Anda di halaman 1dari 21

RECANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Identitas Program Pendidikan


Satuan Pendidikan : SMK CUT NYA’ DIEN SEMARANG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Komp. Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian
Kelas/Semester : X/ 2
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan (3 x 45 menit)

B. Kompetensi Inti
1. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya.

D. Indikator Pencapaian
3.17 Menganalisis
unsur pembangun 3.17.1 Memerinci diksi, kata konkret, rasa, nada, rima, gaya
puisi. bahasa, tipografi, pencitraan, dan amanat dalam puisi
3.18.1 Menganalisis diksi, kata konkret, rasa, nada, rima, gaya
bahasa, tipografi, pencitraan, dan amanat dalam puisi

4.17 Menulis puisi 4.17.1 Menentukan tema puisi yang akan di tulis
dengan memerhatikan
4.17.2 Menulis puisi sesuai tema yang sudah ditentukan dengan
unsur pembangunnya .
memperhatikan unsur pembangun puisi.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah membaca puisi, siswa mampu memerinci diksi puisi yang dibaca dengan
2. Setelah mengetahui unsur pembangun puisi, siswa mampu menentukan tema puisi
untuk menulis sebuah puisi.
3. Setelah menentukan sebuah tema puisi, siswa mampu menulis puisi secara utuh
dengan memperhatikan unsur pembangun puisi.

F. Materi Pembelajaran
1. Unsur Pembangun Puisi
a. Diksi
b. Pencitraan
c. Kata konkret
d. Gaya bahasa
e. Rima
f. Tipografi
g. Tema
h. Rasa
i. Nada
j. Amanat
2. Langkah membuat puisi
a. Tentukan tema
b. Mementukan kata kunci
c. Gunakan gaya bahasa
d. Kembangkan puisi seindah mungkin

G. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : DBL
3. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Inkuiri

H. Media, Alat/ Bahan


 Media : Teks Puisi, Gambar, Power Point
 Alat : LCD, laptop

I. Sumber Belajar : Buku siswa, internet

J. Kegiatan Pelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
Indikator : Menemukan rasa, nada, rima, dan tipografi, serta menelaah pencitraan
dan amanat puisi
Pendahuluan: 10 menit Membangun Konteks: Teknik
1. Siswa merespon salam tanda mensyukuri Berdialog mengenai
anugerah Tuhan dan saling mendoakan. pengalaman siswa menulis Tanya
2. Siswa merespon pertanyaan dari guru puisi. Pembelajaran dapat Jawab
berhubungan dengan puisi. dimulai dengan pembacaan
3. Siswa menerima informasi tentang hal-hal puisi karya siswa. Ceramah
yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya
tentang pembelajaran unsur pembangun
puisi.
Kegiatan Inti: 70 menit Menelaah Model
1. Mengamati Kegiatan ini dilakukan secara
a. Siswa berkelompok 3-4 orang dengan berkelompok 3-4 orang untuk
cara berhitung 1-8 (1kelas 32 orang) menanamkan pemahaman
b. Siswa secara berkelompok mengamati siswa tentang unsur
teks puisi “Hujan Bulan Juni” yang pembangun puisi agar dapat
dibagikan guru. menulis puisi dengan baik.
2. Menanya
a. Siswa berdiskusi untuk menyusun Hasil pemahaman dibahas
pertanyaan mengenai rasa, nada, rima, secara klasikal dengan panduan Diskusi
tipografi, pencitraan, dan amanat dalam guru agar kelas aktif menarik
puisi yang dibaca. namun pengaturan waktu
b. Siswa merumuskan pertanyaan efesien.
mengenai rasa, nada, rima, tipografi,
pencitraan, dan amanat dalam puisi
“Hujan Bulan Juni” yang dibaca.
3. Mengumpulkan Informasi
a. Secara berkelompok siswa membaca
buku referensi untuk memahami rasa,
nada, rima, tipografi, pencitraan, dan
amanat dalam puisi. Inkuiri
c. Secara berkelompok siswa berdiskusi
membahas hasil pemahaman mengenai
rasa, nada, rima, tipografi, pencitraan,
Diskusi
dan amanat dalam puisi.
b. Secara berkelompok siswa mencatat
rasa, nada, rima, dan tipografi puisi,
serta pencitraan dan amanat puisi yang
dibaca (LK1).
c. Siswa bertukar hasil kerja kelompok
untuk menemukan rasa, nada, rima, dan Diskusi
tipografi puisi, serta menelaah
pencitraan dan amanat puisi yang
dibaca.
4. Mengasosiasi Inkuiri
a. Siswa secara berkelompok
mendiskusikan rasa, nada, rima,
tipografi, pencitraan, dan amanat yang
terdapat dalam puisi “Hujan Bulan
Juni” berdasarkan informasi yang
diperoleh.
b. Siswa secara berkelompok Diskusi
merumuskan rasa, nada, rima, tipografi,
pencitraan dan amanat puisi “Hujan
Bulan Juni” yang dibaca (LK2).
5. Menginformasikan
a. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya
dengan jujur, percadiri, santun, dan Diskusi
bertanggung jawab
b. Siswa lain menanggapi hasil presentasi
dengan bertanggung jawab
c. Siswa menyimak penguatan yang
disampaikan oleh guru.

Penutup
1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran Kegiatan penutup merupakan
yang telah dipelajari dengan cara mencatat refleksi guru dan peserta didik
di buku catatan masing-masing. terhadap proses dan hasil
2. Siswa saling memberikan umpan pembelajaran se-bagai upaya
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah pe-ningkatan mutu Tanya
dicapai. berkelanjutan jawab
3. Siswa menyepakati tugas untuk mempelajari
kembali materi unsur pembangun puisi di
rumah.
4. Guru menutup pembelajaran dengan ucapan
salam.

Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)


Indikator : Merinci diksi dan kata kongkret, serta menemukan gaya bahasa.
Pendahuluan: 10 menit Membangun Konteks Teknik
1. Siswa memberi salam kepada guru, berdoa, Dialog informasi untuk
dan mengondisikan diri siap belajar. mengingatkan siswa tentang
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan materi yang sudah di pelajari
dari guru berhubungan dengan pengalaman pada pertemuan sebelumnya,
pada pembelajaran sebelumnya. dan kaitannya dengan Tanya
3. Siswa menyimak informasi tentang pertemuan yang akan Jawab
keterkaitan pembelajaran sebelumnya dilakukan.
dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
4. Siswa menyimak tujuan dan manfaat
pembelajaran.
5. Siswa menyimak rencana pembelajaran
yang akan dilakukan
Kegiatan Inti: 6o menit Menelaah Model Teknik
1. Mengamati Kegiatan ini dilakukan secara
a. Secara berpasangan siswa membaca berpasangan untuk
puisi “DOA” yang dibagikan guru. menanamkan pemahan siswa
b. Siswa mencermati setiap baris puisi mengenai unsur pembangun
dengan saksama. puisi khususnya tentang
2. Menanya pemilihan diksi, kata konkret,
a. Siswa bertanya jawab (dengan sesama dan gaya bahasa dalam puisi
siswa maupun guru) menyusun agar siswa mampu menulis
pertanyaan mengenai diksi puisi. puisi dengan baik. Tanya
b. Siswa bertanya jawab (dengan sesama jawab
siswa maupun guru) menyusun
pertanyaan mengenai kata konkret puisi.
c. Siswa bertanya jawab (dengan sesama
siswa maupun guru) menyusun
pertanyaan mengenai gaya bahasa puisi.
d. Siswa merumuskan pertanyaan
mengenai diksi, kata konkret, dan gaya
bahasa puisi yang dibaca.

3. Mengumpulkan Informasi
a. Siswa membaca buku referensi maupun
internet untuk memahami diksi, kata
konkret, dan gaya bahasa puisi.
b. Secara berpasangan siswa bertukar
pemahaman mengenai diksi, kata
konkret, dan gaya bahasa puisi.
c. Secara berpasangan siswa mencatat Inkuiri
diksi, kata konkret, dan gaya bahasa
puisi “DOA” (LK3).
d. Siswa bertukar informasi mengenai
diksi, kata konkret, dan gaya bahasa
dengan pasangan lain.

4. Mengasosiasi
a. Siswa secara berpasangan
mendiskusikan diksi, kata konkret, dan
gaya bahasa puisi “DOA” berdasarkan
berbagai informasi yang diperoleh.
b. Siswa merumuskan diksi, kata konkret, Diskusi
dan gaya bahasa dari puisi “DOA” yang
di baca.

5. Mengomunikasikan
a. Siswa membentuk kelompok baru Tanya
dengan cara empat pasang siswa Jawab
menjadi satu.
b. Masih-masing pasangan
mempresentasikan hasil kerja dalam
kelompok tersebut.
c. Siswa saling menanggapi hasil
presentasi.
Penutup: 10 menit Kegiatan penutup merupakan Tanya
1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran refleksi guru dan peserta didik Jawab
yang telah dipelajari dengan cara mencatat terhadap proses dan hasil
di buku catatan masing-masing. pembelajaran se-bagai upaya
pe-ningkatan mutu
2. Siswa saling memberikan umpan
berkelanjutan
balik/refleksi hasil pembelajaran yang telah
dicapai.
3. Siswa dan guru menyepakati tugas
memahami berbagai contoh puisi dirumah
berdasarkan unsur pembangun puisi yang
telah dipelajari.
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
menulis puisi yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya.

Pertemuan Ketiga (2 x 40 menit)


Indikator: Menentukan tema dan menulis puisi
Pendahuluan 5 menit Membangun Konsep Teknik
1. Siswa memberi salam kepada guru, berdoa,
dan mengondisikan diri siap belajar. Dialog pengalaman siswa
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan menulis puisi dan
dari guru berhubungan dengan pengalaman mengingatkan siswa tentang
pada pembelajaran sebelumnya. materi pembelajaran yang
3. Siswa menyimak informasi tentang sudah dipelajari pada
keterkaitan pembelajaran sebelumnya pertemuan sebelumnya, serta Tanya
dengan pembelajaran yang akan manfaat menulis puisi dalam Jawab
dilaksanakan kehidupan sehari-hari.
4. Siswa menyimak tujuan dan manfaat
pembelajaran.
5. Siswa menyimak rencana pembelajaran
yang akan dilakukan
Kegiatan Inti 75 menit Mengontruksi Terbimbing
1. Siswa dibimbing guru menentukan tema Kegiatan ini merupakan Inkuiri
puisi dengan menggunakan media gambar pengaplikasian pemahaman
(terdapat 4 macam gambar) tentang unsir pembangun puisi.
2. Siswa dibimbing guru menyusun sebuah Kegiatan ini semacam latihan
puisi sesuai tema yang sudah ditentukan, membuat puisi dengan
dengan memperhatikan unsur pembangun memperhatikan unsur
puisi. pembangun puisi.
3. Siswa membentuk kelompok 3-4 orang.
4. Tiap-tiap siswa membacakan puisi yang
dibuat di kelompok masing-masing secara
bergantian.
5. Siswa lain menanggapi puisi yang Diskusi
dibacakan.

Mengontruksi Mandiri Mengontruksi Mandiri


6. Secara individu siswa menentukan tema Kegiatan ini agar siswa
puisi yang akan dibuat (LK4) percaya diri menulis puisi
7. Siswa menulis puisi sesuai tema yang secara individu.
ditentukan dengan memperhatikan unsur
pembangun puisi .
8. Siswa mengumpulkan puisi yang sudah
ditulis kepada guru.
Penutup 5 menit Kegiatan penutup merupakan
1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran refleksi guru dan peserta didik
yang telah dipelajari. terhadap proses dan hasil
2. Siswa merefleksi penguasaan materi yang pembelajaran se-bagai upaya
telah dipelajari. pe-ningkatan mutu
3. Siswa bersama guru mengevaluasi berkelanjutan
pembelajaran yang telah berlangsung

K. Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan


1. Pertemuan Pertama
Teknik Penilaian : Tes
Instrumen Penilaian : Uraian
2. Pertemuan Kedua
Teknik Penilaian : Tes
Instrumen Penilaian : Lembar Observasi, Lembar Penelitian Diri, dan Uraian
3. Pertemuan Ketiga
Teknik Penilaian : Produk
Instrumen Penilaian : Uraian
Pembelajaran remidial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian
Remedial : Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan.
Pengayaan : Secara mandiri peserta didik belajar tentang teks puisi
(Penilaian lengkap terlampir)

Semarang, 8 Januari 2018


Mengetahui,
Kepala SMK Cut Nya’ Dien Semarang Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia

Nur Huda, S.Pd.I., M.Pd.I . Muhammad Rosyidi, S.Pd.


.

LAMPIRAN
PERTEMUAN PERTAMA
MATERI
UNSUR PEMBANGUN PUISI

a. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam
puisinya. Contoh: rasa sedih, bahagia, haru, marah.
Penggalan puisi Kenanngan dan Kesepian karya WS.Rendra
.....
Rumah Tua
Dan Pagar batu
Kenangan lama
Dan sepi yang syahdu
b. Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan dan sikap penyair terhadap
pembaca. Nada yang berhubungan dengan tema menunjukan sikap penyair terhadap
objek yang digarapny.
Nada adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap
sang penyair terhadap para penikmat karyanya, seperti : merenungkan, menertawai,
memaharahi, menyindir, menasihati, menggurui, menasehati, mengejek, dan lain-lain.

c. Rima
Rima berarti persamaan atau pengulangan bunyi. Contohnya:
Kusangka
Kusangka cempaka kembang setangkai
Rupanya melur telah diseri
Hatiku remuk mengenangkan ini
Wasangka dan was-was silih berganti
........................
Karya Amir Hamzah

d. Tipografi
Dalam puisi mutakhir banyak ditulis puisi yang mementingkan tata wajah, bahkan
penyair berusaha menciptakan puisi seperti gambar. Puisi semacam ini sering disebut
puisi konkret karena tata wajahnya membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu.

e. Pencitraan (Imaji)
Pencitraan adalah pengungkapan pengalaman sensoris penyair ke dalam kata dan
ungkapan sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih konkret. Ungkapan itu
menyebabkan pembaca seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu, atau turut
merasakan sesuatu.

a) Citraan Penglihatan
Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini
merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair. Citraan penglihatan mampu
memberi rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat
menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh citraan penglihatan dapat dilihat dari kutipan puisi berikut.
Perahu Kertas
Waktu masih kanak-kanak Kau membuat perahu kertas dan kau
layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.
Karya Sapardi Djoko Damono
Sumber: Perahu Kertas, 1991
b) Citraan Pendengaran
Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh
melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat dihasilkan dengan menyebutkan
atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang,
dendang, suara mengiang, berdentum-dentum, dan sayup-sayup.
Contoh citraan pendengaran dapat dilihat dari kutipan puisi berikut.
Penerbangan Terakhir
Maka menangislah ruh bayi itu keras-keras
Kedua tangan yang alit itu seperti kejang-kejang
Kakinya pun menerjang-nerjang
Suaranya melengking lalu menghiba-hiba
Karya Taufiq Ismail
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1 :Kitab Puisi 2002

c) Citraan Penciuman
Penciuman atau pembauan disebut juga citraan olfactory. Dengan membaca
atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu. Citraan atau
pengimajian melalui indra penciuman ini akan memperkuat kesan dan makna sebuah
puisi.
Perhatikan kutipan puisi berikut yang menggunakan citraan penciuman.
Pemandangan Senjakala
Senja yang basah meredakan hutan terbakar
-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda.

Karya W.S. Rendra


Sumber: Horison Sastra Indonesia 1:Kitab Puisi 2002
Citraan Perabaan
Citraan perabaan atau citraan tactual adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indra peraba
(kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan
diksi yang menyebabkan kita merasakan rasa nyeri, dingin, atau panas karena perubahan suhu
udara.
Berikut contoh citraan perabaan dalam puisi.
Blues untuk Bonie

sembari jari-jari galak di gitarnya
mencakar dan mencakar
menggaruki rasa gatal di sukmanya
Karya W.S. Rendra
Sumber: Horison Sastra
Indonesia 1 :Kitab Puisi 2002

a) Citraan Pencicipan atau Pencecapan


Citraan pencicipan disebut juga citraan gustatory, yakni citraan yang muncul dari
puisi sehingga kita seakan- akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin,
pahit, asam, manis, atau pedas.
Berikut contoh larik-larik puisi yang menimbulkan citraan pencicipan atau
pencecapan.
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya:
yang ada hanya sorga. Neraka
adalah rasa pahit di mulut
waktu bangun pagi
Karya Subagio Sastrowardojo
Sumber: Dokumentasi pribadi

b) Citraan Gerak
Citraan gerak adalah gerak tubuh atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat
gerakan tersebut. Munculnya citraan gerak membuat gambaran puisi menjadi lebih dinamis.

Berikut contoh citraan gerak dalam puisi.

Mimpi Pulang

Di sini aku berdiri, berteman angin
Daun-daun cokelat berguguran
Meninggalkan ranting pohon oak yang meranggas
Dingin mulai mengigit telingaku
Kuperpanjang langkah kakiku
Menyusuri trotoar yang seperti tak berujung
Di antara beton-beton tua yang tidak ramah mengawasiku
Gelap mulai merayap menyusul langkah kakiku
Ah, Gott sei dank! di sana masih ada burung-burung putih itu
Aku bagaikan pohon oak
Ditemani angin musim gugur yang masih tersisa

Karya Nuning Damayanti
Sumber: Bunga yang Terserak, 2003

a. Amanat
Amanat adalah apa yang hendak dinasihatkan kepada pembaca/ pesan yang ditangkap
pembaca setelah membaca puisi.
LEMBAR KERJA SISWA 1(LK 1)
Indikator: Menemukan rasa, nada, rima, dan tipografi, serta menelaah pencitraan dan
amanat puisi.

Kerjakan soal di bawah ini dengan jujur dan bertanggung jawab!


1. Jelaskan rasa, nada, rima, dan tipografi dengan menggunakan bahasamu senidiri!
Rasa:..............................................................................................................................

Nada:..........................................................................................................................

Rima..............................................................................................................................

Tipografi.........................................................................................................................

2. Jelaskan pencitraan dan amanat puisi dengan menggunakan bahasamu sendiri!


Pencitraan........................................................................................................................
Amanat.................................................................................................................

LEMBAR KERJA SISWA 2


(LK 2)
Indikator: Menemukan rasa, nada, rima, dan tipografi, serta menelaah pencitraan dan
/
amanat puisi.

Bacalah puisi berikut dengan saksama! Perhatikan setiap baris dan kata yang terdapat
dalam puisi!

Hujan Bulan Juni


Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak


Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu


Taka ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Sapardi Djoko Darmono


(hujan bulan juni, 1994)

1. Temukan rasa, nada, rima, dan tipografi puisi “Hujan Bulan Juni”!
Rasa ...........................................................................................................................
Nada ...........................................................................................................................
Rima ...........................................................................................................................
Tipografi ...........................................................................................................................

2. Telaahlah pencitraan dan amanat puisi “Hujan Bulan Juni”!

Pencitraan ......................................................................................................................
....................
Amanat ......................................................................................................................

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Soal:
1. Jelaskan rasa, nada, rima, dan tipografi dengan menggunakan kalimatmu senidiri!
Kemudian temukan rasa, nada, rima, dan tipografi puisi “Hujan Bulan Juni”!
2. Jelaskan pencitraan dan amanat puisi dengan menggunakan bahasamu sendiri! Kemudian
telaahlah pencitraan dan amanat puisi “Hujan Bulan Juni”!

1. Instrumen Penilaian

Nilai NILAI
NO NAMA
A B C
1
2
3

A : Nilai LK 1
B : Nilai LK 2
C : Nilai LK
Nilai =

2. Indikator Penilaian
A. Pengetahuan LK 1 dan 2

No Aspek yang Skor


dinilai 4 3 2 1
1 Menjelaskan Mampu Mampu Mampu Mampu
rasa, nada, menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
rima, dan rasa, nada, rasa, nada, rasa, nada, rasa, nada,
tipografi puisi rima, dan rima, dan rima, dan rima, dan
tipografi tipografi tipografi tipografi
dengan sangat dengan tepat. dengan kurang dengan tidak
tepat. tepat. tepat.
2 Menemukan Mampu Mampu Mampu Mampu
rasa pada menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
puisi yang rasa puisi rasa puisi rasa puisi rasa puisi
dibaca dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat

3 Menemukan Mampu Mampu Mampu Mampu


nada pada menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
puisi yang nada puisi nada puisi nada puisi nada puisi
dibaca dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat

4 Menemukan Mampu Mampu Mampu Mampu


rima pada menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
puisi yang rima puisi rima puisi rima puisi rima puisi
dibaca dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat

5 Menemukan Mampu Mampu Mampu Mampu


tipografi pada menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
puisi yang tipografi puisi tipografi puisi tipografi puisi tipografi puisi
dibaca dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat

Pertemuan Kedua
Materi
Unsur Pembangun Puisi

a. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Diksi puisi
dipilih berdasarkan suasana, perasaan, dan nada puisi. Jika yang diungkapkan adalah
perasaan duka, maka kata-kata yang dipiih adalah kata-kata yang menunjukan efek
kedukaan, jika nada protes dan menyindir maka kata-kata yang digunakan penyair adalah
kata-kata yang kasar dan sinis yang mendukung protesnya itu. Dalam hal yang bersifat
religius, diksi yang dipakai penyair tentulah berhubungan dengan hal atau peristiwa
religius. Kata azan, makrifat, dan shalawat berkonotasi ketaqwaan bagi umat islam.
Contoh:

Kita takut kepada momok karena kata


Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada Tuhan karena kata

Pilihan kata (diksi) dalam puisi “Kata” mempunyai efek sedih, berat, tragis, dan
keputusasaan. Hal itu dapat terlihat dari penggunaan kata: ruang kosong, momok,
terperangkap, bersembunyi, menenggelamkan, dan tanpa sisa. Dominasi bunyi konsonan
k, p, t, s, dan vokal o, u menciptakan efek suasana kacau, tidak teratur, tidak
menyenangkan, perasaan murung, sedih, gundah, dan kecewa.

b. Kata konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara konkret. Oleh karena itu, kata-kata
diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas, namun bagi pembaca kadang sulit
ditafsirkan maknanya.
Contoh:
Burung dara jantan yang nakal
Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemu jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang
Kaubuatkan
Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya

c. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan
jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum.
Berikut beberapa jenis gaya bahasa:
1. Gaya Bahasa Perbandingan
 Metafora, mengungkapkan makna yang tersirat dengan membandingkannya
dengan suatu perumpaan kiasan atau benda.
Contoh: Aku karya Chairil Anwar
“Aku ini binatang jalang dari kumpulan yang terbuang”
 Antitesis, mengungkapkan gagasan dengan menyatakan pasangan kata yang
berlawanan artinya.
Contoh: Kepada Kawan karya Chairil Anwar
Isi gelas sepenuhnya lantas kosong
 Personifikasi, mengungkapkan benda mati seolah-olah hidup selayaknya benda
bernyawa.
Contoh: penggalan Bangku-Bangku Taman karya Abdul Hadi VW
Bangku bangku taman di bawah pohon rimbun, minta kita
Marilah datang sepasang-sepasang

2. Gaya Bahasa Pertautan


 Paralelisme, merupakan majas yang mengulangi kata atau frase pada awal baris
atau bait.
Contoh: Cinta yang agung karya Kahlil Gibran

Adalah ketika kamu menitikkan air mata


Dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
Dan kamu masih menunggunya dengan setia
 Erotesis, majas dalam bentuk pertanyaan.
Contoh: Nyanyian Sukma – Kahlil Gibran
Siapa berani memecah sunyi dan lantang menuturkan bisikan sanubari yang
hanya terungkap oleh hati? Insan mana yang berani melagukan kidung suci
Tuhan?

3. Gaya Bahasa Pertentangan


 Antiklimaks, Menyajikan kata-kata mulai dari yang kompleks ke yang paling
sederhana
Contoh:
Pengggalan puisi Senja di Pelabuhan Kecil Buat Sri Ayati karya Chairil Anwar
“ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali”.

 Klimaks, mengandung urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat


kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya.
Contoh: penggalan puisi Demonstrasi karya Slamet Sukirnato
Wajah-wajh terbakar mentari
Semangatnya terbakar mentari
Tak ada tempat berteduh di sini
Suara resah lebih meninggi
Klimaks pada kutipan teks di atas terletak pada kata-kata wajah-wajah
(tekanan awal yang penting), semangat (tekanan kedua yang lebih penting), dan
suara (tekanan ketiga yang sangat penting).
 Hiperbola, menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan dari kenyataan yang
sebenarnya untuk menonjolkan gagasan yang dimaksudkan.
Contoh: Penggalan puisi Kepada Peminta-minta karya Chairil Anwar
Jangan lagi kamu bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga

4. Gaya Bahasa Perulangan


 Tautologi, mengulangi suatu kata dalam kalimat yang telah diterangkan.
Contoh: penggalan puisi Chairil Anwar – AKU
“Kalau sampai waktuku, ku mau tak seorang ‘kan merayu, tak juga kau.”

 Simploke, merupakan pengulangan kata atau frasa di awal dan diakhir kalimat
atau baris.
Contoh: Arti Hidup karya M.Rukmana

Bukan tentang bagaimana memulai, namun tentang bagaimana mengakhiri


Bukan tentang bagaimana hasilnya, namun tentang bagaimana prosesnya
Bukan tentang bagaimana kematian, namun tentang bagaimana kehidupan
Bukan tentang banyaknya memiliki, namun tentang banyaknya memberi
Dunia adalah setitik cerca dari semesta yang penuh sengketa dan sementara

LEMBAR KERJA SISWA 3


(LK 3)
Indikator: Merinci diksi puisi, merinci kata konkret, dan menemukan gaya bahasa
puisi

Bacalah puisi berikut dengan saksama! Perhatikan setiap baris dan kata yang terdapat
dalam puisi!

DOA
Kepada Pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
sipintuMu aku mengetuk
aku tak bisa berpaling

Chairil Anwar

1. Sebutkan diksi yang menggambarkan perasaan puisi “Doa” karya Chairil Anwar!

..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
2. Sebutkan kata-kata konkret yang terdapat pada puisi “Doa”!

..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
3. Menurut anda, apa amanat puisi dari puisi “Doa”?

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUA

Indikator: Memerinci diksi puisi, Menemukan gaya bahasa puisi, Menelaah amanat puisi.
Soal:
1. Sebutkan diksi yang menggambarkan perasaan puisi “Doa” karya Chairil Anwar!
2. Sebutkan kata-kata konkret yang terdapat pada puisi “Doa”!
3. Menurut anda, apa amanat puisi dari puisi “Doa”?
No IPK Skor
4 3 2 1
1 Menjelaskan Mampu Mampu Mampu Mampu diksi,
diksi, menjelaskan menjelaskan menjelaskan kata, dan gaya
katakonkret, diksi, kata, dan diksi, kata, dan diksi, kata, dan bahasa dengan
dan gaya gaya bahasa gaya bahasa gaya bahasa tidak tepat.
bahasa puisi dengan sangat dengan tepat. dengan kurang
tepat. tepat.
2 Merinci diksi Mampu Mampu Mampu Mampu
puisi yang menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
dibaca diksi puisi yang diksi puisi yang diksi puisi yang diksi puisi yang
digunakan digunakan digunakan digunakan
dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat
3 Merinci kata Mampu Mampu Mampu Mampu
konkret puisi menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
yang dibaca kata konkret kata konkret kata konkret kata konkret
puisi yang puisi yang puisi yang puisi yang
digunakan digunakan digunakan digunakan
dengan sangat dengan tepat dengan kurang dengan tidak
tepat tepat tepat
4 Menemukan Mampu Mampu Mampu Mampu
gaya bahasa menyebutkan menyebutkan menyebutkan menyebutkan
pada puisi gaya bahasa gaya bahasa gaya bahasa gaya bahasa
yang dibaca puisi dengan puisi dengan puisi dengan puisi dengan
sangat tepat tepat kurang tepat tidak tepat

PERTEMUAN KETIGA
MATERI
MENULIS PUISI

Langkah-langkah menulis puisi


1. Tentukan tema
Untuk mendapatkan tema, anda bisa memancingnya dengan menggunakan
pertanyaan, keadaan di sekitar anda, perasaan anda, maupun berbagai hal yang anda
amati.
2. Menentukan kata kunci
Kata kunci ini di ambil dari tema yang anda tentukan.
Misalnya kata banjir, dapat dikembangkan menjadi menerjang, menghanyutkan,
hancur, musnah, keluarga hilang, dan sebagainya.
3. Gunakan gaya bahasa
Majas yang biasa di gunakan adalah majas perbandingan dan pertetentangan.
4. Kembangkan puisi seindah mungkin
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah diatas menjadi puisi
yang indah. Susun kata, larik, menjadi bait. Kembangkan menjadi puisi yang utuh dan
bermakna

Pertemuan ketiga
LEMBAR KERJA SISWA 4
(LK 4)
Indikator: Menentukan tema puisi yang akan ditulis
Menulis puisi sesuai tema yang sudah ditentukan dengan memperhatikan
unsur pembangun puisi.

Buatlah sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi!

TEMA ........................................
DIKSI .............................
MAJAS ........................................

LEMBAR KERJA SISWA 5


(LK 5)
Indikator: Menentukan tema puisi yang akan ditulis
Menulis puisi sesuai tema yang sudah ditentukan dengan memperhatikan
unsur pembangun puisi.

Buatlah sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi!

PENILAIAN KETERAMPILAN
Indikator: Menentukan tema puisi yang akan ditulis
Menulis puisi sesuai tema yang sudah ditentukan dengan memperhatikan unsur
pembangun puisi.
Perintah:
Buatlah sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi!
1. Instrumen Penilaian Keterampilan

Nilai Tiap Aspek


NO Nama Nilai
A B C D E F G H I
1
2
3
A : Kepaduan makna antara baris dan bait
B : Kesesuaian tema dengan isi
C : Rima
D : Pencitraan
E : Tipografi
F : Diksi Nilai Akhir= (A+B+C+D+E+F+G+H+I)
G : Kata Konkret
H : Gaya Bahasa
I : Amana

2. Indikator Penilaian Keterampilan


Aspek Keterangan Skor
Kepaduan  Sangat Baik. Gagasan tiap bait jelas, susunan baris teratur, ada 15
makna antara kepaduan makna dalam tiap baris dan bait puisi.
baris dan bait  Baik. gagasan tiap bait jelas, susunan baris kurang teratur, ada 10
kepaduan makna dalam tiap baris dan bait puisi.
 Cukup. gagasan tiap bait kurang jelas, susunan baris kurang
teratur, kurang ada kepaduan makna dalam tiap baris dan bait 5
puisi.
 Kurang Baik. gagasan tiap bait kurang jelas, susunan baris 1
kurang teratur, tidak ada kepaduan makna dalam tiap baris dan
bait puisi.
SKOR MAKSIMAL 15
Kesesuaian  Sangat Baik: Isi sangat sesuai dengan tema yang ditentukan. 15
tema dengan  Baik. Isi sesuai dengan tema yang ditentukan. 10
isi  Cukup Baik. Isi kurang relevan dengan tema yang ditentukan. 5
 Kurang Baik. Isi tidak relevan dengan tema yang ditentukan. 1
SKOR MAKSIMAL 15
Rima  Sangat Baik. Memunculkan rima yang menarik dalam puisi, 10
mendukung makna puisi.
 Baik. Memunculkan rima yang menarik dalam puisi, kurang 8
mendukung makna puisi
 Cukup Baik. Memunculkan rima dalam puisi, namun kurang 5
menarik. Rima kurang mendukung makna puisi.
 Kurang Baik. Rima puisi tidak menarik. Tidak mendukung
makna puisi. 1
SKOR MAKSIMAL 10
Pencitraan  Sangat Baik. Penggunaan 3 variasi imaji, tepat,sangat 10
memunculkan imaji dan daya khayal.
 Baik. Penggunaan 2 variasi imaji, tepat, sangat memunculkan
imaji dan daya khayal. 8
 Cukup Baik. Penggunaan 1 variasi imaji, tepat, sangat
memunculkan imaji dan daya khayal. 5
 Kurang Baik. Tidak menggunakan kata-kata yang
memunculkan umaji dan daya khayal.
1
SKOR MAKSIMAL 10
Tipografi  Sangat Baik. Tipografi yang diugunakan unik dan mendukung 5
isi puisi
 Baik. Tipografi yang digunakan unik, namun kurang 3
mendukung isi puisi.
 Cukup Baik. Tipografi yang digunakan kurang unik dan kurang 2
mendukung isi puisi
 Kurang Baik. Tipografi yang digunakan mengganggu 1
penafsiran isi puisi
SKOR MAKSIMAL 5
Diksi  Sangat Baik. Pemilihan kata tepat, tidak bersifat keseharian, 20
menggunakan kata puitis
 Baik. Pemilihan kata tepat, tidak bersifat keseharian, kurang 15
menggunkan kata puitis
 Cukup Baik. Pemilihan kata tepat, bersifat keseharian, kurang 10
menggunkan kata puitis
 Kurang Baik. Pemilihan kata tepat, bersifat keseharian, tidak 5
tidak menggunakan kata puitis.
SKOR MAKSIMAL 20
Gaya Bahasa  Sangat Baik. Penggunaan minimal 3 variasi gaya bahasa, tepat, 15
sangat mengekspresikan pikiran yang diungkapkan.
 Baik. Penggunaan minimal 2 variasi gaya bahasa, tepat, sangat 10
mengekspresikan pikiran yang diungkapkan.
 Cukup Baik. Penggunaan minimal 1 variasi gaya bahasa, tepat, 5
sangat mengekspresikan pikiran yang diungkapkan.
 Kurang Baik. Tidak menggunakan gaya bahasa 1
SKOR MAKSIMAL 15
Amanat  Sangat Baik. Adanya penyampaian amanat, jelas, dapat 10
dimengerti.
 Baik. Adanya penyampaian amanat, kurang jelas, kurang dapat 8
dimengerti.
 Cukup Baik. Adanya penyampaian amanat, tidak jelas, tidak 5
dapat dimengerti.
 Kurang Baik. Tidak ada penyampaian amanat 1
SKOR MAKSIMAL 10
Jumlah skor total 100

MEDIA GAMBAR
Gambar 1. Senja Gambar 2. Kupu-kupu/ hewan

Gambar 3. Ibu

Gambar 4. Ayah

Anda mungkin juga menyukai