CETAKAN : Ketiga
ISBN : 979-8849-21-3
1. Pengantar Penelitian
2. Penelitian Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan Metode Sebuah Pengantar
3. Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Sastra
4. Latar Belakang Masalah dan Tujuan Penelitian dalam Penelitian Sastra
5. Kerangka Teoretik, Identifikasi Variabel, dan Hipotesis dalam Penelitian Sastra
6. Populasi dan Sampel dalam Penelitian Sastra
7. Petunjuk Penelitian Sastra dengan Metode Pendekatan Tematis-Filosofi
8. Analisis Struktural: Salah Satu Model Pendekatan dalam Penelitian Sastra
9. Penelitian Sastra dalam Perspektif Strukturalisme Genetik
10. Strukutralisme Dinamika dalam Pengkajian Sastra
11. Penelitian Sastra dengan Pendekatan Semiotik
12. Lampiran-lampiran
INTISARI BUKU
I. Pengantar Penelitian
1. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah sauatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan permasalahan
masalah dengan dukungan data sebagai landasan dalam mengambil kaputusan. Penelitian
dapat dilakukan dengan proses sistematis dan dengan menggunakan metode ilmiah
(scientific methods)
a. Penelitian merupakan proses sistematis
Unsur –unsur dari proses sistematis penelitian adalah sebagai berikut:
2. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menemukan atau menggali, mengembangkan, dan menguji teori.
3. Asas-asas Dasar Penelitian
Peneilitian harus dilakukan secara sistematis.
Penelitian harus menghasilkan pengetahuan yang valid, reliabel, dan objektis
4. Penggolongan Penelitian
a. Berdasarkan tujuannya digolongkan menjadi : Penelitian Dasar dan Penelitian Terapan.
b. Berdasarkan desain metodologinya, digolongkan mejadi: Penelitian Experiment,
Penelitian Ex-Post Fakto, Penelitian Survey, Penelitian Historic, Penelitian Eitnografi, dan
Penelitian Document.
II. Penelitian Sastra: Tinjauan Tentang Teori dan Metode Sebuah Pengantar
1. Kegiatan Meneliti
Pengertian ‘meneliti’ simaksudkan sebagai tindakan melakukan kerja penyelidikan secar
cermat terhadap suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu. Kegiatan meneliti itu
dinamakan ‘penelitian’. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian ilmiah, yaitu penelitian
yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan metode, bersistem nalar dan
sesuai dengan objeknya.
2. Sastra Indonesia Sebagai Suatu Sistem
Istilah ‘sastra’ dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua
masyarakat meskipun secara social, ekonomi, dan keagamaan keberadaaanya tidak
merupakan suatu keharusan.
Sebagai satu sistem, sastra merupakan satu kebulatan dalam arti dapat dilihat dari berbagai
sisi.
Pekerjaan meneliti sastra, pada hakikatnya, merupukan proses pertemuan antara ciptaan
sastra dengan penelitinya, yaitu pembacanya.
3. Penelitian Sastra Indonesia
Penelitain sasatra dapat diartikan sebgai kegiatan penelaahan secara keilmuan terhadap
sastra Indonesia selama ini.
a. Metode penelitian sastra
Dalam menggunakan metode bagi penelitian sastra ada distansi, kerja yang objektif dan
terhindarnya unsur prasangka. Penelitian sastra perlu mempertimbangkan sifat sastra
yang memperlihatkan gejala yang universal tetapi sekaligus khusus atau unik.
b. Pemanfaatan Teori Bagi Penelitian Satra
Sebagai satu bentuk kegiatan ilmiah, penelitian sastra memerlukan landasan kerja yang
berupa teori. Dalam penelitian sastra, pemiliha macam teori diarahkan oleh masalah yang
akan dijawab oleh peneliti dan oeh tujuan yang kan dicapai peneliti.
c. Metode dan Nilai Keilmiahan
Penelitian ilmu-ilmu humaniora, nilai-nilai dasar dapat dijabarkan dalam kriteria metode
ilmiah berikut: l. berdasarkan fakta; 2. bebas dari prasangka; 3. menggunakan prinsip
analisis; 4. menggunakan lripotesis, apabila ada; 5. menggunakan ukuran "objektil'yang
berarti tuntutan adanya jarak metodologis (Chamarnalr, I 989).
Landasan ilmiah dalam penelitian sastra dapat dirumuskan dalam tiga hal, yaitu: landasan
teori, landasan metodologi, dan landasan kecendikiaan.
IV. Latar Belakang Masalah dan Tujuan Penelitian dalam Penelitian Sastra
1. Pengantar
Semua penelitian ilmiah diawalai dangan perencanaan yang skema, rinci, dan mengikuti
logika yang umum. Dalam penelitian ilmiah seyogyanya peneliti mengenal gejala, sebagai
fakta yang diteliti, secara rinci untuk membangun suatu permasalahan, menetapkan
pentingnya penelitian, dan menetapkan batasan-batasan lainnya.
Secar garis besarnya penelitian dapat digolongkan kedalam tiga kelompok besar yaitu:
1)penelitian yang bersifat menejlajah, 2) penelitian yang bersifat deskriptif, dan 3)
penelitian yang bersifat menerangkan.
2. Penataan Rencana Penelitian
Penataan Rencana penelitian ditata dalam 3 kelompok yaitu: pengantar atau
pendahuluan, inti, atau isi penelitian, dan penutup. Adapun tubuh penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1) Latar belakang dan perumusan maslah
2) Tujuan dan hasil yang diharapkan
3) Anggapan dasar, hipotesa, dan kerangka teori
4) Metode dan teknik
5) Popilasi dan sampel
6) Langkah kerja
7) Jadwal penelitian
8) Pelaksanaan penelitian
9) Perencanaan penelitian
10) Daftar pustaka
Bgaian terpenting dari rancangan penelitian adalah latar belakang. Bagian ini
mengemukakan tentang:
a. Mengapa (alasan apa) penelitian itu perlu dilaksanakan?
b. Apakah relevansi penelitian itu dengan penelitian-penelitian lain?
c. Adakah penelitian yang serupa sebelumnya? Kalua ada, sebutkan apa
perbedaannya?
d. Adakah informasi lain yang berkaitan dengan penelitian itu?
Dalam bagian ini harus ada hal keunikan atau hal yang menonjol dari penelitian
yang akan dilakukan disamping peelitian-penelitian yang sudah dilakukan.
3. Relevansi Penelitian
Bagaian ini memuat tentang hubungan penenelitian yang dilakukan dengan bidang studi
lain di luarnya.
4. Hal yang diharapkan
Bagian ini menggarap deskripsi pandangan, pemikiran yang bakal muncul dalam
penelitian dnanti dan wujud penelitian yang akan dihasilkan.
Kerangka teori dibutuhkan dalam penelitian sebagai langkah penentu dalam pengitan anatara
latar belakang dan anggapan dasar untuk selanjutnya disebut dengan paradigma dalam
penelitian.
Variabel akan berhubungan dengan analisis data autu fakta yang diteliti. Dalam hal ini peneliti
harus memperhatikan faktor-faktor yang memiliki banyak nilai hingga memeungkinkan
terjadi kegoyahan data yang berakibat goyahnya hasil penelitian.
Variabel ada yang berbentuk kuantitatif dan ada yang berupa kualitatif. Olehkarenanya dalam
penelitian harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian itu sendiri.
Hipotesis merupakan praanggapan yang disusun oleh peneliti dan digunakan sebagai
pegangan pijak atau diverivikasi sepanjang penelitian berlangsung. Ada dua jenis hipotesis,
yaitu: hipotesis yang menjadi prahasil atau prasimpulan penelitian dan hipotesis yang akan
menjadi bahan verifikasi selama penelitian.
Dalam penentuan sampel ada beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan, yaitu: tingkat
kragaman populasi, tingkat kecermatan yang diinginkan dan sumber daya yang tersedia.
Penentuan sampel juga harus patuh terhadap metodologi penentuan sampel yang benar.
Hal yang terpenting dalam penentuan sampel penelitian adalah menguji dengan ;
a. Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
b. Apakah data sudah cukup jelas?
c. Apakah catatan tentang data dapat dipahami?
d. Apakah data konsisten?
e. Apakah data seragam?
f. Apakah ada respon yang tidak sesuai?
VIII. Analisis Struktural: Salah Satu Model Pendekatan dalam Penelitian Sastra
Menurut Abrams (1979:3-29) bahwa model yang menonjolkan kajiannya terhadap peran
pengarang sebagai pencipta karya sastra disebut ekspresip, yang lebih menitikberatkan
sorotannya terhadap peranan pembaca sebagai penyambut dan penghayat sasatra disebut
pragmatik, yang lebih berorientasi pada aspek referensial dalam kaitannya dengan dunia
nyata disebut mimetik, sedangkan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai
struktur yang otonom dengan koherensi instrinsik diesbut pendekatan objektif.
Satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori struktural adalah adanya anggapan bahwa di
dalam dirinya sendiri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom yang dapat
dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unslur-unsur pembangunannya yang
saling berjalinan.
Hal yang menjadi dasar pemikiran strukturalisme sebagai gerakan otonom adalah cara
berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur.
Pencetus strukturalisme genetik adalah Lucien Goldman, seorang ahli sastra Prancis.
Pandangan strukturalisme dinamik ini merupakan rekasi terhadap pandangan mimesis dan
romantik yang menekankan karya sastra sebagai tiruan objek-objek di luarnya.
Jika strukturalisme dinamik diterapkandalam pengkajian sastra, terdapat dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu: 1) peneliti harus bertugas menjelaskan karya sastra sebagai sebuah
struktur berdasarkan unsur-unsur ata lemen-elemen yang membentuknya. 2) Peneliti
bertugas menjelaskan kaitan anatara pengarang, realitas, karya sastra, dan pembaca.
Dikemukakan Preminger dkk (. (197 4:98 I ) bahwa penerangan semiotik itu memandang
objek-objek atau laku-laku sebagai parole (laku tuturan) dari suatu langue (bahasa: sistem
linguistik) yang mendasari "tata bahasanya" harus dianalisis. Penelitian harus menyendirikan
satuan-satuan minimal yang digunakan oleh sistem tersebut; peneliti harus menentukan
kontras-kontras di antara satuan-satuan yang menghasilkan arti (hubungan-hubungan
paradigmatik) dan aturan-aturan kombinasi yang memungkinkan satuan- satuan itu untuk
dikelompokan bersama-sama sebagai pmbentuk-pembentuk struktur yang lebih luas.
Karya sastra merupakan sebuah sistern yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam
sastra ada jenis-jenis sastra (genre) dan ragam-ragam, jenis sastra prosa dan puisi, prosa
mempunya iragam:cerpen, novel, dan rornan (ragam utama). Genre puisi mempunyai ragam:
puisi lirik, syair, pantun, soneta, balada dan sebagairrya. Tiap ragam itu merupakan sistem
yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Dalam menganalisis karya sastra, peneliti harus
menganalisis sistem tanda itu dan menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan
tanda-tanda atau struktur tanda-tanda dalarn rangka sastra itu mempunyai makna.
KOMENTAR PENULIS LAPORAN
Meskipun buku ini hanya berupa kumpulan dari artikelartikel atau jurnal-jurnal, namun isinya bisa
memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penelitian dalam kaitannya dengan karya
sastra. Model, pendekatan, dan teori apa yang musti digunakan dalam sebuah pengkajian sastra
sedikit banyak digambarkan dalam tulisan-tulisan beberapa ahli sastra yang terangkum dalam
buku ini.
Dibalik kekurangan dan kelebihannya buku ini sangat bermanfaat sebagai pengetahuan awal
menegenai pengkajian atau penelitian sasatra. Namun tetap agar kita memperoleh penegetahuan
yang luas kita harus membaca lebih banyak lagi literatur lain.
Dalam setiap artikel, makalah atau jurnal yang dimuat di buku ini dicantumkan suber-sumber
pustaka yang bisa kita telaah lebih lanjut sebagai penambah wawasan dan bekal pengkajian lebih
lanjutnya.