Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BUKU

Oleh: Ayi Heriwiyadi R. (1907288)

JUDUL BUKU : Metodologi Penelitian Sastra

PENGARANG : Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo dkk.

PENERBIT : PT. Hanindita Graha Widya

TAHUN TERBIT : Juni 2003

CETAKAN : Ketiga

KOTA TERBIT : Yogyakarta

TEBAL BUKU : viii dan 172 + cover

ISBN : 979-8849-21-3

GARIS BESAR ISI BUKU :

1. Pengantar Penelitian
2. Penelitian Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan Metode Sebuah Pengantar
3. Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Sastra
4. Latar Belakang Masalah dan Tujuan Penelitian dalam Penelitian Sastra
5. Kerangka Teoretik, Identifikasi Variabel, dan Hipotesis dalam Penelitian Sastra
6. Populasi dan Sampel dalam Penelitian Sastra
7. Petunjuk Penelitian Sastra dengan Metode Pendekatan Tematis-Filosofi
8. Analisis Struktural: Salah Satu Model Pendekatan dalam Penelitian Sastra
9. Penelitian Sastra dalam Perspektif Strukturalisme Genetik
10. Strukutralisme Dinamika dalam Pengkajian Sastra
11. Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotik
12. Lampiran-lampiran

INTISARI BUKU

I. Pengantar Penelitian
1. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah sauatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan permasalahan
masalah dengan dukungan data sebagai landasan dalam mengambil kaputusan. Penelitian
dapat dilakukan dengan proses sistematis dan dengan menggunakan metode ilmiah
(scientific methods)
a. Penelitian merupakan proses sistematis
Unsur –unsur dari proses sistematis penelitian adalah sebagai berikut:

Perumusan Penelaahan Pengumpulan Penyajian


Analisis data
Masalah Informasi Data Kesimpulan

b. Penelitian dengan menggunakan metode ilmiah (scientific methods)


Unsur-unsur penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

Identifikasi Formulasi Pengumpulan Penyajian


Analisis data
Masalah Hipotesis Imformasi Kesimpulan

2. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menemukan atau menggali, mengembangkan, dan menguji teori.
3. Asas-asas Dasar Penelitian
 Peneilitian harus dilakukan secara sistematis.
 Penelitian harus menghasilkan pengetahuan yang valid, reliabel, dan objektis
4. Penggolongan Penelitian
a. Berdasarkan tujuannya digolongkan menjadi : Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan.
b. Berdasarkan desain metodologinya, digolongkan mejadi: Penelitian Experiment,
Penelitian Ex-Post Fakto, Penelitian Survey, Penelitian Historic, Penelitian Eitnografi, dan
Penelitian Document.

II. Penelitian Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan Metode Sebuah Pengantar
1. Kegiatan Meneliti
Pengertian ‘meneliti’ simaksudkan sebagai tindakan melakukan kerja penyelidikan secar
cermat terhadap suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu. Kegiatan meneliti itu
dinamakan ‘penelitian’. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian ilmiah, yaitu penelitian
yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan metode, bersistem nalar dan
sesuai dengan objeknya.
2. Sastra Indonesia Sebagai Suatu Sistem
Istilah ‘sastra’ dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua
masyarakat meskipun secara social, ekonomi, dan keagamaan keberadaaanya tidak
merupakan suatu keharusan.
Sebagai satu sistem, sastra merupakan satu kebulatan dalam arti dapat dilihat dari berbagai
sisi.
Pekerjaan meneliti sastra, pada hakikatnya, merupukan proses pertemuan antara ciptaan
sastra dengan penelitinya, yaitu pembacanya.
3. Penelitian Sastra Indonesia
Penelitain sasatra dapat diartikan sebgai kegiatan penelaahan secara keilmuan terhadap
sastra Indonesia selama ini.
a. Metode penelitian sastra
Dalam menggunakan metode bagi penelitian sastra ada distansi, kerja yang objektif dan
terhindarnya unsur prasangka. Penelitian sastra perlu mempertimbangkan sifat sastra
yang memperlihatkan gejala yang universal tetapi sekaligus khusus atau unik.
b. Pemanfaatan Teori Bagi Penelitian Satra
Sebagai satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian sastra memerlukan landasan kerja yang
berupa teori. Dalam penelitian sastra, pemiliha macam teori diarahkan oleh masalah yang
akan dijawab oleh peneliti dan oeh tujuan yang kan dicapai peneliti.
c. Metode dan Nilai Keilmiahan
Penelitian ilmu-ilmu humaniora, nilai-nilai dasar dapat dijabarkan dalam kriteria metode
ilmiah berikut: l. berdasarkan fakta; 2. bebas dari prasangka; 3. menggunakan prinsip
analisis; 4. menggunakan lripotesis, apabila ada; 5. menggunakan ukuran "objektil'yang
berarti tuntutan adanya jarak metodologis (Chamarnalr, I 989).
Landasan ilmiah dalam penelitian sastra dapat dirumuskan dalam tiga hal, yaitu: landasan
teori, landasan metodologi, dan landasan kecendikiaan.

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ilmiah adalah ;


1) menetapkan persoalan pokok,
2) merumuskan dan mendefinisikan masalah,
3) mengadakan studi kepustakaan,
4) merumuskanhipotesis,
5) mengolah data,
6) menganalisis dan memberi interpretasi,
7) membuat generalisasi sesuai dengan sifat kesastraannya,
8) menarik kesimpulan,
9) merumuskan dan melaporkan hasil penelitian
10) mengemukakan implikasi-implikasi penelitian.
d. Kedudukan Peneliti dalam Penelitian sastra
Peneliti berrperan sebgai:
 Mencari tahu adanya masalah,
 mengidentifikasi masalah,
 memperkirakan alat untuk memecahkan masalah, seperti teori, hipotesis,
 investarisasi dari pengolahan data sebagai bukti, dan
 penyimpul dari penelitiannya.
4. Studi Sastra dalam Perkembangan
Dalam studi sastra di Indonesia, penelitian yang dilakukan terhadap karya-karya sastra
Indonesia selama ini memperlihatkan perkembangan. Studi sastra sejak tanun 1970an telah
mengalami perkembangan yang cukup bagus yaitu dengan munculnya teori-teori barat yang
digunakan dalam penelitian. Hal ini terlihat antara lain pada bergesernya perhatian
studisastra dari mempermasalahkan kedudukannya sebagai ilmu atau seni kepada peran teori
bagi studi sastra Indonesia. Pada saat ini usaha pendekatan terhadap karya sastra dipandang
perlu dengan memanfaatkan pandangan baru yang tertuang dalam teori-teori sastra tersebut.
5. Kesimpulan
Penelitian sastra merupakan kegiatan yand diperlukan untuk menghidupkan,
mengembangkan, dan mempertajam suatu ilmu, khususnya tentang kesusastraan.

III. Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Sastra


Suatu penelitian pada umumnya dikerjakan mellaui tahapan : 1) perencanaan, 2)
pelakasanaan, dan 3) pelaporan. Penelitian tentang sastra pada umumnya menggunakan
penelitiaan kualitatif yang menitikberatkan pada segi alamiah dan mendasar. Penelitian ini
tidak mengadakan perhitungan-perhitungan atau data dimunculkan dalam bentuk angka-
angka seperti halnya penelitian kuantitatif. Objek penelitian sastra adalah, pengarang,
pembaca, penerbit dan dunia social yang berkaitan dengan karya sastra.
Komponen rancangna penelitian adalah:
1. Latar bekakang masalah
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Metodologi
- Data
- Popilasi
- Sampel
- Teknik pengumpulan data/sampling
- Metode penelitian
5. Tinjauna Pustaka
6. Landasan teori
7. Hipotesis
8. Teknik Analisis
9. Jadwal Penelitian
10. Organisasi
11. Biaya
12. Sistematika Pelaporan
13. Daftar Pustaka

IV. Latar Belakang Masalah dan Tujuan Penelitian dalam Penelitian Sastra
1. Pengantar
Semua penelitian ilmiah diawalai dangan perencanaan yang skema, rinci, dan mengikuti
logika yang umum. Dalam penelitian ilmiah seyogyanya peneliti mengenal gejala, sebagai
fakta yang diteliti, secara rinci untuk membangun suatu permasalahan, menetapkan
pentingnya penelitian, dan menetapkan batasan-batasan lainnya.

Secar garis besarnya penelitian dapat digolongkan kedalam tiga kelompok besar yaitu:
1)penelitian yang bersifat menejlajah, 2) penelitian yang bersifat deskriptif, dan 3)
penelitian yang bersifat menerangkan.
2. Penataan Rencana Penelitian
Penataan Rencana penelitian ditata dalam 3 kelompok yaitu: pengantar atau
pendahuluan, inti, atau isi penelitian, dan penutup. Adapun tubuh penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1) Latar belakang dan perumusan maslah
2) Tujuan dan hasil yang diharapkan
3) Anggapan dasar, hipotesa, dan kerangka teori
4) Metode dan teknik
5) Popilasi dan sampel
6) Langkah kerja
7) Jadwal penelitian
8) Pelaksanaan penelitian
9) Perencanaan penelitian
10) Daftar pustaka
Bgaian terpenting dari rancangan penelitian adalah latar belakang. Bagian ini
mengemukakan tentang:
a. Mengapa (alasan apa) penelitian itu perlu dilaksanakan?
b. Apakah relevansi penelitian itu dengan penelitian-penelitian lain?
c. Adakah penelitian yang serupa sebelumnya? Kalua ada, sebutkan apa
perbedaannya?
d. Adakah informasi lain yang berkaitan dengan penelitian itu?
Dalam bagian ini harus ada hal keunikan atau hal yang menonjol dari penelitian
yang akan dilakukan disamping peelitian-penelitian yang sudah dilakukan.
3. Relevansi Penelitian
Bagaian ini memuat tentang hubungan penenelitian yang dilakukan dengan bidang studi
lain di luarnya.
4. Hal yang diharapkan
Bagian ini menggarap deskripsi pandangan, pemikiran yang bakal muncul dalam
penelitian dnanti dan wujud penelitian yang akan dihasilkan.

V. Kerangka Teoretik, Identifikasi Variabel, dan Hipotesis dalam Penelitian Sastra

Kerangka teori dibutuhkan dalam penelitian sebagai langkah penentu dalam pengitan anatara
latar belakang dan anggapan dasar untuk selanjutnya disebut dengan paradigma dalam
penelitian.

Variabel akan berhubungan dengan analisis data autu fakta yang diteliti. Dalam hal ini peneliti
harus memperhatikan faktor-faktor yang memiliki banyak nilai hingga memeungkinkan
terjadi kegoyahan data yang berakibat goyahnya hasil penelitian.

Variabel ada yang berbentuk kuantitatif dan ada yang berupa kualitatif. Olehkarenanya dalam
penelitian harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian itu sendiri.
Hipotesis merupakan praanggapan yang disusun oleh peneliti dan digunakan sebagai
pegangan pijak atau diverivikasi sepanjang penelitian berlangsung. Ada dua jenis hipotesis,
yaitu: hipotesis yang menjadi prahasil atau prasimpulan penelitian dan hipotesis yang akan
menjadi bahan verifikasi selama penelitian.

VI. Populasi dan Sampel dalam Penelitian Sastra


Popilasi dan sampel merupakan abstraksi dari kegiatan menentukan data penelitian. Populasi
berbarti sekelomppok orang, benda, atau hal yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian-bagian dari
keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian.

Dalam penentuan sampel ada beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan, yaitu: tingkat
kragaman populasi, tingkat kecermatan yang diinginkan dan sumber daya yang tersedia.
Penentuan sampel juga harus patuh terhadap metodologi penentuan sampel yang benar.

Hal yang terpenting dalam penentuan sampel penelitian adalah menguji dengan ;
a. Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
b. Apakah data sudah cukup jelas?
c. Apakah catatan tentang data dapat dipahami?
d. Apakah data konsisten?
e. Apakah data seragam?
f. Apakah ada respon yang tidak sesuai?

VII. Petunjuk Penelitian Sastra dengan Metode Pendekatan Tematis-Filosofi


Suatu penelitian pada hakikatnya membangun suatu segitiga pemahaman yang mencakup :
pertanyaan, pernyataan dan kenyataan.
Contoh tahapan praktis penelitian adalah:
1) Menetapkan sisi kuantitatif
2) Kejelasan serta keluasan referensi untuk memahami kedudukan permasalahanya.
3) Penetapan judul
4) Penulisan draf awal, koreksi, dan draf akhir

VIII. Analisis Struktural: Salah Satu Model Pendekatan dalam Penelitian Sastra
Menurut Abrams (1979:3-29) bahwa model yang menonjolkan kajiannya terhadap peran
pengarang sebagai pencipta karya sastra disebut ekspresip, yang lebih menitikberatkan
sorotannya terhadap peranan pembaca sebagai penyambut dan penghayat sasatra disebut
pragmatik, yang lebih berorientasi pada aspek referensial dalam kaitannya dengan dunia
nyata disebut mimetik, sedangkan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai
struktur yang otonom dengan koherensi instrinsik diesbut pendekatan objektif.

Satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori struktural adalah adanya anggapan bahwa di
dalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat
dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unslur-unsur pembangunannya yang
saling berjalinan.

Hal yang menjadi dasar pemikiran strukturalisme sebagai gerakan otonom adalah cara
berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur.

Dalam pandangan strukturalisme memahami karya sastra berarti memahami unsur-unsur


atau anasir yang membangun struktur atau analisis structural bertujuan membongkar dan
memaparkan dengan cermat keterikatan semua anasir karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh. Analisis structural bukanlah penjumlahan anasir-
anasirnya, melainkan adalah bagaimana sumbangan yangdiberikan oleh semua anasir pada
keseluruhan makna dalam kerikatan dan keterjalinanya.
Analisis struktural mengandung beberapa kelemahan, diantaranya adalah 1) melepaskan
karya sastra dari latar belakang sejarahnya, dan 2) mengasingkan karya sastra dari relvansi
sosial budayanya.

IX. Penelitian Sastra dalam Perspektif Strukturalisme Genetik


Strukturalisme genetik adalah sebuah pendekatan di dalam penelitian sastra yang lahir
sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang anthihistoris dan kausal. Tokohnya
adalah Juhl, ia mengatakan (via Teeuw, 1984:173) bahwa penafsiran terhadap karya sastra
yang mengabaikan pengarang sebagai pemberi makna akan sangat berbahaya karena
penafsiran tersebut akan mengorbankan ciri khas, kepribadian, cita-cita, dan juga norma-
norma yang dipegang teguh oleh pengarang tersebut dalam kultur sosial tertentu.

Pencetus strukturalisme genetik adalah Lucien Goldman, seorang ahli sastra Prancis.

Strukturalisme genetik merupakan pendekatan yang mampu merekontruksi pandangan dunia


pengarang. Asal-usul karya sastra adalah fokus yang tidak bias dihilangkan dalam penelitan
sastra berdarkan strukturalisme genetik ini. Latar belakang sejarah, zaman, dan sosial
masyarakat berpengaruh terhadap proses penciptaan karya satra.

Beberapa petunjuk penelitian dengan metode Strukturalisme Genetik adalah :


1) Penelitian sastra mula-mula diteliti strukturnya untuk membuktikan jaringan bagian-
bagiannya segingga terjadi keseruhan yang padu holistic.
2) Penelitian sastra merupakan penghubungan dengan sosial budaya. Unsur-unsur kesatuan
karya satra dihubungkan dengan sosial budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan
dengan struktur mental yang berhubungan dengan pandangan dunia pengarang.
3) Untuk mencapai solusi atau kesimpulan digunakan metode induktif, yaitu metode
pencarian kesimpulan dengan jalan melihat premis-premis yang sifatnya spesifik untuk
mencari premis general.
X. Strukutralisme Dinamika dalam Pengkajian Sastra
Dalam pengkajian sasatra modern dikenal sejumlah istilah konsep-konsep teoretis yang
melekat erat pada kata strukturalisme, yakni strukturalisme genetik dan strukturalisme
dinamik. Strukturalisme lahir sebagai reaksi terhadap berbagai metode atau pandangan atau
paham kritik sastra sebalumnya. Strukturalisme berpandangan bahwa untuk menanggapi
karya sastra secara objektif haruslah berdasarkan teks karya sasatra itu sendiri. Pengkajian
terhadapnya haruslah diarahkan pada bagian-bagaian karya sastra dalam menyangga
keseluruhan dan sebaliknya keseluruhan itu sendiri dari bagian-bagian.

Pandangan strukturalisme dinamik ini merupakan rekasi terhadap pandangan mimesis dan
romantik yang menekankan karya sastra sebagai tiruan objek-objek di luarnya.

Jika strukturalisme dinamik diterapkandalam pengkajian sastra, terdapat dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu: 1) peneliti harus bertugas menjelaskan karya sastra sebagai sebuah
struktur berdasarkan unsur-unsur ata lemen-elemen yang membentuknya. 2) Peneliti
bertugas menjelaskan kaitan anatara pengarang, realitas, karya sastra, dan pembaca.

XI. Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotik


Penelitian sastra dengan pendekatan semiotik itu sesungguhnya merupakan lanjutan dari
pendekatan strukturalisme. Strukturalisme itu tidak dapat dipisahkan dengan semiotik
dengan alasan bahwa karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Tanpa
memperhatikan sistem tanda, tanda, dan maknanya, dan konvensi tanda, struktur karya
sastra (atau karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal.

Dikemukakan Preminger dkk (. (197 4:98 I ) bahwa penerangan semiotik itu memandang
objek-objek atau laku-laku sebagai parole (laku tuturan) dari suatu langue (bahasa: sistem
linguistik) yang mendasari "tata bahasanya" harus dianalisis. Penelitian harus menyendirikan
satuan-satuan minimal yang digunakan oleh sistem tersebut; peneliti harus menentukan
kontras-kontras di antara satuan-satuan yang menghasilkan arti (hubungan-hubungan
paradigmatik) dan aturan-aturan kombinasi yang memungkinkan satuan- satuan itu untuk
dikelompokan bersama-sama sebagai pmbentuk-pembentuk struktur yang lebih luas.

Karya sastra merupakan sebuah sistern yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam
sastra ada jenis-jenis sastra (genre) dan ragam-ragam, jenis sastra prosa dan puisi, prosa
mempunya iragam:cerpen, novel, dan rornan (ragam utama). Genre puisi mempunyai ragam:
puisi lirik, syair, pantun, soneta, balada dan sebagairrya. Tiap ragam itu merupakan sistem
yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus
menganalisis sistem tanda itu dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan
tanda-tanda atau struktur tanda-tanda dalarn rangka sastra itu mempunyai makna.
KOMENTAR PENULIS LAPORAN

Meskipun buku ini hanya berupa kumpulan dari artikelartikel atau jurnal-jurnal, namun isinya bisa
memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penelitian dalam kaitannya dengan karya
sastra. Model, pendekatan, dan teori apa yang musti digunakan dalam sebuah pengkajian sastra
sedikit banyak digambarkan dalam tulisan-tulisan beberapa ahli sastra yang terangkum dalam
buku ini.

Dibalik kekurangan dan kelebihannya buku ini sangat bermanfaat sebagai pengetahuan awal
menegenai pengkajian atau penelitian sasatra. Namun tetap agar kita memperoleh penegetahuan
yang luas kita harus membaca lebih banyak lagi literatur lain.

Dalam setiap artikel, makalah atau jurnal yang dimuat di buku ini dicantumkan suber-sumber
pustaka yang bisa kita telaah lebih lanjut sebagai penambah wawasan dan bekal pengkajian lebih
lanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai