Anda di halaman 1dari 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMKN 10 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : 1/2

Materi Pokok : Teks Puisi

Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit

A. Kompetensi inti (KI)

KI-1 dan KI-2, memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif dan
proaktif dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari
dirinya sebagai makhluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan
kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya.

K1-3 kompetensi Pengetahuan yaitu memahami, menerapkan,


menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingatannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budayam dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

KI-4:      Kompetensi Keterampilan, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji


dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.     Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD)  Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.16  Mengidentifikasi suasana, tema, 3.16.1  Menjelaskan suasana, tema dan
dan makna beberapa puisi yang makna dalam puisi yang terdapat
terkandung  dalam antologi puisi yang dalam sebuah antologi puisi.
diperdengarkan atau dibaca. 3.16.2 Menemukan suasana, tema dan
makna dalam puisi yang terdapat
dalam sebuah antologi puisi.
3.16.3 Menentukan suasana, tema dan
makna dalam puisi yang terdapat
dalam sebuah antologi puisi.
4.16 Mendemonstrasikan (membacakan 4.16.1 Mendemontrasikan satu puisi dari
atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi dengan
antologi puisi atau kumpulan puisi memerhatikan vokal, ekspresi, dan
dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, intonasi.
dan intonasi (tekanan dinamik dan 4.16.2 Membacakan satu puisi dari
tekanan tempo) antologi puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan
intonasi.
4.16.3 Memusikalisasikan  satu puisi dari
antologi puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan
intonasi.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:  Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pembelajaran discovery learning, peserta didik dapat
mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang
terkandung  dalam antologi puisi yang dibaca dengan rasa ingin tahu dan
tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri
dan percaya diri.

Pertemuan 2: Melalui kegiatan pembelajaran tentang teks puisi yang menggunakan


pendekatan saintifik dengan diskusi dan penugasan, peserta didik terampil
mendemontrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari
antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi,
dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) dengan rasa ingin tahu
dan tangung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan
percaya diri.
D.     Materi Pembelajaran      

 Fakta         : Teks puisi

 Konsep      : Komponen penting dalam puisi dan mendemonstrasikan puisi

 Prinsip       : Suasana puisi, tema puisi, dan makna puisi

 Membaca puisi dan memusikalisasikan puisi

E.     Pendekatan, Model, Dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan      : Saintifik (5 M)

2. Model              : Discovery Learning (pertemuan 1)

                           penugasan (pertemuan 2)

3. Metode            : Penugasan, tanya jawab, diskusi

F.      Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

    Media/Alat                         : Teks puisi, Laptop, LCD, gambar, dan alat-alat musik

        Sumber Belajar :

 Buku paket bahasa Indonesia kelas X  halaman 243-256

 Internet

 Buku-buku antologi puisi

 Kumpulan lagu-lagu
G.    Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama (2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu


1.      Pendahuluan 1.   Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah 10 menit
Tuhan dan saling mendoakan.
2.   Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan
Pendidik dengan pertanyaan : “ Pernahkah Anda
membaca puisi?”;  “Apa judul puisi yang sudah pernah
Anda baca?”; “Apa isi puisi tersebut?” ; dan “Apa yang
kamu rasakan pada saat membaca puisi?”;
3.   Peserta didik menerima informasi tentang materi dan
tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran
yang akan dipelajari dalam teks puisi.
4.    Pembentukan kelompok belajar.

2.      Inti DISCOVERY 70 menit


1. Stimulation (pemberian rangsangan)
  Peserta didik membaca teks puisi yang disediakan oleh
guru yaitu teks puisi “Sajak Anak Muda” karya WS.
Rendra (hal. 245-247 buku Siswa)

2.  2. Problem Statement (identifikasi masalah)


Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk
berdiskusi dan  mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam teks puisi, yaitu
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

3. Data collection (Pengumpulan Data)


Peserta didik berdiskusi kelompok untuk
mengumpulkan data/informasi sebanyak mungkin dari
teks puisi tentang:
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Peserta didik mendiskusikan data yang didapat dari
teks puisi berupa:
      Menentukan Isi puisi
      Menentukan tema puisi
      Menentukan makna puisi
      Menentukan amanat puisi
      Menentukan suasana puisi

5. Verification (Pemeriksaan data)
Dua kelompok dengan secara bergantian
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dalam
diskusi kelas untuk memverifikasikan hasil
kerjanya;  kelompok lain memberikan tanggapan
meliputi
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

6. Generalisation (penarikan kesimpulan)


Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik
menyimpulkan
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

3.      Penutup 1. Kegiatan Pendidik  bersama peserta didik yaitu: 10 menit


      Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
dikuasai.
    Meringkas hasil pembelajaran hari itu.

K 2. Kegiatan guru yaitu:


      Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta
didik  untuk pertemuan kedua.
   Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

Pertemuan kedua ( 2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu


1.      Pendahuluan1.   1. Peserta didik merespon salam dan mensyukuri 10 menit
anugerah Tuhan dan saling mendoakan
2.   2. Peserta didik menerima informasi tentang materi dan
tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan
pembelajaran yang akan dipelajari dalam pembacaan.
3.  3. Siswa mengamati video pembacaan puisi.
4.  4.  Siswa bertanya jawab tentang teknik pembacaan puisi
yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran.

2.      Inti 1.  1.   Setiap peserta didik memilih salah satu puisi yang 70 menit
terdapat dalam antologi puisi
2.  2.  Siswa memberikan tanda-tanda pada puisi yang akan
dibacakan peserta didik berlatih membacakan puisi
bersama teman sebangku dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi.
3. Teman sebangku memberikan masukan-masukan atau
4. komentar terhadap pembacaan puisi yang dilakukan
oleh teman (dilakukan secara bergantian).
5. Peserta didik membacakan puisi di depan kelas dan
guru memberikan penilaian.

3.      Penutup 1. 1.   Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang 10 menit


demonstrasi pembacaan puisi
2. 2. Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama
pembelajaran berlangsung

Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu


1.      Pendahuluan 1.      Peserta didik merespon salam dan 10 menit
mensyukuri anugerah Tuhan dan
saling mendoakan
2.      Peserta didik menerima informasi tentang
materi dan tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari
dalam musikalisasi puisi.
3.      Siswa mengamati vidio musikalisasi puisi
4.      Siswa bertanya jawab tentang
pemusikalisasian puisi yang akan dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran
          Inti 1.      Siswa membentuk kelompok (setiap 70 menit
kelompok beranggotakan maksimal 8 orang)
2.      Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk
menentukan puisi yang akan dimusikalisasikan
3.      Siswa berdiskusi tentang alat musik yang
digunakan untuk kegiatan musikalisasi puisi
(sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih
oleh kelompok)
4.      Siswa berlatih memusikalisasikan puisi yang
telah ditentukan bersama kelompoknya
5.      Siswa menampilkan musikalisasi puisi
bersama kelompok

3.        Penutup 1.      Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang 10 menit


demonstrasi pembacaan puisi
2.      Siswa mengungkapkan sesuatu yang
dirasakan selama pembelajaran berlangsung

H.    Teknik Penilaian

1.       Kompetensi keagamaan dan sosial

a. Teknik penilaian               : observasi/ pengamatan

b.  Bentuk                            : catatan hasil observasi

c. Instrumen                        : jurnal (terlampir)


2.  Kompetensi Pengetahuan:

a. Teknik penilaian              : tes

b. Bentuk Penilaian              : tes lisan (kuis) dan penugasan individu dan

kelompok.

c. Instrumen penilaian          : kuis (daftar soal) dan lembar kerja. (terlampir)

3.  Kompetensi keterampilan                   

a. Teknik penilaian              : penugasan

b. Bentuk                             : tugas tertulis

c. Instrumen penilaian         : lembar kerja dan penilaian pembacaan puisi


4. Remedial

a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya


belum tuntas

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching


(klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 2 kali  yaitu dengan cara menugaskan


kepada peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga
memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

5.  Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:

a. Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan


pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

b. Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan


pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Mengetahui ……..,  …………..
Kepala …………. Guru Mata Pelajaran

………….. ……………………

Lampiran:
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan        : SMKN 10 Bandung

Tahun pelajaran                       : 2019/2020

Kelas/Semester                      :X/2

Mata Pelajaran                     : Bahasa Indonesia– Wajib

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN


Rubrik Penilaian Tes Lisan (Kuis)

Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama Peserta didik/kelompok                       :


…………………………………………………

Kelas                                                   : …………………………………………………

Tanggal Penilaian                               : ............................................................................

1.      Pernahkah Anda membaca puisi?

2.      Apa judul puisi yang sudah pernah Anda baca?

3.      Apa isi puisi tersebut?

4.      Apa yang kamu rasakan pada saat membaca puisi?

No soal  Deskripsi Skor


1,2,3,4 Menjawab dengan benar dan sempurna. 1
Menjawab hampir benar. 0.75
Menjawab hanya sebagian kecil yang benar. 0.5

Catatan: Nilai hasil tes lisan ini digunakan sebagai nilai bonus.

Tugas Kelompok

Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa
puisi yang terkandung  dalam antologi puisi
yang   diperdengarkan atau dibaca.
Indikator : 3.16.1 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat
dalam sebuah antologi puisi.
3.16.2 Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah
antologi puisi;
3.16.3 Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah
antologi puisi.
Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana
puisi

Instrumen:

Petunjuk pengerjaan: Simaklah pembacaan puisi  “Sajak Anak Muda” karya WS.


Rendra dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan tepat secara
berkelompok!

Sajak Anak Muda

W. S. Rendra

Kita adalah angkatan gagap

yang diperanakkan oleh angkatan takabur.

Kita kurang pendidikan resmi

di dalam hal keadilan,

karena tidak diajarkan berpolitik,

dan tidak diajar dasar ilmu hukum

Kita melihat kabur pribadi orang,

karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,

karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud

untuk mengerti itu semua ?

Apakah kita hanya dipersiapkan

untuk menjadi alat saja ?

inilah gambaran rata-rata


pemuda tamatan SLA,

pemuda menjelang dewasa.

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.

Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,

dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Dasar keadilan di dalam pergaulan,

serta pengetahuan akan kelakuan manusia,

sebagai kelompok atau sebagai pribadi,

tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.

Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.

Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,

tidak bisa kita hubung-hubungkan.

Kita marah pada diri sendiri

Kita sebal terhadap masa depan.

Lalu akhirnya,

menikmati masa bodoh dan santai.

Di dalam kegagapan,

kita hanya bisa membeli dan memakai

tanpa bisa mencipta.

Kita tidak bisa memimpin,

tetapi hanya bisa berkuasa,

persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.

Di sana anak-anak memang disiapkan

Untuk menjadi alat dari industri.

Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.


Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?

Kita hanya menjadi alat birokrasi !

Dan birokrasi menjadi berlebihan

tanpa kegunaan -

menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.

Pendidikan tidak memberi pencerahan.

Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan

Gelap. Keluh kesahku gelap.

Orang yang hidup di dalam pengangguran.

Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?

Karena tidak bisa kita tafsirkan,

lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.

Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ?

Apakah ini ? Apakah ini ?

Ah, di dalam kemabukan,

wajah berdarah

akan terlihat sebagai bulan.

Mengapa harus kita terima hidup begini ?

Seseorang berhak diberi ijazah dokter,

dianggap sebagai orang terpelajar,

tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.

Dan bila ada ada tirani merajalela,

ia diam tidak bicara,

kerjanya cuma menyuntik saja.

Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum


dianggap sebagi bendera-bendera upacara,

sementara hukum dikhianati berulang kali.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi

dianggap bunga plastik,

sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.

Kita berada di dalam pusaran tatawarna

yang ajaib dan tidak terbaca.

Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.

Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.

Dan bila luput,

kita memukul dan mencakar

ke arah udara

Kita adalah angkatan gagap.

Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.

Daya hidup telah diganti oleh nafsu.

Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.

Kita adalah angkatan yang berbahaya.

Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Sajak Anak Muda” karya WS.


Rendra!

2. Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

3. Tentukan tema puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

4. Tafsirkan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

Jawaban

Analisis puisi “Sajak Anak Muda”


Karya WS. Rendra
No Aspek Analisis Bukti Skor
1 Suasana 1-30

2 Tema 1-30

3 Makna 1-40

Jumlah Skor maksimal 100

Tugas Individu

Satuan : SMA  Negeri Pakusari


Pendidikan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema,
dan makna beberapa puisi yang
terkandung  dalam antologi puisi
yang   diperdengarkan atau
dibaca.
Indikator : 3.16.1 Menentukan suasana dalam puisi
yang terdapat dalam sebuah
3.16.2 antologi puisi.
Menentukan tema puisi yang
3.16.3 terdapat dalam sebuah antologi
puisi;
Menentuan makna puisi yang
terdapat dalam sebuah antologi
puisi.
Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat
puisi, dan suasana puisi

Instrumen:
Petunjuk pengerjaan: Bacalah pembacaan puisi  “Telah Kau Robek Kain Biru pada
Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin dengan saksama, kemudian
jawablah pertanyaan dengan tepat!

Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu

* pahlawan tak dikenal Karya Aming Aminoedin

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel Yamato tengah kota

kibar bendera merah-putih-biru itu

menggemuruhkan gelegak antipati pada hati

tanpa henti tanpa kompromi

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel Yamato tengah kota

ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau

telah robek kain biru pada bendera itu

ribuan orang bersorak, gemuruh

“Merdeka negeriku!

Merdeka Indonesiaku”

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel yamato tengah kota

sorak gemuruh mereka itu kian riuh

“Ini negaraku, negara tercinta

Satu Republik, Indonesia Raya!”

hai bangsa pemabuk,

pemilik bendera merah-putih-biru

jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing

akan menuding mengusirmu!


jika tak juga enyah, kutawarkan semangat

dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami

berdarah-darah, tapi kau harus

berserah. kau harus menyerah!

telah kau robek kain biru pada bendera itu

tinggal merah-putihnya, kian terasa indah

di mata, mata kita semua!

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!

Jayalah Indonesiaku!

Mojokerto, 15/8/2011

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Telah Kau Robek Kain Biru


pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!

2. Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada


Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!

3. Tentukan tema puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan


tak dikenal karya Aming Aminoedin!

4. Tafsirkan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu”


*pahlawan tak dikenal karya Aming Aminoedin!

Jawaban

Analisis puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak
dikenal
karya Aming Aminoedin
No Aspek Analisis Bukti Skor
1 Suasana 1-30

2 Tema 1-30
3 Makna 1-40

Jumlah Skor maksimal 100

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau
memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi
atau kumpulan puisi dengan  memerhatikan vokal,
ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan
tempo)
Indikator : 4.16.1 Membacakan satu puisi dari antologi puisi
dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
4.16.2 Memusikalisasikan  satu puisi dari antologi puisi
dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
Materi : Membacakan dan memusikalisasikan puisi

Tugas individu

1. Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !

2. Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses
pembacaan puisi! (ritme, intonasi, nada)

3. Berlatihlah membaca puisi secara nyaring sesuai dengan tanda-tanda yang telah
Anda berikan pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi)

4. Demonstrasikan pembacaan puisi yang telah dilatih!

Format penilaian

No Aspek Penilaian Skor


1 Penghayatan 1-10
2 Penampilan 1-10
3 Intonasi 1-10
4 Ritme 1-15
5 Pelafalan 1-15
6 Vokal 1-15
7 Ekspresi 1-20
Jumlah Skor maksimal 100

Tugas kelompok

1. Bentuklah kelompok! (Setiap kelompok beranggotakan maksimal 8 orang)

2. Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !

3. Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses
pembacaan puisi!

4. Tentukan alat-alat musik yang sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih!

5. Berlatihlah memusikalisasikan  puisi  sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda


berikan pada puisi yang telah dipilih! (vokal dan ekspresi)

6. Demonstrasikan musikalisasi puisi yang telah dilatih!

Format penilaian

No Aspek Penilaian Skor


1 Penghayatan 1-10
2 Penampilan 1-10
3 Intonasi 1-10
4 Ritme 1-10
5 Pelafalan 1-10
6 Vokal 1-10
7 Ekspresi 1-10
8 Kreativitas 1-15
9 Kekompakan 1-15
Jumlah Skor maksimal 100

RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN


2017/2018

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN

PUISI

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan
3 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, 4.17 Mendemonstrasikan
dan makna beberapa puisi yang (membacakan atau
terkandung dalam antologi puisi memusikalisasikan) satu puisi
yang diperdengarkan atau dari antologi puisi atau
dibaca kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekpresi,
dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur pembangun 4.18 Menulis puisi dengan
puisi memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi,
gaya bahasa, imaji, struktur,
perwajahan)

A.    Contoh Teks (Fakta)

Berikut ini contoh puisi.

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G.Ade

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa


Benturan dan empasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hmm..
Meski nafsumu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbugkuk hmm..
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemater
Kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu


Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...


Namun semnagat tak pernah pudar

B. Pengertian Teks (Konsep)


Teks di atas disebut sebuah puisi. Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa
yang indah dan maknanya tidak sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas
memiliki rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh
karena itu, yang dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya. 

Mendemonstrasikan puisi

a.  Membacakan Puisi

Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca sendirian tapi bisa juga
dibacakan. Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan bahasa lisan.
Istilahnya 
sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang
dibacakan dengan baik. Oleh karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi
tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu
akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi
juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.

i.  Vokal

Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi
(kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikanpuisi sangat
dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas
terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.

ii. Ekspresi

Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan atau


menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka
harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan gagasan puisi
secara tepat.

iii. Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)

Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu


kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G.Ade

Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa//


Benturan/ dan empasan/ terpahat di keningmu//
Kau nampak tua / dan lelah,/ keringat mengucur deras//
Namun kau/ tetap tabah/ hmm..
Meski nafsumu kadang tersengal //
Memikul beban yang makin sarat//
Kau tetap/ bertahan//

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbugkuk hmm..
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemater
Kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu


Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...


Namun semnagat tak pernah pudar

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G. Ade

Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa//


Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu//
Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras//
namun kau/ tetap tabah// hm...
Meski nafasmu /kadang tersengal/
memikul beban/yang makin sarat//
kau tetap/ bertahan//

Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini//


Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan//
Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari//
kini/kurus dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu//


untuk/ menuai padi/ milik kita//
Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan//
Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban//

Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini//


Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan//
Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari//
kini kurus/ dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski/ langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

b.    Memusikalisasikan puisi

Puisi juga dapat dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan
musikalisasi puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan
menjadi lagu popular. Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan
puisi dengan diiringi musik, dapat berupa  iringan musik yang lengkap maupun iringan
salah satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi
diiringi musik atau gabungan antara keduanya.

C.  Ciri-ciri Teks (Prinsip)

1.      Fungsi

             Setelah membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan
keindahan bahasa yang digunakannya. Misalnya:  // Di matamu masih tersimpan selaksa
peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di keningmu//.  Dengan demikian, ternyata
puisi dapat berfungsi menghibur pembacanya.

             Selain itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki


prilakunya.  Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi
perubahan fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya.
Pembaca menjadi makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya
kening, kulit, dan bungkuknya punggung karena perjuangannya membesarkan anak.
Perenungan dan pencerahan jiwa itu merupakan fungsi puisi. 

2.      Struktur

            Jika diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di


dalamnya terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat
Ayah” terdapat struktur/bagian  yang membangunnya, yaitu :

a. Terdapat baris-baris yang mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa
dikenal dalam teks lain. Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas
terdiri dari 25 larik.

b. Terdapat kumpulan larik yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam
contoh puisi di atas terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi
tersebut memiliki empat bait.

c. Larik-larik puisi dari awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu.
Contoh puisi di atas membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah
tipografi puisi yang bisa memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati
pada jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain
berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan sebagainya.
          
3.      Kebahasaan

Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis teks lain yaitu:

a.       Menggunakan majas metafora


     Puisi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan
majas metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas
metafora. Metafora merupakan bahasa figuratif yang memperbandingkan suatu hal
dengan hal lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini

b.      Menggunakan majas hiperbola

contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus
dipikul oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/.

c.       Menggunakan kata konkret

dalam puisi, biasanya pengarang menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu
lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji
pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat dalam larik /Benturan dan
hempasan/ terpahat di keningmu//  

D.  Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)

1.      Mengidentifikasi Suasana, Tema, dan Makna Puisi

Sebelum mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang


perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu :

a.       suasana dalam puisi yang dibacakan;

langkah-langkah yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang
dibacakan yaitu mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati
tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam puisi yang dibaca untuk mengetahui
isi puisi.  Diantara kata-kata atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang
menyentuh perasaan maka  larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu dicatat.
Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan itu bisa
berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu, suasana sudah
dapat ditentukan.

b.      Tema dalam puisi,

Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan
merunut kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi.
Akhirnya  inti puisi yang merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan
alasan-alasan yang mendukung tema.

c.       Makna dalam puisi,

Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu
yaitu pertama kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-
masing larik tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna
puisi secara utuh. 

2.  Cara Membacakan Puisi

Selain mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk


lebih memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan mengena
saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca
dan memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk
mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk
menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan
puisi. 

Memusikalisasikan Puisi

Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan diiringi musik,


lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :

a. pahamilah  suasana, tema, dan makna puisi tersebut

Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu suasana,


tema dan makna puisi.
b. Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan
suasana, tema, dan makna puisi tersebut.
c. Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang
telah dibuat.
2.      Menganalisis unsur pembangun puisi

Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan:

a.       Memahami makna judul

Pertama kali yang dibaca dalam puisi adalah judul. Judul merupakan identitas atau
cap sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara
garis besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk
menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka
makna yang ada dalam sebuah puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus dicari
dulu makna lugasnya. Usahakan  memahami makna kata, frase, atau kalimat demi
kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan makna baku
terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru mencari makna
tambahannya.

c. Memahami Makna Kata Kunci


Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-
kata seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair
dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau
kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis
bawah, mencetak miring, dan sebagainya.

Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna
citraan atau makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna
tersebut harus diungkapkan.

i.       Makna Lugas

Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan
makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata  mungkin perlu
dicari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik.
ii.      Makna Citraan atau Makna Imaji

Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan


makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada
pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna
imajis.

iii.       Makna Lambang

Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa
dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang
dari sesuatu  di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna
lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang
sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.

d.  Mengusut Rujukan Kata Ganti


Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam
puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa
yang dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan
yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu.

e. Mempelajari Konteks Penciptaan

Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang
tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi
tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup
penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya.
Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.

f.   Merumuskan Makna Utuh


Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna
tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk
merumuskan makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang,
dan konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh
atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba
memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara
khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya
pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat mengambil
hikmah dari pengalaman orang lain.

4.      Menulis puisi

            Selain menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin
mengungkapkan perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar
kita mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam
puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi,
gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian terdapat beberapa langkah
yang perlu diperhatikan
a. Menentukan tema
Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal ini,
pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu gagasan yang
dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan tentang cinta,
ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan sebagainya.

b. Menggambarkan Suasana Puisi


Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi
yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam puisi.
Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah. Begitu juga
sebaliknya jika suasana yang dirasakan sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa
dalam membuat puisi menggunakan bahasa yang sinis dan keras.

c. Mendaftar kata-kata yang sesuai


Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata
yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa
sayang terhadap ayah.  Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu.

d.   Memilih diksi

Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau diksi.
Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu, perhatikan juga makna
lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang akan dituliskan dalam puisi.

e.   Menulis Puisi

Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah
puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat.

Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran bahasa


Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran bahasa
Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

http://chocoronotomo.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-memahami-puisi.html

http://www.ilmubahasa.net/2015/03/cara-membaca-puisi-yang-baik-dan-benar.html

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah                                   : SMKN 10 BANDUNG

Mata Pelajaran             : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester                       : X / 2

Materi Pokok                          : Teks Puisi


Alokasi Waktu                        : 4 X45 Menit (2 JP)

A. Kompetensi inti
Men KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

K1-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d.
budaya, dan e. Humaniora,  dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah 
KI-4:      Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f.
kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif,  dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan
kaidah keilmuan.

B.       Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi
3.17Menganalisis  unsur pembangun puisi. 3.17.1    Menganalisis kata konkret dalam
puisi.
3.17.2      Menganalisis gaya bahasa  dalam
puisi
3.17.3    Menganalisis rima dalam puisi
3.17.4    Menganalisis  tipografi dalam
puisi
3.17.5    Menganalisis  tema dalam puisi
3.17.6    Menganalisis  rasa dalam puisi
3.17.7    Menganalisis nada dalam puisi
3.17.8    Menganalisis  amanat dalam puisi

4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur


4.17.1  Menulis puisi dengan
pembangunnya. memerhatikan diksi, imaji, diksi,
kata konkret, gaya bahasa,
rima/irama, tipografi, tema/makna
(sense); rasa (feeling), nada (tone),
dan amanat/tujuan/maksud
(itention).
4.17.2     Mempresentasikan puisi yang
ditulis
4.17.3     Menanggapi puisi yang
dipresentasikan
4.17.4     Merevisi puisi yang telah ditulis

C.  Tujuan Pembelajaran

1. Pertemuan 1: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


pedagogik genre, saintifik,  dengan model pembelajaran diskoveri, peserta
didik dapat menganalisis unsur pembangun puisi dengan rasa ingin tahu,
kreatif, tanggung  jawab, teliti, serta jujur.

2. Pertemuan 2: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


pedagogik genre, saintifik, dan  dengan diskusi dan penugasan, peserta
didik  dapat menulis puisi dengan kreatif, jujur,  dan  penuh tanggung
jawaab. 

D.  Materi Pembelajaran

Fakta

Teks Puisi

Konsep

         Unsur-unsur pembangun puisi

1.  diksi;

2. imaji;

3. kata konkret;

4. gaya bahasa;

5. rima/irama;

6. tipografi; 

7.  tema/makna (sense);

8.  rasa (feeling);

9.  nada (tone);dan

10. amanat/tujuan/maksud (itention).

Prinsip  

Analisis unsur pembangun puisi


Prosedur

Menulis Puisi

E.       Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan          : Pedagogi genre,  Saintifik approach

Model                   : discovery learning  (pertemuan pertama),

                               Penugasan  dan diskusi (pertemuan ke 2)

Metode                 : penugasan, tanya jawab, diskusi.

F.   Media/Alat  Bahan

1.    Media/Alat                    : LCD, Laptop

2.    Bahan                            : Teks Puisi

G.  Sumber Belajar

1. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, 2017 buku siswa halaman 243 dan 271

2. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, 2017 buku guru

3. Internet

4. Video

5. Buku/ sumber lain yang relevan.

H.  Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

(2 X 45 menit)

Indikator:

3.17.1    Menganalisis kata konkret dalam puisi.

3.17.2    Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi

3.17.3    Menganalisis rima dalam puisi

3.17.4    Menganalisis  tipografi dalam puisi


3.17.5    Menganalisis  tema dalam puisi

3.17.6    Menganalisis  rasa dalam puisi

3.17.7    Menganalisis nada dalam puisi

3.17.8    Menganalisis  amanat dalam puisi

Lngkah-langkahpembelajaran
Tahap Alokasiwaktu
1.      Pendahuluan: a. Peserta didik merespon salam dan 10 menit
mensyukuri anugerahTuhan dengan berdoa
bersama.
b. Peserta didik menerima  apersepsi yang
diberikan guru dengan mendengarkan
pembacaan puisi oleh guru  dengan teliti dan
sungguh-sungguh
c. Peserta didik memprediksi materi yang akan
dipelajarinya
d. Peserta didik menerima informasi tentang
materi dan tujuan yang akan dipelajari serta
kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari
dalam teks biografi.

2.      INTI DISCOVERY 70 menit


1. Stimulation (pemberian rangsangan)
Peserta didik membaca teks puisi  dalam buku
pembelajaran yaitu teks puisi “Sajak Matahari” karya
W.S.Rendra(hal. 253buku Siswa)

2. Problem Statement (identifikasi masalah)


Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik  tentang
analisis unsur pembangun puisi yang meliputi
           diksi;
           imaji;
           kata konkret;
           gaya bahasa;
           rima/irama;
           tipografi; 
           tema/makna (sense);
           rasa (feeling);
           nada (tone);dan
           amanat/tujuan/maksud (itention).  
3. Data collection (Pengumpulan Data)
Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber
untuk mengetahui  (pengertian, teknik analisis) unsur
pembangun puisi yang meliputi
           diksi;
           imaji;
           kata konkret;
           gaya bahasa;
           rima/irama;
           tipografi; 
           tema/makna (sense);
           rasa (feeling);
           nada (tone);dan
           amanat/tujuan/maksud (itention).  

4. Data Processing (Pengolahan Data)


      Peserta didik mendiskusikan analisis data unsur
pembangun puisi  teks puisi yang berjudul “Sajak
Matahari” karya W.S.Rendra(hal. 253buku Siswa)

5. Verification (Pemeriksaan data)
Kelompok dengan secara bergantian mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk
memverifikasikan hasil kerjanya;  kelompok lain
memberikan tanggapan
.
6. Generalisation (penarikan kesimpulan)
Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik
menyimpulkan hasil analisis unsur pembangun puisi
.

3.      PENUTUP Kegiatan Pendidik  bersama peserta didik yaitu: 15 menit


      Menghubungkan isi puisi dengan menunjukkan
perilaku unggul dalam kehidupan  sehari-hari.
      Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum
dikuasai.
      Meringkas hasil pembelajaran secara lisan .
      Merefleksi hasil pembelajaran
Kegiatan guru yaitu:
      Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta
didik  untuk pertemuan kedua.
      Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

Pertemuan kedua

(2 X 45 menit)

Indikator:

4.17.1    Menulis puisi dengan memerhatikan diksi, imaji, diksi, kata konkret, gaya bahasa,
rima/irama, tipografi, tema/makna (sense); rasa (feeling), nada (tone), dan
amanat/tujuan/maksud (itention).

4.17.2    Mempresentasikan puisi yang ditulis

4.17.3    Menanggapi puisi yang dipresentasikan

4.17.4    Merevisi puisi yang telah ditulis


Tahap Langkah-langkahpembelajaran Alokasiwaktu

Pendahuluan: 1.    Pesertadidik merespon salam dan mensyukuri anugerah 5 menit


Tuhan dengan berdoa bersama
2.    Peserta didik merespon pertanyaan Pendidik tentang
materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, “ Apa
yang kalian ketahui tentang puisi?”; “ Apa saja unsur
pembangun puisi”
3.    Peserta didik menerima informasi tentang materi dan
tujuan yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran
yang akan dipelajari dalam menulis teks puisi.

INTI 70 menit
1.      Peserta didik dengan rasa ingin tahu, disiplin, dan
bertanggung jawab memperhatikan pembacaan puisi
dalam video pembelajaran pembacaan puisi
2.      Peserta didik bertanya jawab tentang isi puisi
3.      Peserta didik menulis puisi untuk mengungkapkan
perasaannya
4.      Peserta didik mendemonstrasikan hasil puisi yang
ditulisnya dengan membacakan di depan kelas
5.      Peserta didik memberikan komentar terhadap puisi
yang ditulis teman
6.      Peserata didik merevisi (jika perlu) berdasarkan
masukan teman

3. PENUTUP Kegiatan Pendidik bersama peserta didikyaitu: 15 menit


      Membuat simpulan hasil pembelajaran.
      Merefleksi manfaat pembelajaran teks puisi bagi
kehidupan nyata.

Kegiatan Pendidik yaitu:
      Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mengumpulkan puisi yang dibuatnya untuk dijadikan
antologi kumpulan puisi karya siswa

G.    Penilaian

1.          Kompetensi keagamaan dan sosial

a. Teknik penilaian : observasi/ pengamatan

b. Bentuk               : catatan hasil observasi

c. Instrumen           : jurnal (terlampir)

2.          Kompetensi Pengetahuan:

a. Teknik penilaian  :tes
b. Bentuk Penilaian :Tes tulis.

c. Instrumen penilaian: Tes uraian

3.          Kompetensi keterampilan          :           

a. Teknik penilaian  :penugasan.

b. b.      Bentuk                 :tugas tertulis.

c. Instrumen penilaian :lembar kerja dan penilaian presentasi

4.          Remedial

a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas

b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui


remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.

c. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali  yaitu dengan cara menugaskan kepada


peserta didik untuk membenahi tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi
ketentuan yang ditetapkan.

5.      Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:

a. Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan


pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

b. Siwa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan


pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Mengetahui                                                                 …….,  ……………

Kepala SMA                                                               Guru Mata Pelajaran,

Lampiran :

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan        : SMKN 10 BANDUNG

Tahun pelajaran                       : 2017/2018


Kelas/Semester                        : X / 2

Mata Pelajaran                        : Bahasa Indonesia – Wajib

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1

3
4
5
6
7
8
9
10
11

……., …………..

Kepala SMA ……..    ,                                               Guru Mata Pelajaran,

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

KUIS

Satuan Pendidikan : SMKN 10 Bandung


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.17  Menganalisis  unsur pembangun puisi.
Indikator : 3.17.1 Menganalisis kata konkret dalam puisi.
3.17.2 Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi
3.17.3 Menganalisis rima dalam puisi
3.17.4 Menganalisis  tipografi dalam puisi
3.17.5 Menganalisis  tema dalam puisi
3.17.6 Menganalisis  rasa dalam puisi
3.17.7 Menganalisis nada dalam puisi
3.17.8 Menganalisis  amanat dalam puisi

Materi : Unsur-unsur pembangun puisi

Instrumen:

1. Apa yang kalian ketahui tentang puisi?

2. Bagaimana perasaan kalian saat membaca puisi?

3. Unsur-unsur apa saja yang membangun puisi?

4. Apa manfaat membaca puisi?

Rubrik Penilaian Tes Lisan (Kuis)

Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama Peserta didik/kelompok         : …………………………………………………

Kelas                                                   : …………………………………………………

Tanggal Penilaian                             : ............................................................................
Pedoman penyekoran:

No soal  Deskripsi Skor


1,2,3,4 Menjawab dengan benar dan sempurna. 3
Menjawab hamper benar. 2
Menjawab hanya sebagian kecil yang benar. 1

Instrumen Tugas kelompok :

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

KUIS

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.17 Menganalisis  unsur pembangun puisi.
Indikator : 3.17.1 Menganalisis kata konkret dalam puisi.
3.17.2 Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi
3.17.3 Menganalisis rima dalam puisi
3.17.4 Menganalisis  tipografi dalam puisi
3.17.5 Menganalisis  tema dalam puisi
3.17.6 Menganalisis  rasa dalam puisi
3.17.7 Menganalisis nada dalam puisi
3.17.8   Menganalisis  amanat dalam puisi
Materi : Unsur-unsur pembangun puisi

Petunjuk : Bacalah puisi ”Sajak Matahari” karya W.S. Rendra berikut ini, kemudian
kerjakan tugas-tugas di bawahnya dengan tepat secara berkelompok!

Sajak Matahari

Karya : W.S. Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku

Menyentuh permukaan samodra raya

Matahari keluar dari mulutku

Menjadi pelangi di cakrawala


Wajahmu keluar dari jidatku

Wahai kamu, wanita miskin!

Kakimu terbenam di dalam lumpur.

Kamu harapkan beras seperempat gantang

Dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!

Satu juta leleki gundul

Keluar dari hutan belantara

Tubuh mereka terbalut lumpur

Dan kepala mereka berkilatan

Memantulkan cahaya matahari

Mata mereka menyala

Tubuh mereka menjadi bara

Dan mereka membakar dunia

Matahari adalah cakra jingga

Yang dilepas tangan Sang Khrisna

Ia menjadi rahmat dan kutukanmuya,

ya umat manusia!

Rubrik Penilaian Penugasan Individu :

Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama                          : …………………………………………………

Kelas                           : …………………………………………………

Tanggal Penugasan   : ...............................................................

Pedoman penyekoran: 
No soal  Deskripsi Skor Skor
maksimal
1 Menjawab dengan benar disertai alasan yang benar. 30 30
Menjawab benar tetapi alasan salah 20
Menjawab hampir benar 10
2 Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 5 unsur 40 40
instrinsik dengan tepat.
Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 4 unsur 30
instrinsik dengan tepat.
Menjawab dengan benar dengan menyebutkan 3 unsur 20
instrinsik dengan tepat.
Menjawab dengan benar dengan menyebutkan kurang 10
dari 3 unsur instrinsik dengan tepat.
3 Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam 40 40
puisi disertai alasan yang benar.
Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam 30
puisi disertai alasan yang salah.
Menjawab dengan tepat makna yang terkandung di dalam 20
puisi tanpa disertai alasan.
Menjawab hamper benar makna yang terkandung di 10
dalam puisi disertai alasan yang salah.
Total 100

Kunci :

……,    ………….

Kepala SMA ……………,                                                     Guru Mata Pelajaran,

……………………………                                                    ………………………

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : SMK


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia – Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.17 Menganalisis  unsur pembangun puisi.
Indikator : 3.17.1 Menganalisis kata konkret dalam puisi.
3.17.2 Menganalisis gaya bahasa  dalam puisi
3.17.3 Menganalisis rima dalam puisi
3.17.4 Menganalisis  tipografi dalam puisi
3.17.5 Menganalisis  tema dalam puisi
3.17.6 Menganalisis  rasa dalam puisi
3.17.7 Menganalisis nada dalam puisi
3.17.8 Menganalisis  amanat dalam puisi
Materi : Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Kisi-kisi 

Materi No
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal
Pokok Soal
3.17 3.17.9    Menganalisis kata Kata-kata Disediakan sebuah
1.        
Menganalisis   unsur konkret dalam puisi. konkret puisi, peserta didik
pembangun pusi dalam puisi menganalisis kata-
kata konkret disertai
bukti.
3.17.10Menganalisis Unsure- Disediakan sebuah
2.        
unsur puisi, peserta didik
unsur-unsur pembangun pembangun menganalisis unsure-
puisi puisi unsur pembangun
puisi.

Instrumen

Petunjuk : Bacalah puisi berikut, kemudian kerjakan tugas di bawahnya!

Tugas:

1. Analisislah kata-kata konkret pada puisi “Sajak Matahari” karya : W.S.


Rendra!

2. Sebutkan unsure-unsur pembangun puisi “Sajak Matahari” karya : W.S.


Rendra!

Kunci:

1.

2.

Pedoman Penyekoran Tugas

No Aspek yang Dinilai Skor Skor


maksimal
1                 Peserta didik menentukan lima kata-kata konkret 20 50
pada puisi dengan tepat.
                Peserta didik menentukan empat kata-kata konkret 15
pada puisi dengan tepat.
                Peserta didik menentukan tiga kata-kata konkret 10
pada puisi dengan tepat.
               Peserta didik menentukan kurang dari tiga kata-kata 5
konkret pada puisi dengan tepat.
2                 Peserta didik menentukan lima unsure pembangun 20 50
puisi dengan tepat.
                Peserta didik menentukan empat unsure 15
pembangun puisi dengan tepat.
                Peserta didik menentukan tiga unsure pembangun 10
puisi dengan tepat.
                Peserta didik menentukan kurang dari tiga unsure 5
pembangun puisi dengan tepat.
                 Total 100

…………,    ……………

Kepala SMA ……………,                                                     Guru Mata Pelajaran,

……………………………                                                    ………………………

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN TEKS PUISI

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan
3.16 Mengidentifikasi suasana, 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau
tema, dan makna beberapa memusikalisasikan) satu puisi dari antologi
puisi yang terkandung dalam puisi atau kumpulan puisi dengan
antologi puisi yang memerhatikan vokal, ekpresi, dan intonasi
diperdengarkan atau dibaca (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
4.17 Menganalisis unsur 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur
pembangun pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa,
puisi imaji, struktur, perwajahan)

A.    Contoh Teks (Fakta)

Berikut ini contoh puisi.


TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G.Ade

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa


Benturan dan empasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hmm..
Meski nafsumu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbugkuk hmm..
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemater
Kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu


Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...


Namun semnagat tak pernah pudar

B. Pengertian Teks (Konsep)

Teks di atas disebut sebuah puisi. Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa
yang indah dan maknanya tidak sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas
memiliki rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh
karena itu, yang dimaksud dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan bayangan dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya.

Mendemonstrasikan puisi

a.         Membacakan Puisi
Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca sendirian tapi bisa juga
dibacakan. Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan bahasa lisan.
Istilahnya
sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang
dibacakan dengan baik. Oleh karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi
tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu
akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi
juga memerhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.

1) Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi
(kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikanpuisi sangat
dibutuhkan. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas
terdengar, demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.

2) Ekspresi

Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan atau


menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka
harus ada tapi haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan gagasan puisi
secara tepat.

3) Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)

Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu


kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G.Ade

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa


Benturan dan empasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hmm..
Meski nafsumu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbugkuk hmm..
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemater
Kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu


Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang kekar, legam terbakar matahari

Kini kurus dan terbungkuk hmm...


Namun semnagat tak pernah pudar

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G. Ade


Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa//
Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu//
Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur
deras//
namun kau/ tetap tabah// hm...
Meski nafasmu /kadang tersengal/
memikul beban/yang makin sarat//
kau tetap/ bertahan//

Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan


ini//
Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan//
Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar
matahari//
kini/kurus dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu//


untuk/ menuai padi/ milik kita//
Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan//
Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban//

Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan


ini//
Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan//
Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/
matahari//
kini kurus/ dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski/ langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

b.    Memusikalisasikan puisi

Puisi juga dapat dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan
musikalisasi puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan
menjadi lagu popular. Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan
puisi dengan diiringi musik, dapat berupa  iringan musik yang lengkap maupun iringan
salah satu jenis alat musik. Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi
diiringi musik atau gabungan antara keduanya.

C.  Ciri-ciri Teks (Prinsip)

1.      Fungsi

             Setelah membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan
keindahan bahasa yang digunakannya. Misalnya:  // Di matamu masih tersimpan selaksa
peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di keningmu//.  Dengan demikian, ternyata
puisi dapat berfungsi menghibur pembacanya.
             Selain itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki
prilakunya.  Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi
perubahan fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya.
Pembaca menjadi makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya
kening, kulit, dan bungkuknya punggung karena perjuangannya membesarkan anak.
Perenungan dan pencerahan jiwa itu merupakan fungsi puisi. 

2.      Struktur

            Jika diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di


dalamnya terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat
Ayah” terdapat struktur/bagian  yang membangunnya, yaitu :

a. Terdapat baris-baris yang mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa dikenal
dalam teks lain. Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari
25 larik.
b. Terdapat kumpulan larik yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam
contoh puisi di atas terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut
memiliki empat bait
c. Larik-larik puisi dari awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu.
Contoh puisi di atas membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah
tipografi puisi yang bisa memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada
jenis puisi konkret. Tipografi bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk
grafis, kaligrafi, kerucut dan sebagainya.

3.      Kebahasaan

Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis teks lain yaitu:

a.       Menggunakan majas metafora

     Puisi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan


majas metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas
metafora. Metafora merupakan bahasa figuratif yang memperbandingkan suatu hal
dengan hal lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti
hitam dan merah jalan ini

b.      Menggunakan majas hiperbola

contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus
dipikul oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/.

c.       Menggunakan kata konkret


dalam puisi, biasanya pengarang menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu
lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji
pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat dalam larik /Benturan dan
hempasan/ terpahat di keningmu//  

D.  Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)

1.      Mengidentifikasi Suasana, Tema, dan Makna Puisi

Sebelum mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang


perlu diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu :

a.       suasana dalam puisi yang dibacakan;

langkah-langkah yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang
dibacakan yaitu mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati
tersebut, perhatikan juga pilihan kata (diksi) dalam puisi yang dibaca untuk mengetahui
isi puisi.  Diantara kata-kata atau larik-larik yang membangun puisi itu ada yang
menyentuh perasaan maka  larik-larik yang membuat perasaan tersentuh itu dicatat.
Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi tersebut. Perasaan itu bisa
berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu, suasana sudah
dapat ditentukan.

b.      Tema dalam puisi,

Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan
merunut kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi.
Akhirnya  inti puisi yang merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan
alasan-alasan yang mendukung tema.

c.       Makna dalam puisi,

Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu
yaitu pertama kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-
masing larik tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna
puisi secara utuh.

2.  Cara Membacakan Puisi

Selain mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk


lebih memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan mengena
saat pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca
dan memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk
mendapatkan tafsir makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk
menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan
puisi. 
Memusikalisasikan Puisi

Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan diiringi musik,


lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :

a. pahamilah  suasana, tema, dan makna puisi tersebut


Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu
suasana, tema dan makna puisi.
b. Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan
suasana, tema, dan makna puisi tersebut.
c. Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang
telah dibuat. 
2.      Menganalisis unsur pembangun puisi

Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa langkah yang harus
dilakukan:

a.       Memahami makna judul

Pertama kali yang dibaca dalam puisi adalah judul. Judul merupakan identitas atau
cap sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara
garis besar. Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk
menengok makna keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka
makna yang ada dalam sebuah puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus dicari
dulu makna lugasnya. Usahakan  memahami makna kata, frase, atau kalimat demi
kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah puisi, sebaiknya menggunakan makna baku
terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus. Setelah itu baru mencari makna
tambahannya.

c. Memahami Makna Kata Kunci


Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-
kata seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair
dalam puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau
kata-kata yang sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis
bawah, mencetak miring, dan sebagainya.

Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna
citraan atau makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna
tersebut harus diungkapkan.

1) Makna Lugas

Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan
makna leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata  mungkin perlu
dicari maknanya di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik.

2) Makna Citraan atau Makna Imaji

Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan


makna lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada
pikiran pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna
imajis.

3) Makna Lambang

Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa
dikandung makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang
dari sesuatu  di samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna
lambang sebuah kata. Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang
sebuah kata dalam puisi dengan beberapa kemungkinan yang ada.

d.  Mengusut Rujukan Kata Ganti


Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam
puisinya. Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa
yang dirujuk dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan
yang dimaksud penyair dengan kata-kata itu.

e. Mempelajari Konteks Penciptaan


Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang
tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi
tersebut. Hal-hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup
penyair, latar belakang penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya.
Semua itu disebut dengan konteks penciptaan.

f.   Merumuskan Makna Utuh


Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna
tersurat, tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk
merumuskan makna utuh dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang,
dan konteks penciptaan puisi itu. Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh
atau pengalaman penyair. Dengan memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba
memahami perasaan, pikiran, dan gagasan orang lain (penyair) yang dituangkan secara
khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan bertambah. Dengan bertambahnya
pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin karena telah dapat mengambil
hikmah dari pengalaman orang lain.

4.      Menulis puisi

            Selain menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin
mengungkapkan perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar
kita mungkin begitu mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam
puisi. Menulis puisi yang baik harus memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi,
gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan. Dengan demikian terdapat beberapa langkah
yang perlu diperhatikan

a. Menentukan tema
Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal ini,
pilihlah sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu gagasan yang
dituangkan dalam sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan tentang cinta,
ketuhanan, kemanusiaan, keindahan alam, dan sebagainya.

b. Menggambarkan Suasana Puisi


Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi
yang dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam puisi.
Jika suasana bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah. Begitu juga
sebaliknya jika suasana yang dirasakan sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa
dalam membuat puisi menggunakan bahasa yang sinis dan keras.

c. Mendaftar kata-kata yang sesuai


Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata
yang diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa
sayang terhadap ayah.  Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu.

d.   Memilih diksi

Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau diksi.
Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu, perhatikan juga makna
lugas, makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang akan dituliskan dalam puisi.

e.   Menulis Puisi

Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah
puisi. Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat.

Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran bahasa


Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran bahasa
Indonesia kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 

http://chocoronotomo.blogspot.co.id/2011/11/langkah-langkah-memahami-puisi.html

http://www.ilmubahasa.net/2015/03/cara-membaca-puisi-yang-baik-dan-benar.html

Anda mungkin juga menyukai