Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 1/2
Materi Pokok : Analisis Suasana, tema dan makna  Puisi (Antologi Puisi)
Alokasi waktu :  6 x 45 Menit

A.     Kompetensi Inti (KI)

KI-1 dan KI-2;Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi permasalahan,
sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai
dengan agama yang dianutnya.

KI3:     Kompetensi Pengetahuan, yaitu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KI4:     Kompetensi Keterampilan, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD)  Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.16  Mengidentifikasi suasana, tema, dan 3.16.1  Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat dalam
makna beberapa puisi yang terkandung  dalam sebuah antologi puisi.
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.
3.16.2  Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah
antologi puisi;
3.16.3  Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah
antologi puisi.

4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau 4.16.1 Membacakan satu puisi dari antologi puisi dengan
memusikalisasikan) satu puisi dari antologi memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
puisi atau kumpulan puisi 4.16.2 Memusikalisasikan  satu puisi dari antologi puisi dengan
dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)

C.     Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran diskoveri, peserta didik dapat
mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung  dalam antologi puisi yang
dibaca dengan rasa ingin tahu dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan percaya
diri.

Pertemuan 2: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan diskusi dan penugasan, peserta
didik  terampil mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi atau
kumpulan puisi dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo) dengan
rasa ingin tahu dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap mandiri dan percaya diri.

D.     Materi Pembelajaran      

         Fakta          : Teks puisi

         Konsep      : Komponen penting dalam puisi dan mendemonstrasikan puisi

         Prinsip       : Suasana puisi, tema puisi, dan makna puisi

 Membaca puisi dan memusikalisasikan puisi

E.     Pendekatan, model, dan Metode Pembelajaran

Pendekatan      : saintifik

Model              : discovery (pertemuan 1)

                          penugasan (pertemuan 2)

Metode            : penugasan, tanya jawab, diskusi

F.      Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

         Media/Alat                         : Teks puisi, Laptop, LCD, gambar, dan alat-alat musik

         Sumber Belajar      :

o   Buku paket bahasa Indonesia kelas X  halaman 243-256

o   Internet

o   Buku-buku antologi puisi

o   Kumpulan lagu-lagu

G.    Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama (2 x 45 menit)


Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu
1.      Pendahuluan 1.      Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tu- 10 menit
han dan saling mendoakan.
2.      Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan Pendidik
dengan pertanyaan : “ Pernahkah Anda membaca
puisi?”;  “Apa judul puisi yang sudah pernah Anda baca?”;
“Apa isi puisi tersebut?” ; dan “Apa yang kamu rasakan pada
saat membaca puisi?”;
3.      Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan
yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan
dipelajari dalam teks puisi.
4.      Pembentukan kelompok belajar.

2.      Inti DISCOVERY 70 menit


1. Stimulation (pemberian rangsangan)
      Peserta didik membaca teks puisi yang disediakan oleh guru yaitu
teks puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra (hal. 245-247buku
Siswa)

2. Problem Statement (identifikasi masalah)


Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk
berdiskusi dan mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam
teks puisi, yaitu
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

3. Data collection (Pengumpulan Data)


Peserta didik berdiskusi kelompok untuk mengumpulkan
data/informasi sebanyak mungkin dari teks puisi tentang:
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Peserta didik mendiskusikan data yang didapat dari
teks puisi berupa:
      Menentukan Isi puisi
      Menentukan tema puisi
      Menentukan makna puisi
      Menentukan amanat puisi
      Menentukan suasana puisi

5. Verification (Pemeriksaan data)
Dua kelompok dengan secara bergantian mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan
hasil kerjanya;  kelompok lain memberikan tanggapan meliputi
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

6. Generalisation (penarikan kesimpulan)


Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik menyimpulkan
      Isi puisi
      Tema puisi
      Makna puisi
      Amanat puisi
      Suasana puisi

3.      Penutup Kegiatan Pendidik  bersama peserta didik yaitu: 10 menit


      Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dikuasai.
      Meringkas hasil pembelajaran hari itu.

Kegiatan guru yaitu:


      Menyampaikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik  untuk
pertemuan kedua.
      Menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan kedua ( 2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu


1.      Pendahuluan 1.      Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhandan 10 menit
saling mendoakan
2.      Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan
yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan
dipelajari dalam pembacaan.
3.      Siswa mengamati vidio pembacaan puisi.
4.      Siswa bertanya jawab tentang teknik pembacaan puisi yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran

2.      Inti 1.      Setiap siswa memilih salah satu puisi yang terdapat dalam antologi 70 menit
puisi
2.      Siswa memberikan tanda-tanda pada puisi yang akan dibacakan
3.      Siswa berlatih membacakan puisi bersama teman sebangkudengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
4.      Teman sebangku memberikan masukan-masukan atau komentar
terhadap pembacaan puisi yang dilakukan oleh teman (dilakukan
secara bergantian)
5.      Siswa membacakan puisi di depan kelas dan guru memberikan
penilaian
3.      Penutup 1.      Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi pembacaan 10 menit
puisi
2.      Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama pembelajaran
berlangsung

Pertemuan ketiga ( 2 x 45 menit)

Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi waktu


1.      Pendahuluan 1.      Peserta didik merespon salam dan mensyukuri anugerah Tuhandan 10 menit
saling mendoakan
2.      Peserta didik menerima informasi tentang materi dan tujuan yang
akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari
dalam musikalisasi puisi.
3.      Siswa mengamati vidio musikalisasi puisi
4.      Siswa bertanya jawab tentang pemusikalisasian puisi yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
       Inti 1.      Siswa membentuk kelompok (setiap kelompok beranggotakan 70 menit
maksimal 8 orang)
2.      Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menentukan puisi
yang akan dimusikalisasikan
3.      Siswa berdiskusi tentang alat musik yang digunakan untuk kegiatan
musikalisasi puisi (sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih
oleh kelompok)
4.      Siswa berlatih memusikalisasikan puisi yang telah ditentukan
bersama kelompoknya
5.      Siswa menampilkan musikalisasi puisi bersama kelompok

      Penutup 1.      Siswa menyimpulkan pembelajaran tentang demonstrasi pembacaan 10 menit


puisi
2.      Siswa mengungkapkan sesuatu yang dirasakan selama pembelajaran
berlangsung

H.    Teknik Penilaian

1.       Kompetensi keagamaan dan sosial

a.          Teknik penilaian                         : observasi/ pengamatan

b.         Bentuk                            : catatan hasil observasi

c.          Instrumen                                   : jurnal (terlampir)

2.       Kompetensi Pengetahuan:

a.          Teknik penilaian              : tes
b.         Bentuk Penilaian              : tes lisan (kuis) dan penugasan individu dan kelompok.

c.          Instrumen penilaian          : kuis (daftar soal) dan lembar kerja. (terlampir)

3.       Kompetensi keterampilan                   

a.       Teknik penilaian              : penugasan

b.      Bentuk                             : tugas tertulis

c.       Instrumen penilaian          : lembar kerja dan penilaian pembacaan puisi

4.       Remedial

a.       Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas

b.      Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan
diakhiri dengan tes.

c.       Tugas remedial, dilakukan sebanyak 2 kali  yaitu dengan cara menugaskan kepada peserta didik untuk membenahi
tugas yang telah dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

5.       Pengayaan

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

a.       Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.

b.      Siswa yang mencapai nilai  diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.

Mengetahui ……..,  …………..
Kepala …………. Guru Mata Pelajaran

………….. ……………………

Lampiran:

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP


an pendidikan                     : ...................

jaran                       : 2017/2018

ester                        : X / 2

aran                         : Bahasa Indonesia– Wajib

KEJADIAN/ BUTIR POS/


NO WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Rubrik Penilaian Tes Lisan (Kuis)

Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama Peserta didik/kelompok                       : …………………………………………………

Kelas                                                   : …………………………………………………

Tanggal Penilaian                               : ............................................................................

1.      Pernahkah Anda membaca puisi?

2.      Apa judul puisi yang sudah pernah Anda baca?


3.      Apa isi puisi tersebut?

4.      Apa yang kamu rasakan pada saat membaca puisi?

No soal Deskripsi Skor


1,2,3,4 Menjawab dengan benar dan sempurna. 1
Menjawab hampir benar. 0.75
Menjawab hanya sebagian kecil yang benar. 0.5

Catatan: Nilai hasil tes lisan ini digunakan sebagai nilai bonus.

Tugas Kelompok

Satuan Pendidikan : SMA  Negeri Pakusari


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang
terkandung  dalam antologi puisi yang   diperdengarkan atau
dibaca.
Indikator : 3.16.1 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat dalam
sebuah antologi puisi.
3.16.2 Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi
puisi;
3.16.3 Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi
puisi.
Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi

Instrumen:

Petunjuk pengerjaan: Simaklah pembacaan puisi  “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra dengan saksama,


kemudian jawablah pertanyaan dengan tepat secara berkelompok!

Sajak Anak Muda


W. S. Rendra

Kita adalah angkatan gagap

yang diperanakkan oleh angkatan takabur.

Kita kurang pendidikan resmi


di dalam hal keadilan,

karena tidak diajarkan berpolitik,

dan tidak diajar dasar ilmu hukum

Kita melihat kabur pribadi orang,

karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.

Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,

karena tidak diajar filsafat atau logika.

Apakah kita tidak dimaksud

untuk mengerti itu semua ?

Apakah kita hanya dipersiapkan

untuk menjadi alat saja ?

inilah gambaran rata-rata

pemuda tamatan SLA,

pemuda menjelang dewasa.

Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.

Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,

dan bukan ilmu latihan menguraikan.

Dasar keadilan di dalam pergaulan,

serta pengetahuan akan kelakuan manusia,

sebagai kelompok atau sebagai pribadi,

tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.

Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.

Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,


tidak bisa kita hubung-hubungkan.

Kita marah pada diri sendiri

Kita sebal terhadap masa depan.

Lalu akhirnya,

menikmati masa bodoh dan santai.

Di dalam kegagapan,

kita hanya bisa membeli dan memakai

tanpa bisa mencipta.

Kita tidak bisa memimpin,

tetapi hanya bisa berkuasa,

persis seperti bapak-bapak kita.

Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.

Di sana anak-anak memang disiapkan

Untuk menjadi alat dari industri.

Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.

Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?

Kita hanya menjadi alat birokrasi !

Dan birokrasi menjadi berlebihan

tanpa kegunaan -

menjadi benalu di dahan.

Gelap. Pandanganku gelap.

Pendidikan tidak memberi pencerahan.

Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan


Gelap. Keluh kesahku gelap.

Orang yang hidup di dalam pengangguran.

Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?

Karena tidak bisa kita tafsirkan,

lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.

Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ?

Apakah ini ? Apakah ini ?

Ah, di dalam kemabukan,

wajah berdarah

akan terlihat sebagai bulan.

Mengapa harus kita terima hidup begini ?

Seseorang berhak diberi ijazah dokter,

dianggap sebagai orang terpelajar,

tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.

Dan bila ada ada tirani merajalela,

ia diam tidak bicara,

kerjanya cuma menyuntik saja.

Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum

dianggap sebagi bendera-bendera upacara,

sementara hukum dikhianati berulang kali.

Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi

dianggap bunga plastik,

sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.


Kita berada di dalam pusaran tatawarna

yang ajaib dan tidak terbaca.

Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.

Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.

Dan bila luput,

kita memukul dan mencakar

ke arah udara

Kita adalah angkatan gagap.

Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.

Daya hidup telah diganti oleh nafsu.

Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.

Kita adalah angkatan yang berbahaya.

Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1.      Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

2.      Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

3.      Tentukan tema puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra!

4.      Tafsirkan makna puisi “Sajak Anak Muda” karya WS. Rendra

Jawaban

Analisis puisi “Sajak Anak Muda”


Karya WS. Rendra
No Aspek Analisis Bukti Skor
1 Suasana 1-30
2 Tema 1-30

3 Makna 1-40

Jumlah Skor maksimal 100

Tugas Individu

Satuan Pendidikan : SMA  Negeri Pakusari


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang
terkandung  dalam antologi puisi yang   diperdengarkan atau
dibaca.
Indikator : 3.16.1 Menentukan suasana dalam puisi yang terdapat dalam
sebuah antologi puisi.
3.16.2 Menentukan tema puisi yang terdapat dalam sebuah antologi
puisi;
3.16.3 Menentuan makna puisi yang terdapat dalam sebuah antologi
puisi.
Materi : Isi puisi, tema puisi, makna puisi, amanat puisi, dan suasana puisi

Instrumen:

Petunjuk pengerjaan: Bacalah pembacaan puisi  “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak
dikenal karya Aming Aminoedin dengan saksama, kemudian jawablah pertanyaan dengan tepat!
Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu
* pahlawan tak dikenal Karya Aming Aminoedin

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel Yamato tengah kota

kibar bendera merah-putih-biru itu

menggemuruhkan gelegak antipati pada hati

tanpa henti tanpa kompromi

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel Yamato tengah kota

ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau

telah robek kain biru pada bendera itu

ribuan orang bersorak, gemuruh

“Merdeka negeriku!

Merdeka Indonesiaku”

ribuan orang bergerak sepanjang jalan

berteriak menuju hotel yamato tengah kota

sorak gemuruh mereka itu kian riuh

“Ini negaraku, negara tercinta

Satu Republik, Indonesia Raya!”

hai bangsa pemabuk,

pemilik bendera merah-putih-biru

jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing


akan menuding mengusirmu!

jika tak juga enyah, kutawarkan semangat

dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami

berdarah-darah, tapi kau harus

berserah. kau harus menyerah!

telah kau robek kain biru pada bendera itu

tinggal merah-putihnya, kian terasa indah

di mata, mata kita semua!

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!

Jayalah Indonesiaku!

Mojokerto, 15/8/2011

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1.      Identifikasikan  hal-hal  yang terdapat dalam puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak
dikenal karya Aming Aminoedin!

2.      Tentukan suasana, tema, dan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak
dikenalkarya Aming Aminoedin!

3.      Tentukan tema puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming
Aminoedin!

4.      Tafsirkan makna puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal karya Aming
Aminoedin!

Jawaban

Analisis puisi “Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu” *pahlawan tak dikenal
karya Aming Aminoedin
No Aspek Analisis Bukti Skor
1 Suasana 1-30
2 Tema 1-30

3 Makna 1-40

Jumlah Skor maksimal 100

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : ……………


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia - Wajib
Kelas : X
Kompetensi dasar : 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu
puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi
dengan  memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan
dinamik dan tekanan tempo)
Indikator : 4.16.1 Membacakan satu puisi dari antologi puisi dengan memerhatikan
vokal, ekspresi, dan intonasi.
4.16.2 Memusikalisasikan  satu puisi dari antologi puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi.
Materi : Membacakan dan memusikalisasikan puisi

Tugas individu

         Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !

         Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan puisi! (ritme, intonasi,
nada)
         Berlatihlah membaca puisi secara nyaring sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda berikan pada puisi yang telah
dipilih! (vokal dan ekspresi)

         Demonstrasikan pembacaan puisi yang telah dilatih!

Format penilaian

No Aspek Penilaian Skor


1 Penghayatan 1-10
2 Penampilan 1-10
3 Intonasi 1-10
4 Ritme 1-15
5 Pelafalan 1-15
6 Vokal 1-15
7 Ekspresi 1-20
Jumlah Skor maksimal 100

Tugas kelompok

         Bentuklah kelompok! (Setiap kelompok beranggotakan maksimal 8 orang)

         Pilihlah salah satu puisi yang ada dalam buku antologi puisi !

         Berikan tanda-tanda pada puisi yang telah pilih agar memudahkan dalam proses pembacaan puisi!

         Tentukan alat-alat musik yang sesuai dengan karakter puisi yang telah dipilih!

         Berlatihlah memusikalisasikan  puisi  sesuai dengan tanda-tanda yang telah Anda berikan pada puisi yang telah
dipilih! (vokal dan ekspresi)

         Demonstrasikan musikalisasi puisi yang telah dilatih!

Format penilaian

No Aspek Penilaian Skor


1 Penghayatan 1-10
2 Penampilan 1-10
3 Intonasi 1-10
4 Ritme 1-10
5 Pelafalan 1-10
6 Vokal 1-10
7 Ekspresi 1-10
8 Kreativitas 1-15
9 Kekompakan 1-15
Jumlah Skor maksimal 100

RPP DAN MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2017/2018


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X (SMA/SMK)

1.       TEKS NEGOSIASI

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-20172018-kelas-xi-semester-2-mapel.html  

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-bahasa-indonesia-kelas-xi-semester.html  

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-negosiasi-kelas-x-kd-310-410.html

2.       TEKS DEBAT

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-debat-kelas-xi-semester-2.html

 KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-debat-kelas-x-semester-2-dan.html

3.       TEKS BIOGRAFI

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-biografi-kelas-x-semester-2.html

4.       TEKS PUISI

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-kelas-xi-semester-2-teks-puisi-kd.html

KLIK https://zuhriindonesia.blogspot.co.id/2017/12/rpp-teks-puisi-kelas-x-semester-2-kd.html

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN

PUISI

Kompetensi Dasar

Pengetahuan Keterampilan
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau
makna beberapa puisi yang terkandung memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi
dalam antologi puisi yang atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal,
diperdengarkan atau dibaca ekpresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan
tempo)
4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur
3.17  Menganalisis unsur pembangun puisi pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji,
struktur, perwajahan)

A.    Contoh Teks (Fakta)

Berikut ini contoh puisi.

TITIP RINDU BUAT AYAH

Karya Ebiet G. Ade

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa


Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia

Ayah, dalam hening sepi kurindu


untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini


Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
B. Pengertian Teks (Konsep)

Teks di atas disebut sebuah puisi. Disebut puisi karena disajikan dalam bahasa yang
indah dan maknanya tidak sebenarnya dan mendalam. Selain itu, teks di atas memiliki rangkaian
kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Oleh karena itu, yang dimaksud
dengan puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media
penyampaian untuk membuahkan bayangan dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang
menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. 

Mendemonstrasikan puisi

a.         Membacakan Puisi

Puisi tidak hanya dinikmati dengan membaca sendirian tapi bisa juga
dibacakan.Membacakan puisi adalah menyampaikan karya puisi dengan bahasa lisan. Istilahnya 
sama dengan deklamasi. Seorang pembaca puisi yang hebat mampu menjiwai puisi yang
dibacakan dengan baik. Oleh karena itu, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut
serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya. Hal itu akan tercapai ketika
pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memerhatikan ekspresi,
intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.

i.      Vokal

Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan
pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikanpuisi sangat dibutuhkan. Bunyi
vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula
dengan bunyi-bunyi konsonan.

ii. Ekspresi

Ekspresi ialah pengungkapan atau usaha menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan
maksud, gagasan, dan perasaan). Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada tapi
haruslah sesuai dengan kebutuhan dalam menampilkan gagasan puisi secara tepat.

iii. Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)

Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata.
Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap
penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).

TITIP RINDU BUAT AYAH


Karya Ebiet G. Ade

Di matamu/ masih tersimpan/ selaksa peristiwa// 


Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu// 
Kau nampak tua dan lelah, keringat /mengucur deras// 
namun kau/ tetap tabah// hm...
Meski nafasmu /kadang tersengal/
memikul beban/yang makin sarat// 
kau tetap/ bertahan//

Engkau/ telah mengerti /hitam dan merah/ jalan ini// 


Keriput/ tulang pipimu/ gambaran perjuangan// 
Bahumu/ yang dulu kekar, legam/ terbakar matahari//
kini/kurus dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

Ayah, dalam hening/ sepi /kurindu//


untuk/ menuai padi/ milik kita//
Tapi kerinduan/ tinggal/ hanya kerinduan//
Anakmu sekarang/ banyak menanggung beban//

Engkau/ telah mengerti/ hitam dan merah/ jalan ini//


Keriput tulang pipimu/ gambaran perjuangan// 
Bahumu/ yang dulu kekar, legam terbakar/ matahari//
kini kurus/ dan terbungkuk// hm...
Namun/ semangat/ tak pernah pudar//
meski/ langkahmu/ kadang gemetar//
kau/ tetap setia//

b.    Memusikalisasikan puisi

Puisi juga dapat dinyanyikan dengan iringan musik. Itulah yang disebut dengan musikalisasi
puisi. Contohnya puisi “Titip Rindu buat Ayah” bisa dinyanyikan dan menjadi lagu popular.
Dengan demikian, memusikalisasikan puisi adalah menyanyikan puisi dengan diiringi musik,
dapat berupa  iringan musik yang lengkap maupun iringan salah satu jenis alat
musik.Musikalisasi puisi juga bisa merupakan pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan
antara keduanya.

C.  Ciri-ciri Teks (Prinsip)

1.      Fungsi

             Setelah membaca puisi “Titip Rindu buat Ayah”, kita merasa senang dengan keindahan
bahasa yang digunakannya. Misalnya:  // Di matamu masih tersimpan selaksa
peristiwa // Benturan dan hempasan terpahat di keningmu//.  Dengan demikian, ternyata puisi
dapat berfungsi menghibur pembacanya.

             Selain itu, puisi mampu membuat pembaca merenung dan memperbaiki


prilakunya.  Puisi “Titip Rindu buat Ayah”, mampu membuat pembaca merenungi perubahan
fisik ayah yang semakin tua karena berjuang keras membesarkan anaknya. Pembaca menjadi
makin sayang terhadap ayah apalagi kalau mengingat keriputnya kening, kulit, dan bungkuknya
punggung karena perjuangannya membesarkan anak. Perenungan dan pencerahan jiwa itu
merupakan fungsi puisi. 

2.      Struktur

            Jika diperhatikan dan dicermati kembali puisi-puisi yang telah dibaca, di dalamnya
terdapat struktur yang membangunnya. Contoh dalam puisi “Titip Rindu buat Ayah” terdapat
struktur/bagian  yang membangunnya, yaitu :

a.       Terdapat baris-baris yang mana baris ini tidak sama dengan baris yang biasa dikenal dalam teks
lain. Dalam puisi, baris ini disebut larik. Contoh puisi di atas terdiri dari 25 larik.

b.      Terdapat kumpulan larik yang memiliki kesatuan makna yang disebut bait. Dalam contoh puisi
di atas terdapat empat kumpulan larik. Dengan demikian, puisi tersebut memiliki empat bait.

c.       Larik-larik puisi dari awal sampai akhir tampak membentuk tipe gambar tertentu. Contoh puisi
di atas membentuk segi empat yang bisa dilihat dan dicermati. Itulah tipografi puisi yang bisa
memberi makna tambahan dan bentuknya bisa didapati pada jenis puisi konkret. Tipografi
bentuknya bermacam-macam antara lain berbentuk grafis, kaligrafi, kerucut dan sebagainya.
              

3.      Kebahasaan

Ciri khas kebahasaan puisi yang membedakannya dengan jenis teks lain yaitu:

a.       Menggunakan majas metafora

     Puisi mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung sehingga penyair menggunakan majas
metafora untuk menggambarkan maksudnya tersebut. Salah satunya adalah majas
metafora. Metafora merupakan bahasa figuratif yangmemperbandingkan suatu hal dengan hal
lainya yang pada dasarnya tidak serupa. Contoh : Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini

b.      Menggunakan majas hiperbola

contohnya: hiperbola digunakan untuk menyatakan begitu beratnya beban yang harus dipikul
oleh ayah yang dilukiskan dengan /memikul beban yang makin sarat/.

c.       Menggunakan kata konkret

dalam puisi, biasanya pengarang menggunakan kata konkret untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau
suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Dalam contoh puisi di atas terdapat dalam larik
/Benturan dan hempasan/ terpahat di keningmu//  

D.  Prosedur Pembelajaran (sesuai KD)

1.      Mengidentifikasi Suasana, Tema, dan Makna Puisi

Sebelum mengidentifikasi komponen penting dalam puisi terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menentukan komponen penting puisi, yaitu :

a.       suasana dalam puisi yang dibacakan;


langkah-langkah yang dilakukan agar mampu menentukann suasana dalam puisi yang dibacakan
yaitu mencermati puisi dengan saksama. Ketika mencermati tersebut, perhatikan juga pilihan
kata (diksi) dalam puisi yang dibaca untuk mengetahui isi puisi.  Diantara kata-kata atau larik-
larik yang membangun puisi itu ada yang menyentuh perasaan maka  larik-larik yang membuat
perasaan tersentuh itu dicatat. Kemudian timbullah perasaan setelah mendengarkan puisi
tersebut.Perasaan itu bisa berupa perasaan sedih, marah, bangga, dan sebagainya. Dengan begitu,
suasana sudah dapat ditentukan.

b.      Tema dalam puisi,

Dalam menentukan tema puisi, terdapat prosedur yang bisa dilakukan yaitu dengan merunut
kata-kata yang berulang. Kata-kata yang berulang itu merupakan inti puisi. Akhirnya  inti puisi
yang merupakan tema dapat disimpulkan dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung
tema.

c.       Makna dalam puisi,

Ketika hendak menentukan makna puisi, langkah-langkah berikut ini akan membantu yaitu
pertama kali carilah larik-larik yang mendukung makna. Kemudian maknai masing-masing larik
tersebut. Berdasarkan makna larik-larik tersebut dapat disimpulkan makna puisi secara utuh. 

2.  Cara Membacakan Puisi

Selain mengidentifikasi komponen puisi, terkadang perlu membaca puisi untuk lebih
memahami puisi. Agar penjiwaan, ekspresif, dan volume suara tepat dan mengena saat
pembacaan puisi, langkah awal yang harus dan mutlak dilakukan adalah membaca dan
memahami isi puisi. Pemahaman terhadap isi puisi ini tidak hanya untuk mendapatkan tafsir
makna terhadap puisi yang akan dibacakan melainkan juga untuk menentukan bagaimana lafal,
nada, tekanan serta intonasi diucapkan saat pembacaan puisi. 

Memusikalisasikan Puisi

Sebelum memusikalisasikan atau menyanyikan puisi dengan diiringi musik, lakukanlah


langkah-langkah sebagai berikut :

a. pahamilah  suasana, tema, dan makna puisi tersebut

Pemahaman ini didapatkan setelah mengidentifikasi komponen puisi yaitu suasana, tema dan
makna puisi.
b. Setelah memahami komponen puisi, buatlah aransemen sederhana berdasarkan suasana,
tema, dan makna puisi tersebut.
c. Kemudian berlatihlah menyanyikan puisi tersebut dengan iringan aransemen yang telah
dibuat.
2.      Menganalisis unsur pembangun puisi

Untuk menganalisis unsur pembangun puisi, ada beberapa langkah yang harus dilakukan:

a.       Memahami makna judul

Pertama kali yang dibaca dalam puisi adalah judul. Judul merupakan identitas atau cap
sebuah puisi. Biasanya judul sudah memberikan gambaran isi sebuah puisi secara garis besar.
Mursal Esten mengibaratkan judul sebagai sebuah lubang kunci untuk menengok makna
keseluruhan puisi itu. Bahkan melalui judul tersebut dapat terbuka makna yang ada dalam sebuah
puisi. Untuk memahami makna sebuah judul, harus dicari dulu makna lugasnya. Usahakan 
memahami makna kata, frase, atau kalimat demi kalimat. Untuk mencari makna judul sebuah
puisi, sebaiknya menggunakan makna baku terlebih dahulu seperti yang ada dalam kamus.
Setelah itu baru mencari makna tambahannya.

c. Memahami Makna Kata Kunci


Dalam setiap puisi terdapat beberapa kata yang menentukan makna puisi itu. Kata-kata
seperti itu dinamakan kata kunci. Kata kunci adalah kata yang sering diulang penyair dalam
puisinya, misalnya kata yang menunjukan waktu dan tempat, kata-kata asing, atau kata-kata yang
sengaja diberi perhatian khusus oleh penyair dengan memberi garis bawah, mencetak miring, dan
sebagainya.

Makna kata dalam sebuah puisi meliputi makna lugas atau makna leksikal, makna citraan
atau makna imaji, dan makna lambang. Jadi untuk memahami puisi, ketiga makna tersebut harus
diungkapkan.

i.       Makna Lugas

Makna lugas adalah sebuah kata, frase, atau kalimat yang maknanya sesuai dengan makna
leksikal atau makna yang terdapat dalam kamus. Beberapa kata  mungkin perlu dicari maknanya
di dalam kamus agar makna kata tersebut bisa dipahami dengan baik.

ii.      Makna Citraan atau Makna Imaji

Dalam memilih sebuah kata, seorang penyair tidak hanya bermaksud menyampaikan makna
lugas saja. Lebih dari itu, penyair membentuk citraan atau imaji tertentu pada pikiran
pembacanya. Makna yang ditimbulkan itu disebut makna citraan atau makna imajis.
iii.       Makna Lambang

Penyair seringkali memberi beban pada kata tertentu melebihi makna yang biasa dikandung
makna kata tersebut. Dalam puisi, sebuah kata dapat saja merupakan lambang dari sesuatu  di
samping memiliki makna yang biasa. Beban tambahan itu disebut makna lambang sebuah kata.
Pembaca harus berupaya untuk menyingkapkan makna lambang sebuah kata dalam puisi dengan
beberapa kemungkinan yang ada.

d.  Mengusut Rujukan Kata Ganti


Penyair sering menggunaka kata ganti, kata penyapa, atau nama seseorang dalam puisinya.
Penggunaan kata-kata tersebut sering secara tiba-tiba, tanpa diberi tahu siapa yang dirujuk
dengan kata-kata tersebut. Pembaca puisi harus berusaha mengusut rujukan yang dimaksud
penyair dengan kata-kata itu.

e. Mempelajari Konteks Penciptaan

Kadang-kadang untuk memahami puisi tidak cukup hanya dengan membaca apa yang
tersurat dalam puisi, tetapi juga perlu mempelajari hal-hal yang berada di luar puisi tersebut. Hal-
hal tersebut misalnya penyair, riwayat hidup penyair, pandangan hidup penyair, latar belakang
penciptaan, situasi ketika puisi itu diciptakan, dan sebagainya. Semua itu disebut dengan konteks
penciptaan.

f.   Merumuskan Makna Utuh


Makna utuh sebuah puisi adalah makna keseluruhan dari puisi itu, baik makna tersurat,
tersirat, maupun yang berkaitan dengankonteks penciptaannya. Untuk merumuskan makna utuh
dalam sebuah puisi, diperlukan makna lugas, citraan, lambang, dan konteks penciptaan puisi itu.
Setelah itu baru menentukan sikap terhadap makna utuh atau pengalaman penyair. Dengan
memahami sebuah puisi berarti kita telah mencoba memahami perasaan, pikiran, dan gagasan
orang lain (penyair) yang dituangkan secara khas. Tanpa disadari, pengalaman dan wawasan
bertambah. Dengan bertambahnya pengalaman dan wawasan itu terasa ada kepuasan batin
karena telah dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain.
4.      Menulis puisi

            Selain menikmati puisi karya orang lain, terkadang kita juga ingin mengungkapkan
perasaan dalam bentuk puisi. Selain itu, peristiwa yang terjadi di sekitar kita mungkin begitu
mengesankan sehingga menarik kita untuk menuliskannya dalam puisi. Menulis puisi yang baik
harus memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan.
Dengan demikian terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan

a. Menentukan tema
Sebelum menulis puisi, pertama kali harus ditentukan temanya. Dalam hal ini, pilihlah
sesuatu yang membuat kita terinspirasi. Tema merupakan suatu gagasan yang dituangkan dalam
sebuah bentuk puisi. Misalkan puisi bertemakan tentang cinta, ketuhanan, kemanusiaan,
keindahan alam, dan sebagainya.

b. Menggambarkan Suasana Puisi


Setelah itu, perlu digambarkan suasana puisi yang akan dibangun dalam puisi yang
dibuat. Suasana puisi maksudnya adalah gambaran perasaan penyair dalam puisi. Jika suasana
bahagia bahasa yang digunakan romantis, lembut, dan indah. Begitu juga sebaliknya jika suasana
yang dirasakan sedang sedih, bimbang, penggunaan bahasa dalam membuat puisi menggunakan
bahasa yang sinis dan keras.

c. Mendaftar kata-kata yang sesuai


Setelah menggambarkan suasana, perlu mendaftar atau menggunakan kata-kata yang
diwarnai dengan ungkapan-ungkapan yang bermakna. Misalnya ungkapan rasa sayang terhadap
ayah.  Ayah, luasnya bumi tak seluas sayangku padamu.
d.                  Memilih diksi
Setelah mendaftarkan kata yang sesuai, perlu dilakukan pemilihan kata atau diksi.
Pilihlah kata-kata yang memberikan nilai rasa tertentu. Selain itu, perhatikan juga makna lugas,
makna citraan, dan makna lambanga setiap kata yang akan dituliskan dalam puisi.

e.                   Menulis Puisi

Setelah keempat langkah diatas telah dilakukan, maka barulah membuat sebuah puisi.
Yang dimulai dari inspirasi yang telah didapat.

Anda mungkin juga menyukai