Anda di halaman 1dari 38

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :SM K-1 YAPIM SIMPANG KAWAT


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/Genap
Materi Pokok : Unsur Kebahasaan Artikel
Alokasi Waktu : 2 Minggu x 4 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti
 KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
 KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
 KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel  Mengidentifikasi masalah, fakta dan opini sebuah
dan/atau buku ilmiah artikel dan atau buku ilmiah
 Mengidentifikasi unsur kebahasaan artikel dan
atau buku ilmiah
 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
penggunaan bahasa dalam artikel
4.11 Mengonstruksi sebuah artikel  Menemukan unsur kebahasaan artikel dan/atau
dengan memerhatikan fakta dan buku ilmiah
kebahasaan  Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai
dengan fakta
 Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi
unsur kebahasaan artikel yang telah disusun.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah, fakta dan opini sebuah artikel dan atau buku ilmiah, mengidentifikasi
unsur kebahasaan artikel dan atau buku ilmiah, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
penggunaan bahasa dalam artikel, menemukan unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah,
menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai dengan fakta, mempresentasikan, menanggapi,
dan merevisi unsur kebahasaan artikel yang telah disusun. dengan rasa ingin tahu, kerja keras,
tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran
 unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
 penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
 LCD Proyektor
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis
 Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
rangsangan) ilmiahdengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah.
 Pemberian contoh-contoh materi Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahuntuk dapat dikembangkan peserta didik, dari
media interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiah.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah.
 Mendengar
Pemberian materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiaholeh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
identifikasi disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahyang sedang dipelajari dalam bentuk
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiahyang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada
guru berkaitan dengan materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau
buku ilmiahyang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiahyang telah disusun dalam daftar
pertanyaan kepada guru.
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku
ilmiah.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahyang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriUnsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiahsesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
 Mengolahinformasi dari materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
buku ilmiahyang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiahberupa kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiahdan ditanggapi
oleh kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Unsur kebahasaan artikel
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
dan/atau buku ilmiahyang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah
 Menjawab pertanyaan tentang materi Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahyang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Unsur
kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiahyang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Unsur kebahasaan
artikel dan/atau buku ilmiahyang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiahberlangsung,
guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahyang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiahyang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
1 . Pertemuan Pertama (4 x 45 Menit)
Unsur kebahasaan artikel dan/atau buku ilmiah.
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Unsur kebahasaan artikel
dan/atau buku ilmiah.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Unsur kebahasaan artikel dan/atau
buku ilmiahkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
 Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 150 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Penyusunan artikel dan/atau buku
rangsangan) ilmiahdengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
 Mengamati
 Lembar kerja materi Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah.
 Pemberian contoh-contoh materi Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahuntuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb
 Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan
membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiah.
 Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah.
 Mendengar
Pemberian materi Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiaholeh guru.
 Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
untuk melatih rasa syukur,kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian,
mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi
(pertanyaan/ sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
identifikasi disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :
masalah)  Mengajukan pertanyaan tentang materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
(pengumpulan pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
data)  Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahyang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
 Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan
membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiahyang sedang dipelajari.
 Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami
dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada
guru berkaitan dengan materi Penyusunan artikel dan/atau buku
ilmiahyang sedang dipelajari.
 Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiahyang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
 Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai materi Penyusunan artikel dan/atau buku
ilmiah.
 Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiahyang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
 Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diriPenyusunan
artikel dan/atau buku ilmiahsesuai dengan pemahamannya.
 Saling tukar informasi tentang materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
 Berdiskusi tentang data dari Materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
 Mengolahinformasi dari materi Penyusunan artikel dan/atau buku
ilmiahyang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
 Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi
Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja
keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiahberupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang
materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag
materi Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiahdan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
 Bertanya atas presentasi tentang materi Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahyang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya.
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)

CREATIVITY (KREATIVITAS)
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
 Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah
 Menjawab pertanyaan tentang materi Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahyang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi
Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiahyang akan selesai dipelajari
 Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Penyusunan artikel
dan/atau buku ilmiahyang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiahberlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin,
rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa
ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahyang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiahyang baru diselesaikan.
 Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus
mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran
Penyusunan artikel dan/atau buku ilmiah. @aminyusuf
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
2 . Pertemuan Kedua (4 x 45 Menit)
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Penyusunan artikel dan/atau
buku ilmiah.
 Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Penyusunan artikel dan/atau buku
ilmiahkepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
N Jumla Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri.
Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan
terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan
merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh
guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
250 62,50 C
kesempatan untuk berbicara.
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud
dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format
penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya:
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal(Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda(Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala
N Jumla Skor Kode
Aspek yang Dinilai 10
o 25 50 75 h Skor Sikap Nilai
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan(Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka
guru bisa memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Jelaskan tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara!
2) Jelaskan tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik
Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian!
3) Jelaskan tentang Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan!

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Indikator
Nama Bentuk Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan Setelah Keterangan
Ulangan Belum
Didik Remedial Remedial
Dikuasai
1
2
3
4
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Mengetahui, Simp.Kawat, Juli 2019


Kepala Sekolah Smk-1 YAPIM SIMPANG KAWAT Guru Mata Pelajaran

Drs.Parulian Manik Rasmi Sijabat,S.Pd


LAMPIRAN PENILAIAN
KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)

Kompetensi Dasar Indikator


3.11 Menganalisis kebahasaan artikel  Menemukan unsur kebahasaan artikel dan/
dan/atau buku ilmiah. atau buku ilmiah

Penilain Proses Penilaian Hasil


Penilaian proses aspek pengetahuan Jenis : Tulis
dapat dilakukan sejak kegiatan Bentuk : Uraian
Menelaah Model dan
Mengonstruksi terbimbing. Contoh instrumen:
1. Tulislah masalah yang dibahas dalam
Catatan terhadap peserta didik pada teks artikel yang Anda baca!
kegiatan tersebut dapat dijadikan 2. Jelaskan perbedaan fakta dengan opini
penilaian sikap selama mengikuti dalam teks artikel!
pembelajaran: ketekunan, kerja 3. Tuliskan 5 ciri kebahasaan yang
sama, semangat, ketelitian, digunakan dalam teks artikel dan berikan
kerapihan, kebersihan, keseriusan. contoh masing-masing!

KD dan Indikator (KD-4: Keterampilan)

Kompetensi Dasar Indikator


4.11 Mengonstruksi sebuah artikel  Menyusun artikel dan/atau buku ilmiah sesuai
dengan memerhatikan fakta dan dengan fakta
kebahasaan  Mempresentasikan, menanggapi, dan mere-
visi unsur kebahasaan artikel yang telah
disusun,

Penilain Proses Penilaian Hasil


Penilaian proses aspek pengetahuan Jenis : Menulis
dapat dilakukan sejak kegiatan Bentuk: Uraian
Mengonstruksi Terbimbing dan
Mengonstruksi Mandiri. Contoh Instrumen
Susunlah teks artikel dengan memerhatikan hal
Catatan terhadap peserta didik pada di bawah ini!
kegiatan tersebut dapat dijadikan a. Tentukan topik teks artikel!
penilaian sikap selama mengikuti b. Buatlah kerangka sesuai dengan struktur
pembelajaran dan mengerjakan tugas teks artikel!
(bendel portofolio): ketekunan, c. Kembangkan kerangka tersebut menjadi
kerjasama, semangat, ketelitian, teks artikel dengan memerhatikan
kerapihan, kebersihan, keseriusan. struktur teks, ciri kebahasaan, dan EBI!

Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian meliputi proses dan produk yang
tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
(a) draf final (produk) berbobot 40%;
(b) bukti draf sedikitnya 3 draf berbobot 25%;
(c) bukti catatan tentang apa yang akan ditulis dan sumber penulisan berbobot 10%; dan
(d) catatan reflektif berbobot 25%.
Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran (termasuk informasi dari portofolio)
atau di luar pembelajaran dengan melalui observasi dengan isian lembar pengamatan
Contoh format dan pengisian lembar pengamatan guru mata pelajaran

Nama Satuan pendidikan : SMK-1 YAPIM SIMPANG KAWAT


Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : XII/2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No Waktu Nama Kejadian/ Butir sikap Positif/ Tindak


Perilaku Negatif Lanjut
1. 28 Indri Tidak Tanggung - Dipanggil dan
Januari mengerjakan jawab disuruh
2019 tugas mengerjakan
menganalisis teks tugas kembali
artikel. dengan waktu
terbatas
2. 28 Sochib Mengerjakan Tanggung + Diberi pujian
Januari tugas dengan jawab atau apresiasi
2019 serius, tepat
waktu, dan
hasilnya sangat
baik

Pedoman Penskoran

a. Pengetahuan
Soal Aspek yang Dinilai Skor
1 a. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan sangat 4
tepat
b. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan tepat 3
c. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan kurang 2
tepat
d. Peserta didik menulis masalah dalam teks artikel dengan tidak tepat 1

Soal Aspek yang Dinilai Skor


2 a. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel 4
dengansangat tepat
b. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 3
tepat
c. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 2
kurang tepat
d. Peserta didik membedakan fakta dengan opini dalan artikel dengan 1
tidak tepat
Soal Aspek yang Dinilai Skor
3 a. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks 4
artikeldan memberikan contoh masing-masing dengansangat tepat
b. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks 3
artikeldan memberikan contoh masing-masing dengan tepat
c. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks 2
artikeldan memberikan contoh masing-masing dengan kurang tepat
d. Peserta didik mentukan 5 ciri kebahasaan yang digunakan dalam teks 1
artikeldan memberikan contoh masing-masing dengan tidak tepat

Keterangan
Nilai = Perolehan skor
Jumlah soal
Contoh
Nilai = 10 x 100 = 83,33
12
b. Keterampilan

Soal Aspek yang Dinilai Skor


1 a. Peserta didik menentukan topik teks artikel sangat sesuai isi teks 4
b. Peserta didik menentukan topik teks artikel sesuai isi teks 3
c. Peserta didik menentukan topik teks artikel kurang sesuai isi teks 2
d. Peserta didik menentukan topik teks artikel tidak sesuai isi teks 1
2 a. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel sangat lengkap dan 4
sangat sesuai dengan topik
b. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel lengkap dan sesuai 3
dengan topik
c. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel kurang lengkap dan 2
kurang dengan topik
d. Peserta didik menyusun kerangka teks artikel tidak lengkap dan 1
tidak sesuai isi teks
3 a. Peserta didik menulis teks artikel sangat sesuai dengan kerangka, 4
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
b. Peserta didik menulis teks artikel sesuai dengan kerangka, struktur, 3
ciri kebahasaan, dan EBI
c. Peserta didik menulis teks artikel kurang sesuai dengan kerangka, 2
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI
d. Peserta didik menulis teks artikel tidak sesuai dengan kerangka, 1
struktur, ciri kebahasaan, dan EBI

Nilai = Perolehan skor


Jumlah kreteria/soa

Contoh

Nilai = 11 x 100 = 91,66


12
F. Pendukung Pembelajaran (Alat, Media, Bahan, Sumber)
1. Penyajian komputer (laptop) dengan program powerpoint.
2. Bahan ajar otentik teks artikel (hasil penelitian atau media massa).
3. Buku teks dan buku ensiklopedia.
4. Film dokumenter.
5. Internet.

Mengetahui, Simp.Kawat, Juli 2019


Kepala Sekolah Smk-1 YAPIM SIMPANG KAWAT Guru Mata Pelajaran

Drs.Parulian Manik Rasmi Sijabat,S.Pd


Lampiran Pembelajaran Teks Artikel
Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel 4.11 Mengonstruksi sebuah artikel dengan
dan/atau buku ilmiah memerhatikan fakta dan kebahasaan

A. Contoh Teks Artikel


Berikut contoh artikel
MENUMBUHKAN KEMAMPUAN LITERAS BACA-TULIS:
ANTARA UPAYA DAN TANTANGAN
(oleh : Nana Sutisna, M.Pd.)
A. Pengantar
Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta
didik? Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik? Pertanyaan lebih jauh,
seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan suatu bangsa? Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saling terkait terebut, mari kita simak uraian berikut ini.
Baca-tulis merupakan keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Menyusun laporan, merangkum bacaan, menyusun hasil praktikum, menjawab soal,
hingga menyusun karya tulis adalah sebagian kegiatan peserta didik yang melibatkan kemampuan
literasi baca-tulis.
Kemampuan literasi baca-tulis peserta didik akan mencerminkan wawasan pengetahuan
yang dimilikinya. Peserta didik yang literat berpotensi memiliki wawasan pengetahuan yang luas
untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik tersebut relatif lebih
mudah menjalani kehidupan, khususnya dalam bidang akademik. Sebaliknya, siswa yang aliterat
akan kesulitan dalam menjalani kehidupan terutama dalam bidang akademik. Dengan demikian,
kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan di kalangan peserta didik.
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa?
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan
keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi
secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan
penting dalam memenangkan persaingan di dunia internasional.
B. Tantangan Penumbuhan Budaya Literasi
Patut disayangkan, kemampuan literasi baca-tulis terutama dalam memahami bacaan,
menunjukkan kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara
lain. Hal ini terbukti dari hasil uji internasional literasi membaca yang mengukur aspek memahami,
menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Pengujian ini dilakunkan
PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) tahun 2011. Berdasarkan data tersebut,
Indonesia menduduki peringkat ke - 45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata
500. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International Student
Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan
skor 396 dari skor rata-rata 493. Pada PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke - 64 dengan skor 396 dari skor rata-rata 496. Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam
PISA 2009 dan 2012. (Dirjen Dikdasmen, 2016 : i)
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik
yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus
demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak
dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga
2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia
0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka
inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35
- 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak
dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan
peserta didik. Hal ini berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis dalam
lingkungan peserta didik. Peserta didik lebih tertarik mencari informasi dari menyimak tontonan
daripada membaca tulisan. Di lingkungan sekolah, rendahnya kemampuan literasi baca-tulis peserta
didik karena ketidaktahuan akan manfaat yang diperoleh dari kegiatan baca-tulis. Efektifitas praktik
pelajaran baca-tulis di kelas yang masih kurang dan terbatasnya kuantitas dan kualitas buku rujukan
menyebabkan pempelajaran tersebut kurang berhasil. Selain itu, apresiasi sekolah terhadap sarana
penyaluran bakat baca-tulis semisal majalah dinding, buletin, majalah sekolah, koran, buku sastra,
dan blog atau situs sekolah masih tersendat.
C. Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan literasi baca-tulis di kalangan peserta didik,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS
adalah upaya menyeluruh yang melibatkan guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat. GLS
memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut
adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan
ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan
peserta didik.
Setahun lebih GLS diluncurkan. Gaung GLS merasuk ke semua tingkatan pendidikan,
terutama pendidikan dasar dan menengah, termasuk ke SMAN 2 Sumedang, tempat penulis
mengabdi. Dalam kurun waktu tersebut ketika upaya digulirkan serta-merta tantangan selalu hadir
mengikutinya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang untuk meningkatkan
kemampuan literasi baca-tulis berpedoman pada buku panduan GLS berkut ini.
1. Tahap pembiasaan
Kegiatan pertama yang dilakukan di SMAN 2 Sumedang adalah pembiasaan membaca
selama 15 menit setiap hari. Kegiatan yang dilakukan para guru adalah membacakan kutipan buku
dengan nyaring dan mendiskusikannya. Ada pula guru yang menyuruh peserta didik membaca
mandiri. Tujuan kegiatan ini adalah memotivasi peserta didik untuk mau dan terbiasa serta
menunjukan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan. Disamping itu, tujuan
kegiatan tersebut adalah untuk memperkaya kosakata, menjadi sarana berkomunikasi antara peserta
didik dan guru, dan mengajarkan strategi membaca.
Kegiatan tahap pembiasaan selanjutnya adalah membaca buku dengan memanfaatkan peran
perpustakaan. Dalam praktiknya, perpustakaan sekolah menyelenggarakan kegiatan penunjang
keterampilan literasi informasi bagi para peserta didik. Keterampilan ini kemudian diterapkan
peserta didik saat mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang mata pelajaran
yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat sinopsis buku. Tujuan kegiatan ini adalah
memperkenalkan proses membaca, mengembangkan kemampuan membaca secara efektif dan
meningkatkan kemampuan pemahaman bahan bacaan yang efektif.
Membaca terpandu dan membaca mandiri adalah kegiatan berikutnya. Guru memandu
peserta didik membaca dalam kelompok yang lebih kecil. Tujuan kegiatan ini adalah untuk aktif
meningkatkan pemahaman, menganalisis bacaan, membuat tanggapan terhadap bacaan dan
membuat peserta didik mampu membaca mandiri.
2. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan adalah berbagai kegiatan tindak lanjut yang dilakukan guru setelah
kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini, kegiatan tindak lanjut dilakukan
secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Adapun kegiatan tindak lanjut seperti berikut: menulis
komentar singkat terhadap buku, bedah buku, reading award, dan mengembangkan iklim literasi
sekolah.
c. Tahap Pembelajaran
Dalam tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan pernah dilakukan di SMAN 2
Sumedang termasuk lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran. Kegiatan literasi
lain dalam pembelajaran adalah dengan sistem pemberian tagihan akademik kepada peserta didik.
Dalam hal ini, guru pun dituntut melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran sangat
dtekankan kepada guru-guru untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Di samping
itu, peserta didik dituntut menulis biografinya dalam satu kelas sebagai proyek kelas.
D. Tantangan Menumbuhkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis.
Pada tahap pembiasaan, kegiatan membaca selama 15 menit setiap hari ini merupakan
tantangan yang cukup berat bagi SMAN 2 Sumedang. Meluangkan waktu lima belas menit dalam
pembelajaran tampaknya kelihatan ringan. Selama lima belas menit guru hanya dituntut
membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya atau peserta didik membaca
mandiri. Pada kenyataanya, masih ada anggapan beberapa guru di SMAN 2 Sumedang yang tidak
mau jam mengajarnya terpotong. Mereka beralasan selain itu terpotong kegiatan tersebut, jam
mengajar mereka terpotong pula oleh waktu berdoa, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, mengabsen peserta didik, dan lain-lain. Meskipun demikian, ada beberapa guru yang sudah
melaksanakan kegiatan tersebut, namun masalah konsistensi dan kesinambungannya tak bisa
dijaga.
Membaca buku dengan memanfaatkan peran perpustakaan, membaca terpandu, dan
membaca mandiri adalah kegiatan berikutnya dalam tahap pembiasaan. Tantangan dalam kegiatan
ini adalah kuantitas dan kualitas buku di perpustakaan sangat terbatas. Buku-buku penunjang,
seperti buku sastra selalu tidak signifikan dengan jumlah siswa.
Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan tahap
pengembangan. Tak dapat dipungkiri, tantangan ini muncul karena kegiatan ini adalah tindak
lanjut yang dilakukan guru setelah kegiatan 15 menit membaca. Dalam tahap pengembangan ini,
kegiatan tindak lanjut dilakukan secara berkala (misalnya 1 - 2 minggu). Menulis komentar singkat
terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca harian adalah kegiatan tahap pengembangan yang
selalu dihadapkan pada sebuah tantangan. Walaupun jurnal membaca harian dapat dibuat secara
sederhan, singkat, namun konsistensi selalu terkendala. Padahal peserta didik hanya mengisi sendiri
jurnal hariannya dengan menyebutkan judul buku, dan pengarang.
Bedah buku secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi
suatu buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku
tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan tahap ini adalah terbatasnya buku-buku baru
yang berkualitas sebagai bahan resensi. Di samping itu, faktor kejenuhan selalu menghantui peserta
didik.
Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan tindak lanjut
kegiatan 15 menit membaca. Apabila dalam tahap pembiasaan sekolah mengutamakan pembenahan
lingkungan fisik, dalam tahap pengembangan ini sekolah dapat mengembangkan lingkungan sosial
dan afektif. Tantangan terberat dari kegiatan-kegiatan ini adalah belum populernya penghargaan
prestasi literasi di kalangan warga sekolah. Prosedur penentuan penerima reading award belum
sepenuhnya dipahami oleh pihak-pihak yang terkait.
Bagaimana dengan tantangan membangun iklim literasi sekolah? Ini merupakan tantangan
yang tersulit. Menyadarkan seluruh warga untuk melek litersi bukan perkara mudah. Perlu kerja
sama yang serius antara kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa, orang tua, dan masyarakat untuk
mewujudkan gerakan mulia ini.
Terakhir, yang harus dihadapi dalam menumbuhkan kemampuan litarasi baca-tulis di
kalangan peserta didik adalah tantangan dalam tahap pembelajaran. Tagihan akademik dan non
akademik dari kegiatan ”lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran” memerlukan
kesiapan dan ketelatenan semua warga sekolah. Selanjutnya, tantangan pada kegiatan tahap
pembelajaran dalam melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran selalu dikesampingkan. Akibatnya, kegiatan ini membosankan peserta didik. Belum lagi
penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai beragam bacaan (cetak,
visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran belum maksimal.
E. Solusi
Kemampuan baca-tulis sebagai kemampuan literasi perlu ditekankan pada peseta didik
mulai sejak dini. Lebih lanjut tingkatan minat baca-tulis peserta didik sangat menentukan kualitas
dalam berwawasannya. Dalam proses pendidikan, keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh
kemampuan membaca dan menulis.
Keberhasilan dari program literasi baca-tulis yang dilaksanakan di sekolah bergantung
kepada berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, siswa, tata usaha, komite, dan orang tua.
Sinergitas semua warga sekolah sangat diperlukan dalam hal ini. ”Membaca lima belas menit
sebelum pelajaran di mulai setiap hari”, perlu difahami oleh semua warga sekolah bahwa kegiatan
ini adalah pondasi bagi kegiatan literasi yang lainnya. Bagi guru yang merasa jam pelajarannya
terpotong, dengan kesepakatan bersama, solusinya dengan mengeser lebih awal jam masuk sekolah.
Biasanya jam 07.00 WIB bel berbunyi tanda masuk, digeser lebih awal menjadi jam 06.45 WIB.
Jika kegiatan lima belas menit ini berjalan dengan lancar, tertib, dan berkesinambungan makan
tahapan lain dari kegiatan literasi akan lancar pula.
Keberadaan perpustaakaan yang representatif amat dibutuhkan dalam upaya penumbuhan
kemampuan literasi baca-tulis. Kuantitas dan kualitas buku rujukan di perpustakaan menjadi sentral
dalam kegiatan ini. Pembangunan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran perlu
mendapat perhatian setiap sekolah.
F. Kesimpulan dan Harapan
”Lima belas menit begitu menenukan!” Ya, itulah ungkapan yang tepat untuk
menggambarkan betapa pentinggya kegiatan ini dalam meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis
di kalangan peserta didik. Mengapa demikan? Lihat Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti kalimat “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu
belajar dimulai” tertuang secara eksplisit. Ini menunjukan bahwa jiwa dari gerakan litersi sekolah
adalah pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai setiap hari. Adapun kegiatan
tahap pengembangan dan pembelajaran adalah tindak lanjut dari kegiatan ini.
Tampaknya kegiatan membaca 15 menit ini banyak yang menganggap sepele. Padahal tidak
demikian. Kegiatan membaca 15 menit ini dapat menentukan masa depan bangsa. Mudah-mudahan
program ini dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan berkesimambungan. Pada
akhirnya, harapan hasil uji internasional PISA dan PIRLS peserta didik kita bisa sejajar dengan
negara maju. Rasa pesimistis dalam menyongsong era genersi emas 2045 dengan berbekal bonus
demografi yang literat akan berubah menjadi optimistis. Bonus demografi tidak akan menjadi beban
pembangunan melainkan menjadi modal pembangunan di masa depan.
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun
di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang ibadah
bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata, ”Menuntut ilmu
adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari
ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
Sumedang, 10 November 2016
B. Pengertian Teks Artikel
Teks di atas yang berjudul Menumbuhkan Kemampuan Literas Baca-Tulis: antara
Upaya dan Tantangan itulah merupakan teks artkel. Teks tersebut mengupas pendapat seorang
penulis terhadap suatu data, fakta, atau peristiwa berdasarkan analisis subjekif penulis. Biasanya
artikel diterbitkan oleh media cetak setiap hari, kecuali hari Minggu. Artikel ini tidak terlalu
panjang,
C. Ciri-ciri Teks Artikel
1. Fungsi Artikel
Jika ditelaah lebih mendalam, teks artikel befungsi memberikan informasi kepada para
pembaca agar mengetahui, memahami, mengkritisi, dan menilai suatu data, fakta, atau kejadian
yang ditulis berdasarkan pendapat penulis
2. Struktur Artikel
Berdasarkan teksartikel yang telah dibaca di atas, ternyata teks artikel mempunyai struktur
pendahuluan teks atau tesis (pernyataan umum), yakni berupa sorotan peristiwa yang mengandung
suatu persoalan aktual. Berikut ini contoh bagian struktur pendahuluan:

Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan


bengsa? pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan
tuntutan keterampilan baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan
menuangkan informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri,
kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam memenangkan persaingan di dunia
internasional.
Selain struktur pendahuluan, teks artikel pun menpunyai struktur yang menjadi bagian inti
dari teks artikel itu sendiri. Struktur inti artikel sering disebut juga bagian penyampaian opini-opini
atau urutan gagasan. Struktur ini berupa tanggapan-tanggapan penulis berkenaan dengan peristiwa,
kejadian, atau persoalan aktual. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petikan berikut ini.
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa
Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan
bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan
literasinya rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda
(usia rata-rata sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini
akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan
anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka inilah kader generasi emas 2045.
Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang
berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak dikelola
dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.

Sebagai struktur penutup, teks artikel biasanya berupa kesimpulan, saran, atau rekomendasi
yang berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan sebelumnya. Berikut
ini disajikan pengglan penutup sebuah teks artikel:
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun
di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi ladang
ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah berkata,
”Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang ilmu
adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
3. Kaidah-kaidah Kebahasaan
Perhatikan kembali teks artikel yang telah dibaca tadi. Dapat dilihat bahwa teks tersebut
tersusun dari beberapa paragraph. Paragraf-paragraf tersebut tersusun dari beberapa kalimat,
selanjutnya kalimat-kalimat tersusun dari beberap kata. Dilihat dari susunan kalimat, ternyata
kaidah kebahasaan kalimat teks artlikel didominasi kalimat fakta dan opini. Berikut ini contoh
kalimat fakta dan opini dalam teks artikel:
a. Menggunakan kalimat-kalimat fakta
1. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua.
2. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
3. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak
usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta
jiwa.
4. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9
tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54
tahun.
b. Menggunakan kalimat-kalimat opini
1. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
2. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai
bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
Teks artikel yang merupakan tulisan opini sering pula memunculkan kalimat retotis,
ungkapan khas pengarang, istilah asing, konjungsi kausatif, dan konjungsi Penunjuk waktu. Berikut
ini ditampilkan contoh hal tersebut:
c. Adanya penggunaan kalimat retoris
1. Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan
peserta didik?
2. Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik?
3.Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis
terhadap masa depan suatu bangsa?
d. Menggunakan istilah khas/kedaerahan
1. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang digadang-gadangkan
sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
2. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.
e. Tidak menggunakan kata pengganti personal ( saya, kamu, Anda, dia dan lain-lain)
f. Banyak menggunakan kata-kata populer asing
1. Pengujian ini dilakunkan PIRLS (Progress in International Reading Literacy
Study) tahun 2011.
2. Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA (Programme for International
Student Assessment) tahun 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 dari skor rata-rata 493
3. Reading award dan mengembangkan iklim literasi sekolah juga merupakan
tindak lanjut kegiatan 15 menit membaca.
4. Belum lagi penggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik yang
disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar
buku teks pelajaran belum maksimal
g. konjungsi yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya
yang menjadi fokus ulasan.
Setelah tantangan pada tahap pembiasaan, muncul pula tantangan pada kegiatan
tahap pengembangan.
h. penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu.
1.Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi baca-tulis
di kalangan peserta didik.
2. Hal ini karena berkaitan dengan kultur lisan lebih dominan daripada baca-tulis
dalam lingkungan peserta didik.

4. Prosedur Pembelajaran
1. Fakta dan opini sebuah artikel
Perhatikan teks berikut!
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta didik
yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah. Bonus
demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah) lebih bayak
dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga
2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah anak usia
0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Mereka
inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan berusia 35
- 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi tersebut tidak
dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan menjadi generasi lemas.
Kalimat-kalimat dalam teks di atas dapat dikelompokan ke dalam dua bagian, yaitu
kelompok kalimat fakta dan kalimat opini. Berikut ini disajikan pngelompokaanya sebagai berikut:

Kalimat fakta Kalimat opini


Data di atas cukup mencemaskan kita Bonus demografi yang dimaksud adalah
semua. jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan
penduduk usia tua.
Bagaimana tidak? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta,
dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55
juta jiwa.
Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat .
mempersiapkan generasi emas 2045,
dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta
didik yang digadang-gadangkan sebagai
bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
Kondisi ini akan berlangsung antara tahun
2012 hingga 2035.
Mereka inilah kader generasi emas 2045.
Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9
tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang
berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54
tahun.
Apabila potensi tersebut tidak dikelola
dengan benar, tidak menutup kemungkinan
genersi emas akan menjadi generasi lemas.

Berdasarkan pembagian kalmat opini dan fakta di atas, dapat disimpulkan cici-cici kalimat fakta
dan opini sebagai berikut:

Kalimat fakta Kalimat opini


objektif subjektif
Sudah terbukti kebenarannya Belum terbukti kebenarannya
Sudah terjadi Belum terjadi
Memuat data yang akurat Memuat pendapat seseorang

2. Menyusun Opini dalam Artikel


Perhatikan penggalan teks yang rumpang berikut!
Pendahuluan/tesis (pernyataan umum)
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bangsa?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Pembahasan atau rangkaian opini ( gagasan)
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa peserta
didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya rendah.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Penutup

Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik.


................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Berdasarkan penggalan teks yang rumpang di diatas, lengkapilah teks tersebut dengan
kaliamat-kalimat opini sehinggan tersusun penggalan teks yang koheren. Dalam melengkapi
penggalan teks yang rumpang tersebut, perhatkan pula hubungan antar paragraph sehingga menjadi
kesatuan teks artikel yang utuh.(Oleh Nana Sutisna)

Mengetahui, Simp.Kawat, Juli 2019


Kepala Sekolah Smk-1 YAPIM SIMPANG KAWAT Guru Mata Pelajaran

Drs.Parulian Manik Rasmi Sijabat,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai