Anda di halaman 1dari 7

DERITA SI ANAK IDIOT

Pemain :
· Nadya Diti Fenta sebagai Teman jahat
· Yoanda Elvianda sebagai Murid baru
· Rosa Yuni sebagai Teman baik Dwiarti
· Annisa Yuli Andini sebagai Teman jahat Mayang
Pembaca Naskah : Shafira Farah R.
Pembaca amanat (Ending) : Shafira Farah R.
Penulis : Dwiarti Rahma Utami

Amanat :
“Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar
hatinya akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya karena
dia berbeda dari teman lainnya.”
--o0o--
Pagi hari di sebuah sekolah Elite di daerah Bekasi yang terkenal dan biasa disebut dengan
MTsN 1 Bekasi. (Madrasah Tsanawiyah Negeri Bekasi).
Dari luar pagar sekolah ini saja sudah terlihat akan kemewahan sekolah ini. Tentu saja sekolah ini
berbeda dari sekolah lainnya.
Karena Bangunan sekolah yang bagus serta Fasilitas yang cukup memadai membuat bayaran terbilang
cukup mahal untuk setiap bulannya. Sehingga,rata-rata siswa yang bersekolah disini cukup mampu di
bidang ekonomi keluarganya.

Nadya : “Eh,Eh. Katanya emang bener ya?


di kelas kita bakalan ada murid baru?” Ujar siswi bernama Nadya. Ia sendiri berasal dari keluarga
yang tidak terlalu sederhana sehingga bisa bersekolah di sekolah itu.
Namun,karena kekayaan yang ia miliki membuatnya menjadi anak yang sombong.
Rosa : “Aku nggak tau deh.
Aku denger-denger sih katanya begitu.” Jawab salah satu temannya bernama Rosa. Sama dengan
Nadya,Rosa sendiri berasal dari keluarga yang cukup kaya. Hanya saja,ia berbeda dari Nadya .
Walaupun ia berasal dari keluarga mampu ia sering menyisihkan uang jajannya untuk di infaqkan dan
ia tidak pernah memiliki sifat yang sombong.
Annisa : “Tapi,aku denger-denger sih. Katanya dia bukan orang kaya.” Sahut siswi lainnya bernama
Annisa.
Nadya : “Hahh? Bukan orang kaya?
Mana mungkin bisa bayar SPP di sekolah ini.” Ujar Nadya .
Rosa : “Tssssst. Nggak boleh begitu,Mayang.
Bisa aja dia mendapatkan beasiswa atau keluarga saudaranya yang membantu dia untuk membayar
SPP.” Ucap Rosa menasehati.
Annisa : “Eh,Eh. Orangnya dateng tuh.” Ucap Annisa.
Seorang Murid baru itu dating masuk ke ruang kelasnya. Tampak dari kejauhan saja sudah
terlihat kondisinya berbeda dari murid lainnya.
Ia memang bukan berasal dari keluarga yang kaya. Namun, kesederhanaannya itu membuat ia rendah
hati. Dia juga cukup pintar dalam urusan belajar.
Yoanda : “Assalamu alaikum.” Sapa salam Murid itu yang memasuki kelas.
Nadya,Rosa,Annisa : “Waalaikum salam.” Jawab lembut Husna. Namun, berbeda dengan mayang. Ia
menjawab salam dengan jutek.
Rosa : “Kamu murid baru ya disini?” Tanya Husna.
Yoanda : “Iya. A-aku murid baru disini.” Jawabnya terbata di karenakan sedikit gangguan pada organ
bicaranya.
Rosa : “Nama kamu siapa? Coba kenalin diri dong.” Suruh Husna.
Yoanda : “N-nama aku Yoanda. A-aku murid pindahan dari sekolah Al-Munir.”
Rosa : “Namaku Rosa. Dia Annisa dan disampingnya Annisa .Kenapa kamu pindah sekolah?”
Yoanda : “A-aku pindah sekolah gara-gara rumah tante aku di dekat sini.
soalnya kedua orang tuaku sudah tidak ada. Jadi aku sekolah disini di bayarin Tante aku.” Ucap
Yoanda polos.
Nadya : “Yaelah. Nggak mampu aja sok-sok an masuk sekolah disini.
Bayar SPP aja di bayarin orang. Hahahahh.” Tawa jahat Nadya yang membuat Yoanda cukup sedih.
Rosa: “Nadya! Nggak boleh ngomong gitu.” Ucap Rosa pada Nadya, “ Maaf ya. Aku nanya begitu.
Aku nggak tau kalau…” Ucap Rosa terpotong.
Yoanda : “N-nggak apa-apa kok,Husna.”
Rosa: “Yaudah. Kursi di depan kursi Nadya kan kosong.. kamu duduk disana aja.”
Yoanda : “Iya.Rosa,T-terima kasih.” Ucapnya langsung duduk.
Annisa :“Rosa ,tadi kamu di panggil Pak Huda buat ke ruang guru.
Cepet gihh,kamu kan ketua kelas.” Sahut Annisa.
“Iya, deh. Iya.” Jawabnya yang langsung pergi.
“Eh,anak baru. Siapa nama lo itu? Gue lupa.” Maki Nadya.
“Yoanda , nad.” Sambung Annisa.
Nadya : “Eh,iya. Pokoknya itulah..
Anak idiot. Nantikan Ulangan,Pokoknya lo harus ngasih tau jawaban lo ke gue!” Perintah Nadya.
Yoanda : “T-tapi. Kan ulangan nggak boleh di k-kasih tau jawabannya,Mayang.”
Nadya : “Udah selama nggak ada yang tau mah nggak apa-apa.
Lo mau nggak di temenin kita-kita? Hah?” Ancam Nadya.
Annisa : “Iya, lo mau emang?” Ancam Annisa juga.
Yoanda: “I-iyadeh. N-nanti aku kasih tau jawabannya.” Ucap polos Yoanda lagi.
Annisa : “Eh,Eh. nad,Rosa udah dateng.” Ucap peringatan Annisa yang membuat Nadya langsung
duduk di tempatnya begitu pula Shinta.
Husna : “Temen-temen, Pak Huda ada urusan sebentar nah.
dia ngasih tugas Ulangan ini. Jadi,nggak ada yang boleh nyontek.
walaupun Pak Huda nggak ngeliat,tapi Allah ngeliat segalanya. Jadi tolong pas waktunya udah habis
langsung di kumpulin.” Ujar Husna .
Husnapun langsung membagikan kertas ulangan itu.
Semua murid di kelas itupun mengerjakan soal-soal ulangan itu,tapi hanya Mayang dan Shinta yang
tidak mengerjakan justru malah memainkan ponsel mereka.
Husna : “Temen-temen waktunya 5 menit lagi.” Ujar Husna.
Mayang : “Eh,Anak idiot mana kertas jawaban lu?” Tanya Mayang.
Dwiarti : “I-ini…” ucap polos Dwiarti memberikan hasil jawabannya.
Mayang : “Awas lu kalo nilai gue jelek! Nih,sekarang kertas jawaban gue buat lo aja.
dan kertas jawaban lo buat gue!” Ucap mayang yang langsung mengambil kertas itu.
Dwiarti : “T-tapi itukan punya aku. Waktunya juga mau habis.”
Mayang : “Mana gua peduli..” Maki Mayang yang mengganti nama kertas jawaban Dwiarti menjadi
namanya. Ia juga memberikan jawaban itu kepada shinta yang langsung menulis cepat jawaban
itu.sedangkan Dwiarti malah mengerjakan lagi kertas ulangan itu.
Husna : “Temen-temen waktunya udah abis.” Sahut Husna yang langsung mengambil hasil jawaban
mayang,shinta dan murid lainnya tak luput juga Dwiarti.
Dwiarti : “Hmmm.. H-husna,a-aku belum selesai ngerjainnya.” Sahut Dwiarti yang belum
menyelesaikan kertas ulangan itu.
Husna : “Maaf. Tapi,waktunya sudah habis,dan ulangan ini semuanya harus di kumpulin.” Ucap
Husna.
Mayang : “Udahlah. Siapa suruh lo belum selesai ngerjainnya!” Maki Mayang.
Dwiarti : “T-tapi..” ucap Dwiarti terpotong.
Shinta : “Lo mau kita semua di marahin??” Tanya keras Shinta.
Dwiarti :“Oh,y-yaudah deh. Ini..” ucapnya memberikan hasil ulangannya yang belum selesai.
Husnapun mengambil hasil ulangan semua murid di kelasnya dan pergi memberikan ke Ruang
guru.
Mayang : “Eh anak idiot!
kasian banget sih hidup lo. Udah yatim piatu,miskin, idiot pula..” Maki Mayang.
Shinta : “Tau lu! Idiot aja sok-sok an masuk ke kelas ini.” Sambung Shinta.
Dwiarti :“Emangnya s-salah aku tuh apa?
k-k-kenapa kalian ngejek aku mulu..” runtuk Dwiarti.
Mayang : “Salah lo apa?
gara-gara lo masuk kelas ini,nama kelas kita jadi jelek nanti!
kelas 8.2 yang tadinya murid-murid kaya malah menampung murid bodoh,idiot,cacat dan miskin kaya
lo!” Marah Mayang.
Dwiarti : “T-tapi,inikan baru pertama kalinya aku masuk sekolah disini.”
Mayang : “Ya,emangnya lo kira gue ini peduli gitu,terus merasa iba sama lo?” ucap Mayang.
Shinta : “Tau lo! Lo mau di kasianin sama sekolah ini buat ngasih uang buat kematian orang tua lu
emang?” sambung Shinta.
Dwiarti : “E-enggak kok, aku nggak perlu itu semua.”
Husnapun datang masuk ke kelasnya melihat teman barunya di Maki-maki oleh Mayang dan
Shinta.
Husna : “Astagfirullah Hal Adzim.
Mayang,Shinta! Kalian apa-apaan sih!
Dia itu murid baru disini,kalian bukannya menyambut dia malah mengejek dia.” Ucap Husna.
Mayang : “Alah terserah lo aja deh.
Nggak peduli gue.” Ucap Mayang cuek.
Husna : “Udah-udah. Ini ada tugas dari Wali kelas.
PR Hal 34-40 LKS. Besok di kumpulin.” Ucap Husna.
Husna sebagai ketua kelaspun memimpin do’a pulang dan para murid di kelas itu satu per satu
pergi termasuk Husna. Jadi,disana hanya tinggal Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Mayang : “Eh,lo mau pergi kemana?” ucap Mayang seraya memukul meja di depan Dwiarti.
Dwiarti : “A-a-aku mau pulang.” Jawab Dwiarti ketakutan.
Shinta : “Bagus deh,kalau lo mau pulang.
ambil tuh..” ucap Mayang memberikan dua buku LKS miliknya dan milik Shinta.
Dwiarti : “K-kenapa k-kamu ngasih ke aku?” Tanya Dwiarti.
Shinta : “Alah,masa beginian doang nggak ngerti sih?” sambung Shinta.
Mayang : “Lo bawa tuh LKS dan pokoknya besok buku itu harus udah selesai semua!!” suruh
Mayang.
Dwiarti : “M-maksudnya?”
Shinta : “Alah nggak usah sok lugu deh!
lo kerjain tuh LKS punya gue sama punya Mayang.” Ucap Shinta.
Dwiarti : “T-taapi ini kan…” ucapnya terpotong.
Mayang : “Lo mau cari masalah sama gue? Hah??!!”ucap Mayang.
Dwiarti : “I-iya deh. Besok aku kasih ke kalian udah selesai semua.
aku pergi dulu.” Ucap pasrah Dwiarti yang langsung pergi membawa kedua buku LKS itu di
tangannya.
Mayang : “Hahahahhh…
sekarang kita bisa manfaatin dia. Iya,nggak Shin?” tawa jahat Mayang.
Shinta : “Iyalah.jadi kita nggak usah repot buat ngerjain PR.” Jawab Shinta.
Mayang : “Iya. Udah ahh,yuk pulang.” Ajak Mayang.
Mereka berduapun akhirnya pulang.
***************************************************************************
Keesokan harinya.
Terlihat sudah beberapa murid berada di dalam kelasnya. Termasuk Dwiarti,Mayang dan Shinta.
Namun Husna dan beberapa murid lainnya belum datang.
Mayang : “Mana? Lo udah kerjain belom PR kita?!!” Tanya Mayang menuntut.
Shinta : “Iya,lo udah kerjain belom?” sambung Shinta.
Dwiarti : “U-udah kok. Udah aku kerjain.
Tapi,ada lima sampai tujuh nomor yang belum aku kerjain.
S-soalnya a-aku ngantuk banget tadi malem.” Jawab Dwiarti memberikan LKS mereka.
Mayang : “APA??!! Belom lo kerjain?
kan gue nyuruhnya lo harus udah kerjain semuanya!
Coba,shin. Cek lks yang ada di tasnya. Cocokin jawabannya!
ntar,yang ada malah jawaban kita yang dia asalin lagi.” Suruh Mayang.
Mayang : “Iya,May.” Ucap Shinta.
Shintapun mengambil buku LKS yang berada di dalam tas Dwiarti, dan ia mencocokan hasil
jawaban yang tertera pada jawaban Dwiarti dan yang ada di buku mereka berdua.
Shinta : “May,may. Liat nih,di lks dia.
jawabannya itu A sedangkan dia jawab di lks kita B.” Ucap Shinta mengadu.
Mayang : “Tuh kan,bener dugaan gue!
lo sengaja ya,mau cari rebut sama gue? Hah? Lo udah berani sekarang?
Udah,Shin. Coret-coret aja bukunya,kalau perlu di sobek.” Maki Mayang.
Shinta : “Iya,iya.” Ucap Shinta yang langsung mencoret-coret buku Dwiarti
Dwiarti : “Jangan,buku aku jadi rusakkan?” ucap kecewa Dwiarti yang melihat bukunya telah di rusak
Shinta.
Mayang : “Emangnya gue peduli gitu?
Lo udah berani sama kita? Hah? Lo sengajakan ngebedain jawabannya?” Tuntut Mayang.
Dwiarti :“E-enggak gitu kok,
a-aku Cuma takut,kalau jawaban kita s-sama persis nanti dikira nyontek.
tapi,jawaban yang bener itu B,kok.. bukan A.” jawab Dwiarti yang sebenarnya.
Mayang : “Udah deh,nggak usah banyak bacot deh,sama gue.
lo kira ini,gue gampang di tipu apa?.” Ucap Mayang yang langsung mendorong Dwiarti sehingga ia
terjatuh ke lantai. Kursi dan meja yang berada di dekatnya juga ikut terjatuh.
Dwiarti : “T-tapi, a-aku nggak bohong,kok.” Ucap Dwiarti.
Shinta : “Alah! Lo udah miskin aja belagu banget sih!” ucap Shinta.
Dwiarti : “T-tapi,a-aku beneran.”
Mayang : “Terus lu kira gue mudah ditipu sama lo? Gitu?” Tany Mayang.
Dwiarti : “T-t-tapi a-aku udah berkata jujur.”
Mayang : “Lo. Itu, Miskin,bodoh,idi…” ucap Mayang terpotong.
Tiba-tiba Husna datang.
Husna : “Astagfirullah. Mayang,Shinta!
kalian udah di bilangin nggak ada kapok-kapoknya ya!
kalian mau aku kasih tau wali kelas? Biar kalian di marahin? Hah?” Ancam Husna.
Mayang : “Eh, jangan gitu dong.
lagian,kitakan nggak beneran Cuma bercanda doang.iyakan,Dwiarti..?” Tanyanya pada Dwiarti
memberi isyarat menggertak.
Dwiarti : “I-iyaa..” jawab Dwiarti.
Husna : “Emangnya kalian kira aku ini apa? Aku bukan anak kecil lagi yang gampang ditipu.
Pokoknya sekarang juga aku harus bilang Bu Alfat.” Ancam Husna yang beranjak pergi
namun,langkahnya di tahan oleh Mayang dan Shinta.
Mayang : “Aku janji deh. Aku nggak bakalan ngejek dia lagi.
Maa-maaf.” Ucap Mayang.
Shinta : “Iya,jangan bilangin Bu Alfat,dong.” Sambung Shinta.
Husna : “Kok minta maafnya sama aku sih?
kalian beneran mau aku bilangin Bu Alfat?” Ancam Husna lagi.
Mayang : “Iyadeh.MAAF,ya.” Ucap Mayang jutek.
Husna : “Minta maafnya yang bener!” ucap Husna.
Mayang : “Iya-iya! Alay banget sih.” Ucapnya yang masih jutek, “Dwiarti,gue minta maaf. Gue janji
nggak bakalan ngina lo lagi.” Ucap Mayang sambil memberikan tangannya.
Dwiarti : “Iya. Nggak apa-apa kok.
Aku juga minta maaf sama kalian.” Ucap Dwiarti meraih tangan Mayang.
Shinta : “Aku juga minta maaf,ya.” Ucap Shinta memberikan tangannya.
Dwiarti : “Iya, nggak apa-apa kok.” Ucap Dwiarti, “ Makasih ya,Husna. Udah nolongin aku.”
Lanjutnya.
Husna : “Iya nggak apa-apa.
ginikan jadi enak,damai. Nggak ada yang marah-marahan lagi.” Ucap Husna tersenyum.
Mayang dan Shintapun mengakui kesalahan mereka berdua. Kita harus mencontoh sikap dari
Dwiarti karena,dari keterbatasannya ia tetap bersabar dan tidak mengeluh dalam menghadapi cobaan.
Dan jangan mencontoh sikap dari Mayang dan Shinta.
Sebagai hamba Allah yang beriman,wajib hukumnya mempunyai sifat Sabar dalam menghadapi
cobaan.
Sabar artinya Tahan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Orang yang sabar hatinya
akan teguh dan berusaha mencari jalan keluar dari cobaan tersebut.
Dalam cerita ini maksud sabar yang di maksud adalah sabar menghadapi cobaan.
dan janganlah kita terlalu membentak,Menghina,Menjahili bahkan Meledek teman kita hanya karena
keterbatasan kemampuan,dia berbeda dari orang lain atau tidak sempurna dari orang lain.
Karena sesungguhnya Kesempurnaan hanya milik Allah semata.”

Anda mungkin juga menyukai