Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pendidikan

berbahasa

Inggris,

pembiasaan

untuk

mengaplikasikan bahasa inggris tersebut sangat penting. Karena frekuensi


pemakaian bahasa Inggris akan meningkatkan kelancaran peserta didik
dalam berbahasa Inggris. Untuk itulah kerap digunakan metode
Communicative Language Teaching (CLT) untuk mendorong agar peserta
didik aktif serta berbicara bahasa Inggris di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengobservasi apakah metode CLT benar-benar mampu merangsang
antusiasme peserta didik untuk aktif berbicara di dalam kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah yaitu
1. Bagaimanakah antusiasme mahasiswa kelas A1 FKIP Bahasa Inggris
Universitas Sebelas Maret ketika diterapkan metode Communicative
Language Teaching pada mata kuliah speaking II?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap permasalahan yang
dikaji dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui apakah penggunaan metode Communicative Language
Teaching memiliki dampak yang positif terhadap antusiasme peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan pembaca baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain;
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
pada perkembangan ilmu pengetahuan kependidikan khususnya
dalam bidang English Language Teaching (ELT).
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pihak pengajar mata
kuliah speaking II pada kelas A1 FKIP Bahasa Inggris
Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam kaitan penggunaan
metode English Language Teaching (ELT).

BAB II
ORIENTASI TEORITIS
A. Deskripsi Teoritik
Communicative Language Teaching ( CLT ) merupakan metode
pembelajaran bahasa inggris yang tujuannya adalah agar siswa memiliki
kompetensi dalam berkomunikasi aktif dengan menggunakan bahasa
inggris dalam dimensi sosial dan fungsional.CLT merupakan metode baru
yang digunakan pada saat ini yang mengkritik metode metode lama yang
secara eksplisit mengabaikan kompetensi bahasa pada dimensi fungsional
dan sosial. Penggunaan metode CLT dalam pembelajaran bahasa inggris
ditujukan agar siswa secara aktif mengeksplorasi kemampuannya dalam
berkomunikasi dan menyampaikan keinginan, ide, gagasan, pemikirannya
dalam konteks nyata di kehidupan sehari hari, tidak hanya menghafalkan
kalimat kalimat bahasa inggris yang secara grammatically correct

diberikan oleh guru dengan mengabaikan aspek aspek bahasa secara


fungsional, sosial dan budaya.
Diana Larsen-Freeman ( 2000 : 121 ) menyatakan bahwa
Communicative Language Teaching aims broadly to apply the theoritical
perspective of the Communicative Approach by making communicative
competence the goal of language teaching and by acknowledging the inter
depenence of language and communication.
Metode pembelajaran CLT menekankan bahwa tujuan dari
pembelajaran bahasa inggris adalah bukan sekedar penguasaan grammar
semata, melainkan untuk mencapai kompetensi dalam berkomunikasi
tanpa mengabaikan aspek fungsional, sosial dan budaya dan dengan
mengetahui hubungan ketergantungan antara bahasa dan komunikasi,
metode CLT ditujukan agar siswa mampu menyampaikan pendapat, ide,
gagasan, maupun keinginannya secara aktif dan interaktif .
Secara berkaitan, Jack Richards dan Theodore S. Rodgers (2001 :
161 ) menjelaskan karakteristik pembelajaran bahasa dengan tinjauan atau
pandangan kompetensi komunikatif, yaitu At the level of language
theory, Communicative Language Teaching has a rich, if somewhat
eclectic,

theoritical

base.

Some

of

the

characteristics

of thie

communicative view of language follow :


1. Language is a system for the expression of meaning
2. The primary function of language is to allow interaction and
communication.
3. The structure of language reflects its functional and communicative
uses.
4. The primary units of language are not merely its grammatical and
structural features, but categories of functional and communicative
meaning as exemplified in discourse.
Dari berbagai teori teori yang sudah dijelaskan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tujuan metode CLT adalah agar siswa mampu
berkomunikasi secara aktif dalam konteks fungsional, sosial maupun
budaya. Secara implisit, metode CLT yang diterapkan oleh guru akan
menstimulasi siswa untuk lebih aktif dan meningkatkan antusiasme
mereka dalam proses pembelajaran bahasa inggris.
B. Penelitian yang Relevan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian untuk memperoleh data
dan untuk mencapai tujuan penelitian, untuk itu dalam penelitian ini
peneliti memilih lokasi penelitian di kampus 1 Universitas Sebelas Maret
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian direncanakan satu bulan terhitung dari pertengahan
bulan April 2013 hingga pertengahan bulan Mei 2013. Selang waktu
tersebut dipergunakan untuk;
1. Pengajuan judul
2. Penyusunan proposal
3. Pengumpulan dan analisis data, dan
4. Penyusunan laporan
B. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang
diperlukan, maka penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif
yang bersifat diskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti
berdasarkan fakta aktual
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer karena
data didapatkan secara langsung oleh peneliti.
Menurut H.B. Sutopo (2002: 50) menyatakan bahwa Sumber data dalam
penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat
atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
responden (dosen dan mahasiswa), peristiwa, tempat (ruang kelas) dan
artefak.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara operasional yang ditempuh
oleh penulis untuk memperoleh data yang diperlukan. Berhasil tidaknya
suatu penelitian tergantung pada data yang obyektif. Oleh karena itu
sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang dipergunakan
sebagai alat pengambil data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan
data yang diperlukan adalah

1. Analisis dokumen
Kajian terhadap materi tertulis yang relevan dengan topik penelitian.
Hasil dari kajian ini adalah informasi yang komprehensif dan
mendalam.
2. Pengamatan
Kegiatan atau proses melihat sesuatu secara cermat dengan maksud
agar memperoleh pemahaman tentang objek yang diamati tersebut.
3. Wawancara
Percakapan terarah antara peneliti dengan sekelompok orang /
seseorang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
penelitian.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan

data

digunakan

untuk

mengecek

kembali

dan

memastikan bahwa data data yang diperoleh tersebut valid. Pada penelitian
ini, teknik pemeriksaan keabsahan data yand digunakan adalah :
1. Member Checking
Mengecek validitas data data yang diperoleh dengan peneliti lain
yang kajiannya relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
2. Peer debriefing
Mengkonsultasikan data data yang diperoleh dengan pakar di
bidangnya masing masing.
3. Triangulation
Mengecek data data yang diperoleh dengan memastikan validitas
sumber data, teknik pengumpulan data, dan teori.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Lexy J. Moleong (2008 : 280) Analisis data adalah
proses mengorganisasikan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis
kerja seperti disarankan oleh data. Adapun komponen utama dalam
proses analisis ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan.

Pada dasarnya, teknik dan prosedur analisis data dalam penelitian


kualitatif bervariasi mengikuti metode yang digunakan dalam penelitian.
Prinsip prinsip umum analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Analisis di tempat penelitian
Analisis data dilakukan pada saat peneliti berada dalam latar ketika
penelitian itu dilakukan
2. Analisis Interaktif
Analisis data dilakukan dengan interaktif pada saat peneliti sedang
berada pada setting
3. Analisis siklikal
Analisis data dilakukan dalam beberapa siklus, hal ini dilakukan secara
terus menerus sampai persoalan yang dikaji dapat terjawab dengan
tuntas.

Anda mungkin juga menyukai