Profil pelajar Berakhlak mulia, yang ditunjukkan Model Tatap muka dan blended learning
Pancasila yang melalui sikap jujur, rendah hati, pembelajaran
berkaitan menghargai pendapat orang lain,
menganalisis secara kritis pendapat
orang lain, dan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain dengan
menggunakan norma kesopanan.
Capaian Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
Pembelajaran untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan
gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan
sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik berkontribusi lebih aktif
dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam
diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan
secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal
Tujuan 10.5 Pelajar mampu menyampaikan pendapat dengan logis dan kritis melalui kegiatan debat
Pembelajaran dengan menanamkan sikap saling menghomati dan menghargai pendapat orang lain.
Kata kunci Menggunakan kata-kata/diksi sesuai konteks budaya dan konteks bahasa lisan.
Deskripsi Fokus pembelajaran adalah berbicara melalui kegiatan berdebat dengan menerapkan norma
umum kesopanan (sikap), dan menggunakan kata-kata/diksi sesuai konteks budaya dan konteks bahasa
kegiatan lisan, serta sesuai dengan format wicara (monolog atau paparan)
Sarana Laptop, LCD proyektor, jaringan internet, power point, LKPD, aplikasi mengajar lainnya.
Prasarana
1
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertanyaan Esensial
Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berdebat?
Pengetahuan Esensial
Memiliki kemampuan berbicara, berdiskusi, dan berani menyampaikan pendapat.
Pengaturan Siswa Metode Pembelajaran
▪ Individu Ceramah
▪ Berkelompok Presentasi
Diskusi
Simulasi
Persiapan Guru
Menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk power point atau buku paket mengenai debat
atau diskusi.
Menyiapkan video debat dari internet/televisi/radio/rekaman
Menyiapkan teks debat
Menyiapkan LKPD
Menyiapkan asesmen
180 menit
Mengembangkan masalah dalam debat
2
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertemuan Pertama
3
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Pertemuan Keempat
6
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Guru dan peserta didik membuat simpulan bersama-sama mengembangkan permasalahan
dalam debat.
Guru dan peserta didik melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan topik pembelajaran berikutnya, yaitu melaksanakan debat
Guru menugaskan setiap peserta didik untuk mencari topik yang benar-benar dikuasai.
Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan doa.
7
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertemuan Memahami Esensi Debat dan
Pertama Mengonstruksi Isi Debat
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
8
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahasa bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi
tanpa bantuan kosakata asing.
Dengan masuknya kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, semakin banyak orang
yang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan
dengan cepat. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi antarbahasa dapat
kita lihat pada penggunaan kata vitamin yang diserap dari kosakata bahasa asing yang jika dijelaskan
dengan bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti. Namun, dengan adanya
kosakata serapan dari bahasa asing, hal tersebut mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman
sekaligus menjadikan interaksi antarbahasa menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan bahasa asing yang
masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya
dalam interaksi antarbahasa.
Banyak kosakata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih
diragukan. Banyak orang yang lebih familiar dengan kosakata serapan dari bahasa asing
dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, saya tetap setuju bahwa kosakata bahasa
asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahasa Indonesia
dalam interaksi antarbahasa.
Tim Kontra/Oposisi
Saya tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa
Indonesia disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Kosakata bahasa asing masuk ke dalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata
yang bagi sebagian orang lebih mudah dipahami. Namun, pada intinya, dalam bahasa itu sendiri,
telah ada kosakata yang berkaitan dengan kosakata asing tersebut. Misalnya, kata snack yang lebih
sering kita dengar di kalangan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia snack berarti makanan ringan.
Oleh karena itu, masuknya kosakata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian kalangan.
Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antarbahasa karena memiliki banyak variasi
kosakata. Kosakata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti dan digunakan di hampir semua
kalangan. Itu artinya meskipun banyak kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa
Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosakata bahasa asing
yang telah dibakukan maupun yang belum dibakukan ke dalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosakata
bahasa asing dan masuknya kosakata asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa
Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Namun, hal ini terjadi lebih karena masyarakat yang ingin
9
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika menggunakan kosakata bahasa asing.
Oleh karena itu, saya tetap tidak setuju jika kosakata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan
bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Tim Netral
Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi
antarbahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosakata
bahasa asing. Apabila seseorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan, seperti kata
atom, vitamin, unit, dan sebagainya. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu
sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia
menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, itu menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita
tercinta ini. Penggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan
dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi,
khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga
dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya.
Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif
agar identitas kosakata pada bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing. Kelak,
diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para
pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Simpulan
Bahasa Indonesia menyerap kosakata dari bahasa Arab terutama yang berkaitan dengan
masalah agama. Contoh kosakata hasil peneraparan dari bahasa Arab, antara lain musyawarah, hak,
shalat, dan taubat. Bahasa Indonesia juga menyerap kosakata dan istilah bidang teknologi dari
bahasa Jepang, Jerman, Korea, dan negara lainnya. Kosakata dan istilah teknologi hasil penyerapan
dari negara-negara tersebut, antara lain computer, gadget, televisi, internet, dan astronot. Tak hanya
itu, bahasa Indonesia juga menyerap kata dan istilah sekaligus budaya dari negara lain. Contoh kosa
kata hasil penyerapan terakhir, antara lain karate, dansa, bakso, mie, dan kimono.
(Sumber: Diakses melalui https://dosenbahasa.com/teks-debat, 12 Desember 2020, dengan penyesuaian)
10
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Tugas
2. Sudut pandang
3. Argumen
4. Tanggapan
5. Simpulan
11
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Kegiatan Peserta Didik 1.2 : Mengonstruksi Teks Debat
1. Simaklah sebuah video debat yang telah dipersiapkan oleh guru atau dapat diakses melalui
https://www.youtube.com/watch?v=wcpYa9Rm9fE&t=824s!
2. Tuliskan permasalahan, argumen, dan tanggapan dari debat tersebut pada tabel berikut!
3. Tuliskan kembali isi debat berdasarkan identifikasi Anda dalam sebuah paragraf.
4. Sajikan hasil kerja Anda pada tabel berikut.
Judul Debat:
No. Aspek Penjelasan
1. Permasalahan
2. Argumen
3. Tanggapan
Simpulan:
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
12
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
13
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertemuan Menganalisis Struktur Debat
Kedua
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
Kegiatan Peserta Didik
2. Penyampaian
Argumen
3. Simpulan
14
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pertemuan Mengembangkan Masalah dalam
Ketiga dan Keempat
Debat
Sekolah :
Nama :
Kelas/Semester :
Topik :
Tanggal :
Bacalah salah satu teks berikut yang sudah ditentukan oleh guru Anda!
Teks 1
15
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
akses internet yang tidak merata, terutama di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan
terluar.
Kondisi ini sesuai dengan laporan terbaru World Bank terkait dunia pendidikan
Indonesia akan memunculkan ancaman loss learning atau kehilangan masa pembelajaran
bagi sebagian besar peserta didik di Indonesia,” kata dia.
Dikatakan, ancaman tersebut akan membuat peserta didik kehilangan kompetensi di
usia mereka, sesuai dengan laporan UNICEF tentang dampak pandemi bagi anak Indonesia
yang berpotensi kehilangan pelajaran. Bahkan, ada yang putus sekolah beralih menjadi
pekerja membantu orang tua yang kesulitan ekonomi di masa pandemi.
“Kami menerima laporan bahwa jumlah pekerja anak selama pandemi ini juga
meningkat karena mereka terpaksa harus membantu orang tua yang kesulitan ekonomi,”
katanya.
Komisi X mewanti-wanti pemerintah harus benar-benar memastikan syarat-syarat
pembukaan sekolah tatap muka terpenuhi jika tidak disarankan jangan diterapkan dulu.
“Waktu belajar juga harus fleksibel, misalnya siswa cukup datang se kolah 2 - 3
seminggu dengan lama belajar 3 - 4 jam saja,” kata Huda.
Dimulai Tatap Muka walau Masih Pandemi
Pemerintah memutuskan membuka kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka per
Januari 2021 meski pandemi Covid-19 belum mereda. Guru dan murid dinilai sudah siap
menerapkan protokol kesehatan.
Keputusan diambil empat menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem
Makarim, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto, serta didukung Ketua Satgas Covid -19 Doni Monardo dan
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
IDAI Punya Catatan
Ikatan Dokter Anak Indonesia belum merekomendasikan pembelajaran tatap muka
atau pembelajaran langsung bagi siswa sekolah selama masa pandemi Covid-19.
“Pembelajaran tatap muka belum direkomendasikan selama suatu d aerah belum
menjadi zona hijau atau setidaknya zona kuning,” kata Endah Setyarini dari Ikatan Dokter
Anak Indonesia Jawa Timur dalam laporan Antara.
16
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Ia menyatakan rekomendasi yang disampaikannya itu sudah sesuai pesan Ketua Umum
PP IDAI, Aman B. Pulungan, di mana sesuai dengan rekomendasi WHO, IDAI menyarankan agar
sekolah ditutup dulu selama pandemi.
Endah menambahkan selain zona risiko, ada banyak hal yang perlu menjadi
pertimbangan sebelum memutuskan akan membuka sekolah.
Pertama, melakukan pemetaan kasus positif per kelurahan, pemetaan lokasi se kolah
termasuk dari mana saja muridnya berasal.
“Karena bisa saja sekolahnya zona hijau tapi muridnya ada yang dari zona merah dan
terjadi penularan sesama siswa, lalu ke orang dewasa di sekitarnya,” ujar Endah.
Selain itu, perlu diperhatikan pula transportasi siswa ke sekolah. Siswa yang
menggunakan kendaraan umum tentunya akan lebih berisiko. Selain itu juga, perlu
diperhatikan kontak siswa atau guru dengan orang lain.
Mengenai vaksin virus Covid-19 yang saat ini gencar diujicobakan, Endah mengatakan
masih dibutuhkan waktu serta uji klinis tentang keefektifannya sebelum tersedia secara luas.
WHO sendiri menyatakan bahwa setidaknya sudah ada lebih dari 100 perusahaan
vaksin di berbagai negara yang sedang dalam proses uji klinis d an hingga saat ini belum final.
Pernyataan senada disampaikan Wakil Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia Jawa
Timur, Atik Choirul Hidajah, yang menyebut jumlah kasus Covid-19 pada anak di Indonesia
hingga saat ini mencapai 9,7 persen dari total penderita Covid-19 atau berjumlah 24.966 anak.
Secara perinci, jumlah tersebut terbagi menjadi 2,4 persen anak usia 0 -5 tahun dan 7,3 persen
anak usia 6-18 tahun.
Menurutnya, untuk kembali membuka sekolah dan melakukan kembali pembelajaran
tatap muka tentunya dibutuhkan kajian secara ilmiah.
“Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pilihan paling baik untuk mencegah
penularan antara siswa serta penularan siswa kepada guru,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia meminta orang tua mewaspadai imbas akibat pembelajaran jarak jauh
atau PJJ bagi kesehatan anak.
Di antara dampak buruk PJJ adalah computer vision syndrome seperti gangguan mata, otot,
dan penglihatan akibat terlalu lama menatap layar gawai.
(Sumber: Diakses melalui https://www.suara.com/news/2020/11/20/144855/pro-dan-kontra-
belajar-tatap-muka-di-sekolah-diputuskan-mulai-januari, 12 Desember 2020).
17
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Teks 2
Pro-Kontra Kemasan Sekali Pakai, Dokter: Masa Pandemi Covid-19 Ini Kita Masih Butuh
KOMPAS.com- Akibat dari pandemi Covid-19, selain meningkatkan jumlah kasus infeksi, ternyata
juga meningkatkan permintaan kemasan sekali pakai (single-use). Hal ini berkaitan dengan regulasi
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), larangan makan di tempat sehingga makanan pesan-antar
menjadi pilihan, pemesanan barang melalui daring dan dikemas menggunakan plastik sekali pakai
juga meningkat. Di sisi lain, banyak pihak juga menginginkan adanya pelarangan terhadap produksi
dan penggunaan kemasan atau plastik sekali pakai yang dianggap sebagai sumber dari kerusakan
lingkungan. Menyikapi persoalan penggunaan produk sekali pakai ini dari aspek kesehatan dan
medis, praktisi medis Dr Kardiana Dewi SpKK menyampaikan bahwa persoalan ini berkaitan dengan
karakter cross contamination Covid-19.
“Virus ini memiliki karakter penyebaran cross contamination atau kontaminasi silang,” kata
Kardiana dalam diskusi daring bertajuk “Apakah Single-use Plastic Ban Merupakan Solusi dari
Masalah Lingkungan di Indonesia?” Selasa (29/9/2020). Untuk diketahui, cross contamination atau
kontaminasi silang ini juga dimaksudkan terjadinya pencemaran makanan bisa melalui kontaminasi
di peralatan maupun area pengolahan makanan tersebut. Hal ini, kata dia, bisa berarti proses
berpindahnya virus secara tidak sengaja dari suatu benda atau seseorang ke benda lainnya, yang
kemudian berpindah lagi ke seseorang ketika terjadi kontak fisik. “Sehingga, menjaga kesehatan di
tengah pandemi Covid-19 dengan karakter kontaminasi silang tersebut memang mengharuskan kita
untuk ekstra higienis dan berhati-hati, terutama bagi mereka yang berkegiatan di luar rumah,”
ujarnya.
Oleh karena itu, Kardiana mengingatkan, saat masuk ke rumah, kalau bisa barang yang
dibawa dari luar tidak masuk ke dalam, dalam hal ini seperti tas belanja. Sebab, seperti diketahui
bahwa virus corona, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini dapat bertahan hidup di permukaan benda,
bisa dalam waktu hitungan jam bahkan hari. Sehingga, kita harus lebih rajin membersihkan
permukaan berbagai barang sehari-hari yang sering disentuh, rentan terkontaminasi atau berpotensi
menjadi sumber penularan dengan menggunakan disinfektan.
Adapun, keadaan inilah yang membuat Kardiana yakin bahwa dalam aktivitas sehari-hari dan
di dunia medis sekalipun penggunaan produk kemasan single-use menjadi yang paling disarankan.
Hal itu dilakukan untuk menjaga higienitas di tengah pandemi virus corona ini untuk meminimalisir
risiko terpapar virus karena sekali pakai-buang. Risiko kontaminasi bakteri ataupun virus dari produk
sekali pakai yang sudah dipakai dan dibuang akan meminimalisasi penularan terhadap permukaan
18
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
benda-benda lainnya. Beberapa barang atau perlengkapan keseharian petugas medis juga mayoritas
menggunakan alat single-use, termasuk pada Alat Pelindung Diri (APD) dan single-use surgical mask
(masker bedah) yang menjadi sangat krusial di masa pandemi ini.
“Mungkin yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penggunaan produk single-use ini
pembuangannya bisa di-manage (atur) dengan baik,” ujarnya. Karena, beberapa produk single-use
banyak yang bisa diolah atau didaur ulang lagi secara baik dengan teknologi yang tepat dan tidak
seharusnya berakhir menumpuk bukan di tempat sampah atau tempat mengolah daur ulang jika
dibuang terpisah dan pada tempat yang tepat alias tidak sembarangan. “Kita nggak bisa melarang
produk single-use (kemasan sekali pakai) karena kita masih butuh dan cukup higienis di masa
pandemi Covid-19 ini. Masker bedah itu juga dari plastik single-use,” kata dia.
(Sumber: Dikutip dari https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/01/183100223/pro-kontra-kemasan-sekali-pakai-
dokter--masa-pandemi-covid-19-ini-kita?page=all, dengan penyesuaian)
Teks 3
Pro dan Kontra Pilkada Serentak di Tengah Covid-19
KOMPAS.com - Berbagai pro dan kontra mengiringi rencana pemerintah pusat untuk tetap
menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember mendatang di tengah pandemi Covid-19. Sebagian
pihak menilai, pilkada serentak membuka potensi terjadinya penularan virus yang lebih masif di
tengah masyarakat. Karena itu perlu ditunda hingga kondisi pandemi mereda dan memungkinkan
dilakukan Pilkada serentak. Namun di sisi lain, pilkada harus dilaksanakan demi mendapatkan
pemimpin-pemimpin di daerah yang bisa menangani pandemi dengan maksimal. Kondisi darurat
Sejumlah pihak sebelumnya meminta kepada Pemerintah RI agar Pilkada ditunda, dengan
pertimbangan kondisi saat ini masih darurat penanganan pandemi Covid-19. Permintaan itu salah
satunya datang dari PBNU. Dikutip dari Kompas.com (21/9/2020), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) meminta supaya pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 ditunda. Hal ini disampaikan lantaran
NU menilai pandemi Covid-19 di Indonesia telah mencapai tingkat darurat.
Kondisi Darurat
Sejumlah pihak sebelumnya meminta kepada Pemerintah RI agar Pilkada ditunda, dengan
pertimbangan kondisi saat ini masih darurat penanganan pandemi Covid-19. Permintaan itu salah
satunya datang dari PBNU. Dikutip dari Kompas.com (21/9/2020), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) meminta supaya pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 ditunda. Hal ini disampaikan lantaran
NU menilai pandemi Covid-19 di Indonesia telah mencapai tingkat darurat.
19
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-19, prioritas
utama kebijakan negara dan pemerintah seharusnya diorientasikan pada pengentasan krisis
kesehatan. Oleh karenanya, selain meminta Pilkada 2020 ditunda, PBNU juga meminta supaya
anggaran Pilkada direalokasikan bagi penanganan krisis kesehatan dan penguatan jaring pengaman
sosial. Selain NU, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga meminta pelaksanaan Pilkada Serentak
2020 di masa pandemi Covid-19 ditunda. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti
menjelaskan, usul penundaan tersebut diungkapkan dengan alasan kemanusiaan di masa pandemi
Covid-19. Menurut dia, keselamatan masyarakat di masa pandemi Covid-19 merupakan yang paling
utama. Terlebih lagi, saat ini jumlah pasien Covid-19 di Indonesia juga kian bertambah setiap harinya.
“Jika diperlukan, (presiden) dapat mengambil alih dan memimpin langsung (penanganan pandemi
Covid-19) agar lebih efektif, terarah dan maksimal,” kata Mu'ti dalam konferensi persnya, Senin
(21/9/2020).
Aspek legal penundaan sebelumnya dalam opininya di Harian Kompas, Senin (21/9/2020),
mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga meminta pilkada ditunda hingga tahun depan setelah
vaksin ditemukan dan benar-benar efektif mencegah penyebaran Covid-19. “Kita bisa
menyelenggarakannya pada Juni 2021. Memaksakan sesuatu yang jelas-jelas secara rasional
membahayakan kehidupan rakyat bukan hanya nekat, melainkan fatal. Semua proses politik, tujuan
mulianya adalah untuk kemaslahatan rakyat. Bukan memudaratkan rakyat,” kata JK. Menurut JK,
pada umumnya daerah yang menyelenggarakan pemilihan tersebut memiliki kepala daerah yang
masa jabatannya baru habis tahun depan. Sehingga menurutnya tidak perlu gelisah bahwa akan
terjadi kekosongan pemerintahan terlampau lama. “Toh, bisa mengangkat pelaksana tugas, dan
selama ini mekanisme tersebut selalu berjalan baik," tulis dia.
Sementara dari aspek legalitas, menunda pemilihan kepala daerah menurut dia sangat
sederhana. Pasal 120 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun
2020 tentang Pemilihan Kepala Daerah jelas mengatakan, dalam hal adanya, antara lain bencana
alam atau nonalam yang mengakibatkan sebagian tahapan penyelenggaraan pemilihan atau
pemilihan serentak tidak dapat dilakukan maka dilakukan pemilihan lanjutan atau pemilihan
serentak lanjutan. “Untuk melaksanakan itu, Pasal 122A Perppu tersebut mengatakan, atas
persetujuan bersama antara KPU, pemerintah, dan DPR, pemilihan kepala daerah tersebut bisa
dilakukan. Tidak perlu lagi merevisi undang-undang,” jelas JK.
Kewenangan terbatas Plt atau Plh. Di sisi lain, sebagian pihak juga berargumen bahwa Pilkada
serentak perlu dilaksanakan agar pemerintahan di daerah berjalan optimal. Sebab meski pemimpin
20
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
daerah yang sudah habis masa menjabatnya bisa digantikan oleh pejabat pelaksana harian (Plh) atau
pelaksana tugas (Plt), dinilai tidak akan berjalan dengan optimal, dan bisa cenderung menimbulkan
masalah yang lain. Hal itu diungkapkan Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia
(UI), Aditya Perdana, Rabu (23/9/2020).
“Kalau Plt itu terbatas, tidak bisa melakukan putusan-putusan yang strategis. Yang kedua
waktunya juga terbatas, Plt itu tidak bisa 5 tahun, seterusnya menjabat, waktunya dibatasi," kata
Adit. Sementara dalam situasi pandemi, menurut Aditya, perlu kebijakan atau keputusan politik yang
harus dilakukan dengan strategis dengan baik. Selain itu, menurut dia pandemi Covid-19 belum pasti
kapan akan berakhirnya. Ketidakpastian di dalam politik ini dampaknya bisa banyak hal. Apabila
tidak dilaksanakan pilkada, dari sisi administrasi dan birokrasi pemerintah akan terhambat. "Jika ada
satu pimpinan dinas, misalnya kepala dinas kesehatan, bekerja tidak maksimal dan harus diganti,
pejabat Plh atau Plt tidak memiliki kewenangan untuk ini," ujar dosen politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (Fisip) UI itu.
Dinilai bisa menekan penyebaran Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri), Senin (23/9/2020), Pilkada menjadi momentum memilih pemimpin di daerah yang bisa
mengatasi krisis akibat pandemi di bidang sosial dan ekonomi.
“Kalau setting-nya tepat, ini akan menjadi kontribusi dalam rangka menekan (penyebaran)
Covid-19 ini. Di negara kita yang menganut sistem demokrasi dengan desentralisasi, kendali sosial
kontrol akan sulit dikerjakan oleh pemerintah pusat sendirian, karena sistem desentralisasi membagi
kekuasaan pusat dan di daerah-daerah pun juga terbagi lagi menjadi tingkat provinsi dan
kabupaten/kota," jelas Mendagri, Tito Karnavian. Tito juga menyebut dibutuhkan kontribusi dan
komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah, penyelenggara, pasangan calon, hingga
masyarakat, untuk tetap menaati protokol kesehatan yang ada.
Untuk memastikan semua protokol dijalankan dengan baik, maka penerapan protokol
kesehatan juga pelaksanaan aturan pemilu akan disertai dengan sanksi hukum. “Kemudian
penegakan disiplin dan sanksi hukum yang tegas sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil
Walikota, khususnya Pasal 69 huruf e dan huruf j dan 187 ayat (2) dan ayat (3), UU Nomor 4 Tahun
1984 tentang Wabah Penyakit Menular khususnya Pasal 14 ayat (1), UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan khususnya Pasal 93,” ungkap Tito. Ada juga sanksi berdasarkan KUHP bagi
mereka yang melanggar pasal-pasal tertentu dalam aturan yang digunakan.
21
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
(Sumber: Dikutip dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/24/072900565/alasan-pro-dan-kontra-pilkada-
serentak-di-tengah-pandemi-covid-19?page=all#page3, 12 Desember 2020, dengan penyesuaian)
Tugas
Mosi:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Argumen-argumen
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………...
22
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Kegiatan Peserta Didik 4.2: Melaksanakan Debat
Tugas
Lakukanlah evaluasi terhadap kelompok Anda yang sedang berdebat dengan format berikut!
Nama Kelompok :
Tema Debat :
Kelompok yang Dinilai :
Penguasaan Kebahasaan
Penyajian Materi
Simpulan
23
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Rekleksi Peserta Didik
Refleksi Guru
24
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Sikap
Melakukan observasi
selama kegiatan
berlangsung dan
menuliskannya pada
jurnal, baik kegiatan
positif dan negatif.
Melakukan penilaian
antarteman.
Mengamati refleksi
Pelaksanaan Asesmen
peserta didik.
Pengetahuan
Memberikan tugas
tertulis, lisan, dan tes
tertulis
Keterampilan
Presentasi
Proyek
Portofolio
25
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
KRITERIA PENILAIAN
Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :
26
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Rubrik Penilaian : Menganalisis Struktur Debat
27
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Rubrik Penilaian Presentasi
Nama :
Kelas /Semester :
Tanggal Penugasan :
Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal
Kelancaran Sangat lancar 85-100 100
menyampaikan isi teks
Cukup lancar 70-84
menyampaikan isi teks
Kurang lancar 55-69
menyampaikan isi teks
Tidak lancar 54-40
menyampaikan isi teks
Kelengkapan informasi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
sangat lengkap
Isi teks yang disampaikan 70-84
sedikit kurang lengkap
Hanya separuh isi teks 55-69
yang disampaikan
Isi teks yang disampaikan 54-40
hanya sedikit
Kebenaran isi Isi teks yang disampaikan 85-100 100
benar semua
Isi teks yang disampaikan 70-84
hampir benar semua
Isi teks yang disampaikan 55-69
separuh yang benar
Isi teks yang disampaikan 54-40
sebagian besar salah
Total
28
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pengayaan dan Remedial
Pengayaan
Remedial
Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaian kompetensi dasarnya (KD)
belum tuntas.
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan tutor
sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis
penilaian.
29
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Materi untuk Guru dan Peserta Didik
Hakikat Debat
Debat pada hakikatnya adalah adu argumentasi antarpribadi atau antarkelompok manusia,
dengan tujuan mencapai kemenangan suatu pihak. Fungsi debat adalah sebagai ajang untuk melatih
keberanian dalam beragumentasi di depan umum, melatih berbicara, terutama menanggapi
argumen lawan bicara. Di samping itu juga, debat juga bisa meningkatkan kemampuan merespons
suatu masalah dengan cepat dan tepat melalui sikap dan cara berpikir kritis terhadap suatu topik,
dan menambah pemahaman suatu konsep atau teori terutama yang berhubungan dengan materi.
Tujuan Debat
Permasalahan
Permasalahan merupakan pernyataan yang membahas mengengnai suatu topik dalam debat.
Topik tersebut akan menentukan arah dan isi dari suatu debat. Biasanya pernyataan topik ini bersifat
pernyataan positif.
Argumentasi
Setelah permasalahan tersebut ditentukan oleh kelompok-kelompok debat, setiap anggota
wajib menyampaikan argumentasi-argumentasi dari masing-masing pihak mengenai alasan pihak
tersebut mendukung atau tidak mendukung topik tersebut. Pendapat yang disampaikan akan
menjelaskan sudut pandang tertentu seharusnya diterima. Pendapat yang bersifat logis atau relevan
30
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
dengan hal yang ingin dibuktikan. Argumen yang baik meliputi pernyataan, alasan, bukti, dan
simpulan.
Tanggapan
Tanggapan adalah respons terhadap argument dari tim lawan. Sanggahan yang disampaikan
dalam debat bertujuan untuk membuktikan bahwa tim lawan memiliki pendapat yang tidak sebagus
atau selogis tim lawan. Sama seperti argumen, sanggahan harus memuat alasan, bukti, dan simpulan
yang tepat dan logis.
Sudut Pandang
Pernyataan setuju atau tidak setuju terhadap suatu permasalahan dalam debat dinamakan
sudut pandang.
Simpulan
Simpulan adalah pengungkapan inti atau pokok permasalahan debat.
Unsur-Unsur Debat
Struktur Debat
Pengenalan Masalah
✓ Menyangkut kepentingan banyak pihak.
✓ Sesuatu yang penting untuk didiskusikan.
Penyampaian Argumen
✓ Ditinjau dari berbagai sudut pandang.
✓ Melibatkan pihak yang pro dan kontra.
31
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Simpulan
✓ Berupa kompromi.
✓ Kesepakatan bersama.
Pada lomba debat bahasa Indonesia tingkat SMA, sistem yang digunakan adalah mengacu
pada format debat Asian Parliamentary. Format tersebut hanya melibatkan dua kelompok yang
berseberangan, yaitu kelompok pemerintah dan kelompok oposisi.
Tiap kelompok diisi oleh 3 orang anggota yang terdiri dari tiga pembicara (speakers), yaitu
pembicara pertama, pembicara kedua, dan pembicara ketiga. Masing-masing anggota kelompok
akan dipandu langsung oleh seorang moderator. Moderator ini sendiri fungsinya ialah untuk
mengontrol jalannya debat, termasuk memanggil setiap pembicara sesuai dengan urutannya
sekaligus juga kadang kala bertindak sebagai time keeper, yaitu pihak yang bertugas untuk
menghitung waktu pidato yang sudah digunakan oleh tiap pembicara.
Adapun urutan dan batas durasi pidato tiap pembicara adalah sebagai berikut.
✓ Pembicara pertama pihak pemerintah : 7 menit
✓ Pembicara pertama pihak oposisi : 7 menit
✓ Pembicara kedua pihak pemerintah : 7 menit
✓ Pembicara kedua pihak oposisi : 7 menit
✓ Pembicara ketiga pihak pemerintah : 7 menit
✓ Pembicara ketiga pihak oposisi : 7 menit
✓ Pidato penutup pihak oposisi : 4 menit
✓ Pidato penutup pihak pemerintah : 4 Menit
Untuk pidato penutup, hanya boleh dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari
masing-masing tim dan juga tidak diperkenankan memberi pendapat baru. Pidato penutup hanya
boleh berisi ringkasan argumen dari tim tersebut (pemerintah/oposisi) dengan tujuan untuk
memperkuat tim dan/atau ringkasan mengenai keseluruhan proses jalannya debat.
Dalam setiap perlombaan debat bahasa Indonesia, terdapat sebuah mosi. Mosi ini tidak lain
merupakan topik dari perdebatan yang mana diberikan dalam bentuk sebuah pernyataan. Tim
32
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
pemerintah fungsinya mendukung pernyataan (mosi) tersebut. Sementara itu, tim oposisi bertugas
untuk menolak/menentang pernyataan tersebut.
Tugas Tiap Pembicara
Dalam format debat Asian Parliamentary, setiap pembicara memiliki tugasnya masing-masing
sebagai berikut.
Pembicara Pertama Pemerintah
a. Mendefinisikan mosi (topik debat) serta menentukan batasan argumentasinya. Ini sebaiknya
dilakukan agar arah perdebatannya jelas dan supaya ruang gerak dari tim oposisi menjadi
terbatas untuk menyerang tim pemerintah.
b. Memberikan sedikit penjelasan latar belakang alasan mosi tersebut digunakan.
c. Memberi gambaran alur argumentasi tim dengan memberitahukan peran dan tugas dari masing-
masing pembicara.
d. Menyampaikan argumentasi pertama
Pembicara Kedua Pemerintah
a. Membantah argumentasi yang disampaikan oleh pembicara pertama dari pihak oposisi.
b. Menyampaikan argumentasi kedua, ketiga, dst.
c. Memperkuat posisi tim dengan cara memberikan elaborasi yang lebih lengkap dan/atau data
yang dapat mendukung keseluruhan argumentasi tim.
Pembicara Ketiga Pemerintah
a. Mematahkan seluruh bantahan dari pihak oposisi.
b. Mematahkan seluruh pendapat dari pihak oposisi
c. Tidak memberikan argumen baru, tetapi menjelaskan argumen yang sudah dijelaskan
sebelumnya dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda.
d. Memberikan analisis yang lebih mendalam demi memperkuat posisi tim.
Pembicara pertama oposisi
a. Membantah argumentasi pembicara pertama pihak pemerintah.
b. Menolak/membantah definisi dan batasan dari mosi yang dijelaskan oleh tim pemerintah bila
perlu.
c. Memberi gambaran alur argumentasi tim dengan memberitahukan peran dan tugas dari masing-
masing pembicara. Sebaiknya dilakukan dengan singkat.
d. Menyampaikan argumentasi pertama.
33
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Pembicara Kedua Oposisi
a. Membantah argumentasi yang diberikan oleh pembicara kedua dari pihak pemerintah.
b. Menyampaikan argumentasi kedua, ketiga, dst.
c. Memperkuat posisi tim dengan cara memberikan elaborasi yang lebih lengkap dan/atau data yang
dapat mendukung argumentasi.
Pembicara Ketiga Oposisi
a. Mematahkan seluruh bantahan dari pihak pemerintah.
b. Mematahkan seluruh pendapat dari pihak pemerintah.
c. Tidak memberikan argumen baru, tetapi menjelaskan argumen yang sudah dijelaskan sebelumnya
dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda.
d. Memberikan analisis yang lebih mendalam demi memperkuat posisi tim.
✓ https://psma.kemdikbud.go.id/index/lib/files/Pedoman%20LDBI%202019(1).pdf
✓ Kumpulan video debat bahasa Indonesia: https://www.zaipad.com/contoh-debat-bahasa-
indonesia/
✓ https://www.youtube.com/channel/UC-NYR136dYUJLsSiWRfLNKA
34
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
GLOSARIUM
argument :alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan
debat :pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing
debat kusir :debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal
konstruksi : susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata
mosi :keputusan rapat, misalnya parlemen, yang menyatakan pendapat atau keinginan para
anggota rapat
35
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan
Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Diunduh melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/node/1889, 17 November
2020.
Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kelompok Wajib.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Indah, Hesti. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Sidoarjo: Masmedia.
Info Pendidikan. 2019. “Satu Kelas Diisi 42 Siswa, Kok Bisa?” Diunduh dari
https://infopendidikannews.com/2019/12/10/satu-kelas-di-isi-42-siswa-koq-
bisa/#:~:text=Tabel%201%3A%20Jumlah%20Siswa%20per%20Rombel%20Sesuai%20Permendi
kbud%2022%2F2016&text=Di%20Bab%20IV%20Pelaksanaan%20Pembelajaran,SMK%2C%2036
%20siswa%20per%20rombel, 8 November 2020.
Khourunisa, Rizqia. 2017. “Teks Berita: Pengertian, Struktur, Pola, Kaidah, Ciri, Klasifikasi, dan Contoh
Teks Berita.” Diunduh melalui http://referensisiswa.blogspot.com/2017/02/teks-berita-
pengertian-struktur-pola.html, 7 Desember 2020.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik.
Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.
NH, Ridwan Prama. 2017. “Media, Alat dan Bahan Pembelajaran” dalam Menembus Kreatifitas Tanpa
Batas. Diunduh dari https://kumakukurakura.blogspot.com/2017/01/media-alat-dan-bahan-
pembelajaran.html, 8 November 2020.
Sobandi. 2017. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum 2013.
Jakarta. Erlangga.
Tarigan. H.G. 1987. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.
36
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)
Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2018. Teori dan Implementasi Pembelajaran Saintifik Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
Zaipad. 2020. “Contoh Debat Bahasa Indonesia, Tata Cara, dan Daftar Mosi untuk Latihan.” Diunduh
melalui https://www.zaipad.com/contoh-debat-bahasa-indonesia/, 12 Desember 2020.
37
Modul Ajar Iin Andini (IND.E.JOA.10.5)