Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ II
Alokasi Waktu : 8x45 (4 pertemuan)
Topik : Puisi

A. Kompetensi Inti (KI)


KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI3: Menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, 3.16.1 Menentukan suasana beberapa puisi yang
dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
terkandung dalam anatologi puisi yang Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau
diperdengarkan atau dibaca dibaca
3.16.2 Menemukan tema beberapa puisi yang terkandung
dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-
anak yang diperdengarkan atau dibaca.
3.16.3 Menentukan makna beberapa puisi yang
terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau
dibaca.
4.16 Mendemonstrasikan (membacakan 4.16.1 Menyesuaikan komponen-komponen penting baca
atau memusikalisasikan) satu puisi dari puisi (jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan
antologi puisi atau kumpulan puisi ekspresi) sesuai puisi yang dipilih
dengan memerhatikan vokal, ekspresi, 4.16.2 Mempraktikkan baca puisi dengan memerhatikan
dan intonasi (tekanan dinamik dan komponen-komponen baca puisi (jeda, vokal,
tekanan tempo) intonasi, artikulasi, dan ekspresi)

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca puisi, peserta didik dapat menentukan suasana beberapa puisi yang
terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau
dibaca secara teliti
2. Melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab, peserta didik dapat menemukan tema beberapa
puisi dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca
secara teliti
3. Melalui penugasan kelompok, peserta didik dapat menentukan makna beberapa puisi
dalam Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca secara
teliti
4. Setelah mengidentifikasi puisi, peserta didik dapat menyesuaikan komponen-komponen
penting baca puisi (jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan ekspresi) secara kreatif
5. Setelah mengidentifikasi puisi, peserta didik dapat mempraktikkan baca puisi dengan
memerhatikan komponen-komponen baca puisi dengan penuh percaya diri,
sehingga peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya,
mengembangkan sikap teliti, kreatif, dan percaya diri, serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi (4C), berliterasi, dan
berkarakter.

D. Materi Pembelajaran
Faktual
1. Teks puisi
a. Untuk reguler: Sajak Anak Muda (W. S. Rendra), Tanah Ibuku (A. Hasjmy), Doa
(Amir Hamzah), Megatruh (W.S. Rendra), dan Tertegun (K. H. A. Mustofa Bisri)
b. Untuk remidial: Tapi (Sutardji Calzoum bachri)
c. Untuk pengayaan: Pahlawan Tak Dikenal (Toto Sudarto bachtiar)
Konseptual
1. Suasana puisi
2. Tema puisi
3. Makna puisi
4. Komponen-komponen penting dalam membaca puisi
Prosedural
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifk
2. Model: Cooperative Integration Reading and Composition (CIRC)
3. Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi.

F. Media/Alat/Bahan
1. Laptop
2. LCD
3. Speaker
4. Power point materi
5. Teks puisi Tanah Ibuku (A. Hasjmy), Doa (Amir Hamzah), Megatruh (W.S. Rendra),
dan Tertegun (K. H. A. Mustofa Bisri), Tapi (Sutardji Calzoum bachri), Pahlawan
Tak Dikenal (Toto Sudarto bachtiar)

G. Sumber Belajar
1. Suyatno, Suyono. Joko Adi Sasmito, dan Erli Yetti. 2002. Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-Anak. Jakarta : Pusat Bahasa.
2. Suherli. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Kementerian Pendidikan dan
KebudayaanEdisi Revisi. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2JP)
Indikator :
3.16.4 Menentukan suasana beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca
3.16.5 Menemukan tema beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca.
3.16.6 Menentukan makna beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca.

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu mengidentifikasi suasana, tema,
dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam anatologi puisi yang diperdengarkan
atau dibaca
5) Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran, yaitu suasana, tema, dan makna
beberapa puisi yang terkandung dalam anatologi puisi
6) Guru dan peserta didik mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran
sebelumnya, yaitu tentang mengonstruksi teks negosiasi
b. Kegiatan Inti (65 menit)
Fase Membentuk Kelompok
7) Guru menayangkan beberapa foto penyair terkenal yang karyanya akan dikaji
8) Peserta didik dikelompokkan secara acak (4-5 orang) berdasarkan nama penyair-
penyair terkenal yang ada di Indonesia
9) Peserta didik duduk bersama teman satu kelompok
Fase Memberi Wacana Berdasarkan Topik
10) Peserta didik menyimak pembacaan puisi berjudul Sajak Anak Muda karya W.S.
Rendra oleh guru/peserta didik
11) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang suasana, tema, dan makna dalam
puisi tersebut
Fase Membaca dan Menemukan Ide Pokok
12) Guru membagikan 4 puisi berjudul Tanah Ibuku (A. Hasjmy), Doa (Amir
Hamzah), Megatruh (W.S. Rendra), dan Tertegun (K. H. A. Mustofa Bisri)
13) Masing-masing kelompok mengidentifikasi suasana, tema, dan makna yang ada
dalam 2 puisi. Kelompok A puisi Tanah Ibuku (A. Hasjmy), Doa (Amir Hamzah) dan
Kelompok B puisi Megatruh (W.S. Rendra), dan Tertegun (K. H. A. Mustofa Bisri)
Fase Presentasi
14) 1 Kelompok A menyampaikan hasil diskusi berkaitan dengan suasana, tema, dan
makna puisi yang dikaji
15) Kelopok A yang lain menanggapi presentasi yang disampaikan oleh kelompok
yang maju
16) 1 Kelompok B menyampaikan hasil diskusi berkaitan dengan suasana, tema, dan
makna puisi yang dikaji
17) Kelopok B yang lain menanggapi presentasi yang disampaikan oleh kelompok
yang maju
Fase Penguatan
18) Guru menanggapi berbagai hasil diskusi yang telah dilakukan oleh peserta didik
19) Guru menyampaikan suasana, tema, dan makna keseluruhan puisi yang benar dan
relevan
Fase Penyimpulan
20) Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan pada
hari ini
21) Guru menanyakan apakah ada materi yang masih belum dipahami peserta didik
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
22) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan langkah-langkah pembelajaran mengidentifikasi suasana, tema, dan
makna puisi
23) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik dalam proses dan hasil
pembelajaran dengan cara penilaian di akhir KD
24) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan
berikutnya, yaitu membacakan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan
intonasi
25) Guru beserta peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
26) Peserta didik memberi salam hormat dan mengucapkan terima kasih kepada guru.

2. Pertemuan Kedua: (2JP)


Indikator:
4.16.1 Menyesuaikan komponen-komponen penting baca puisi (jeda, vokal, intonasi,
artikulasi, dan ekspresi) sesuai puisi yang dipilih

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu menyesuaikan komponen-
komponen penting baca puisi (jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan ekspresi) sesuai
puisi yang dipilih
5) Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran, yaitu jeda, vokal, dan artikulasi,
dan ekspresi beberapa puisi yang terkandung dalam anatologi puisi
6) Guru dan peserta didik mengaitkan pembelajaran hari ini dengan pembelajaran
sebelumnya, yaitu tentang mengidentifikasi suasana, tema, dan makna puisi
b. Kegiatan Inti (65 menit)
Fase Membentuk Kelompok
7) Peserta didik berkumpul dengan teman kelompok yang sebelumnya telah dibentuk
Fase Memberi Wacana Berdasarkan Topik
8) Guru menyampaikan komponen-komponen penting dalam membaca puisi (jeda,
vokal, artikulasi, dan ekspresi)
9) Peserta didik menyimak pembacaan 4 puisi berjudul Tanah Ibuku (A. Hasjmy), Doa
(Amir Hamzah), Megatruh (W.S. Rendra), dan Tertegun (K. H. A. Mustofa Bisri) oleh
guru
Fase Membaca dan Menemukan Ide Pokok
10) Peserta didik memilih satu puisi yang akan dibacakan nanti
11) Peserta didik mengidentifikasi penjedaan, vokal, artikulasi, dan ekspresi
12) Semua peserta didik berlatih membaca puisi bersama teman satu kelompok di luar
kelas
13) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik yang hendak maju di depan kelas
untuk membaca puisi (sebagai ganti nilai pada pertemuan selanjutnya, sehingga tidak
perlu maju lagi)
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
14) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan langkah-langkah pembelajaran mengidentifikasi suasana, tema, dan
makna puisi
15) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik dalam proses dan hasil
pembelajaran dengan cara penilaian di akhir KD
16) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan
berikutnya, yaitu membacakan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan
intonasi
17) Guru beserta peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
18) Peserta didik memberi salam hormat dan mengucapkan terima kasih kepada guru.
3. Pertemuan 3 (2JP)
Indikator :
4.16.2 Mempraktikkan baca puisi dengan memerhatikan komponen-komponen baca puisi
(jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan ekspresi)

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)


1) Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu praktik baca puisi dengan
memerhatikan komponen-komponen baca puisi (jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan
ekspresi)
5) Guru menyampaikan cakupan kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan lembar penilaian kepada masing-masing siswa
- Guru memberikan penjelasan bahwa penilaian tersebut diberikan kepada teman satu
kelompok yang maju untuk baca puisi
b. Kegiatan Inti (65 menit)
Fase Presentasi
6) Setiap kelompok menentukan lokasi di luar kelas untuk melakukan raktik baca puisi
7) Masing-masing peserta didik maju membaca puisi sesuai dengan urutan yang telah
disepakati
8) Peserta didik lain menyimak dan memberi penilaian pada lembar yang telah
disediakan
Fase Penguatan
9) Guru menanggapi proses baca puisi yang dilakukan oleh para siswa
10) Guru memberikan apresiasi atas usaha para peserta didik
11) Peserta didik menyampaikan tanggapan atas proses yang dilakukan
Fase Penyimpulan
12) Guru dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan pada
hari ini
13) Guru menanyakan apakah ada materi yang masih belum dipahami peserta didik
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
14) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan
kekurangan langkah-langkah pembelajaran mengidentifikasi suasana, tema, dan
makna puisi
15) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik dalam proses dan hasil
pembelajaran dengan cara penilaian di akhir KD
16) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan
berikutnya, yaitu membacakan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan
intonasi
17) Guru beserta peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
18) Peserta didik memberi salam hormat dan mengucapkan terima kasih kepada guru.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Pertemuan 1 :
Sikap : penilaian teman sejawat = lembar penilaian teman sejawat
KD Pengetahuan: Penugasan = lembar penugasan
Pertemuan 3 :
Sikap : Penilaian teman sejawat = lembar penilaian teman sejawat
Keterampilan :Praktik = skala penilaian

Malang, Januari 2019

Guru Mapel Bahasa Indonesia Guru PPL Bahasa Indonesia

Laili Ivana, S.Pd. Yanuar Arga Bagus P., S. Pd.


NIP 197910012006042028

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Dra. Herlina Wahyuni, M.Pd


NIP 196105121986032012
Lampiran-lampiran:
1. Materi Pembelajaran
a. Pertemuan Pertama
1) Makna Puisi
Makna adalah pesan (amanat) yang ingin disampaikan oleh penyair itulah yang
dimaksud makna. Tentu saja, pesan itu boleh lebih dari satu.
2) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair lewat puisinya. Tema
puisinya biasanya mengungkapkan persoalan manusia yang bersifat hakiki, seperti:
cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengsaraan hidup, keadilan dan
kebenaran, ketuhanan, kritik sosial dan protes
3) Suasana
Suasana, yaitu keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Dengan kata lain,
suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.

4) Contoh Puisi

Sajak Anak Muda


W. S. Rendra

Kita adalah angkatan gagap


yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum
Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja?
inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar keadilan di dalam pergaulan,
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.
Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
Untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa?
Kita hanya menjadi alat birokrasi!
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.
Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.
Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini?
Apakah ini? Apakah ini?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup begini?
Seseorang berhak diberi ijazah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagi bendera-bendera upacara,
sementara hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi
Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya
Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977
A. Hasjmy
TANAH IBUKU
Di mana bumi berseri-seri,
Ditumbuhi bunga kembang melati,
ltulah dia Tanah Airku.
Tetapi:
Di mana bumi bermandi duka,
Dibasahi air mata rakyat murba,
Di situlah tempat tumpah darahku.

Di mana kayu berbuah ranum,


Serta kesuma semerbak harum,
Di sanalah badanku lahir ke dunia.
Tetapi:
Di mana rakyat berwajah muram,
Bercucur peluh siang dan malam,
Di situlah pula daku berada.
Di mana burung bersiul ramai,
Ditingkah desau daun melambai,
ltulah tanah pusaka Ibuku .
Tetapi:
Di mana ratapan berhiba-hiba,
Seli sedan tangisan jelata,
Di situlah tempat berdiam daku.

Di mana musik berderu-deru,


Serta nyanyian membuluh perindu,
Di sanalah Ibuku duduk berhiba.
Tetapi:
Di mana senandung anak nelayan,
Naik turun mengawan rewan,
Di situlah Ibuku duduk gembira.

(Poedjangga Baroe Th. V, No. II, Mei 1938, hlm. 31)

Amir Hamzah
DOA
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat
naik, setelah menghalaukan panas payah terik.
Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menayang pikir,
membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang Iilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedapmalam menyerak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi


dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar
gelakku rayu!

(Poedjangga Baroe Th. V, No.5, November \937, him. \13)

K.H.A. Mustofa Bisri


TERTEGUN
Tertegun dalam kelabu
langitku
aku mencoba membayangkan
mentari di balik gemawan
yang sejak lama tak menyinari
rumah-rumah kalbu
Tertegun dalam pengap
udaraku
aku berusaha menghirup
sisa wewangian
yang berguguran
dalam bunga·bunga layu
(Burung·burung berpatahan
sayapnya bahkan
berkaparan
oleh racun dari kemasan
yang menyilaukan)
Tertegun dalam keruh
lautku
aku bertanya·tanya
dalam kesendirian
masihkah batinmu menyimpan
mutiara-mutiara biru?
Tertegun dalam pekat
bumiku
aku memandang kosong
tanah-tanah yang ditinggalkan
atau diperebutkan
orang-orang gagu
(Meraba-raba dalam gelap
negeriku
aku mencari-cari
merahputihku
yang terkoyak tangan sendiri)
(Gelap Berlapis-lapis, Rembang: Yayasan AI-Ibriz & Fatma Press [Jakarta], 1998)

Rendra
MEGATRUH

O, akal sehat jaman ini!


Bagaimana mesti kusebut kamu?
Kalau lelaki kenapa seperti kue lapis?
Kalau perempuan kenapa tidak keibuan?
Dan kalau banci kenapa tidak punya keuletan?
Aku menahan air mata
punggungku dingin
tetapi aku mesti melawan
kerna aku menolak bersekutu dengan kamu,
Kenapa anarki jalanan
mesti ditindas dengan anarki kekuasaan?
Apakah hukum
tinggal menjadi syair lagu disco?
Tanpa panca indera untuk fakta
tanpa kesadaran untuk jiwa
tanpa jendela untuk cinta kasih,
Sayur mayurlah kamu.
Dibius pupuk dan insektisida
kamu hanya berrninat menggemukkan badan.
Tidak mampu bergerak menghayati cakrawala.
Terkesima. Terbengong.
Terhiba-hiba.
Berakhir menjadi hidangan para raksasa.
O, akal sehat jaman ini!
Kerna menolak menjadi edan
aku melawan kamu.

(Perjalanan Bu Aminah, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997)

b. Pertemuan Kedua

1) Hal yang diperhatikan dalam mendemonstrasikan puisi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:


1. Penghayatan, yaitu pemahaman isi puisi yang akan dimusikalisasi.
2. Vokal, yang meliputi kejelasan ucapan, jeda, kelancaran, ketahanan.
3. Penampilan, yakni dengan gerakan-gerakan yang wajar, tidak dibuatbuat, sesuai
dengan penghayatan isi puisi yang dibawakan.

Ada beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu dengan
mengetahui cara membacanya. Berikut adalah cara-caranya:
1. Rima dan irama,
artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi
berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama
sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat.
2. Artikulasi atau kejelasan suara,
artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas,misalnya saja dalam mengucapkan
huruf-huruf vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/.
3. Ekspresi mimik wajah,
artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita
bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa
menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
4. Mengatur pernapasan,
artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa. Sehingga tidak akan mengganggu
ketika membaca puisi.
5. Penampilan,
artinyakepribadian atau sikap kita saat di panggung, usahakan terkesan tenang, tak
gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).

2) Teknik mendemonstrasikan puisi


Dalam mendemonstrasikan puisi, kita dapat menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut.
1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda
pendek dengan tanda (/) dan jeda panjang dengan tanda (//). Penjedaan
panjang diberikan pada frasa, sedangkan penjedaan panjang diberikan pada
akhir klausa atau kalimat.
3. Memahami suasana, tema, dan makna puisinya.
4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi
yang kita baca.
5. Untuk mendemonstrasikan puisi dalam musikalisasi perlu memperhatikan nada dan
suasana dengan isi puisi.

2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1

A. Penilaian Sikap (Penilaian Sejawat )

Nama teman sejawat :


Kelas/ Semester : X/ Semester II
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Rubrik Penilaian
No Aspek Deskripsi skor

4 3 2 1

1. Teliti Membaca dan memahami puisi secara


tepat
Mengerjakan tugas secara cermat sesuai
dengan instruksi
Menanggapi ketika ada ketidaksesuaian
materi pembelajaran
2. Kreatif Mengerjakan tugas dengan cepat

Menyampaikan ide yang menarik

Mampu membangun suasana presentasi


yang menyenangkan

3. Percaya diri Tampil presentasi dengan percaya diri

Berpendapat atau melakukan kegiatan


tanpa ragu-ragu.
Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan

Keterangan

Skor Indikator
4 Selalu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
3 Sering berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
2 Kadang- kadang berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
1 Jarang berperilaku sesuai dengan yang diharapkan

Keterangan penilaian:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Nilai = x100
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100
Jumlah skor maks
B. Penilaian Pengetahuan
Pedoman penskoran LK 1 (Penugasan)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ II
Tahun Pelajaran : 2018/ 2019
Kompetensi Dasar:
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam
anatologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
Indikator:
3.16.7 Menentukan suasana beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca
3.16.8 Menemukan tema beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca.
3.16.9 Menentukan makna beberapa puisi yang terkandung dalam Antologi Puisi Indonesia
Modern Anak-anak yang diperdengarkan atau dibaca.

Rincian Tugas :
1. Bacalah 2 teks puisi berikut dengan cermat.
2. Diskusikan dengan teman sekelompok tentang makna, tema, dan suasana yang
terkandung dalam puisi.
3. Tuliskan hasil pekerjaan kelompok pada lembar LK yang tersedia
4. Kerjakan dengan teliti dan tanggung jawab.
5. Perwakilan anggota maju presentasi, selanjutnya kelompok lain memberikan
masukan.
6. Peserta didik memperbaiki hasil kerja
Puisi 1
A. Hasjmy
TANAH IBUKU
Di mana bumi berseri-seri,
Ditumbuhi bunga kembang melati,
ltulah dia Tanah Airku.
Tetapi:
Di mana bumi bermandi duka,
Dibasahi air mata rakyat murba,
Di situlah tempat tumpah darahku.

Di mana kayu berbuah ranum,


Serta kesuma semerbak harum,
Di sanalah badanku lahir ke dunia.
Tetapi:
Di mana rakyat berwajah muram,
Bercucur peluh siang dan malam,
Di situlah pula daku berada.

Di mana burung bersiul ramai,


Ditingkah desau daun melambai,
ltulah tanah pusaka Ibuku .
Tetapi:
Di mana ratapan berhiba-hiba,
Seli sedan tangisan jelata,
Di situlah tempat berdiam daku.

Di mana musik berderu-deru,


Serta nyanyian membuluh perindu,
Di sanalah Ibuku duduk berhiba.
Tetapi:
Di mana senandung anak nelayan,
Naik turun mengawan rewan,
Di situlah Ibuku duduk gembira.

(Poedjangga Baroe Th. V, No. II, Mei 1938, hlm. 31)


Puisi 2
DOA
Amir Hamzah

Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?


Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat
naik, setelah menghalaukan panas payah terik.
Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa
menayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang Iilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedapmalam menyerak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi


dadaku dengan cahayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar
gelakku rayu!

(Poedjangga Baroe Th. V, No.5, November\937, hlm.\13)


Puisi 3
K.H.A. Mustofa Bisri
TERTEGUN
Tertegun dalam kelabu
langitku
aku mencoba membayangkan
mentari di balik gemawan
yang sejak lama tak menyinari
rumah-rumah kalbu
Tertegun dalam pengap
udaraku
aku berusaha menghirup
sisa wewangian
yang berguguran
dalam bunga·bunga layu
(Burung·burung berpatahan
sayapnya bahkan
berkaparan
oleh racun dari kemasan
yang menyilaukan)
Tertegun dalam keruh
lautku
aku bertanya·tanya
dalam kesendirian
masihkah batinmu menyimpan
mutiara-mutiara biru?
Tertegun dalam pekat
bumiku
aku memandang kosong
tanah-tanah yang ditinggalkan
atau diperebutkan
orang-orang gagu
(Meraba-raba dalam gelap
negeriku
aku mencari-cari
merahputihku
yang terkoyak tangan sendiri)

(Gelap Berlapis-lapis, Rembang: Yayasan AI-Ibriz & Fatma Press


[Jakarta], 1998)
Puisi 4
MEGATRUH
Rendra

O, akal sehat jaman ini!


Bagaimana mesti kusebut kamu?
Kalau lelaki kenapa seperti kue lapis?
Kalau perempuan kenapa tidak keibuan?
Dan kalau banci kenapa tidak punya keuletan?
Aku menahan air mata
punggungku dingin
tetapi aku mesti melawan
kerna aku menolak bersekutu dengan kamu,
Kenapa anarki jalanan
mesti ditindas dengan anarki kekuasaan?
Apakah hukum
tinggal menjadi syair lagu disco?
Tanpa panca indera untuk fakta
tanpa kesadaran untuk jiwa
tanpa jendela untuk cinta kasih,
Sayur mayurlah kamu.
Dibius pupuk dan insektisida
kamu hanya berrninat menggemukkan badan.
Tidak mampu bergerak menghayati cakrawala.
Terkesima. Terbengong.
Terhiba-hiba.
Berakhir menjadi hidangan para raksasa.
O, akal sehat jaman ini!
Kerna menolak menjadi edan
aku melawan kamu.

(Perjalanan Bu Aminah, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997)


Nama Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.

A. Lembar Kerja Menentukan Tema dan Suasana dalam puisi


Judul Puisi:
No Judul Puisi Unsur/Aspek Batin Puisi

Tema: Alasan:

Suasana: Alasan:

Tema: Alasan:

Suasana: Alasan:
B. Lembar Kerja Menentukan Makna Puisi
No Judul Puisi Unsur/Aspek Batin Puisi

Bait Makna
Rubrik penilaian

A. Menentukan Makna Puisi


No Indikator penilaian skor
1 Siswa menentukan makna puisi yang terkandung dalam antologi puisi 50
yang diperdengarkan atau dibaca dengan tepat.
Siswa menentukan makna puisi yang terkandung dalam antologi puisi 25
yang diperdengarkan atau dibaca dengan kurang tepat.
Siswa menentukan makna puisi yang terkandung dalam antologi puisi 10
yang diperdengarkan atau dibaca deangan tidak tepat.

Keterangan Penilaian :

Jumlah Skor = nilai akhir


nilai akhir = 50+50 = 100

B. Menentukan Tema dan Suasana Puisi


Aspek Indikator penilaian Skor
Suasana Siswa menentukan suasana puisi yang terkandung dalam 5
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca dengan tepat.
Siswa menentukan suasana puisi yang terkandung dalam 3
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca dengan
kurang tepat.
Siswa menentukan suasana puisi yang terkandung dalam 2
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca deangan
tidak tepat.
Tema Siswa menentukan tema puisi yang terkandung dalam 5
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca dengan tepat.
Siswa menentukan tema puisi yang terkandung dalam 3
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca dengan
kurang tepat.
Siswa menentukan tema puisi yang terkandung dalam 2
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca deangan
tidak tepat.
Keterangan penilaian :
(Jumlah Skor : Skor tertinggi) x 100 = nilai akhir
3. Instrumen Penilaian Pertemuan 2
Penilaian Sikap (Penilaian Sejawat )
Nama teman sejawat :
Kelas/ Semester : X/ Semester II
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Rubrik Penilaian
No Aspek Deskripsi skor

4 3 2 1

1. Teliti Membaca dan memahami puisi secara


tepat
Mengerjakan tugas secara cermat sesuai
dengan instruksi
Menanggapi ketika ada ketidaksesuaian
materi pembelajaran
2. Kreatif Mengerjakan tugas dengan cepat

Menyampaikan ide yang menarik

Mampu membangun suasana presentasi


yang menyenangkan

3. Percaya diri Tampil presentasi dan membaca puisi


dengan percaya diri
Berpendapat atau melakukan kegiatan
tanpa ragu-ragu.
Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan

Keterangan

Skor Indikator
4 Selalu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
3 Sering berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
2 Kadang- kadang berperilaku sesuai dengan yang diharapkan
1 Jarang berperilaku sesuai dengan yang diharapkan

Keterangan penilaian:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Nilai = x100
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100
Jumlah skor maks

C. Penilaian Keterampilan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ Semester : X/ II
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Dasar:

4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari


antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi
(tekanan dinamik dan tekanan tempo)

Indikator:

4.16.1 Menyesuaikan komponen-komponen penting baca puisi (jeda, vokal, intonasi,


artikulasi, dan ekspresi) sesuai puisi yang dipilih
4.16.2 Mempraktikkan baca puisi dengan memerhatikan komponen-komponen baca
puisi (jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan ekspresi)

Rincian tugas 1 :

1. Siapkan puisi yang akan kamu baca!


2. Bacalah puisi tersebut berdasarkan nomor undian!
3. Perhatikan jeda, vokal, intonasi, artikulasi, dan ekspresi!
4. Salah satu teman dengan urutan sebelumnya merekam dalam video tampilan
baca puisi (menggunakan gawai peserta yang membaca)!
5. Unggah video baca puisi pada sosial media kalian!

Instrumen Penilaian Membacakan Puisi

Aspek
Skor Kategori
Penilaian
4-5 Vokal/suara terdengar nyaring dan jelas
Vokal
2-3 Vokal/suara terdengar pelan dan samar

1 Vokal/suara sama sekali tidak terdengar

4-5 Intonasi bervariasi sesuai dengan penekanan dan artikulasi


jelas (pengucapan kata maupun hurufnya)
Intonasi dan 2-3 Intonasi agak monoton dan artikulasi kadang tidak jelas/salah
artikulasi
1 Intonasi monoton (tidak ada penekanan) dan artikulasi banyak
salah
4-5 Menunjukkan ekspresi wajah dan tubuh sesuai dengan suasana
puisi
2-3 Peserta didik kurang mampu berekspresi sesuai dengan makna
Ekspresi
dan suasana dalam puisi
1 Peserta didik tidak mampu mengungkapkan ekspresi wajah
dan tubuh
4-5 Tampil dengan tenang, menguasai diri, tidak terburu-buru
dalam membaca
Penampilan 2-3 Tampil cukup tenang namun kurang berinteraksi dengan
penonton/pendengar
1 Terlihat panik, terburu-buru, kurang mampu menguasai diri
dan terpaku hanya melihat teks

Keterangan penilaian:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
skor maksimal = 5+5+5+5
=25 x 4 = 100

Rubrik Penilaian Teman Sejawat

Petunjuk:
1) Setiap peserta didik wajib menilai temannya yang sedang tampil baca puisi
2) Tulis nama teman yang tampil beserta judul puisi yang akan dibaca
3) Bubuhkan tanda centang (√) pada salah satu skor (5/4/3/2/1) yang ada dalam
kolom penilaian
Catatan:
Skor 5 apabila sangat baik
Skor 4 apabila baik
Skor 3 apabila cukup
Skor 2 apabila kurang
Skor 1 apabila sangat kurang

Nama peserta Judul Puisi Vokal Intonasi dan Ekspresi Penampilan


didik artikulasi
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

5 Kisi- kisi Soal


Jenis Sekolah : SMA
Semester :2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kurikulum : 2013

KI Smtr KD Materi Indikator Soal Bentuk No


Soal Soal
Memahami, 2 3.16 Antologi Disajikan puisi, Penugasan 1
menerapkan, Mengidentifikasi puisi peserta didik dapat
menganalisis suasana, tema, dan menentukan makna
pengetahuan factual, makna beberapa puisi.
konseptual, puisi yang Disajikan puisi, Penugasan 2
prosedural terkandung dalam peserta didik dapat
berdasarkan rasa antologi puisi yang menentukan tema
ingin tahunya diperdengarkan puisi.
tentang ilmu atau dibaca Disajikan puisi, Penugasan 3
pengatahuan, peserta didik dapat
teknologi, seni, menentukan suasana
budaya, dan puisi.
humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan
pengatahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai
dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan
masalah

Anda mungkin juga menyukai