Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

KERAJINAN WAYANG KULIT PASAR GLOBAL

Oleh : Kelompok II

XII MIPA 2

1. Akram Ziyad Ramadhan


2. Anisa Takwarani RJ
3. Fakhira Zaharani
4. M. Tansa Alam
5. Salsa Nabilla Putri
6. Umi Fitriani

Guru Pembimbing : Fitri Yanti, ST

SMA NEGERI 01 OGAN KOMERING ULU


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
SEMESTER GENAP
Jalan Dr. M. Hatta No. 261 Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten OKU
Sumatera Selatan 32112
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah–Nya dalam memberikan banyak kesempatan, sehingga Kami dapat menyelesaikan
Makalah Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Pasar Global dengan baik.
Penulis berharap hasil penulisan makalah ini dapat mebantu pembaca untuk lebih
mengerti mengenai kerajinan asli Indonesia yang sudah memasuki pasar global, salah satu
contohnya wayang kulit. Penulis menyadari bahwa masih banyak kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis mengucapkan terimakasih Kepada Pihak yang terkait. Terkhusus untuk Ibu Fitri Yanti,
ST sebagai Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam
penyelesaian makalah dan kegitan ini.

Baturaja, 21 Januari 2023

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................................01
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................01
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................02
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................02
1.4
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................................06
2.1 Sejarah Wayang Kulit...........................................................................................................03
2.2 Pembuatan Wayang Kulit.....................................................................................................05
2.2.1.Alat................................................................................................................................05
2.2.2 Bahan............................................................................................................................06
2.2.3 Cara Pembuatan..........................................................................................................06
2.3 Strategi Pemasaran Produk..................................................................................................07
2.4 Kendala Pemasaran Produk.................................................................................................07
2.5 Biaya Bahan Baku.................................................................................................................08
2.6 Biaya Produksi.......................................................................................................................08
2.7 Biaya Variabel........................................................................................................................09
2.8 BEP..........................................................................................................................................10
2.8.1 BEP Unit........................................................................................................................10
2.8.2 BEP Harga.....................................................................................................................11

BAB III : PENUTUP...................................................................................................................11


4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................11
4.2 Saran.......................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wayang adalah seni budaya bangsa Indonesia yang telah dikenal sejak abad ke-10 dan
telah berkembang hingga dewasa ini. Wayang dalam perkembangannya berabad-abad itu
ternyata telah mampu bertahan dengan berbagai ujian dan tantangan, sehingga wayang
menjadi sebuah budaya yang bermutu sangat tinggi. Budaya wayang meliputi seni peran,
seni suara (musik), seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang dari
zaman ke zaman juga merupakan media penerang, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat
serta hiburan.
Di daerah jawa cerita yang populer yang tersebar di masyarakat adalah cerita
Ramayana, Mahabharata, dan cerita Arjunasasrabahu. Namun cerita Arjunasasrabahu kalah
populer dibanding kedua cerita lainnya. Ketiga cerita tersebut merupakan cerita yang berasal
dari tanah India. Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan
yang sangat mendalam. Nilai-nilai tersebut ditanamkan oleh para leluhur secara mentradisi
melalui pertunjukan. Tokoh dari penokohan serta tema yang diangkat diharapkan dapat
mempertegas bahwa keutamaan mengalahkan kenagkaramurkaan, kebenaran mengalahkan
ketidakbenaran, dan keadilan mengalahkan ketidakadilan (wayang sebagai simbol
kehidupan). Masyarakat diajak untuk merenung dan berfikir mengenai nilai-nilai dualisme;
baik-buruk, utama-angkara, terpuji-tercela, dan sebagainya, yang pada akhirnya masyarakat
tersebut selalu memenangkan yang baik.
Kini wayang kulit tidak hanya terkenal di Indonesia, tapi sudah mancanegara. Berkat
dunia yang sudah modern dan melalui teknologi canggih yang canggih, kini wayang kulit
dapat masuk pasar global. Wayang kulit sudah terkenal di Asia hingga Eropa. Negara-negara
yang menjadi eskpor kerajinan wayang kulit, diantaranya Iran, Kairo, Perancis, Jepang, dan
Australia. Namun, karena perkembangan banyaknya tradisi negara asing yang masuk ke
Indonesia membuat sebagian generasi penerus bangsa mulai melupakan tradisi negaranya
sendiri, salah satu contohnya wayang kulit. Seharusnya kita dukung kesenian khas Indonesia
agar tidak lenyap begitu saja. Apalagi di dunia yang sudah canggih seperti sekarang, yang
membuat semuanya menjadi serba mudah. Terlebih sudah banyak pengerajin wayang kulit

1
yang sudah mengekspor membuat kita lebih mudah mengenalkan wayang kulit ke
mancanegara. Oleh karena itu, marilah kita sebagai anak muda penerus bangsa melestarikan
budaya Indonesia, salah satunya wayang kulit.

1.2. Rumusan Masalah


1. Berapa biaya bahan baku dari kerajinan wayang kulit?
2. Berapa biaya produksi total dari kerajinan wayang kulit?
3. Berapa biaya variabel dari kerajinan wayang kulit?
4. Berapa BEP unit dari produk kerajian wayang kulit?
5. Berapa BEP harga dari produk kerajinan wayang kulit?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui biaya bahan baku kerajinan wayang kulit.
2. Utuk mengetahui biaya produksi total kerajinan wayang kulit.
3. Untuk mengetahui biaya variabel kerajinan wayang kulit.
4. Untuk mengetahui BEP unit kerajinan wayang kulit.
5. Untuk mengetahui BEP harga kerajinan wayang kulit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Wayang Kulit


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak sekali kekayaan di dalamnya.
Salah satunya adalah kekayaan akan kebudayaan dan juga kesenian di setiap daerahnya. Di
setiap daerah Indonesia selalu memiliki kesenian yang begitu khas yang bisa melambangkan
atau menggambarkan daerah tersebut. Bahkan beberapa kesenian khas Indonesia juga sudah
ada yang mendunia. Tak heran jika orang luar negeri juga tahu beberapa kesenian Indonesia
secara langsung. Artinya mereka tahu kesenian Indonesia dari apa yang mereka lihat secara
langsung bukan hanya informasi dari internet saja.
Salah satu kesenian dari Indonesia adalah wayang. Dalam bahasa Jawa, kata wayang
berarti "bayangan". Jika ditinjau dari arti filsafatnya "wayang" dapat diartikan sebagai
bayangan atau merupakan pencerminan dari manusia dalam arti sifat-sifat yang ada dalam
jiwa manusia, seperti angkara murka, kebajikan, serakah dan lain-lain. Menurut Kamus
Bahasa Indonesia, wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau
kayu dan sebagainya, yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan
drama tradisional,—Bali, Jawa, Sunda—biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut
dalang. Wayang adalah salah satu unsur kebudayaan bangsa Indonesia yang mengandung
nilai seni, filsafat, pendidikan, nilai-nilai pengetahuan yang tinggi dan wayang benar-benar
sangat berharga untuk dipelajari secara seksama dan sedalam-dalamnya.
Wayang kulit adalah salah satu jenis wayang yang dibedakan berdasarkan bahan
bakunya. Wayang kulit menjadi salah satu kesenian tradisional yang lahir, tumbuh dan
berkembang sampai saat ini. Terutama di wilayah Jawa, kesenian wayang kulit memang
masih kerap dan mudah ditemukan pada acara tertentu seperti pernikahan maupun acara
tahunan di suatu desa. Jika dilihat lebih dalam, wayang kulit bukanlah sekedar kesenian
pertunjukan saja. Namun kesenian wayang kulit merupakan media permenungan menuju roh
spiritual para dewa. Istilah wayang sendiri berasal dari kata ma Hyang yang memiliki arti
menuju spiritual Sang Kuasa. Namun ada juga yang mengartikan jika istilah wayang berasal
dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang atau wayang) pada layar
yang digunakan.

3
Sejarah dari dari mana asal usul wayang kulit bisa dikenal di Negara Indonesia juga
terbilang cukup beragam. Banyak orang mempercayai bahwa asal usul wayang telah hadir
sejak abad ke- 15 sebelum Masehi. Diketahui, wayang lahir dari para cendikia nenek
moyang suku Jawa di masa silam. JLA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse, dan
beberapa peneliti lainnya meyakini jika wayang berasal dari pulau Jawa. Lalu dari penelitian
R Pichel, Poensen, Goslings, dan Rassers menjelaskan jika wayang berasal dari Negara
India. Jika dari penelitian J Krom dan WH Rassers didapatkan sebuah penjelasan bahwa
wayang berasal dari percampuran budaya Jawa dan India.
Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga
bentuknya masih sangat sederhana. Lalu seiringnya perkembangan zaman, pembuatan
wayang kulit menggunakan kulit kerbau. Hingga saat ini kulit kerbau juga bisa dibilang
menjadi pilihan yang begitu banyak digunakan dalam proses pembuatan wayang kulit.
Pada 7 November 2003, UNESCO telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai
dalam seni bertutur asli Indonesia.
Dalam proses pementasannya sendiri, pagelaran wayang kulit akan dimainkan oleh
seorang yang kerap disebut sebagai dalang. Pementasan seni wayang tidak akan lengkap jika
tidak diiringi oleh gamelan. Mereka yang memainkan gamelan juga bisa disebut dengan
nayaga. Selain itu dalam pagelaran wayang juga ada yang namanya sinden. Dimana nantinya
sinden akan menyanyikan beberapa lagu dalam pagelaran wayang kulit yang juga akan
diiringi oleh alunan musik gamelan. Jadi bisa dibilang jika dalam pagelaran wayang secara
keseluruhan ada yang namanya dalang yang memainkan wayang kulit sesuai dengan cerita
yang dibawakan. Lalu ada nayaga yang bertugas untuk memainkan alat musik gamelan dan
juga beberapa sinden yang bertugas menyanyikan lagu dalam pagelaran wayang kulit
tersebut.
Catatan sejarah pertama tentang adanya pertunjukan wayang mengacu pada sebuah
prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930 Masehi. Prasasti tersebut menyebutkan
tentang si Galigi mawayang, seorang penampil yang sering dimintai untuk menggelar
pertunjukan ketika ada acara atau upacara penting. Pada saat itu, Galigi biasanya
membawakan sepenggal cerita tentang Bima, seorang ksatria dari kisah Mahabharata.

4
Perkembangan kesenian wayang terus terjadi. Cerita-cerita yang dibawakan pun kian
berkembang. Dalam pewayangan Jawa, yang terkenal adalah kisah Punakawan, yang terdiri
dari Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Masuknya agama Hindu di Nusantara telah
menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Mahabharata
dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada masanya. Kedua kisah
tersebut memiliki kesinambungan cerita yang unik pada abad ke- 10 hingga 15 Masehi.
Perlu diketahui jika setiap bagian dalam pementasan pagelaran kesenian wayang kulit
juga memiliki simbol dan makna nya tersendiri. Apalagi jika dilihat dari segi cerita.
Biasanya cerita pewayangan akan memiliki makna budi pekerti yang luhur, saling
mencintai, dan juga menghormati sesama.
Bahkan terkadang dalam cerita pewayangan yang diangkat terdapat kritik sosial. Dalam
satu pagelaran wayang bukan hanya membawakan cerita yang terkesan serius saja. Namun
ada juga bagian lucu yang kerap disebut dengan nama goro-goro. Selain bisa menjadi
pencair suasana serius dalam pagelaran wayang kulit. Adanya goro-goro juga menjadi satu
hal yang menarik dan juga menjadi daya tarik tersendiri dalam pagelaran wayang tersebut.
Tak heran jika banyak penonton pagelaran wayang kulit yang akan menantikan pementasan
goro-goro dalam satu pementasan wayang kulit.
Kesukaan masyarakat Jawa akan seni pertunjukan wayang pada masa tersebut juga
berpengaruh terhadap proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Salah seorang tokoh
Wali Songo, Sunan Kalijaga ketika berdakwah selalu menggelar pertunjukan wayang dan
memainkannya untuk mengundang banyak orang datang.

2.2. Pembuatan Wayang Kulit


Harga dan banyak bahan yang kami cantumkan di bawah ini untuk 20 wayang kulit
ukuran standar.
2.2.1. Alat
1) Pahat ukir
2) Kuas
3) Ganden
4) Amplas
5) Tatakan cat

5
2.2.2. Bahan
1) Kulit kerbau
2) Cat akrilik
3) Cat prada
4) Gapit bule
5) Malam

2.2.3. Cara Pembuatan


1) Penyucian dan Perendaman Kulit
Perendaman kulit dimaksudkan untuk mempermudah pengerokan bulu bulu yang
masih menempel. Biasanya proses perendaman tidak begitu lama. Cukup 2-5 jam,
sesuai dengan ketebalan kulit.
2) Pengerokan
Pengerokan dilakukan untuk menghilangkan bulu, gajih dan daging yang masih
menempel pada kulit. Selain itu, pengerokan dilakukan untuk meratakan ketebalan
kulit dan memperhalus permukaan kulit.
3) Penjemuran
Kulit yang sudah bersih kemudian dibentangkan untuk dijemur. Proses
penjemuran biasanya empat hari, tergantung panasnya matahari.
4) Pemotongan Kulit dan Proses Pemolaan
Kulit yang sudah dijemur segera dipotong-potong sesuai ukuran wayang yang
akan dibuat. Proses pembuatan desain atau pemolaan master wayang dikerjakan
dengan manual menggunakan pensil dan ballpoint dengan mengandalkan
ketrampilan pekerja desain. Pola yang digambar biasanya meniru dari pola yang
sudah ada (duplikat).
5) Proses Tatah Wayang
Apabila desain wayang pada kulit sudah terbentuk, dilakukan proses tatah wayang
atau lebih dikenal dengan proses pemahatan. Kulit dipahat sesuai pola
menggunakan kurang lebih 60 alat pahat yang berbeda ukuran dan bentuknya.
Biasanya proses ini berlangsung hingga tiga hari.

6
6) Wayang Diamplas
Wayang yang sudah terbentuk kemudian diamplas untuk menghasilkan
permukaan yang rata dan halus.
7) Proses Sungging atau Pewarnaan
Proses sungging dilakukan setelah menyelesaikan proses pembuatan wayang
putihan. Pengecatan wayang dengan menggunakan warna-warna dari alam seperti
kuning dari kunyit, merah dari daun jati, hijau dari pandan. Namun, seiring
berkembangnya zaman, pengrajin cenderung memilih warna sintetis atau pigmen
yang praktis dan cepat untuk produksi. Untuk membuat ornamen, biasanya
wayang kulit ditambah dengan grenjengan atau emas. Proses pewarnaan harus
dilakukan dengan sabar dan teliti. Para pengrajin bisa menghabiskan waktu dua
hari untuk proses sungging ini.
8) Proses Pemasangan Gapit
Wayang yang telah selesai disungging kemudian dipasangkan gapit. Gapit yang
digunakan biasanya terbuat dari tanduk kerbau. Setelah selesai barulah wayang
bisa dimainkan.

2.3. Strategi Pemasaran Produk


Berikut ini strategi pemasaran wayang kulit yang kami gunakan untuk meningkatkan
pemasaran global, antara sebagai berikut.
1) Memperbaiki komunikasi dan promosi.
2) Memanfaatkan perkembangan ekonomi.
3) Menjaga dan meningkatkan kualitas dan desain wayang kulit.
4) Meningkatkan kualitas pengiriman barang ke pemasaran global.
5) Menaati aturan dan regulasi yang ada di pemasaran global.
6) Memilih negara tujuan yang memiliki minat pasaran yang tinggi terhadap karakteristik
wayang kulit.

2.4. Kendala Pemasaran Produk


Kendala pemasaran global wayang kulit yang kami alami, antara lain sebagai berikut.
1) Berkurangnya pengrajin wayang kulit.

7
2) Langkah dan mahalnya bahan baku.
3) Perbedaan mata uang dengan negara lain.
4) Kerumitan pembuatan manual wayang kulit oleh pengrajin membuat sedikitnya hasil
produksi dan lamanya proses pengerjaan.

2.5. Biaya Bahan Baku


Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan atau material
yang digunakan untuk memproduksi barang.
Bahan Baku Jumlah Harga Satuan Harga Total
Kulit kerbau 2 lembar Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
Cat akrilik 20 botol Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Cat prada 2 liter Rp. 600.000,- Rp. 1.200.000,-
Pahat ukir 4 set Rp. 380.000,- Rp. 1.520.000,-
Amplas 2 meter Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
Kuas 4 set Rp. 60.000,- Rp. 240.000,-
Palet cat 20 buah Rp. 10.000,- Rp. 200.000,-
Ganden 20 buah Rp. 40.000,- Rp. 800.000,-
Gapit bule 20 set Rp. 250.000,- Rp. 5.000.000,-
Malam 2 kg Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
Total Rp. 12.710.000,-

2.6. Biaya Produksi


Biaya produksi pada dasarnya adalah dana atau modal yang harus dikeluarkan oleh
suatu perusahaan selama untuk mengolah bahan baku untuk menghasilkan suatu produk
yang akan dipasarkan atau dijual. Oleh sebab itu, biaya produksi ini sudah pasti dikeluarkan
dalam kegiatan produksi suatu perusahaan.

8
Biaya yang dikeluarkan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan patokan untuk
menentukan harga jual. Prosesnya adalah dengan mengakumulasikan seluruh biaya
produksi, kemudian digabungkan dengan biaya yang lainnya hingga kemudian ditentukan
harganya. Selain itu, biaya produksi digunakan untuk menganalisis dan evaluasi keuntungan
dan kerugian dari penjualan produk.
Perincian Jumlah Harga Satuan Total Harga
Sewa tempat 1 per 2 minggu Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,-
Sarana produksi Kulit 2 lembar Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
kerbau
Cat akrilik 20 botol Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Cat prada 2 liter Rp. 600.000,- Rp. 1.200.000,-
Gapit bule 20 set Rp. 250.000,- Rp. 5.000.000,-
Malam 2 kg Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
Tenaga kerja Pengolahan 2 pekerja x 4 hari Rp.100.000,- Rp. 800.000,-
kulit kerbau
Pembuatan 20 pekerja x 3 hari Rp. 100.000,- Rp. 6.000.000,-
ukiran
Pengecatan 20 pekerja x 2 hari Rp. 100.000,- Rp. 4.000.000,-
Peralatan Pahat ukir 4 set Rp. 380.000,- Rp. 1.520.000,-
Amplas 2 meter Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
Kuas 4 set Rp. 60.000,- Rp. 240.000,-
Palet cat 20 buah Rp.10.000,- Rp. 200.000,-
Ganden 20 buah Rp. 40.000,- Rp. 800.000,-
Total Rp.33.510.000,-

2.7. Biaya Variabel

Biaya variabel dapat diartikan sebagai sebuah biaya perusahaan yang memiliki jumlah
sesuai dengan volume dari kegiatan usahanya. Istilah dari biaya variabel disebut juga
dengan biaya tidak tetap.

9
Perincian Jumlah Total Harga
Biaya bahan baku 20 wayang Rp. 12.710.000,-

Tenaga Kerja 20 wayang Rp. 10.800.000,-


Transportasi 20 wayang Rp. 3.482.500,-

Total Rp. 26.992.500,-

2.8. BEP (Break Even Point)

BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang dikeluarkan,
sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian yang
dihasilkan pada posisi 0 (titik break even point) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan
tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
 Biaya tetap = Sewa Tempat + Peralatan
= Rp. 10.000.000 + Rp. 2.770.000
= Rp. 12.770.000
 Harga jual = Rp. 7.000.000/unit
Biaya Variabel Keseluruhan
 Biaya variabel per unit =
Banyak Produk
26.992.500
=
20
= Rp. 1.349.625,-
 Total pendapatan = Harga Jual x Banyak Produk
= Rp. 7.000.000 x 20 buah
= Rp. 140.000.000/dua minggu

2.8.1. BEP Unit


Biaya Tetap
BEP Unit =
Harga Jual per Unit − Biaya Variabel per Unit
12.770.000
=
7.000.000 − 1.349.625
12.770.000
=
5.650.375

10
= 2,26

= 2 unit

2.8.2. BEP Harga


Biaya Tetap
BEP Harga = Biaya Variabel per Unit
1− Harga Jual per Unit

12.770.000
= 1.349.625
1−
7.000.000

12.770.000
=
1−0,2

12.770.000
=
0,8

= Rp. 15.962.500,-

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Salah satu kesenian dari Indonesia adalah wayang. Wayang kulit adalah salah satu jenis
wayang yang dibedakan berdasarkan bahan bakunya.
2. Pada 7 November 2003, UNESCO telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai
dalam seni bertutur asli Indonesia.

3.2. Saran
1. Untuk mendukung kesenian khas Indonesia agar lebih sukses lagi di pasar global, perlu
adanya dukungan dari warga Indonesia. Terlebih para anak muda penerus bangsa yang
harus melestarikan kesenian khas Indonesia tersebut. Dengan cara mempromosikan
wayang kulit melalui sosial media.
2. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah
ini. Demikian makalah ini, semoga kegiatan keinginan usaha kami ini dapat berjalan
dengan baik dan kami berharap dalam mengembangkan kreatifitas dapat bermanfaat bagi
saya dan masyarakat sekitar.

12

Anda mungkin juga menyukai