Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA SEKOLAH : MA Al Falah Jatilawang

KOMPETENSI KEAHLIAN : Semua Keahlian

MATA PELAJARAN : BAHASA JAWA

SEMESTER : Gasal

KELAS : XII

MATERI POKOK : Geguritan

ALOKASI WAKTU : 3 x 2 (@45 menit)

PERTEMUAN KE : 5, 6, dan 7

TAHUN PELAJARAN : 2020-2021

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menelaah teks geguritan. 3.2.1 Menganalisis unsur-unsur
pembangun geguritan
3.2.2 Menjelaskan isi teks geguritan

4.2 Menulis geguritan dan membacanya. 4.2.1Menyusun geguritan sesuai dengan


unsur pembangun
4.2.2 Menampilkan secara lisan geguritan
sesuai dengan teknik membaca
geguritan.

1
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik mampu menganalisis unsur-unsur pembangun geguritan dengan
kerja sama kelompok.
2. Peserta didik mampu menjelaskan isi teks geguritan dengan penuh
tanggungjawab.
Pertemuan 2
1. Peserta didik mampu menyusun geguritan sesuai dengan unsur pembangun secara
mandiri.
Pertemuan 3
1. Peserta didik mampu menampilkan secara lisan geguritan sesuai dengan teknik
membaca geguritan dengan penuh percaya diri.
Fokus Karakter:
1. Kolaborasi
2. Berpikir kritis
3. Tanggungjawab
4. Mandiri
5. Percaya diri

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Fakta : Teks Geguritan (Wutah Getihku)
Konsep : Pengertian Geguritan, Jenis Geguritan
Prinsip : Unsur Pembangun Geguritan, Nilai-nilai yang terkandung dalam
geguritan, Cara memparafrasekan geguritan.
Prosedur : Teknik Menulis Geguritan, Teknik Membaca Geguritan
2. Materi Pembelajaran Remedial
Rangkuman Materi Geguritan
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Analisis Unsur Pembangun Teks Geguritan saking Panggurit Sendang Mulyana

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pedagogik Genre
Model Pembelajaran : Problem Based Learning, Model Brainstorming, Model
Draladater (Dramatisasi Latihan Dasar Teater)

2
Metode Pembelajaran : Diskusi, Demonstrasi, Penugasan, Tanya jawab

F. Media dan Bahan


Media :Teks Geguritan, Powerpoint materi teks geguritan, Video
Pembacaan Geguritan
Alat Pembelajaran : Laptop, LCD, Speaker active, papan tulis, alat tulis

G. Sumber Belajar
1. Gandung Widaryatmo, dkk. 2014. ‘Prigel Basa Jawa Kelas XII’, Erlangga.
2. Video Pembacaan Geguritan
3. Bausastra Jawa

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran Komponen C4 Level HOTS


Pendahuluan (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru mengecek kehadiran dan
kesiapan belajar siswa.
3. Peserta didik menerima informasi
berkaitan dengan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik diberi motivasi
dengan mengaitkan materi yang
akan dipelajari dengan kondisi
geguritan saat ini.
5. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan dan
manfaat pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti ( 60 menit)
Mengorientasikan peserta didik
pada masalah
1. Peserta didik mengamati materi Collaboration

3
geguritan pada powerpoint.
2. Peserta didik menanyakan hal-hal Collaboration
yang belum dipahami dari materi
yang disampaikan.
3. Peserta didik dalam kelompok
disajikan sebuah teks geguritan.
4. Peserta didik membaca dan
memahami teks geguritan yang
telah diberikan oleh guru dengan
penuh tanggungjawab.

Mengorganisasikan siswa untuk


belajar
5. Peserta didik dalam kelompok Creative and innovation C4

menganalisis unsur-unsur
pembangun dan menemukan isi
dari teks geguritan yang telah
diberikan.

Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok
6. Peserta didik secara kreatif Critical thinking and

mengumpulkan informasi dari problem solving


berbagai sumber mencari arti kata
kias yang terkandung dalam
sebuah geguritan.
7. Peserta didik berdiskusi secara
kritis menemukan isi dan unsure
pembangun yang terkandung
dalam teks geguritan.

Mengembangkan dan menyajikan


hasil karya
8. Setiap kelompok menjelaskan isi Communication
dan unsure pembangun dari teks
geguritan dengan tanggungjawab

4
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
9. Peserta didik dari kelompok lain Collaboration
memberi tanggapan tentang hasil
presentasi isi dan unsure
pembangun teks geguritan.
10. Peserta didik mengumpulkan
hasil diskusi berupa isi dan
unsure pembangun geguritan
kepada guru.
Penutup (15 menit)
1. peserta didik bersama-sama dengn
guru merefleksi tentang unsure-
unsur pembangun dan isi yang
terkandung dalam geguritan.
2. Peserta didik bersama denagn
guru menyimpulkan pembelajaran
pada pertemuan ini.
3. Guru menyampaikan informasi
mengenai materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
4. Peserta didik diberikan tugas
untuk mempelajari teknik menulis
dan membaca geguritan.
5. Guru memberikan salam penutup.

Pertemuan II
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)

Kegiatan Pembelajaran Komponen C4 Level HOTS


Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru mengecek kehadiran dan
kesiapan belajar siswa.
3. Peserta didik menerima informasi

5
berkaitan dengan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik diberi motivasi Guru
untuk giat menulis supaya bisa
menjadi penulis geguritan.
5. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan dan
manfaat pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti: (65 menit)
1. Peserta didik dalam kelompok Collaboration
memperhatikan powerpoint yang
dijelaskan oleh guru mengenai
teknik menulis geguritan.
2. Peserta didik diminta Collaboration
mengungkapkan pertanyaan
mengenai informasi yang kurang
dimengerti.
3. Peserta didik dalam kelompok Creative dan innovation
berdiskusi menentukan tema
geguritan yang telah diberikan
oleh guru.
4. Peserta didik dalam kelompok Critical thingking and
menentukan topik untuk problem solving
dikembangkan secara individu.
5. Peserta didik melakukan tahap
prapenulisan, yaitu penggalian ide Collaboration
untuk dibuat teks geguritan di luar
kelas.
6. Peserta didik secara mandiri Creative and innovation
menyusun teks geguritan dengan
memperhatikan unsure
pembangun dan kaidah penulisan
teks geguritan yang benar. Creative and innovation C6
7. Peserta didik diminta kembali
berkelompok untuk melakukan
tahapan pascamenulis (editing dan
revising) dengan anggota

6
kelompoknya.

Collaboration

Penutup (15 menit)


1. Guru dan peserta didik bersama-
sama merefleksi tentang teknik
penulisan teks geguritan.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan ini.
3. Peserta didik diberikan tugas di
rumah untuk mempelajari cara
atau teknik membaca geguritan
yang baik dan benar.
4. Guru memberikan informasi
bahwa teks geguritan yang telah
dibuat, akan dibacakan pada
pertemuan berikutnya.
5. Guru memberikan salam penutup.

Pertemuan III
Alokasi Waktu: 2 JP (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran Komponen C4 Level HOTS
Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru mengecek kehadiran dan
kesiapan belajar siswa.
3. Peserta didik menerima informasi
berkaitan dengan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik diberi motivasi Guru
untuk menjadi pembaca geguritan
yang baik.

7
5. Peserta didik menerima informasi
kompetensi, materi, tujuan dan
manfaat pembelajaran yang akan
dilaksanakan
Kegiatan Inti: (65 menit)
Orientasi
1. Peserta didik dan guru Collaboration
menyepakati kriteria penilaian
pembacaan geguritan.
2. Peserta didik bertanya kepada Collaboration
guru mengenai teknik membaca
geguritan yang baik dan benar.

Eksplorasi
1. Peserta didik mengamati tayangan Collaboration
video tentang teknik pembacaan
geguritan.
2. Peserta didik bertanyajawab Collaboration
kepada guru terkait permodelan
atau teknik membaca geguritan.

Intrepretasi
1. Peserta didik memberi tanda Critical Thinking and
seperti jeda pada teks geguritan problem solving
tersebut.

Rekreasi
1. Peserta didik menyiapkan atau Creative and innovation
berlatih membaca teks geguritan
yang telah dibuat sesuai dengan
teknik membaca geguritan yang
benar.
2. Peserta didik membacakan teks Communication C6
geguritan dengan penuh percaya
diri.

Evaluasi

8
1. Peserta didik dan guru Communication
menanggapi pembacaan geguritan
oleh peserta didik yang telah
tampil.
2. Peserta didik mengumpulkan hasil Communication
karya teks geguritan kepada guru.
Penutup (15 menit)
1. Guru dan peserta didik bersama-
sama merefleksi tentang teknik
pembacaan teks geguritan.
2. Guru bersama peserta didik
menyimpulkan pembelajaran pada
pertemuan ini.
3. Peserta didik yang belum
membacakan teks geguritannya,
diberikan tugas untuk
mengirimkan video hasil
pembacaan teks geguritannya
melalui WA.
4. Guru memberikan informasi
mengenai materi pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
5. Guru memberikan salam penutup.

I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
KD Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Waktu
Pelaksanaan
3.2 1.2.1 Mengidentifikasi unsur-unsur Penugasan Saat
pembangun geguritan Pembelajaran
1.2.2 Menjelaskan isi teks geguritan Penugasan Saat
Pembelajaran
Gatosaken teks geguritan ing ngandhap punika! Lajeng wangsulana
pitakonan ing ngandhapipun!

9
Wutah Getihku

Gumelar jembar bumi asri


Sumunar sumringah sunare bagaskara
Padhang sumilak hanelai jagad Nuswantara
Bumi pusaka wus kawentar
Ombak-ombak samodra, kencana kang ngrenggani
Wutah getihku daktresnani

Kawulamu....
Guyub rukun anambut kardi
Jeroning swasana tentrem lan mardika
Gilig ing tekad manunggal
Cumithak jeroning ati, bebarengan ambangun

Aku lila....
Korban jiwa raga kanggo bumiku
Nadyan awak ajur dadi sawur
Lan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwi
Labet raharjaning nagara

Lumantar iki....
Isining atiku ginurit
Prasetyaku thukul saka ati kang tulus
Njaga langgenging kamardikan
Donga pujiku kebak kaendahan, kanggo wutah getihku

1. Adhedhasar teks ing nginggil analisen unsur-unsur pembangunipun!


2. Cobi gancaraken teks geguritan kasebat!

Kunci Jawaban:
1. Unsur pembangun geguritan
a. Basa
1) Ngginakaken tembung Kawi

10
 Bagaskara
 Kardi
 Raharjaning
 ngrenggani
2) Ngginakaken seselan
 Gumelar
 Sumunar
 Sumilak
 Sumringah
 Cumithak
 Ginurit
3) Purwakanthi
Purwakanthi swara
 Gumelar jembar bumi asri
 ajur dadi sawur
 Lan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwi
4) Lelewaning Basa
 Personifikasi
Sumunar sumringah sunare bagaskara
b. Citraan
 Citraan Panyawang
Gumelar jembar bumi asri
Sumunar sumringah sunare bagaskara
Padhang sumilak hanelai jagad Nuswantara
Lan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwi
c. Tipografi
Ngginakaken aksara kapital ing wiwitan gatra lan ngginakaken tandha waca.
2. Gancaran teks geguritan:
Wosipun geguritan “Wutah Getihku” inggih menika bilih bumi
nuswantara menika minangka pusaka ingkang kawentar kaendahanipun,
rakyatipun guyub rukun anggenipun sami pedamelan, nyawiji mbangun nagari.
Penulis menika lila ngorbanaken jiwa raganipun kanthi tulusing manah kangge
kaslametanipun nagara. Setya tuhu njagi langgenging kamardikan, kanthi donga
puji kangge negara lan bangsa.

11
Pedoman Penskoran

No. Pedoman Skor


1  Jawaban benar dan lengkap sesuai alternative jawaban 50
 Jawaban kurang sesuai dengan alternative jawaban. 30

 Jawaban tidak sesuai alternative jawaban. 10

2.  Jawaban benar dan lengkap sesuai alternative jawaban 50


 Jawaban kurang sesuai dengan alternative jawaban. 30

 Jawaban tidak sesuai alternative jawaban. 10

Skor Maksimal 100

b. Ketrampilan
KD Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Waktu
Pelaksanaan
4.2 4.2.1 Menyusun geguritan sesuai Proyek Saat
dengan unsur pembangun Pembelajaran
4.2.2 Menampilkan secara lisan Unjuk Kerja Saat
geguritan sesuai dengan teknik Pembelajaran
membaca geguritan.
Instrumen Penilaian
1. Cobi damel teks geguritan ingkang temanipun bab ‘kasusilan’ jumbuh kaliyan
unsure pembangun geguritan!
2. Waosaken teks geguritan ingkang smapun dipundamel jumbuh kaliyan teknik
maos geguritan!

Pedoman Penskoran Soal Nomer 1 (Menulis Geguritan)


No. Kriteria Penskoran Skor yang diperoleh
1. Pemilihan Kata (Diksi) 5: Baik Sekali
4: Baik
3: Cukup Baik
2: Kurang Baik
1: Tidak Baik
2. Ejaan 5: Baik Sekali
4: Baik
3: Cukup Baik

12
2: Kurang Baik
1: Tidak Baik
3. Kesesuaian Isi dengan Tema 5: Baik Sekali
4: Baik
3: Cukup Baik
2: Kurang Baik
1: Tidak Baik
4. Kerapian 5: Baik Sekali
4: Baik
3: Cukup Baik
2: Kurang Baik
1: Tidak Baik
Jumlah Skor Maksimal 25
Skor = 25 x 4 = 100

Pedoman Penskoran Soal Nomer 2


No. Kriteria Penskoran Skor yang diperoleh
1. Pocapan 4: Mengucapkan tembung dengan sangat baik.
3: Mengucapkan tembung dengan baik, tapi ada beberapa yang
kurang tepat.
2: Belum sepenuhnya dapat mengucapkan tembung dengan baik.
1: Tidak dapat mengucapkan tembung dengan baik.
2. Polahe Awak 4: Gerakan tubuh sesuai dengan isi geguritan.
3: Gerakan tubuh sesuai dengan isi geguritan, tetapi ada beberapa
yang kurang sesuai.
2: Gerakan tubuh belum sesuai dengan isi geguritan.
1: Gerakan tubuh tidak sesuai dengan isi geguritan.
3. Intonasi 4: Membaca dengan intonasi yang benar.
3: Membaca dengan intonasi yang benar, tetapi ada bebarapa
yang kurang.
2: Belum dapat membaca dengan intonasi yang benar.
1: Tidak dapat membaca dengan intonasi yang benar.
4. Volume 4: Membaca dengan volume yang nyaring, sehingga jelas
didengar.
3: Membaca dengan volume yang nyaring, tetapi ada beberapa
yang kurang nyaring, sehingga kurang jelas didengar

13
1: Membaca dengan volume yang tidak nyaring.
5. Penjiwaan (Mimik 4: Mimik wajah sesuai dengan isi geguritan.
Wajah) 3: Mimik wajah sesuai dengan isi geguritan, tetapi ada beberapa
yang kurang sesuai.
2: Mimik wajah kurang sesuai dengan isi geguritan.
1: Mimik wajah tidak sesuai dengan isi geguritan.
Jumlah Skor Maksimal 20
Skor = 20 x 5 = 100

2. Pembelajaran Remedial
Pada kegiatan remedial, guru memberikan pemahaman kepada siswa yang
belum mencapai kompetensi dasar. Guru dapat memberikan tugas:
1) Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang belum tuntas, yaitu
Pengertian Geguritan, Unsur Pembangun Geguritan, Nilai-nilai yang
terkandung dalam geguritan, Cara memparafrasekan geguritan, Teknik
Menulis Geguritan dan Teknik Membaca Geguritan
3. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau
melampaui KBM/ KKM. Kegiatan yang dirancang oleh guru dalam kaitannya
dengan pengayaan adalah:
1) Belajar Kelompok, yaitu sekelompok siswa yang telah mencapai atau
melampaui KKM diberikan tugas untuk dikerjakan bersama pada/ di luar
jam pelajaran.
Tugas Kelompok:
1. Cobi pados satunggal teks geguritan anggitanipun Sendang Mulyana,
lajeng udhalen unsure pembangun geguritanipun lan damel
gancaranipun!

Lasem, Juni 2019


Diperiksa dan Diverifikasi Dibuat

Gigih Sudarka Ardiansyah, S.Pd Ahsani Taqwim, S.Pd.


Wakasek Kurikulum Guru Mapel

Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah

Rina Anggaraningrum, S.Pd.

14
LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Geguritan
Geguritan kalebu salah sijining Puisi Jawa. Pangerten babagan tegese
geguritan ing antarane diandharake dening Subalidinata (1994: 45) ing bukune kang
irah-irahan Kasusastraan Jawa. Geguritan yaiku iketaning basa kang memper syair.
Miturut Subalidinata, geguritan asale saka tembung gurita kang diowahi saka tembung
asline yaiku gerita. Tembung gerita dhewe minangka tembung andahan kang linggane
yaiku tembung gita, tegese tembang utawa syair.
Pangerten babagan tegese geguritan uga dijlentrehake dening para winasis
liyane. Mulyana (2014: 42) ngandharake menawa geguritan iku asale saka tembung
guritan kang oleh proses morfologis dwipurwa dadi geguritan. Dene tembung guritan
asale saka tembung gurit+an (tulisan, pahatan, utawa senandung). Ing kamus
Baoesastra Djawa tembung gurit ngemu teges tulisan utawa tatahan; kidung utawa
tembang (Poerwadarminta, 1939: 157). Dene ing kamus Kawi-Jawa anggitane
Ranggawarsita, tembung gurit nduweni teges reka, tulis, turut, urut.
Jinising geguritan liyane adhedhasar paugerane geguritan, geguritan bisa kaperang
dadi Geguritan Gagrag Lawas / Kuna lan Geguritan Gagrag Anyar (Padmosoekotjo,
1960). Andharane kawedharake ing ngisor iki.
a. Geguritan Gagrak Lawas
Geguritan gagrag lawas luwih sering kasebut kanthi tembung guritan.
Geguritan gagrag lawas nduweni paugeran kang gumathok, kayata:
1) Cacahing gatrane ora tartamtu, annging lumrahe paling sithik 4 gatra.
2) Cacahing wanda saben sapadha padha gunggunge.
3) Dong-dinging swara ing kabeh wekasane gatra kudu runtut, yaiku nganggo
purwakanthi guru swara.
4) Sangarepe geguritan diwiwiti nganggo bebuka “Sun nggegurit”.
Sun Gegurit
Kahanan jaman saiki
Sifat pamudha-pamudhi
Srawunge saya ndadi
Raket wewekane sepi
Tan kadi jaman nguni
Srawunge sarwa ngati-ati
Yen manut wasitening kuna

15
Priya srawung lan wanita
Gampang kena panggodha
Nerak ing laku susila
Temah darbe jeneng ala
Wusananing tibeng papa
b. Geguritan Gagrag Anyar
Ing wiwitan jaman ngrembakane kasusastraan Jawa, para penggurit banget
anggone manut lan nggatekake paugeran geguritan. Nanging saya suwe, para
penggurit luwih seneng karo wujude geguritan kang bebas, mula banjur sinebut
Geguritan Gagrag Anyar.
Titikane geguritan gagrag anyar yaiku:
1) Cacahing wanda saben sakgatra ora katemtokake
2) Cacahe gatra utawa larik ora katemtokake
3) Kadangkala esih nggatekake purwakanthi swara, purwakanthi sastra, lan
purwakanthi lumaksita nanging akeh uga kang ora nganggo purwakanthi.
4) Nganggo basa rinengga nanging Jawa modern
5) Ora nganggo tembung “sun nggegurit”
Tuladha
Layangan
Dening: Soetrisno
Lungaku ninggal barang suci
Kang banget tak aji-aji
Paranku aja dadi pitakonan
Ngalor-ngidul, ngulon apa ngetan
Niyatku nggoleki layangan
Kang pedhot ing tengah dalan
Biyen warnane biru asli
Menawa suwek bakal tak ganti
Nganggo dluwang sing gandhane wangi
(Panjebar Semangat No 9-3 Maret 2012)
2. Unsur Pembangun Geguritan
a. Basa
Perangan basa nyakup:
1) Pamilihing Tembung, yaiku bisa nggunakake tembung Kawi, tembung kang
mligi (tembung garba, tembung mawa seselan –in-)

16
2) Purwakanthi
Purwakanthi kaperang dadi 3 yaiku purwakanthi guru swara, purwakanthi
guru sastra lan purwakanthi guru lumaksita.

a) Purwakanthi Guru Swara


Purwakanthi guru swara yaiku purwakanthi kang disebabake anane
swara vokal kang padha, bisa urut utawa selang-seling. Purwakanthi
dumunung ing pungkasaning tembung saben saklarik utawa ing
pungkasaning gatra. Purwakanthi swara uga diarani asonansi. Geguritan kang
nganggo purwakanthi guru swara bisa dipirsani ing tuladha ngisor iki.
Tuladha: Yitna yuwana lena kena
b) Purwakanthi Guru Sastra
Purwakanthi Guru Sastra yaiku purwakanthi kang disebabake anane
swara konsonan kang padha. Beda karo purwakanthi swara, purwakanthi
konsonan ora kudu tiba ing pungkasaning gatra, nanging swara kang padha
bisa ing wiwitan utawa tengahing gatra. Purwakanthi sastra uga sinebut
aliterasi. Geguritan kang nganggo purwakanthi guru sastra bisa dipirsani ing
tuladha ngisor iki.
Tuladha:
Serat Srikandhi Maguru Manah
Pinggir sendhangana gadhung,
Rumambat ing klapa gadhing,
Pinencokan manuk podhang,
Sajodho tan ana tandhing,
Jroning gedhong ana endhang,
Milihi wohing kurandhing
(Sutardjo, 2014: 55)
c) Purwakanthi Lumaksita
Purwakanthi lumaksita uga sinebut purwakanthi basa yaiku
purwakanthi kang disebabake anane tembung ing pungkasaning gatra utawa
ukara kang dibaleni ing wiwitaning gatra utawa ukara sakbanjure.

17
Tuladha:
Pepujaning Ati
Dening: Agustini
Yen godhong, godhonge salam
Pikiranku tansah ngenam
Yen godhong, godhonge waru
Tekamu tansah dakantu
Yen godhong, godhonge gedhang
Ati iki sangsaya kebranang
Yen godhong, godhonge senthe
E, rasaku kok dadi kaya ngene
Yen godhong, godhonge rambutan
Ngapa rasane poyang-payingan
Yen godhong, godhonge tales
Muga-muga tresnaku tansah dibales
(Panjebar Semangat No 1- 7 Januari 2012)
3) Lelewaning Basa
Lelewaning basa yaiku basa kang asring kanggo ing geguritan. Ancase
penggurit nganggo lelewaning basa yaiku supaya geguritan kang ditulis luwih
endah utawa duwe efek estetis. Lelewaning basa iki biasane nganggo bebasan
utawa tetandhingan kang kudu digoleki tegese. Jinise lelewaning basa bakal
kaandharake kanthi ringkes ing ngsior iki:
 Simile yaiku lelewaning basa kang nganggo tembung-tembung kayadene
duk, lir, kadya, kaya, kadi. Fungsine kanggo ngumpamakake. Tuladhane:
Mlayune banter banget kadya thathit ing angkasa.
 Metafora yaiku lelewaning basa kang ora nganggo tembung umpama,
nganggone basa kias. Tuladha: Kembang desa saka Wonogiri nembe dirabi
wong bule. Kembang desa yaiku wong kang ayu banget.
 Personifikasi yaiku lelewaning basa kang ngumpamakake bendha mati bisa
nglakokake pagaweyan kayadene barang urip. Tuladha: Angin wengi mbisiki
aku yen kowe wuyung!
 Alegori yaiku lelewaning basa kang tegese sinandhi lan nganggo lambang.
Tuladha: Sliramu sekar mlathi, aku kumbang nyidhamsari
 Metonimi yaiku lelewaning basa kang nganggo jeneng sesinglon kanggo
nudhuhake barang tartamtu. Tuladha: Simbah kang njaga alas kene kawentar
wengis lan galak.

18
 Sinekdoki yaiku lelewaning basa kang nyebutake perangan nanging tegese
kabehan, utawa suwalike. Tuladha: Krungu jumangkahe sikilmu nyedhak
njalari aku ayem.
 Repetisi yaiku lelewaning basa kang dinggo mawa mbaleni tembung, frasa
utawa klausa. Tuladha: Aku bakal maju, maju, lan maju terus nganti kowe
gelem nampa tresnaku.
 Paralelisme yaiku lelewaning basa kang nganggone kanthi cara mbolan-
mbaleni tembung, frasa, klausa utawa ukara. Tuladha: Kowe kuwi tresnaku,
kowe kuwi impenku, kowe kuwi uripku.
 Hiperbola yaiku lelewaning basa kang ngluwih-luwihake samubarang kang
ancase kanggo mbangetake. Tuladha: Rega beras sundhul langit.
 Litotes yaiku lelewaning basa kang isine nyilikake kasunyatan kareben ora
pamer. Tuladha: nywun pangapunten gubug kula awon.
 Paradoks yaiku lelewaning basa kang yyandhingake rong perkara kang
tegese kuwalikane. Tuladha: Ing papan kang rame iki, atiku sepi banget.
 Ironi yaiku lelewaning basa kang wujude pasemon. Tuladha: Wah elok tenan
biji repotmu kobong kabeh!
 Sarkasme yaiku lelewaning basa kang wujude sindiran kasar. Tuladha:
Swaramu mbudhegake kupingku!

19
b. Citraan
Fungsi citraan yaiku kanggo nuwuhake gegambaran utawa khayalan
kang tuwuh merga pandhapuking ukara kang endah. Sutejo (2010, 20-24)
merang citraan dadi 5 yaiku citra penglihatan (citra panyawang), citra
pendengaran (citra pangrungu), citra penciuman (citra pangaras), citra
perabaan (citra pandemok) lan citra gerak (citra owah).
1. Citra panyawang nganggo tetembungan kang nggayutake apa kang bisa
dilakoni lan dirasakake dening mata.
Tuladhane:
Esemmu ngujiwat gawe atiku kemeser.
2. Citra pangrungu nganggo tetembungan kang nggayutake apa kang bisa
dilakoni lan dirasakake dening kuping.
Tuladhane:
Banter banget anggone bengok, brisik!
3. Citra pangaras nganggo tetembungan kang nggayutake apa kang bisa
dilakoni lan dirasakake dening irung.
Tuladhane:
Ganda wangi parfumu aku isih apal.
4. Citra pandemok nganggo tetembungan kang nggayutake apa kang bisa
dilakoni lan dirasakake dening kulit.
Tuladhane:
Tanganmu nggandheng tanganku. Anget. Ayem.
5. Citra owah nganggo tetembungan kang sejatine ora owah nanging
dicritakake bisa owah.
Tuladhane:
Wit-wit katon padha mlayu ngadohi aku. Slamur.
Tipografi
c. Tipografi yaiku wujude larik geguritan kang ndhapuk wujud tartamtu.
Umpamane mbentuk zig-zag, bunderan, ndhapuk wangun layangan,
nggunakake aksara cilik kabeh tanpa tandha waca lan liya-liyane. Tuladha
tipografi kang nggunakake aksara kapital lan aksara cilik saben gatra nganggo
tandha waca bisa dipirsani ing ngisor iki.
Wutah Getihku

Gumelar jembar bumi asri


Sumunar sumringah sunare bagaskara
Padhang sumilak hanelai jagad Nuswantara

20
Bumi pusaka wus kawentar
Ombak-ombak samodra, kencana kang ngrenggani
Wutah getihku daktresnani

Kawulamu....
Guyub rukun anambut kardi
Jeroning swasana tentrem lan mardika
Gilig ing tekad manunggal
Cumithak jeroning ati, bebarengan ambangun

Aku lila....
Korban jiwa raga kanggo bumiku
Nadyan awak ajur dadi sawur
Lan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwi
Labet raharjaning nagara

Lumantar iki....
Isining atiku ginurit
Prasetyaku thukul saka ati kang tulus
Njaga langgenging kamardikan
Donga pujiku kebak kaendahan, kanggo wutah getihku

3. Cara Memarafrase Geguritan


Carane goleki isi utawa marafrase teks geguritan yaiku:
d. Maca lan mangerteni teks geguritan kanthi permati.
e. Nggoleki tembung-tembung kias utawa tembung-tembung kang durung
dimangerteni, banjur digoleki tegese tembung kasebut.
f. Nyeritakake maneh apa kang wis dimangerteni saka isi geguritan kasebut, banjur
didhapuk maneh awujud prosa utawa karangan/ gancaran.

4. Teknik Nulis Geguritan


Nulis geguritan uga perlu nggatekake babagan tartamtu kayadene:
a. Nemokake tema geguritan
b. Mantha-mantha tema dadi topik kang luwih mligi
c. Milih diksi utawa tembung kang trep karo topic
d. Ngronce ukara nggunakake basa rinengga
e. Aweh ruh lan teges sajeroning geguritan.

21
5. Teknik Maca Geguritan
Maca geguritan kuwi ancase kanggo medharake ruh lan amanat sing kamot ing
sakjeroning geguritan. Mula, maca geguritan ora kaya maca warta utawa cerita. Ana
bab-bab kang kudu digatekake supaya ruh lan amanate geguritan bisa tinampa kanthi
becik. Bab-bab mau, yaiku:
a. Wicara
Wicara iku gegayutan karo babagan cethaning swara utawa pocapan nalika
maca geguritan. Swara kang cetha bisa dibedakake antarane unine swara /d/, /dh/,
/t/, /th/, tembung siji lan liyane ora nggandheng lan ora bindheng. Swara kang
cetha bakal penak dirungokake.
b. Wirama
Wirama yaiku andhap asore swara kang kajumbuhake karo isining
geguritan. Umpamane maca geguritan kang ngemu duhkita, wirama swara sing
digunakake alon lan ora banter.
c. Wiraga
Wiraga yaiku patrap utawa solah bawa lan ora kakehen ngobahake awak.
Umpamane yen maca geguritan kanthi tema Sumpah Pemuda, wiraga kang
katunjukake yaiku ngepelake tangan kang nduwe teges “semangat”.
d. Wirasa
Wirasa (penjiwaan) teges isine geguritan dirasakake ing sanubari. Yen
maca geguritan kang isine nelangsa praupane susah (ngguya-ngguyu). Maca
geguritan padha tegese karo deklamasi.

Jatilawang,
Mengetahui
Kepala MA Al Falah Jatilawang Guru Mata Pelajaran

H. Amir Mahmud, S.Pd Irawati Handini, S.Pd


NIP. NIP.

22

Anda mungkin juga menyukai