsuka…

Shoko : (Berdiri)

Shoya : (Melihat Shoko Berdiri)

Orang 1 : Ah, kamu yang kemarin sama shoko, kan?

Shoya : Bukan, anda salah orang.(Berlari meninggalkan Nagatsuka) Maaf, Nagatsuka.

Nagatsuka : Aduh, duh, duh!

Shoko : (mengejar Shoya)

Yuzuru : (Sadar Shoko pergi) Ah, Gawat!

Anda mungkin juga menyukai