Anda di halaman 1dari 10

MODUL AJAR

TEMA 1 : SEJARAH INDONESIA: MANUSIA, RUANG, DAN WAKTU


MATERI 5&6 : DIAKRONIK (KRONOLOGI) DAN SINKRONIK DALAM SEJARAH

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : IPS (Sejarah Indonesia)
Prediksi Alokasi Waktu : 4 JP (45 x4)
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Sebelum mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menyebutkan kronologi dari suatu peristiwa sejarah.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
 Mandiri
 Mernalar kritis
 Kreatif
 Bergotong royong

IV. SARANA DAN PRASARANA


 Sarana : Spidol, white board
 Prasarana : Buku teks sejarah kelas X

V. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik regular/ tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar
 Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas hanya satu
gaya misalnya dengan kinestetik. Memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman
materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir arah tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based
Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional
Learning (SEL).

KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peserta didik diharapkan:
 Mampu menjelaskan diakronik (kronologi) dan sinkronik dalam sejarah
 Mampu menjelaskan perbedaan kronologi dan periodisasi dalam sejarah Indonesia

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Manfaat bagi peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
 Mampu menjelaskan kronologis dalam suatu peristiwa sejarah
 Mampu menjelaskan periodisasi dalam sejarah Indonesia.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


Pada pertemuan awal, tentunya kalian sudah mempelajari tentang peristiwa/ kejadian
penting dalam hidup kalian. Berbicara tentang peristiwa maka pasti ada pertanyaan kapan
peristiwa itu terjadi dan bagaimana runtutuan kejadiannya. Untuk memperjelasnya, silahkan
simak materi ini dengan saksama.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-5&6
Materi: Diakronik (Kronologi) dan Sinkronik dalam Sejarah
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
 Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam
satuan pendidikan.

Kegiatan Inti (90 Menit)


 Guru menjelaskan tentang berpikir diakronik (kronologi) dan sinkronik dalam sejarah.
Contoh Penugasan yang Diberikan kepada Peserta Didik:
 Peserta didik mengidentifikasi masalah mengenai berpikir diakronik dalam sejarah
berdasarkan Lembar Aktivitas 5.
 Peserta didik mengidentifikasi masalah mengenai berpikir sinkronik dan dimensi ruang
dalam sejarah berdasarkan Lembar Aktivitas 6.
Bertanya dan Mengelola Informasi
 Peserta didik menyusun pertanyaan dan mengelola informasi berdasarkan sumber
sejarah dan peristiwa bersejarah berdasarkan Lembar Aktivitas 5 dan 6 untuk
mengerjakan tugas.
 Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang di peroleh. dengan
membaca dan menganalisis informasi dari Lembar Aktivitas 5 dan 6.
 Guru membimbing dan mengarahkan proses belajar peserta didik ( kegiatan belajar).
 Guru memastikan peserta didik mengerjakan tugas dengan baik.
Merencanakan dan Mengembangkan Ide
 Peserta didik menyusun laporan temuan mereka sesuai dengan petunjuk kerja di
Lembar Aktivitas 5 dan 6.
Refleksi Diri dan Aksi
 Peserta didik mempresentasikan laporan dengan menggunakan berbagai media.
 Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai berpikir diakronik baik secara
kronologi dan periodisasi.
 Peserta didik menuliskan refleksi pembelajaran mengenai berpikir sinkronik bahwa
pemahaman ruang itu mencakup situasi dan kondisisosial- ekonomi-budaya dan
geografi suatu masyarakat dan lingkungan.Hal itu dapat dicapai melalui Lembar Aktivitas
6.
 Guru memandu kegiatan diskusi atau presentasi peserta didik.
 Guru memberikan feedback/ulasan tentang presentasi peserta didik yang terkait dengan
berpikir diakronik (kronologi) dan sinkronik.
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pendapat atau
pertanyaan.

Kegiatan Penutup (10 MENIT)


 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

V. ASESMEN/PENILAIAN
1. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman
sebaya.
No Nama Siswa Aspek Penilaian Rerata
. Nilai
Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan Skor :
 Baik sekali = 4
 Baik = 3
 Cukup = 2
 Kurang = 1
Skor perolehan
Nilai =---------------------------- X 100
Skor maksimal

Lembar Penilaian Diri


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!
Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah kamu dapat menjelaskan pengertian Diakronik

2. Apakah kamu dapat menjelaskan pengertian Sinkronik


3. Apakah kamu dapat menyebutkan perbedaan konsep
Diakronik dan Sinkronik
4. Apakah kamu dapat menjelaskan perbedaan kronologi dan
periodisasi
 Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".
 Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

2. Performa (presentasi, pameran hasil karya, jurnal)


Aspek Penilaian
Penampila Media Penguasaa Sistematika
n yang n materi penyampaia Rerata
No. Nama Siswa digunaka n Nilai
n
4 3 2 1 4 3 1 1 4 3 2 1 4 3 2 1

Keterangan Skor :
Baik sekali = 4
Baik = 3
Cukup = 2
Kurang = 1

3. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian singkat, benar - salah).

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pengayaan
Pengayaan adalah memberikan kesempatan bagi peserta didik yang membutuhkan untuk
menguatkan proses belajar baik dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) program pengayaan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk memperdalam, memperluas, dan mendukung proses penguatan
ketercapaian belajar peserta didik. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pengayaan yaitu:
 Guru memberikan waktu tambahan untuk menyampaikan materi yang dibutuhkan dari
materi yang dirasa sulit oleh peserta didik.
 Guru memberikan dukungan melalui akses terhadap buku, atau pun sumber belajar lain.
Guru dapat bekerja sama dengan multi pihak seperti orang tua/wali, pustakawan, dan
teman sebaya untuk melakukan pengayaan.
 Guru memotivasi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan melalui berbagai
sumber dan media belajar.

Remedial
Prinsip dari remedial adalah memberikan kesempatan peserta didik memperbaiki proses
belajar yang belum tercapai. Mengacu dari Mukhtar dan Rusmini (2005) pembelajaran
remedial adalah proses pembelajaran dalam bentuk kegiatan perbaikan yang terencana,
sehingga diharapkan dapat membantu ketuntasan belajar peserta didik. Remedial terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu; faktor peserta didik yang terkait dengan kompleksitas
masalah maupun kebutuhan peserta didik (terutama untuk peserta didik berkebutuhan
khusus), faktor penyampaian materi yang belum optimal maupun faktor daya dukung dari
sekolah dan orang tua. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam remedial
adalah:
 Adaptif: menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, misalnya guru menggunakan
berbagai media untuk menfasilitasi kebutuhan peserta didik.
 Interaktif: guru melibatkan teman sebaya, orang tua, konselor sekolah untuk
mendukung peserta didik agar mencapai ketercapaian belajar secara optimal.
 Fleksibel: guru meluangkan waktu secara fleksibel untuk mendukung ketercapaian
peserta didik.

VII. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


Refleksi  Apakah tujuan pembelajaran tercapai?
Guru  Apakah nampak siswa belajar secara aktif?
 Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?
 Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan apayang
saya rencanakan?
 Hal-hal apa yang sudah berjalan dengan baik?
 Kegiatan pembelajaran akan lebih baik, jika ....
Refleksi  Bagaimana perbedaan sebelum belajar Sejarah dan setelah belajar
Peserta Sejarah ?
Didik  Bagian mana yang menurut kalian sulit dimengerti?
 Apa yang kalian lakukan untuk memperbaiki hasil belajar?
 Kepada siapa kalian meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
 Jika kamu diberikan pilihan bintang 1 sampai 5, berapa bintang yangakan
kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Lembar Aktivitas 5
Petunjuk kerja:
 Kalian dapat mencari dari berbagai sumber lain dan artikel ini untuk mengerjakan tugas di
bawah ini.
 Tugas dikerjakan secara berkelompok.
 Presentasikan temuan kalian di kelas.

Tugas:
1. Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya
tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hari kalian?
2. Kegiatan ekonomi apa yang menonjol di Kepulauan Banda? Jelaskan!
3. Jelaskan bagaimana reaksi rakyat Banda menyikapi berbagai bangsa Eropa yang datang ke
Kepulauan Banda?
4. Jelaskan hubungan antara Pulau Run (salah satu pulau di Kepulauan Banda) dan
Manhattan, New York, pada tahun 1667?

Pertanyaan reflektif:
Dari tugas ini, hal baru apa yang telah kalian ketahui dan ketrampilan baru apa yang telah
kalian dapatkan?
Lembar Aktivitas 6
Petunjuk kerja:
 Kerjakan secara mandiri dan salinlah format diagram venn ini di buku tulis kalian.
 Diskusikan temuan kalian di kelas
 Kalian dapat menggunakan sumber lain untuk mengerjakan tugas ini.

Tugas:
 Berdasarkan materi tentang jenis historiografi Indonesia, temukan perbedaan dan
persamaan dari ketiga historiografi tersebut!
 Tuliskan pendapat dan alasan kalian, historiografi mana yang lebih baik?

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
MATERI 10.1
Materi Ajar
Diakronik Dan Sinkronik Dalam Sejarah

A. Konsep Berfikir Diakronik ( Kronologis )


1. Pengertian Diakronik
Istilah dari kata diakronik ini sendiri sebenarnya adalah dari istilah bahasa Yunani, istilah
itu ialah Dia serta Chronoss. Dimana makna Dia sendiri mempunyai arti ialah sebagai
melampaui, melalui, atau juga melintas. Sedangkan untuk kata Chronoss mempunyai
arti sebagai waktu. Jadi bisa atau dapat diartikan apabila diakronik ini merupakan suatu
hal yang melalui, melampaui, dan juga melintas batasan waktu tertentu.

Diakronik ini merupakan suatu cara untuk berpikir dengan secara runtut/ kronologis di
dalam menganalisa/ meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah suatu
catatan mengenai peristiwa/ kejadian itu dengan secara runtut dengan berdasarkan
dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut (dari waktu A sampai waktu B).
Contohnya:
 Perkembangan serikat islam di solo (1911 – 1920)
 Terjadinya perang diponegoro (1925 – 1930)
 Proses terjadinya proklamasi kemerdekaan RI (1943 – 1945)
Dari hal ini bisa atau dapat kita ambil kesimpulan bahwa sejarah tersebut mengajarkan
kepada kita untuk melakukan pemikiran yang kronologis dan juga beraturan.

2. Ciri-ciri Diakronik
Diakronik ini mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
 Memanjang, berdimensi waktu
 Terus bergerak, hubungan kuasalitas
 Sifatnya itu naratif, berproses serta bertransformasi
 Sifatnya itu dinamis
 Lebih menekankan pada proses durasi
 Digunakan di dalam ilmu sejarah

3. Konsep diakronik dalam sejarah


Berpikir diakronik adalah cara berpikir kronologis (urutan) di dalam menganalisis
sesuatu. Sehingga dalam konsep Diakronis sebuah peristiwa sejarah diuraikan dengan
prinsip memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang dalam arti dalam
konsep diakronik tidak terlalu mementingkan pembahasan yang mendalam terhadap
suatu aspek dalam peristiwa tersebut, akan tetapi sebuah peristiwa lebih difokuskan
pada urutan peristiwa sejak awal sampai akhir.

Hal ini sejalan dengan konsep kronologis yang juga merupakan sebuah catatan
kejadian-kejadian yang diurutkan itu sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi di
dalam peristiwa atau kejadian sejarah dapat membantu didalam merekonstruksi kembali
suatu peristiwa atau kejadian itu dengan berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain
itu juga dapat membantu untuk dapat membandingkan kejadian sejarah itu di dalam
waktu yang sama pada tempat berbeda yang terkait mengenai peristiwanya.

Sejarah adalah ilmu diakronis, yang artinya ialah lebih mementingkan proses, sejarah
akan membicarakan suatu kejadian atau peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat
tertentu itu sesuai dengan urutan waktu kejadiannya. Melalui pendekatan diakronis
tersebut, sejarah berupaya untuk menganalisis evolusi/ perubahan sesuatu hal itu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan untuk seseorang dapat menilai bahwa perubahan
tersebut terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan sebuah pendekatan ini
untuk dapat atau bisa menganalisis mengenai dampak dari perubahan variabel pada
sesuatu kejadian, sehingga akan memungkinkan sejarawan untuk dapat mendalikan
mengapa keadaan tertentu itu lahir dari keadaan sebelumnya atau juga mengapa
keadaan tertentu itu berkembang atau juga berkelanjutan.

B. Kronologi
1. Pengertian kronologi
Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan
dalam lintasan waktu yang disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal
hingga yang paling akhir. Artinya, ilmu sejarah diakronis disampaikan secara kronologis.
Kronologi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti
waktu. Merujuk pada kamus Merriam-webster, kronologi adalah pengaturan atau
pengorganisasian setiap peristiwa dalam urutan kejadian. Kronik artinya catatan tahun
terjadinya suatu peristiwa sejarah. Kronologi menurut KBBI adalah urutan waktu dari
sejumlah kejadian atau peristiwa Kronologis menurut kbbi adalah berkenaan dengan
kronologi; menurut urutan waktu (dalam penyusunan sejumlah kejadian atau peristiwa).
Contoh dari kronologi, sebagai berikut:
 Kronologi jatuhnya pemerintahan orde baru
- 1 mei 1998, presiden menyatakan reformasi setelah tahun 2003
- 2 mei 1998, reaksi mahasiswa
- 9 mei 1998, presiden bertolak ke Kairo
- 12 mei 1998, tragedi trisakti
- 18 mei 1998, mahasiswa menuntut presiden Soeharto mundur
- 21 mei 1998, presiden Soeharto mengundurkan diri
 Kronologi perjuangan kemerdekaan Indonesia
- 6 agustus 1945, pemboman kota Hirosima oleh sekutu
- 7 agustus 1945, pembentukan PPKI
- 9 agustus 1945, pemboman kota Nagasaki oleh sekutu
- 14 agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu
- 15 agustus 1945, rapat golongan muda di gedung Bakteriologi
- 16 agustus 1945, peristiwa Rengasdeklok
- 17 agustus 1945, peristiwa kemerdekaan Indonesia

2. Tujuan dari kronologi


Tujuan dari kronologi yaitu:
- Untuk menempatkan skenario peristiwa sejarah dalam seting waktu agar
memudahkan setiap orang yang ingin mengetahui peristiwa sejarah sehingga dapat
mempelajarinya secara berurutan dan sistematis
- Agar penyususnan berbagai peristiwa sejarah dalam periodisasi tertentu tidak
tumpang tindih atau rancu dengan metode yang lain.

C. Periodisasi
1. Pengertian periodisasi
Periodisasi adalah salah satu strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas
beberapa babak, zaman atau periode. Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam
sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya
dalam satu periode.
Contoh dari periodisasi, sebagai berikut:
Periodisasi sejarah bangsa Indonesia menurut Moh. Yamin
- Zaman Praaksara (sebelum 4 M)
- Zaman Hindu Budha (4 M – 15 M)
- Zaman perkembangan Islam (7 M – 16 M)
- Zaman penjajahan Belanda (6 M – 1942)
- Zaman penjajahan Jepang (1942 – 1945)
- Zaman Kemerdekaan (tahun 1945)

2. Tujuan dari periodisasi


Tujuan dari periodisasi atau pembabakan waktu, yaitu:
- Memudahkan pengertian
- Melakukan penyederhanaan
- Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
- Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
- Memudahkan klasifiksasi dalam ilmu sejarah

D. Konsep Berpikir Sinkronik


1. Pengertian sinkronik
Berpikir sinkronis yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam
ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. Sinkronik ini mempunyai arti
meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode
sinkronik ini selalu digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri
berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta
“Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”. Metode sinkronik ini lebih menekankan kepada
struktur, yang maksudnya meluas dalam ruang. Sinkronik ini dapat atau bisa
menganalisa sesuatu hal di saat tertentu, jadi tidak berusaha untuk bisa atau dapat
menarik kesimpulan mengenai suatu perkembangan kejadian atau peristiwa yang
berpengaruh di kondisi saat ini, tapi hanya untuk menganalisa suatu kondisi saat itu.

Dengan berdasarkan etimologi diatas, bisa juga dikatakan bahwa pengertian sinkronik
ini ialah Sebagai segala sesuatu yang berkaitan atau bersangkutan dengan peristiwa
atau kejadian yang terjadi pada suatu masa.
Di dalam ilmu sejarah, pengertian sinkronik ini ialah mempelajari peristiwa sejarah
dengan seluruh aspek yang terkait di masa atau juga waktu tertentu itu dengan lebih
mendalam. Jadi pengertian sinkronik ini merupakan cara berfikir di dalam mempelajari
struktur pada suatu peristiwa sejarah, itu dalam kurun waktu tertentu. Atau juga bisa
atau dapat diartikan yakni mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa.

2. Makna sinkronik
Makna dari sinkronik sebagai metode kajian sejarah ialah apabila kita menggunakan
metode sinkronik ini, maka kita tidak memperhatikan perkembangan sejarah atau juga
perkembangan peristiwa tersebut. Sejarah tidak semata mata bertujuan untuk
menceritakan uruttan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan kejadian itu dengan
mengkaji sebab sebabnya, kondisi lingkungannya, kondisi sosial budayanya secara
lebih mendalam.

3. Ciri-ciri sinkronik
Dibawah ini merupakan beberapa ciri sinkronik di dalam mempelajari suatu kejadian
atau peristiwa sejarah, diantaranya:
- Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa tertentu.
- Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu memfokuskan terhadap adanya
pola-pola, gejala-gejala serta juga karakter.
- Tidak memiliki konsep perbandingan.
- Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
- Mempelajari dengan secara mendalam.
- Kajiannya juga yang sistematis.
- Sifatnya adalah horizontal.

Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada ruang serta juga terbatas
didalam waktu, jadi umumnya menjelaskan mengenai kejadia atau peristiwa hanya
intinya saja.

4. Konsep berpikir sinkronik dalam sejarah


Berpikir sejarah dengan secara sinkronis ini merupakan cara berpikir meluas itu di dalam
ruang tetapi terbatas di dalam waktu. Pendekatan sinkronik ini biasa digunakan di dalam
ilmu-ilmu sosial. Sinkronik ini lebih menekankan pada struktur, artinya adalah meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal tersebut pada saat
tertentu, titik tetap pada waktunya. Hal tersebut arti tidak berusaha untuk membuat
sebuah kesimpulan mengenai suatu perkembangan dari peristiwa yang berkontribusi di
kondisi saat ini, namun hanya menganalisis pada suatu kondisi seperti itu. Istilah dari
memanjang dalam waktu itu melingkupi juga gejala sejarah yang terdapat didalam waktu
yang panjang itu.

E. Perbedaan konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah


1. Cara berpikir diakronik:
- Konsep berpikir diakronik mempelajari ilmu sosial secara memanjang berdimensi
waktu
- Konep berpikir diakronik memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus
bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau sebab – akibat.
- Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu
kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
- Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis
- Digunakan dalam ilmu sejarah
2. Cara berpikir sinkronik:
- Kerangka berpikir sinkronik mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi
ruang
- Konsep berpikir sinkronik memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah
sistem yang terstruktur dan saling bekaitan antara satu unit yang satu dengan unit
yang lainnya.
- Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian
demi bagian
- Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi statis.
- Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi,
antropologi, dan arkeologi.

Lampiran 3
GLOSARIUM
Dimensi : Spasial Ruang yaitu suatu tempat dimana terjadinya berbagai peristiwa alam
ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu
Dimensi Temporal Waktu yaitu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut
terjadi
Diakronik : suatu konsep berpikir dengan secara runtut/kronologis di dalam
menganalisa/meneliti sesuatu hal tertentu. Maksud dari kronologis ini ialah
suatu catatan mengenai peristiwa/kejadian itu dengan secara runtut dengan
berdasarkan dengan waktu kejadian peristiwa yang di catat tersebut.
Kronologis : Berasal dari Bahasa Yunani yaitu Chronoss dan Logos. Chronoss berarti waktu,
dan Logos berarti ilmu. Jadi kronologis artinya ilmu tentang waktu. Dalam ilmu
sejarah, kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya peristiwa
secara tepat berdasarkan urutan waktu Sinkronik
Sinkronik : ini mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga memiliki batasan di
dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu digunakan terhadap ilmu-
ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata
“Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta “Chronoss” yang memiliki arti
“Waktu”. Metode sinkronik ini lebih menekankan kepada struktur, yang
maksudnya meluas dalam ruang.

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
1 BSE Buku Guru Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan PerbukuanKementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPS_BS_Kelas_X_Rev.pdf
2 BSE Buku Siswa Oktafiana, dkk., S. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial. Pusat Kurikulum
danPerbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
http://118.98.166.64/bukuteks/assets/uploads/pdf/IPA-BS-KLS_X_Rev.pdf

Anda mungkin juga menyukai