Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMKN 1 Pangkalan Kuras


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ Ganjil
Materi Pokok :Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (2 x 45menit)

A. KompetensiInti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KompetensiDasar (KD) danIndikatorPencapaianKompetensi (IPK)

KompetensiDasar (KD) IndikatorPencapaianKompetensi (IPK)


3.6. Menganalisis struktur dan 3.6.1. Mengidentifikasi struktur teks anekdot
kebahasaan teks Anekdot. 3.6.2. Mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam
anekdot
4.6. Menciptakan kembali teks 4.6.1. Menyusun kembali teks anekdot dengan
Anekdot dengan memerhatikan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
struktur, dan kebahasaan. 4.6.2. Mempresentasikan, menanggapi, dan
merevisi anekdot yang telah disusun.

C. Tujuan pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan), diharapkan peserta didik dapat:
1. Mengidentifikasi struktur teks anekdot
2. Mengidentifikasi ciri kebahasaan dalam anekdot
3. Menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
4. Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi anekdot yang telah disusun.

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Contoh teks anekdot

2. Konsep
a. Struktur dalam teks anekdot
b. Kebahasaan dalam teks anekdot

3. Prinsip
Struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot

4. Prosedur
 Memahami dan menemukan struktur teks anekdot
 Memahami dan menemukan kebahasaan teks anekdot

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : penugasan ,tanya jawab, dan diskusi
3. Model : Discovery Learning (DL)

F. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media
 Contoh teks anekdot
 Lembar penilaian

2. Alat/Bahan
 Laptop, infokus

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah- Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah
Langkah DL Waktu
Pendahul  Mengucapkan salam 15 menit
uan  Berdoa
 Memeriksa kebersihan kelas
 Memeriksa kesiapan peserta didik dan
mengabsen.
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
mengenai pembelajaran sebelumnya.
Apersepsi
Guru mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan memberikan pertanyaan
sebagai berikut:
a. Siapakah yang pernah membaca anekdot?
b. Siapa yang tahu apa itu anekdot?
c. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mempelajari struktur dan kebahasaan teks
anekdot.
d. Guru menyampaikan KD dan indikator
pembelajaran.
e. Guru membentuk 2 kelompok belajar
f. Guru menyampaikan teknis pembelajaran
secara umum.
Langkah- Alokasi
Kegiatan Langkah-langkah
Langkah DL Waktu
Kegiatan 1.Stimulation  Guru menayangkan contoh teks anekdot 60 menit
Inti (pemberian menggunakan infokus
Rangsangan)  Guru bersama siswa mengamati dan
mendeskripsikan struktur dan kebahasaan
2. Problem teks anekdot yang ditampilkan.
Statement  Guru melakukan tanya jawab mengenai
(pertanyaan/identi materi struktur dan kebahasaan teks anekdot.
fikasi masalah)

3.Data Collection  Guru memberikan anekdot kepada tiap


(Pengumpulan kelompok
Data)  Siswa beserta kelompok mulai mencari
struktur dan kebahasaan anekdot

4.Data  Guru meminta siswa menyusun terlebih


Processing dahulu anekdot berdasarkan struktur
(Pengolahan
Data dan
Analisis)  Siswa diminta mempresentasikan hasil
kerjanya dan guru memberikan penguatan
terhadap hasil presentasi serta meminta siswa
5. Verivication lain menanggapi.
(Pemeriksaan
data)

6. Generalisation
(penarikkan  Peserta didik dibimbing untuk
simpulan) menyimpulkan struktur dan kebahasaan teks
anekdot.

Penutup  Peserta didik dan guru mereview hasil 15 menit


kegiatan pembelajaran dan memberikan
evaluasi untuk mengukur tercapainya tujuan
pembelajaran (melalui tes lisan dan jawaban
singkat)
 Guru dan peserta didik melakukan refleksi
dan penguatan terhadap materi yang sudah
dilalui dalam pembelajaran.
 Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
 Pelajaran ditutup dengan doa dan salam
penutup.
H. Sumber Belajar
 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Revisi 2017. Buku Siswa Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud
 Buku penunjang lain yang relevan

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Sikap
- Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen
penilaian sikap
Nama Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Predikat
No
Siswa BS JJ TJ DS Skor Sikap
1 Hasya 80 80 80 80 320 80 SB

2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = SangatBaik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x
4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 320 : 4 = 80
4. Kodenilai / predikat :
75,01 – 100,00 = SangatBaik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Spiritual
Nama Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Predikat
No
Siswa KI Sy DOA TI Skor Sika
p
1 Hisyam 80 80 80 80 320 80 SB

2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• KI : Ketaatan Ibadah
• Sy : Prilaku Syukur
• DOA : Berdoa sebelum dan sesudah berkegiatan
• TI : Toleransi dalam Ibadah

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = SangatBaik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x
4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 320 : 4 = 80
4. Kodenilai / predikat :
75,01 – 100,00 = SangatBaik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,
maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya
sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan
kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang
akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak Nilai
Skor Sikap
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 100 350 87,50 SB
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi,
2 setiap anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat simpulan hasil 100
diskusi kelompok.
Saya aktif memberikan
4 100
tanggapan

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 =
400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksima ldikali 100) = (350 : 400) x
100 = 87,50
4. Kodenilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan
dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan
maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan
format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak Nilai
Skor Sikap
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap SB
2 100 500 100,00
permasalahan.
Memaksakan pendapat
3 100
sendiri kepada anggota
kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 Peduli pada kesulitan teman 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif,
sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 =
500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (500: 500) x
100 = 100,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

b. Pengetahuan (terlampir)
- Teknik penilaian : Tes tertulis, penugasan
- Bentuk instrumen : mencocokkan jawaban

c. Ketrampilan
- Penilaian : unjuk kerja
Instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan menyusun teks anekdot sesuai dengan struktur dan kebahasaan
teks anekdot, yaitu sebagai berikut:

InstrumenPenilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian dengan struktur dan
1
kebahasaan
Keruntutan penyampaian materi
2
presentasi
Kesesuaian jawaban dengan
3
pertanyaan
4 Kesantunan dalam menanggai

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan,
PR, dll
2. Pembelajaran remedial dan pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka guru bisa melakukan hal sebagai berikut :
1. Melakukan remedial teaching sesuai dengan KD yang belum tuntas.
2. Memberikan soal sebagai bentuk tindakan remedial sesuai KD yang sudah
dilakukan remedial teaching.
3. Siswa diminta membuat proyek video tentang teks anekdot sebagai penilaian
ketrampilan.

RUBRIK PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang Keterangan
No Peserta Tindakan Setelah
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1

5
Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang Keterangan
No Peserta Tindakan Setelah
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
6

dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku struktur dan kebahasaan teks anekdot yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot.
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang struktur dan
kebahasaan teks anekdot.
4) Merangkum hasil kegiatan di atas dan mempresentasikan di depan kelas
sebagai tugas pengayaan aspek ketrampilan.

Pangkalan Kuras, 2 Juli 2019

Mengetahui
Kepala Sekolah SMKN 1 Pkl. Kuras Guru mata pelajaran

Muhammad Syukri, S.Pd,M.Pd Nikmatu Zahro, S.Pd


NIP. 19691223 200212 1 001 NUPTK. 1238765666130153
Lampiran

1. Materi ajar
a. Pengertian anekdot
Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur humor
(lucu) dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan berupa sindiran lucu.
b. Ciri-ciri Teks Anekdot
 Cerita singkat yang menarik
 Memiliki sifat humor/lucu, mengesankan, dan menyindir.
 Berkisar tentang orang penting
 Terdapat tujuan pesan berupa kritikan.

c. Struktur Teks Anekdot


 Abstraksi ialah bagian awal dari teks yang berfungsi memberikan gambaran
secara jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang
terdapat di dalam teks. Abstraksi dalam anekdot pada dasarnya bersifat opsional,
boleh ada dan tidak.
 Orientasi ialah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa
terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
 Krisis ialah bagian bertujuan menghibur dan tidak berisi orang penting.
 Reaksi ialah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul
di bagian krisis. Jadi, pada bagian ini kamu akan menangkap bagaimana cara
penulis menyelesaikan masalah yang sudah dihadapi dalam cerita dengan caranya
sendiri.
 Koda ialah bagian akhir dari cerita unik. Pada bagian ini bisa juga berisikan
simpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian
ini bersifat opsional.

d. Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot


 Menggunakan pertanyaan retoris yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan
jawaban.
 Mengandung sindiran
 Memakai kata keterangan waktu lampau.
 Menggunakan konjungsi urutan peristiwa
Contoh teks anekdot:
" Ujung-Ujungnya Duit (UUD) "

Di suatu kelas tengah berlangsung pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan. Terlihat sang guru tengah menerangkan dengan
semangat.“Seperti yang dulu pernah diterangkan sewaktu SMP, Undang-Undang
Dasar kita telah berubah beberapa kali mengikuti kondisi masyarakat Indonesia di
zamannya. Namun, meski begitu, UUD 1945 tetap menjadi acuan semua peraturan
yang berlaku di Indonesia dari dulu hingga sekarang. Dengan kata lain, semua
peraturan di Indonesia diatur dalam UUD 1945.”, sang guru memandang ke
sekeliling kelas, nampak seorang murid tertidur di bangku belakang.
“Didi, coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang
dimaksud semua peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru setengah berteriak
membangunkan.
Yang dimaksud Didi, terbangun karena sikutan teman sebangkunya, “Saya, Pak?”,
jawabnya masih setengah tertidur.
“Iya coba kamu jelaskan tentang perubahan UUD selama ini dan apa yang dimaksud
semua peraturan diatur dalam UUD!”, sang guru mengulangi pertanyaannya.
“Saya tidak tahu pak tentang perubahan UUD.”,jawabnya asal.
“Tapi saya bisa jelaskan mengapa semua peraturan diatur dalam UUD.” “Maksud
kamu? Coba jelaskan!”
“Kenapa semua peraturan diatur dalam UUD ya karena semua peraturan di
Indonesia UUD alias ujung-ujungnya duit.”
Sontak suasana kelas pun menjadi ramai. Seluruh penghuni kelas tersebut, tak
terkecuali sang guru tertawa mendengar celetukan Didi.

2. Lembar Penilaian Pengetahuan


INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMKN 1 Pangkalan Kuras


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas :X
Kompetensi Dasar : 3.6. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot
Indikator : 3.6.1. Mengidentifikasi struktur teks anekdot
3.6.2. Mengidentifikasi kebahasaan teks anekdot
Materi : Struktur dan kebahasaan teks anekdot
Instrumen
Carilah pasangan kartu (soal) yang kamu miliki dengan kartu (jawaban) yang dimiliki
temanmu!
1. Teks anekdot yang diacak
HUKUMAN PENCURI SANDAL

Pada suatu sore, Bejo sedang asik memakan bakso di warung makan favoritnya.
Dengan lahap Bejo memakan bakso tersebut mangkuk demi mangkuk, sampai kekenyangan.
Setelah kenyang, Bejo bergegas pulang. Di tengah perjalanan Bejo teringat bahwa sandal
jepitnya sudah rusak, sementara ia tak lagi memiliki uang untuk membeli sandal.
Dengan terpaksa Bejo berjalan tanpa alas kaki. Sangat sakit rasanya kaki Bejo bila
harus berjalan tanpa alas kaki. Deritanya bertambah karena kenyataan rumahnya masih jauh.
Bejo berpikir keras agar bisa memiliki sandal aru. Mendadak ia mempunyai ide. Ia berniat
untuk mencuri sandal di masjid. Bejo hendak mengambil sandal terbaik di masjid saat itu.
Setelah mengintip dan memastikan setiap orang sedang beribadah, Bejo pun melancarkan
aksinya.
Ternyata rencananya berjalan mulus, ia berhasil mendapatkan sandal terbaik di masjid
itu. Bergaya seolah ia pemilik sandal itu, ia langsung memakai sandal dengan percaya diri.
Tidak diduga pemilik aslinya sadar bahwa Bejo telah mencuri sandalnya, “Woi,
maling, maling sendal!” Teriak pemilik sendal tersebut. Seperti ibu-ibu yang mengejar diskon
50%, pemilik sandal tersebut lari mengejar Bejo. Terjadilah kejar-kejaran, apes sekali Bejo,
perut Bejo yang kekenyangan membuatnya sulit berlari dan akhirnya ia tertangkap. Tidak
diduga bagi Bejo, bahwa pemilik sendal tersebut melaporkan tindakan Bejo ke polisi.
“Kenapa kamu mencuri sendal?” Tanya polisi
“ Saya... tidak punya uang untuk membeli sendal, Sahut Bejo
“Baiklah, kamu akan saya bawa ke pengadilan”
Sial sekali bagi Bejo, hal sepele seperti ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.
“Baiklah, Bejo, umur 20 tahun, telah terbukti mencuri sendal seharga 30.000 rupiah.
Dengan ini Bejo dihukum 5 tahun penjara.” Jelas hakim
“Lho?! Pak, ini tidak adil, mengapa masa hukuman saya lebih banyak daripada
koruptor?”
“....”
“...Ya tentu lah, kamu mencuri sendal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah.
Kalau koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia, nah
kalau dihitung koruptor hanya merugikan 50 perak tiap orang”
"$#$&!@" Bejo mendadak pingsan.
2. Soal pada kartu:
a. Pengertian struktur teks anekdot; abstrak, orientasi, krisis, reaksi, koda.
b. Isi dari setiap bagian struktur dalam teks anekdot “ Hukuman Pencuri Sandal”
c. Unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks anekdot berjudul “ Hukuman Pencuri
Sandal”.
3. Pasangan yang tercepat menemukan jawaban langsung menemui guru mengambil teks
anekdot “ Hukuman Pencuri Sandal” acak, kemudian menyusunnya pada kertas
plano/karton yang telah disediakan. Selanjutnya menyusun jawaban dari kartu soal yang
sudah didapat.
4. Kelompok yang telah selesai menyusun anekdot dan jawaban mempresentasikan
hasilnya di depan kelas!
5. Isi kartu jawaban:
a. Struktur anekdot dan kebahasaan
 Abstraksi ialah bagian awal dari teks yang berfungsi memberikan gambaran secara
jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang terdapat di dalam
teks. Abstraksi dalam anekdot pada dasarnya bersifat opsional, boleh ada dan tidak.
 Orientasi ialah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa terjadi
atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
 Krisis ialah bagian bertujuan menghibur dan tidak berisi orang penting.
 Reaksi ialah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul di
bagian krisis. Jadi, pada bagian ini kamu akan menangkap bagaimana cara penulis
menyelesaikan masalah yang sudah dihadapi dalam cerita dengan caranya sendiri.
 Koda ialah bagian akhir dari cerita unik. Pada bagian ini bisa juga berisikan simpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat
opsional.
Kebahasaan anekdot:
 Menggunakan pertanyaan retoris yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh: “Kalau bukan kita yang memulai tidak korupsi, siapa lagi?”
 Mengandung sindiran
Contoh : “Lho, Pak. Ini tidak adil. Mengapa hukuman saya lebih banyak dari
koruptor?”
 Memakai kata keterangan waktu lampau.
Misalnya: “Pada suatu sore,....”
 Menggunakan konjungsi urutan peristiwa
Contoh: “Setelah kenyang, Bejo bergegas pulang.”
b. Struktur teks anekdot:
1. Abstraksi
Selesai makan, Bejo menyadari bahwa sandalnya rusak
2. Orientasi
Bejo ingin membeli sandal baru, tetapi ia tidak mempunyai uang. Bejo mengambil sandal
di masjid, namun akhirnya ketahuan oleh pemiliknya sehingga ia ditangkap polisi
kemudian diadili.
3. Krisis
Pada saat di pengadilan, Bejo tidak terima hukumannya
4. Reaksi
Bejo membandingkan hukumannya dengan koruptor.
5. Koda
Ketika hakim memutuskan hukuman dan ternyata tindakan mencuri ternyata lebih
merugikan daripada koruptor

c. Unsur kebahasaan
 Mengandung sindiran
Kalimat : “Lho, Pak. Ini tidak adil. Mengapa hukuman saya lebih banyak dari
koruptor?”
 Memakai kata keterangan waktu lampau.
Kalimat: “Pada suatu sore,....”
 Menggunakan konjungsi urutan peristiwa
Kalimat: “Setelah kenyang, Bejo bergegas pulang.”

RUBRIK PENILAIAN

Nama Kelompok :
Kelas :
Pedoman penskoran
No Indikator Skor Skor Maksimal
1. Kesesuaian urutan anekdot 100
a. Sangat sesuai 40
b. sesuai 30
c. kurang sesuai 20
d. tidak sesuai 10
2. Ketepatan kartu soal dengan kartu jawaban.
a. sangat tepat 40
b. tepat 30
c. kurang tepat 20
d. tidak tepat 10
3. Waktu penyelesaian penugasan
a. lebih cepat 20
b. tepat waktu 15
c. tidak tepat waktu 10

Anda mungkin juga menyukai