Anda di halaman 1dari 10

ENDOKRIN REPRODUKSI

A. Latar Belakang
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki
saluran sendiri.

Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini
disebut homeostasis, yang berarti seimbang.

Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium
atau testis).

Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi testis pada masa puberitas dianggap bsrasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang dapaat dirangsang
oleh gonadotropin yang sudah ada didalam hipotalamus dan karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas gonadotropin hipotalamus, pusat maturasi seperti amgadala,
didalam otak, melepaskan penghambat sel eminensia mendiana hipotalamus, yang memungkinkan untuk menghasilkan hormon penglepas gonadotropin (gonadotropin –releasing
hormone, GnRH) Pada pulsasi dengan frekuensi dan amplitudo yang tepat, yang merangsang pelepasan hormon penglepasan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating
hormone, FSH) dan luteinizing hormone (LH).

Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh hipotalamus,dipengaruhi oleh banyak faktor obat yaitu hormon alamiah,analog dan disekantagonis
hormon.hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan ferifer yang dipengaruhi merupakan contoh sempurnah mekanisme umpan balik.hormon hipofisis antrior mengatur
sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel target;sebaliknya hormon yang disekresi tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus dan /atau hipofisis.konsep ini mendasari
penggunaan hormon untuk diagnosi dan terapi kelainan endokrin diklinik.interaksi berbagai hormon ini menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.

Hormon hippofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap stress.

Hormon-hormon yang di hasilkan oleh hipofisis anterior dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok. Kelopmpok pertama berupa hormon somatropika yang meliputi hormon
pertumbuhan (GH= Samatotoprin), prolaktin (PRL),Laktogen plasenta (PL). Kelompok ke dua berbentuk glikoprotein yaitu pirotropin (TSH): Lutinizing Hormon (LH,) hormon
folikel (FSH, Gonadotropin) berperan dalam pertumbuhan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Defenisi Hormon !


2. Jelaskan kelenjar yang memproduksi hormone reproduksi pria !
3. Jelaskan cara kerja kelenjar hormone !
4. Jelaskan macam-macam hormone reproduksi pria, pembentukan, fungsi, dan akibat kelebihan serta kekurangan hormone !
5. Jelaskan hormon – hormon reproduksi pada wanita !
6. Jelaskan mengenai tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon !
7. Jelaskan tentang fisiologi haid !

C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi hormon
2. Mengetahui kelenjar hormon
3. Mengetahui kerja kelenjar hormon
4. Mengetahui hormone reproduksi pria, pembentukan, fungsi, akibat kelebihan dan kekurngannya.
5. Agar pembaca mampu memahami tentang apa yang dimaksudkan dengan hormonN`
6. Bisa mengenal jenis – jenis hormon seksual pada wanita serta fungsi dari masing – masing hormon tersebut.
7. Bisa mengetahui masa dimana fungsi dari organ reproduksi wanita dan hormon yang dihasilkan pada masa itu.
8. Mengerti tentang fisiologi haid serta hormon – hormon apa saja yang berperan serta dan prsoes haid.

i
BAB II. PEMBAHASAN

A. Defenisi Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik. Jaringan yang
dipengaruhi umumnya terletak jauh dari empat hormon tersebut dihasilkan, misalnya hormon pemacu folikel (FSH, follicle stimimulati hormone ) yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu di ovarium. Dalam hal hormon pertumbuahn lebih dari satu organ menjadi terget sebab hormon pertumbuahan mempengaruhi
sebagai jenis jaringan dalam badan. Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-selnya mempunyai reseptor untuk hormon tersebut. Sumber hormon alami adalah ternak
sapi, babi dan biri-biri. Tetapi beberapa hormon demikian khas sifatnya sehingga yang berasal dari binatang tidak efektif pada manusia misalnya hormon pertumbuahan, FSH dan
LH9 (luteinizing hormone). Hormon yang berasal dari hewan dapat menimbulkan reaksi imunologis.

Saat ini uintuk menghasilkan hormon alami dipakai cara rekayasa genetika. Melalui rekayasa genetika, DNA mikroba dapat di arahkan untuk memproduksi rangkayan asam
amino yang urutnya sesui hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah banyak dan dalam waktu singkat. Hormon hasil rekayasa
genetika tidak menimbulkan reaksi imunologi karena sama dengan hormon manusia asli. cara ini sangat membantu pengadaan hormon yang dialam ini jumlahnya sangat sedikit
misalnya hormon pertumbuhan.

B. Kelenjar Kelamin ( Gonad )


Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar
kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2
jenis gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel (FSH=folicle stimulating hormone dan LH= lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu
hipofisis penting selama kehamilan, sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur
radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses
pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang,
dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen
berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di
samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon ini
dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf. Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan
progesteron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk mensekresi estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas
laktogenik, yang pada beberapa spesies berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan
mempertahankan fungsi tubulus seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.

C. Mekanisme Kerja Kelenjar Gonad


Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon kelamin) merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis
hormonnya, mengikuti salah satu mekanisme berikut:

Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP
berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari kapasitas serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-
enzim protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik AMP mempengaruhi kecepatan proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP
dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan timbulnya efek mirip hormon.

D. Hormon-Hormon Reproduksi pada Pria


1. Hormon Testosteron

Hormon laki-laki, testosterone, dan hormon-hormon perempuan terbentuk dari bahan dasar yang sama yaitu kolesterol.

Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari
testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia
40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.

Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH.
Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika
jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.

 Fungsi Hormon Testosteron

21
Baik bagi jantan atau betina, testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan libido, fungsi imun, energi, dan perlindungan dari
osteoporosis.

Namun pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak, yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi
pria, testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual,produksi sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara.

Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah.
Selain itu,pria yang kadar hormon testosteronnya normal lebih panjang umur daripada pria yang kadar hormon testosteronnya rendah.

Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron ( Testosterone
Deficiency Syndrome/TDS ). Pada pria, testosteron menyebabkan otot tubuh pria bisa terbentuk dan tumbuhnya rambut di sekitar tubuh, juga meningkatkan libido dan agresivitas.
Sementara estrogen diproduksi secara signifikan dalam jumlah yang lebih tinggi pada wanita, meskipun para peneliti percaya bahwa pria atau orang yang kurang produksi
estrogennya, memiliki libido rendah.

 Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :


1) Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga
berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2) Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3) Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa
waktu.

 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar Testosteron


Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang
dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.

Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka.
Kadar testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait dengan
testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.

Namun jangan salah meng-istilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada
pria tua benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketia menua.

 Penyebab menopause pada pria / andropause adalah :


1) Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih,
suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
2) Faktor organik. Perubahan hormon, seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone),
IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
3) Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai
perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
4) Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual Anda akan menderita kinerja rendah dan
dorongan seks dan libido berkurang.

 Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron

Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis,gangguan ereksi,depresi,dan postur tubuh yang kurang tegap maupun berkurangnya
kemampuan atletik.

Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun
wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang
dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat
atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.

Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun. Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun berlalu,
Anda akan mulai mendapat ekstra beberapa kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot, dan pada usia 60 bahkan ada risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh
(osteoporosis). Pada pria yang lebih muda kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis atau
bahkan dari efek samping obat resep.

22
E. Hormon Reproduksi Pada Wanita

Pada wanita hormon seks bekerja secara bersama dalam suatu pola rumit, agar fungsi siklus reproduksi berjalan lancar. Wanita memiliki beberapa hormon pada organ
seksnya yaitu :

1. Estrogen

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-
ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu unt uk
menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita. Pada pria, estrogen tidak memiliki fungsi yang diketahui. Namun, kadar yang terlalu tinggi dapat mengurangi selera seksual,
menyebabkan kesulitan ereksi, pembesaran payudara, dan kehilangan rambut tubuh pada beberapa pria.

Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya
jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan
juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di
antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Pada minggu I dan II kehidupan didunia luar masih ada pengaruh Estrogen dari ibu, karena itu uterus baru lahir agak lebih besar daripada anak kecil juga menimbulkan
pembengkakan payudara pada bayi wanita maupun laki-laki selama 10 hari dan kadang-kadang disertai sekresi cairan seperti air susu, sekitar 10 – 15 % bayi wanita dapat timbul
perdarahan pervaginam dalam minggu pertama Terdapat tiga hormon estrogen utama, yaitu yang disebut estradiol, estrone, dan estriol.

1) Estradiol adalah estrogen terkuat, diproduksi oleh ovarium dan bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya payudara.
2) Estrone, estrogen yang lebih lemah, diproduksi oleh ovarium dan jaringan lemak.
3) Estriol, estrogen terlemah dari ketiga estrogen utama, dibuat di dalam tubuh dari estrogen-estrogen lain.

Seorang gadis pertama kali memproduksi estrogen pada usia antara 8 sampai 13 tahun. Hal ini merupakan tanda dimulainya masa pubertas. Estrogen mengakibatkan rahim
(uterus), vagina, tubai Fallopii (saluran dari indung telur atau ovarium ke rahim) berkembang. Pada saat itu rambut di ketiak dan kemaluan mulai tumbuh serta memacu tumpukan
lemak di bagian bawah tubuh (pantat, paha) dan yang pasti membuat payudara kita tumbuh. Pada saat estrogen mencapai level yang cukup tinggi, ovulasi pun terjadi pertama kali.
Ketika itu sel telur yang telah masak lepas dari ovarium dan mulailah siklus menstruasi.

Sebagai seorang yang telah dewasa, level estrogen naik turun sesuai dengan siklus menstruasi. Pada awal siklus level hormon sangat rendah. Ketika kelenjar hypothalamus
(di otak kecil) menangkap tanda level estrogen rendah, kelenjar ini merangsang ovarium untuk mulai memproduksi lebih banyak estrogen. Estrogen bertanggungjawab pada
pemasakan sel telur selama rentang waktu dua minggu siklus menstruasi. Ketika estrogen mencapai level puncak sekitar hari ke-12, ovulasi terjadi.

2. Progesterone

23
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung proses kehamilan, dan embriogenesis. Hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.

Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami.

Pada manusia dan beberapa binatang, progesteron diproduksi di ovarium (khususnya setelah ovulasi di corpus luteum), pada otak, selama kehamilan, dan pada plasenta.

 Progesteron memiliki efek fisiologis sebagai berikut:


1) Efek pada sistem reproduksi
 menyiapkan uterus (rahim) untuk kehamilan
selama kehamilan, progesteron juga menurunkan respon kekebalan tubuh ibu, untuk menerima janin.
 menurunkan pergerakan otot halus uterus (rahim)
 menghambat laktasi selama kehamilan
 penurunan kadar progesteron selama masa kehamilan mungkin menjadi awal mula proses kelahiran bayi.
2) Efek pada sistem syaraf
progesteron termasuk hormon neurosteroid, berperan meningkatkan kemampuan belajar dan daya ingat
1) Efek pada sistem lainnya
 menurunkan kejang otot polos
 menururunkan kerja empedu dan kandung kemih
 memiliki efek antiinflamasi dan mengatur respon kekebalan tubuh
 menormalkan pembekuan darah, kadar seng dan tembaga, kadar oksigen sel, dan lemak yang disimpan untuk energi.
 mempengaruhi kesehatan gusi, meningkatkan risiko gingivitis dan kerusakan gigi.
 mencegah kanker endometrium, dengan cara mengatur efek estrogen.

3. Gonadotropin Releasing Hormone / luliberin

GnRH adalah hormon stimulator bagi sekresi hormon FSH dan LH, merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan
FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.

Neuron GnRH merupakan sel neuroendokrin yang sangat unik karena tidak berasal dari perkembangan jaringan otak. Sekitar satu dekade yang lain, sejumlah ilmuwan
menyebutkan penemuan neuron GnRH pada hidung seekor embrio tikus yang sedang berkembang. Saat ini telah terbukti bahwa pada manusia, neuron GnRH juga berasal dari luar
otak, tepatnya dari bagian medial olfactory placode pada hidung. Beberapa ribu neuron GnRH bermigrasi menuju hipotalamus saat masa janin dengan waktu tempuh sekitar 16 hari
untuk tikus, 70 hari untuk domba dan 16 minggu untuk manusia. Neuron GnRH bergerak sepanjang akson nervus terminalis dan saraf vomeronasalseakan dapat mengendus arah
tujuan dan di mana harus berhenti.

Tidak adanya migrasi neuron GnRH pada masa embrio, akan mengakibatkan sindrom Kallmann yang disebabkan tidak terjadinya sekresi hormon terkait. Penyebab
kedua adalah sekresi yang tidak mencapai sasaran, sehingga kedua hormon gonadotropin yang diperlukan bagi perkembangan guna mencapai pubertas tidak tersekresi dengan baik.

GnRH juga merupakan hormon yang disekresi pulsatik oleh neuron GT1 - GT7 yang mempunyai ekspresi gen ritme sirkadia, sebagai stimulasi terhadap SCN (bahasa
Inggris: suprachiasmatic nucleus), salah satu area pada pusat saraf otonomi, guna menyesuaikan ritme metabolisme berdasarkan sinyal pulsatik yang dikirimkan.

4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel.
Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

FSH adalah hormon yang dikeluarkan oleh gonadotrop. FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan sel telur dalam ovarium. Pada pria, FSH mengatur dan memelihara
proses pembentukan sperma. Jumlah FSH sedikit ketika kecil dan tinggi setelah menopause.

5. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

24
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon
ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat
mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses
kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.

 Cara mendeteksi HCG dan waktu yang tepat untuk menguji tes kehamilan

Dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan test pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan
ujung alat ke dalam urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis. Waktu yang tepat untuk melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah
terlambat haid, karena sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Dengan pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat
tentunya karena biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-hCG).

Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar
HCG sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke 8 sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja
pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.

 Kadar hormon HCG yang ideal untuk ibu hamil


Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu
tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan
 Kadar HCG minimal yang bisa terdeteksi
Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml.Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan kalau
kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur.

6. Prolaktin hormon

Prolaktin adalah proteohormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria anterior. Kelenjar tersebut merangsang permulaan laktasi (laktogenesis) pada kelenjar susu.
Prolaktin disebut juga laktogen, luteotrpin, galaktin, dan mammotropin. Di dalam sel-sel epitel terdapat enzim-enzim yang esensial yang menggertak sel-sel dalam mengubah
susunan darah menjadi susu. Fungsi prolaktin ialah merangsang aktivitas enzim dan enzim tersebut selanjutnya menggertak sekresi susu. Sel kelenjar susu tidak berdaya
menghasilkan susu bila tidak ada prolaktin. Pada masa kehamilan yang lanjut terjadi kenaikan bertahap dalam sekresi prolaktin yang dirangsang oleh estrogen.

 Proses Pembentukan Laktogen


Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
1) Laktogenesis I
2) Laktogenesis II
3) Laktogenesis III

 Laktogenesis I

Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhirkehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu
berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluarankolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan
masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.

 Laktogenesis II

Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkanmenurunnyakadar hormonprogesteron, esterogen dan HPL (Human placental lactogen) . Akan tetapi
kadar hormonprolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudaradirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam

25
periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnyahormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI,
dan hormonini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktindalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.

 Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol
autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara
menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASIsangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa
sering payudara dikosongkan.

 Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:


1) Kurang sering menyusui atau memerah payudara
2) Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
3) Jaringan payudara hipoplastik
4) Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
5) Kurangnya gizi ibu

F. Tahap fungsi reproduksi dan produksi hormon


Dalam setiap tahapan kehidupan wanita, fungsi dan produksi hormon seks ini juga bervariasi.

 Prapubertas

Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan
dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.

 Masa kanak-kanak

Meski hormon baru aktif pada usia pubertas, sebenarnya hormon sudah memengaruhi tubuh sejak di dalam kandungan. Apabila kita perhatikan, sering kali bayi yang baru
lahir (laki-laki atau perempuan) memiliki payudara yang terlihat besar, terkadang juga diikuti dengan keluarnya sedikit susu.

Hal tersebut terjadi karena mengalirnya hormon estrogen dari tubuh ibu ke janin selama kehamilan. Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara dan menghilang dalam
beberapa minggu. Meski pada beberapa bayi perempuan pembesaran payudara ini mungkin masih akan tinggal hingga anak berusia 2 tahun sebelum akhirnya benar-benar
menghilang.

 Pubertas

Pada usia ini pelepasan hormon seks akan mempengaruhi perkembangan seksual, karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak perempuan
adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan ketiak, serta haid. Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun.

Selama masa pubertas, kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua hormon kunci, yaitu folicle stimulating hormone(FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Kedua jenis hormon ini berperan penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.

 Usia dewasa

Di samping membantu mengontrol ovulasi, pembuahan, dan kehamilan, estrogen memelihara kekuatan tulang dan membantu mengatur kolesterol. Progesteron bekerja sama
dengan estrogen untuk mempersiapkan tubuh wanita menghadapi pembuahan, kehamilan, dan membantu mengatur siklus haid.

Hormon ini juga memegang peran penting dalam pertumbuhan dan mengatur distribusi lemak dalam tubuh perempuan sehingga lebih banyak deposit lemak di bagian paha,
bokong, dan pinggul. Sementara itu, testosteron membantu pembentukan otot dan tulang.

 Kehamilan

Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormon secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan
progesteron yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai gantinya, hormon baru, human chorionic gonadotrohin (HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta,
merangsang ovarium menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan selama kehamilan.

Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium sebagai penghasil utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih tebal,
meningkatkan volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia lebih banyak ruang untuk bayi.

Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran untuk membantu rahim berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga merangsang produksi air susu
ibu.

 Setelah melahirkan

Setelah persalinan, kadar estrogen, progesteron, dan hormon lainnya menurun drastis sehingga terjadi perubahan fisik. Rahim akan kembali ke ukuran semula sebelum
kehamilan, otot panggul meningkat, dan volume sirkulasi darah kembali normal. Perubahan hormon yang dramatis ini sering kali menyebabkan depresi pasca-melahirkan

 Klimakterium

klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang
normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium.

26
Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-
keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan
neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.

 Menopause

Perubahan hormon yang signifikan lainnya terjadi saat perempuan memasuki usia menopause. Pada 3-5 tahun sebelum akhir siklus menstruasi, fungsi normal ovarium mulai
menurun. Hal ini membuat siklus menstruasi lebih pendek atau lebih lama. Terkadang ovarium menghasilkan estrogen sedikit sehingga dinding rahim tidak menebal hingga akhirnya
tidak terjadi menstruasi.

Dalam keseluruhan hidup perempuan, estrogen membantu melindungi jantung dan tulang, selain juga menjaga agar payudara, rahim, dan vagina dalam kondisi sehat. Itu
sebabnya, penurunan kadar estrogen selama dan setelah menopause bisa memengaruhi kesehatannya, selain juga memicu gejala yang tidak nyaman.

Kehilangan sejumlah besar estrogen menyebabkan perempuan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan osteoporosis. Masalah lainnya adalah vagina menjadi kering dan
tidak nyaman ketika berhubungan seksual.

Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.

 Masa Senile

Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adalah kemunduran
alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya
belum jelas betul, namun berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara
lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil.

G. Fisiologi haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari.
Yang merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya
menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir
dengan perdarahan terjadilah haid.

Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65 tahun). Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali
umumnya dengan gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik dan jumlah darah dapat berkurang atau bertambah.

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin
(proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari siklus menstruasi merupakan
salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.

Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan
menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.

 Siklus Menstruasi Normal

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian,
yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

27
Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran menstruasi, fase proliferasi dan sekresi.

1. Fase aliran menstruasi

Tahap ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Oleh karena hormon estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan, maka endometrium mengalami degenerasi.
Darah, mukus dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagina. Dengan menurun dan hilanganya progesteron dan estrogen, FSH aktif di
produksi lagi dan siklus dimulai kembali.

2. Fase proliferasi

Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenik”. Fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.

Setiap bulan setelah haid, hipofisis menskresikan FSH. Ormon ini berpengarauh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel Graaf. Selama
pertumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estroge berfungsi untuk membangan edometrium sehingga
endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm. Selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan cairan encer.

Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan memacu pengeluaran LH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada tahap akhir, dengan pecahnya
folikel graaf, ovum perlepas dan terlempar keluar disebut ovulasi, kira-kira hari ke-14 dari suatu siklus.

3. Fase sekresi (fase progesteron)

Fase ini terjadi pada hari ke 14-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH
menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron.

Selama fase sekresi, endometrim terus menebal. Arteri-arteri mebesar, dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan
progesteron yang disekresikan oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi sehingga progesteron dan estrogen menurun
bahkan sampai hilang.

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan
otot rahim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium
disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.

Haid Dipengaruhi berbagai hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormon
FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan folikel diovarium, sehingga Terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel
endometrium (penebalan dari endometrium)

Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus
luteum untuk mensintesis progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu
tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur

 Gangguan haid dan siklusnya, bisa berupa:


1) Ritme (irama haid)
2) Banyaknya darah haid yang keluar
3) Lamanya darah haid yang keluar
4) Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
5) Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
6) Ritme haid abnormal
a. Polimenore : haid terlalu sering, < 21 hari
b. Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
c. Tidak terjadi haid : Amenore
7) Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
8) Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal
9) Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
10) Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut < 2x perhari
11) Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar
a. Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
b. Brakimenore : Darah haid yang keluar < 2 hari

28
29

Anda mungkin juga menyukai