Oleh : Kelompok II
XII MIPA 2
Puji syukur Kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah–Nya dalam memberikan banyak kesempatan, sehingga Kami dapat menyelesaikan
Makalah Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Pasar Global dengan baik.
Penulis berharap hasil penulisan makalah ini dapat mebantu pembaca untuk lebih
mengerti mengenai kerajinan asli Indonesia yang sudah memasuki pasar global, salah satu
contohnya wayang kulit. Penulis menyadari bahwa masih banyak kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis mengucapkan terimakasih Kepada Pihak yang terkait. Terkhusus untuk Ibu Fitri Yanti,
ST sebagai Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam
penyelesaian makalah dan kegitan ini.
Kelompok II
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................................01
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................01
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................02
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................02
1.4
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................................06
2.1 Sejarah Wayang Kulit...........................................................................................................03
2.2 Pembuatan Wayang Kulit.....................................................................................................05
2.2.1.Alat................................................................................................................................05
2.2.2 Bahan............................................................................................................................06
2.2.3 Cara Pembuatan..........................................................................................................06
2.3 Strategi Pemasaran Produk..................................................................................................07
2.4 Kendala Pemasaran Produk.................................................................................................07
2.5 Biaya Bahan Baku.................................................................................................................08
2.6 Biaya Produksi.......................................................................................................................08
2.7 Biaya Variabel........................................................................................................................09
2.8 BEP..........................................................................................................................................10
2.8.1 BEP Unit........................................................................................................................10
2.8.2 BEP Harga.....................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang sudah mengekspor membuat kita lebih mudah mengenalkan wayang kulit ke
mancanegara. Oleh karena itu, marilah kita sebagai anak muda penerus bangsa melestarikan
budaya Indonesia, salah satunya wayang kulit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sejarah dari dari mana asal usul wayang kulit bisa dikenal di Negara Indonesia juga
terbilang cukup beragam. Banyak orang mempercayai bahwa asal usul wayang telah hadir
sejak abad ke- 15 sebelum Masehi. Diketahui, wayang lahir dari para cendikia nenek
moyang suku Jawa di masa silam. JLA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse, dan
beberapa peneliti lainnya meyakini jika wayang berasal dari pulau Jawa. Lalu dari penelitian
R Pichel, Poensen, Goslings, dan Rassers menjelaskan jika wayang berasal dari Negara
India. Jika dari penelitian J Krom dan WH Rassers didapatkan sebuah penjelasan bahwa
wayang berasal dari percampuran budaya Jawa dan India.
Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga
bentuknya masih sangat sederhana. Lalu seiringnya perkembangan zaman, pembuatan
wayang kulit menggunakan kulit kerbau. Hingga saat ini kulit kerbau juga bisa dibilang
menjadi pilihan yang begitu banyak digunakan dalam proses pembuatan wayang kulit.
Pada 7 November 2003, UNESCO telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai
dalam seni bertutur asli Indonesia.
Dalam proses pementasannya sendiri, pagelaran wayang kulit akan dimainkan oleh
seorang yang kerap disebut sebagai dalang. Pementasan seni wayang tidak akan lengkap jika
tidak diiringi oleh gamelan. Mereka yang memainkan gamelan juga bisa disebut dengan
nayaga. Selain itu dalam pagelaran wayang juga ada yang namanya sinden. Dimana nantinya
sinden akan menyanyikan beberapa lagu dalam pagelaran wayang kulit yang juga akan
diiringi oleh alunan musik gamelan. Jadi bisa dibilang jika dalam pagelaran wayang secara
keseluruhan ada yang namanya dalang yang memainkan wayang kulit sesuai dengan cerita
yang dibawakan. Lalu ada nayaga yang bertugas untuk memainkan alat musik gamelan dan
juga beberapa sinden yang bertugas menyanyikan lagu dalam pagelaran wayang kulit
tersebut.
Catatan sejarah pertama tentang adanya pertunjukan wayang mengacu pada sebuah
prasasti yang bisa dilacak berasal dari tahun 930 Masehi. Prasasti tersebut menyebutkan
tentang si Galigi mawayang, seorang penampil yang sering dimintai untuk menggelar
pertunjukan ketika ada acara atau upacara penting. Pada saat itu, Galigi biasanya
membawakan sepenggal cerita tentang Bima, seorang ksatria dari kisah Mahabharata.
4
Perkembangan kesenian wayang terus terjadi. Cerita-cerita yang dibawakan pun kian
berkembang. Dalam pewayangan Jawa, yang terkenal adalah kisah Punakawan, yang terdiri
dari Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Masuknya agama Hindu di Nusantara telah
menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Mahabharata
dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada masanya. Kedua kisah
tersebut memiliki kesinambungan cerita yang unik pada abad ke- 10 hingga 15 Masehi.
Perlu diketahui jika setiap bagian dalam pementasan pagelaran kesenian wayang kulit
juga memiliki simbol dan makna nya tersendiri. Apalagi jika dilihat dari segi cerita.
Biasanya cerita pewayangan akan memiliki makna budi pekerti yang luhur, saling
mencintai, dan juga menghormati sesama.
Bahkan terkadang dalam cerita pewayangan yang diangkat terdapat kritik sosial. Dalam
satu pagelaran wayang bukan hanya membawakan cerita yang terkesan serius saja. Namun
ada juga bagian lucu yang kerap disebut dengan nama goro-goro. Selain bisa menjadi
pencair suasana serius dalam pagelaran wayang kulit. Adanya goro-goro juga menjadi satu
hal yang menarik dan juga menjadi daya tarik tersendiri dalam pagelaran wayang tersebut.
Tak heran jika banyak penonton pagelaran wayang kulit yang akan menantikan pementasan
goro-goro dalam satu pementasan wayang kulit.
Kesukaan masyarakat Jawa akan seni pertunjukan wayang pada masa tersebut juga
berpengaruh terhadap proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Salah seorang tokoh
Wali Songo, Sunan Kalijaga ketika berdakwah selalu menggelar pertunjukan wayang dan
memainkannya untuk mengundang banyak orang datang.
5
2.2.2. Bahan
1) Kulit kerbau
2) Cat akrilik
3) Cat prada
4) Gapit bule
5) Malam
6
6) Wayang Diamplas
Wayang yang sudah terbentuk kemudian diamplas untuk menghasilkan
permukaan yang rata dan halus.
7) Proses Sungging atau Pewarnaan
Proses sungging dilakukan setelah menyelesaikan proses pembuatan wayang
putihan. Pengecatan wayang dengan menggunakan warna-warna dari alam seperti
kuning dari kunyit, merah dari daun jati, hijau dari pandan. Namun, seiring
berkembangnya zaman, pengrajin cenderung memilih warna sintetis atau pigmen
yang praktis dan cepat untuk produksi. Untuk membuat ornamen, biasanya
wayang kulit ditambah dengan grenjengan atau emas. Proses pewarnaan harus
dilakukan dengan sabar dan teliti. Para pengrajin bisa menghabiskan waktu dua
hari untuk proses sungging ini.
8) Proses Pemasangan Gapit
Wayang yang telah selesai disungging kemudian dipasangkan gapit. Gapit yang
digunakan biasanya terbuat dari tanduk kerbau. Setelah selesai barulah wayang
bisa dimainkan.
7
2) Langkah dan mahalnya bahan baku.
3) Perbedaan mata uang dengan negara lain.
4) Kerumitan pembuatan manual wayang kulit oleh pengrajin membuat sedikitnya hasil
produksi dan lamanya proses pengerjaan.
8
Biaya yang dikeluarkan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan patokan untuk
menentukan harga jual. Prosesnya adalah dengan mengakumulasikan seluruh biaya
produksi, kemudian digabungkan dengan biaya yang lainnya hingga kemudian ditentukan
harganya. Selain itu, biaya produksi digunakan untuk menganalisis dan evaluasi keuntungan
dan kerugian dari penjualan produk.
Perincian Jumlah Harga Satuan Total Harga
Sewa tempat 1 per 2 minggu Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,-
Sarana produksi Kulit 2 lembar Rp. 1.500.000,- Rp. 3.000.000,-
kerbau
Cat akrilik 20 botol Rp. 32.000,- Rp. 640.000,-
Cat prada 2 liter Rp. 600.000,- Rp. 1.200.000,-
Gapit bule 20 set Rp. 250.000,- Rp. 5.000.000,-
Malam 2 kg Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-
Tenaga kerja Pengolahan 2 pekerja x 4 hari Rp.100.000,- Rp. 800.000,-
kulit kerbau
Pembuatan 20 pekerja x 3 hari Rp. 100.000,- Rp. 6.000.000,-
ukiran
Pengecatan 20 pekerja x 2 hari Rp. 100.000,- Rp. 4.000.000,-
Peralatan Pahat ukir 4 set Rp. 380.000,- Rp. 1.520.000,-
Amplas 2 meter Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
Kuas 4 set Rp. 60.000,- Rp. 240.000,-
Palet cat 20 buah Rp.10.000,- Rp. 200.000,-
Ganden 20 buah Rp. 40.000,- Rp. 800.000,-
Total Rp.33.510.000,-
Biaya variabel dapat diartikan sebagai sebuah biaya perusahaan yang memiliki jumlah
sesuai dengan volume dari kegiatan usahanya. Istilah dari biaya variabel disebut juga
dengan biaya tidak tetap.
9
Perincian Jumlah Total Harga
Biaya bahan baku 20 wayang Rp. 12.710.000,-
BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang dikeluarkan,
sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian yang
dihasilkan pada posisi 0 (titik break even point) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan
tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
Biaya tetap = Sewa Tempat + Peralatan
= Rp. 10.000.000 + Rp. 2.770.000
= Rp. 12.770.000
Harga jual = Rp. 7.000.000/unit
Biaya Variabel Keseluruhan
Biaya variabel per unit =
Banyak Produk
26.992.500
=
20
= Rp. 1.349.625,-
Total pendapatan = Harga Jual x Banyak Produk
= Rp. 7.000.000 x 20 buah
= Rp. 140.000.000/dua minggu
10
= 2,26
= 2 unit
12.770.000
= 1.349.625
1−
7.000.000
12.770.000
=
1−0,2
12.770.000
=
0,8
= Rp. 15.962.500,-
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Salah satu kesenian dari Indonesia adalah wayang. Wayang kulit adalah salah satu jenis
wayang yang dibedakan berdasarkan bahan bakunya.
2. Pada 7 November 2003, UNESCO telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai
dalam seni bertutur asli Indonesia.
3.2. Saran
1. Untuk mendukung kesenian khas Indonesia agar lebih sukses lagi di pasar global, perlu
adanya dukungan dari warga Indonesia. Terlebih para anak muda penerus bangsa yang
harus melestarikan kesenian khas Indonesia tersebut. Dengan cara mempromosikan
wayang kulit melalui sosial media.
2. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah
ini. Demikian makalah ini, semoga kegiatan keinginan usaha kami ini dapat berjalan
dengan baik dan kami berharap dalam mengembangkan kreatifitas dapat bermanfaat bagi
saya dan masyarakat sekitar.
12