Anda di halaman 1dari 7

MODUL AJAR

TEMA 1 : SEJARAH INDONESIA: MANUSIA, RUANG, DAN WAKTU


MATERI 9 : MENGHINDARI BIAS SEJARAH

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : IPS (Sejarah Indonesia)
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (45 x2)
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Sebelum mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya bias sejarah

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
 Mandiri
 Mernalar kritis
 Kreatif
 Bergotong royong

IV. SARANA DAN PRASARANA


 Sarana : Spidol, white board
 Prasarana : Buku teks sejarah kelas X

V. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik regular/ tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar
 Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan kinestetik. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman
materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat,
mampu mencapai keterampilan berfikir arah tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin
.
VI. MODEL PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based
Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional
Learning (SEL).

KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik diharapkan:
 Mampu menjelaskan pengertian bias sejarah
 Mampu memberikan contoh bias sejarah

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Manfaat bagi peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
 Mampu memberikan contoh bias sejarah daerah/lokal/tradisional yang ada disekitar
berdasarkan dari hasil penelitian sejarah.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


Dalam melihat peristiwa sejarah, seseorang atau peniliti dapat dipengaruhi oleh sudut
pandang masing-masing yang kemudian melahirkan sebuah persepsi.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-9
Materi : Menghindari Bias Sejarah
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam
satuan pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menjelaskan tentang keterkaitan sumber sejarah yang valid dan bias sejarah. Guru
dapat memberikan contoh peristiwa bersejarah yang mengandung bias. Guru
memberikan satu contoh mengenai peristiwa bersejarah yang dituliskan dalam beberapa
versi, lalu peserta didik diajak berdiskusi mengapa terdapat beragam versi. Hal ini
dikaitkan dengan sumber sejarah, kondisi politik suatu negara, kondisi social suatu
masyarakat, dan lain sebagainya.
Contoh Penugasan yang Diberikan ke Peserta Didik:
 Guru dapat memberikan mengenai satu atau dua contoh peristiwa bersejarah yang
mengandung bias sejarah.
 Peserta didik menyusun pertanyaan dan mengidentifikasi bias sejarah.
Bertanya dan Mengelola Informasi
 Peserta didik menyusun pertanyaan dan mengelola informasi mengenai bias sejarah
dalam historiografi.
 Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi dengan membaca dan
menganalisis informasi historiografi yang memiliki ragam versi.
 Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik (kegiatan belajar).
 Guru memastikan peserta didik mengerjakan tugas dengan baik.
Merencanakan dan Mengembangkan Ide
 Peserta didik menyusun laporan temuan mereka mengenai keragaman versi
historiografi.
Refleksi Diri dan Aksi
 Peserta didik mempresentasikan laporan dengan menggunakan berbagai media.
 Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai, “mengapa harus menghindari
bias sejarah dan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar tidak terjebak dengan bias
sejarah?”
 Guru memandu kegiatan diskusi atau presentasi peserta didik mengenai bias sejarah.
 Guru memberikan feedback/ulasan tentang presentasi peserta didik yang terkait dengan
pentingnya membaca berbagai historigrafi untuk memahami bias sejarah. Termasuk
menjaga nalar kritis peserta didik ketika membaca historiografi.
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat atau
pertanyaan.

Kegiatan Penutup (10 MENIT)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

V. ASESMEN/PENILAIAN
1. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman
sebaya.
No Nama Siswa Aspek Penilaian Rerata
. Nilai
Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan Skor :
 Baik sekali = 4
 Baik = 3
 Cukup = 2
 Kurang = 1
Skor perolehan
Nilai =---------------------------- X 100
Skor maksimal

Lembar Penilaian Diri


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!
Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kamu dapat menjelaskan pengertian bias sejarah

2. Apakah kamu dapat memberikan contoh bias sejarah yang


terdi di sekitarmu.
3. Apakah benar tentang Bias sejarah dapat terjadi karena
penjelasan yang dikatakan pengamat belum tentu identik
dengan peristiwa aslinya
 Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".
 Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

2. Performa (presentasi, pameran hasil karya, jurnal)


Aspek Penilaian
Penampila Media Penguasaa Sistematika
n yang n materi penyampaia Rerata
No. Nama Siswa digunaka n Nilai
n
4 3 2 1 4 3 1 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1

3. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian singkat, benar - salah).

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
Pengayaan adalah memberikan kesempatan bagi peserta didik yang membutuhkan untuk
menguatkan proses belajar baik dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) program pengayaan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk memperdalam, memperluas, dan mendukung proses penguatan
ketercapaian belajar peserta didik. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pengayaan yaitu:
 Guru memberikan waktu tambahan untuk menyampaikan materi yang dibutuhkan dari
materi yang dirasa sulit oleh peserta didik.
 Guru memberikan dukungan melalui akses terhadap buku, atau pun sumber belajar lain.
Guru dapat bekerja sama dengan multi pihak seperti orang tua/wali, pustakawan, dan
teman sebaya untuk melakukan pengayaan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan melalui berbagai
sumber dan media belajar.

Remedial
Prinsip dari remedial adalah memberikan kesempatan peserta didik memperbaiki proses
belajar yang belum tercapai. Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) pembelajaran
remedial adalah proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan perbaikan yang terencana,
sehingga diharapkan dapat membantu ketuntasan belajar peserta didik. Remedial terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu; faktor peserta didik yang terkait dengan kompleksitas
masalah maupun kebutuhan peserta didik (terutama untuk peserta didik berkebutuhan
khusus), faktor penyampaian materi yang belum optimal maupun faktor daya dukung dari
sekolah dan orang tua. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam remedial
adalah:
 Adaptif: menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, misalnya guru menggunakan
berbagai media untuk menfasilitasi kebutuhan peserta didik.
 Interaktif: guru melibatkan teman sebaya, orang tua, konselor sekolah untuk
mendukung peserta didik agar mencapai ketercapaian belajar secara optimal.
 Fleksibel: guru meluangkan waktu secara fleksibel untuk mendukung ketercapaian
peserta didik.

VII. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi  Apakah tujuan pembelajaran tercapai?
Guru  Apakah nampak siswa belajar secara aktif?
 Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
 Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apayang
saya rencanakan?
 Hal-hal apa yang sudah berjalan dengan baik?
 Kegiatan pembelajaran akan lebih baik, jika ....
Refleksi  Bagaimana perbedaan sebelum belajar Sejarah dan setelah belajar
Peserta Sejarah ?
Didik  Bagian mana yang menurut kalian sulit dimengerti?
 Apa yang kalian lakukan untuk memperbaiki hasil belajar?
 Kepada siapa kalian meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
 Jika kamu diberikan pilihan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yangakan
kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Lembar Aktivitas 7
Petunjuk Kerja
 Tugas mandiri secara individu.
 Kalian dapat menggunakan berbagai sumber untuk menjawab dan melakukan analisis dari
topik bacaan di atas.
 Kemukakan temuan kalian di kelas.

Pertanyaan reflektif:
 Jelaskan keterkaitan antara sejarah dan ilmu sosial dalam artikel di atas?
 Analisislah kondisi sinkronik (keadaan masyarakat Indonesia) pada masa itu terhadap
perempuan!

Rekomendasi Penelitian Sejarah


Petunjuk kerja:
 Dikerjakan berkelompok
 Pilihan bentuk laporan: historiografi, film/video sejarah, infografis dan lain-lain.

Tugas:
 Lakukan penelitian sejarah yang berkaitan dengan tempat kalian tinggal/berada. Misalnya
sejarah kota, kampung, desa; dan yang terkait dengan penduduknya, seperti migrasi,
kesehatan penduduk, pemukiman dan lain-lain; sejarah yang terkait tentang bencana,
misalnya gunung meletus, gempa bumi, tsunami, wabah penyakit dan lain-lain; sejarah yang
terkait tentang peran perempuan, peran pedagang dan lain-lain; sejarah yang terkait dengan
bangunan, misalnya masjid, gereja, pura, vihara, klenteng, candi dan lain-lain; sejarah
tentang makanan, kuliner, sejarah tentang musik, lagu, tarian; sejarah sekolah kalian dan
masih banyak topik yang dapat kalian teliti.
 Sumber sejarah yang dapat kalian gunakan adalah buku teks atau sumber sejarah lainnya.
 Gunakan langkah-langkah penelitian seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya
yaitu tentang bagaimana melakukan penelitian sejarah.
 Terapkan etika penelitian ketika kalian ingin mendapatkan sumber sejarah untuk penelitian.

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
MATERI 10.1

BIAS SEJARAH

Sejarah adalah sebuah peristiwa atau kejadian pada masa lampau yang dipelajari untuk
dijadikan acuan sekaligus pedoman di kehidupan mendatang.
Berdasarkan etimologi, sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun, yang berarti pohon.
Sementara itu, dalam bahasa Inggris disebut history. Kata history berasal dari bahasa Yunani,
istoria, yang berarti ilmu.
Sejarah diibaratkan seperti pohon, karena pohon terus mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu dan saling berkaitan, mulai dari akar, batang, daun, hingga ke buahnya. Semua bagian
ini menjadi satu-kesatuan yang saling berhubungan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa dapat terjadi bias dalam penulisan
sejarah. Apa itu bias sejarah? Baca juga: Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli Maksud dari
bias sejarah Bias sejarah adalah adanya kecenderungan ketidakjujuran atau memihak satu
kelompok tertentu dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah. Cukup dapat diyakini bahwa
satu, dua, atau bahkan lebih banyak orang dapat menginterpretasikan suatu peristiwa yang
dilihat dengan cara dan makna berbeda-beda.
Dalam melihat peristiwa sejarah, seseorang atau peniliti dapat dipengaruhi oleh sudut pandang
masing-masing yang kemudian melahirkan sebuah persepsi.
Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa konsep bias memiliki makna tentang kecenderungan
pikiran seseorang atau sekelompok orang yang membela satu pihak dan menentang pihak
lainnya. Bias sejarah dapat terjadi karena penjelasan yang dikatakan pengamat belum tentu
identik dengan peristiwa aslinya.
Lalu, ada kemungkinan pengamat juga hanya menjelaskan sebatas apa yang diingat saja dan
ditambahkan dengan sudut pandang pribadi. Hal ini juga sesuai dengan peranan sejarah
sebagai cerita. Sejarah, pada hakikatnya, merupakan hasil rekonstruksi sejarawan berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Dengan demikian, sejarah sebagai cerita juga masih dipengaruhi oleh
penafsiran sejarawan dalam memaknai sebuah peristiwa tertentu.
Mengapa Supersemar Masih Menjadi Kontroversi?
Contoh bias sejarah Contoh bias sejarah yang terjadi di Indonesia adalah tentang Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Supersemar adalah surat yang menjadi tonggak awal perubahan pemerintahan dari Orde Lama
ke Orde Baru. Supersemar dikeluarkan pada 11 Maret 1946, yang berisi pemberian mandat
kekuasaan kepada Menteri/Panglima Angkatan Darat Soeharto.
Letak bias sejarah dalam surat tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan interpretasi
mengenai maksud dikeluarkannya Supersemar. Setelah Supersemar dikeluarkan, Soeharto
segera melakukan aksi beruntun, seperti membubarkan PKI, menangkap 15 menteri pro-
Soekarno, mengontrol media massa, dan mengembalikan anggota Tjakrabirawa ke daerah
asal. Sementara itu, menurut Soekarno, Supersemar adalah instruksi kepada Letjen Soeharto
untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu guna mengawal jalannya pemerintahan.
Kemudian, Supersemar juga berisi tentang perintah pengendalian keamanan, termasuk
keamanan diri Soekarno sebagai presiden beserta keluarganya. Akan tetapi, jenderal yang
membawa Supersemar dari Bogor ke Jakarta, yaitu Amir Machmud pada 11 Maret 1946,
menyimpulkan bahwa surat itu merupakan penanda pengalihan kekuasaan. Perbedaan
interpretasi inilah yang membuat Presiden Soekarno sempat mengecam tindakan Soeharto
karena dianggap menyalahgunakan Supersemar.
Selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, Soeharto pun membuat narasi tulisan sejarah
bahwa Supersemar memang berisi mandat pengalihan kekuasaan dari Soekarno.

Lampiran 3
GLOSARIUM
Bias sejarah : Adanya kecenderungan ketidakjujuran atau memihak satu kelompok tertentu
dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah
Historiografi : Tulisan sejarah, baik itu bersifat ilmiah maupun yang tidak bersifat ilmiah
Manusia : Pelaku sejarah
Sejarah : Ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lalu
Ruang : lokasi atau tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Waktu : menjelaskan kapan peristiwa itu terjadi

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
1 BSE Buku Guru Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan PerbukuanKementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPS_BS_Kelas_X_Rev.pdf
2 BSE Buku Siswa Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPA-BS-KLS_X_Rev.pdf
Sari Oktafiana, dkk. 2021. Buku Kelompok IPS: untuk SMA/ MA Kelas X.Jakarta:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, DanTeknologi Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai